• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

Pengertian komunikasi secara epistemologi menurut Wilbur Schramm berasal dari bahasa latin “communicatio” (pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan, persatuan, peran serta atau kerjasama). Asal katanya adalah “communis” yang berarti “common” (bersifat umum, sama atau bersama-sama). Sedangkan kata kerjanya adalah

“comunicare” yang berarti berdialog, berunding, dan bermusyawarah. Jadi

komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan

yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.1

Definisi komunikasi dari para ahli pun sangat beragam. Beberapa pengertian komunikasi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

Menurut Joseph A. Devito, komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh

tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.2

(2)

Sedangkan menurut Bernard Berelson dan Barry A. Stainer, komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain.

Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan

komunikasi.3

Dari begitu banayak definisi komunikasi yang harus diperhatikan dalam kegiatan komunikasi adalah, yaitu bahwa komunikasi harus dipandang sebagai sebuah proses, menyangkut aspek manusia dan bukan manusia, dan aspek informasi atau keternagan, yaitu segala sesuatu yang mempunyai arti dan

kegunaan.4

Dalam garis besarnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak dapat memahaminya.

2.1.2 Bentuk Komunikasi

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya pengertian serta kedua belah pihak yang saling memahaminya. Dimana dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sama halnya dengan

3Onong uchjana Effendy. Hubungan Masyarakat: Suatu Hubungan Komunikologis. Bandung: PT. remaja

Rsdakarya. 2006. Hal 48

(3)

bernafas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan dengan sesama

individu. Adapun bentuk-bentuk komunikasi yaitu:5

1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication), yaitu komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sendiri atau kita tidak sadari. Contohnya: berpikir, merenung, dan sebagainya. Komunikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu, hanya saja caranya seringkali tidak kita sadari. Keberhasilan kita berkomunikasi dengan orang lain. Bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication), yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi oranglain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.

3. Komunikasi Kelompok (Group Communication), yaitu sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama

(4)

lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

4. Komunikasi Publik (Public Communication), yaitu komunikasi antara seseorang dengan sejumlah besar orang atau khalayak yang tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini disebut pidato, ceramah, kuliah (umum), tabligh akbar yang sering disampaikan pendakwah, komunikasi publik ini biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit, karena menurut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.

5. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication), biasa terjadi dalam suatu organisasi. Bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi antarpribadi dan komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak.

(5)

2.2 Komunikasi Antarpribadi

2.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Menurut Rogers dalam Depari (1988) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (1981) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka

antara dua orang atau lebih.6

Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu kepada perubahan dan tindakan yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sementara makna merupakan sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.

Dalam hal ini pesan, penyampaiannya tidak hanya ditentukan oleh pesan verbal atau yang diucapkan tetapi diikuti dengan pesan non verbal (gerak gerik,

6 Dasrun Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Orang Tua Karir dan Anak

(6)

intonasi, dan lainnya), pesan non verbal lebih ditekankan pada gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi wajah, kedekatan jarak, dan sentuhan atau dapat juga dikatakan pesan yang disampaikan tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan karena pesan non verbal mendukung pesan verbal. Hal ini berarti pesan yang disampaikan tidak cukup dilihat dari pesan verbal saja tetapi akan terlihat kebenarannya dari pesan non verbal pada saat komunikasi berlangsung.

Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi mengemukakan sifat-sifat komunikasi antarpribadi yang terangkum dalam pendapat Readon,

Porter dan Samovar sebagai berikut:7

1. Komunikasi antarpribadi selalu menampakkan perilaku verbal maupun non verbal. Hal ini merupakan penegasan dari ciri komunikasi antarpribadi memberikan kemungkinan yang luas dalam penggunaan media komunikasi verbal ataupun non verbal.

2. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku spontan, scripted dan contrived. Perilaku spontan adalah tindakan seketika yang

merupakan luapan emosi atas adanya rangsangan baik dari dalam maupun dari luar dirinya tanpa dipikirkan atau direncanakan terlebih dahulu. Perilaku scriptedadalah perilaku yang terjadi karena kebiasaan apakah itu dalam bentuk verbal maupun non verbal.

(7)

Perilaku contrived adalah perilaku yang didasari pertimbangan rasional.

3. Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang hidup. Di sana

diartikan bahwa komunikasi antarpribadi tidak bersifat statis tetapi selalu memberikan cakrawala baru bagi mereka yang terlibat dalam komunikasi tersebut.

4. Komunikasi antarpribadi selalu mempunyai interaksi yang

memberikan umpan balik dan mempunyai koherensi. Interaksi antara komunikator dengan komunikan menunjukkan adanya keterlibatan dan keterpengaruhan antara keduanya. Dengan adanya interaksi yang baik antara komunikator dengan komunikan selalu akan terjadi umpan balik bergantian antara keduanya. Umpan balikyang dinamis inilah yang selalu merupakan bahan untukmenjadikan peserta komunikasi belumlah cukup karena komunikasi antarpribadi juga melibatkan beberapa tingkat interaksi antara peserta komunikasi. Umpan balik sulit terjadi bila tidak ada interaksi atau aktifitas tindakan yang menyertainya. Hasil komunikasi antarpribadi lainnya adalah koherensi yang berarti adanya benang merah yang menjalin pesan-pesan sebelumnya dengan baru saja diungkapkan. Koherensi mencegah kesalahpahaman antara anggota komunikasi antarpribadi yang terlibat.

(8)

5. Komunikasi antarpribadi biasanya berpegang pada tata aturan yang

bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik dimaksudkan adalah suatu standar dari perilaku yang dikembangkan oleh seseorang sebagai pedoman bagaimana mereka melaksanakan komunikasi. Sedangkan ekstrinsik adalah standar atau tata aturan yang timbul karena adanya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki atau malah dihentikan.

6. Komunikasi antarpribadi mendorong suatu tindakan-tindakan yang

dilakukan merupakan buah hasil dari komunikasi antarpribadi.

7. Sifat persuasif mempunyai salah satu sifat komunikasi antarpribadi.

Hal ini nampak pada kecenderungan yang ada pada komunikasi antarpribadi dalam mempengaruhi antara komunikator dan komunikan.

2.2.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Tujuan komunikasi antarpribadi sebagaimana tujuan komunikasi umumnya, untuk mendapatkan atau berbagai informasi, saling membidik dan mengajarkan, saling menghibur, saling menjelaskan dan mempengaruhi.

Para ahli komunikasi umumnya berpendapat bahwa “tujuan utama komunikasi ialah mempengaruhi, dengan mempengaruhi maka diharapkan dengan komunikasi antarpribadi terjadi perubahan sikap, dan diikuti oleh suatu tindakan

(9)

tertentu yang mewujudkan sikap itu”.8 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi, adapun tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut:

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain

Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah melalui komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain. Kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada kenyataanya, persepsi-persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi antar pribadi.

2. Mengetahui dunia luar

Komunikasi antar pribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita miliki dengan interaksi antar pribadi.

3. Menciptakan dan memelihara Hubungan yang Harmonis

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, hingga dalam kehidupan sehari-hari orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Dengan demikian banyak waktu yang digunakan dalam komunikasi antar pribadi

(10)

bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.

4. Mempengaruhi Sikap dan Tingkah laku

Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan perilaku orang lain. Keinginan memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan baru, membaca buku, berfikir dalam cara tertentu, dan sebagainya. Singkatnya banyak yang kita gunakan untuk mempersuasikan orang lain melalui komunikasi antar pribadi.

5. Mencari Kesenangan atau Sekedar Menghabiskan Waktu

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Pembicaraan-pembicaraan lain yang hampir ama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan. Seringkali hal tersebut tidak dianggap penting, tapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena memberi suasan lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.

6. Memberikan Bantuan (Konseling)

Kita sering memberikan berbagai nasehat dan saran pada teman-teman yang sedang menghadapi masalah atau suatu persoalan dan berusaha untuk

(11)

menyelesaikannya. Hal ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses

komunikasi antar pribadi adalah membantu orang lain.9

2.2.3 Faktor-Faktor Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi sangat efektif dalam merubah sikap dan perilaku komunikan. “Keefektifan kita dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan atau mempengaruhi orang lain

sesuai kehendak kita”.10

DeVito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menurut sudut pandang humanistik ada lima faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi, yaitu:

1. Keterbukaan (Openess): Kualitas keterbukaan mengacu pada

sedikitnya tiga (3) aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua, kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran.

2. Empati (Emphaty): Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang

9 Widjaja, H. A. W. Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000. Hal 12. 10 Supratiknya. Komunikasi antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. 1995. Hal 24.

(12)

dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang itu, melalui kacamata orang lain itu.

3. Sikap Mendukung (Supportiveness): hubungan antarpribadi yang

efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung.

4. Sikap Positif (Positiveness): Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

5. Kesetaraan (Equality): Dalam setiap situasi barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari keidaksetaraan ini, komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk

disumbangkan.11

(13)

2.2.4 Fungsi Komunikasi Antarpribadi

Fungsi komunikasi terdiri atas: 1. Fungsi Sosial

Komunikasi Antarpribadi secara otomatis mempunyai fungsi sosial karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orang-orangnya berinteraksionisme satu sama lain. Dalam keadaan demikian maka fungsi sosial komunikasi antarpribadi mengandung aspek-aspek:

a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan psikologis.

Para psikolog memandang bahwa setiap orang secara alamiah merupakan makhluk sosial. Karena itu maka setiap orang memerlukan suatu pengisian kebutuhannya baik itu kebutuhan biologis dan juga psikologis. Tanpa mengadakan interaksionisme sosial maka seseorang gagal dalam hidupnya. Kebutuhan biologis dan psikologis manusia harus seimbang. Melalui komunikasi antarpribadi setiap manusia berusaha mencari dan melengkapi kebutuhannya.

b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.

Setiap orang terikat dalam suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya seperti ia wajib secara sosial berhubungan dengan orang lain. Norma dan nilai telah mengatur kewajiban-kewajiban tertentu

(14)

secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu keharusan yang tak dapat dielakkan.

c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik. Dalam setiap perkenalan pertama dengan orang lain setiap orang berusaha menutup diri beberapa waktu dan mencari peluang kesempatan berkenalan. Barangkali pada saat pertama bentuk tindakan sosial yang terjadi hanyalah berinteraksionisme biasa. Kemudian meningkat dalam suatu relasi sosial dan meningkat menjadi pertukaran kepentingan dua pihak sebagai wujud saling memerlukan.

d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri sendiri.

Dengan komunikasi kita mampu menilai melihat mutu komunikasi orang lain dan kemudian mengubah diri sendiri, meningkatkan lalu berdampak pada usaha merawat kesehatan jiwa. Ternyata bahwa hanya melalui komunikasi antarpribadi setiap orang akan mendapatkan penilaian dari orang lain.

e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.

Pertentangan antarmanusia, terutama antarpribadi merupakan kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Konflik tidak dapat ditolak karena ia datang tidak direncanakan yang mungkin hanya karena kesalahan kecil. Melalui komunikasi antarpribadi konflik dapat dihindari karena telah

(15)

terjadi pertukaran pesan dan kesamaan makna tentang sesuatu makna tertentu.

2. Fungsi pengambilan keputusan.

Manusia dikaruniai otak akal sebagai sarana berpikir, karenanya manusia mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan. Banyak dari keputusan yang diambil manusia dilakukan dengan berkomunikasi karena mendengar pendapat, saran, pengalaman, gagasan, pikiran, maupun perasaan orang lain. Pengambilan keputusan meliputi penggunaan informasi dan pengaruh yang kuat orang lain. Ada dua aspek dari fungsi pengambilan keputusan yaitu:

a. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi.

Informasi merupakan kunci utama dalam pengambilan keputusan yang efektif. Banyak kegiatan komunikasi antarpribadi dilakukan karena bertujuan untuk mendapatkan informasi. Jika informasi itu benar dan dapat dibagi lalu diterima karena kesamaan makna maka akan menguntungkan pengambilan keputusan.

(16)

Aspek mempengaruhi untuk memaksa orang lain mengubah sikap dan mengambil suatu tindakan tertentu merupakan suatu tujuan utama

komunikasi yaitu mempengaruhi.12

2.3 Komunikasi Keluarga dan Pendidikan anak 2.3.1 Komunikasi Keluarga

Kalvin dan Brommel memberikan makna komunikasi (komunikasi keluarga) sebagai suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan

mengungkapkan pengertian dalam keluarga.13 Komunikasi dalam keluarga lebih

banyak komunikasi antarpribadi. Relasi antarpribadi dalam setiap keluarga menunjukkan sifat-sifat yang kompleks. Komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau kelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik. Setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi.

Tujuan komunikasi dalam interaksi keluarga ditinjau dari kepentingan orang tua adalah untuk memberikan informasi, nasihat, mendidik dan menyenangkan anak-anak. Anak berkomunikasi dengan orang tua adalah untuk mendapatkan saran, nasihat, masukan atau dalam memberikan respon dari pertanyaan orang tua. Komunikasi antar anggota keluarga dilakukan untuk terjadinya keharmonisan dalam keluarga. Suasana harmonis dan lancarnya

12 Liliweri. Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi Bandung: PT. Aditya Bakti. 1994. Hal 27. 13 Arwani. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. 2003. hal 4

(17)

komunikasi dalam keluarga antar anggota keluarga bisa tercapai apabila setiap anggota keluarga menyadari dan menjalankan tugas dan kewajiban

masing-masing sambil menikmati haknya sebagai anggota keluarga.14

2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga

Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.

Dalam keluarga, ketika dua orang berkomunikasi, sebetulnya mereka berada dalam perbedaan untuk mencapai kesamaan pengertian dengan cara mengungkapkan dunia sendiri yang khas, megungkapkan dirinya yang tidak sama dengan siapapun. Sekalipun yang berkomunikasi ibu adalah antara suami dan istri antar ayah dan anak dan antara ibu dan anak, dan diantara anak dan anak,hanya

sebagian kecil mereka itu sama-sam tahu, dan sama pandangan.15

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti yang akan diuraikan berikut ini:

1) Citra diri dan citra orang lain

Citra diri atau merasa diri, maksudnya sama saja. Ketika orang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, dua mempunyai citra diri dia merasa dirinya sebagai apa dan bagaimana. Setiap orang mempunyai gambaran -gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya, kelebihan dan kekurangannya.

14 Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis: anak. Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. 2001. Hal 208 15 Syaiful Bahri Djamarah. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Bineka Cipta.

(18)

Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia bicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempegaruhi cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran tentang khas bagi dirinya. Jika seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak tahu apa-apa, harus diatur, maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap melengkapi . perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dan cara komunikasi.

2) Suasana psikologis

Suasana psikologis diakui memperngaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung marah, merasa kecewa, merasa iri hati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.

3) Lingkungan Fisik

Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana dirumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus di taati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.

(19)

Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.

5) Etika Bahasa

Dalam komunikasi verbal orang tua anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.

6) Perbedaaan usia

Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia

masing-masing yang harus dipahami.16

2.3.3 Hambatan Komunikasi dalam Keluarga

Hambatan komunikasi dalam keluarga merupakan salah satu faktor yang dianggap memberi pengaruh besar terhadap terbentuknya penelantaran anak. Anak-anak telantar memang memiliki kesempatan sangat terbatas untuk

(20)

berkomunikasi, khususnya dengan orang tua mereka. Bahkan ada sejumlah kasus penelantaran anak yang menunjukkan bahwa orang tua mereka hampir tidak pernah berkomunikasi dengan anak. Orang tua hanya melakukan komunikasi

dengan anak seperlunya saja.17

Kadang-kadang kesibukan orang tua dan banyaknya masalah yang dihadapi, perhatian terhadap anak jadi berkurang. Kalau setiap saat mau menceritakan sesuatu tidak diperhatian atau dibantah, akibatnya anak tidak mau lagi bercerita. Lama kelamaan akan timbul gangguan pada anak. Ia akan menutup

diri terhadap orang tuanya, sehingga komunikasi antara orang tua. dan anak ini

biasanya akan menyebabkan anak bertingkah laku agresif dan sukar mangadakan kontak dengan orang tuanya apalagi komunikasi yang melalui sebuah perantara media. Penggunaan media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan, yang dalam bahasa inggris disebut noise. Gangguan adalah “segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan. Gangguan komunikasi itu meliputi :

 Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah di tempat

menerima pesan, bau menyengat, udara panas, dan lain-lain.

 Faktor-faktor pribadi, antara lain, prasangka, lamunan, perasaan tidak

cakap.18

17 Singgih D. Gunarsa. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan, dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta:

SDG. 2004. Hal 121

Referensi

Dokumen terkait

Penghematan biaya tunai yang diperoleh (biaya diferensial tunai) dengan adanya penggantian aktiva tetap tersebut dikurangi atau ditambah dengan dampak pajakpenghasilan

Lelang Pekerjaan Scrapping Filling dan Overlay (SFO) Cabang Belmera, dengan ini kami sampaikan Pemberitahuan / Pengumuman Peringkat Teknis sebagai berikut :. NO

skripsi.. Partisipasi masyarakat, pengelolaan sampah, harga sampah, mekanisme pelaksanaan. 2)Pengelolaa n sampah botol plastik untuk dijadikan kerajinan tangan masih

Selama peneliti melakukan penelitian ternyata ketiga aspek yang diukur mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi yaitu kemampuan guru dalam merencanakan

1) Bertempat tinggal tetap di wilayah kerja Puskesmas Miroto Kota Semarang dari tahun 2013 sampai pada saat penelitian. 2) Tidak pernah memperbaiki/merenovasi

Untuk mengetahui perbedaan besar hasil belajar siswa pada pembelajaran pencerminan bangun datar yang diajar dengan metode ekspositori dan yang diajar dengan menggunakan

Masyarakat dalam Pengelolaa n Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang) Ni Komang Ayu Artining- sih, Sudharto Prawata Hadi,

Berdasarkan persentase dari masing ± masing tingkat pendidikan, tingkat kepercayaan yang tinggi paling banyak dimiliki oleh pasien dengan pendidikan terakhir perguruan