• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATAKN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATAKN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

325

MENINGKATAKN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA

DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

THINK PAIR SHARE

Halijah

SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu, kab. Asahan

Abstract: The purpose of this study is to improve the ability of Indonesian language by applying the model of think pair share learning. Subjects in this study were the students of class VI SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu district Air Batu academic year 2015/2016. The results obtained that the results of the learning process after research improve the ability of Indonesian language by applying the model of learning Think Pair Share on the first cycle reached an average score of 76.5 after motivated conducted research through the cycle II reflection and recommendation average value reached 82.5. Completeness of learning outcomes in the first cycle reached 74.5% after cycle I and cycle II, reflection and learning mastery recommendations in cycle II reached 85.17%. It can be concluded that applying the think pair share learning model can improve Indonesian language ability of grade VI students of SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu district Air Batu academic year 2015/2016.

Keywords: think pair share, ability to speak Indonesian

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengen menerapkan model pembelajaran think pair share. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu kec. Air Batu TP. 2015/2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil proses belajar setelah penelitian meningkatkan kemam-puan berbahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada siklus I mencapai nilai rata-rata 76,5 setelah termotivasi dilakukan penelitian melalui siklus II refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 82,5. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I mencapai 74,5% setelah siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 85,17%. Dapat disimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu kec. Air Batu TP. 2015/2016.

(2)

326 Salah satu fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam berkomunikasi. Agar komunikasi seorang siswa lancar, maka keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilatihkan kepada siswa. Semakin sering berlatih, siswa akan semakin

lancar dan semakin baik

komunikasinya. Oleh sebab itu, siswa harus meningkatkan keempat keteram-pilan berbahasa tersebut melalui pembelajaran bahasa.

Pembelajaran bahasa di sekolah dimaksudkan untuk mening-katkan kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Salah satu aspek yang sangat mendukung untuk meningkat-kan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa yang baik dan benar tersebut adalah dengan menguasai banyak kosa kata. Semakin banyak kata yang dikuasai siswa semakin lancar dan baik pula komunikasi dan bahasa yang digunakan. Kosa kata merupakan bagian penting yang tak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Dengan pemahaman kata yang sama, guru dan siswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan lancar dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun, jika pemahaman siswa terhadap kata kurang, maka yang terjadi justru sebaliknya proses belajar mengajar akan terhambat dan materi pelajaran tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Penguasaan dan pemahaman kosa kata dalam pembelajaran bahasa

mutlak harus ditingkatkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan siswa dapat mengembangkan

kemampuan dan keterampilan

berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis).

Pemahaman dan penguasaan kosa kata merupakan dasar dan awal mula dari segala aktivitas berbahasa. Jika kosa kata yang dikuasai siswa kurang, maka keempat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa pun tidak akan tercapai dengan tuntas dan sempurna. Suatu tujuan tidak akan dapat tercapai jika tidak dimulai dari

dasar. Dengan memahami dan

menguasai banyak kata siswa akan lancar memulai untuk belajar empat keterampilan berbahasa. Pada saat menggunakan keterampilan membaca dan menyimak siswa belajar untuk memahami dan mempelajari kata dan saat menggunakan keterampilan berbicara dan menulis siswa belajar untuk menggunakan kata. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak ada satu pun yang terlepas dari penggunaan kata. Untuk menguasai semua keterampilan berbahasa harus diawali dari penguasaan dan pemahaman kata. Penguasaan dan pemahaman kata merupakan cikal bakal bahasa yang harus dikuasa untuk dapat menguasai empat keterampilan berbahasa.

Berdasarkan pengalaman dan pemahaman terhadap kemampuan Siswa Kelas V SDN 010047 Sei Alim Ulu ditemukan bahwa siswa selalu bertanya tentang kata yang belum dipahami. Mereka merasa kesulitan dalam memahami isi bacaan dan saat menyimak penjelasan guru. Mereka juga mengalami kesulitan mengguna-kan kata-kata yang tepat ketika berbicara dan menulis. Dari hasil

(3)

327 wawancara dan angket siswa dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor terbesar dan utama yang menyebabkan kesulitan-kesulitan tersebut adalah kemampuan siswa dalam memahami kata kurang. Penguasaan kosa kata siswa sangat minim. Hal ini dapat menyebabkan siswa sulit untuk menguasai empat keterampilan ber-bahasa yang menjadi faktor penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Ada beberapa faktor penyebab

siswa kurang menguasai dan

memahami kata. Pertama, lingkungan siswa yang sama yaitu mayoritas siswa tinggal di pondok pesantren sehingga wawasan mereka menjadi sempit. Kedua, siswa kurang menyadari bahwa menguasai dan memahami kosa kata yang banyak akan memperlancar komunikasi mereka. Faktor-faktor ini sangat menghambat tercapainya hasil pembe-lajaran yang maksimal dan hasilnya pun tak sesuai harapan. Faktor penyebab kegagalan pembelajaran selama ini adalah pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Kurang tepat berarti pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan keadaan siswa dan selera siswa. Strategi pembelajaran yang dipilih guru dan diterapkan di dalam kelas kurang tepat dan kurang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan psikologis siswa.

METODE

Penelitian dilakukan di SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu. Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VI SD Negeri 010047 Sei Alim Ulu kec. Air Batu TP. 2015/2016.

Pada tahapan ini peneliti melakukan kegiatan dalam upaya perbaikan praktek melalui pemahaman yang lebih baik dan pelaksanaan tindakan yang lebih kritis. Dengan dibekali lembar pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi, waktu pelaksanaan, pendekatan, metode, tindakan yang dilakukan peneliti serta tingkah laku siswa dan kelemahan dan kelebihan yang ditemukan. Selama tahap pelaksanaan peneliti bersama kolaborator melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan. Adapun fokus pengamatan dilakukan pada beberapa kegiatan berikut:

a. Mengamati kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran. Pada tahap ini kolaborator bersama peneliti mengamati kegiatan siswa dan memberikan catatan-catatan khusus pada lembar observasi. b. Mengamati semua peristiwa

dalam proses belajar siswa. Kolaborator bersama peneliti mengamati dan mencatat semua peristiwa dalam pembelajaran. Baik aktivitas siswa maupun aktivitas guru.

c. Mengamati kegiatan guru dalam pembelajaran selama menerapkan rencana pembelajaran. Yang diamati adalah ketrampilan guru dalam meningkatkan motivasi siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan oleh kola-borator.

(4)

328 HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Hasil penilain kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat diketahui dari hasil penilaian pada lembar penilaian.

Tabel 1. Kinerja Guru Siklus I Aspek Kinerja Kinerja Skor

Orientasi 5

Mengorganisasi Kelas 5

Membimbing Siswa 12

Menyajikan Materi 6

Mengevaluasi 4

Hasil observasi pada siklus I ini menjadi acuan perbaikan pada siklus berikutnya. Tahap refleksi yang di lakukan mengacu pada siklus I dimana tujuan yang di harapkan belum tercapai. Segala kelemahan-kelemahan dan kekurangan, baik dari sisi guru dan siswa harus di perbaiki dan di tingkatkan.

Berdasarkan ulangan harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa telah ada peningkatan hasil belajar dari pada pertemuan sebelum dilaksanakan penelitian walaupun kenaikan belum signifikan.

Tabel 2. Evaluasi Siklus I

Hasil Belajar Nilai

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 85

Nilai Rata-Rata 76,5

Ketuntasan Belajar 74,5%

Walau pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa penyempurnaan masih perlu dilakukan antara lain:

1. Tata tertib belajar perlu diting-katkan seperti perlu adanya

pelaksanaan pembatasan waktu, ketelitian siswa, dan kelengkapan jawaban.

2. Pada saat pembahasan soal guru sebaiknya menuliskan soal yang akan diisi oleh siswa secara berurutan dipapan tulis kemudian menunjuk siswa untuk mengisi. 3. Pada saat pemberian tugas tempat

duduk siswa sebaiknya berjauhan dengan siswa yang lain agar tidak saling meniru jawaban.

Dari hasil penilaian pada aktivitas belajar siswa pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 74,5% dalam mengikuti pembelajaran meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Dengan demikian penelitian pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnnya telah dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II ini. Siklus II ini dipersiapkan dan direncanakan lebih matang karena siklus ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif daripada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini dengan melihat refleksi siklus I sehingga diharapkan siklus II berjalan dengan lebih baik. Pelaksanaan siklus II masih merupakan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming dengan segala perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I.

(5)

329 Tabel 3. Kinerja Guru Siklus II

Aspek Kinerja Kinerja Skor

Orientasi 6

Mengorganisasi Kelas 8

Membimbing Siswa 14

Menyajikan Materi 6

Mengevaluasi 8

Tabel 4. Evaluasi Siklus II

Hasil Belajar Nilai

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 90

Nilai Rata-Rata 82,5

Ketuntasan Belajar 85,17%

Dari hasil penilaian pada aktivitas belajar siswa pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 85,17% dalam mengikuti pembela-jaran meningkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia dengan

menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Dengan demikian penelitian pada siklus II sudah

memenuhi indikator keberhasilan, sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan

dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil proses belajar setelah

penelitian meningkatkan kemam-puan berbahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share pada siklus I mencapai nilai rata-rata 76,5 setelah termotivasi dilakukan penelitian melalui siklus II refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 82,5.

2. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I mencapai 74,5% setelah siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 85,17%.

DAFTAR PUSTAKA

Fred N. K. 2006. Asas-asas Penelitian

Behavioral, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Harras, K., Priyanti, E.T. & Harsiati, T. 2007. Membaca 1. Jakarta: Universitas Terbuka

Iskandarwassid & Sunendar, D.. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya Kasuriyanta, Budinuryatna & Imam,

K. 2007. Pengajaran

Berbahasa Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, S. 2002. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Azman, N. 2000. Intisari Bahasa Indonesia. Jakarta: Penabur Ilmu.

BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

(6)

330 Depdikbud. 2002. Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Hidayat, S. 2004. Bunga Rampai

Peribahasa dan Pantun.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berbagai pertimbangan di atas maka masyarakat perlu tahu akan pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka mendapatkan resep hingga membuangnya jika tidak

Sebaliknya, pada perlakuan DNA yang dipapari 10 µl ekstrak asap rokok dan sinar ultraviolet sela ma 4 jam dan DNA yang dipapari ekstrak asap rokok, β -

Jenis Kegiatan kreatif yang dilakukan di Tk tersebut adalah dengan melakukan kerjasama dengan lingkungan sekitar sekolahan sebagai sarana bermain untuk menunajang kegiatan

primer. Didalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-cara hidup bersama dengan orang lain... Dalam keluarga pula diharapkan akan memberikan

Alhamdulillahira bbil‟alamiin segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul

Kegiatan Rintisan Rumah Pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran dan/atau pelatihan, serta pendampingan. Kegiatan yang

(Yogyakarta: Bumi Aksara, 2008), hal.. atau latar belakang orang yang diuji. Peneliti menggunakan empat ahli sebagai penguji validitas isi yaitu 2 dosen IAIN Tulungagung dan 2

Pada persamaan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, terlihat bahwa variabel neraca perdagangan Indonesia Amerika Serikat periode sebelumnya