• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH: IBRAHIM NIM. 120500069

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Menyetujui,

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M.Sc. NIP. 197210252001121001

Lulus Ujian Pada Tanggal...2015

Kecamatan muara ancalong Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

Nama : Ibrahim

NIM : 120500069

Jurusan : Manajemen Pertanian

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Pembimbing Nur Hidayat, SP, M.Sc . NIP. 197210252001121001 Penguji I Dr. Fadli Mulyadi, SP, MP. NIP. 196611252001122002 Penguji II Faradilla, SP, M.Sc. NIP. 197806242005012002

(3)

PT. Sawit Sukses Sejahtera Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur dengan baik dan tepat pada waktunya.

Shalawat serta Salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena telah memberikan pengaruh serta jasa-jasanya yang tak ternilai terhadap kehidupan manusia dan menjadi motivasi bagi penulis dalam penyusunan hingga penyelesaian laporan PKL ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan tak ternilai kepada : Ketua Program Studi BTP Sekaligus Pemimbing PKL

1. Nur Hidayat, SP, M. Sc. Selaku PKL.

2. Dr .Fadli Mulyadi ,SP ,MP. selaku penguji pertama dan Ibu Faradilla, SP, M. Sc selaku penguji kedua.

3. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Hasanuddin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

5. Bapak Ajiji, selaku Manajer rayon 1.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang banyak membantu dalam penyusunan laporan praktik kerja lapang ini.

7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah banyak membantu penulis baik materil maupun imateril serta pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas apa-apa yang telah diberikan semua pihak kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, di karenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi. Namun penulis berharap informasi yang tersaji di dalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perk embangan pengetahuan di bidang perkebunan kelapa sawit.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAN ... 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Visi dan misi PT. Lembah Sawit Subur ... 5

C. Manajemen Perusahaan ... 5

D. Lokasi dan Waktu PKL ... 8

III. HASIL PRATEK KERJA LAPANG ... 9

A. Kegiatan sebelum panen ... 9

B. Panen Dan Pengangkutan ... 16

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 23

A. Kesimpulan ... 23

B. Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Bagan Struktur organisasi ... 28

2. Peta PT. Sawit Sukses Sejahtra ... 29

3. Perawatan Tanaman Menghasilkan ... 30

(6)

I. PENDAHULUAN

a. Latar blakang

Kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan usaha untuk mengubah atau memanipulasi lingkungan tanaman menjadi suatu keadaan yang mampu memacu pertumbuhan dan produksi agar lebih optimal dan berkesinambungan, terutama teknik dalam memberikan perlakuan yang tepat terhadap tanaman. Dalam budidaya kelapa sawit tersebut tidak terlepas dengan adanya pembibitan yang merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap tanam yang memiliki mutu yang superior, baik genetik maupun fenotipe (Sunarko, 2009). Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah colonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditaman Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan besar-besaran secara komersial pada tahun 1911. Sejak saat ini perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang, Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera ( Deli ) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke Negara-negara eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton

(Sunarko,2009).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke

(7)

perkebunan dengan harapan agar para alumnusnya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan yang ada di perkebunan khususnya pemeliharaan tanaman

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan praktek langsung di lapangan

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat, bahan yang ada di lapangan

C. Hasil Yang Diharapkan.

1. Mahasiswa dapat menguasai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan

2. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih

3. Menjadi mahasiswa yang terampil berjiwa bersih dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

(8)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAH

A. Tinjauan umum perusahaan

PT Sawit Sukses Sejahtera (PT SSS) didirikan dengan Akta Pendirian No. 625, tanggal 8 Mei 1995 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1997 dan merupakan anak perusahaan dari PT BW Plantation Tbk yang beralamatkan di Jakarta.

PT SSS bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dengan lokasi kebun di Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur dengan lahan seluas 24.504 hektar. Penanaman di PT SSS dimulai sejak tahun 2008, dan sampai dengan hari ini PT SSS telah menanami seluas lebih dari 18.073 hektar serta mengelola 2.551 hektar tanaman melalui Program Plasma (SSP1, SSP2 & SSP3) serta terbagi dalam 2 wilayah kerja (PT SSS Wilayah I dan PT SSS Wilayah 2).

PT SSS bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dengan kegiatan usaha utama Perusahaan adalah mengembangkan, menanam, dan memanen Tandan Buah Segar (TBS) dari tanaman kelapa sawit dan mengolah TBS menjadi Minyak Kelapa Sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit atau Palm Kernel (PK) sehingga pendapatan usaha terutama berasal dari penjualan CPO dan PK. Iyung pahan, rustam lubis dkk (2011,

2012).

PT SSS memiliki tim manajemen yang telah berpengalaman puluhan tahun di industri kelapa sawit dan per Maret 2015 mempunyai 78 karyawan dengan level staf dan 2.785 karyawan level Non staf yang tersebar di beberapa areal yang dimiliki. Perusahaan juga aktif membina dan menyiapkan generasi penerus sebagai kader pemimpin untuk mengantisipasi

(9)

perkembangan perusahaan. Sistem pengawasan dan kontrol juga terus diperkuat untuk menjamin pencapaian maksimum dari aset yang dimiliki.

Saat ini memiliki satu pabrik pengol ahan kelapa sawit, dengan total kapasitas produksi 60 ton TBS per jam. Kombinasi dari penggunaan mesin mesin yang mutakhir, teknologi yang inovatif, pengiriman TBS yang tepat waktu dan kesigapan manajemen, memastikan bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk berkualitas. Kedekatan lokasi pabrik CPO dengan perkebunan menjamin kesegaran TBS untuk dapat langsung diproses dalam pabrik. Penambahan pabrik CPO akan terus diupayakan seiring dengan meningkatnya umur tanaman menghasilkan yang dimiliki.

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa masa depan Perusahaan sangat menjanjikan. Keyakinan ini disebabkan karena kebutuhan minyak kelapa sawit yang terus meningkat, luas areal perkebunan yang dimiliki Perusahaan sangat luas, baik yang sudah tertanam maupun yang siap untuk ditanam. Banyaknya produk turunan yang dapat dihasilkan dari CPO merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di masa depan. Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit, yakni minyak olein dan minyak stearin, yang merupakan bahan dasar dari berbagai produk, memiliki nilai jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk agrobisnis lainnya. Manfaat CPO sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (bio-fuel) juga membuka peluang yang lebih besar bagi peningkatan harga jual CPO di masa depan. Selain itu Perusahaan mempunyai komitmen untuk terus melakukan ekspansi untuk mendukung keberhasilan Perusahaan di masa yang akan datang.

(10)

B. Visi Dan Misi

1. visi

Perusahaan Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan mempunyai Visi :

2. misi

Sedangkan Misi dari Perusahaan adalah :

a. Menerapkan teknik modern yang terbaik dengan integritas dan profesional yang tinggi.

b. Menerapkan bisnis yang berwawasan lingkungan dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

c. Memiliki biaya operasional yang efisien untuk meningkatkan laba bagi perusahaan dan para pemegang saham.

d. Memiliki perkembangan usaha yang baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

e. Memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

C. Manajemen Perusahaan

1. Estate manager, membawahi asisten kepala, kepala tata saha, asisten kebun, mandor, satpam dan karyawan. Adapun tugas-tugas estate manger sebagai berikut:

a. Menjalankan tugas dan kebiaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan.

(11)

c. Mempertanggung jawabkan pencapaian produksi dalam bentuk produksi lapangan dan produksi pabrik sesuai target yang telah ditetapkan perusahaan.

d. Mengendalikan kegiatan operasional dan membuat laporan manajemen tiap bulan

e. Mengkoordinir pelaksanaan tugas para bawahan f. Melakukan evaluasi kinerja kerja bulanan dan tahunan

2. Kepala tata usaha, membawahi departemen personalia, departemen keuangan, departemen pergudangan dan krani. Adapun tugas -tugas kepala tata usaha sebagai berikut:

a. Membantu manager melaksanakan tugasnya dibidang administrasi dan keuangan

b. Menyampaikan saran-saran tentang keuangan dan administrasi yang berkaitan dengan operasional perusahaan kepada manager

c. Mengkoordinir seluruh kegiatan administrasi perusahaan

d. Mengendalikan sumber dana dan penggunaan dana, menyimpan uang kas dan surat-surat berharga milik perusahaan

e. Pengawasan dan pengendalian pada barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan

3. Asisten kepala, jabatan ini dipercayakan memimpin dalam suatu bidang kerja atau lokasi kerja yang membawahi asiten kebun. Adapun tugas-tugas asiten kepala sebagai berikut:

a. Membantu manager kebun dalam hal pencapaian produksi serta dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional di unit kebun baik dalam bidang

(12)

perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pengawasan yang mengangkut bidang tanaman sesuai sistem dan produser perusahaan. b. Menyediakan data dan informasi yang akurat untuk kepentingan

manager dalam mengambil keputusan

c. Mengkoordinir dari setiap asiten afdeling, baik dalam hal pemasukan hasil panen dari seluruh afdeling bagi kepentingan pengolahan pabrik maupun dalam pencapaian target atau sasaran perusahaan

d. Mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan kerja operasional di lapangan

e. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan rencana anggaran biaya unit kebun

4. Asisten divisi, asisten divisi merupakan bawahan dari asiten kepala, asisten divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing-masing dan memiliki tanggung jawab atas divisi yang dipegangnya. Adapun tugas- tugas asiten divisi sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) afdeling sesuai dengan norma-norma yang telah ditentukan perusahaan

b. Memasukkan hasil panen sesuai kapasitas pabrik dan sesuai target harian dengan tetap memperhatikan standar mutu.

c. Menyusun rencana anggaran biaya kerja per bulan dan per tahun sesuai dengan satuan luas yang diawasi.

5. Mandor wilayah, bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang dipimpinnya dalam beberapa karyawan. Adapun tugas -tugas mandor wilayah sebagai berikut :

(13)

a. Mengontrol daftar hadir karyawan dalam suatu pekerjaan yang diberikan asisten divisi

b. Mengawasi kinerja kerja karyawan di lapangan

c. Memberikan perintah kepada karyawan sesuai intruksi dari asisten divisi 6. Karyawan Buruh Harian Lepas (BHL), karyawan yang berstatus ketenaga kerjanya tidak terikat dengan kontrak kerja atau perjanjian kerja lainnya. Ada pun tugas-tugas karyawan harian lepas sebagai berikut:

a. Melaksanakan perintah yang diberikan mandor yang telah diberikan Intruksi terlebih dahulu oleh asisten divisi.

b. Menyelesaikan pekerjaan masing-masing sesuai target yang telah ditentukan perusahaan dalam 1 hari kerja (HK).

D. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Lokasi Praktik Kerja Lapang di PT. Sawit Sukses Sejahtera berada di kecamatan Muara Ancalong, kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur. Waktu Kegiatan PKL Selama 2 bulan terhitung dari tanggal 4 Maret 2015 sampai dengan tanggal 4 April 2015.

(14)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Perawatan Tanaman Menghasilkan 1. Pemupukan dengan cara ditugal

a. Tujuan

Pemupukan pada tanaman menghasilkan sangat penting untuk menggantikan unsur hara yang telah hilang dari penunasan,

mencegah hanyutnya unsur hara akibat hujan dan untuk

menambahkan unsur hara yang tidak terdapat pada tanah.

b. Dasar teori

Menurut Setyamidjaja (1991), Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

c. Alat dan bahan

Alat : cados 12cm-14cm, ember.

Bahan : pupuk NPK dan tanaman kelapa sawit.

d. Cara kerja

1) Persiapan areal pemupukan

Menentukan blok pemupukan, memastikan kondisi lapangan bersih baik piringan ataupun gawangan.

2) Pembuatan Rencana Kerja Harian (RKH) 3) Kegiatan pemupukan di areal pemupukan.

(15)

a) Pengeceran pupuk dilakukan oleh tim ecer dan menempatkan pupuk diareal CR (Collection Road), serta di ecer ke pasar tengah.

b) Masing masing penabur mengambil pupuk dari karung pupuk yang telah di buka.

c) Aplikasi pupuk NPK 16 (Palmo) dilakukan pada piringan

dengan cara ditugal / pocket membentuk persegi dengan jarak dari pokok 1 m 1,5 m. sebanyak 4 lubang.

d) Dosis pemupukan per lubang atau per pokok tanaman sawit adalah 250 gram per lubang atau 1 Kg per pokok sawit.

e. Hasil yang di capai

Dalam pemupukan sawit di perusahan PT. sawit sukses sejahtera menggunakan target dimana 1 orang karyawan harus menyelesaikan 10 karung pupuk per 1 hk

2. Pemupukan organik jangkos a. Tujuan

Aplikasi jankos mengurangi volume limbah keluaran dari pengolahan kelapa sawit serta sebagai pupuk organik yang dapat diaplikasikan ke tanaman kelapa sawit. dapat meningkatkan produksi 15 20%. Sebagai penahan erosi tanah di areal miring dan menjadi mulsa pada tanaman kelapa sawit. Penghematan cost pupuk (sebagai pupuk organik) jika dilakukan aplikasi limbah di lapangan.

b. Dasar teori

Pemupukan sangat penting untuk perkebunan kelapa sawit karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat

(16)

dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara yang dibutuhkan dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk (organik dan/anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya (Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat : tojok , gancu, angkong/agro, parang, meteran, kayu turus.

Bahan : jangkos.

d. Cara kerja

1) Menentukan block yang akan dilakukan aplikasi jangkos 2) Membuat petak diantara baris pokok dengan ukuran 3 x 4 m 3) Menglangsir jangkos dengan mengunakan angkong/argo kepetak

aplikasi yang telah dibuat karyawan yang bertugas sebagai pembuatan petak aplikasi jangkos

4) Penyusunan jangkos pada petak aplikasi dengan dilakukan hanya 1 lapis.

e. Hasil yang di capai ;

Dalam satu hari kerja karyawan perusaan membutuhkan jangkos sebanyak 30-40 ton. Pengunaan jangkos. selain menjadi pupuk organik juga dapat menjadi mulsa yang menjaga kelembaban tanah pada pokok kelapa sawit.

3. Pemupukan Sistim Tabur a. Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan

(17)

juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

b. Dasar teori

Pemupukan adalah salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan ( Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat : Ember plastic, sendok makan

Bahan : Pupuk borat (H9Fb 98)

d. Cara kerja

1) Persiapan block pemupukan, menentukan block yang akan di pupuk, mentukan kondisi lapangan dalam keadaan bersih baik

piringan maupun gawangan.

2) Pembuatan RKH ( Rencana kerja harian ) Apel pagi di lakukan pada pukul 05.00 sampai 06.00.

3) Kegiatan pemupukan di block

a) Pengeceran pupuk di lakukan tim ecer dan menempatkan pupuk di areal CR.

(18)

b) Masing- masing penabur mengambil pupuk yang telah di bagikan.

c) Aplikasi pupuk borat di lakukan di piringan dengan cara di tabur dengan dosis 50 gram / pokok.

d) Untuk satu karyawan pupuk di beri 2 karung/sak pupuk dan berat 25 kg untuk 24 baris, dalam 1 baris terdiri dari 17 pokok.

e. Hasil yang di capai

Pemupukan ini dilakukan dengan cara menabur pada setiap pokok tanaman kelapa sawit yang diberi jarak 0,5 m. Dalam pemupukan ini alat yang digunakan adalah sendok makan, sistem upah digunakan sistem target 1 karyawan ditarget 5 karung untuk mendapatkan 1 hk.

4. Pengendalian Gulma Secara Kimia a. Tujuan

Untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari pada tanaman, untuk memudahkan kontrol pekerjaan antar gawangan, untuk menekan populasi hama terutama pada Tanaman Menghasilkan. Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama, memudahkan dalam proses pemanenan buah, seperti saat melihat buah yang sudah siap panen, pemotongan buah dari tandan pohon, memudahkan pelaksanaan panen seperti pengangkutan ke tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan pengutipan berondolan di piringan serta memudahkan dalam pengontrolan pemupukan dan pemanenan.

(19)

b. Dasar teori

Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama sehingga kehadirannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan peroduksi serta dapat mengganggu kegiatan lainya (Risza, 2004).

c. Alat dan bahan

Alat : knapsek, celemeh, ember, gelas ukur, masker.

Bahan : gulma, herbisida dan air.

d. Cara Kerja

1) RKH ( Rencana kerja harian). 2) Persiapan alat dan bahan.

3) Karyawan semprot cemis di bawa kelapangan sesuai RKH 4) Pelaksanaan semprot :

Pengisian tangki air di lakukan oleh sopir atau super visi, Asisten cemis memeriksa kondisi gulma di block yang akan di semprot dan menentukan dosis per hektar dan konsentrasinya,Pencampuran racun di lakukan pagi sampai sore hari, Areal yang di semprot adalah piringan dengan gawangan dan Setelah selesai pekerja semprot mandor dan out put per HK kepada kariyaun divisi.

e. Hasil yang diharapkan

Penyemprotan dilakukan masing-masing para pekerja dengan alat yang telah tersedia, dalam penyemprotan para karyawan di targetkan 10 tangki atau knap shack selama satu hari kerja (HK).

(20)

5. Penunasan (prunning) a. Tujuan

Penunasan bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen dan memperlancar penyerbukan.

b. Dasar teori

Prunning adalah kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah. Bekas tunasan harus mepet dengan pokok kelapa sawit (Risza, 2004).

c. Alat dan bahan

Alat : dodos dengan ukuran 12cm-14cm

Bahan : pelepah kelapa sawit yang melebihi songgo dua sampai

dengan songoh tiga.

d. Cara kerja

1) Membuat RKH (Rencana Kerja Harian)

2) Mentukan block yang akan di lakukan penunasan 3) Persiapan alat dan bahan

a) Kegiatan di lapangan menetukan pokok yang akan di

lakukan penunasan.

b) Sarat pelepah yang harus di lakukan penunasan.

c) TBM 3 yang di benarkan untuk pembuangan pelepah kering.

d) TM 1,2 yang di benarkan untuk pembuangan pelepah di

(21)

56 pelepah. TM 3,6 yang di benarkan untuk pembuangan pelepah di bawah songoh 2, jumlah pelepah standar 5-6 spiral, 40-48 plepah.

e. Hasil yang di harapkan

Semua pelepah yang melebihi songgo dua dan tiga terpotong, sehingga jumlah pelepah menjadi normal yaitu 48-56 pelepah.

B. Panen dan Pengangkutan 1. Pembuatan TPH

a. Tujuan

Memudahkan dalam perhitungan jumlah janjang yang telah dipanen dan Mempermudah dalam proses pengangkutan buah.

b. Dasar teori

Menurut Sastrosayono, (2003) tempat pengumpulan hasil (TPH) yaitu tempat yang digunakan untuk meletakkan dan menyusun buah hasil dari pemanenan, biasanya dalam 3 pasar pikul terdapat 1 TPH yang letaknya didepan jalur pokok yang berada di pinggir jalan koleksi. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara meratakan tanah yang akan dibuat TPH, dan berbentuk persegi panjang.

c. Alat dan bahan

Alat : Cangkul, meteran, patok, kayu, gergaji, kuwas cat. Bahan : lahan kelapa sawit dan cat tembok

d. Cara kerja

1) Menentukan titik panen TPH.

(22)

TPH terdapat di pasar pikul tengah, di antara dua gawangan mati.

3) Ukuran TPH yang ideal di gunakan adalah 4m x 7m, lebar 4m

dan panjang 7m.

4) Pembuatan TPH harus lebih tinggi dari pada parit di sekitar TPH

tersebut, hal ini bertujuan agar TPH tidak mudah tergenag oleh

air.

5) Untuk memudahkan jalur pengangkutan menuju TPH maka di

buat pasar kumis.

6) Kemudian membuat patok sebagai tanda untuk TPH tersebut.

e. Hasil yang diharapkan

TPH yang di buwat harus dalam kondisi bersih dari gulma,

hal ini bertujuan agar memudahkan pekerja dalam

mengutipbrondolan yang tertinggal di TPH nantinya.

2. Sensus Buah Produktif a. Tujuan

Tujuan sensus produksi adalah untuk mengetahui atau memperkirakan produksi selama satu semester (enambulan mendatang). Sebagai perhitungan tenaga kerja yang di gunakan untuk panen yang akan datang.

b. Dasar teori

Menurut Fauzi (2008), sensus tanaman kelapa sawit adalah pendataan atau pencatatan mengenai jumlah tanaman yang ada dalam setiap blok mencakup tanaman produktif dan non produktif serta kondisi blok. Kegiatan sensus tanaman kelapa sawit

(23)

dilakukan setiap tahun, hal ini agar data jumlah tanaman termonitor, sehingga tidak salh dalam menentukan kebijaksanaan operasional, terutama pemupukan.

c. Alat dan bahan

Alat :alat tulis, parang dan form sensus buah. Bahan : buah kelapa sawit.

d. Cara kerja

1) Penentuan blok yang akan di lakukan sensus buah dan

Penentuan ancak sensus.

2) Pembagian ancak sensus di lakukan lima pasar pikul untuk satu

tim sensus

3) Untuk satu pasar pikul, satu tim sensus melakukan pengamatan

pada dua baris pokok sawit.

4) Pengamatan buah di lakukan dengan kreteria sebagai berikut ; buah kopi, buah hitam, buah merah

e. Hasil yang diharapkan

Dalam sensus buah produktif adalah untuk mengetahui angka kerapatan panen (AKP) dan sitem kerjanya menggunakan sistem harian satu hari dihargai Rp. 85000.

3. Panen a. Tujuan

Pemotongan tandan buah pada kematangan optimum sehingga menghasilkan rendement yang tinggi.

(24)

b. Dasar Teori

Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pokoknya, selanjutnya bersama dengan brondolannya dikumpulkan untuk diangkut dan diproses atau diolah (pabrik). Anonim (2015).

Untuk mencapai tujuan pemanenan, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen kriteria matang panen dan persentase brondolan, serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin.

c. Alat dan Bahan

Alat : dodos, gancu, egrek, angkong/arco, parang, karung dan batu asah.

Bahan : tbs kelapa sawit yang memenuhi kriteria matang panen.

d. cara kerja

1) RKH dan sensus AKP ( angka kerapatan panen ).

2) Apel pagi di laksanakan pada pukul 05.00 sampai 06.00 yang di hadiri seluruh karyawan, maneger buah, asisten produksi panen, mandor 1, mandor panen, setelah apel pagi karyawan pemanen di antar ke areal atau seksi panen yang telah di tetapkan.

3) kegiatan panen di areal panen.

a) Mandor panen membagi ancak panen per pemanen dengan

jumlah rintis.(luar ancak) di sesuaikan dengan angka kerapatan

buah dari hasil taksasi sehari sebelumnya dan di sesuaikan

(25)

b) Pemberian tanda pelepah di muka jalur rintis. c) memastikan buah matang panen.

d) potong rapat ganging TBS(1cm).

e) potong pelepah menjadi dua bagian dan susun di gawangan mati

e. Hasil yang diharapkan

Hasil yang didapat berupa tandan buah segar yang siap diangkut ke pabrik untuk mengalami proses selanjutnya yaitu pengambilan minyak dari daging buah.

2. Pengangkutan TBS (Tandan buah segar) a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin tandan buah segar (TBS) beserta berondolanya untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah.

b. Dasar teori

Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sipat pengoprasianya merupakan 3 sub sistem induk yaitu Panen-Angkut-Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebapkan asam lemak

bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun

(26)

c. Alat dan bahan

Alat ; tojok, gancu, dump truck. Bahan ; TBS (Tandan Buah Segar).

d. Cara kerja

1) Sebelum TBS di muat ke dum truck (DT) terlebih dahulu kerani

panen mendata jumlah buah, kualitas buah dan brondolan dengan

buku doket. Dump truck.

2) TBS di muat ke Dump truck (DT) dengan kerteria buah BJR >3 kg

dengan brondolan normal.

3) TBS dimuat oleh 4 orang pemuat. TBS di muat dengan

mengunakan tojok. Saat memuat buah cukup penuh/tinggi susunan buah di data dengan mengunakan gancu,

4) Setelah TBS selesai di muat, kerani mebuat SPB harus di buat. Dengan menghitung seluruh jumlah janjang pada kelompok 1,2 dan 3 dengan contoh SBB total TBS di angkut 1.100 janjang, total TBS tidak di angkat ke PKS 300 janjang.

5) Kemudian TBS di bawa menuju pabrik kelapa sawit(PKS) untuk di lakukan penimbangan dan greding.

e. Hasil yang diharapkan

Dengan transportasi buah ini, diharapkan buah dapat sampai ke pabrik sebelum 12 jam setelah buah di panen, karena akan menyebabkan buah menjadi restan dan menaikkan kandungan ALB (asam lemak bebas).

(27)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sawit Sukses Sejahtera dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari kegiatan PKL ini Mahasiswa dapat belajar banyak dan secara langsung mengenai teknis budidaya tanaman kelapa sawit serta aspek pengenalan kebun lainnya.

2. Untuk pembandingan antara teori dan praktek di lapangan cukup jauh berbeda, seperti halnya pemanenan berdasarkan teori pemanenan harus mengikuti 3-5 berondolan yang jatuh, sedangkan di lapangan pemanenan bekerja dengan mengejar target sehingga banyak buah yang belum matang ikut terpanen demi mengejar target yang telah ditentukan perushaan. Ini dikarenakan dilapangan lebih memilih cara kerja yang tidak terlalu memakan banyak biaya dan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.

3. Memahami tata cara pengunaan alat di pergunakan di perusahaan perkebunan kelapa sawit.

B. Saran

Kegiatan praktek kerja lapang ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa/i, oleh karena itu penulis menyarankan kepada pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yakni :

1. Untuk mempermudah proses penempatan dan pelaksanaan PKL sehingga dapat lebih berhasil, sebaiknya pihak Politeknik Pertanian

(28)

Negeri Samarinda memiliki ikatan kerja sama yang lebih baik dan bersifat permanen dengan pihak-pihak perkebunan swasta yang ada di lingkungan Provinsi Kalimantan Timur.

2. Menambahkan jam mata kuliah khususnya kelapa sawit agar mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta budaya kebun. 3. Terdapat berbagai kendala dan masalah-masalah yang ada di lapangan

dan berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas dan kualitas hasil kerja. Maka kepada pihak manajemen PT. Sawit Sukses Sejahtera Penulis hanya menyarankan beberapa hal antara lainnya:

a) Sarana transportasi yang masih kurang dan sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkut an. b) Tenaga kerja atau karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam

bekerja untuk mencapai hasil yang maksimal.

4. Perlu dilakukan sistem penyediaan air yang cukup dan berkualitas agar pekerjaan penyemprotan terutama untuk pengendalian gulma atau hama dan penyakit dapat berhasil dengan baik, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain: Menyediakan tangki air yang dapat diopersikan dengan mobil atau menyediakan drum-drum penampungan air disetiap blok rencana penyemprotan, dengan tersedianya air secara cukup dan berkualitas maka akan dapat pula dicapai kualitas dan volume pekerjaan yang telah ditetapkan.

5. Perlu penambahan tenaga kerja untuk pengerjaan pemupukan, penambahan armada angkutan pupuk serta diperlukan juga gudang transit bagi pemenuhan kebutuhan pupuk di masing-masing Divisi agar

(29)

proses penyaluran pupuk ke lapangan dapat dilakukan secara lebih epektif dan terpadu dengan sistem penyediaan tenaga kerja pemupukan.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Breavat Dasar I Tanaman Kelapa Sawit. Astra Agro Niaga.

Jakarta.

Anonim, 2015. Sop research dan development BW plantation. Sawit Sukses

Sejahtera Plantation. Jakarta. .

Fauzi, dkk. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Rizsa, S, 2004. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius . Yogyakarta. Rustam Effendi Lubis, 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta. Iyung Pahan, 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta.

Sastrosayono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Pahan. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Kepala Sawit.

(31)
(32)

Lampiran 1. Struktur Organisasi Rayon 1 dan 2 PT. Sawit Sukses Sejahtera

Gambar 1. Struktur Organisasi Rayon 1 dan 2

EM. SSS 1 A ji ji

Asst. Perawatan Div 3 & 4

M. Ridwan

Asst. Panen Tim A Siprianus Ama Suba

Asst. Panen Tim B Ibnu Rusdi Asst. Kepala

Ken Roy Nababan

Asst. Perawatan Div 1 & 2 M. Ali Hamzah Harahap Mandor 1 Rawat M. Raja Mandor 1 Rawat M. Raja Mandor 1 Panen Robi Irawan Mandor 1 Panen Sahril Mandor Rawat ... Mandor Rawat ... Mandor Panen ... Mandor Panen ...

(33)

Lampiran 2. Peta Lokasi Perusahaan PT. SSS

(34)

Lampiran 3. Dokumentasi Perawatan Tanaman Menghasilkan

Gambar 3. Alat Dan Bahan Pemupukan

(35)

Gambar 5. Pemupukan Borat

(36)

Gambar 7. Alat Dan Bahan Penyemprotan

(37)

Gambar 9. Pembuatan TPH

(38)

Lampiran 4. Dokumentasi Panen Dan Transportasi TBS

Gambar 11. Pemotongan TBS

(39)

Gambar 13. Pengangkutan TBS Kedalam Truck

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

Kajian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi : (1) pengusaha industri tempe dan kripek tempe kedele dalam mengorganisasikan faktor

Hasil analisis secara mandiri, pemberian konsentrasi pupuk hayati dan air kelapa menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah daun (14 HST, 21 HST, 28

Penerapan teknologi tepat guna bidang pekerjaan umum yang dilakukan secara partisipatif merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama dengan prinsip kesetaraan serta

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah wawancara dan observasi di bagian pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa menggunakan

Saat ini, kondisi hutan rawa gambut terdegradasi yang tergenang fluktuatif dan didominasi belukar merupakan faktor lingkungan yang harus dibuktikan apakah dapat menghambat

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan dari hasil kedua model yaitu model Intervensi dan model ARIMA pada

Prediksi kerugian acak atau risiko pada suatu model dapat dilakukan dengan menentukan distribusi risiko pada waktu risiko akan diprediksi. Selanjutnya risiko dapat diukur dengan