• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Selama latihan fisik akan terjadi kenaikan kadar laktat darah maupun otot. Penimbunan laktat dalam darah menjadi masalah mendasar dalam kinerja fisik, karena menimbulkan kelelahan yang kronis dan menurunkan kinerja fisik. Penggusuran laktat yang lambat menyebabkan sindroma latihan yang berlebihan pada atlet sehingga dapat mengakibatkan peningkatan insiden cedera olahraga yang dapat menyebabkan kecacatan baik sementara maupun menetap.

Asam laktat merupakan metabolit yang menyebabkan kelelahan, diproduksi dari sistem laktat atau glikolisis anaerobik sebagai akibat pemecahan glukosa yang tidak sempurna (Fox, 1993). Akumulasi asam laktat dapat terjadi selama melakukan latihan intensitas tinggi dalam waktu yang singkat, hal ini disebabkan karena produksi asam laktat lebih tinggi dari pada pemusnahannya (Brooks, 1984).

Didalam tubuh asam laktat diproduksi secara terus menerus dalam sitoplasma. Meskipun demikian jumlah asam laktat dalam tubuh relatif tetap. Pada orang sehat dalam keadaan istirahat, jumlah asam laktat sekitar 1-1,8mM/1 (Fox, 1993). Hal ini tentu saja akan semakin mengganggu aktivitas sel dalam memproduksi energi untuk menunjang aktivitas tubuh (Sudarso, 2004).

Dari pengertian tentang asam laktat diatas, bisa disimpulkan bahwa asam laktat merupakan zat sampah yang diproduksi oleh tubuh setelah melakukan aktifitas secara anaerobik sebagai akibat proses pemecahan glukosa yang tidak sempurna, dan tubuh tidak dapat mengabsorbsi sehingga menyebabkan kelelahan. Dengan demikian baik kelelahan maupun peningkatan jumlah asam laktat merupakan indikator dari tidak tersedianya energi dalam jumlah yang cukup yang dibutuhkan selama aktivitas. Seiring meningkatnya kadar asam laktat dapat menyebabkan menurunnya pH. Penurunan pH dapat mempengaruhi kemampuan kerja maksimal serabut otot, menurunnya kinerja fisik dan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kelelahan (Coast, 1995).

(2)

commit to user

Pada saat melakukan aktivitas dengan intensitas tinggi, yang bekerja dalam melakukan gerakan adalah otot. maka pengaruh utama yang diberikan efek positif dari olahraga itu utamanya adalah otot, selain dari sistem metabolisme darah dalam tubuh, dimana otot menjadi bertambah kekuatannya, powernya, serta melancarkan pembuluh darah, sedangkan efek negatif dari aktifitas fisik yang tidak disadari pada latihan yang dilakukan dengan intensitas tinggi dan cepat adalah meningkatnya kadar asam laktat yang menyebabkan kelelahan yang biasanya ditunjukkan dengan tanda-tanda secara fisik,seperti nyeri otot, tegang otot, dan biasanya diikuti dengan menurunnya kekuatan otot.

Pada setiap olahraga yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan fisik, pasti akan mempengaruhi efek metabolisme otot baik itu efek aerobik maupun anaerobik, dan yang paling terlihat efek metabolisme setelah latihan adalah latihan berbeban, dimana secara tidak disadari pasti akan memberikan dampak adanya kelelahan otot, latihan berbeban merupakan suatu latihan yang menggunakan beban, baik latihan secara isometrik, secara isotonik maupun secara isokinetik. Pada program latihan berbeban ini dalam pelaksanaannya menggunakan alat-alat berupa barbell atau beban yang telah dikombinasikan menjadi alat khusus untuk latihan berbeban (weight training).

Pada latihan berbeban disini menggunakan tenaga yang overload atau beban berlebih, yang berarti meningkatkan kebutuhan energi secara bertahap dengan menambah beban dalam program latihan, dari beban yang berlebih tersebut akan menghasilkan Asam laktat yang merupakan hasil dari sisitem ATP-PC (phospphogen system) dan glikolisis anaerobik (lactacyd system).

Kelelahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1.) Usia, Kebutuhan zat tenaga terus meningkat sampai akhirnya menurun pada usia 40 tahun. Berkurangnya kebutuhan zat tenaga tersebut ikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik sehingga kegiatan yang bisa dilakukan biasanya juga berkurang dan lebih lamban. 2.) Jenis Kelamin, Pada wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria. 3.) Status Gizi, Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat

(3)

commit to user

akan menganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan (Giriwijoyo, Sidik 2013).

Pada tubuh yang mengalami kelelahan ditandai dengan muscle strain terjadi akibat overtraining yang tejadi pada sebagian besar muscle fiber yang berpengaruh terhadap derajat gerak dan tendon. Beberapa penelitian melakukan kombinasi beberapa tekhnik untuk dapat memberikan penanganan pada kelelahan seperti warm up, stretching dan massage, warm underwater water jet

massage dan ice massage. Tetapi beberapa juga hanya menggunakan satu tekhnik,

seperti massage dan stretching, massage dan electric stimulation, pre exercise

warm up dengan stretching dan post exercise dengan massage. Rasa nyeri dan

kerusakan pada otot dapat terjadi karena melakukan latihan yang bersifat kontinyu atau terus menerus (Connoly et al., 2003).

Penanganan dan pemberian latihan yang baik pada kelelahan akan mengurangi resiko terjadinya cedera dan akan menjaga mobilitas agar tetap optimal. Setelah melakukan aktifitas olahraga fisik dengan kontraksi eksentrik dan menunjukkan rusaknya otot, otot secara perlahan-lahan melakukan adaptasi untuk mengurangi terjadinya kerusakan lebih lanjut pada saat melakukan aktifitas olahraga yang sama, karena apabila otot mengalami cedera yang sama akan menimbulkan repeated bout effect.

Alasan terjadinya mekanisme protektif otot dapat terjadi karena adaptasi neuron ( penggunaan dan kontrol otot oleh sistem saraf), adaptasi mekanik (peningkatan kerusakan otot dan jaringan), dan adaptasi sel (adaptasi terhadap respon inflamasi dan peningkatan sintesis protein). kelelahan dapat dihindari dengan mengurangi latihan dengan kontraksi eksentrik dan konsentrik. Tetapi kontraksi eksentrik pada salah satu otot tidak dapat dihindari selama latihan ketika otot mengalami kelelahan (Cheung et al., 2003).

Berbagai usaha yang dilakukan untuk mencegah kelelahan akibat aktivitas fisik yang ditimbulkan oleh penumpukan ion laktat dan ion H+, diantaranya dilakukan dengan cara menambah sumber energi, menambah asupan glukosa dan upaya rehidrasi dengan air dan elektrolit untuk mencegah gangguan homeostasis Serabut otot tipe I yaitu dengan tipe otot slow twitch yang berfungsi sebagai stabilisator atau mempertahankan sikap tubuh dengan kecepatan kontraktil

(4)

commit to user

lambat, kekuatan motor unit yang rendah, tidak cepat lelah, memiliki kapasitas aerobik yang tinggi, serta jika terjadi patologi akan tegang dan memendek. Jika terjadi kelelahan yang berkelanjutan dan tidak dilakukan penanganan dengan tepat akan menimbulkan cedera yang berkelanjutan, sehingga akan mempengaruhi aktifitas dari seseorang untuk aktifitas (Cheung et al., 2003).

Penanganan dengan menggunakan massage adalah teknik intervensi umum yang diusulkan untuk mencegah kelelahan yang berkelanjutan. Menurut Hilbert JE, Sforzo GA, Swensen T (2003) telah menunjukkan penurunan rasa sakit yang terkait dengan kelelahan yang diberikan massage pada kondisi post exercise.Dengan demikian, massage mungkin bermanfaat untuk langkah-langkah dinamis multi joint tetapi tidak untuk latihan isometrik dan single joint. Bentuk lain dari massage yang terapis gunakan untuk membantu pemulihan, adalah foam rollers massage, yang menjadi praktek umum dalam mencegah kelelahan pada jaringan serta pemberian ice

massage pada otot.

Dengan menggunakan foam rollers masage, individu menggunakan massa tubuh mereka sendiri di roller busa untuk menekan jaringan lunak. Gerakan yang dilakukan secara langsung dan memberikan tekanan pada jaringan lunak, peregangan dan menghasilkan gesekan antara tubuh dan foam rollers. Foam rollers dapat dianggap sebagai bentuk massage self induced karena tekanan yang rollers berikan pada otot-otot menyerupai tekanan yang diberikan pada otot melalui manipulasi manual dengan terapis massage.

Mirip dengan massage secara umum, foam rollers merupakan pemulihan yang memiliki manfaat dinamis (multijoint, olahraga dengan gerakan spesifik) langkah-langkah untuk durasi kelelahan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, bisa dijelaskan bahwa foam rollers akan membantu dalam pemulihan dari kelelahan dan membantu untuk mempertahankan kinerja fisik (MacDonald G, Button DC, Drinkwater E, 2014).

Sedangkan ice massage dilihat dari proses inflamasi atau peradangan pada jaringan lunak setelah latihan yang salah satunya ditandai dengan nyeri, Aplikasi dengan menggunakan ice massage dapat memberikan perubahan pada kulit, jaringan subcutaneus, intramusculer dan suhu pada persendian. Penurunan suhu pada jaringan lunak dapat menstimulasi receptor untuk mengeluarkan simpatetic

(5)

commit to user

adrenergic fibers karena terjadinya fase konstriksi pembuluh darah lokal pada arteri

dan vena. Ini menunjukkan adanya penurunan oedem dan mengurangi terjadinya proses metabolisme dengan adanya penurunan reaksi radang, permeabilitas peredaran darah dan bengkak. Ini menunjukkan bahwa dengan cryotherapy (ice) dapat memberikan fasilitasi terhadap terjadinya pemulihan pada kelelahan otot (Cheung et al., 2003).

Maka dari itu untuk mengurangi kelelahan yang terjadi saat dan setelah latihan, dalam mengatasi selain pemanasan yang dilakukan disini peneliti akan memberikan form roller massage dan ice massage yang bertujuan untuk mengurangi kelelahan yang ditandai dengan asam laktat, sehingga kemapuan fisik bisa dijaga.

Pada penelitian ini, dilakukan pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Yogyakarta, dimana peneliti melakukan uji weight training otot lengan pada mahasiswa kemudian setelah dilakukan uji, mahasiswa di ukur tingkat asam laktatnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh antara pemberian foam rollers massage dan ice

massage terhadap kadar asam laktat..

2. Adakah perbedaan kadar asam laktat antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan 3. Adakah pengaruh interaksi antara metode massage (foam roller massage dengan

ice massage) dan jenis kelamin terhadap kadar asam laktat.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pemberian foam rollers massage dan ice massage terhadap kadar asam laktat.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh jenis kelamin laki-laki dan perempuan mempengaruhi kadar asam laktat

3. Untuk mengetahui interaksi antara metode massage dan jenis kelamin terhadap kadar asam laktat.

(6)

commit to user D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian eksperiment ini yang meneliti perbedaan pengaruh massage (foam rollers massage dan ice massage) dan jenis kelamin ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini menggunakan metode massage untuk mengatasi muscle

soreness yang terjadi pada mahasiswa setelah dilakukan latihan beban. Metode massage ini sangat diperlukan untuk mengatasi terjadinya kelelahan akibat dari

latihan. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru tentang metode massage untuk mengatasi kelelahan atau bahkan sampai terjadinya kelelahan yang berkelanjutan dalam bidang olahraga.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan teori dan praktek yang didapat selama masa perkuliahan. Serta memperluas wawasan tentang metode massage secara lebih spesifik terutama untuk mengatasi kelelahan. Melalui penerapan ilmu yang dimiliki diharapkan dapat membantu mengembalikan gerak dan fungsi secara optimal pada saat olahraga.

b. Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui secara jelas dalam penanganan kelelahan serta sebagai tambahan referensi metode massage yang lebih efektif digunakan untuk mengatasi kelelahan, sehingga mampu melakukan treatment secara mandiri.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya pakan dihitung dari harga pakan yang diberikan, produksi susu dihitung dari produksi total selama mass laktasi dibagi 305, kualitas susu yaitu nilai berat jenis, kadar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap di masyarakat Desa Batang Kecamatan Taka Bonerate terkait transformasi alat tangkap ikan

Untuk Audit Keselamatan Jalan, target yang harus dicapai mulai tahun depan (program RUNK), adalah 10% dari Pekerjaan Ruas jalan Nasional sudah harus di Audit. Oleh karena itu:

Konsep Pieper tentang manusia dan masyarakat, sebagaimana dipaparkan dalam artikel ini, menjadi perspektif penulis untuk mengemukakan konsep tentang persahabatan yang disimpulkan

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Yang dimaksud dengan ”KPU Kabupaten/Kota wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi” adalah KPU Kabupaten/Kota wajib

Salah satu teknik manajemen nyeri non farmakologis yang dapat mengurangi nyeri ibu saat persalinan adalah pendampingan dari suami atau keluarga, karena efek

Banyuwangi 75% (tujuh puluh lima persen) 4. 498) seperti dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf c "Undang-undang Pertimbangan Keuangan 1957", ditetapkan sebesar 90%