• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT INDOLAMPUNG PERKASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT INDOLAMPUNG PERKASA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

QUALITY CONTROL UNIT PRODUKSI GULA

PT INDOLAMPUNG PERKASA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh:

DENDY JOMY PRADANA

105116031

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS PERTAMINA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

Judul Kerja Praktik

Nama Mahasiswa

Nomor Induk Mahasiswa

Program Studi

Fakultas

Tanggal Seminar

: Quality Control Unit Produksi Gula

a

PT Indolampung Perkasa

: Dendy Jomy Pradana

: 105116031

: Kimia

: Sains dan Komputer

: Agustus 2019

Jakarta, 1 Agustus 2019

MENYETUJUI,

Pembimbing Instansi.

Pembimbing Program Studi

Ir. H. Erizal Ali, M.Sc

Dr. Nila Tanyela Berghuis

Factory Manager.

NIP. 118001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik. Laporan yang diberi judul Quality Control Unit Produksi Gula PT Indolampung Perkasa

Laporan kerja praktik ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan kerja praktik yang menjadi salah satu mata kuliah di Universitas Pertamina. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, studi literature, dan pengambilan data selama melakukan praktik industri di PT Indolampung Perkasa.

Atas terselesaikannya laporan ini penulis mengucapkan trimakasih kepada: 1.Ayah dan Ibu yang telah memberikan dorongan moral dan materil. 2.Bapak Ir. H. Erizal Ali, M. Sc selaku Factory Manager.

3. Bapak Bangun S., S.T selaku Staff Mill and Boiler yang telah memberikan bimbingan di lapangan kepada penulis.

4.Bapak Mardi Eko S. selaku Staff Mill and Boiler yang telah memberikan bimbingan di lapangan kepada penulis.

5.Bapak Sungkono selaku Staff Process yang telah memberikan bimbingan di lapangan kepada penulis.

6. Bapak Alviantoro M, ST selaku Staff Laboratory yang telah memberikan bimbingan di lapangan kepada penulis.

7. Ibu Fleni Ayu H, STP selaku Staff FAS yang telah memberikan bimbingan di lapangan kepada penulis

8.Seluruh supervisor dan karyawan Factory yang membantu serta mendukung penulis. 9.Seluruh teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung.

Lampung, 17 Juli 2019

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2Tujuan ... 1

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 2

2.1 Sejarah ... 2

2.2 Lokasi Usaha ... 2

2.3 Visi dan Misi ... 2

2.4 Ruang Lingkup Kegiatan ... 3

2.5 Perkebunan Tebu ... 3

2.6 Produk, Pemasaran, dan Pelanggan ... 4

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK ... 5

3. 1 Kegiatan Praktik di Mill ... 5

3.2 Kegiatan Praktik di Proses ... 7

3.3 Kegiatan Praktik di Laboratorium ... 14

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK... 17

BAB V TINJAUAN TEORITIS ... 18

5.1 Tebu ... 18

5.2 Nira Tebu ... 19

5.3 Gula ... 20

5.4 Proses Pengolahan Tebu ... 20

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 22

6.1 Kesimpulan ... 22 iv

(5)

6.2 Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA ... 23 LAMPIRAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo PT.Indolampung Perkasa ... 2

Gambar 3.1. Bagan Produksi Factory ILP ... 5

Gambar 3.2. Bagan Produksi Area Mill ... 5

Gambar 3.3 Bagan Produksi Area Process ... 7

Gambar 3.4. Bagan Produksi Clarification and filtration ... 11

Gambar 3.5. Bagan Produksi Evaporation ... 11

Gambar 3.6. Bagan Produksi Raw Sugar boiling-curing ... 12

Gambar 3.7. Bagan Produksi Raw sugar melting-purification ... 13

Gambar 3.8. Bagan Produksi Refinery sugar boiling-curing ... 13

Gambar 5.1. Tanaman Tebu ... 18

Gambar 5.2. Nira Tebu ... 19

Gambar 5.3. Gula... 20

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Gula merupakan bahan pokok yang sering digunakan sebagai tambahan makanan dan minuman. Di Indonesia sendiri gula merupakan komoditas pangan yang sangat diperlukan. Untuk saat ini saja berdasarkan Sitanggang (2017) kebutuhan gula konsumsi pada tahun 2017 diprediksikan mencapai 2,7 juta ton. Sementara itu produksi gula konsumsi pada tahun 2016 hanya mencapai 2,2 juta ton saja. Itu artinya pemerintah harus memenuhi kebutuhan gula sebesar 400.000 ton. Maka dari itu diharapkan pihak lain dapat serta merta membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gula.

Disisi lain, Gula yang menjadi bahan pokok makanan dan minuman masyarakat Indonesia tidak hanya sekadar biasa atau bahkan di bawah standar kesehatan makanan. Tetapi menghasilkan gula yang memiliki kualitas standar dari segi warna, rasa dan ukuran. Sehingga untuk menghasilkan gula yang terbaik, pengolahan pada proses pembuatan gula di industri harus betul-betul diperhatikan dengan baik seperti menjaga kualitas jalannya alat dan tepatnya komposisi tambahan bahan serta perawatan sesuai standar serta bahan baku tebu yang digunakan.

PT. Indolampung Perkasa merupakan salah satu pabrik gula yang terletak di Provinsi Lampung. Pabrik gula ini merupakan bagian dari Sugar Group Companies (SGC) yang memiliki peran sangat aktif dalam memenuhi kebutuhan gula nasional. Di mana sebagian besar gula yang beredar di masyarakat adalah gula yang berasal dari Sugar Group Companies, yaitu gula pasir yang bermerk “GULAKU”. Maka dari itu saya memilih PT. Indolampung Perkasa sebagai tempat saya belajar dan menambah wawasan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini adalah

1. Mempelajari secara langsung kegiatan pengolahan dalam produksi gula secara SOP di PT. Indolampung Perkasa.

2. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam cara menguji berbagai sampel dari bagian

mill, boiler, process sampai limbah untuk menjaga kualitas produksi gula di PT. Indolampung Perkasa

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktik ini dilakukan di Divisi Mill, Process, dan QC Laboratory Pabrik PT. Indolampung Perkasa yang berlokasi di Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung dengan waktu pelaksanaan Kerja Pratik mulai dari 17 juni 2019 hingga 17 juli 2019

(8)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah

PT. Indolampung Perkasa merupakan perusahaan yang dibangun pada tahun 1996 dan memulai produksinya pada tahun 1997. PT. Indolampung Perkasa didirikan berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H, nomor 1739/1993, dengan Persetujuan Menteri Kehakiman RI Nomor: C2 – 3362 HI 01. 01 Tahun 1992 tanggal 28 April 1992. PT. Indolampung Perkasa adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) swasta penuh dengan penanaman modal dalam negeri (PMDM) yang merupakan bagian dari Sugar Group Companies (SGC).

PT. Indolampung Perkasa merupakan pabrik yang menghasilkan produk utama berupa gula. Selain itu, pabrik ini menghasilkan produk sampingan berupa tetes, blotong, dan ampas tebu (bagasse). Produk sampingan tersebut dapat diproses kembali menjadi produk yang dapat digunakan kembali. Tetes di distribusi ke pabrik pengolah MSG (Monosodium glutamate) dan pabrik pembuatan etanol. Blotong dapat digunakan sebagai pupuk organik dan bagasse digunakan kembali sebagai bahan bakar pabrik

Gambar 2.1. Logo PT.Indolampung Perkasa

2.2 Lokasi Usaha

Lokasi usaha perkebunan tebu dan pabrik gula PT. Indolampung Perkasa terletak di Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Lahan usaha berada di dalam kawasan jalan atau jalur lintas timur Sumatera yang menghubungkan Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatera Selatan, kurang lebih 120 kilometer disebelah utara kota Bandar Lampung.

2.3 Visi dan Misi 1.Visi

Menjadi pilar perkebunan tebu dan pabrik gula yang solid, terintegrasi, mandiri, dan berkembang.

2.Misi

a. Menghasilkan produk gula pasir yang berkualitas.

b. Menerapkan teknik pertanian dan proses produksi yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

(9)

c. Menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan, khususnya Provinsi Lampung dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya.

2.4 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan PT. Indolampung Perkasa secara umum dikategorikan atas empat (4) macam, yaitu:

a.jKegiatan perkebunan tebu (cane plantation) yang digunakan untuk menyuplai bahan baku pabrik gula.

b. Kegiatan pengolahan tebu menjadi gula (sugar processing)

c.jTransportasi dan distribusi gula yang dihasilkan kepusat-pusat penampungan gula.

d.jPemanfaatan hasil sampingan dan limbah dari pabrik, seperti bagasse ,blotong, dan abu sebagai bahan bakar boiler dan pupuk organik, serta molasses sebagai bahan baku pembuatan etanol.

2.5 Perkebunan Tebu

Tebu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan gula dipabrik. PT. Indolampung Perkasa memiliki perkebunan tebu sendiri dengan luas areal perkebunan dan pabrik 21.401,40Ha. Kegiatan budidaya tanaman tebu PT. Indolampung Perkasa terdiri dari:

1.Mobilisasi Alat Berat dan Material 2.Penyiapan Lahan (Land Preparation) 3.Penanaman Tebu (Palanting)

4.jPerawatan Tebu (Field Maintenance) Perawatan tebu yang dilakukan adalah perawatan tebu pada tanaman plant cane dan ratoon,yang terdiri dari beberapa kegiatan pemeliharaan, yaitu:

a. Penyulaman Tanaman b. Pemupukan Tanaman c. Pengendalian Gulma

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

e. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

5. Panen dan pengangkutan tebu Adapun sistem pemasokan tebu ke pabrik dilakukan dengan tiga(3) cara, yaitu:

1.Tebu Potong (Choppedcane) 2.Tebu Ikat (Bundle Cane) 3.Tebu Lepas (Loose Cane)

(10)

2.6 Produk, Pemasaran, dan Pelanggan

PT. Indolampung Perkasa mendistribusikan gula dalam bentuk karung sebanyak 50 kg untuk beberapa distributor utama yang kemudian berlanjut ke grosir diseluruh Indonesia. Grosir membungkus gula ke dalam jumlah kecil dan menjual langsung ke pasar Indonesia, dari supermarket hingga pasar tradisional.

(11)

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Kegiatan kerja praktik dipabrik PT. Indolampung Perkasa dilakukan dibeberapa divisi produksi seperti dibagan berikut.

Gambar 3.1. Bagan Produksi Factory ILP

3.1 Kegiatan Praktik di Mill

Saat di Divisi Mill saya diperkenalkan bagaimana tebu dimasukkan dan diolah atau digiling dengan melewati beberapa proses seperti dibawah ini.

(12)

3.1.1 Pengenalan alat-alat penggiling tebu

Alat penggilingan tebu terdiri dari beberapa bagian yaitu feeding table, cane leveller, cane cutter, cane kicker, shreeder, dan roll mill.

a. Feeding Table merupakan alat penampung utama ketika tebu masuk. Feeding Table berfungsi untuk mentransfer dan mengatur jumlah tebu yang akan digiling.

b. Cane Leveller merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meratakan tebu yang menumpuk pada feeding table agar kerja cutter nantinya tidak berat dan tidak rusak karena menumpuk.

c. Cane Cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong tebu menjadi potongan yang lebih kecil. Tujuan pemotongan agar pemerahan air tebu dapat maksimal dan mempermudah dalam penggilingannya.

d. Cane Kicker adalah alat yang berfungsi untuk mengumpan tebu agar jatuh ke shreeder. Pada cane kicker terdapat pisau-pisau yang hampir mirip dengan cane cutter.

e. Cane Shreeder merupakan alat yang didalamnya terdapat hummer, hummer

berfungsi untuk memipihkan atau menghancurkan tebu agar serat tebu terbuka.

f. Roll mill adalah alat yang digunakan untuk menggiling tebu agar terperas air nira tebunya. Roll dalam mill terdapat 4 buah yaitu top roll, baggase roll, feed roll, dan fourth roll.

3.1.2 Proses penggilingan tebu

Pada proses awal penggilingan tebu, tebu yang dibawa dari mobil truk dipindahkan dengan cara digeser dan didorong oleh Stacker, Selanjutnya tebu dikumpulkan dan dibawa ke dalam feeding table. Tebu yang sudah dimasukkan kemudian dirapihkan dan diratakan dengan cane leveller. Setelah tebu diratakan, tebu kemudian masuk ke cane cutter 1 dan 2 untuk di cacah dan dihancurkan menjadi lebih kecil. Tebu yang sudah dihancurkan dibawa melewati cane kicker

menuju shreeder. Fungsi dari cane kicker tersebut adalah untuk mempercepat pengumpanan ke shreeder. Pada Shreeder tebu akan semakin dihancurkan untuk menghancurkan serat tebu agar sel-selnya terbuka sehingga mudah untuk diperas.

Kemudian tebu yang benar-benar hancur langsung masuk ke roll mill 1 untuk digiling dan diperas. Air nira yang keluar kemudian ditampung. Tebu yang sudah diperas selanjutnya di bawa ke roll mill 2 sampai roll mill 5 dengan tambahan air panas untuk diperas. Air panas digunakan untuk membuka pori-pori bagas agar saat diperas air nira benar-benar keluar semua. Pada perasan air nira di

mill 1, 3 dan 5 terdapat penambahan alkacide untuk mengurangi dextran sedangkan pada mixed juice terdapat penambahan larutan fosfat untuk membantu pengendapan kotoran yang terkandung dalam air nira.

Sisa perasan tebu atau sering juga disebut bagas selanjutnya di bawa ke

baggase house untuk ditampung. Bagas ini akan menjadi bahan bakar untuk 6

(13)

pemanasan air yang akan menghasilkan uap air panas bertekanan tinggi sehingga dapat memutarkan turbin. Air yang digunakan pada boiler tidak seperti air biasa. Air diperlakukan secara khusus salah satunya dengan penambahan soda liquid agar pipa tidak menimbulkan korosi dan kerak. Dan hal lain yang menjadi perhatian pada air adalah kandungan P-Alkalinity, M-Alkalinity, O-Alkalinity, Silika, Konduktivitas, phosfat dan sulfite. Selain air, suhu yang terdapat pada pembakaran harus dijaga. Abu sisa pembakaran kemudian dimasukkan dan dikumpulkan kedalam wadah yang berisi air yang kemudian dibuang ke areal.

3.2 Kegiatan Praktik di Process

Saat di Divisi Process saya diperkenalkan bagaimana air nira diolah sampai menjadi gula dengan melewati beberapa proses seperti dibawah ini.

Gambar 3.3 Bagan Produksi Area Process

3.2.1 Pengenalan alat-alat dan berbagai penampungan pada setiap bagian 1.Bagian Clarification and Filtration

Pada bagian Clarification and Filtration alat-alat dan berbagai penampungan terdiri dari Primer Juice Heater, Liming 1, Liming 2, Secondary Juice Heater, Tertiary Juice Heater, Flashtank, SRT, Clarified Juice Tank, Mud Tank, Mud Mixer, dan RDVF.

a. Primer Juice Heater adalah tempat raw juice untuk pertama kalinya dipanaskan dengan suhu yang telah ditentukan.

(14)

b. Liming 1 adalah tempat lewatnya raw juice yang sudah dipanaskan di

Primer Juice Heater untuk memisahkan pasir dengan juice.

c. Liming 2 adalah tempat juice yang sudah dipisahkan dengan pasir untuk ditambahkan susu kapur supaya kandungan pHnya hampir mendekati netral dari sebelumnya

d. Secondary Juice Heater adalah tempat juice dari liming 2 dipanaskan kembali dengan suhu yang telah ditentukan.

e. Tertiary Juice Heater adalah tempat juice untuk ketiga kalinya dipanaskan dengan suhu yang lebih tinggi dan sudah ditentukan. f. Flashtank adalah tempat untuk melepaskan gas-gas yang tidak

mengendap.

g. SRT Clarifier adalah tempat untuk menambahkan larutan flocculant

pada juice sehingga terjadi pengendapan pada zat-zat non gula. h. Clarified Juice Tank adalah tempat clear juice masuk dan tempat

penambahan antiscalant untuk melunakkan kerak.

i. Mud Tank adalah tempat untuk menampung kotoran endapan dari SRT.

j. Mud Mixer adalah tempat untuk mencampurkan endapan kotoran dengan bagasse.

k. RDVF adalah tempat untuk memisahkan mud dengan juice (filtrate)

dengan cara divakum.

2. Bagian Evaporation

Pada bagian Evaporation alat-alat dan berbagai penampungan terdiri dari Evaporator 1, Evaporator 2, Evaporator 3, dan Evaporator 4

a. Evaporator 1 adalah tempat untuk menguapkan air dari clear juice

dengan suhu yang lebih tinggi sampai mencapai brix yang telah ditetapkan

b. Evaporator 2 adalah tempat untuk menguapkan air dengan suhu yang lebih rendah dari evaporator 1 sampai mendapatkan brix yang telah ditetapkan

c. Evaporator 3 adalah tempat untuk menguapkan air dengan suhu yang lebih rendah dari evaporator 2 sampai mendapatkan brix yang telah ditetapkan

d. Evaporator 4 adalah tempat penguapan air terakhir sampai menjadi syrup sesuai suhu dan brix yang telah ditetapkan

(15)

3. Bagian Raw Boiling-Curing

Pada bagian Raw Boiling-Curing alat-alat dan berbagai penampungan terdiri dari B dan C Graining, A, B dan C Seed Recheiver, B dan C Mass CVP, dan A, B dan C Mass Recheiver, Vertical, Reheater, A, B dan C Feed Mixer, BMA dan TSK.

a. B dan C Graining adalah tempat untuk memasak syrup dengan penambahan slurry yang hasil nantinya dari masakannya akan menjadi awal untuk pembibitan kristal gula.

b. A,B dan C Seed Recheiver adalah tempat untuk menampung hasil masakan dari A,B dan C Graining yaitu A, B dan C Seed

c. B dan C Massecuite CVP adalah tempat untuk memvakum B dan C seed menjadi B dan C Massecuite

d. B dan C Massecuite Recheiver adalah tempat untuk menampung hasil vakum B dan C Massecuite CVP.

e. Vertical adalah tempat untuk mendinginkan C Massecuite dengan melewati pipa-pipa yang direndam dalam air

f. Reheater adalah tempat untuk memanaskan kembali agar saat tidak berat di mixer pada C Feed Mixer

g. A,B dan C Feed Mixer adalah tempat untuk mengaduk

h. BMA dan TSK adalah tempat untuk mensentrifugal hasil dari A, B dan C Feed Mixer sampai menjadi raw liquor

4. Bagian Purification

Pada bagian Purification alat-alat dan berbagai penampungan terdiri dari

Filtrate Carbonator, Carbonator 1, Carbonator 2, RLF, Sludge Tank, Sludge Press

a. Filtrate Carbonator adalah tempat untuk menambahkan susu kapur pada raw liquor sampai pH yang telah ditetapkan sampai menjadi limed liquor

b. Carbonator 1 adalah tempat untuk penambahan CO2 agar pH dari

limed liquor menjadi berkurang. Dan juga dilakukan pemanasan sampai suhu yang telah ditetapkan

c. Carbonator 2 adalah tempat untuk penambahan CO2kedua kalinya

agar pHnya mendekati netral.

d. RLF adalah tempat untuk menyaring Carb Liquor II dengan bantuan radiolit menghasilkan Clear Liquor

(16)

f. Sludge Press adalah tempat untuk memeras Sludge untuk memisahkan

sweet water dangan sludgenya 5. Bagian Refenery Boiling-Curing

Pada bagian Refenery Boiling-Curing alat-alat dan berbagai penampungan terdiri dari R1 BVP, RO1 Recheiver, R2 BVP, R1 Seed Recheiver dan RO2

Recheiver.

a. R1 BVP adalah tempat untuk memasak Clear Liquor dan R1 Seed

dengan suhu, brix dan pol yang telah ditetapkan sampai menjadi produk Gula R1 dan RO1

b. RO1 Recheiver adalah tempat untuk menampung RO1 yang merupakan hasil masakan R1 BVP

c. R2 BVP adalah tempat untuk memasak RO1 dengan tambahan slary dan suhu, brix dan pol yang telah ditetapkan sampai menghasilkan R1 Seed dan RO2

d. RO2 Recheiver. adalah tempat untuk menampung RO2 yang merupakan hasil masakan R2 BVP

6. Bagian Packing

Pada bagian Packing alat yang digunakan secara otomatis memasukkan gula sesuai beratnya 50 kg dan menjahitnya.

3.2.2 Proses produksi gula pada divisi Process

Pada proses produksi gula pada divisi Process dilakukan beberapa tahapan yaitu

1. Clarification and filtration

Clarification and Filtration merupakan bagian yang fokus dalam mengklarifikasi dan menyaring raw juice dengan proses berbagai proses yaitu.

Pada tahap ini raw juice yang sudah diberi larutan phosfat sampai larutan tertentu di pompa menuju Primer Juice Heater untuk dipanaskan dengan suhu yang telah ditetapkan. Kemudian lanjut ke Liming 1 yang merupakan tempat pemisahan

juice dan pasir. Juice lanjut ke Liming 2 untuk ditambah susu kapur sesuai kadarnya sampai menghasilkan limed juice. Limed juice dipompa menuju Secondary Juice Heater dan Tertiary Juice Heater untuk dipanaskan kembali dengan suhu yang semakin tinggi namun masih dalam SOPnya. Selanjutnya limed juice masuk ke

Flashtank untuk melepaskan gas-gas yang tidak mengendap. Juice lanjut masuk ke SRT Clarifier dengan ditambah larutan flocculant. Flocullant disini berfungsi untuk mengendapkan zat-zat non gula. Sehingga di SRT terjadi pemisahan antara juice

yang jernih dan endapannya. Lalu Clear juice masuk ke dalam Clarified juice tank

untuk ditambah antiscalant. Sedangkan endapannya diproses lebih lanjut dengan di aduk di Mud Mixer dengan penambahan Bagasse lalu masuk ke RDVF untuk

(17)

divakum menghasilkan Juice (Filtrate) kembali dan untuk endapannya dibuang ke areal.

Gambar 3.4. Bagan Produksi Clarification and filtration

2. Evaporation

Evaporation merupakan bagian untuk menguapkan air dengan beberapa proses yaitu

Setelah dari Clarified Juice Tank, Clear Juice masuk kedalam Evaporator 1 untuk diuapkan dengan suhu yang tinggi namun masih sesuai SOP. Lanjut ke Evaporator 2, 3 dan 4 untuk menguapkan air dengan suhu yang semakin lebih rendah dari evaporator 1 sampai mendapatkan brix yang telah ditetapkan dan menjadi Syrup

(18)

3. Raw Sugar boiling-curing

Raw Sugar boiling-curing merupakan bagian untuk memasak dari syrup

menjadi raw liquor dengan beberapa proses sebagai berikut.

Syrup yang terbentuk dari Evaporator 1 sampai 4 dipompa ke C Graining

untuk dimasak. Awal mula bibit gula dimulai dari C Graining dengan tambahan slary yang akan menghasilkan C Seed. C Seed kemudian ditampung di C Seed Recheiver. Kemudian dipompa ke C CVP untuk divakum menghasilkan C

Massecuite. Lalu C Massecuite ditampung dan dipompa kembali ke Vertikaluntuk didinginkan lanjut ke reheater dan di mixer masuk ke BMA untuk menghasilkan C Magma. Dengan proses yang sama C Magma ini nanti akan menjadi B Magma dan terakhir menjadi Gula A sebagai hasilnya dan limbahnya sebagai molasses. Gula A diputar menjadi raw liquor.

Gambar 3.6. Bagan Produksi Raw Sugar boiling-curing

4. Raw sugar melting-purification

Raw Sugar melting-purification merupakan bagian untuk penjernihan dengan beberapa proses yaitu.

Raw liquor selanjutnya masuk kedalam Filtrate Carbonator dengan penambahan susu kapur untuk menaikkan pH menghasilkan Limed Liquor. Limed liquor lalu masuk ke karbonator 1 untuk di panaskan dengan suhu yang sudah ditetapkan dan ditambah CO2 sehingga pHnya turun. Lanjut masuk ke Carbonator

2 untuk ditambah CO2 yang kedua kalinya. Selanjutnya masuk ke RLF untuk

disaring dengan bantuan radiolit. Hasil dari saringannya dinamakan Clear Liquor. Sedangkan sisa saringannya dinamakan Sludge yang akan diolah lagi di Sludge Press untuk menghasilkan Sweet Water. Clear Liquor kemudian ditampung ke dalam Clear Liquor Tank

(19)

Gambar 3.7. Bagan Produksi Raw sugar melting-purification

5. Refinery sugar boiling-curing

Refinery sugar boiling-curing merupakan bagian untuk memasak Clear Liquor menjadi Gula produk dengan berbagai proses yaitu.

Clear liquor dari tanki selanjutnya dipompa masuk ke R1 BVP untuk dimasak sampai menghasilkan Gula RO1, selain itu produk sampingnya RO1. RO1 kemudian ditampung di RO1 Recheiver. Kemudian RO1 dipompa masuk ke R2 BVP untuk dimasak dengan tambahan slary menghasilkan R1 seed. R1 seed ini akan masuk ke R1 BVP lanjut ke TSK untuk disentrifugasi sampai menghasilkan produk Gula murni.

Gambar 3.8. Bagan Produksi Refinery sugar boiling-curing

6. Pengemasan

Gula produk R1 dan R2 hasil dari pemasakan yang sudah layak sesuai colornya langsung di kemas dengan alat secara otomatis masing-masing 50kg.

(20)

3.3 Kegiatan Praktik di QC Laboratory

Divisi Laboratory merupakan divisi yang berfokus dalam menjaga kualitas material dan bahan yang digunakan dari saat pertama kali tebu di letakkan sampai menjadi produk gula sesuai SOP serta menangani limbah yang dihasilkan dari setiap bagian produksi. Divisi Laboratory

terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Mill and Clarification analysis, Clarification analysis, Raw Boiling and Curing analysis, Purification and Refinery Boiling analysis. Refinery Boiling and Curing analysis, Condensate Water Analysis, Boiler Water Analysis, dan Condensor Water Analysis.

1. Mill and Clarification analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area mill dan clarification seperti a. First Exp Juice dan Mixed Juice yang dianalisis Brix, Pol, Purity, pH, Phosphat,

Dextran, RS dan Insoluble Solid

b. Mill 2, Mill 3, dan Mill 4 yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, dan pH c. Imbibition Temperature yang dianalisis : Temperature

d. Fibre CAS yang dianalisis : Kandungan seratnya

2. Clarification analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area clarification seperti

a. Clarified Juice yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, pH, Turbidity, Phosphat, Dextran, RS dan CaO

b. Raw Syrup yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, pH, Dextran, RS dan Colour

c. Mud yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, dan pH d. Filter cake yang dianalisis : Pol dan Moist

3. Raw Boiling and Curing analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area Raw Boiling and Curing seperti a. Mixed Syrup, Raw liquor, dan Clear liquor yang dianalisis Brix, Pol, Purity, dan

pH

b. A Molasses, B Massecuite, B Molasses, B Magma, C Massecuite, C Magma, dan CVP C cell yang dianalisis : Brix, Pol, dan Purity

c. A Sugar, B Sugar, C Sugar, R2 Sugar yang dianalisis : Pol, Colour dan Moist

4. Purification and Refinery Boiling analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area Purification and Refinery Boiling seperti

a. Raw Liquor yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, pH, Colour dan Temperature

b. Clear Juice yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, pH, dan Colour

c. Limed liquor, Carb liquor 1, dan Carb liquor 2 yang dianalisis : pH

(21)

d. Sludge yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, dan pH

e. Sweet Water yang dianalisis : : Brix, Pol, Purity, pH, dan Colour

5. Refinery Boiling and Curing analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area Refinery Boiling and Curing seperti a. R2 magma yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, dan Colour

b. R2 melter yang dianalisis : Brix, Pol, dan Purity

c. RO1 dan RO2 yang dianalisis : Brix, Pol, Purity, dan Colour

6. Condensate Water Analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area Condensate Water seperti

a. Juice Heater Condensate yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) b. Pure Evaporator yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm)

c. Sweet Evaporator yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) d. Pure Vacuum Pan yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) e. Sweet Vacuum Pan yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm)

f. Condensate to Boiler yang dianalisis : pH, Conductivity dan Sugar(ppm) g. Injection Inlet yang dianalisis : pH, Sugar(ppm) dan Temperature

h. Injection Outlet yang dianalisis : pH, Sugar(ppm) dan Temperature

7. Boiler Water Analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area Boiler Water seperti

a. Boiler Feed Water yang dianalisis : pH, Conductivity, P Alkalinity(ppm), M

Alkalinity(ppm), O Alkalinity(ppm), Silica(ppm), Phosphat, Chloride, Sulfite, dan

Sugar Content.

b. Boiler 1 dan 2 yang dianalisis : pH, Conductivity, P Alkalinity(ppm), M

Alkalinity(ppm), O Alkalinity(ppm), Silica(ppm), Phosphat, Chloride, Sulfite, dan

Sugar Content.

c. Raw Water yang dianalisis : pH, Conductivity, Silica(ppm), Phosphat, Chloride, dan Turbidity.

d. Cooling Machine Water yang dianalisis : pH, Conductivity, Silica(ppm), Phosphat,

Chloride, dan Turbidity.

e. Demin yang dianalisis : pH, Conductivity,dan Silica.

8. Condensor Water Analysis merupakan bagian analisis yang fokus dalam menganalisis berbagai bahan dan material di area Condensor Water seperti

(22)

b. Injection outlet yang dianalisis : pH, Sugar(ppm) dan Temperature

c. BVP Raw 1- 4 yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) d. BVP Ref 1- 4 yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) e. RDVF yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) f. Evaporator yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) g. CVP B dan C yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) h. Canal Mill yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) i. Canal Clary yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) j. Canal Curing yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm)

k. Canal Mixing (Clary+Curing) yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm) l. Inlet IPAL yang dianalisis : pH dan Sugar(ppm)

(23)

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK Setelah melakukan kerja praktik, saya mendapatkan beberapa hasil seperti

1. Mengetahui alur, proses dan jumlah bahan pendukung untuk pengolahan produksi gula dari

mill sampai gula di kemas sesuai SOP seperti proses penggilingan tebu dan penambahan larutan fosfat pada air nira yang dihasilkan di bagian mill.

2. Mengetahui prosedur pengambilan dan analisis sampel dari setiap bagian seperti dibagian

Mill and Clarification analysis, Clarification analysis, Raw Boiling and Curing analysis,

Purification and Refinery Boiling analysis, Refinery Boiling and Curing analysis,

Condensate Water Analysis, Boiler Water Analysis dan Condensor Water Analysis.

3. Mengetahui cara penggunaan alat di area Laboratory untuk menganalisis sampel pada setiap bagian analisis seperti penggunaan alat refractometer untuk mendapatkan nilai brix dan pol.

4. Menambah pengetahuan bagaimana antar pekerja dalam berperilaku dan berkomunikasi secara baik dalam menngerjakan tugasnya.

(24)

BAB V

TINJAUAN TEORITIS 5.1 Tebu

Salah satu perkebunan yang besar di Indonesia adalah perkebunan tebu (Saccharum officinarum). Tanaman Tebu merupakan tanaman yang tumbuh baik di dataran rendah khususnya pada daerah tropika atau dibeberapa daerah subtropika karena lingkungan pendukungnya yang baik untuk pertumbuhan. Tebu merupakan bahan baku dari pembuatan gula pasir. Hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu salah satunya adalah Ampas tebu. Jumlah ampas tebu yang dihasilkan dari satu pabrik sekitar 35-40% dari berat tebu yang digiling (Yenti, Herman & Zultiniar, 2011).

Pada sejarahnya tanaman tebu ini diperkirakan berasal dari Irian, selanjutnya menyebar ke masing-masing daerah indonesia yang lain, bahkan sampai ke Negara Malaysia, Burma, Thailand, Filipina, dan India. Banyak ahli berpendapat bahwa berasal Dari India kemudian dibawa ke Iran sekitar tahun 600 M dan selanjutnya oleh orang-orang Arab dibawa ke Mesir, Maroko, Sapnayol dan Zanzibar. Berdasarkan catatan kuno. beberapa peneliti yang lain menyimpulkan kalau tanaman tebu pada awalnya berasal dari India. Dimana ketika Bala tentara Alexander the Great mencapai India pada tahun 325 SM mereka mencatat adanya tanaman tebu yang tumbuh di daerah itu (Tjokroadikoesomo dan Baktiar 2005)

Tanaman tebu yang berkembang di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Penanaman tebu dilakukan terpusat di Pulau Jawa pada saat masa kolonial Belanda. Pada saat itu penanaman dilakukan dengan sistem tanam paksa, dan terjadi monopoli perdagangan gula oleh negara penjajah. Namun, Setelah kolonialisasi Belanda, orang-orang Tionghoa menjadikan tanaman tebu sebagai perkebunan swasta miliknya. Saat ini tak hanya di bagian barat dan tengah Indonesia saja yang banyak tenaman tebu, tetapi di daerah kawasan timur Indonesia terjadi pengembangan tanaman tebu sehingga hasilnya nanti dapat dirasakan di semua daerah timur Indonesia.

Gambar 5.1. Tanaman Tebu Sumber: perkebunan.litbang.pertanian.go.id

(25)

5.2 Nira Tebu

Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, kemudian air hasil gilingan itu disaring dan air itu yang di namakan nira dan proses penyaringan ini sering dinamakan ekstraksi. Jadi nira adalah air hasil gilingan atau ekstraksi dari tanaman tebu, di dalam nira terdapat banyak sekali zat – zat yang terkandung didalamnya, misalnya daun kering, blendok, pectin serta polisakarida starch, karena biasanya tebu yang digiling didalam pabrik dalam keadaan kotor, kering, tidak dicuci, dan tidak dikuliti terlebih dahulu. Adapun syarat mutu nira yang baik menurut penelitian Sumarno, (1997) adalah :

Polarisasi = 93,34 % HK Pol = 94,40 % Warna = 50,63 % Turbidy = 394

Dalam mengoptimalkan hasil dari pemurnian nira diperlukan beberapa faktor yang menjadi fokus perhatian terutama pada proses defikasi dan fosfatasi yaitu suhu, pH, konsentrasi flokulan dan konsentrasi asam phosphat yang ditambahkan.

a.pH

Seperti telah dijelaskan dalam defikasi dingin pada proses defikasi mempunyai kisaran pH dari 7,2 – 8,6. kemudian dinetralkan lagi hingga 7,0. (Sumarno, 1994). Hal ini dilakukan agar nira lebih bereaksi menghasilkan gumpalan kalsium Phosphat pada kondisi alkalis.

b.Suhu

Pada saat pemanasan, nira harus dipanaskan dengan suhu 100 – 102 oC agar reaksi yang terjadi berjalan dengan sempurna (Sumarno, 1994). Pada proses fosfatasi leburan yang pernah diteliti terhadap gula menggunakan suhu 80oC. (Sumarno, 1997).

c.Dosis Asam Phosphat

Dalam penelitian yang lalu dijelaskan pula bahwa dosis phosphat terbaik adalah antara 100 sampai 200 mg/l (Sumarno, 1997).

d.Dosis Flokulan

Dosis dari flokulan dalam penelitian yang sudah dilakukan berkisar antara 2 – 3 mg/l (T. Martoyo, 1997).

(26)

5.3 Gula

gula seperti kelapa serta umbi dahlia, anggur, atau bulir jagung yang menjadi bagian untuk membuat pemanis buatan karena sukrosa bukan komponen utamanya.

Gambar 5.3. Gula Sumber www.sciencefocus.com 5.4 Proses Pengolahan Tebu

Dalam pengolahan tebu untuk menghasilkan gula memerlukan beberapa proses yaitu pengolahan awal, maksudnya tebu yang akan diolah sebaiknya tebu yang telah matang, bersih dan segar sesuai dengan standarnya. Selanjutnya tebu akan mengalami proses penggilingan dimana tebu akan digiling untuk mendapatkan air niranya. Semakin matang tebu yang digiling maka air nira yang dihasilkan semakin banyak dan bagus kualitasnya. Air nira yang telah didapatkan kemudian diproses lagi untuk dilakukan pemurnian. Pemurnian ini dilakukan dengan menggunakan proses defekasi dan proses sulfitasi.

Proses selanjutnya merupakan proses penguapan dimana air nira yang telah bersih dimasukkan ke dalam penguapan. Hal ini dilakukan agar air nira yang tadinya masih encer dibuat lebih kental agar proses pengkristalan semakin lebih mudah. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 65-110oC. Setelah kental, nira kental masuk kedalam proses pengkristalan, disini nira kental diubah menjadi kristal gula dan terjadi pemisahan kotoran yang masih menempel setelah melewati proses sebelumnya. Kristal gula kemudian memasuki tahap pemutaran untuk menghilangkan larutan agar menghasilkan kristal gula yang benar-benar asli. Selanjutnya krislal gula masuk ke dalam pendinginan dan siap untuk dikemas.

(27)

Gambar 5.4. Proses Pengolahan Tebu

(28)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kerja praktik di PT. Indolampung Perkasa dari divisi mill, process

sampai akhirnya QC Laboratory , saya dapat menyimpulkan beberapa hasil kerja praktik yaitu 1. Dari pengamatan dan praktik dapat disimpulkan bahwa secara garis besar di PT Indolampung

Perkasa dalam proses pengolahan produksi tebu menjadi gula dibagi menjadi beberapa bagian besar yaitu Mill, Process dan Laboratory yang semuanya berjalan sesuai SOP.

2. Dalam menjalankan quality control yang baik. Sebelumnya analis harus mengetahui proses dan penambahan - penambahan apa saja yang terjadi pada saat produksi agar mengetahui sebab akibat saat mengalami ketidakcocokan dalam hasil analisis.

6.2 Saran

1.Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang praktik diharapkan untuk menjaga sikap dan kinerja diperusahaan yang ditempati karena akan membawa nama kampus.

2.Bagi Perusahaan

Disiplin dalam menerapkan undang-undang tentang keselamatan kerja demi kelancaran suatu kegiatan di perusahaan.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Agroindustri.id. 2017. Beginilah Proses Pengolahan Tebu Menjadi Gula. http://www.agroindustri

.id/proses-pengolahan-tebu-menjadi-gula. Diakses pada 12 September 2019.

Anonim. 2019. Pengendalian Gulma Tanaman Tebu. https://perkebunan.litbang.pertanian.go.id /pengendalian-gulma-tanaman-tebu/. Diakses pada 12 September 2019.

Anonim. 2019. Sugar Cane Processing. https://www.sucden.com/en/products-and-services /sugar/ process-flowcharts/. Diakses pada 12 September 2019.

Marcene, Brandi. 2019. 11 Impressive Benefits of Sugarcane Juice. https:// www.naturalfoodseries .com/11-benefits-sugarcane-juice/. Diakses pada 12 September 2019.

Sehgal, Divya. 2019. Howdoes sugar act as a preservative. https:// www.sciencefocus.com /science/how-does-sugar-act-as-a-preservative/. Diakses pada 12 September 2019.

Sitanggang,Nugraha. 2017. Kebutuhan Gula Nasional Mencapai 5.7 juta ton. https://agribisnis.co .id /

kebutuhan-gula-nasional-mencapai-5-7-juta-ton/. Diakses pada 12 September 2019.

Sumarno. 1997. Kemampuan Proses Fosfatasi dan Flotasi dalam Meningkatkan Kualitas Gula Produk di Pabrik Pelaihari dalam Majalah Penelitian Gula. Pasuruan: P3GI

Sumarno , 1994. Hal–hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Pemurnian Tebu, P3GI : Pasuruan.

Suparmo dan Sudarmanto, 1991. Proses Pengolahan Tebu. PAU Pangan dan Gizi. UGM.

Yogyakarta.

Tjokroadikoesoemo, P. S. dan A. S. Baktir, 2005. Ekstraksi Nira Tebu. (Skripsi). Yayasan Pembangunan Indonesia Sekolah Tinggi Teknologi Industri. Surabaya.

Yenti, S.R., Herman, S., & Zultiniar. (2011). Kinetika Proses Pembuatan Asam Oksalat dari Ampas Tebu. Pekanbaru: Jurnal SNTK TOPI.

(30)

Dendy Jomy Pradana

Kimia Perguruan Tinggi : Universitas Pertamina

Nama

Program studi

(31)
(32)
(33)
(34)

Gambar

Gambar 3.1. Bagan Produksi Factory ILP
Gambar 3.3 Bagan Produksi Area Process
Gambar 3.4. Bagan Produksi Clarification and filtration
Gambar 3.7. Bagan Produksi Raw sugar melting-purification  5.  Refinery sugar boiling-curing
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan kulit singkong ini bertujuan dalam pancapaian target penggunaan enzim- enzim yang tepat untuk menghasilkan produk gula cair yang mempunyai kualitas dan kandungan

Penetitian pendahuluan ditakukan untuk mempelajari cara pembuatan tempe dan laru yang baik serta menentukan waktu fermentasi terbaik yang menghasilkan tempe terbaik

Pabrik gula merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah, baik limbah padat, gas, maupun limbah cair. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik gula tanpa

Mengingat betapa pentingnya pelayanan bagi perusahaan jasa maka sangat perlu diperhatikan kualitas nya yang baik bukan berarti kualitas tertinggi tetapi

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian tentang hubungan bauran pemasaran dan volume penjualan pada industri pengolahan hasil tebu tradisional, khususnya pembuatan

Dalam rangka menghasilkan tempe yang baik, paling sedikit ada 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu (1) Faktor sanitasi harus diperhatikan pada setiap tahapan proses

Tetapi usaha pembuatan gula jawa ini masih merupakan industri rumah tangga yang tentu saja berhadapan dengan berbagai masalah, yang diantaranya adalah teknologi pengolahan yang kurang

XYZ belum dilakukan dengan baik, karena itu proses pembuatan gula masih diolah kembali sehingga memperlambat waktu pengolahan gula, membuat biaya yang besar dan kerusakan yang tidak