• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Keagenan Pt. Herba Penawar Alwahida Indonesia Terhadap Bisnis MLM Syariah Berdasarkan Fatwa DSN MUI No.75/Dsn-Mui/Vii/2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Keagenan Pt. Herba Penawar Alwahida Indonesia Terhadap Bisnis MLM Syariah Berdasarkan Fatwa DSN MUI No.75/Dsn-Mui/Vii/2009"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lahan untuk mencari penghasilan adalah dengan berbisnis. Bisnis merupakan kegiatan yang bergerak pada peningkatan nilai tambah produk

atau jasa melalui suatu proses pemberian jasa dan pengelolaan barang.1

Bisnis bertujuan untuk membangun jaringan dan koneksi antar individu

ataupun kelompok tertentu dengan kesepakatan antar kedua belah pihak.2

Bisnis yang sedang merekah di Indonesia ialah MLM (Multi Level

Marketing). MLM bergerak pada unit perdagangan barang dan jasa. MLM adalah metode bisnis alternatif yang melakukan penjualan produk barang dan jasa. Arti dari penjualan barang dan jasa adalah marketing bertingkat dengan adanya komisi. Semua itu berdasarkan kinerja, prestasi, hasil

penjualan, dan status keanggotaan, yaitu tingkat atas (upline) dan tingkat

bawah (downline). 3

Tahun 1940-an di Amerika bisnis MLM (Multi Level Marketing)

tumbuh dan saat ini meningkat di Indonesia. Namun bisnis ini menimbulkan kekacauan di masyarakat. Karena mengandung unsur penipuan, tidak adanya

1 Muhammad, Etika Bisnis Islam (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005),

hlm. 37.

2 Anita Rahmawaty, Bisnis Multilevel Marketing Dalam Prespektif Islam, Tahun 2014, Vol. 2,

No. 1, hlm. 69.

3 Wening Purbatin Palupi Soenjoto, Manifestasi dalam Prespektif Syariah terhadap Paradoks

(2)

bonus, produk dan perusahaaan fiktif, sehingga berakibat trauma pada

masyarakat.4

Dari realitas di atas maka lahirlah MLM Syariah sebagai salah satu

perangkat dalam ekonomi Islam.5 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia (DSN MUI) mengeluarkan Fatwa No: 75/DSN-MUI/VII/2009

tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS)6.

Pedoman ini bertujuan untuk memberikan arahan kepada masyarakat supaya tidak ada kelompok yang dirugikan dalam melakukan bisnis MLM dan bermuamalah sesuai syariat Islam.

MLM Syariah merupakan bisnis dengan sistem penjualan modern melalui jaringan yang bertingkat sesuai Syariah, baik dari strategi pemasaran ataupun produknya, sehingga tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Seperti riba dan gharar, baik pada produk atau skema penjualannya.

PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia atau disingkat HPAI merupakan perusahaan yang menerapkan sistem MLM Syariah HPAI ialah perusahaan yang berfokus pada penyediaan produk herbal halal dan berkualitas. Pusat HPAI didirikan secara sah pada tanggal 19 Maret 2012 di Jakarta. Tujuan berdirinya HPAI untuk menaikkan produk yang berkualitas

dan halal yang berlandaskan Thibbunnabawi dan menerapkan ekonomi

Islam di Indonesia melalui entrepreneurship.7

4 Imam Mas Arum, Multi Level Marketing (MLM) Syariah: Solusi Praktis Menekan Praktik

Bisnis Riba, Money Game, Tahun 2012, Vol 3, No. 1, hlm. 25-26.

5 Ibid., hlm. 26.

6https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/, diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 pada pukul

13.45 WIB.

(3)

HPAI memiliki Business Center (BC) dan Agenstock untuk

menyebarkan dan mengedarkan ke seluruh Indonesia.8 Dalam memasarkan

produknya, HPAI bekerjasama dengan para mitranya untuk melakukan promosi. Promosi untuk mengenalkan produk HPAI kepada masyarakat luas. Media sosial juga dipilih oleh para agen HPAI untuk mengembangkan jaringannya.

Terdapat dua cara untuk memperoleh penghasilan melalui MLM Syariah HPAI. Cara pertama dengan cara menjual langsung produk kepada konsumen, sehingga saat itu juga mendapat keuntungan. Keuntungannya adalah selisih dari harga konsumen dengan harga anggota dan juga mendapat poin pribadi dari setiap produk yang dijual. Poin tersebut sebagai dasar perhitungan bonus yang akan diperoleh setiap bulannya. Masing-masing produk memiliki poin yang berbeda.

Cara kedua yaitu dengan membangun dan mengembangkan jaringan. Cara ini digunakan untuk jangka panjang dan keuntungan finansial yang lebih besar. Manfaatnya tidak hanya dari keuntungan langsung, namun juga mengembangkan jaringan bisnis. Dengan memperoleh anggota baru (downline) dapat menaikkan pangkat bisnis, sehingga perhitungan bonus semakin besar. Semakin tinggi pangkat maka semakin besar bonus yang

diperoleh dan mendapatkan bonus kepemimpinan. 9

8Nihayatur Rohmah, Etika Bisnis Syariah Dan Implikasinya Terhadap Distribusi (Studi

Pembacaan atas Manajemen Bisnis HNI HPAI), Tahun 2017, hlm. 79.

9https://bisnis-hni.online/cara-promosi-produk-bisnis-hni/ , diakses pada tanggal 22 Oktober

(4)

Kebebasan terhadap praktik MLM Syariah HPAI memiliki dampak positif, yaitu mendapat bonus sesuai pangkat keagenan, anggota dapat memperluas jaringan bisnis dan pertemanan serta menjalin hubungan baik antar agen. Akan tetapi dalam praktiknya, timbul pelanggaran yang dilakukan agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah. Pelanggaran

yang ditimbulkan: cenderung memperlakukan downline berdasarkan target

dan hasil penjualan yang ia capai10 dengan kata lain menjadikan prestasi

downline sebagai tumpuannya, yang menyebabkan masih adanya peluang

bagi upline yang tidak melakukan pembinaan terhadap downline.

Secara umum pelanggaran yang dilakukan oleh agen HPAI dalam menjalankan bisnis HPAI, yaitu pada moral atau etika agen, sehingga perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui dalam praktiknya para agen HPAI sudah sesuai kah dengan fatwa DSN-MUI atau masih adanya pelanggaran yang dilakukan.

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan penulis di atas, maka penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelanggaran agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah yang tidak sesuai dengan ketentuan Fatwa DSN MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009 dengan mengambil

judul “Implementasi Keagenan PT Herba Penawar Alwahida Indonesia

Terhadap Bisnis MLM Syariah Berdasarkan Fatwa DSN MUI NO.75/DSN-MUI/VII/2009”.

10 Hendri Tanjung, Tinjauan Syariah Multi Level Marketing, Mizan, Jurnal Imu Syariah Tahun

(5)

B. Rumusan Masalah

Dari penjabaran yang telah penulis kemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pelanggaran pada agen HPAI dalam menjalankan

bisnis MLM Syariah?

2. Aspek-aspek apa saja yang melatarbelakangi terjadinya

pelanggaran oleh agen HPAI terhadap bisnis MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN MUI NO.75/DSN-MUI/VII/2009?

C. Tujuan Penelitian

Selaras dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelanggaran yang dilakukan agen HPAI dalam

menjalankan bisnis MLM Syariah.

2. Untuk mengetahui aspek apa saja yang melatarbelakangi terjadinya

pelanggaran yang dilakukan agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mempeluas wawasan bisnis tentang sistem Multi Level

(6)

b. Dapat digunakan sebagai rujukan oleh peneliti berikutnya untuk penelitian menegenai pembahasan yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan Herba Penawar Alwahida Indonesia dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi terhadasp para agen HPAI.

b. Bagi penulis dapat digunakan sebagai sarana penulis dalam

mempraktekan imu yang telah penulis dapatkan selama mengemban ilmu di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

c. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi

menegenai sistem Multi Level Marketing Syariah.

E. Kajian Pustaka

Berikut adalah penelitian-penelitian terdahulu, diantaranya:

Ami Sholihati, (Institut Agama Islam Negeri Walisongo,2012).

Skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Tentang Insentif Passive

Income Pada Multi Level Marketing Syariah Di PT. K-Link Internasional. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang

saya lakukan adalah menjelaskan tentang Multi Level Marketing Syariah.

Akan tetapi mempunyai perbedaan pada objek yang diteliti. Saudari Ami mengambil objek penelitian PT K-Link Internasional, sedangkan penelitian saya terkait implementasi keagenan pada agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI

(7)

No.75/DSN-MUI/VII/2009. Dengan hasil penelitian yang menjelaskan

mengenai pandangan hukum Islam mengenai passive income dalam

MLM (Multi Level Marketing) Syariah di PT. K-Link Internasional.

Penelitian ini secara keseluruhan menghasilkan bahwasananya insentif passive income yang didapatkan member tingkat atas (upline) diperbolehkan karena tidak ada keterpaksaaan dari para member tingkat

bawah (downline).11

Beni Khoiril Abdillah, (Universitas Agama Islam Negeri Walisongo,2015). Skripsi berjudul Praktek Sistem Bonus Dalam Perusahaan Herba Penawar Al-Wahida Indonesia (HPAI) Kota Semarang Dalam Prespektif Ekonomi Islam. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah menggunakan PT. HPAI sebagai objek penelitian. Akan tetapi mempunyai perbedaan yaitu, saudari Beni menjelaskan tentang praktik sistem bonus pada PT. HPAI dalam prespektif ekonomi Islam, sedangkan penelitian saya terkait implementasi keagenan pada agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009. Dari penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa praktik bonus di PT. Herba Penawar Al-Wahida Indonesia Kota Semarang sudah sesuai dengan tolak ukur ekonomi Islam. Hal ini dibuktikan dengan bonus yang dibagikan berdasarkan kinerja nyata,

11 Ami Sholihati, 2012, Tinjauan Hukum Islam Tentang Insentif Passive Income Pada Multi

Level Marketing Syariah Di PT. K-Link Internasional, Skripsi, Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

(8)

transparansi, tidak terjadinya ighra’, dan adil dalam pembagian bonus.

Namun juga diperlukan adanya perbaikan pada aspek proteksi downline

dari upline yang tidak jujur sebagai fasilitator.12

Putri reztu Angreni J, (Universitas Hasanuddin ,2016). Skripsi

dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bisnis Multi Level

Marketing (MLM) Pada PT. K-Link Indonesia Cabang Makassar. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang saya lakukan

adalah menjelaskan tentang Multi Level Marketing. Akan tetapi

mempunyai perbedaan pada objek yang diteliti. Saudari Putri mengambil objek penelitian PT K-Link Internasional, sedangkan penelitian saya menggunakan PT.HPAI. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah pelaksanaan bisnis MLM pada PT K-LINK Indonesia cabang Makassar telah memenuhi keputusan Fatwa MUI dan telah menerapkan

akad-akad dalam penjualan langsung berjenjang Syariah.13

Ulfatun Mardiyah, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

,2018). Skripsi berjudul Analisis Sharia Compliance Pada Pembagian

Komisi Dalam Sistem Multi Level Marketing Syariah (Studi Kasus PT.

Herba Penawar Alwahida Indonesia). Penelitian ini memiliki persamaan

dengan penelitian yang saya lakukan adalah menjelaskan tentang Multi

Level Marketing Syariah dan PT. HPAI sebagai objek yang diteliti. Akan

12 Beni Khoril Abdillah, 2015, Praktek Sistem Bonus Dalam Perusahaan Herba Penawar

Al-Wahida Indonesia (HPAI) Kota Semarang Dalam Prespektif Ekonomi Islam, Skripsi, Semarang: Universitas Agama Islam Negeri Walisongo.

13 Putri Reztu Angreni J, 2016, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bisnis Multi Level Marketing

(MLM) Pada PT K-LINK Indonesia Cabang Makassar, Skripsi, Makassar: Universitas Hasanuddin.

(9)

tetapi mempunyai perbedaan yaitu saudari Ulfatun membahas terkait kepatuhan syariah dalam pembagian komisi, sedangkan penelitian saya terkait implementasi keagenan pada agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009. Penulis menjelaskan permasalahan terkait bagaimana

mekanisme pemberian komisi dan Sharia Compilance dalam pembagian

komisi di PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia menurut ketentuan Fatwa DSN MUI NO. 75/DSN-MUI/VII/2009. Secara keseluruhan PT

HPAI sesuai Syariah namun sharia compliance MLM dan dalam

pembagian komisi menurut Fatwa. Bahwasananya HPAI belum dapat dikatakan selaras dengan Fatwa DSN MUI. Karena masih ditemui beberapa hal yang tidak sesuai Syariah Islam, seperti pembagian komisi

penjualan, pembinaan, dan bonus.14

Komarila, (Universitas Islam Negeri Raden Fatah,2018) yang

berjudul Implementasi Nilai Nilai Hukum Ekonomi Syariah Pada Multi

Level Marketing Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) Cabang Palembang. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah menggunakan PT.HPAI sebagai objek yang diteliti. Akan tetapi mempunyai perbedaan yaitu saudari Komarila membahas implementasi nilai-nilai hukum ekonomi syariah pada PT. HPAI, sedangkan penelitian saya terkait implementasi keagenan pada agen

14 Ulfatun Mardiyah, 2018, Analisis Sharia Compliance Pada Pembagian Komisi Dalam Sistem

(10)

HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.75/DSN-DSN-MUI/VII/2009. Hasil penelitian saudari Komarila yaitu pemberian bonus HPAI sudah menjalankan prinsip-prinsip hukum

ekonomi syariah. Ditilik dari pembagian bonus yang adil serta merata.15

Lailatu Qomariyah, (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel ,2018). Skripsi yang berjudul Analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009 Terhadap Bisnis MLM Syariah Paytren. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang saya lakukan adalah menjelaskan

tentang Multi Level Marketing Syariah. Akan tetapi mempunyai

perbedaan pada objek yang diteliti. Saudari Lailatu mengambil objek penelitian Paytren, sedangkan penelitian saya menggunakan PT.HPAI. Hasil dari skirpsi ini mengatakan bahwa PayTren sesuai dengan Fatwa DSN MUI. Sebagaimana dalam fatwa DSN-MUI No.75. Produk dan jasa yang diperjualbelikan secara jelas dan bukan yang haram. Maka

konsumen akan mendapatkan manfaat. Perihal komisi, cashback dan

reward diberikan secara adil.16

Noni Dwi Marginingsih, (Institut Agama Islam Negeri Surakarta,2020). Skripsi berjudul Praktik Sistem Komisi MLM Syariah PT. HNI-HPAI dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Halal Mart

15 Komarila, 2018, Implementasi Nilai Nilai Hukum Ekonomi Syariah Pada Multi Level

Marketing Herba Penawar Alwahida Indonesia (Hpai) Cabang Palembang, Skripsi, Palembang: Universitas Islam Negeri Raden Fatah.

16 Lailatu Qomariyah, 2018, Analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI) Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009 Terhadap Bisnis MLM Syariah PayTren,Skripsi, Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

(11)

HNI-HPAI Sragen). Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian

yang saya lakukan adalah menjelaskan tentang Multi Level Marketing

Syariah dan menggunakan PT.HPAI sebagai objek penelitian. Akan tetapi mempunyai perbedaan yaitu saudari Noni membahas tentang praktik sistem komisi MLM Syariah , sedangkan penelitian saya terkait implementasi keagenan pada agen HPAI dalam menjalankan bisnis

MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI

No.75/DSN-MUI/VII/2009. Hasil dari penelitian tersebut adalah praktik sistem komisi pada perusahaan HNI-HPAI Halal Mart Sragen belum sesuai dengan sighat dalam rukun ujrah yang akan diterima. Selain itu perlu

adanya perbaikan tehadap downline atas upline yang tidak amanah dalam

memenuhi tugasnya. Namun praktik sistem komisi PT HPAI telah sesuai dengan rukun syarat ju’alah, kaidah fiqh muamalah dan kriteria

pembagian intensif dalam MLM Syariah.17

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian sehingga didapatkan penilitian yang orisinil dan masalah dari penelitian dapat diselesaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

17Noni Dwi Marginingsih, 2020, Praktik Sistem Komisi MLM Syariah PT. HNI-HPAI dalam

Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Halal Mart HNI-HPAI Sragen),Skripsi, Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

(12)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengaitkan dengan penerapan dan menggunakan bahan empiris seperti studi kasus, instropeksi, riwayat

hidup, pengamatan, dan wawancara langsung.18 Dengan menggunakan

jenis penelitian kualitatif, penulis dapat menjelaskan secara terperinci mengenai aspek-aspek yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran dan pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan ialah pendekatan tingkah laku berkaitan dengan hukum normatif.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini ditujukan kepada agen HPAI yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

18 Galang Surya Gumilang, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bimbingan dan

(13)

5. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer ialah data yang langsung diberikan pada

pengumupul data. Dalam penelitian ini penulis mencari data

untuk membuktikan fakta.19 Data primer didapatkan dengan cara

wawancara kepada agen HPAI yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah, buku panduan HPAI, website resmi HPAI

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang tidak langsung diberikan pada pengumpul data, tetapi data diberikan menggunakan

dokumen atau melalui orang lain.20 Data yang dimaksud

berkenaan dengan Fatwa DSN MUI NO.75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, jurnal entang MLM Syariah.

6. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengambilan data harus menggunakan metode yang sesuai dengan objek yang diteliti. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan penulis:

19 Regina Singestecia dkk., Partisipasi Politik Masyarakat Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala

Daerah Di Slawi Kabupaten Tegal, Tahun 2018, Vol. 2, No. 1, hlm. 66.

(14)

a. Wawancara

Wawancara ialah metode untuk mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan menanyai narasumber secara langsung. Hasil wawancara disimpan secara tertulis maupun rekaman suara

atau video.21 Penulis melakukan wawancara dengan menyiapkan

perlengkapan wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan.22

b. Dokumentasi

Dokumen ialah peristiwa lampau atau berlalu. Dokumen tersebut berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Dokumen memberikan informasi yang dapat digunakan dalam

penelitian.23 Dokumen-dokumen yang penulis telusuri yaitu buku

MLM Syariah, buku panduan HPAI dan Fatwa DSN MUI mengenai Penjualan Langsung Berjenjang Syariah.

7. Metode Analisis Data

Model analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis interaktif. Model ini memiliki empat kompenen, yaitu pengumpulan

data, penyederhanaan data, pemaparann data, kesimpulan.24

21 Mohammad Mustari dan M. Taufiq Rahman, Pengantar Metode Penelitian,

(Yogyakarta:LaksBang PressIndo, 2012), hlm. 54.

22 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2013), hlm. 73 23 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 82.

(15)

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka pembahasan dari bab satu sampai bab lima harus runtut dan berkaitan satu sama lain. Berikut ini adalah sistematika penulisan dalam penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini, penulis menerangkan tentang Multi Level

Marketing, menjelaskan MLM syariah, ketentuan MLM Syariah berdasarkan Fatwa DSN MUI NO 75/DSN-MUI/VII/2009 dan penyebab perilaku pelanggaran.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini, penulis akan menuraikan gambaran umum PT. Herba Penawar Alwahida Indonesia.

BAB IV ANALISIS DATA

Pad bab ini, penulis melakukan analisisa data mengenai pelanggaran Agen HPAI dalam menjalankan bisnis MLM Syariah dan untuk menguraikan aspek-aspek yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran.

(16)

BAB V PENUTUP

https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/ https://hni.net/profile https://bisnis-hni.online/cara-promosi-produk-bisnis-hni/

Referensi

Dokumen terkait

mempelajari dan mengevaluasi sifat fisis mekanis papan semen dari limbah serat tandan kosong sawit, dan dari penelitian ini diharapkan menghasilkan papan semen yang

Untuk memudahkan didalam pengelolaan dokumen penting ditentukan sistem pengendalian dokumen agar memudahkan didalam pengelolaan, penyimpanan dan pencarian untuk diberlakukan

Dari penjelasan teori yang diberikan diatas dapat disimpulkan bahwa Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) merupakan serangkaian langkah – langkah yang menjadi

Masalah lain ialah belum terbakukannya kadar reseptor transferin sehingga bervariasi untuk masing-masing produk kit tes reseptor transferin, sTfR bermanfaat penuh

informasi serta sarana konsultasi mengenai makanan tinggi serat untuk diet yang dikhususkan kepada wanita karir yang menginginkan bentuk tubuh yang ideal agar terlihat menarik,

Apa interpretasi dari pemeriksaan orofaringeal : tonsil : T4/T4, mukosa hiperemis, kripte melebar +/+, detritus +/+ dan pada faring ditemukan mukosa hiperemis dan terdapat granul

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan, yang meliputi analisis internal dan eksternal (IFE dan EFE Matriks), analisis SWOT dan analisis

Kesimpulan penulis setelah melakukan penelitian adalah keterlibatan aparat pemerintah sebagai organ yayasan pendidikan batara guru luwu berdasarkan Surat Keputusan