• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Intention To Leave Pada PT. Rajawali Nusindo Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi Dan Stres Kerja Terhadap Intention To Leave Pada PT. Rajawali Nusindo Medan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

mendapatkan pasar yang dibidiknya. Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha

mau tidak mau didorong untuk mencapai suatu organisasi perusahaan yang lebih

efektif dan efisien. Keefektifan dan keefisienan dalam suatu perusahaan sangat

diperlukan agar perusahaan memiliki daya saing maupun keunggulan lebih dari

para pesaing, sehingga perusahaan dapat bertahan dalam dunia persaingan yang

ketat. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek penting yang

menentukan keberhasilan suatu organisasi. Organisasi perlu senantiasa melakukan

investasi untuk merekrut, menyeleksi dan mempertahankan sumber daya

manusianya. Di sisi lain, suatu organisasi perlu untuk mempertahankan sumber

daya yang potensial agar tidak berdampak pada keinginan keluar (intention to

leave).

Intention to leave mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai

kelanjutan hubungan dengan organisasi dan belum diwujudkan dalam tindakan

pasti meninggalkan organisasi. tingginya tingkat keinginan keluar telah menjadi

masalah serius bagi banyak perusahaan saat ini, bahkan beberapa perusahaan

(2)

menjaring staf yang berkualitas pada akhirnya ternyata menjadi sia-sia karena staf

yang direkrut tersebut telah memilih pekerjaan di perusahaan lain. Intention to

leave merupakan proses yang berkembang dan berlanjutan. Secara umum diyakini

bahwa cukup banyak karyawan yang berpindah-pindah perusahaan dalam kurun

waktu yang relatif singkat (Wulandari 2010: 98).

Setiap perusahaan atau organisasi selalu berusaha mengurangi tingkat niat

keluar karyawannya, terutama yang keluar sukarela. Tingginya karyawan keluar

dari suatu perusahaan atau organisasi mendatangkan lebih banyak kerugian

dibanding manfaatnya. Efek negatif atau kerugian dari adanya intention to leave

adalah meningkatnya biaya perekrutan. Intention to leave yang terjadi dapat

menimbulkan biaya yang tidak masuk akal jika perusahaan kehilangan seorang

karyawan kunci, pemberi kerja menghabiskan 50% sampai 60% dari gaji tahun

pertama karyawan dan Bahkan sampai 100% untuk tenaga spesialis tertentu yang

mempunyai keterampilan tinggi (Sumarto dkk., 2009: 171).

Tanda-tanda karyawan yang melakukan intention to leave adalah: absensi

yang meningkat, mulai malas bekerja, peningkatan pelanggaran terhadap tata

tertib kerja, meningkatnya protes terhadap atasan, dan perilaku positif yang sangat

berbeda dari biasanya. Berbagai faktor yang mempengaruhi keinginan karyawan

untuk meninggalkan organisasi antara lain adalah tingginya stres kerja dalam

perusahaan, rendahnya kepuasan yang dirasakan karyawan, serta kurangnya

komitmen pada diri karyawan untuk memberikan semua kemampuannya bagi

(3)

Tingkat intention to leave karyawan yang tinggi merupakan ukuran yang

sering digunakan sebagai indikasi adanya masalah yang mendasar pada

organisasi. Oleh karena itu suatu perusahaan dituntut untuk dapat

mempertahankan karyawannya, seperti mampu memberikan balas jasa tinggi dan

memahami hal-hal yang mampu membuat karyawannya kerasan untuk tetap

bekerja tanpa menurunkan kinerja perusahaan tersebut secara keseluruhan

(Haryanti 2014: 124)

Intention to leave juga kerap terjadi pada pada PT. Rajawali Nusindo yang

merupakan anak perusahaan dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI

GROUP). Rajawali Nusindo adalah salah satu perusahaan tertua di Indonesia

dengan track record yang cemerlang. PT. Rajawali Nusindo sendiri bergerak di

bidang distributor dan perdagangan nasional yang pada saat ini sedang

berkembang.

Berikut adalah data voluntary turnover karyawan (keputusan karyawan

untuk meninggalkan organisasi secara sukarela) pada PT. Rajawali Nusindo

Medan tahun 2013-2015, yang diformulasikan berdasarkan tabel berikut :

Tabel 1.1

Data Voluntary Turnover Karyawan PT. Rajawali Nusindo Tahun 2013-2015

(4)

Berdasarkan Tabel 1.1 mulai dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015,

karyawan PT. Rajawali Nusindo yang keluar mencapai angka 28 orang (30,9%)

dari keseluruhan karyawan. Tingkat rata-rata intention to leave karyawan pada 3

(tiga) tahun terakhir di PT. Rajawali Nusindo Medan telah melebihi standar yang

ditolerir. Tingkat standar intention to leave karyawan yang bisa ditolerir

berbeda-beda pada tiap perusahaan, namun jika telah mencapai lebih dari 10% per tahun

maka sudah terlalu tinggi atau telah melebihi standar (Haris 2007: 132).

Tingginya intention to leave karyawan pada PT. Rajawali Nusindo Medan

salah satunya disebabkan oleh faktor kepuasan kerja (Sari 2014: 98). Kepuasan

kerja merupakan perasaan positif dan emosional tentang pekerjaan seseorang yang

dihasilkan dari evaluasi karakteristik pekerjaan tersebut. Meningkatkan kepuasan

karyawan adalah kunci suksesnya organisasi bisnis, hal tersebut merupakan dasar

bagi perusahaan untuk melihat seperti apa keinginan karyawan serta lingkungan

kerja yang diinginkan, dan dengan hal tersebut akan dapat meningkatkan

pengabdian karyawan (Rizwan 2014: 76).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, terlihat bahwa

karyawan sering mengeluh dikarenakan atasan memberikan pembagian kerja yang

tidak sesuai dengan bidang atau jabatan dari masing-masing karyawan, karyawan

juga sering datang kerja terlambat, serta memiliki perasaan jenuh terhadap

pekerjaannya. Berdasarkan survey terhadap 15 orang karyawan, ditemukan

(5)

Tabel 1.2

Hasil Pra-survey Kepuasan Kerja

NO Pernyataan Kepuasan Kerja Frekuensi

Ya

Frekuensi Tidak

1 Pekerjaan saya sangat menarik 7 8

2 Saya merasa senang dengan kesempatan untuk belajar hal-hal baru dalam pekerjaan saya.

6 9

3 Saya puas dengan gaji yang saya terima untuk tanggung jawab pekerjaan saya.

8 7

4 Perusahaan memberikan tunjangan lebih baik dari pesaing.

4 11

5 Saya puas dengan kesempatan untuk memperoleh promosi kenaikan jabatan.

7 8

6 Promosi sangat sering terjadi diperusahaan tempat saya bekerja.

10 5

7 Para manajer (supervisor) tempat saya bekerja selalu memberikan dukungan terhadap saya.

9 6

8 Hasil kerja saya selalu dihargai oleh para manajer. 7 8

9 Rekan kerja selalu memberikan dukungan sosial kepada saya.

5 10

10 Saya memiliki anggota tim yang sangat

kooperatif.

7 8

Total Frekuensi 70 80

Persentasi (%) 47% 53%

Sumber: Data hasil Pra-survey dan diolah oleh peneliti.

Berdasarkan Tabel 1.2 ditemukan kesimpulan bahwa rendahnya kepuasan

kerja yang dialami karyawan disebabkan karena perusahaan tidak memberikan

tunjangan yang lebih baik dari perusahaan pesaing, rendahnya dukungan sosial

dari rekan kerja, serta perasaan jenuh yang dialami karyawan karena tidak

diberikan kesempatan untuk belajar hal-hal baru dalam pekerjaannya.

Penyebab lain dari adanya niat karyawan untuk keluar dari perusahaan

yaitu terjadinya penurunan komitmen organisasi karyawan. Komitmen organisasi

(6)

dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Komitmen karyawan sangat penting bagi perusahan agar perusahaan dapat

berjalan dengan efektif dan efisien (Darmawati dkk 2013: 74). Komitmen

organisasi juga akan mempengaruhi intention to leave, ketika komitmen

organisasi dari karyawan tinggi, maka keinginan intention to leave akan rendah

(Kumar et al., 2013: 75).

Penurunan komitmen organisasi juga terjadi pada karyawan PT. Rajawali

Nusindo Medan. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terdapat

kecendrungan bahwa karyawan merasa kurang mendapatkan dukungan atau kerja

sama dari rekan kerjanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan nilai antara

karyawan yang satu dengan yang lain akan memicu terjadinya konflik. Adanya

ketidaksesuaian antara pola pikir juga memberi dampak terhadap hubungan rekan

kerja. Hasil dari pekerjaan karyawan akan memuaskan ketika mereka diawasi

oleh pimpinan, tetapi ketika tidak diawasi oleh pimpinan, hasil dari pekerjaan

karyawan kurang memuaskan. Hal tersebut menunjukkan indikasi rendahnya

komitmen afektif atau kurangnya kesadaran dari dalam diri karyawan untuk

bekerja secara maksimal. Berdasarkan survey terhadap 15 orang karyawan,

(7)

Tabel 1.3

Hasil Pra-survey Komitmen Organisasi

NO Pernyataan Komitmen Organisasi Frekunsi Ya

Frekuensi Tidak 1 Saya merasa menjadi bagian dari keluarga pada

perusahaan ini.

7 8

2 Saya merasakan masalah yang ada dalam perusahaan adalah masalah saya juga.

5 10

3 Perusahaan ini memiliki arti yang sangat besar bagi saya.

8 7

4 Akan sangat berat bagi saya untuk meninggalkan perusahaan ini, sekalipun saya menginginkannya.

7 8

5 Saya dengan senang hati bersedia bekerja ekstra untuk perusahaan.

4 11

6 Saya akan sangat bahagia menghabiskan sisa

karir saya diperusahaan ini.

6 9

Total Frekuensi 37 53

Persentasi (%) 41% 58%

Sumber: Data hasil pra-survey dan diolah oleh peneliti.

Berdasarkan Tabel 1.3 ditemukan kesimpulan bahwa rendahnya komitmen

organisasi disebabkan oleh karyawan yang tidak bersedia meluangkan waktu kerja

ekstra dan apabila perusahaan tersebut terkena masalah, karyawan tidak

menganggap masalah tersebut sebagai masalahnya juga.

Stres kerja juga menjadi salah satu penyebab terjadinya intention to leave,

hal ini dikarenakan banyaknya kebutuhan yang harus di penuhi, beban kerja yang

semakin berat dan persaingan kerja yang semakin ketat, apabila stres kerja yang

dirasakan karyawan sangat tinggi maka hal tersebut dapat meningkatkan intention

to leave, begitupun sebaliknya apabila tingkat stres kerja karyawan rendah maka

hal tersebut dapat mengurangi tingkat intention to leave karyawan (Syahronica

dkk, 2015: 87).

Stres kerja juga dialami oleh karyawan PT. Rajawali Nusindo Medan.

(8)

yang tinggi disebabkan oleh tekanan kerja dari atasan yang memberikan banyak

beban kerja namun mengharuskan karyawan menyelesaikan pekerjaan tersebut

dengan waktu yang sangat singkat atau tidak diimbangi dengan pemberian waktu

yang cukup. Selain itu, stres kerja juga berkaitan dengan bagaimana karyawan

secara bersama-sama mengelola diri dengan baik untuk menghindari dampak stres

kerja secara berkelanjutan. Berdasarkan terhadap 15 orang karyawan dan

ditemukan stres kerja sebesar (40%).

Tabel 1.4

Hasil Pra-survey Stres Kerja

NO Pernyataan Stres Kerja Frekuensi

Ya

Frekuensi Tidak 1 Saya merasakan beban kerja yang diberikan

terlalu banyak.

5 10

2 Saya sering membawa pekerjaan kantor pulang ke rumah.

3 12

3 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan lebih banyak jika diberikan waktu kerja yang lebih lama.

6 9

4 Kurangnya waktu yang disediakan untuk melakukan semua pekerjaan.

8 7

5 Jarang diberikan pujian/penghargaan saat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

7 8

6 Pendapat saya tidak pernah didengar oleh atasan.

6 9

7 Saya memiliki tanggung jawab yang besar namun tidak diberikan kewenangan yang cukup.

5 10

8 Pekerjaan saya beresiko tinggi. 7 8

Total Frekuensi 47 73

Persentasi (%) 40% 60%

Sumber: Data hasil Pra-survey dan diolah oleh peneliti.

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa Karyawan yang mengalami

(9)

dengan resiko tinggi serta kurangnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan

semua pekerjaan.

Stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya

ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir,

dan kondisi seorang karyawan. Stres kerja juga menjadi penyebab terjadinya

perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan (Sari 2014: 75).

Beberapa pendapat tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja,

komitmen organisasi dan stres kerja mampu mempengaruhi intention to leave.

Perhatian yang lebih serius dapat diberikan oleh pihak manajemen agar

perusahaan mampu menurunkan stres kerja, meningkatkan kepuasan kerja serta

komitmen organisasinya, sehingga diharapkan dapat menurunkan keinginan

karyawannya untuk meninggalkan perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan tersebut, maka

dapat diajukan sebuah penelitian yang berjudul :

“Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Stres Kerja

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, penelitian ini

bermaksud menguji pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi dan stres kerja

terhadap intention to leave. Secara spesifik, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Apakah kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap intention to

leave pada karyawan PT. Rajawali Nusindo Medan?

2) Apakah komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap intention

to leave pada karyawan PT. Rajawali Nusindo Medan?

3) Apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap intention to leave

pada karyawan PT. Rajawali Nusindo Medan?

4) Apakah kepuasan kerja, komitmen organisasi dan stres kerja

berpengaruh signifikan terhadap intention to leave pada karyawan PT.

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, penelitian ini

bermaksud untuk menguji pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi dan

stres kerja terhadap intention to leave Secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1) Untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan kerja, komitmen

organisasi dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap intention to

leave pada karyawan PT. Rajawali Nusindo Medan.

2) Untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan kerja berpengaruh

signifikan terhadap intention to leave pada karyawan PT. Rajawali

Nusindo Medan.

3) Untuk mengetahui dan menganalisis komitmen organisasi berpengaruh

signifikan terhadap intention to leave pada karyawan PT. Rajawali

Nusindo Medan.

4) Untuk mengetahui dan menganalisis stres kerja berpengaruh signifikan

terhadap intention to leave pada karyawan PT. Rajawali Nusindo

(12)

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan-tujuan tersebut, maka penelitian ini diharapkan

akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Secara Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

pihak manajemen PT. Rajawali Nusindo Medan dalam mengambil

kebijakan sebagai upaya meminimalisir intention to leave.

2) Secara akademik

Penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti bagi peneliti dalam

mengembangkan wacana dunia organisasi khususnya dalam pengaruh

tingkat kepuasan kerja, stres kerja dan komitmen organisasi terhadap

turnover intention. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan

sebagai perbandingan dan bahan referensi tentang intention to leave

Referensi

Dokumen terkait

mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Atas dasar hal tersebut di atas, penulis mencoba merancang suatu sistem pakar keperawatan yang dapat membantu perawat dalam menangani pasien dan mampu menjadi

Anak mampu mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada ( senang, sedih dan antusias) dalam membuat jus jeruk.. Anak mampu dan terampil dalam menggunakan tangan kanan

Mereka percaya bahwa Alkitab mengenai kesederajatan atau kesejajaran antara wanita dan laki-laki, sehingga baik laki-laki maupun wanita sama-sama melakukan peran yang

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak

ini terdapat hubungan antara power otot tungkai dengan keterampilan jump smash. Untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih digunakan rumus korelasi ganda. Berdasarkan uraian

Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh apakah secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan LDR, IPR, APB, NPL, IRR ,PDN BOPO, dan FBIR secara

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas merupakan pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau