• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PROPERTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETENTUAN PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN PROPERTI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KETENTUAN

PENGEMBANGAN

DAN

PEMBANGUNAN

(2)

PEMBANGUNA

N

PEMBANGUNA

N

PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN (development) adalah

Perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti

politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).

Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai

transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk

memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan

nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan

strategi menuju arah yang diinginkan.

 pembangunan adalah sumua proses perubahan yang

dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pem

(3)

PROPERTI

PROPERTI

Properti (real property)

Tanah hak dan atau bangunan permanen yang menjadi obyek pemilik dan pembangunan”

Properti :

1. BANGUNGAN GEDUNG

2. PERUMAHAN DAN KAWASAN PEMUKIMAN 3. RUMAH SUSUN

4. PUSAT PERBELANJAAN 5. KAWASAN INDUSTRI 6. PERHOTELAN

(4)

PROPERTI

PROPERTI

WILAYAH INDONESIA

AGRARIA/

PERTANAHAN INDONESIA

AGRARIA/

PERTANAHAN INDONESIA

TATA RUANG :

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

TATA RUANG :

(5)

ASAS TATA RUANG

ASAS TATA RUANG

Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas:

a. keterpaduan;

b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan; c. keberlanjutan;

d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; e. keterbukaan;

f. kebersamaan dan kemitraan;

(6)

TUJUAN TATA RUANG

TUJUAN TATA RUANG

Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,

nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan

Nasional dengan:

a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan

dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan

(7)

KLARIFIKASI TATA RUANG

KLARIFIKASI TATA RUANG

Penataan ruang diklasifkasikan berdasarkan s 1. Sistem,

2. fungsi utama kawasan 3. wilayah administratif, 4. kegiatan kawasan, dan 5. nilai strategis kawasan.

a. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.

b. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya.

c. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

d. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. e. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas

(8)

TUGAS DAN WEWENANG TATA RUANG

TUGAS DAN WEWENANG TATA RUANG

Kewenangan penyelenggaraan penataan ruang adalah :

Pemerintah dan pemerintah daerah

.

Penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan oleh seorang Menteri.

Tugas dan tanggung jawab Menteri dalam

penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana mencakup:

a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penataan ruang;

b. pelaksanaan penataan ruang nasional; dan

c. koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku

(9)

TUGAS DAN WEWENANG TATA RUANG

TUGAS DAN WEWENANG TATA RUANG

Kewenangan penyelenggaraan penataan ruang :

Pemerintah

Wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi:

a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional,

provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan

ruang kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

b. pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

(10)

TUGAS DAN WEWENANG TATA RUANG

TUGAS DAN WEWENANG TATA RUANG

Kewenangan penyelenggaraan penataan ruang :

Pemerintah Provinsi

Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi:

a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi, dan

kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota;

b. pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi; c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan

d. kerja sama penataan ruang antar provinsi dan pemfasilitasan kerja sama penataan

(11)

PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG

PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG

Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Peraturan zonasi disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang.

Peraturan zonasi ditetapkan dengan:

a. Peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional;

b. Peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi; dan

(12)

PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN

PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN

Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada:

a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten;

b. kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah

kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi.

Kawasan perkotaan menurut besarannya dapat berbentuk kawasan perkotaan kecil, kawasan perkotaan sedang, kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, atau kawasan megapolitan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang kawasan perkotaan diatur denganperaturan

(13)

PENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN

PENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN

Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk: a. pemberdayaan masyarakat perdesaan;

b. pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya;

c. konservasi sumber daya alam;

d. pelestarian warisan budaya lokal;

e. pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan; dan

f. penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan

Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada:

g. kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten;

h. kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah

(14)

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk: a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian

yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

(15)

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan; b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin

pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam

persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan

dinyatakan sebagai milik umum..

Setiap orang yang melanggar, dikenai -sanksi administratif.

(16)

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Sanksi administratif dapat berupa: a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum; d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin; f. pembatalan izin;

g. pembongkaran bangunan;

(17)

Pengendalian Pemanfaatan ruang

Pengendalian Pemanfaatan ruang

Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut

dilakukan pula melalui perizinan pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.

Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai

upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan

pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya

(18)

DASAR HUKUM TERKAIT TATA RUANG

DASAR HUKUM TERKAIT TATA RUANG

 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan • Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi

 Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung

 Peraturan Daerah Ibukota DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

 Peraturan Daerah Ibukota DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

 Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 38 Tahun 1999 tentang Bangunan Gedung Hijau

 Peraturan Gubernur Nomor 129 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberian Pelayanan di Bidang Perizinan Bangunan

 Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 85 Tahun 2006 tentang Pelayanan Penerbitan Perizinan Bangunan

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Upaya pembina pramuka dalam menghadapi hambatan yang ditemui adalah: Mendasarkan diri pada niat yang ikhlas untuk mengabdi dan memberikan ilmu kepada peserta didik; Tidak

Salah satu cara yang cukup efisien untuk menyelesaikan program integer adalah dengan mengaplikasikan algoritma Branch and Bound dibandingkan metode perhitungan

Bab III, Lapangan Perluasan dan grup Galois dijelaskan mengenai lapangan perluasan dan derajatnya, serta keterkaitan antara lapangan perluasan dan polinomial. Selain itu, dalam bab

 Kawasan perkebunan meliputi: Kecamatan Semau Selatan, Kupang Tengah, Kupang Timur, Amarasi, Amarasi Barat, Amarasi Selatan, Amarasi Timur, Amabi Oefeto Timur,

Kompensasi adalah suatu penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada pegawai atau karyawan baik secara langsung maupun tidak

Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 26 Desember 1933 pada International Conference of American States dan didaftarkan pada Liga Bangsa-Bangsa pada 8 Januari 1936

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model word square dalam pembelajaran

business-to-business-to-consumer (B2B2C): model EC dimana suatu perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan lain yang memiliki konsumennya sendiri.