• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. GEOGRAFIS WILAYAH

Secara Geografis Kabupaten Kupang terletak antara 9˚15’11.78” - 10˚22’14.25” LS dan antara 123˚16’10.66” - 124˚11’ 42.15” BT. Secara administratif Kabupaten Kupang dibatasi oleh :

 Sebelah Utara : Laut Sawu

 Sebelah Selatan : Samudera Hindia

 Sebelah Timur : TTS dan Timor Leste

 Sebelah Barat : Laut Sawu

Wilayah Kabupaten Kupang mencakup 27 pulau, dimana diantaranya terdapat 8 pulau yang belum memiliki nama. Dari kedua puluh tujuh pulau tersebut yang telah dihuni hingga saat ini hanya sebanyak 3 pulau yaitu Pulau Timor, Pulau Semau dan Pulau Kera.

Permukaan tanah di wilayah Kabupaten Kupang umumnya berbukit-bukit, bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan kemiringan sebagai berikut (sumber data : Kabupaten Kupang dalam Angka Tahun 2015):

0˚ - 2˚ = 34.462 Ha (4,97 %) 3˚ - 15˚ = 197.145 Ha (28,41 %) 16˚ - 40˚ = 324.771 Ha (46,81 %)  41 % = 137.494 Ha (19,82 %)

Secara umum wilayah Kabupaten Kupang berada antara 0 – 500 m’ di atas permukaan laut dengan perincian sebagai berikut (sumber data : Kabupaten Kupang dalam Angka Tahun 2012) : 0 - 50 m = 47.144 Ha (7,44 %) 51 - 100 m = 112.126 Ha (17,69 %) 101 - 150 m = 98.133 Ha (15,48 %) 151 - 500 m = 301.960 Ha (47,64 %)  500 m = 74.509 Ha (11,79 %)

Sebagian besar flora di Kabupaten ini terdiri dari rumput, pohon lontar, pohon pinus, cendana dan gewang. Sedangkan fauna terdiri dari kerbau, sapi, kuda, kambing, babi, domba, ular dan unggas diantaranya ayam, burung kakatua dan nuri dsb.

(2)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.1 Iklim & Curah Hujan

Seperti halnya di wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Kupang juga hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni – September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik hingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – Nopember. Mengingat Kabupaten Kupang dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik sampai di wilayah Kabupaten Kupang kandungan uap airnya sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di Kabupaten Kupang lebih sedikit dibanding wilayah yang dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan Kabupaten Kupang sebagai wilayah yang tergolong kering dimana hanya 5 bulan (Januari s/d April dan Desember) yang keadaannya relative basah dan 7 bulan sisanya relative kering.

2.1.2 Wilayah Sungai

Berdasarkan Permen PU No 11 Tahun 2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, penetapan wilayah sungai didasarkan pada pertimbangan dan kriteria sebagai berikut :

1. Efektivitas pengelolaan Sumber daya air

- Pengelolaan sumber daya air pada wilayah tersebut memnuhi kebutuhan konservasi sumber daya air dan pendayagunaan sumber daya air ; dan/atau

- Keberadaan prasarana sumber daya air yang menghubungkan daerah aliran sungai yang satu dengan daerah aliran sungai yang lain.

2. Efisiensi pengelolaan sumber daya air; dan

3. Tercukupinya hak setiap orang untuk mendapatkan air guna memnuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.

Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai. Penetapan dan pembagian wilayah sungai dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya usaha-usaha perlindungan, pengembangan air secara menyeluruh dan terpadu pada satu daerah pengaliran sungai atau lebih, dengan tujuan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat di segala bidang kehidupan dan penghidupan.

(3)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai ( DAS ) di Wilayah Kabupaten Kupang.

Nama DAS

Nama Sub DAS

Luas ( Ha )

SATUAN WILAYAH SUNGAI Oebelo 6.4

NOELMINA Oesao 22.1 Noe Naibesi 14.44 Noelmina 99.47 Noe Kapsali 14.11 Noe Taeng 23.24 Noe Tabun 2.88 Noe Panbaun 27.24 Noe Fail 27.25 Kaisalun 4.13 Loko Pulahul 2.97 Batulesa 11.95 Manikin 11.82 Tablolong 8.23 Oepaha 5.66 Oe Lio 7.67 Noe Tores 8.83 Noe Hain 25.22 Noe Rium 10.86 Noe Nunkurus 35.63 Noe Kukak 11.58 Noe Talisa 6.32 Noe Naunu 5.55 Noe Tarmanu 45.43 Noe Naitlopen 18.62 Noe Ana 3.27 Noe Meto 4.35 Noe Haufeton 5.68 Noe Besi 8.55 Otan 9.03 Hala 7.59 Oekasmuti 17.07 P.Tikus 5 P.Burung 6 Noe Nitas 8.83 Noe Oe El 12.03

Noe Nai Polo 5.4

P.Kambing 188

P.Tabui 140

P.Kera 45

(4)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.3 Administratif

Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Kupang berikut luasnya

Tabel 2.2 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta jumlah Kelurahan

Nama Kecamatan Kel/desa Jumah

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun ( Ha ) ( % ) thd total administrasi ( Ha ) ( % ) thd luas administrasi

Semau 8 14,342 2.71 3.88 1.35 Kupang Barat 12 14,972 2.83 4.23 1.48 Kupang Timur 13 33,860 6.39 21.64 7.55 Sulamu 7 14,118 2.66 3.76 1.31 Kupang Tengah 8 8,864 1.67 1.48 0.52 Amarasi 9 15,490 2.92 4.53 1.58 Fatuleu 10 35,152 6.63 23.32 8.13 Takari 10 50,813 9.59 48.73 16.99 Amfoang Selatan 7 30,509 5.76 17.57 6.13 Amfoang Utara 6 27,842 5.26 14.63 5.10 Nekamese 11 12,840 2.42 3.11 1.08 Amarasi Barat 8 24,647 4.65 11.47 4.00 Amarasi Selatan 5 17,271 3.26 5.63 1.96 Amarasi Timur 4 16,292 3.08 5.01 1.75

Amabi Oefeto Timur 10 23,672 4.47 10.58 3.69

Amfoang Barat Daya 4 16,761 3.16 5.30 1.85

Amfoang Barat Laut 6 42,859 8.09 34.67 12.09

Semau Selatan 6 15,300 2.89 4.42 1.54 Taebenu 8 10,642 2.01 2.14 0.75 Amabi Oefeto 7 12,390 2.34 2.90 1.01 Amfoang Timur 5 13,324 2.51 3.35 1.17 Fatuleu Barat 5 49,647 9.37 46.52 16.22 Fatuleu Tengah 4 10,785 2.04 2.20 0.77 Amfoang Tengah 4 17,421 3.29 5.73 2.00 TOTAL 177 529,813 100 286.80 100

Sumber : Kupang Dalam Angka 2015

Dari tabel 2.2 tersebut di atas nampak bahwa kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Takari dengan prosentase 9,59 % atau 50.813 Ha. Sedangkan untuk luas wilayah yang lebih kecil atau yang memiliki prosentase paling kecil yaitu Kecamatan Kupang Tengah sebesar 1,67 % atau 8.864 Ha. Sedangkan jumlah kelurahan/ desa yang paling banyak berada di Kupang Timur dan Nekamese berjumlah 13 dan 11 Kelurahan/ Desa.

(5)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Peta 2.1 : Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah KabupatenKupang

(6)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

(7)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.4 Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2010 ke tahun 2015 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 2010 sampai 2015.

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan. Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah

penduduk dikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan

menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).

Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya: Pt = P0 (1+r)t

Dimana

P0 adalah jumlah penduduk awal

Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian

r adalah tingkat pertumbuhan penduduk t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.

Untuk perkembangan dan kecenderungan pertambahan penduduk di Kabupaten Kupang terus meningkat dari tahun 2010 – 2015 yaitu dari 282.860 jiwa – 331.990 jiwa. Selain itu dapat kita lihat perkembangan penduduk perkecamatannya yakni dapat diketahui jumlah penduduk yang tertinggi terdapat pada Kecamatan Kupang Timur sekitar 48.227 jiwa penduduk. Dan yang terendah terdapat pada Kecamatan Amfoang Barat Daya yaitu sekitar 4.494 jiwa penduduk.

(8)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total

Tahun Tahun Tahun

2014 2016 2019 2014 2016 2019 2014 2016 2019

Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Semau 865 212 905 226 969 242 6,264 1,569 6,555 1,639 7,345 1,836 7,129 1,781 7,461 1,865 8,314 2,078 Kupang Barat 2,758 688 2,886 722 3,090 773 14,107 3,069 14,763 3,691 16,541 4,135 16,865 3,757 17,650 4,412 19,631 4,908 Kupang Timur 48,277 8,719 50,523 12,631 54,090 13,523 - - - 48,277 8,719 50,523 12,631 54,090 13,523 Sulamu 13,437 3,543 14,062 3,516 15,055 3,764 1,471 483 1,539 385 1,725 431 14,908 4,026 15,602 3,900 16,780 4,195 Kupang Tengah 40,382 9,001 42,261 10,565 45,245 11,311 - - - 40,382 9,001 42,261 10,565 45,245 11,311 Amarasi 5,260 1,308 5,505 1,376 5,893 1,473 10,245 2,649 10,722 2,680 12,013 3,003 15,505 3,957 16,226 4,057 17,906 4,477 Fatuleu 7,936 1,765 8,305 2,076 8,892 2,223 16,536 4,175 17,305 4,326 19,389 4,847 24,472 5,940 25,611 6,403 28,281 7,070 Takari 9,423 2,412 9,861 2,465 10,558 2,639 11,496 3,044 12,031 3,008 13,480 3,370 20,919 5,456 21,892 5,473 24,037 6,009 Amfoang Selatan 2,318 438 2,426 606 2,597 649 6,750 1,457 7,064 1,766 7,915 1,979 9,068 1,895 9,490 2,372 10,512 2,628 Amfoang Utara 4,169 881 4,363 1,091 4,671 1,168 2,992 714 3,131 783 3,508 877 7,161 1,595 7,494 1,874 8,179 2,045 Nekamese 3,860 1,192 4,040 1,010 4,325 1,081 5,574 1,391 5,833 1,458 6,536 1,634 9,434 2,583 9,873 2,468 10,861 2,715 Amarasi Barat 5,136 1,427 5,375 1,344 5,754 1,439 10,316 2,842 10,796 2,699 12,096 3,024 15,452 4,269 16,171 4,043 17,850 4,463 Amarasi Selatan 7,069 1,563 7,398 1,849 7,920 1,980 3,718 989 3,891 973 4,360 1,090 10,787 2,552 11,289 2,822 12,280 3,070 Amarasi Timur 4,721 1,260 4,941 1,235 5,289 1,322 2,780 708 2,909 727 3,260 815 7,501 1,968 7,850 1,963 8,549 2,137 Amabi Oefeto Timur 5,812 1,553 6,082 1,521 6,512 1,628 7,352 2,241 7,694 1,924 8,621 2,155 13,164 3,794 13,777 3,444 15,132 3,783 Amfoang Barat Daya 3,260 758 3,412 853 3,653 913 1,234 550 1,291 323 1,447 362 4,494 1,308 4,703 1,176 5,099 1,275 Amfoang Barat Laut 4,572 748 4,785 1,196 5,123 1,281 5,824 1,339 6,095 1,524 6,829 1,707 10,396 2,087 10,880 2,720 11,951 2,988 Semau Selatan 903 240 945 236 1,012 253 3,976 1,099 4,161 1,040 4,662 1,166 4,879 1,339 5,106 1,277 5,674 1,418 Taebenu 8,506 1,727 8,902 2,225 9,530 2,383 7,837 1,717 8,202 2,050 9,189 2,297 16,343 3,444 17,103 4,276 18,719 4,680 Amabi Oefeto 4,466 1,090 4,674 1,168 5,004 1,251 3,865 896 4,045 1,011 4,532 1,133 8,331 1,986 8,719 2,180 9,536 2,384 Amfoang Timur 2,728 697 2,855 714 3,056 764 4,535 1,007 4,746 1,187 5,317 1,329 7,263 1,704 7,601 1,900 8,374 2,093 Fatuleu Barat 3,806 958 3,983 996 4,264 1,066 4,576 1,147 4,789 1,197 5,366 1,341 8,382 2,105 8,772 2,193 9,630 2,407 Fatuleu Tengah 1,198 287 1,254 313 1,342 336 4,070 975 4,259 1,065 4,772 1,193 5,268 1,262 5,513 1,378 6,115 1,529 Amfoang Tengah 1,316 284 1,377 344 1,474 369 4,294 1,029 4,494 1,123 5,035 1,259 5,610 1,313 5,871 1,468 6,509 1,627 TOTAL 192,178 42,751 201,120 50,280 215,319 53,830 139,812 35,090 146,317 36,579 163,936 40,984 331,990 77,841 347,437 86,859 379,255 94,814

(9)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Jika dilihat dari Jumlah penduduk Kabupaten Kupang dari tahun 2014 – 2019 yaitu pada tahun 2014 sebesar 331.990 jiwa dan pada tahun 2019 sebesar 379.255 jiwa maka dengan menggunakan rumus pertumbuhan penduduk diatas dapat dihitung rata-rata pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kupang yaitu sebesar 0.87 %.

2.1.5 Persebaran Penduduk

Distribusi penduduk Kabupaten Kupang yang terbesar di wilayah Kecamatan Kupang Timur dengan jumlah penduduk sebesar 48.277 jiwa atau 14,54 % dari jumlah penduduk secara keseluruhan, kemudian Kupang Tengah sebesar 12,16 %. Dari tahun ke tahun tidak terlalu besar perubahan distribusi penduduknya. Perkembangan distribusi penduduk di semua Kecamatan tidak terlalu berubah karena perkembangan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan hampir sama.

2.1.6 Kepadatan penduduk dan kecenderungan perkembangannya

Berdasarkan kondisi sebaran dan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2014 yang didasarkan atas jumlah penduduk keseluruhan pada suatu wilayah dibanding dengan luas keseluruhan wilayah terdapat variasi tingkat kepadatan dimana kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Kupang Tengah yaitu sebesar 456 jiwa/Km2 sedangkan kecamatan lainnya yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling kecil adalah Kecamatan Fatuleu Barat yaitu 17 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(10)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 Tahun

Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan ( % )

Kepadatan Penduduk ( Orang/Ha ) Tahun Tahun 2014 2016 2019 2014 2016 2019 Semau 2,15 2,15 2,19 50 52 58 Kupang Barat 5,08 5,08 5,18 113 118 131 Kupang Timur 14,54 14,54 14,26 143 149 160 Sulamu 4,49 4,49 4,42 106 111 119 Kupang Tengah 12,16 12,16 11,93 456 477 510 Amarasi 4,67 4,67 4,72 100 105 116 Fatuleu 7,37 7,37 7,46 70 73 80 Takari 6,30 6,30 6,34 41 43 47 Amfoang Selatan 2,73 2,73 2,77 30 31 34 Amfoang Utara 2,16 2,16 2,16 26 27 29 Nekamese 2,84 2,84 2,86 73 77 85 Amarasi Barat 4,65 4,65 4,71 63 66 72 Amarasi Selatan 3,25 3,25 3,24 62 65 71 Amarasi Timur 2,26 2,26 2,25 46 48 52

Amabi Oefeto Timur 3,97 3,97 3,99 56 58 64

Amfoang Barat Daya 1,35 1,35 1,34 27 28 30

Amfoang Barat Laut 3,13 3,13 3,15 24 25 28

Semau Selatan 1,47 1,47 1,50 32 33 37 Taebenu 4,92 4,92 4,94 154 161 176 Amabi Oefeto 2,51 2,51 2,51 67 70 77 Amfoang Timur 2,19 2,19 2,21 55 57 63 Fatuleu Barat 2,52 2,52 2,54 17 18 19 Fatuleu Tengah 1,59 1,59 1,61 49 51 57 Amfoang Tengah 1,69 1,69 1,72 32 34 37 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 1889 1977 2154

(11)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.6 Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian suatu wilayah memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan suatu daerah. Kondisi penduduk Kabupaten Kupang sampai saat ini mempunyai sifat yang beraneka ragam.Hal ini dapat dilihat dari budaya, agama, bahasa dan suku bangsa yang dimiliki oleh setiap penduduk. Karakter penduduk Kabupaten Kupang yang beraneka ragam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan perumbuhan ekonomi. Tetapi dengan karakter penduduk seperti tersebut diatas tidak dapat dipastikan seberapa besar pertumbuhan ekonomi kota yang terjadi.

Kegiatan ekonomi secara garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam kegiatan memproduksi dan kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa. Unit-unit produksi memproduksi barang dan jasa dan dari kegiatan memproduksi ini timbul pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai golongan dalam masayrakat, sehingga dari pendapatan ini masyarakat akan membeli barang dan jasa baik untuk keperluan konsumsi maupun investasi.

Kegiatan perekonomian Kabupaten Kupang dapat ditinjau dari beberapa sektor yaitu sektor pertanian, sektor peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan, industri, pertambangan dan galian, kehutanan. Masing-masing sektor mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kabupaten Kupang karena produk dari setiap sektor dapat menambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Sektor Pertanian :

Kawasan pertanian di Kabupaten Kupang tersebar di seluruh Kecamatan. Jenis komoditinya adalah padi sawah, padi lading, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang ijo, sorgum, sayur-sayuran dan buah-buahan. Dari keseluruhan hasil tanaman pertanian tanaman pangan tersebut dapat diketahui bahwa hasil produksi yang paling berpotensi jika dilihat dari luas lahan tanam dan luas lahan panen adalah jenis tanaman padi. Tanaman padi banyak terdapat di Kecamatan Kupang Timur, Amfoang Timur, Sulamu, Fatuleu dan Kupang Tengah sedangkan tanaman jagung banyak terdapat di Kecamatan Takari, Fatuleu, Amfoang Selatan dan Amabi Oefeto Timur.

Sektor Peternakan :

Sapi merupakan salah satu komoditas hewan ternak yang mempunyai nilai produksi paling besar diantara hewan ternak lainnya yaitu sebesar 149.243 dari total keseluruhan Secara kontribusi pemasukan di sector peternakan nilai rata-rata share yaitu sebesar 13,35 %.

(12)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Adapun komoditi peternakan yang memiliki rata-rata nilai di atas rata-rata keseluruhan kabupaten yaitu terdapat pada jenis sapi sebesar 56,98 % dan babi sebesar 25,83 %.

Sektor Perkebunan :

Kabupaten Kupang mempunyai jenis tanaman yang dijadikan komoditi utama perdagangan antar pulau terutama ke Sulawesi dan Jawa. Tanaman itu adalah jambu mente dan kemiri yang hasil produksinya sebesar masing-masing 54,5 kg/Ha dan 237,88 kg/Ha.

Tingkat pertumbuhan rata rata sector perkebunan di Kabupaten Kupang pertahun sebesar 48,31%. Secara kontribusi pemasukan di sector perkebunan nilai rata-rata share yaitu sebesar 9,09.

Sektor Perikanan dan Kelautan :

Kabupaten Kupang mempunyai 3 jenis dalam komoditi perikanan antara lain jenis ikan laut yang terdiri dari ikan tuna, cakalang, tongkol, tengiri, kembung, selar, tembang, teri, lolosi, parang, laying, ikan terbang, nippi dan ikan belarak. Sedangkan untuk jenis non ikan adalah : udang halus, udang windu, lobster, udang putih, kepiting, kerang, remis, penyu, teripang, cumi-cumi mutiara dan rumput laut. Secara kontribusi pemasukan di sector perikanan laut nilai rata-rata share yaitu sebesar 4,35 %.

Sektor Industri :

Perusahaan yang cukup dominan di Kabupaten Kupang adalah yang bergerak di bidang tekstil, pakaian dan kulit.

Sektor Pertambangan dan Galian :

Kabupaten Kupang juga mempunyai komoditas yang dikembangkan di dalam sector pertambangan an galian yang tersebar di hamper semua kecamatan. Jenis komoditas yang dapat ditemukan adalah seperti pasir, batu mangan, tanah putih dan emas.

.

Sektor Kehutanan :

Kabupaten Kupang mempunyai beberapa komoditas unggulan dalam bidang kehutanan antara lain adalah rimba campuran, kayu jati, kayu bakar, bamboo, balok rotan, dinding bebak, madu, asam buah dan asam isi. Dari komoditas-komoditas tersebut didapatkan bahwa produksi yang paling dominan adalah dari kayu jati sebanuak 5.181,6 M3..

(13)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.8 Produk Domestik Regional Bruto dan Perkembangannya

Produk Domestik Bruto menggambarkan kemampuan suatu wilayah di tingkat propinsi, Kabubapen atau Kecamatan dalam menciptakan output pada suatu waktu tertentu. PDRB terdiri atas 2 versi penilaian yaitu atas dasar Harga Berlaku dan atas dasar Harga Konstan. Pada PDRB atas dasar harga berlaku, produk yang dihasilkan dari sector ekonomi dinilai dengan menggunakan harga yang sedang berlaku pada tahun berjalan. Sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan pada harga 1 tahun dasar tertentu.

Hingga saat ini PDRB atas dasar harga konstan menggunakan harga tahun 2010.

Laju Pertumbuhan Ekonomi diperoleh dari penghitungan PDRB atas dasar harga konstan. Nilai PDRB tahun ke-n dikurangi dengan nilai pada tahun ke n – 1 (tahun sebelumnya) dibagi dengan nilai pada tahun ke n – 1 kemudian dikalikan 100.

Produk Domestik Regional Bruto tersebut dihitung dari masing-masing sektor dan sub sektor yang ada di Kabupaten Kupang yaitu sebagai berikut :

 Pertanian

 Pertambangan dan galian

 Industri pengolahan

 Listrik, gas dan air minum

 Bangunan dan konstruksi

 Perdagangan, Restoran dan Hotel

 Pengangkutan dan Komunikasi

 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

 Jasa-jasa

Dari kesembilan sektor tersebut, sektor yang paling berpengaruh pada PDRB adalah sektor pertanian dimana mempunyai nilai terbesar yaitu 51,50 % dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Dibawahnya terdapat sektor jasa-jasa yang meliputi jasa pemerintahan umum dan jasa swasta yaitu sebesar 22,31 %.

Dari sudut analisis struktural, Sektor Pertanian dan Sektor Jasa-jasa terutama Jasa Pemerintah masih mendominasi perekonomian Kabupaten Kupang.

(14)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.9 TATA RUANG WILAYAH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Kebijakan Penataan Ruang untuk Wilayah Perencanaan Kabupaten Kupang meliputi :

1. Pengembangan sistem perwilayahan yang didasarkan pada kompetensi lokal dan keterkaitan antar kegiatan;

2. Pengembangan pusat kegiatan yang dapat mewadahi aktifitas masyarakat dan mendorong perkembangan wilayah secara optimal;

3. Peningkatan sistem jaringan transportasi darat yang terpadu dengan transportasi lautdan udara untuk peningkatan pemanfaatan potensi unggulan wilayah darat, laut, pesisir, memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi dan mendorong pemerataan pembangunan;

4. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan, telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan yang terpadudan merata di seluruh wilayah;

5. Pengembalian dan peningkatan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem di kawasan lindung;

6. Perwujudan hutan lestari melalui pemantapan kondisi kawasan hutan, perencanaan, pengamanan dan perlindungan hutan yang terpadu;

7. PemanfaatanKawasan Budidaya secara optimal yang berbasis pada pengembangan pertanian, peternakan, industri, pariwisata, perikanan tangkap dan budidaya serta pertambangan secara berkelanjutan;

8. Pengembangan kawasan permukiman sesuai kearifan lokal dan standar pemenuhan kebutuhan prasarana permukiman yang memadai;

9. Pemanfaatan sumber daya energi dan mineral secara optimal dengan memperhatikan daya dukung lingkungan secara makro dan mikro;

10. Peningkatan fungsi kawasan untuk untuk pertahanan dan keamanan negara;

11. Peningkatan daya saing investasi dan kesempatan ekonomi pada kawasan strategi ekonomi; dan

(15)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Strategi Penataan Ruang untuk Wilayah Perencanaan Kabupaten Kupang meliputi :

1. Strategi pengembangan sistem perwilayahan yang didasarkan pada kompetensi lokal dan keterkaitan antar kegiatan, meliputi :

a. Membagi wilayah pengembangan sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia lokal, potensi lokal dan keterkaitan antar kegiatan ekonomi rakyat;

b. Mengembangkan sistem kegiatan sesuai dengan potensi unggulan kawasan dan prospek perkembangan kegiatan;

c. Membangun kawasan perdesaan dengan pendekatan agropolitan dan minapolitan; d. Membentuk sistem perkotaan secara berhirarki dan terkait desa pusat pertumbuhan

sebagai pusat kegiatan dai kawasan agropolitan dan minapolitan;

e. Membentuk Kawasan Terpadu Mandiri pada Wilayah yang jauh dari pusat pelayanan Kabupaten atau regional; dan

f. Mengembangkan sarana prasarana pendukung untuk mewujudkan perkembangan wilayah secara sinergi dan sesuai dengan kebutuhan pengembangannya.

2. Strategi pengembangan sistem perwilayahan yang didasarkan pada kompetensi lokal dan keterkaitan antar kegiatan, meliputi :

a. Mendorong pengembangan pusat – pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang berperan juga sebagai pusat industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan, melalui pembangunan prasarana dan sarana pendukung;

b. Membentuk desa pusat pertumbuhan sebagai pusat pelayanan desa secara berhirarki untuk mempercepat efek pertumbuhan;

c. Membentuk pusat kegiatan pada wilayah yang strategis;

d. Mengembangkan terminal agribisnis secara tepat dan bersinergi dengan pusat agribisnis dan pusat minapolitan;

e. Menata permukiman sebagai sentra industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan; dan

f. Membangun kebutuhan prasarana di pusat kegiatan yang dapat melayani kebutuhan masyarakat sesuai dengan basis kegiatan yang dikembangkan;

g. Mengembangkan sarana prasarana pendukung untuk mewujudkan perkembangan wilayah secara sinergi dan sesuai dan kebutuhan pengembangannya.

h. Meningkatkan akses dan jaringan keterhubungan antara sentra produksi dan pusat distribusi.

(16)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

3. Strategi peningkatan sistem jaringan transportasi darat yang terpadu dengan transportasi laut dan udara untuk peningkatana pemanfaatan potensi unggulan wilayah darat, laut, pesisir, memudahkan pergerakan serta distribusi hasil produksi dan mendorong pemerataan pembangunan, meliputi :

a. Mengembangkan Jalan Poros tengah, jalan lokal primer yang mengakses jalan poros tengah;

b. Mengembangkan jalan lokal primer sebagai jalur keterkaian distribusi kebutuhan proses produksi dan distribusi hasil pertanian antar perdesaan serta antar perdesaan dengan perkotaan;

c. Meningkatkan akses dan jaringan keterhubungan antar sentra produksi dan dan pusat distribusi;

d. Meningkatkan sistem jaringan transportasi darat yang mendorong interaksi kegiatan antar satuan hasil produksi;

e. Mengembangkan jalan lingkar perkotaan;

f. Mengembangkan simpul jaringan transportasi jalan untuk terminal penumpang tipe B diutamakan pada kota – kota yang berfungsi sebagai halte pusat pergerakan wisata. g. Mengembangkan terminal angkutan umum regional, terminal angkutan umum, yang

berfungsi sekaligus sebagai halte pusat pergerakan wisata;

h. Mengarahkan pengembangan simpul jaringan penyebrangan lintas antar kecamatan yang menghubungkan dengan jalur lintas propinsi dan negara;

i. Meningkatkan pelayanan rute angkutan umum dan transportasi wisata;

j. Mengembangkan jalan lokal primer sebagai jalur keterkaitan distribusi kebutuhan proses produksi dan distribusi hasil pertanian antar perdesaan serta antar perdesaan dan perkotaan.

4. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan, telekomunikasi, energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan yang terpadudan merata di seluruh wilayah, meliputi : a. Meningkatkan pasokan tenaga listrik baik untuk jangka pendek maupun jangka

panjangdengan memanfaatkan sumber energi terbaharukan meliputi tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga air sebagai alternatif sumber energi konvensional;

b. Menyediakan prasarana yang menjamin ketersediaan air baku dalam rangka pemenuhan kebutuhan sumber air di seluruh wilayah;

c. Mengembangkan prasarana telekomunikasi hingga mencapai kawasan perdesaan dan terisolasi melalui sistem kabel, sistem seluler dan sistem satelit;

(17)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

d. Pemeliharaan, peningkatan dan perluasan jaringan irigasi teknis pada kawasan sentra – sentra produksi’

e. Pengalokasian tempat pembuangan akhir sesuai dengan persyaratan teknis;

f. Pengendalian volume persampahan, yang dapat dilakukan melalui daur ulang dan komposting pada skala kawasan atau TPS dan rumah tangga;

g. Kerjasama antar wilayah dalam hal pengelolaan dan penanggulangan masalah sampah terutama di wilayah perkotaan; dan

h. Pengaturan sistem drainase untuk mencegah terjadinya rawan becana banjir dan erosi.

5. Strategi pengembalian dan peningkatan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem di kawasan lindung;

a. Memprtahankan luasan kawasan hutan lindung termasuk kawasan hutan yang terletak di pesisir sebagai hutan dengan tutupan vegetasi tetap;

b. Merehabilitasi luasan kawasan hutan mangrove sebagai ekosistem esensial pada kawasan pesisir untuk pengendalian pencemaran perlindungan pantai dari abrasi dan menjamin terus berlangsungnya reproduksi biota laut;

c. Mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi, serta pelindung keanekaragaman spesies hayati;

d. Mengelola kawasan lindung secara terpadu;

e. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau hingga 30 % dari luas DAS; f. Konservasi daerah resapan air, sempadan sungai, sempadan waduk dan danau dari

pemanfaatan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

g. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

h. Menepatkan zona pengelolaan sumber daya air sesuai dengan keberadaan wilayah sungai, cekungan air tanah dan mata air pada zona kawasan lindung;

i. Mempertahankan kawasana – kawasan resapan air, khususnya pada zona resapan tinggi untuk mencegah kekeringan pada musim kemarau dan longsor pada musim hujan;

(18)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

k. Memantau dan mengelola kegiatan yang diperbolehkan berlokasi di kawasan lindung ( antara lain penelitian, eksplorasi mineral dan air tanah, pencegahan bencana alam); dan

l. Mengembalikan fungsi lindung pada kawasan bekas pertambangan yang telah terjadi di kawasanlindung;

m. Membatasi kegiatan di kawasan perlindungan setempat hanya untuk kepentingan pariwisata yang tidak merubah fungsi lindung;

n. Melakukan kerja sama daerah sekitar dalam pengelolaan DAS untuk penyelamatan ekosistem sesuai dengan peraturan perundang – undangan berlaku; dan

o. Melestarikan taman wisata alam, taman wisata laut dengan segenap kekhasan dan keindahan ekosistemnya yang penting secara nasional maupun internasional untuk tujuan keilmuan, pendidikan, dan pariwisata;

p. Menyusun mitigasi bencana, pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tata ruang, kesiapsiagaan masyarakat yang berada dikawasan rawan bencana, tanggap darurat, pemulihan dan pembangunan kembali pasca bencana; dan

q. Mengembangkan jalur evakuasibencana sebagai bagian upaya mitigasi.

6. Strategi mewujudkan hutan lestari melalui pemantapan kondisi kawasan hutan, perencanaan, pengamanan dan perlindungan hutan yang terpadu meliputi :

a. Memenuhi bahan baku industri hilir dengan pembangunan hilir Hutan Tanaman Industri (HTI) dan pengembangan hutan rakyat;

b. Menghindari terjadinya konflik kepentingan / penguasaan lahan kawasan hutan; c. Pembangunan sentra produksi hasil hutan;

d. Pembangunan sentra industri pengolahan hasil hutan;

e. Pengendalian penebangan liar dan penanggulangan kebakaran hutan serta rehabilitasi kawasan hutan kawasan hutan kritis;

f. Mengendalikan pemanfaatan hutan produksi dengan memperhatikan pada luas kawasan, potensi hasil hutan; dan kesesuaian ekosistem;

g. Pengembangan zona penyangga pada kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung;

h. Penyelesaian masalah tumpang tindih hutan produksi dengan kegiatan budidaya lain; 7. Strategi PemanfaatanKawasan Budidaya secara optimal yang berbasis pada

pengembangan pertanian, peternakan, industri, pariwisata, perikanan tangkap dan budidaya serta pertambangan secara berkelanjutan.

(19)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

b. Melindungi habitat dan ekosistem pesisir dari kegiatan – kegiatan budidaya yang merusak; dan

c. Mengembangkan pusat – pusat kegiatan perikanan yang terpadu dengan pusat – pusat koleksi dan distribusi;

d. Mengintegrasikan lahan tanaman ternak dengan kegiatan peternakan; e. Meningkatkan kualitas fungsi kawasan budidaya pertanian tanaman pangan;

f. Penegasan batas nyata lahan pertanian abadi agar tidak mengalami konversi menjadi lahan terbangun;

g. Ekstensifikasi sawah dengan memanfaatkan lahan kering;

h. Pengendalian kegiatan budidaya lainnya agar tidak mengganggu lahan pertanian yang potensial;

i. Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan sawah; j. Pengembangan wilayah – wilayah tanaman perkebunan dan pertanian sesuai dengan

potensi/kesesuaian lahannya secara optimal

k. Memperluas bagan dilaut untuk pengembangan perikanan tangkap;

l. Membagi ruang laut sesuai dengan potensi dan kepentingan keberlanjutan lingkungan dan pengembangan transportasi di laut;

m. Mengembangkan sentra wisata;

n. Menata kawasan industri yang berwawasan lingkungan dan berbasis pada kompetensi;

o. Menetapkan kawasan pusat pariwisata sebagai kawasan strategis;

p. Mengintegrasikan kawasan budidaya unggulan di kawasan agropolitan dan minapolitan sebagai bagian dari jalur wisata;

q. Penataan padang penggembalaan;

r. Memisahkan lahan ternak dengan kawasan permukiman; dan

s. Mengembangkan kawasan pada wilayah yang potensial/dikembangkan sebagai pertanian, perkebunan, lahan pasca tambang.

8. Strategi Pengembangan kawasan permukiman sesuai kearifan lokal dan standar pemenuhan kebutuhan prasarana permukiman yang memadai meliputi :

a. Mengembangkan kawasan permukiman yang didasarkan pada Daya Dukung Lingkungan/Daya Tampung Lingkungan;

b. Menata pemanfaatan ruang terbangun pada pusat kegiatan secara merata untuk mencegah kawasan permukiman padat;

(20)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

c. Melarang untuk membangun di kawasan yang memiliki potensi terjadi rawan bencana longsor dan bencana alam; dan

d. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya tebangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana alam; dan

e. Menata pemenuhan pelayanan utilitas permukiman di kawasan pesisir;

f. Memberikan ruang yang memadai bagi peresapan air hujan pada zona – zona resapan air tanah untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir; g. Pengendalian pencemaran sungai dan air permukaan lain secara ketat yang bersumber dari kegiatan permukiman perkotaan, pertanian, industri, dan kegiatan pariwisata;

h. Menata pemanfaatan ruang terbangun pada pusat kegiatan secara merata untuk mencegah kawasan permukiman padat;

i. Mendorong pengembangan pusat – pusat permukiman perdesaan sebagai desa pusat pertumbuhan terlingkungan.utama wilayah desa yang mempunyai potensi cepat berkembang dan dapat meningkatkan perkembangan desa di sekitarnya;

j. Meremajakan dan merehabilitasi lingkungan perumahan yang menurun kualitasnya, dilengkapai dengan sarana dan prasarana lingkungan.

9. Strategi Pengembangan kawasan permukiman sesuai kearifan lokal dan standar pemenuhan k Pemanfaatan sumber daya energi dan mineral secara optimal dengan memperhatikan daya dukung lingkungan secara makro dan mikro meliputi :

a. Mengendalikan pengelolaan pemanfaatan sumber daya pertambangan secara ilegal terutama untuk mencegah dampak lingkungan terhadap wilayah sekitarnya;

b. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan pertmabngan agar tidak mengganggu fungsi lindung; dan

c. Mengembangkan wilayah pertambangan yang tidak menimbulkan konflik kepentingan pengembangn pertanian, konservasi lindung.

10. Strategi Peningkatan fungsi kawasan untuk untuk pertahanan dan keamanan negara meliputi :

a. Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan strategis dengan budidaya terbangun;

b. Turut serta memelihara dan menjaga aset – aset pertahanan/ TNI; dan

(21)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

11. Strategi Peningkatan daya saing investasi dan kesempatan ekonomi pada kawasan strategi ekonomi

a. Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah; b. Memberikan insentif dan stimulan untuk mempercepat perwujudan kawasan strategis

berupa peningkatan pelayanan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi; c. Mengembangkan dan menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan

keandalan yang berlaku secara merata;

d. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan; dan

e. Pengembangan Kawasan Agropolitan, Minopolitan dan kawasan pariwisata yang terpadu sebagai daya tarik dan obyek wisata.

12. Strategi penguatan keseimbangan ekologis pada kawasan strategis lingkungan hidup, meliputi :

a. Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis lingkungan hidup yang dapat memicu perkembangan budidaya;

b. Menetapkan kawasan strategis untuk kepentingan pendidikan dan penelitian berbasis lingkungan hidup;

c. Meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lingkungan; dan

d. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis.

2.1.10 KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM

Kawasan yang merupakan kawasan rawan bencana alam yang terdapat kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan banjir.

a. Kawasan Rawan Longsor

Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan criteria kawasan berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material campuran.

Faktor penyebab longsor diantaranya factor alam, hidrologi dan klimatologi, topografi, aspek penutupan lahan (vegetasi), konservasi pemanfaatan lahan yang tidak terkontrol serta pengaturan pemanfaatan lahan yang tidak efisien.

Beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Kupang mempunyai potensi rawan terjadi tanah longsor dan erosi. Untuk diketahui lokasi persebaran kawasan rawan longsor dan erosi berada di Kecamatan Semau, Kupang Barat, Nekamese, Amarasi Barat, Amarasi

(22)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Selatan, Amarasi, Amarasi Timur, Amabi Oefeto Timur, Amabi Oefeto, Fatuleu, Taebenu, Kupang Tengah, Kupang Timur, Fatuleu Tengah, Sulamu, Fatuleu Barat, Takari, Amfoang Selatan, Amfoang Tengah, Amfoang Barat Laut, Amfoang Barat Daya, Amfoang Utara dan Kecamatan Amfoang Timur.

Guna mengantisipasi adanya bahaya-bahaya tanah lingsor dan tanah bergerak maka perlu adanya penghijauan dengan melakukan pengembangan jenis tanaman tahunan dan didukung dengan adanya upaya-upaya perlindungan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat di sekitarnya

Upaya mitigasi pengurangan bencana longsor/ erosi meliputi :

 Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan permukiman dan fasilitas utama lainnya.

 Mengurangi tingkat keterjalan lereng

 Meningkatkan/ memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah (fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari lereng, menghindari air meresap ke dalam lereng atau menguras air dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah).

 Pembuatan bangunan penahan, jangkr dan pilling

 Terasering dengan system drainase yang tepat (drainase pada teras, teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapnya air ke dalam tanah).

 Penghijauan dengan tanaman yang system perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40º atau sekitar 80 % sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diselingi dengan tanaman-tanaman yang lebih pendek dan ringan di bagian dasar di tanam rumput.

 Khusus untuk runtuhan batu dapat dibuatkan tanggul penahan (rock fall) baik berupa bangunan konstruksi, tanaman maupun parit.

 Pengenalan daerah yang rawan longsor.

 Identifikasi daerah yang aktif bergerak, dapat dikenali dengan adanya rekahan rekahan berbentuk ladam (tapal kuda).

(23)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

b. Kawasan Rawan Banjir

Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan criteria kawasan yang diidentifikasikan sering dan/ atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di atas normal sehingga system pengaliran air yang terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta system saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap. Kemampuan/ daya tamping system pengaliran air dimaksud tidak selamanya sama tapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai akibat phenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah serta hambatan lainnya. Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan ( Catchment Area ) juga menyebabkan peningkatan debit banjir karena debit/pasokan air yang masuk ke dalam system aliran menjadi tinggi sehingga melampaui kapasitas pengaliran dan menjadi pemicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan terjadinya sedimentasi di system pengaliran air dan wadah air lainnya.

Berdasarkan sumber airnya, air yang berlebihan tersebut dapat dikategorikan dalam empat kategori :

 Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran system pengaliran air yang terdiri dari system sungai alamiah dan system drainase buatan manusia.

 Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.

 Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, bending, tanggul, dan bangunan pengendalian banjir.

 Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai. Ketika sumbatan/bendungan tidak dapat menahan tekanan air maka bendungan akan hancur, air sungai yang terbendung mengalir deras sebagai banjir bandang.

Bencana alam banjir juga sering terjadi khususnya sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kecamatan Amarasi Timur, KecamatanFatuleu Barat, Kecamatan Takari, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Kupang Timur, dan Fatuleu Tengah. Bencana alam tanah longsor biasanya terjadi di DAS yang rawan banjir, karena tanahnya sering terkikis oleh air.

Pada daerah ini juga perlu dilakukan upaya konversasi untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan mengembalikan fungsi lingkungan antara lain :

(24)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

1. Daerah di atas bukit

 Perlu dilakukan reboisasi jika gundul dan rusak.

 Melarang penebangan pohon secara liar.

 Melarang semua kegiatan yang dapat merusak lingkungan. 2. Pegunungan

 Perlu perlindungan terhadap kawasan perbukitan dan pegunungan sehingga mampu melindungi daerah bawahannya.

 Perlu dilakukan reboisasi jika terdapat kawasan perbukitan/ gunung yang gundul dan rusak;.

 Perlu adanya penanamn tanaman dengan metode terasering. 3. Lembah/ Cekungan

Cadangan air tanah akan terpelihara dan dapat dimanfaatkan masyarakat melalui sumur juka di daerah up land tanaman terjaga;

4. Daerah Aliran Sungai

 Penanaman pohon (tanaman keras).

 Melarang aktifitas yang dapat merusak fungsi konservasi;

 Tidak membuang sampah dan sejenisnya ke sungai/ saluran air. 5. Lembah/ Cekungan

Pada daerah yang aliran air permukaan deras perlu dibuat saluran drainasu, karena aliran ini dapat menimbulkan erosi dan tanah longsor.

Upaya mitigasi penanganan banjir meliputi :

 Merekomendasikan upaya perbaikan atas prasarana dan sarana pengendalian banjir sehingga dapat berfungsi sebagaimana direncanakan.

 Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir, daerah genangan dan informasi lain yang diperlukan untuk meramalkan kejadian banjir, daerah yang diidentifikasikan terkena banjir serta daerah yang rawan banjir.

 Menyiapkan peta daerah rawan banjir dan lokasi pos pengamat debit banjir/ ketinggian muka air banjir di sungai penyebab banjir.

 Pembangunan tembok penahan dan tanggul di sepanjang sungai akan sangat membantu untuk mengurangi bencana banjir pada tingkat debit banjir yang direncanakan.

 Pengaturan kecepata aliran dan debit air permukaan dari daerah hulu sangat membantu mengurangi terjadinya bencana banjir.

(25)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

 Beberapa upaya perlu dilakukan untuk mengatur kecepatan air dan debit aliran air masuk ke dalam sistim pengaliran diantaranya adalah dengan reboisasi dan pembangunan system peresapan serta pembangunan bendungan/ waduk.

 Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran terbuka maupun tertutup atau terowongan dapat membantu mengurangi terjadinya banjir.

(26)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

(27)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

(28)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Peta 2.3 (Peta Pusat Layanan Kabupaten) di atas menunjukan

 Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Perkotaan Oelamasi Kecamatan Kupang Timur.

 Pusat pelayanan antar Desa (Pusat Pelayanan Lingkungan) dialokasikan pada desa-desa yang meliputi : Desa Hansisi Kecamatan Semau, Desa Onansila Kecamatan Semau Selatan, Desa Tasikona Kecamatan Nekamese, Desa Merbaun Kecamatan Amarasi Barat, Desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan, Desa Pakubaun Kecamatan Amarasi Timur, Desa Oemofa Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Desa Fatukanutu Kecamatan Amabi Oefeto, Desa Hueknutu Kecamatan Takari, Desa Sillu Kecamatan Fatuleu, Desa Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah, Desa Soliu Kecamatan Amfoang Barat Laut, Desa Fatumonas Kecamatan Amfoang Tengah, dan Desa Netemnanu selatan Kecamatan Amfoang Timur.

 Kawasan Perkotaan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah Perkotaan Bolok Kecamatan Kupang Barat, Perkotaan Sulamu Kecamatan Sulamu dan Perkotaan Naikliu Kecamatan Amfoang Utara.

 Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi Ibukota Kecamatan Kupang Tengah, Taebenu, Amarasi, Takari, Fatuleu Barat, Amfoang Selatan, dan Amfoang Barat Daya

 Rencana Jalan Poros Tengah direncanakan sebagai jalan arteri primer yaitu Ruas jalan :

Fatuleu – Fatuleu Tengah – Takari – Amfoang Tengah –Amfoang Timur

 Rencana Jalan Lingkar Selatan direncanakan sebagai jalan kolektor primer yaitu ruas jalan : Kupang Barat – Nekamese – Amarasi Barat – Amarasi Selatan – Amarasi Timur – Amabi Oefeto Timur

 Jalan Lingkar Perkotaan direncanakan sebagai jalan kolektor primer yaitu ruas jalan :  Kecamatan Taebenu – Kecamatan Amarasi – Kecamatan Amabi Oefeto – Kecamatan

Fatuleu

 Kecamatan Kupang Tengah – Kecamatan Amarasi  Kecamatan Kupang Tengah – Kecamatan Kupang Timur

 Pemantapan Jaringan Jalan arteri dengan sistem primer di Kabupaten Kupang yaitu jalan Timor Raya dengan ruas jalan :

 Kota Kupang – Kec. Kupang Tengah – Kec.Kupang Timur Kec. Fatuleu – Kec. Takari  Kota Kupang - Kec Kupang Barat Ds. Nitneo – Ds. Bolok – Ds. Kuanheum

 Pengembangan jaringan Jalan Kawasan Perkotaan Jalan lingkar perkotaan direncanakan

sebagai jalan kolektor primer yaitu ruas jalan :

 Kecamatan Taebenu – Kecamatan Amarasi – Kecamatan Amabi Oefeto – Kecamatan Fatuleu

 Kecamatan Kupang Tengah – Kecamatan Amarasi  Kecamatan Kupang Tengah – Kecamatan Kupang Timur

 Sistim jaringan Transportasi Laut : Bolok, Onansila, Hansisi, Batubao, Barate, Tanjung Mas, Naikliu, Oepoli dan Sulamu untuk pelabuhan khusus barang dan industry

 Pengembangan dan Perwujudan kawasan perdagangan dan jasa :  Pasar Regional di Kupang Tengah di Desa Tarus

 Pasar Agropolitan Oesao di Kupang Timur  Pasar Hewan di Takari

 Pasar Regional di Camplong (Lili)

 Pasar perbatasan di Oepoli Amfoang Timur  Pasar Wisata di Baumata Kecamatan Taebenu  Perdagangan Regional di Segitiga Emas, Oelamasi. Peta 2.4 (Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten) di atas menunjukan

 Rencana pengembangan lokasi TPA terdapat di Kecamatan Amarasi dan Kecamatan Sulamu.

(29)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

 Program Perlindungan dan pengembangan data/ informasi kawasan hutan lindung Hutan

Sisimeni Sanam, hutan Mutis Timau dan kelompok hutan Oelmau

 Permukiman dan prasarana permukiman terdapat di dalam lokasi kawasan hutan lindung :

 Kecamatan Amarasi : Desa Apren dan Desa Ponain.

 Kecamatan Fatuleu : Desa Silu.

 Kecamatan Takari : Desa Noelmina, Desa Tuapanaf, Desa Oelnaineno, Desa Hueknutu, Desa Oesusu.

 Kecamatan Sulamu : Desa Bipolo.

 Lahan pertanian di dalam lokasi kawasan hutan lindung, terdapat di :

 Kecamatan Amarasi : Desa Apren dan Desa Ponain.

 Kecamatan Sulamu : Desa Bipolo.

 Wilayah pertambangan di dalam kawasan hutan lindung, terdapat di Takari, Fatuleu Tengah, Fatuleu, Amabi Oefeto, Amarasi Selatan, Amarasi Timur, dan Taebenu

 DAS; Kawasan hutan di Gunung Mutis Timau dan Gunung Fatuleu; kawasan yang memiliki kelerengan 25-40 % di Kecamatan Amarasi Barat, Kecamatan Fatuleu Tengah, Kecamatan Takari; daerah resapan di Danau Nefona dan Kawasan Resapan sekitar kawasan Civic Center.

 Pelestarian Taman Hutan Raya Hutan Tahura Prof. Ir.Herman Yohanes

 Suaka margasatwa Danau Doudde, suaka margasatwa Perhalu, suaka margasatwa Menipo, dan suaka margasatwa Amalato.

 Kawasan pantai berhutan bakau pada kawasan pesisir Bipolo Kecamatan Sulamu, Desa Pariti Kecamatan Sulamu, Nunkurus Desa Nunkurus Kecamatan Sulamu, Desa Oebelo Kecamatan Kupang Tengah, Desa Pariti Kecamatan Sulamu, Desa Enoraen Kecamatan Amarasi Timur, Desa Lifuleo Kecamatan Kupang Barat, Desa Akle Kecamatan Semau Selatan.

 Kawasan Taman Wisata Alam dan taman Wisata Alam Laut Taman Wisata Alam

Camplong (696 ha), Taman Wisata Alam Baumata (800 ha, Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang (50.000 Ha).

 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu pengetahuan Kawasan Wisata Alam Baumata dimana terdapat Dam Oeltua serta gua dan mata air Baumata.

 Kawasan Perlindungan Sungai Nunkurus, Nggaukdale, Oilpaha, Kasmut, Manumuti, Oilpana, Baikama, Batulesa, Matununu, Borgai, Dendeng, Tilong/Noelbaki, Amabi, Noil Hani, Oebelo, Manikin, Airkom, Termanu, Oeton/Talisa, Maelu/ Palo, Noel Uel, Kusapi, Tuak Au, Neta, Noel Ara/Tabun, Kapsali, Nailopen, Hauk Peto, Siloto, dan Fail/Netemnanu

 Kawasan Perlindungan Waduk/ Embung Kecamatan Kupang Barat, Kupang Tengah, Takari, Fatuleu Barat, Nekamese, Amarasi Barat, Amarasi, Amabi Oefeto Timur, Amabi Oefeto dan Kecamatan Semau

 Kawasan Perlindungan Mata Air Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Amarasi Barat, Kecamatan Amarasi Selatan, Kecamatan Amarasi, Kecamatan Taebenu, Kecamatan Fatuleu, Kecamatan Fatuleu Tengah, dan Kecamatan Fatuleu Barat.

 Kawasan Perlindungan Sempadan Pantai Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kecamatan Amarasi Selatan, Kecamatan Amarasai Barat, Kecamatan Nekamese, Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Sulamu, Kecamatan Fatuleu Barat, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kecamatan Amfoang Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Semau dan Kecamatan Semau Selatan.

 Kawasan Lindung Spiritual dan Kearifan Lokal lainnya Kampung adat terdiri dari Kampung Adat Kauniki di Kecamatan Takari dan Sonaf Raja Koro di Kecamatan Amarasi

 Kawasan Rawan Bencana Longsor Kecamatan Semau, Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Nekamese, Kecamatan Amarasi Barat, Kecamatan Amarasi Selatan,

(30)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Kecamatan Amarasi, Kecamatan Amarasi Timur, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kecamatan Amabi Oefeto, Kecamatan Fatuleu, Kecamatan Taebenu, Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Fatuleu Tengah, Kecamatan Sulamu, Kecamatan Fatuleu Barat, Kecamatan Takari, Kecamatan Amfoang Selatan, Kecamatan Amfoang Tengah, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kecamatan Amfoang Utara dan Kecamatan Amfoang Timur.

 Kawasan Rawan Bencana Banjir Meliputi sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kecamatan Amarasi Timur, Kecamatan Fatuleu Barat, Kecamatan Takari, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Kupang Timur, dan Fatuleu Tengah.

 Kawasan perlindungan satwa dan pelestarian lingkungan tempat migrasi siklus tahunan burung pelikan ke Bipolo – Sulamu, Teluk Kupang

 Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas terdapat di Kecamatan Sulamu, Kecamatan Kupang timur, dan Kecamatan Amarasi selatan.

 Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Amfoang Selatan dan Kecamatan Fatuleu

 Kawasan peruntukan hutan produksi konversi terdapat di Kecamatan Kupang Barat

 Kawasan suaka margasatwa meliputi: suaka margasatwa Danau Doudde, suaka margasatwa Perhalu, suaka margasatwa Menipo, dan suaka margasatwa Amalato.

 Tahura Prof. Ir.Herman Yohanes

 Kawasan Taman Wisata Alam dan taman Wisata Alam Laut adalah meliputi Taman Wisata Alam Camplong , Taman Wisata Alam Baumata, Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang.

 Kawasan petanian lahan basah meliputi: Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Sulamu, dan Kecamatan Kupang Tengah.

 Kawasan pertanian lahan kering meliputi Kecamatan Kecamatan Takari, Fatuleu, Amfoang Selatan dan Amfoang Barat Laut

 Pengembangan Industri Pertanian (Agroindustri). Di Oesao

 Promosi hasil produk pertanian.di Kecamatan Kupang Timur

 Kawasan perkebunan meliputi: Kecamatan Semau Selatan, Kupang Tengah, Kupang Timur, Amarasi, Amarasi Barat, Amarasi Selatan, Amarasi Timur, Amabi Oefeto Timur, Sulamu, Fatuleu, Takari, Amfoang Selatan, Nekamese, Taebenu, Amabi Oefeto, Fatuleu Barat, Fatuleu, Fatuleu Tengah, Takari, Amfoang Timur, Amfoang Tengah, Amfoang Utara, Amfoang Barat Laut.

 Pengembangan perikanan tangkap atau laut dengan jenis ikan tongkol, ikan tenggiri, ikan kembung, ikan selar, tembang, ikan parang dan ikan bawal terdapat di Semau, Sulamu, Amarasi Barat, Kupang Tengah, Kupang Timur dan Kupang Barat

 Pengembangan perikanan laut non ikan yang dimiliki kabupaten dengan jenis komonitas lobster, kepiting, teripang, dan rumput laut terdapat di Semau, Semau Selatan, Kupang Barat, dan Sulamu.

 Pengembangan perikanan air tawar terdapat di Kupang Tengah, Taebenu, Takari, Kupang Timur, Amabi Oefeto Timur, Amabi Oefeto

 Pengembangan kawasan yang ditetapkan sebagai sentra pengembangan peternakan Kecamatan Semau, Kupang Barat, Kupang Tengah, Kupang Timur, Amarasi, Sulamu, Taebenu, Fatuleu, Takari, Amfoang Timur, Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Tengah, Amfoang Selatan, Amfoang Utara

 Kawasan peternakan dalam skala besar dikembangkan pada lokasi tersendiri dalam ladang pengembalaan diarahkan pada Kecamatan Amfoang Utara, Amfoang Timur, Fatuleu Tengah dan Sulamu

(31)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

 Wilayah pertambangan mangan yang ada di wilayah Kabupaten terdapat di Amabi Oefeto, Amarasi Selatan, Amabi Oefeto Timur, Amarasi Timur, Amarasi, Sulamu, Amfoang Selatan, Fatuleu Barat, Fatuleu, Amfoang Barat Daya, Taebenu, dan Takari

 Wilayah pertambangan batuan meliputi Kupang Barat, Takari, Sulamu, Amfoang Utara

 Kawasan industri besar di Bolok dan Fatuleu Barat.

 Kawasan industri menengah :

 Pengolahan garam di Teluk Kupang, serta industri rumah tangga pengolahan garam yang berada di Kecamatan Sulamu, Kecamatan Kupang Timur, dan Kecamatan Kupang Tengah

 Kawasan industri mangan di Kecamatan Takari  Mikro industri dan industri kecil :

 Industri penyulingan air gula di Kecamatan Kupang Barat

 Industri kerajinan sasando dan kain tenun di Kecamatan Kupang Tengah dan Kecamatan Nekamese.

 Industri makanan, minuman dan tembakau.

 Industri kayu bambu, rotan, rumput dan sejenisnya termasuk perabotan rumah tangga  Industri tenun di Amarasi, Amarasi barat, Amarasi Selatan, Amarasi Timur, Fatuleu

barat dan Fatuleu Tengah.

 industri bata merah di Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah  Agro industri di Kupang Timur

 Industri Perikanan di Kupang Barat

 Wisata Alam tersebar di wilayah Kabupaten Kupang

 Wisata minat khusus di wilayah kabupaten meliputi :

 Kupang Barat terdapat tempat wisata rohani Boneana Kuliner  Kupang Tengah terdapat Kolam Renang, Bendungan Tilong  Kupang Timur terdapat arena Pacuan Kuda

 Amarasi terdapat wisata kuliner

 Takari terdapat Benteng Pahlawan Sonbai

 Wisata budaya di wilayah kabupaten meliputi :

 Kupang Tengah wisata sentra musik tradisional Sasando dan Monumen Veteran  Kupang Timur terdapat pemakaman raja-raja yang terdapat di Kupang Timur untuk

dilesatarikan (Kampung/Kebudayaan Tradisional), Monumen Veteran (Oesao)  Nekamese sebagai peninggalan bersejarah yaitu 3 buah gua jepang

 Amarasi Barat di Desa Tunbaun terdaapt wisata budaya di rumah raja Koro  Amarasi Selatan di Desa Buraen terdapat benteng pertahanan/Gua Tun Hiku  Amabi Oefeto di Desa Fatukanutu terdapat Taman wisata di Muliana,  Takari terdapat Benteng Pahlawan Sonbai, Kuburan Raja.

 Kawasan permukiman perkotaan meliputi Kecamatan Kupang Barat, Kecamatan Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Timur, Kecamatan Sulamu, Kecamatan Fatuleu, Kecamatan Taebenu, dan Kecamatan Amabi Oefeto

 Kawasan pemukiman yang menyatu dengan pertanian/perkebunan; Terdapat di Kecamatan Nekamese, Taebenu, Amarasi Barat, Amarasi Selatan, Amarasi, Amarasi Timur, Amabi Oefeto, Takari, Amfoang Selatan, Amfoang Tengah, Fatuleu Tengah, Fatuleu Barat. Amfoang Timur, Amfoang Utara, Amfoang Barat laut, dan Amfoang Barat Daya

 Kawasan permukiman perdesaan yang terletak pada kawasan pesisir; di Kecamatan Amfoang Barat Daya, Sulamu, Kupang Barat, Nekamese dan Amarasi Barat

 Kawasan pemukiman perdesaan yang terletak didalam kawasan hutan; Terdapat di Kecamatan Nekamese, Taebenu, Sulamu, Fatuleu, Amarasi Barat, Amarasi, Amarasi Timur, Takari, Amfoang Selatan, Amfoang Tengah, Fatuleu Tengah, Amfoang Timur, Amfoang Barat laut, dan Amfoang Barat Daya

(32)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

 Kawasan pemukiman tertinggal;

 Kota Terpadu Mandiri (KTM).

 Pengembangan KTM terdapat di Kecamatan Amfoang Timur, Kecamatan Amfoang Tengah, Kecamatan Amfoang Selatan dan Kecamatan Amfoang Barat Daya

 Pemukiman Nelayan Kecamatan Amfoang Barat Daya, Sulamu, Kupang Barat, Nekamese dan Amarasi Barat

 Hutan mangrove yang terdapat antara lain di Desa Pariti – Kec. Sulamu, Desa Lufileo – Kec. Kupang Barat, dan Desa Tanah Merah – Kec. Kupang Tengah.

 Ekosistem terumbu karang yang tersebar di Kecamatan Kupang Barat yaitu Perairan Aer Cina, Perairan Tanjung Lalendo, Perairan dermaga ferry, Perairan Batubao dan Perairan Pantai Bolok, Perairan Pantai Asam, Perairan Perbatasan Batubao-Tablolong serta Perairan Muka Kampung-Tablolong, selain itu juga di Perairan Pulau Kera, Perairan Pulau Tikus Tengah Kecamatan Selamu dan Perairan Nailiku.

 Kawasan militer di Kecamatan Sulamu

 Kawasan Yonif 743 di Kecamatan Kupang Timur

 Lanud AL di Kupang Tengah

 Navigasi dan pos pamtas di Pulau Batek

 POLAIR Kupang di Kecamatan Kupang Barat

 Pos Oepoli pantai satgas pamtas RI-RDTL di Kecamatan Amfoang Timur

 Pos Oepoli sungai satgas pamtas RI-RDTL di Kecamatan Amfoang Timur

 Pos Oepoli tengah satgas pamtas RI-RDTL di Kecamatan Amfoang Timur

(33)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.11 SOSIAL DAN BUDAYA

Banyaknya fasilitas Pendidikan tahun pelajaran 2014/2015 di Kabupaten Kupang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Fasilitas Pendidikan yang tersedia dikabupaten Kupang

Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama TK SD SMP SMU SMK MI MTs MA Semau 5 9 3 2 0 0 0 0 Kupang Barat 12 18 6 3 3 0 0 0 Kupang Timur 38 28 10 3 2 0 0 0 Sulamu 10 16 5 2 1 0 0 0 Kupang Tengah 31 16 10 7 4 0 0 0 Amarasi 12 16 8 6 0 0 0 0 Fatuleu 19 27 11 4 1 0 0 0 Takari 9 32 11 2 1 0 0 0 Amfoang Selatan 3 11 4 1 1 0 0 0 Amfoang Utara 7 8 4 1 0 0 0 0 Nekamese 8 13 5 1 1 0 0 0 Amarasi Barat 15 19 7 2 0 0 0 0 Amarasi Selatan 6 12 6 2 1 0 0 0 Amarasi Timur 8 12 6 2 0 0 0 0 Amabi Oefeto Timur 8 18 8 2 1 0 0 0 Amfoang Barat Daya 2 7 2 1 0 0 0 0 Amfoang Barat Laut 3 9 4 1 1 0 0 0 Semau Selatan 0 7 2 1 1 0 0 0 Taebenu 11 10 5 2 0 0 0 0 Amabi Oefeto 8 10 5 1 2 0 0 0 Amfoang Timur 3 8 3 2 0 0 0 0 Fatuleu Barat 6 10 3 2 0 0 0 0 Fatuleu Tengah 4 8 3 2 0 0 0 0 Amfoang Tengah 1 7 2 1 0 0 0 0 TOTAL 229 331 133 53 20 0 0 0

Sumber Data : Kupang Dalam Angka 2015

Dari tabel tersebut diatas nampak bahwa Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah yang mempunyai jumlah penduduk paling padat di Kabupaten Kupang sudah mempunyai Sarana Pendidikan yaitu SD, SMP dan SMA yang jumlah walaupun masih sedikit namun cukup dapat menampung anak-anak usia sekolah.

(34)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

Diseluruh Kecamatan di Kabupaten Kupang rata-rata semuanya telah memiliki Sarana Pendidikan dari Tingkat SD, SMP dan SMA. Kecuali Kecamatan Amfoang Tengah, Fatuleu Tengah, Fatuleu Barat, Amfoang Timur, Taebenu, Amfoang Barat Daya, Amarasi Timur, Amarasi Barat, Amfoang Utara dan Semau, yang belum memiliki Sarana Pendidikan tingkat SMK .

Jumlah Kepala Keluarga Miskin perKecamatan yang ada dikabupatan Kupang dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. .... Jumlah Keluarga Miskin perkecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin

Semau - Kupang Barat 609 Kupang Timur 671 Sulamu 1175 Kupang Tengah - Amarasi - Fatuleu 234 Takari - Amfoang Selatan - Amfoang Utara - Nekamese - Amarasi Barat 924 Amarasi Selatan - Amarasi Timur -

Amabi Oefeto Timur - Amfoang Barat Daya - Amfoang Barat Laut - Semau Selatan 862 Taebenu - Amabi Oefeto - Amfoang Timur - Fatuleu Barat - Fatuleu Tengah - Amfoang Tengah 670

Sumber : Kupang Dalam Angka 2015

Dari tabel 2... tersebut di atas hanya terdapat 7 kecamatan dikabupaten kupang yang memiliki keluarga miskin dengan jumlah KK Miskin terbanyak yaitu pada Kecamatan Sulamu dimana prosentase jumlah KK miskin terhadap jumlah KK adalah 29,19 % sedangkan Jumlah KK Miskin terkecil adalah Kecamatan Fatuleu dimana prosentasenya adalah 3.94 %.

(35)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUPANG

2.1.12 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 maka Pemerintah Kabupaten Kupang pada tahun 2011 telah menindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kupang Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kupang yang dapat dirinci sebagai berikut : a. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 3 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Staff Ahli Bupati Kabupaten Kupang

b. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 4 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat DPRD

c. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kupang

d. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Kesehatan Kabupaten Kupang

e. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Kupang

f. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kupang

g. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kupang.

h. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kupang.

i. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kupang

j. Peraturan Daerah Kabupaten Kupang No. 5 Tahun 2011 tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kupang

Gambar

Tabel 2.2  Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta jumlah Kelurahan
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Tabel 2.4 Tingkat Pertumbuhan dan Kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 Tahun
Tabel  Fasilitas Pendidikan yang tersedia dikabupaten Kupang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dengan mengacu pada hipotesis yagn dirumuskan dan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa MTs Negeri 1 Surakarta dalam

Dari permasalahan inilah penulis mencoba mengamati pengaruh padat penebaran benih abalon tropis dalam bak beton, kaitannya dengan pertumbuhan dan kelangsungan

Nomor Invoice Melakukan pembayaran Melakukan konfirmasi pembayaran Meng-input nomor invoice Mengecek nomor invoice Maaf, data tidak valid Selesai Mulai Tabel transaki

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan tahapan-tahapan yang ada pada metode Equivalence Partitioning , dapat terlihat bahwa perangkat lunak web

Semakin tinggi konsentrasi paclobutrazol yang diaplikasikan menghasilkan tanaman semakin pendek, jumlah ginofor semakin sedikit, bobot polong per sampel semakin sedikit,

anhidritpun bisa terbentuk dipermukaan ketika gipsum tersingkap dan terjadi evaporasi lanjut hingga gipsum kehilangan air (GRECO (CNRS) volume 52 1994

Penelitian yang dilakukan oleh Bunga Widita Kartika Sari dkk dari Universitas Muhammadiyah Semarang tahun 2011 tentang hubungan pendidikan, paritas, dan pekerjaan ibu

karena memang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang telah berlaku,. Akan tetapi Pegawai Negeri Sipil sendiri jika ingin melakukan