• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Evektifitas Eksudat Akar Bangun – Bangun (Coleus amboimicus) Untuk Menghambat Pertumbuhan Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) Di Laboratorium Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Evektifitas Eksudat Akar Bangun – Bangun (Coleus amboimicus) Untuk Menghambat Pertumbuhan Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) Di Laboratorium Chapter III V"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Proteksi Balai Penelitian Karet Sungai Putih, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, pada ketinggian tempat ± 25m dpl.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, isolat Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus) koleksi Balai Penelitian Karet Sungai Putih, tanaman bangun-bangun (Coleus amboimicus), kentang, agar-agar, dextrose, aquades, media MS, dan bahan pendukung lainnya.

Alat yang digunakan antara lain, mikroskop digital, kertas label, spidol, meteran, pH meter, petridish, erlenmeyer, handsprayer, alkohol, api spiritus, kertas aluminium, kompor, telenan, panci, pisau, pemantik api, cork borer, jarum ose, autoclave, laminar flow, clink wrap, batang pengaduk, hot plate, milipore, aerator, evaporator, saringan, sarung tangan, kamera digital, corong, stirer dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yaitu sebagai berikut:

E0 = 0% (JAP tanpa eksudat akar bangun - bangun)

(2)

E2 =5%eksudat bangun – bangun (5 ml/100 ml PDA) E3 =7,5% eksudat bangun – bangun (7,5 ml/100 ml PDA) E4 =10% eksudat bangun – bangun (10 ml/100 ml PDA)

Perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperoleh 20 unit percobaan.Jumlah ulangan diperoleh dengan rumus:

t (r-1) ≥ 15 5 (r-1) ≥ 15 5r – 5 ≥ 15 5r ≥ 20 r ≥ 4

Metode linear yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Yij = µ + αi +��+∑ �� Keterangan :

Yij = respon atau nilai pengamatan pada perlakuan ke-i µ = efek nilai tengah

αi = efek dari perlakuan taraf ke-i ∑ij = efek eror

Jika perlakuan menunjukkan berbeda nyata dalam sidik ragam dilajutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel dan Torrie, 1991).

Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan Pemurnian Isolat Jamur Akar Putih

(3)

b. Persiapan Eksudat Akar Bangun - Bangun

Eksudat akar bangun bangun diperoleh dengan menanam tanaman bangun-bangun pada media cair MS (10 X) g/l. Media MS di buat sebanyak 2 L, kemudian di bagikan kedalam 6 botol chamber (d= ±10 cm) dengan setiap botol terdiri dari 300 ml media MS. Pada setiap botol chamber ditaman 8 bibit bangun-bangun umur ± 2 bulan koleksi Balai Penelitian Sei Putih, botol chamber yang dengan media tanpa ada bangun-bangun digunakan sebagai kontrol. Tanaman diinkubasi selama 2 minggu pada suhu ruang.Setelah 2 minggu tanaman bangun-bangun di keluarkan dan media tanam dipekatkan dengan mengunakan evaporator selama 3 hari.Selanjutnya media dianalisis ada atau tidaknya senyawa protein penghambat pertumbuhan JAP.

c. Uji Hambat Eksudat dengan Jamur Akar Putih di Laboratorium

Uji eksudat dengan JAP dilakukan dengan mencampur eksudat bangun-bangun pada media PDA konsentrasi eksudat sesuai perlakuan.Biakan murni JAP ditaruh dibagian tengah petridish.Biakan diinkubasi pada suhu ruang (Gambar 2).

1. Media PDA yang telah dilarutkan dengan eksudat akar bangun- bangun. 2. JAP

Gambar 2. Uji efektivitas media bercampur eksudat dengan JAP

(4)

Luas Pertumbuhan Jamur Akar Putih

Diamati pertumbuhan JAP.Pengamatan dilakukan sebanyak 4x yakni pada 2, 4, 6, dan 8hari setelah inokulasi (hsi).Pengukuran luas pertumbuhan jamur menggunakan alat planimeter.

Daya Hambat Jamur Akar Putih

Persentase daya hambat JAP dihitung pada 8 hsi dengan menggunakan rumus:

��=x−y

x × 100% Keterangan :

DE = Daya efikasi ( penghambat) x = Luas pertumbuan jamur kontrol

y = Luas pertumbuhan jamur pada perlakuan biofungisida (Fairuzah, 2008).

Abnormalisasi Hifa

Dilakukan pengamatan abnormalisasi hifa jamur patogen pada 8 hsi, Abnormalisasipertumbuhan hifa berupa pembengkokan ujung hifa, hifa pecah, hifa bercabang, hifa berbelah, hifa lisis, dan hifa tumbuh kerdil, dengan menggunakan mikroskop digital.

Analisis Protein

(5)

dengan kecepatan 1000 rpm pada suhu 4°C, dimasukkan kedalam reagen Bradford (Etanol 0,6 ml, Phosporic Acid 1,2 ml, Comassine Blue 0,0012) sebanyak 2,5 ml kedalam tabung reaksi pada suhu kamar, lalu divortex dan ditunggu selama 10 menit selanjutnya dibaca pada spektrofotometer absorbansi �595 nm.

Pengamatan Mikroskopis dan Makroskopis Jamur Akar Putih

Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan menggunakanmikroskop, sedangkan pengamatan makroskopis dilihat secara langsung.

(6)

Hasil

Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap luas pertumbuhan jamur akar putih (Rigidoporus microporus) di Laboratorium

Analisis sidik ragam (Lampiran 2-9) menunjukkan bahwa ekstrak bangun-bangun berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan jamur akar putih dibandingkan dengan luas pertumbuhan jamur akar putih pada kontrol sebaliknya luas pertumbuhan antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil pengamatan uji eksudat bangun-bangun terhadap luas pertumbuhan jamur akar putih yang dilakukan dengan cara umpan beracun (poisoning food) selengkapnya tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap luas pertumbuhan jamur pada setiap pengamatan di Laboratorium

Perlakuan Pengamatan hari ke-

2 4 6 8

Ket :Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 1 menunjukkan rataan tertinggi terlihat pada perlakuan kontrol pada pengamatan hari ke 2 - 8 sedangkan rataan terendah terlihat pada dosis 10% pada pengamatan hari ke-8 (30,78%).

(7)

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 10) daya hambat eksudat akar bangun-bangun dalam menekan pertumbuhan jamur akar putih pada setiap perlakuan jenis bahan dan konsentrasi eksudat akar bangun-bangun berpengaruh sangat nyata.Hasil penelitian menunjukkan dari kelima perlakuan yaitu kontrol, 2,5%, 5%,7,5% dan 10% eksudat akar bangun-bangun yang diberi pada jamur akar putih dapat menghambat pertumbuhan jamur akar putih. Hasil dari persentase daya hambat dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap persentase penghambatan jamur akar putihdi Laboratorium

Berdasarkan gambar 3 di atas menunjukkan pengaruh eksudat Bangun- bangun terhadap persentase penghambatan jamur akar putihdi Laboratorium rataan tertinggiterhadap dosis 10% sebesar 50% dan rataan terendah pada dosis 0% sebesar 0%.

(8)

Pengamatan abnormalisasi hifa dilakukan selama 8 hari, yakni pengamatan hari ke-2-8 setelah inokulasi.Pengamatan abnormalisasi hifa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. (A) Jamur akar putih di media PDA dengan perlakuan kontrol dan (B) Jamur akar putih di media PDA dengan perlakuaneksudat akar bangun-bangun

Secara visual tampak pertumbuhan jamur akar putih terhambat pada perlakuan.Hasil pengamatan menunjukkan mekanisme antibiosis dan lisis dimana terjadi kerusakan membran sel daripada jamur akar putih. Hasil pengamatan menunjukkan pertumbuhan jamur akar putih pada media yang dicampur dengan eksudat akar lebih lambat dibandingkan dengan control. Selain itu terlihat adanya penebalan miselium yang tidak merata.

Gambar 5.(A) Miselium Jamur akar putih dengan perlakuan kontrol dan (B) Miselium Jamur akar putih dengan perlakuaneksudat akar bangun-bangun A

A B

(9)

Secara visual tampak pertumbuhan jamur akar putih pada perlakuan kontrol (A) terlihat misellium jamur tumbuh secara normal, sedangkan pada perlakuan (B) terlihat bahwa miselium mengalami perubahan bentuk akibat pecahnya turgor sel sehingga bentuk miselium tidak beraturan.

Analisis protein tanaman bangun-bangun di media MS

Dari data hasil analisis protein menunjukkan bahwa konsentrasi protein media MS kontrol tidak berbeda nyata dengan media MS dengan tanaman bangun-bangun.Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

Sample ID Type Ex Conc WL 595,0 Comments Tanpa bangun-bangun Unknown 55,797 0,148 Kontrol Dengan bangun-bangun Unknown 45,557 0,120 Perlakuan Tabel 2.Analisis protein tanaman bangun – bangun dari Balai Penelitian Sungai Putih.

Tabel 2 menunjukkan bahwa analisis protein pada media MS tanpa tanaman bangun (kontrol) dengan media MS dengan tanaman bangun-bangun.Hasil analisis menunjukkan konsentrasi protein pada kontrol tidak berbeda nyata dengan konsentrasi protein pada media MS yang ditanami bangun-bangun yaitu masing-masing 55,797 dan 45,557.

Parameter Results Unit Method

Phenol 0,65 % vlv APHA 22RD (2005) :5330-phenol B.D

(10)

Tabe 3 menunjukkan bahwa analisis fenol pada media MS dengan tanaman bangun – bangun. Dapat dilihat senyawa fenol pada media MS dengan bangun – bangun sebesar 0,65 % per 10 ml media MS dengan tanaman bangun – bangun.

Pembahasan

Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap luas pertumbuhan jamur akar putih (Rigidoporus microporus) di Laboratorium

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa eksudat bangun-bangun berpengaruh sangat nyata terhadap luas pertumbuhan jamur akar putih bila dibandingkan dengan kontrol (tanpa eksudat). Pada pengamatan 2hsi (hari setelah inokulasi) terlihat bahwa luas pertumbuhan jamur terkecil terdapat pada konsentrasi 10% yakni 1,00 cm, hasil ini tidak berbeda nyata dengan dosis lainnya yaitu masing-masing 2,5%yaitu 2,75; 5% yaitu 2,00 dan 7,5%yaitu 2,40. Pada pengamatan 4hsi juga menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan dosis.Pada pengamatan ke 6 dan 8 hsi menunjukkan bahwa konsentrasi 10% berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.Hal ini dikarenakan adanya senyawa aktif yang telah dicampur pada media yang menghambat pertumbuhan jamur akar putih. Khare, dkk.,(2011) menyatakan bahwa minyak esensial dari tanaman bangun-bangun memiliki aktivitas anti-mikroba besar pada mikroorganisme fitopatogenik dan jamur, senyawa yang dihasilkan dapat menekan perkembangan mikroorganisme.

(11)

penghambat yang meracuni media pertumbuhan jamur akar putih, sehingga miselium dapat terus berkembang dan hampir memenuhi ruang cawan petri.Sedangkan pemberian eksudat bangun-bangun pada media (E1- E4) menyebabkan pertumbuhan jamur akar putih terhambat.Soesanto (2008) menyatakan bahwa hasil metabolisme sekunder baik berupa antibiotika, toksin, enzim dan hormon dapat menghambat pertumbuhan patogen. Selanjutnya Mardisiswojo dan Rojakmangunsudarso (1985) dan Valera et al., (2003) melaporkan bahwa tanaman bangun - bangun mengandung minyak atsiri 0,043% yang berfungsi dapat melawan infeksi cacing, antibakteri, antijamur. Sajimin et. al

(2011) juga berpendapat kandungan senyawa lain pada daun bangun - bangun adalah flavonol yang dapat menghambat perdarahan dan saponin yang bekerja sebagai antimikroba.

Dari hasil analisis Tabel 1 terlihat bahwa pertambahan eksudat akar dari 2,5% sampai 10% berpengaruh dalam menghambat jamur akar putih ditandai dengan beda nyata signifikan antara konsentrasi 2,5% sampai 10%, yang tampak terlihat jelas pada konsentrsi 10%. Ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah senyawa fenol pada eksudat akar bangun – bangun di media tumbuh jamur akar putih.Literatur Hazimah etal.(2013) menyatakan bahwa senyawa – senyawa yang mempunyai potensi sebagai antioksidan umumnya merupakan senyawa flavonoid, phenolic, dan alkaloid.Markham (1988) dalam Rohyami (2008), flavonoid merupakan termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat.

(12)

Dari hasil analisis Gambar 4 dapat diketahui bahwa dosis yang paling berpengaruh dalam penghambatan jamur akar putih yakni 10%, sedangkan dosis 2,5%, 5%, dan 7,5% tidak terlalu berpengaruh. Nugroho (2010) menyatakan bahwa terhambatnya pertumbuhan penyakit disebabkan oleh adanya senyawa – senyawa hasil metabolik sekunder yang terkandung di dalam bahan nabati, senyawa – senyawa tersebut adalah merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh tanaman untuk mempertahankan dirinya terhadap patogen.

Berdasarkan hasil analisis penelitian diketahui bahwa setiap perlakuan bahan dan konsentrasi eksudat akar bangun-bangun memberikan daya hambat berbeda-beda dalam menghambat pertumbuhan jamur akar putih. Hal ini menunjukkan bahwa eksudat akar bangun-bangun memiliki senyawa bioaktif yang berperan dalam menghambat pertumbuhan jamur akar putih.Komponen bioaktif yang terkandung pada eksudat akar memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan jamur akar putih.

(13)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari kelima perlakuan yaitu perlakuan kontrol, 2,5%, 5%,7,5% dan 10% eksudat akar bangun-bangun yang diberikan pada media tanam jamur akar putih,konsenrasi 10% memiliki daya hambat terbesar yaitu 50 %.

Persentase daya hambat pada setiap perlakuan menunjukkan peningkatan penghambatan pada jamur akar putih yang cukup meningkat yaitu E1 (pemberian eksudat akar bangun – bangun 2,5%) sebesar 15%, E2 (pemberian eksudat akar bangun – bangun 5%) sebesar 25%, E3 (pemberian eksudat akar bangun – bangun 7,5%) sebesar 31% dan E4 (pemberian eksudat akar bangun – bangun 10%) sebesar 50%. Penggunaan bahan aktif yang berasal dari tumbuhan dan mikroorganisme bergunaselain dapat menghambat dan mematikan patogen juga berfungsi sebagai metabolit sekunder yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.Prasetyo et al. (2014) senyawa flavonoid yang terkandung dalam akar bangun – bangun merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecendrungan untuk mengikat protein sehingga mengganggu metabolisme jamur.

(14)

Dari hasil analisis ragam yang dilakukan bahwa eksudat akar bangun-bangun berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jamur akar putih.Hal ini diduga karena adanya efek flavonol yang dapat menghambat antimikroba pada media tanam.Santosa dan Triana(2005)menyatakan bahwa efek flavonol terhadap macam-macam organisme juga sangat banyak macamnya, misalnya menghambat perdarahan, antimikroba, atau antivirus.Oleh sebab itu tumbuhan yang mengandung flavonol pada umumnya dapat dipakai dalam pengobatan tradisional.

Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap abnormalisasi hifa

Secara mikroskopis pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa miselium jamur akar putih pada perlakuan menunjukkan antibiosis dan lisis dimana terjadi kerusakan membran sel dari pada jamur akar putih. Hasil penelitiaPrasetyo et al. (2014) menyatakan polifenol pada kadar tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein dan menyebabkan sel membrn mengalami lisis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa abnormalisasi hifa terjadi pada setiap perlakuan yang telah diberi eksudat akar bangun-bangun.Namun abnormalisasi hifa jamur akar putih terlihat jelas pada pada perlakuan eksudat akar bangun-bangun sejumlah 10%.

Hasil analisis protein tanaman bangun-bangun

(15)

Pertanian Bogor.Hal ini sesuai dengan literatur Nagalakshmi et al.(2012) yang menyatakan bahwa ekstrak daun bangun- bangun mengandung senyawa fitokimia berupa karbohidrat, glukosa, alkaloid, sterol, glikosida, fenolat, tanin, flavonoid, dan asam amino serta dapat menghambat patogen bakteri.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa senyawa protein tidak menjadi indikator dalam mengambat pertumbuhan jamur akar putih. Namun dari hasil analisis menunjukkan bahwa media MS dengan pemberian tanaman bangun - bangun memiliki senyawa fenol sebesar 0,65% dari 10 ml media MS bangun - bangun, dapat dilihat pada (lampiran 14) senyawa fenol diduga mampu menghambat pertumbuhan jamur tersebut.Hal ini diperkuat dengan literatur Pratiwi (2008) menyatakan bahwa fenol (asam karboksilat) digunakan secara luas sebagai desinfektan dan antiseptik.Golongan fenol diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang bersifat bakterisidal namun tidak bersifat sporisidal.Fenol sebagai disinfektan cair tidak dipengaruhi oleh bahan organik, aktivitasnya rendah terhadap endospora bakteri, efektif pada konsentrasi 2˗5% dengan mendenaturasi protein dan merusak membran sel bakteri serta aktif pada pH asam.Aktivitas antimikroba senyawa fenolik adalah dengan merusak lipid pada membran plasma mikroorganisme, sehingga menyebabkan isi sel keluar.

(16)
(17)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Ekstrak akar bangun-bangun berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jamur akar putih.

2. Abnormalisasi hifa jamur akar putih terlihat jelas pada pada perlakuan eksudat akar bangun-bangun sejumlah 10%.

3. Pada pemberian eksudat akar bangun – bangun 10% mengalami daya hambat terbesar yaitu 49,52%. Sedangkan pada perlakuan kontrol tidak memiliki daya hambat sama sekali.

4. Pada media jamur akar putih yang kontrol pertumbuhan jamurnya sangat besar, sedangkan pada media jamur akar putih yang diberi perlakuan eksudat akar bangun – bangun menunjukkan persentase pertumbuhan jamur akar putih kecil. 5. Eksudat akar bangun-bangun dapat menghambat pertumbuhan jamur akar

putih, hal ini karena tanaman bangun-bangun mengandung senyawa fenol yang berfungsi sebagai pemikat mikroba antagonis atau mikroba positif yang mampu menghambat pertumbuhan jamur akar putih (JAP).

Saran

Gambar

Tabel 1. Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap luas pertumbuhan jamur pada
Gambar 3. Pengaruh eksudat bangun-bangun terhadap persentase penghambatan  jamur akar putihdi Laboratorium
Gambar 4.  A
Tabel 2.Analisis protein tanaman bangun – bangun dari Balai Penelitian Sungai Putih.

Referensi

Dokumen terkait

Jika yang menjadi titik tekan dalam proses terjadinya belajar pada diri siswa adalah timbulnya hubungan antara stimulus dengan respons, di mana hal ini berkaitan

ini akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur dengan program utama adalah pengembangan industri pengolahan tambang yaitu ferro nikel dan

Iklan yang tersaji dalam media massa pada umumnya dapat dianggap sebagai medium penyadaran khalayak tentang suatu produk yang tidak hanya sekedar tahu tetapi

Kehilangan kandungan vitamin C paling rendah terdapat pada suhu penyimpanan 20 0 C.Selanjutnya, hasil uji statistik memperlihatkan bahwa terdapatperbedaan yang

Dalam artikel ini, penulis menjelaskan tentang bagaimana mengaplikasikan software CAQDAS yang cukup populer, NVivo, dalam penelitian desain logo dari Museum Nasional

Sosok wayang itu sendiri sebagai suatu produk kreatif yang mempunyai banyak jenis ragam cerita dan penampilan visual bonekanya yang ditafsirkan Unesco sebagai

Instrumen kuesioner dirancang dengan jawaban tertutup (berskala 1-4, misalnya untuk tingkat kepuasan: sangat kurang - sangat baik). Data yang diperoleh dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kualitas produk dan kepercayaan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan produk The Kanza Accesories di