• Tidak ada hasil yang ditemukan

03. ADDENDUM SPESIFIKASI TEKNIS REHAB PAGAR POLRES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "03. ADDENDUM SPESIFIKASI TEKNIS REHAB PAGAR POLRES"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PASAL 1

PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi Pekerjaan

a. Untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar bestek.

b. Tanah lokasi harus dibersihkan dari segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon, semak belukar, tanaman lainnya, sampah-sampah dan bahan-bahan lainnya yang dapat mengganggu pekerjaan dalam batas lokasi dari rencana bouwplank. c. Bilamana terdapat akar-akar pepohonan harus dicabut agar tidak mengganggu atau

mengurangi kualitas pekerjaan konstruksi diatasnya, sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

2. Pembuatan Papan Nama Kegiatan

Membuat papan nama kegiatan dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama kegiatan memuat :

a. Nama proyek

b. Pemilik proyek

c. Lokasi proyek

d. Jumlah biaya (kontrak)

e. Nama konsultan perencana

f. Nama konsultan pengawas

g. Nama Pelaksana (kontraktor)

h. Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

3. Pengukuran dan Pasang Papan Bouwplank

a. Pengukuran

1) Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.

2) Titik-titik sumbu harus dipasang patok-patok dari kayu, yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak dengan diberi cat merah.

3) Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat dalam gambar utama dengan ukuran yang terdapat dalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada dalam gambar skala besar (Detail). Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada konsultan pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.

4) Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum pelaksanaan

pekerjaan dan selama masa pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.

5) Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya menjadi tanggungjawab pihak Pelaksana.

b. Bouwplank

1) Untuk membantu ketepatan berdirinya bangunan/titik-titik sumbu/tiang

konstruksi, maka harus dibuat konstruksi yang kuat/tidak dapat bergeser karena pekerjaan disekitarnya.

(2)

3) Tinggi sisi atas papan Bouwplank harus sama satu dengan lainnya kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.

4) Papan Bouwplank dipasang sejauh 1,5 meter dari as dinding terluar, agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

5) Setelah selesai pemasangan papan Bouwplank Pelaksana harus melapor

kepada Direksi Lapangan untuk dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketetapan letak papan Bouwplank sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi Lapangan.

c. Pengukuran dan pemasangan bouwplank harus dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya dan atas petunjuk pengawas hingga bangunan benar-benar siku.

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah pondasi menggunakan tenaga buruh tukang gali tanah dengan

a. Galian tanah ubtuk pondasi footplat dengan dimensi Lebar 1.00 mx1.00 m dan dalam 0.85 m

b. Galian tanah untuk pondasi menerus dengan dimensi lebar 0,70 m dan kedalaman

0,65 m.

2. Pasangan pondasi batu belah dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps, dengan lebar bawah 0,70 m, lebar atas 0,45 m dengan ketinggian 0,70 m.

3. Urugan pasir bawah pondasi dengan menggunakan pasir urug dengan ketebalan 0,05 m.

4. Pemasangan batu kosong/anstamping dengan ketebalan 0,10 m dipasang sepanjang pasangan batu belah/batu kali.

5. Pemasangan lantai kerja dengan beton K100 pada pondasi footplate.

6. Urugan kembali tanah bekas galian yang dilaksanakan setelah pekerjaan tanah selesai dilaksanakan.

PASAL 3 PEKERJAAN BETON

1. Pekerjaan cor beton :

a. Pasang Sloof uk. 20/25 cm dengan besi dia. 12 mm dan uk. 20/25 dengan besi dia. 10 mm,Pasang kolomuk. 40/40 cmdan uk. 50/50 cm dengan besi dia. 12 mm dan besi 10 mm.

b. Untuk pekerjaan dari beton bertulang dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr dengan kuat kelas beton K225.

c. Agregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, bersih, keras, padat dan tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah / hancur karena pengaruh cuaca, kadar lumpur harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan, dimensi maksimum dari agregat kasar 2-3 cm dan tidak lebih dari bagian kontruksi yang bersangkutan.

d. Untuk jumlah besi dan besarnya diameter besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar bestek.

e. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton setiap keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah Konstruksi.

(3)

g. Penyambungan beton pada beton yang sudah mengeras, permukaan yang lama harus dibersihkan, dikasarkan dan disiram dengan menggunakan air semen dan harus mendapatkan persetujuan Direksi.

h. Untuk mendapatkan beton yang bermutu, pekerjaan pengecoran harus

menggunakan vibrator dan pengadukan luluh memakai molen.

i. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.

j. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

2. Pekerjaan Pembesian

a. Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat/terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan kelemahan dari material tersebut.

b. Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

c. Kawat beton/ikat harus berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm dan tidak disepuh seng.

d. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

e. Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan.

3. Pekerjaan Bekisting

a. Pasang sloofukuran 20/25cm, dan kolom 40/40 cmmenggunakan papan kayu kelas

IIIyang semua berkualitas baik, tebal 2 cm dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 2 kali serta mempunyai permukaan yang rata atau dibuat dari plywood tebal 3 cm yang diperkuat oleh kayu dengan ukuran dan jarak sesuai dengan keperluan dan petunjuk Direksi.

b. Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencengah pergeseran. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut, sambungan pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horizontal dan vertical. c. Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk

menghindari kemungkinan terjadi keropos atau cacat pada beton. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting dibersihkan dari semua material lain termasuk air.

d. Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi sebelum dilaksanakan pengecoran.

e. Pembongkaran bekisting atau acuan bisa dilaksanakan setelah beton mencapai umur yang cukup (minimum 14 hari) atau mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan.

PASAL 4

PEKERJAAN DINDING

1. Pekerjaan Pasang Dinding

a. Bata yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi.

b. Bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.

(4)

d. Pasangan bata dilakukan dengan campuran 1 PC :4 Ps untuk semua pasangan bata selain pasangan trasram.

e. Campuran 1 PC : 2 Ps digunakan plesteran dinding bata.

f. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan terjadi siar vertical yang segaris.

g. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan menggunakan bata potongan,

kecuali tempat-tempat tertentu yang diharuskan memakai bata potongan.

h. Pasangan bata tidak boleh ditembus andang-andang.

i. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan

dengan bidang lain.

2. Pekerjaan Plesteran

a. Pekerjaan plesteran harus rapi dan rata pada bidangnya, pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sehingga pada permukaan bidang plesteran akan terlihat rata. Para pekerja atau tukang-tukang plester yang dinilai kurang cakap dan kurang terampil karena pekerjaannya yang buruk harus diganti dengan yang lebih cakap dan terampil dalam melaksanakan pekerjaan ini.

b. Bidang-bidang yang akan diplester, harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian disiram sampai jenuh. Pada bagian-bagian beton, bila akan diplester, dikasarkan terlebih dahulu dengan menggunakan pahat setiap jarak 3 meter.

c. Kepala plesteran dibuat pada jarak setiap 1 m, dipasang tegak lurus dan menggunakan kepingan plywood tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang. d. Setelah kepala plesteran diperiksa, lot dan kerataannya permukaan bidang dapat

ditutup dengan plesteran sampai rata, tanpa kepingan-kepingan kayu yang tertinggal didalamnya.

e. Tebal minimal plesteran 15 mm dengan menggunakan plesteran campuran 1 PC : 2

Ps.

f. Pekerjaan penyelesaian plesteran harus dibiarkan terlebih dahulu minimal 3 (tiga) hari dan maksimal 7 (tujuh) hari.

3. Pekerjaan acian/mengondrong dibuat dengan campuran 1 PC : 2 Air (Volume). Acian ini hanya digunakan pada dinding yang terplester dan yang akan dicat.

4. Pekerjaan cat-catan dilakukan setelah bagian permukaan dinding dibersihkan terlebih dahulu dan dilapis 2x pengecatan.

PASAL 5

PEKERJAAN ARSITEKTURAL

1. Pasangan batu alam pada dinding pagar disesuaikan dengan motif dan ukuran yang terdapat pada gambar kerja.

2. Pasangan profil pada pagar disesuaikan denfgan dimensi yang terdapat dalam gambar kerja.

3. Pasangan lampu penerangan pagar serta lampu tembak atau sorot harus dirakit secara

(5)

PASAL 6 PENUTUP

Hal lain yang belum tercakup dalam Dokumen Lelang ini, akan dilaksanakan melalui kelaziman, normalisasi dan ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan yang berlaku dan akan diatur dalam suatu amandemen atau diatur dalam berita acara penjelasan atau Surat Perjanjian/Kontrak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat Lelang ini.

Tamiang Layang, 2016

Dibuat Oleh :

Kepala Bidang Cipta Karya

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Timur Selaku Pejabat Pembuat Komitmen,

HADI SANTOSO,ST

(6)

Kegiatan : Penataan Bangunan dan Lingkungan Pekerjaan : REHAB PAGAR POLRES

Lokasi : Kelurahan Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur Tahun Anggaran : 2016

A. METODE PELAKSANAAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Lokasi, Lingkup Pekerjaan

II METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN Tahapan urutan pekerjaan dan tata cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis

III PEKERJAAN UTAMA Uraian Metode Kerja Pelaksanaan pekerjaan yang menggambarkan metode kerja alat, penggunaan bahan, kebutuhan personil dan waktu pelaksanaan (Khusus untuk pekerjaan utama)

IV PEKERJAAN PENUNJANG Uraian metode kerja pekerjaan-pekerjaan penunjang (selain item pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga) dan atau pekerjaan sementara yang mempengaruhi kelancaran/keberhasilan penyelesaian pekerjaan. (Misal : manajemen lalu-lintas, penyiapan jalan/jembatan darurat, antisipasi cuaca dll.)

V PENUTUP Resume/Saran/usulan percepatan/inovasi

(7)

E. DAFTAR PERSONIL INTI

No Nama Personil Jabatan

Jumlah

(orang) Pendidikan Keahlian

Total Tahun

Pengalaman Keterangan

1 Site Manager (SM) 1 S-1 T. Sipil Pelaksana Bangunan Gedung 3 Tahun SKT + Ijazah + NPWP

2 Landscape Enginer 1 S.1 T. Sipil/Arsitektur Pelaksana Penata Taman 3 Tahun SKT+ Ijazah + NPWP

3 Pelaksana Lapangan 1 S.1 T. Sipil Pelaksana Bangunan Gedung 3 Tahun SKT+ Ijazah + NPWP

4 Administrasi 1 SMU/SMK/Sederajat Administrasi Keuangan dan Logistik 2 Tahun NPWP+Ijazah

5 Petugas K3 1 SMK Pelaksana K3 1 Tahun Sertifikat Bintek K3

Catatan dari PPK:

Dibuat oleh :

1. Sesuai dengan persyaratan Tenaga Teknis maka yang diperlukan pada paket pekerjaan ini adalah KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

Tenaga Terampil untuk pelaksana pekerjaan bukan Tenaga Ahli. BIDANG CIPTA KARYA DINAS PEKERJAAN UMUM

selaku

2. Persyaratan Tenaga Terampil yang dimaksud sesuai dengan ketentuan yang diminta. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

(8)

I PERALATAN UTAMA

1 - 0.3m3 2 Unit Baik

2 - - 2 Set Baik

3 - - 2 Set Baik

4 - - 2 Set Baik

5 - - 2 Set Baik

6 - 135KVA 1 Unit Baik

7 Arco - 5 Unit Baik

8 - 0.5 Ton 1 Unit Baik

Catatan : *) Kondisi Baik dan Berfungsi **) Milik Sendiri/Sewa

***) Diisi Sesuai Kebutuhan metode kerja peserta

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) BIDANG CIPTA KARYA DINAS PEKERJAAN UMUM

selaku

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

HADI SANTOSO, ST Pembina ( IV/a ) NIP. 19591102 198603 1 013 Beton Molen

Peralatan Tukang Kayu Peralatan Tukang Besi Peralatan Tukang Cat Peralatan Tukang Batu Generator Set

Gerobak

(9)

No

IDENTITAS PROYEK Identitas pekerjaan harus berisi kegiatan, nama paket pekerjaan, lokasi, dan sumber pendanaan beserta tahun anggaran

1 UMUM

1.1. Latar Belakang Menjelaskan tentang dasar hukum (aturan atau ketetapan pemerintah) dan implementasi dalam pelaksanaan oleh calon penyedia Maksud dan Tujuan Menjelaskan mengenai maksud dan tujuan pelaksanaan K3 pada rencana pelaksanaan pekerjaan

2 RUANG LINGKUP PELAKSANAAN K3

2.1. Ruang Lingkup Menjabarkan tentang ruang lingkup instruksi rencana pelaksanaan K3 pada lokasi pekerjaan

2.2. Definisi Menjelaskan maksud atau pengertian secara umum klasifikasi/kategori jenis kecelakaan dan bentuk penanganannya 2.3. Ketentuan Umum

A. Tanggung Jawab Personil Menjelaskan secara umum mengenai tanggung jawab dan bentuk penanganan K3 oleh masing-masing pihak/personil yang terlibat dalam pelaksanaan dilokasi pekerjaan atau menguraikan gambaran umum tentang pedoman, ketentuan, kewajiban dan pengawasan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) baik secara administratif maupun secara teknis

B. Penaganan Kecelakaan Menguraikan bagaimana penanganan kecelakaan secara umum

3 RENCANA PELAKSANAAN K3

3.1. Peralatan Keselamatan Kerja Menyebutkan dan menjelaskan dukungan peralatan atau fasilitas apa saja yang harus dipersiapkan dalam rangka pelaksanaan K3 di lokasi pekerjaan

3.2. Identifikasi dan Penanganan Kecelakaan Menjelaskan atau menguraikan dengan jelas dan terperinci mengenai identifikasi dan penanganan kecelakaan untuk masing-masing item pekerjaan yang akan dilaksanakan di lokasi pekerjaan, baik pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) maupun penanganan kecelakaan berat.

3.4. Pemantauan Pelaksanaan Pekerjaan Menjelaskan secara umum tentang analisis dampak lingkungan (biologi dan sosial budaya) akibat pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang akan ditangani A. Komponen Air

B. Komponen Biologi

C. Komponen Sosial Ekonomi Budaya

4 PENUTUP

4.1. Kesimpulan Menyimpulkan secara singkat namun substansial tentang penanganan K3 yang akan dilaksanakan dilokasi pekerjaan 4.2. Saran Menyampaikan saran mengenai metode pelaksanaan penanganan K3 yang efektif secara umum

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah Sikap Mahasantri terhadap program ma‟had dapat menjadi mediator pada hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Penyesuaian diri Mahasantri Ma‟had Sunan

Proses pengujian dapat dilakukan dengan cara pengambilan sampel minyak dari suatu trafo, kemudian sample ini akan diuji dalam suatu alat yang dinamakan DGA

Kerangka kerja kekuatan, Memiliki kemampuan menjadi lebih cerdas, Dapat digunakan pada semua sistem operasi berbasis windows, Mampu mendiagnosa penyakit asma dari

prezumpcija, principas, kad teisingumà vykdo tik teismas, teisëjø nepriklausomumas, nusikalstamø veikø tyrëjø savarankiðkumas ir nepriklausomumas, aktyvi prokuroro

Menggunakan data yang ditemukan (retrieve) untuk mengidentifikasi suatu entitas (misalnya untuk memastikan bahwa dokumen yang dideskripsikan dalam suatu cantuman sama

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Muhammad Sahlan, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Permasalahan Aset Tetap pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi

Ciri dari gaya arsitektur Tionghoa pada Kampung Pecinan adalah menggunakan bubungan Atap Pelana, pintu geser dan pintu lipat kayu, serta dari bukaan ventilasi biasa terdapat pola

1) Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 kategori 1 jika Limbah memiliki konsentrasi zat pencemar lebih besar dari TCLP-A sebagaimana tercantum dalam Lampiran