• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Cagar Budaya Warisan Dunia (World Heritage), yang Dipersengketakan oleh Negara-negara Menurut Hukum Internasional (Studi Kasus: Sengketa Angkor Wat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Cagar Budaya Warisan Dunia (World Heritage), yang Dipersengketakan oleh Negara-negara Menurut Hukum Internasional (Studi Kasus: Sengketa Angkor Wat)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERLINDUNGAN CAGAR BUDAYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A. Ruang Lingkup Cagar Budaya Menurut Hukum Internasional

Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, Kawasan Cagar Budaya di darat/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.25 Dalam UU RI Nomer 11 Tahun 2010 juga dijelaskan tentang kriteria Cagar Budaya yaitu jika berusia 50 tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun, memiliki ati khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan, dan memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. Berbeda dengan UU RI Nomer 2 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, dalam UU CB Nomer 11 tahun 2010, mengklasifikasikan Cagar Budaya dalam Bangunan Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya.

Benda budaya merupakan benda-benda yang merupakan hasil peninggalan suatu kebudayaan atau bisa juga disebut sebagai benda yang menjadi ciri khas dari suatu kebudayaan. Menurut hukum internasional benda budaya adalah benda bergerak atau tidak bergerak yang mempunyai kepentingan besar terhadap warisan budaya setiap orang, seperti monumen-monumen arsitektur, seni atau sejarah, baik yang bersifat religius maupun sekular; situs arkeologi; kelompok bangunan yang secara keseluruhan mempunyai kepentingan sejarah atau artistik;

25

(2)

karya seni; sebagaimana koleksi-koleksi ilmiah dan koleksi-koleksi penting dari buku-buku dan arsip-arsip atau reproduksi dari benda-benda yang ditetapkan diatas.26 Benda budaya menurut Konvensi DenHaag 1954 terbagi menjadi dua yaitu benda bergerak dan tidak bergerak. Benda budaya bergerak adalah benda-benda budaya berupa hasil karya seni seperti lukisan, kendi dan lain-lain. Sementara itu yang tidak bergerak adalah bangunan-bangunan yang menjadi peninggalan sebuah kebudayaan berupa rumah, tempat ibadah dan sebagainya.

Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.27 Bangunan cagar budaya atau bangunan kebudayaan merupakan peninggalan bersejarah dari suatu kebudayaan pada masa lampau. Bangunan budaya menurut hukum internasional sesuai konvensi DenHaag 1954 adalah monumen-monumen arsitektur, seni atau sejarah, baik yang bersifat religius maupun sekular; situs arkeologi; kelompok bangunan yang secara keseluruhan mempunyai kepentingan sejarah atau artistik. Dengan demikian berarti setiap monumen, situs arkeologi, dan kelompok bangunan yang memiliki nilai sejarah baik religius maupun sekular merupakan bangunan budaya yang harus dijaga oleh semua elemen masyarakat di dunia.

Bangunan budaya masih banyak yang tidak terlihat dan bahkan ada yang sudah rusak tidak berbentuk akibat dari kurangnya perawatan dari pemerintah juga masyarakat sekitar bangunan tersebut. Bangunan budaya memiliki perlindungan khusus dari masyarakat internasional melalui konvensi pertama

26

Pasal 1 huruf a konvensi DenHaag 1954 27

(3)

yaitu konvensi DenHaag 1954 dan berlanjut sampai kepada konvensi tahun 2005 tentang perlindungan dan promosi keanekaragaman ekspresi budaya. Bangunan budaya sendiri dilindungi masyarakat internasional melalui sebuah organisasi internasional yaitu UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

UNESCO merupakan organisasi internasional yang memiliki tugas untuk melindungi bangunan kebudayaan yang ada di dunia. Selain menjaga UNESCO juga memiliki tugas untuk mencari atau menemukan bangunan kebudayaan yang dinyatakan hilang. Bangunan kebudayaan ada yang termasuk warisan dunia dan tidan termasuk warisan dunia. Bangunan kebudayaan yang termasuk warisan dunia adalah bangunan kebudayaan yang telah didaftarkan kepada UNESCO untuk dijadikan suatu bangunan warisan dunia agar mendapat perlindungan dari UNESCO dan juga masyarakat internasional.

B. Organisasi Internasonal Yang Melindungi Cagar Budaya

Masyarakat dunia merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai negara yang memiliki keragaman suku, agama, serta ras yang tentunya memiliki kepentingan yang tidak sama satu dengan lainnya. Untuk itu dibutuhkan wadah untuk membantu mempermudah mengontrol dan meminimalkan adanya pihak yang dirugikan, sehingga muncul inisiatif untuk membentuk oraganisasi internasional, salah satunya adalah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) atau United Nations (UN).

(4)

internasional, keamanan internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan sosial, hak asasi dan pencapaian perdamaian dunia. Ada banyak organisasi dan badan-badan PBB yang berfungsi untuk bekerja pada isu-isu tertentu. Dan berikut tugas -tugas dari lembaga khusus tersebut.

1. UNICEF (United Nations Children's Fund) merupakan organisasi ditujukan untuk menyelamatkan nyawa dan mempromosikan kesejahteraan anak di seluruh dunia, membuat langkah dalam mencegah penyakit, meningkatkan sanitasi dan pendidikan mengenai praktik kesehatan dan kebersihan serta bekerja untuk mempromosikan kesetaraan gender di negara-negara dimana perempuan tertindas dan didiskriminasi.

2. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. Tujuan organisasi ini adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki. (Artikel 1 dari konstitusi UNESCO).

(5)

serius, dan sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara. 4. UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) diberi mandat

untuk memimpin dan mengkoordinasikan langkah-langkah internasional untuk melindungi pengungsi dan menyelesaikan permasalahan pengungsi di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi hak-hak para pengungsi. Badan ini memastikan setiap pengungsi mendapatkan hak untuk memperoleh perlindungan.

5. WHO (World Health Organization) merupakan organisasi yang tujuan didirikannya adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan. Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya penyakit menular yang sudah menyebar luas. WHO juga

melaksanakan berbagai kampanye yang berhubungan dengan kesehatan, contohnya kampanye untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di seluruh dunia dan berusaha mengurangi penggunaan tembakau. 6. FAO (Food and Agriculture Organization) yakni organisasi yang bertujuan

untuk menaikkan tingkat nutrisi dan taraf hidup, meningkatkan produksi, proses, pemasaran dan penyaluran produk pangan dan pertanian,

mempromosikan pembangunan di pedesaan dan melenyapkan kelaparan. 7. ILO (International Labour Organisation) yaitu sebuah wadah yang

(6)

8. WORLD BANK yang didirikan untuk melawan kemiskinan dengan cara membantu membiayai negara-negara. Pengoperasian Bank Dunia dijaga melalui pembayaran sebagaimana diatur oleh negara-negara anggota. 9. IFC (International Finance Corporation) yang bertugas membantu

perusahaan-perusahaan swasta (berupa pinjaman dan menyalurkan investasi ke luar negeri ke negara-negara berkembang) di negara-negara anggota PBB atas jaminan pemerintahnya masing-masing.

10. WTO (World Trade Organization) yang memiliki tugas menyelesaikan sengketa dagang antara negara anggota.

Sangat banyak organisasi internasional yang berada dibawah PBB. Jika dilihat dari tugas dan tujuan masing-masing organisasi tersebut didirikan maka organisasi yang menangani perlindungan terhadap bangunan kebudayaan adalah UNESCO. Sehingga dalam sub bab ini penulis akan membahas tentang UNESCO sebagai organisasi internasional yang melindungi bangunan kebudayaan.

UNESCO (The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) merupakan suatu badan organisasi PBB yang bertanggung jawab

dalam mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, HAM dan keamanan internasional yang bekerja sama dengan dunia pendidikan internasional, program ilmu pengetahuan dan budaya.28 UNESCO bermarkas di Paris, Prancis dan memiliki lebih dari 50 kantor yang tersebar di seluruh dunia.29

Perkembangan UNESCO dimulai pada tahun 1942 dimana pada saat itu Perang Dunia II bergejolak. Hal ini dimulai saat beberapa pemerintahan di Eropa

28

Pasal 1 Konstitusi UNESCO 29

(7)

bertemu di Inggris untuk menghadiri pertemuan CAME (Conference of Allied Ministers of Education).30 Pada konferensi tersebut, para pemimpin dari negara-negara peserta mengusulkan cara untuk merekonstruksi pendidikan di seluruh dunia setelah Perang Dunia II selesai.

Usulan yang dihasilkan pada saat konferensi difokuskan pada konferensi berikutnya yang diadakan di London mulai dari tanggal 1 November hingga 16 November 1945 untuk membentuk sebuah organisasi pendidikan dan kebudayaan. Pada saat konferensi dimulai tahun 1945, tidak lama setelah PPB berdiri, 44 negara peserta memutuskan untuk mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan budaya perdamaian, membentuk solidaritas intelektual dan moral umat manusia dan mencegah perang dunia lainnya.31

Ketika konferensi berakhir pada tanggal 16 November 1945, 37 negara peserta mendirikan UNESCO dengan Konstitusi UNESCO yang mulai berlaku dari tanggal 4 November 1946 setelah diratifikasi.32 Konferensi Umum UNESCO pertama diadakan di Paris pada tanggal 19 November-10 Desember 1946 yang diikuti 30 negara peserta. 33 Sejak saat itu, UNESCO berkembang sangat signifikan di seluruh dunia dan jumlah negara berpartisipasi menjadi anggota juga bertambah menjadi 195 negara (termasuk 193 negara anggota PBB kecuali Liechtenstein) dan 9 negara anggota asosiasi (negara non-independen) yaitu

30

http://adrianbobby.blogspot.co.id/2013/11/berdirinya-unesco.html di akses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 22.45 WIB

31Ibid 32

Ibid

33

(8)

Anguilla, Aruba, British Virgin Island, Cayman Island, Curacao, Faroes, Macao (China), Sint Maarten dan Tokelau.34

UNESCO memiliki lima program utama yaitu Pendidikan, Ilmu Alam dan Pengelolaan Sumber Daya Bumi, Ilmu Sosial dan Manusia, Budaya serta Komunikasi dan Informasi. Program Pendidikan meliputi pendidikan dasar untuk semua dengan penekanan pada keaksaraan, pencegahan HIV/AIDS dan pelatihan guru di sub-Sahara Afrika, meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh dunia serta pendidikan menengah, pendidikan teknologi dan pendidikan tinggi. Program Ilmu Alam dan Pengelolaan Sumber Daya Bumi meliputi perlindungan terhadap air dan kualitasnya, perlindungan terhadap laut, mempromosikan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan teknik untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di negara-negara maju dan berkembang, pengelolaan sumber daya dan kesiapsiagaan bencana. Program Ilmu Sosial dan manusia meliputi kegiatan mengenai isu-isu global seperti memerangi diskriminasi dan rasisme serta mempromosikan Hak Azasi Manusia. Program Budaya meliputi promosi tentang budaya termasuk pemeliharaan keanekaragaman budaya serta perlindungan warisan budaya. Program yangn terakhir yaitu Komunikasi dan Informasi yang meliputi kebebasan memberikan berkreasi melalui kata-kata dan gambar untuk membangun komunitas di seluruh dunia agar saling berbagi pengetahuan dan memberdayakan masyarakat melalui akses informasi dan pengetahuan tentang studi yang berbeda. 35

3434

https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Pendidikan,_Keilmuan,_dan_Kebudayaan_P BB di akses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 22.45 WIB

35

(9)

Salah satu tema khusus UNESCO adalah Pusat Warisan Dunia yang mengidentifikasi budaya, alam dan situs-situs yang harus dilindungi dalam upaya mempromosikan pemeliharaan warisan budaya seperti Candi Borobudur (Indonesia), Patung Liberty (AS), Gedung Opera Sydney (Australia), Kota Yerusalem (Israel), Angkor Wat (Kamboja), Abu Simbel (Mesir) dan masih banyak lagi situs warisan dunia yang tercatat di UNESCO.

Tujuan UNESCO adalah “untuk berkontribusi pada pembangunan

perdamaian, pemberantasan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan dan dialog antarbudaya melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, komunikasi dan informasi".36

Prioritas lain dari Organisasi termasuk mencapai kualitas pendidikan untuk semuadan belajar sepanjang hayat , menangani tantangan sosial dan etis yang muncul, mendorong keragaman budaya , budaya masyarakat pengetahuan perdamaian dan pembangunan inklusif melalui informasi dan komunikasi.37

Luas tujuan dan sasaran konkret dari masyarakat internasional-sebagaimana tercantum dalam tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional, termasukTujuan Pembangunan Milenium (MDGs) -mendukung semua strategi UNESCO dan kegiatan.38

Berdasarkan penjelasan diatas maka jelas tujuan UNESCO salah satunya adalah dibidang kebudayaan baik mempromosikan keanekaragaman budaya, melindungi peninggalan-peninggalan bangunan budaya maupun mencari dan

36

http://sujudgandas.blogspot.co.id/2013/04/organisasi-unesco.html di akses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 23.17 WIB

37

Ibid

38

(10)

menemukan situs kebudayaan yang dinyatakan hilang juga memiliki kewenangan dalam melindungi warisan budaya. warisan budaya yang dilindungi oleh UNESCO adalah warisan budaya yang dalam kondisi baik juga dalam kondisi rusan akibat kurang perawatan dari pemerintah setempat maupun akibat konflik yang terjadi di negara tersebut.

C. Perlindungan Cagar Budaya Menurut Hukum Internasional

Perlindungan cagar budaya merupakan hal utama dikalangan masyarakat internasional. Hal tersebut karena sangat banyak bangunan kebudayaan dan benda-benda peninggalan budaya yang telah dinyatakan rusak maupun hilang. Dan dapat berakibat atas kurangnya pemahaman generasi mendatang mengenai kebudayaan dari tempat asalnya maupun kebudayaan lain.

Perlindungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah hal atau perbuatan yang bertujuan untuk memperlindungi yang menyebabkan seseorang atau sesuatu ditempatkan di bawah sesuatu.39

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.40 Bangunan mempunyai

39

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal 674

40

(11)

beberapa fungsi bagi kehidupan manusia, terutama sebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat menyimpan barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa aman, dan nyaman.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.41 Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan.42 Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.43 Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Seorang Antropolog E.B. Tylor, dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.44

Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar

41

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya 42Ibid

43

Ibid

44

(12)

Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.45 Dalam hal ini penulis hanya terfokus pada pembahasan mengenai bangunan kebudayaan.

Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.46 Bangunan kebudayaan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat dalam suatu golongan atau kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi dari kelompok masyarakat tersebut untuk tetap dilestarikan.

Perlindungan bangunan kebudayaan merupakan kegiatan atau perbuatan yang memiliki tujuan untuk melindingi bangunan kebudayaan di suatu wilayah agar tidak terjadi kerusakan, kehilangan atau pun pengakuan secara sepihak terhadap bangunan kebudayaan tersebut.

Indonesia sendiri memiliki sangat banyak kebudayaan yang berbeda-beda di seluruh wilayah teritolial nya. Warisan budaya dari setiap kebudayaan yang ada juga beranekaragam. Maka dari itu Indonesia mengatur secara tegas mengenai perlindungan cagar budaya yang ada diwilayah teritorial nya melalui Undang-Undang No. 11 tahun 2010. Menurut Undang-Undang-Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tepatnya pasal 56, Setiap orang dapat berperan serta melakukan Pelindungan Cagar

45

Pasal 1 ayat 1 Undang-undang no.11 tahun 2010 46

(13)

Budaya. dengan demikian setiap orang memiliki hak dalam turut serta untuk melindungi cagar budaya termasuk bangunan kebudayaan baik dari kerusakan alami maupun kerusakan yang disebabkan oleh tangan manusia. Perlindungan bangunan cagar budaya dilakukan oleh setiap elemen baik pemerintah, masyarakat maupun penegak hukum yang ditugaskan khusus untuk perlindungan bangunan cagar budaya seperti polisi khusus.

Perusakan, pencurian bahkan penghalangan pelestarian cagar budaya merupakan tindakan yang dapat dikenakan sanksi pidana bagi pelakunya yaitu berupa sanksi pidana penjara paling lama 15 tahun. Sanksi tidak hanya dikenakan kepada perorangan saja tapi juga jika perbuatan tersebut dilakukan olek badan usaha berbadan hukum ataupun badan usaha tidak berbadan hukum dapat dikenakan sanksi yang termasuk dalam pasal-pasal terkait dengan tidakan yang dilakukan oleh badan usaha tersebut. Sanksi dijatuhkan kepada badan usaha tersebut dan juga orang yang memberikan perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut dengan sanksi yang ditambah 1/3 dari sanksi yang terdapat dalam pasal terkait.47

Hal tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa pemerintah Indonesia sangat memperhatikan situs-situs bersejarah yang ada diwilayah hokum Republik Indonesia. Terbukti dengan beberapa produk hokum yang terus diperbaharui terkait dengan perlindungan terhadap benda maupun bangunan cagar budaya yang ada. Indonesia juga bergabung dengan organisasi internasional terkait dengan kebudayaan.

47

(14)

Bangunan cagar budaya bukan hanya dilindungi oleh pemerintah Negara tertentu saja tapi juga dilindungi masyarakat internasional. Terdapat beberapa konvensi internasional yang membahas mengenai perlindungan cagar budaya baik benda, bangunan maupun warisan budaya tak benda yang dimulai dari tahun 1954 sampai yang terakhir tahun 2005. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa masyarakat internasional juga turut serta dalam pelestarian dan pelindungan bangunan cagar budaya yang ada di seluruh belahan dunia.

Bangunan cagar budaya sendiri sudah menjadi perhatian sejak masa yunani kuno tepat nya pada 400 tahun sebelum Masehi. Hal tersebut terlihat dari perbedaan pandangan para pakar mada masa itu yaitu antara Xenophon dan Polybius. Xenophon memiliki pandangan bahwa baik orang maupun property yang berada dari sebuah kota yang dikuasai saat perang adalah milik pihak yang menaklukkan kota tersebut.48 Berarti menurut pandangan Xenophon penakluk sebuah kota tidak memberikan penghormatan yang lebih kepada benda-benda dengan nilai kebudayaan atau keindahan yang tinggi ataupun benda-benda yang memiliki fungsi yang penting dalam masyarakat.

Di sisi lain Polybius memiliki pandangan yang jauh berbeda dengan Xenophon, terhadap benda budaya pada masa perang. Polybius memperkenalka suatu pembedaan terhadap benda-benda yang berada di bawah kekuasaan penakluk dalam perang dengan menyatakan:

“Future conquerors should learn not to strip the towns that they subjugate and not to inflict misfortune on other peoples, the embellishment of their

48

(15)

native land… But although some advantage may be derived from that, no one can deny that to abandon oneself to the pointless destruction of temples, statues and other sacred objects is the action of a madman.”49 Melihat pernyataan diatas, tampak jelas perbedaan antara pendapat Xenophon yang mencerminkan pendapat umum lama dan Polybius yang memperkenalkan pandangan yang modern. Meskipun Polybius mengakui bahwa penjarahan dari kota yang ditaklukkan dapat memebrikan keuntungan bagi penakluk, tapi ia tidak mendukung tindakan perusakan terhadap kuil, patung-patung dan benda sacral lainnya dan mendorong penghormatan terhadap benda-benda tersebut mengingat fungsinya dalam masyarakat.

Hal tersebut merupakan titik awal dari perlindungan bangunan cagar budaya dalam masyrakat hukum internasional. Perlindungan bangunan kebudayaan menurut hukum internasional adalah perlindungan benda budaya terdiri dari pengamanan dan penghormatan terhadap benda budaya tersebut.50 Perlindungan bangunan budaya tidak hanya dilakukan pada masa konflik bersenjata, tapi juga pada masa damai. Hal tersebut bertujuan agar dapat mencegah kerusakan atas bangunan cagar budaya tersebut ketika terjadi konflik karena sudah dipersiapkan terlebih dahulu.

Pengamanan bangunan kebudayaan menurut hokum internasional dilakukan pada waktu damai yang terdapat dalam wilayah teritorial suatu negara untuk mencegah efek-efek yang diperkirakan terjadi pada waktu sengketa

49

Ibid “Para penakluk dimasa depan harus belajar untuk tidak menjarah kota yang mereka taklukkan dan tidak merugikan oranglain untuk kekayaan asalnya sendiri… Namun meskipun

keuntungan tertentu bisa didapatkan dari hal itu, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa tindakan meninggalkan diri senidiri untuk perusakan yang tidak ada gunanya terhadap kuil, patung-patung dan benda sakral lainnya merupakan tindakan orang yang gila. (Terjemahan penulis)”

50

(16)

bersenjata, dengan melakukan tindakan-tindakan yang dianggap sepatutnya dilakukan oleh negara tersebut.51

Bangunan cagar budaya biasanya diberi tanda khusus oleh pemerintah setempat maupun UNESCO agar tidak terjadi perusakan oleh pihak-pihak tertentu pada masa damai maupun konflik. Dalam hal perlindungan bangunan kebudayaan UNESCO tidak dapat melakukan tugas tanpa bekerja sama dengan pemerintah suatu Negara tempat bangunan kebudayaan tersebut berada.

Selain hal diatas, bangunan budaya juga dapan diberikan perlindungan khusus. Suatu bangunan kebudayaan harus didafatarkan terlebih dahulu kepada UNESCO dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.52 Perlindungan khusus terhadap benagunan kebudayaan mulai diberlakukan sejak waktu didaftarkannya bangunan budaya tersebut dalam Pendaftaran Internasional.53

51

Pasal 3 Konvensi DenHaag 1954 52

Paragraf 6 pasal 8 Konvensi DenHaag 1954 53

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan DuPont Crop Protection yang bergerak dalam industri bahan kimia perlindungan tanaman atau pestisida, dimulai sebagai mitra bisnis di Indonesia pada tahun 1975

Tetapi peran Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bandung Provinsi Jawa Barat ini sangatlah penting untuk menumbuhkan Citra yang positif di masyarakat dan

Berdasarkan hasil dari penelitian Skripsi ini, diharapkan dengan adanya Sistem Informasi Penjualan yang diranncang dapat membantu Lung Ma Motor dalam melakukan

Kerja paksa pada masa penjajahan Belanda disebut.. Tenaga kerja pada masa penjajahan

--- Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan oleh Penyidik, Berita

Pada fenomena yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009 bertentangan dengan teori yang ada, dimana menurut dimana menurut (Tjiptono Darmadji dan Hendy M, 2006:195)

Federal Reserve Chairman Jerome Powell played down concerns about recent market volatility, arguing Tuesday that the dramatic swings do not weigh heavily on his

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan memanfaatkan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial di