• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN KIMIA DAN UJI AKTIVITAS TOKSIK MENGGUNAKAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) DARI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura) | Setyowati | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8872 19117 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KANDUNGAN KIMIA DAN UJI AKTIVITAS TOKSIK MENGGUNAKAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) DARI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura) | Setyowati | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 8872 19117 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk ISSN 2503-4154 (online)

41

KANDUNGAN KIMIA DAN UJI AKTIVITAS TOKSIK

MENGGUNAKAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

DARI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura)

Widiastuti Agustina Eko Setyowati

*

dan Muhammad Agung Safari Cahyanto

Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

*

Keperluan korespondensi, tel/fax : 081280660500, email: widi_greco@yahoo.com

Received: August 4, 2016 Accepted: August 15, 2016 Online Published: August 31, 2016

ABSTRAK

Penelitian mengenai kandungan kimia dan aktivitas toksik dari ekstrak daun Kersen

(Muntingia calabura) telah dilakukan. Ekstraksi daun Kersen (Muntingia calabura) dilakukan

dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Esktrak yang dihasilkan diteliti kandungan kimianya dengan uji warna dan dilakukan uji aktivitas toksiknya terhadap udang

Artemia salina Leach menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Kersen (Muntingia calabura) mempunyai kandungan senyawa alkaloid, steroid, flavonoid, dan saponin. Dari uji BSLT, diketahui bahwa ekstrak daun Kersen (Muntingia calabura) mempunyai aktivitas toksik dengan nilai LC50 sebesar

295,76 ppm.

Kata kunci : aktivitas toksik, Brine Shrimp Lethality Test, Muntingia calabura

ABSTRACT

Research on the toxic chemical content and activity of cherry leaf extract (Muntingia

calabura) has been performed. Extraction of leaf cherry (Muntingia calabura) was done by

maceration using methanol. The chemical contents of the leaf extract was test using color test. its toxic activity was tested against shrimp Artemia salina Leach using BSLT method. The results of the study showed that the cherry leaf extract (Muntingia calabura) contains alkaloids, steroids, flavonoids and saponins compounds. Based on BSLT test, it is known that the cherry leaf extract (Muntingia calabura ) has a toxic activity with LC50 value of 295.76 ppm .

Keywords : toxic activity , Brine Shrimp Lethality Test , Muntingia calabura

PENDAHULUAN

Penyakit kanker merupakan

penyakit ke-2 terbesar di dunia dan ke-6

terbesar di Indonesia yang menyebabkan

kematian. Sampai saat ini obat spesifik

untuk menghentikan perkembangan sel

kanker belum juga ditemukan. Hal tersebut

menjadikan kanker sebagai penyakit yang

sangat ditakuti karena sulit disembuhkan.

Secara sederhana, kanker berarti

pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak

terkendali serta kemampuan sel-sel

tersebut untuk menyerang jaringan biologis

lainnya, baik dengan pertumbuhan

langsung pada jaringan yang bersebelahan

(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat

yang jauh (metastasis) di dalam tubuh

(2)

menyebabkan tingginya pertumbuhan

penyakit kanker. Berbagai usaha telah

dilakukan untuk menanggulangi berbagai

penyakit kanker, seperti pembedahan,

radioterapi, dan kemoterapi sitostatik.

Pengobatan ini dilakukan untuk membunuh

sel-sel kanker, namun tidak sedikit usaha

tersebut justru menimbulkan efek samping

[2], seperti kerontokan pada rambut dan

kulit menghitam [3]. Kenyataan ini menuntut

perlunya cara alternatif yang aman untuk

pengobatan penyakit kanker yaitu dengan

menggunakan bahan alami atau yang

dikenal sebagai obat tradisional.

Kersen (Muntingia calabura) adalah

sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil

dan manis berwarna merah cerah dan

banyak ditemui di daerah tropis. Selama ini

beberapa bagian dari tanaman Kersen

(Muntingia calabura ) banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat di daerah tertentu

tersebagai obat tradisional, antara lain

untuk mengobati asam urat,

menyembuhkan diabetes, meredakan

gejala flu, mengobati kanker dan

menyembuhkan kram perut.

Suatu tanaman untuk dapat dijadikan

sebagai obat tradisional harus memenuhi

standar mutu dari WHO, meliputi standar

kualitas, keamanan dan khasiat (Depkes

RI, 2002). Ujiaktivitas toksik merupakan

salah satu prasyarat suatu tanaman dapat

dikembangkan sebagai obat, khususnya

sebagai antikanker. Salah satu metode

yang digunakan untuk mengetahui aktivitas

toksik dari suatu ekstrak atau senyawa

bahan alam adalah Brine Shrimp Lethality

Test [2].Beberapa kelebihan metode ini

adalah mudah, relatif murah, tidak

membutuhkan spesialisasi tertentu dalam

pelaksanaannya dan memiliki hasil dengan

tingkat kepercayaan tinggi (95%) untuk

mengamati aktivitas toksik dari suatu

senyawa di dalam ekstrak tanaman

[4].Aktivitas toksik diketahui dari jumlah

kematian larva Artemia salina Leach karena

pengaruh ekstrak atau senyawa bahan

alam pada konsentrasi yang diberikan [5].

Suatu ekstrak atau senyawa bahan alam

yang diketahui memiliki aktivitas toksik

melalui metode BSLT (nilai LC50< 1000

ppm) dapat dikembangkan lebih lanjut

sebagai obat antikanker [6].

Berdasarkan uraian di atas, penelitian

untuk mengetahui kandungan metabolit

sekunder pada tanaman kersen (Muntingia

calabura) dan uji aktivitas toksiknya perlu

dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada

bagian daun, mengingat pemanfaatan

tanaman kersen selama ini masih terbatas

pada konsumsi buahnya, sedangkan

bagian daun masih belum dimanfaatkan

secara maksimal.

METODE PENELITIAN

Bahan

Daun Kersen (Muntingia calabura),

Metanol, Aquades, Kloroform, kertas

saring, Asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat,

Reagen wagner, Serbuk Mg, HCl, Amonia,

Garam kasar, Fermipan, Udang Artemia

salina L.

Alat

Neraca anlitik, Seperangkat alat destilasi,

rotary evaporator, Penjepit, Bunsen, Gelas

beaker, Kaca arloji, Corong kaca, Gelas

ukur, Erlenmeyer, Pengaduk kaca, Pipet

(3)

Prosedur Penelitian

Pembuatan Ekstrak

Daun kersen dikeringkan dengan

cara diangin-anginkan, kemudian

dihalus-kan menggunadihalus-kan blender sampai menjadi

serbuk.Sebanyak 200 gram serbuk kering

daun Kersen diekstraksi menggunakan

pelarut metanol dengan metode maserasi

selama 2x24 jam. Filtrat hasil maserasi

pertama dan kedua digabungkan dan

diuapkan pelarutnya menggunakan Rotary

Evaporator pada suhu 60 C hingga

berbentuk ekstrak kental. Ekstrak yang

dihasilkan selanjutnya digunakan sebagai

sampel penelitian.

Analisis Fitokimia

Uji Steroid

Sejumlah sampel dilarutkan dengan

kloroform, kemudian ditambah dengan 2

mL asam asetat anhidrat dan ditambahkan

3 tetes H2SO4 pekat.Hasil positif apabila

terbentuk warna hijau sampai biru.

Uji Alkaloid

Sejumlah sampel dimasukkan

dalam tabung reaksi dan dilarutkan

menggunakan ammonia. Ke dalam tabung

reaksi ditambahkan 2 mL kloroform,

kemudian dilakukan penyaringan. Filtrat

yang diperoleh ditambah dengan 3 mL HCl

lalu digojog hingga terbentuk 2 lapisan.

Lapisan atas diambil, kemudian diuji

menggunakan pereaksi wagner. Hasil

positif apabila terbentuk endapan coklat

muda sampai kuning.

Uji Flavonoid

Sejumlah sampel diambil dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi

kemudian ditambah dengan 4 mL metanol,

10 tetes HCl pekat dan serbuk Mg

sebanyak 0,1 g. Campuran tersebut

dikocok dan diamati perubahan yang

terjadi. Hasil positif apabila adanya

perubahan warna merah,

kuning atau jingga.

Uji Saponin

Sejumlah sampel dimasukkan ke

dalam tabung reaksi, ditambah dengan

aquades panas kemudiandisaring dan

dikocok.Hasil positif apabila terbentuk busa

± 10 menit.

Uji Toksisitas Menggunakan Metode

Brine Shrimp Lethality Test

Penyiapan larva Artemia salina L

Penyiapan larva dilakukan dengan

mengambil telur Artemia salina L sebanyak

2 gram. Penetasan dilakukan dengan cara

merendam telur tersebut dalam air garam

sebanyak 600 mL dan diberi penerangan

dengan lampu pijar 40 – 60 watt serta

diaerasi selama 48 jam. Air garam dibuat

dengan cara melarutkan 40 g garam dalam

2 L air kemudian disaring.

Penyiapan Larutan Stok

Larutan uji dengan konsentrasi

(4)

ppm, dan 0 ppm, masing – masing dipipet

sebanyak 6 mL dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi. Ke dalam masing-masing

tabung reaksi ditambahkan 10 ekor larva

udang Artemia salina L. Selanjutnya

lakukan pengamatan selama 24 jam dan

dihitung jumlah udang yang mati dalam

waktu 24 jam tersebut. Untuk setiap larutan

uji, dilakukan pengulangan sebanyak 3

kali.Jumlah total larva Artemia salina L

yang digunakan adalah 180 ekor.Total

kematian diperoleh dengan menjumlahkan

larva yang mati pada setiap konsentrasi,

sedangkan rata-rata kematian larva

diperoleh dengan membagi total kematian

larva pada tiap konsentrasi dengan jumlah

replikasi yang dilakukan yaitu tiga kali.

Aktivitas toksik dinyatakan dalam nilai LC50

yang dihitung dengan analisis probit

menggunakan Minitab 15.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Maserasi terhadap bagian daun

dari tamanan Kersen (muntingia calabura)

menghasilkan ekstrak pekat berwarna

hitam kehijauan sebanyak 50,93 gram.

Hasil analisis fitokimia dengan cara uji

warna menggunakan berbagai macam

pereaksi menunjukkan bahwa Ekstrak daun

Kersen (muntingia calabura) mempunyai

kandungan metabolit sekunder berupa

alkaloid, steroid, flavonoid, dan saponin

(Tabel 1). Keberadaan metabolit sekunder

tersebut menunjukkan bahwa daun kersen

mempunyai efek farmakologis dan

berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan

obat-obatan. Dengan demikian penelitian

dilanjutkan dengan uji aktivitas toksik

menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp

Lethality Test).

Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Kimia Ekstrak

Daun Kersen (Muntingia calabura)

Kandungan

Kimia Hasil Keterangan

Steroid Hujau (+)

Flavonoid Jingga (+)

(+) jika

merupakan uji pendahuluan yang

mengarah pada uji aktivitas toksik senyawa

metabolit sekunder menggunakan larva

udang Artemia salina L sebagai hewan uji.

Pengujian ini adalah pengujian letalitas

yang sederhana dan tidak spesifik untuk

aktifitas tumor/kanker, tetapi merupakan

indikator toksisitas yang baik dan

menunjukkan korelasi yang kuat dengan

pengujian antitumor/antikanker yang

lainnya.

Hasil uji aktivitas toksik

menggunakan larva udang Artemia salina L

pada ekstrak daun Kersen (Muntingia

(5)

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Toksik ekstrak daun Kersen (Muntingia calabura)

Hasil analisis probit menggunakan

Minitab 15 menunjukkan harga LC50 dari

ekstrak daun Kersen(muntingia calabura)

adalah 295,763 ppm. Berdasarkan nilai

tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

ekstrak daun Kersen (muntingia calabura)

memiliki aktivitas toksik dan berpotensi

untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai

antikanker.

Hubungan antara konsentrasi

ekstrak yang diberikan dengan kematian

larva udang Artemia salina L. ditunjukkan

pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura) dengan

Persentase Kematian Larva Udang Artemia salina L.

Gambar 1. menunjukkan bahwa

besarnya konsentrasi ekstrak yang

diberikan mempengaruhi jumlah kematian

larva udang. Dari gambar tersebut dapat

diketahui bahwa kenaikan konsentrasi

ekstrak daunkersen selalu diikuti dengan

kenaikan persentase kematian larva udang

Artemia salina L. Semakin besar nilai

konsentrasi ekstrak yang diberikan, maka

mortalitas pada Artemia salina L. juga

semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian sebelumnya yang menyebutkan

bahwa setiap zat kimia apabila diberikan

dengan dosis yang cukup besar akan

menimbulkan gejala-gejala yang semakin

(6)

Aktivitas toksik yang ada pada

ekstrak daun Kersen (muntingia calabura)

timbul karena kandungan senyawa

metabolit sekunder yang dimiliki tanaman

tersebut, antara lain alkaloid, flavonoid,

steroid, dan saponin. Diantara metabolit

sekunder tersebut, flavonoid diperkirakan

memiliki peran terbesar, dimana pada kadar

tertentu, flavonoid mempunyai tingkat

toksisitas akut. Salah satu mekanisme

flavonoid sebagai antikanker berkaitan

dengan aktivitasnya sebagai sebagai

antioksidan yaitu melalui mekanisme

pengaktifan jalur apoptosis sel kanker [8].

Selain Flavonoid, metabolit sekunder yang

lain juga berperan terhadap timbulnya

aktivitas toksik dari ekstrak daun Kersen

(muntingia calabura) yaitu dengan bertindak

sebagai racun perut.Apabila

senyawa-senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh

larva, alat pencernaannya akan terganggu

dan dapat menyebabkan kematian.

KESIMPULAN

1. Ekstrakdaun Kersen (Muntingia

calabura) mempunyaik andungan

senyawa alkaloid, steroid, flavonoid,

dansaponin

2. Uji BSLT menunjukkan bahwa ekstrak

daun Kersen (Muntingia calabura)

mempunyai aktivitas toksik dengan nilai

LC50 sebesar 295,76 ppm.

Menghambat Proliferasi dan Memacu

Apoptosis Sel MFC-7. Majalah

Farmasi Indonesia. 19(1) : 12-19

[2] Sukardiman., R. Abdul dan P.N.

Fatma. 2004. Uji Praskrining

Aktivitas Antikanker Ekstrak Eter dan

Ekstrak Metanol Marchantia

planiloba Stephdengan Metode Uji

Pomegranate extracts potently

suppress proliferation, xenograft

growth, and invasion of human

prostate cancer cells. Journal of

Medicinal Food. 7(3) : 274-283

[4] Lenny, S., Zuhra, C. F.2005. Isolasi

dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia

Pudding Merah dengan Metode Uji

Brine Shrimp. Jurnal Komunikasi

Penelitian. 17(5) : 56-59

[5] Silva,T.M., Nascimento,R.J., Batista,

M.B.,Agra,M.F.,dan Camara,C.A.

2007. Brine shrimp bioassay of some

species of solanum from northeastern

brazil. Revista Brasileirade

Farmacognosia. 17(1) :35-38

[6] Meyer,B.N., Ferrigni,N.R., Putnam,J.E.,

Jacobsen,L.B, Nichols,D.E., dan

McLaughlin,J.L.1982. Brine Shrimp:A

(7)

Active Plant Constituents. Planta

Medica,45 (5) : 31-34.

[7] Lu,F.C.1995. ToksikologiDasar : Asas,

Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.

Edisike-2. Terjemahan EdiNugroho. UI:

Jakarta.

[8] Woo, H. D dan Kim, J. 2013.

Dietary Flavonoid Intake and Risk of

Stomach and Colorectal Cancer.

World Journal of Gastroenterology.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Kimia Ekstrak
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Toksik ekstrak  daun Kersen (Muntingia calabura)

Referensi

Dokumen terkait

Inilah relevansi antara makna Salib Kristus dan panggilan sebagai katekis; Salib Kristus dan panggilan katekis merupakan rencana dari Allah, Salib Kristus dan panggilan katekis

Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pemakaian Jasa Travel Kaltrabu.” Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku

d. Istri tidak berkeberatan untuk pindah tempat apabila suami menghendaki, kecuali apabila suami bermaksud jahat dengan kepergiannya itu atau tidak membuat aman diri

pembiayaan jaminan kesehatan daerah ini. 2) Untuk kepentingan perluasan keterjangkauan masyarakat dalam pelaksanaan penjaminan ini, penyedia pelayanan kesehatan (PPK)

Pengaruh Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi, Keahlian Pengguna, Kepercayaan, Kesesuaian Tugas, dan Partisipasi Manajemen Terhadap Kinerja Individu (Studi Pada

Gambar 2 Grafik peningkatan indikator 1 (minat siswa dalam proses pembelajaran) Siswa juga menjadi lebih rajin belajar kimia karena model pembelajaran yang diterapkan

Dengan menemukan kewajiban dan hak pada teks yang ditampilkan melaui share screen PPT di Zoom Meeting, siswa dapat berdiskusi tentang kewajiban dan hak

Hal tersebut menunjukkan perubahan perasaan siswa setelah mengikuti layanan konseling individual yang masuk pada kriteria baik, karena perolehan skor lebih dari