• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dalam memaknai panggilannya sebagai katekis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dalam memaknai panggilannya sebagai katekis"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MEMAKNAI PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Oleh: Stepanus Ardi Paskarani NIM: 071124010. PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 i.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini dipersembahakan kepada: Tuhan Yang Maha Esa, kedua orang tua penulis, kakak-adik, sahabat angkatan 2007 dan mahasiswa IPPAK.. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah. (Yoh 15:1-3). v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 16 Juli 2012 Penulis,. Stepanus Ardi Paskarani. vi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Stepanus Ardi Paskarani NIM. : 071124010. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MEMAKNAI PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.. Yogyakarta, 16 Juli 2012 Yang menyatakan,. Stepanus Ardi Paskarani. vii.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Judul skripsi ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MEMAKNAI PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS dipilih berdasarkan minimnya pemahaman makna Salib Kristus, pergulatan diri dan pergulatan mahasiswa awam IPPAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai katekis. Salib Kristus cenderung dipandang sebagai beban dan penderitaan, padahal di dalam penderitaan terdapat kemuliaan. Mahasiswa dalam memaknai panggilan mengalami pergulatan, kesulitan serta tantangan yang terkadang menjadi beban dan salib yang harus dipikul. Memaknai panggilan Allah sebagai katekis membutuhkan proses dan tidak sekali jadi. Bertitik tolak pada hal tersebut, maka skripsi ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa agar dapat memaknai Salib Kristus dan menghubungkannya dalam proses menanggapi panggilan Allah sebagai katekis. Persoalan pokok pada skripsi ini adalah apa arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa IPPAK serta bagaimana mahasiswa memaknai panggilannya sebagai katekis. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang akurat. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan sebagian mahasiswa awam IPPAK angkatan 2007/2008 dan angkatan 2008/2009. Penulisan ini didukung dengan studi pustaka yang berisi arti dan makna Salib Kristus, panggilan katekis dan mahasiswa IPPAK dipakai untuk membantu memahami teorinya sebagai tindak lanjut. Penulis memberi usulan program kegiatan pendampingan berupa pendalaman iman model Shared Christian Praxis (SCP) yang bertema Salib Kristus dan panggilan katekis untuk mahasiswa IPPAK supaya semakin mantap menjawab panggilan Allah menjadi katekis. Hasil akhir menunjukkan bahwa mahasiswa IPPAK mampu menemukan dan memahami makna Salib Kritus secara lebih luas dan mendalam. Salib Kristus dan pergulatan mahasiswa menanggapi panggilan sebagai katekis sangat relevan. Salib Kristus dan panggilan katekis merupakan rencana dari Allah, Salib Kristus dan panggilan katekis adalah tantangan mewartakan kabar gembira, Salib Kristus menjadi motivator dalam memaknai panggilan sebagai katekis, Salib Kristus dan panggilan katekis mempunyai makna hubungan vertikal dan horizontal serta Salib Kristus dan panggilan katekis adalah mulia.. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT The title of the thesis “THE SIGNIFICANCE OF THE CROSS OF CHRIST FOR COLLEGE STUDENTS AT CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION STUDY PROGRAM SANATA DHARMA UNIVERSITY IN SIGNIFYING THEIR CALLING AS CATECHISTS” was chosen based on a lack of their understanding of the meaning of the cross of Christ, self struggles and the struggle of lay students at IPPAK in responding God’s calling as catechists. The cross of Christ tends to be perceived as a burden and suffering, meanwhile there is glory in it. In signifying their calling, the students have experienced struggles, difficulties and challenges which sometimes become a burden and their cross that must be carried. Signifying God’s calling as cathecists requires a process that is not instant. Based on those cases, this thesis aims to help the students in signifying and associating the cross of Christ with the process of responding God’s calling as catechists. The main problem on this thesis are what the significance of the cross of Christ for the students of IPPAK are and how the students signify their calling as catechists. To answer the problems, data were obtained through interviewing some lay students of IPPAK of the academic year 2007/2008 and 2008/2009. This date gathering was also supported by literature study about the significance of the cross of Christ, calling as catechists, and the students of IPPAK. The researcher proposed an assitance program; a deepening faith using Shared Christian Praxis model with the theme “The Cross of Christ and Calling as Catechists “ for the students of IPPAK in order to strengthen God’s calling to them as cathechists. The results of this research showed that the students of IPPAK are able to discover and grasp the significance of the cross of Christ broader and deeper. The cross of Christ and the students’ struggles in responding a calling as catechists are very relevant. The cross of Christ and calling as catechists are God’s arrangement and challenges in proclaiming good tidings. The cross of Christ becomes a motivator in signifying the calling as catechists. The cross of Christ and a calling as catechist have both vertical and horizontal relationships. The cross of Christ and a calling as catechist are glorious.. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji Syukur kepada Tuhan Yesus yang menuntun pikiran, hati dan hidup penulis sampai titik terakhir menyelesaikan skripsi yang berjudul ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN. KEKHUSUSAN. PENDIDIKAN. AGAMA. KATOLIK. UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MEMAKNAI PANGGILANNYA SEBAGAI KATEKIS. Skripsi ini lahir dari pergulatan diri dan keprihatinan terhadap mahasiswa IPPAK dalam memaknai panggilan Allah sebagai katekis serta kurangnya pemahaman memaknai Salib Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang cenderung memandang salib sebagai penderitaan dan kurang melihat segi kebahagian atau kemuliaannya. Mahasiswa IPPAK pun dalam memaknai panggilannya dihadapakan pada persoalan dan kesulitan yang sebenarnya merupakan proses menyadari panggilannya menjadi katekis. Sedangkan Salib Kristus mempunyai banyak makna dan sangat relevan dengan kehidupan mahasiswa IPPAK yang sedang bergulat memaknai panggilan Allah sebagai katekis. Banyak orang telah memberikan dukungan dengan berbagai peran sehingga menjadi bagian dari skripsi ini. Menyadari itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing memberikan bantuan dan dukungan hingga skripsi ini dapat selesai terutama kepada: 1.. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang senantiasa memberikan dukungan dalam seluruh proses menyelesaikan skripsi ini.. x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J. selaku dosen pembimbing utama yang selalu mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. 3.. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum. selaku dosen penguji sekaligus Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang telah memberikan banyak perhatian dan mendukung seluruh perjalanan penulis di Prodi IPPAK.. 4.. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah berkenan mendampingi penulis dalam penelitian serta memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.. 5.. Segenap Bapak, Ibu, Romo dosen dan seluruh staf karyawan Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang secara tidak langsung selalu memberikan dorongan kepada penulis.. 6.. Keluarga tercinta: Bapak dan Ibu Thomas Cant. Kamido, Christina Dian Kurniawati, Christoporus Yanuar Nanang, Tarsisius Ferry Koko yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan dalam menyelesaikan perkuliahan.. 7.. Segenap Staf Perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru dan Perpustakaan Prodi IPPAK yang telah begitu bermurah hati mengizinkan penulis menggunakan berbagai buku yang sangat penulis perlukan dalam penulisan skripsi ini sampai selesai.. 8.. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberi dukungan, doa dan bantuan selama menyelesaikan skripsi ini.. 9.. Teman-teman mahasiswa IPPAK angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan hingga skripsi ini selesai. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis terbuka akan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa IPPAK agar semakin menghayati makna Salib Kristus dan panggilan Allah sebagai Katekis.. Yogyakarta, 16 Juli 2012 Penulis,. Stepanus Ardi Paskarani. xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv. MOTTO ................................................................................................................. v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................. vii. ABSTRAK............................................................................................................ viii ABSTRACT............................................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ........................................................................................... x. DAFTAR ISI......................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1. A. Latar Belakang ...................................................................................... 1. B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6. C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 6. D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 7. E. Metode Penulisan .................................................................................. 7. F. Sistematika Penulisan............................................................................ 8. BAB II. MAKNA SALIB KRISTUS DAN PANGGILAN KATEKIS BAGI MAHASISWA IPPAK ............................................................... 9. A. Salib....................................................................................................... 9. 1. Pengertian Salib................................................................................ 9. 2. Salib Yesus ....................................................................................... 10. a. Salib Yesus dalam Perspektif Historis Biblis .............................. 10. b. Salib Yesus dalam Perspektif Teologis ....................................... 10. 3. Makna Salib...................................................................................... 11. a. Salib sebagai Wujud Rencana Penyelamatan Allah .................... 11. b. Misteri Penebusan dan Pemberitaan Salib................................... 12. c. Makna Kosmik Kebodohan Salib ................................................ 13. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. d. Salib Tanda Kemenangan atas Dosa dan Dunia .......................... 13. e. Salib sebagai Kabar Baik ............................................................. 14. f. Salib sebagai Misteri Keseluruhan .............................................. 14. g. Salib sebagai Misteri Dialog Kasih ............................................. 15. h. Salib sebagai Misteri Persahabatan.............................................. 15. i. Salib sebagai Penyerahan Diri Allah ........................................... 16. j. Salib sebagai Belarasa Tuhan dalam Kesepian Seseorang .......... 17. k. Salib sebagai Belarasa Yesus dengan Kaum Tertindas ............... 17. B. Kristus ................................................................................................... 18. 1. Kristologi dalam Injil Sinoptik ......................................................... 19. a. Injil Markus.................................................................................. 19. b. Injil Matius................................................................................... 19. c. Injil Lukas .................................................................................... 20. 2. Kristologi dalam Injil Yohanes ........................................................ 20. 3. Kristologi dalam Surat Paulus .......................................................... 21. C. Panggilan ............................................................................................... 22. 1. Arti Panggilan................................................................................... 22. 2. Panggilan Allah ................................................................................ 23. 3. Kekayaan arti Panggilan................................................................... 24. a. Panggilan Allah adalah Bebas ..................................................... 24. b. Panggilan Allah itu Pasti dan Tidak Terulang ............................. 24. c. Panggilan Allah Cocok dengan Karisma Seseorang.................... 25. d. Tuntutan Panggilan Allah ............................................................ 26. e. Panggilan Allah adalah Universal................................................ 26. D. Katekis................................................................................................... 27. 1. Pengertian Katekis............................................................................ 27. 2. Spiritualitas Katekis.......................................................................... 28. a. Yesus Kristus ............................................................................... 28. b. Hidup dalam Roh Kudus.............................................................. 28. c. Terbuka terhadap Sabda Tuhan ................................................... 29. d. Keutuhan dan Keaslian Hidup ..................................................... 29. e. Semangat Missioner..................................................................... 30. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. f. Bunda Maria ................................................................................ 30. 3. Tugas Katekis ................................................................................... 31. a. Mewartakan Yesus Kristus .......................................................... 31. b. Mengajarkan Katekese................................................................. 31. c. Melayani Umat ............................................................................ 32. 4. Kriteria atau persyaratan menjadi Katekis........................................ 32. 5. Jati Diri Katekis ................................................................................ 33. E. Mahasiswa IPPAK ................................................................................ 34. 1. Sejarah IPPAK.................................................................................. 34. 2. Visi dan Misi IPPAK........................................................................ 36. a. Visi IPPAK .................................................................................. 36. b. Misi IPPAK.................................................................................. 36. 3. Pendampingan Mahasiswa ............................................................... 36. a. Pendampingan Akademik ............................................................ 37. b. Pendampingan Spiritualitas ......................................................... 37. c. Pendampingan Kepribadian ......................................................... 38. F. Rangkuman............................................................................................ 38. BAB III. PENELITIAN ATAS PENGHAYATAN ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM MEMAKNAI PANGGILAN SEBAGAI KATEKIS.............................................................................................. 40. A. Situasi Umum Mahasiswa IPPAK ........................................................ 40. B. Penelitian tentang Penghayatan Arti dan Makna Salib Kristus Bagi Mahasiswa IPPAK dalam Memaknai Panggilan sebagai Katekis................................................................................................... 43. 1. Metodologi Penelitian ...................................................................... 43. a. Tujuan Penelitian ......................................................................... 43. b. Jenis Penelitian ............................................................................ 43. c. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 44. d. Responden Penelitian................................................................... 44. e. Instrumen Penelitian .................................................................... 45. f. Teknik Analisis Data ................................................................... 45. 2. Variabel Penelitian ........................................................................... 46. xv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a. Definisi Konseptual ..................................................................... 46. b. Definisi Operasional .................................................................... 46. c. Pertanyaan Wawancara................................................................ 48. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang Penghayatan Arti dan Makna Salib Kristus bagi Mahasiswa IPPAK dalam Memaknai Panggilan sebagai Katekis..................................................................... 49. 1. Pengetahuan Mahasiswa IPPAK tentang Salib Kristus.................... 49. a. Hasil Penelitian ............................................................................ 49. b. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 49. c. Kesimpulan Arti Salib Kristus..................................................... 52. 2. Makna Salib Kristus bagi Mahasiswa IPPAK.................................. 52. a. Hasil penelitian ............................................................................ 52. b. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 53. c. Kesimpulan Makna Salib Kristus ................................................ 59. 3. Katekis dan Panggilan ...................................................................... 60. a. Katekis menurut Mahasiswa IPPAK ........................................... 60. b. Arti Panggilan menjadi Katekis .................................................. 66. 4. Latar Belakang Mahasiswa Kuliah di IPPAK .................................. 71. a. Hasil Penelitian ............................................................................ 71. b. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 71. c. Kesimpulan Latar Belakang......................................................... 75. 5. Kesulitan-kesulitan yang dialami Mahasiswa Selama Studi di IPPAK .......................................................................................... 76. a. Hasil Penelitian ............................................................................ 76. b. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 77. c. Kesimpulan Kesulitan-Kesulitan ................................................. 86. 6. Cara Mengatasi Kesulitan-Kesulitan di IPPAK ............................... 87. a. Hasil Penelitian ............................................................................ 87. b. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 87. c. Kesimpulan Cara Mengatasi Kesulitan........................................ 91. 7. Relevansi Salib Kristus dengan Panggilan menjadi Katekis ............ 92. a. Hasil Penelitian ............................................................................ 92. b. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 93. xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. c. Kesimpulan Relevansi Salib Kritus dan Panggilan Katekis ........ 96. 8. Usulan Program ................................................................................ 97. a. Hasil Penelitian ............................................................................ 97. b. Pembahasan hasil penelitian ........................................................ 98. D. Kesimpulan Hasil Penelitian ................................................................. 98. BAB IV. PEMBINAAN ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA DALAM MEMAKNAI PANGGILAN SEBAGAI KATEKIS .................................................. 101 A. Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP) ................................. 101 1. Peristilahan dalam Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP).................................................................................... 101 a. Praxis .......................................................................................... 101 b. Christian ..................................................................................... 102 c. Shared ......................................................................................... 103 2. Langkah-Langkah Shared Christian Praxis (SCP) ......................... 104 a. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual (Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta)........................... 104 b. Langkah II: Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual (Mendalami Pengalaman Hidup Peserta) ...................... 105 c. Langkah III: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani terjangkau (Menggali pengalaman Iman Kristiani) ..................................................................................... 106 d. Langkah IV: Interpretasi Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta (Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret).................................... 107 e. Langkah V: Keterlibatan Baru demi makin terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia (Mengusahakan Aksi Konkret)........... 108 B. Usulan Program.................................................................................... 109 1. Latar Belakang Pemilihan Program................................................. 109 2. Usulan Tema dan Tujuan pembinaan ............................................. 110 3. Penjabaran Program ........................................................................ 113 4. Petunjuk Pelaksanaan Program ....................................................... 115 5. Contoh Satuan Program (SP)........................................................... 115 a. Identitas ..................................................................................... 115 xvii.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b. Pemikiran Dasar ........................................................................ 116 c. Pengembangan Langkah-Langkah ............................................ 119 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................... 129 B. Saran..................................................................................................... 130 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 132 LAMPIRAN.......................................................................................................... 133 Lampiran 1 : Lembar Pertanyaan Wawancara.............................................. (1). Lampiran 2 : Lembar Hasil Wawancara ....................................................... (2). Lampiran 3 : CD video Duty........................................................................ (20) Lampiran 4 : Teks Bacaan I Korintus 1:18-25 ............................................ (21). xviii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.. B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja FC. : Familiars Consortio (Keluarga Kristiani), (A. Widyamartaya, Penerjemah). Diundangkan. oleh Paus Yohanes Paulus II pada 22 November 1981.. Jakarta:Deperteman Dokumentasi dan Penerangan KWI. KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), (V. Kartosiswoyo, Lich. Iur. Can. dkk, Penerjemah). Diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.Bogor: Grafika Mardi Yuana.. C. Singkatan Lain AKKI. : Akademi Kateketik Katolik Indonesia. Depdiknas. : Departemen pendidikan nasional. DPA. : Dosen Pembimbing Akademik. FIPA. : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama. FKIP. : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. IPPAK. : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik xix.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KBP. : Karya Bakti Paroki. KRS. : Kartu Rencana Studi. KWI. : Konferensi Waligereja Indonesia. LCD. : Liquid Crystal Display (Layar Kristal). LPTK. : Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. PNS. : Pegawai Negeri Sipil. PPKM. : Program Pengembangan Kepribadian Mahasiswa. PPL. : Program Pengalaman Lapangan. Prodi. : Program Studi. PT. : Perguruan Tinggi. SCP. : Shared Christian Praxis. SD. : Sekolah Dasar. SKS. : Satuan Kredit Semester. SLB. : Sekolah Luar Biasa. SMA. : Sekolah Menengah Atas. SMP. : Sekolah Menengah Pertama. STFK. : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik. STKat. : Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya. UKT. : Uang Kuliah Tetap. USD. : Universitas Sanata Dharma. xx.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama skripsi ini, menguraikan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.. A. Latar Belakang Orang Kristiani dalam kehidupan sehari-hari mengenal salib. Salib adalah alat dan tempat untuk menghukum mati para penjahat atau pemberontak pada masa pemerintahan Romawi. Salib sebagai tempat hukuman yang paling keji dan hina menjadi fenomenal, bersejarah serta istimewa berkat kematian Yesus di sana. Pada saat itu, Yesus dituduh oleh bangsa Yahudi sebagai penjahat, karena keberadaan-Nya menganggu peraturan, kenyamanan serta adat-istiadat hukum Taurat yang dibuat oleh ahli-ahli dan mahkamah agama Yahudi. Ketika tuduhan itu disampaikan kepada pemerintahan Romawi, ahli Taurat dan mahkamah agama memberikan tuduhan yang berbeda. Mereka memberikan tuduhan palsu tentang Yesus sebagai raja Yahudi yang melawan kekaisaran Romawi. Tuduhan palsu itu ditunjukkan agar Yesus mati ditangan bangsa Romawi dan ahli Taurat serta mahkamah agama tidak menjadi najis dengan membunuh orang menjelang hari sabat. Sebab setelah kematian Yesus di kayu salib, sehari berikutnya mereka memperingati hari sabat dan Paskah Yahudi. Kematian Yesus di kayu salib merupakan kebodohan bagi bangsa Yahudi. Mereka tidak dapat menerima pendapat pengikut Kristus yang menyatakan salib sebagai sarana penyelamatan Allah. Pandangan mereka terhadap Mesias adalah 1.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. penyelamat bangsa Yahudi dari penjajahan Romawi, bukan Mesias yang menderita, gagal dan mati di kayu salib. Bagi bangsa Yahudi salib adalah tempat hina dan kematian Yesus sebagai Mesias di kayu salib adalah kebodohan. Perbedaan pandangan bangsa Yahudi dan orang Kristiani mengenai Salib Kristus sangatlah kontras. Menurut orang Yahudi salib adalah lambang kebodohan, namun menurut orang Kristiani salib adalah penebusan Yesus terhadap dosa dan kesalahan manusia. Melihat perbedaan ini, penulis tidak ingin memperdebatkan perbedaan pandangan salib menurut orang Yahudi atau orang Kristiani. Melainkan ingin mengetahui lebih dalam mengenai arti dan makna Salib Kristus secara khusus menurut orang Kristiani. Salib Kristus sangat dekat dengan kehidupan orang Kristiani. Ketika di Baptis sesorang akan ditandai dengan tanda salib, ketika akan menerima sakramen Ekaristi seseorang akan membuat tanda salib, ketika menerima Sakramen Krisma seseorang akan ditandai minyak suci oleh uskup dengan membuat tanda salib, ketika memulai dan mengakhiri doa seseorang juga akan membuat tanda salib. Bagi orang Kristiani salib sebagai identitas pengikut Kristus seperti menggunakan kalung salib, memakai rosario yang ada salibnya maupun memakai cicin atau anting salib. Selain itu, Salib Kristus juga terdapat dalam altar Gereja Katolik dan tempat-tempat ziarah seperti Gua Maria. Tanda-tanda Salib Kristus itu menjadi lambang identitas orang Kristiani ketika sesorang beriman kepada Kristus. Seseorang yang beriman kepada Kristus mampu memahami salib membutuhkan pendidikan iman atau mendapatkan pelajaran agama baik dari sekolah, keluarga dan Gereja. Namun apakah salib hanya dipahami sebagai identitas atau aksesoris yang menempel pada diri seseorang? Atau salib yang hanya berhenti pada pemahaman pengetahuan atau materi ilmu pengetahuan, agama dan.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. sejarah saja? Dan apakah orang yang memakai kalung salib atau yang membuat tanda salib itu benar-benar menghayati Salib Kristus bagi dirinya sendiri atau hanya rutinitas saja? Apabila sesorang Kristiani memahami salib hanya sebagai tanda, pengetahuan, rutinitas dan identitas saja. Maka makna Salib Kristus akan menjadi miskin bagi seseorang yang mengaku sebagai pengikut Kristus dan orang Kristiani. Seorang Kristiani yang beriman kepada Kristus itu tidaklah mudah, harus berani mengikuti-Nya, menyangkal dirinya dan memikul salib-Nya (Markus 8:34). Mengikuti-Nya. berarti. mampu. menerapkan. dan. melaksanakan. ajaran-Nya,. menyangkal diri dengan mengakui bahwa dirinya lemah dan tidak berdaya dihadapan Allah, memikul salib berarti mau menderita bersama dengan Kristus. Namun salib seperti apakah yang harus dipikul oleh orang Kristiani? Apakah salib yang dibawa oleh Yesus menuju Golgota dalam bentuk potongan kayu sebagai simbol dosa dan kesalahan manusia? Salib yang dimaksud bukanlah salib dalam bentuk potongan kayu, melainkan salib sebagai bentuk. penderitaan, kesulitan dan permasalahan hidup yang harus. dihadapi oleh orang Kristiani. Itulah konsekunsi sebagai pengikut Kristus yang harus berani memikul salibnya masing-masing. Dalam memikul salib, Kristus mengajarkan kepada pengikut-Nya agar setia menjalani jalan salib menuju Golgota. Salib yang di pikul Yesus sangatlah berat, walaupun sudah tidak kuat, kehabisan tenaga, jatuh bangun memikul beratnya beban salib, Ia berusaha untuk tetap bangkit dan melanjutkan perjalanan-Nya menuju puncak Golgota. Untuk itu, orang Kristiani harus bisa mencontoh tindakan Yesus dan mampu memahami salib berdasarkan hikmat kebijaksanaan Allah yaitu memandang salib dengan kacamata iman supaya dapat menemukan kekayaaan makna Salib Kristus dalam kehidupannya (Budi Purnomo, 2006: 35)..

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Kenyataanya tidak semua orang Kristiani mampu menemukan dan memahami arti dan makna Salib Kristus bagi dirinya sendiri. Pemahaman makna salib ini berhubungan dengan iman Kristiani, yang terkadang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan secara rasional. Namun ada beberapa orang yang dengan mudah mampu menemukan makna Salib Kristus bagi dirinya sendiri. Seperti para romo, suster, frater dan bruder yang kehidupannya mengola aspek kerohanian dan iman secara mendalam. Sedangkan umat awam yang kehidupan rohaninya jauh dengan kaum religius itu, tidak semua mampu menemukan makna salib bagi dirinya. Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari macam-macam program studi terutama program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK). mendidik mahasiswa-mahasiswinya menjadi seorang katekis atau guru. agama. Prodi IPPAK mahasiswanya terdiri dari kaum religius dan kaum awam, mereka mendapatkan bimbingan serta pendidikan materi kuliah yang sama. Pendidikan yang diajarkan bukan hanya materi-materi perkuliahan,. melainkan pendidikan. karakter yang mengarahkan dan menyadarkan mahasiswa memaknai hidup, khususnya memaknai panggilannya sebagai katekis. Bagi mahasiswa kaum religius memaknai hidup atau panggilan itu tidak terlalu sulit, karena kehidupan mereka kesehariaannya sudah diajarkan kemampuan berefleksi. Namun bagi kaum awam itu merupakan hal yang asing, terlebih bagi mahasiswa angkatan pertama atau awal tahun lulusan Sekolah Menegah Atas (SMA). Untuk itu, Prodi IPPAK berusaha membuka hati dan mengajak kaum awam agar mampu memahami perjalanan hidupnya dengan terang iman. Yaitu dengan memberikan kemampuan berefleksi dalam mengikuti proses perkuliahan di Prodi IPPAK. Berkat kemampuan refleksi serta penyadaran diri, mahasiswa awam mampu.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. melihat bahwa kuliah di IPPAK merupakan campur tangan Allah dan meyakini bahwa menjadi katekis adalah rencana Allah. Kenyataannya para mahasiswa awam IPPAK yang berminat dan tulus ingin menjadi katekis hanya sedikit. Banyak mahasiswa yang kuliah di Prodi IPPAK karena terpaksa seperti tuntutan orang tua, salah memilih jurusan, alasan ekonomi, dibiayai orang lain serta peluang lapangan kerja yang mudah. Padahal untuk menjadi katekis harus mampu menyadari bahwa. panggilan itu berasal dari Allah, bukan karena. terpaksa. Katekis adalah orang yang merasa terpanggil dan memiliki kewajiban memberi pelajaran atau pewartaan, orang yang memiliki pendidikan khusus dalam bidang kateketik, sukarelawan dan pembantu pastor dalam bidang pewartaan (Hendro Budiyanto, 2011: 36). Pemaknaan Salib Kristus bagi orang Kristiani dan penyadaran diri mahasiswa IPPAK akan panggilan hidupnya sebagai katekis menjadi keprihatinan penulis. Berdasarkan kedua hal ini, penulis ingin mengetahui apakah mahasiswa IPPAK yang belajar khusus tentang agama mampu memaknai Salib Kristus dalam hidupnya. Sedangkan untuk menyadari panggilan katekis masih ada beberapa mahasiswa IPPAK yang masih menolaknya. Namun sejauh pengalaman dan pengamatan penulis ada beberapa mahasiswa yang terpaksa kuliah di Prodi IPPAK. berusaha menyadari. panggilannya sebagai katekis. Keadaan awal mahasiswa yang terpaksa dan tidak berminat kuliah di Prodi IPPAK serta proses perjalanan kuliah dalam menanggapi panggilan Allah sebagai katekis merupakan permasalahan utama yang harus dihadapi. Permasalahan dan pergulatan itu adalah salib yang harus dipikul oleh masing-masing mahasiswa. Maka penulis ingin mengetahui makna salib bagi mahasiswa IPPAK, khususnya makna salib dalam proses menanggapi panggilan Allah sebagai katekis. Tugas seorang katekis ialah.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. mewartakan kabar gembira tentang Kerajaan Allah, menjadi katekis juga mewartakan Kristus yang tersalib dan untuk itu mahasiswa IPPAK harus memahami salib terlebih dahulu sebelum mewartakannya kepada umat. Atas hal ini, penulis mengangkat judul skripsi tentang “Arti dan Makna Salib Kristus bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dalam memaknai Panggilannya sebagai Katekis”.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: 1.. Apakah arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa IPPAK?. 2.. Bagaimanakah mahasiswa IPPAK memaknai panggilan sebagai katekis selama studi di IPPAK?. 3. Program apakah yang dapat membantu mahasiswa IPPAK semakin memahami arti dan makna Salib Kristus khususnya dalam menanggapi panggilan sebagai katekis?. C. Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah: 1.. Menemukan dan mengetahui. arti dan makna Salib. Kristus bagi mahasiswa. IPPAK. 2.. Menggambarkan proses studi di IPPAK dan penghayatan makna Salib Kristus dalam memaknai panggilannya sebagai katekis..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. 3.. Menemukan program pendampingan yang dapat membantu mahasiswa IPPAK agar semakin memahami arti dan makna Salib Kristus khususnya dalam menanggapi panggilan sebagai katekis.. D. Manfaat Penulisan Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari penulisan skripsi ini antara lain: 1. Memahami secara mendalam dan teoritis arti dan makna Salib Kristus bagi diri sendiri dan mahasiswa IPPAK. 2. Membantu mahasiswa IPPAK semakin menghayati panggilannya sebagai Katekis. 3. Meningkatkan program pendampingan untuk mahasiswa IPPAK agar mampu memahami arti dan makna Salib Kristus dalam memaknai panggilanya sebagai Katekis.. E. Metode Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskrisptif analitis. Melalui metode deskriptif, penulis menjabarkan arti dan makna Salib Kristus, panggilan katekis serta situasi mahasiswa IPPAK secara umum. Kemudian penulis ingin mengetahui secara mendalam arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa IPPAK dalam memakanai panggilannya sebagai katekis dengan menggunakan penelitian kualitatif yang dilengkapai dengan instrumen pedoman wawancara. Setalah itu, penulis mencoba membuat program kegiatan yang cocok agar mahasiswa IPPAK mampu mendalami makna Salib Kristus dan panggilan katekis..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. F. Sistematika Penulisan Judul arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan agama Katolik Universitas Sanata Dharma dalam memaknai panggilannya sebagai katekis. Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab. Adapun perincian sebagai berikut: Pemaparan Bab I berisikan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. Pemaparan ini bertujuan memberikan gambaran umum tentang hal-hal informatif maupun persoalan teknik yang akan penulis gunakan lebih lanjut dalam penulisan skripsi ini. Bab II berisi kajian teori yang menyajikan teori-teori dari berbagai buku dan literatur untuk melandasi pemikiran dan gagasan tentang arti dan makna Salib Kristus bagi Mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma dalam memaknai panggilannya sebagai katekis. Kajian terori itu meliputi pengertian salib, salib Yesus, makna salib, Kristus, panggilan, katekis dan mahasiswa IPPAK. Bab III berisi tentang penelitian atas penghayatan arti dan makna Salib Kristus bagi mahasiswa IPPAK dalam memaknai panggilan sebagai katekis. Penelitian ini meliputi situasi umum mahasiswa IPPAK, metodologi penelitian, variabel penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian. Pada bab IV ini penulis akan mencoba membuat usulan program yang cocok berdasarkan hasil penelitian, sehingga nanti akan berkesinambungan tidak hanya berhenti pada penelitian saja. Penulisan tahap akhir yakni bab V penulis akan membuat kesimpulan umum dan saran sebagai penutup. Demikianlah rancangan sistematika penulisan skripsi yang akan segera penulis kerjakan..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II MAKNA SALIB KRISTUS DAN PANGGILAN KATEKIS BAGI MAHASISWA IPPAK. Dalam bab kedua skripsi ini, mendiskripsikan pengertian Salib, makna Salib, Kristus, pengertian dan makna panggilan, panggilan Allah, katekis dan Mahasiswa IPPAK.. A. Salib Pada bagian ini penulis akan membahas pengertian tentang salib, pandangan salib Yesus dalam prespektif historis biblis, pandangan salib Yesus dalam prespektif teologis dan makna-makna dari Salib Kristus.. 1.. Pengertian Salib Salib adalah alat hukuman mati yang paling keji, hina dan rendah yang terbuat. dari balok kayu untuk menghukum kaum budak Yahudi (Evert Kalumata, 2002: 16). Kata salib berasal dari bahasa Arab yang berarti kayu palang atau silang. Salib adalah lambang universal dan dasariah yang dalam aneka bentuk terdapat dalam beberapa lingkungan kebudayaan (Heuken, 2005c: 181). Salib adalah barang yang terbuat dari dua potongan kayu, logam dan besi yang disilangkan satu vertikal dan satu horizontal (Ernest Maryanto, 2004: 199). Salib adalah dua batang kayu yang bersilang. Salib Kristus adalah kayu bersilang tempat Yesus dihukum orang Yahudi (Depdiknas, 2005: 984).. 9.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. 2.. Salib Yesus Pandangan salib Yesus dalam dua perspektif, perspektif historis biblis dan. perspektif teologis. a.. Salib Yesus dalam Perspektif Historis Biblis Secara historis penyaliban Yesus terjadi pada masa pemerintahan Pontius. Pilatus. Injil memberikan gambaran bahwa peristiwa salib merupakan penolakan bangsa Yahudi terhadap Yesus. Yesus dituduh melawan agama dengan menghujat nama Allah (Mrk 2:7) dan dituduh sebagai nabi palsu (Yoh 7:12). Hukuman atas kesalahan ini adalah hukuman mati dengan cara dirajam (Mat 26:57-68). Pelanggaran ini merupakan pelanggaran agama, namun berubah menjadi pelanggaran politik ketika hukuman rajam berubah menjadi hukuman salib. Tuduhan pelanggaran berubah ketika imam-imam kepala dan mahkamah agama memberikan kesaksian palsu tentang Yesus raja Yahudi dihadapan Pilatus selaku wakil dari pemerintahan Romawi. Pilatus sebenarnya tidak menemukan kesalahan dari diri Yesus namun karena desakan orang-orang Yahudi ia menuruti permintaan mereka untuk menghukum mati Yesus di kayu salib supaya kedudukannya sebagai gubernur aman. Pilatus tidak mau bertanggungjawab atas Yesus, ia mengambil air dan membasuh tanggannya dihadapan orang-orang Yahudi dan berkata ”Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini. Itu urusan kamu sendiri” (Budi Purnomo, 2006: 610).. b. Salib Yesus dalam Perspektif Teologis Dalam perspektif teologis, salib termasuk dalam rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Penyaliban Yesus bukanlah kebetulan melainkan misteri rencana Allah. Kematian Yesus di kayu salib bagi Paulus merupakan peristiwa penebusan dosa.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. manusia dan pemenuhan nubuat mengenai hamba Allah yang menderita (Yes 53:7-8). Berkat kematian-Nya, Yesus menebus, memperbaiki, menjadi silih dan mendamaikan hidup manusia yang berdosa dengan Allah Bapa. Melalui kesengsaraan Yesus yang berani menderita dan wafat di salib, Ia memperoleh pembenaran bagi manusia dengan dibangkitkan Allah. Salib menjadi harapan bagi pengikut Kristus. Berkat salib Yesus, Allah telah mendamaikan orang berdosa dengan diri-Nya, Allah telah mengasihi manusia dan mengutus Putra-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa manusia. Yesus melakukan tugas yang diberikan Allah bukan karena terpaksa, melainkan melakukannya secara sukarela dengan menyerahkan nyawa-Nya demi manusia (Budi Purnomo, 2006: 10-12).. 3.. Makna Salib Salib mempunyai banyak makna, yaitu sebagai wujud rencana penyelamatan. Allah, sebagai misteri penebusan dan pemberitaan salib, makna kosmik kebodohan salib, sebagai tanda kemenangan atas dosa dan dunia, sebagai kabar baik, sebagai misteri keseluruhan, sebagai misteri dialog kasih, sebagai misteri persahabatan, wujud penyerahan diri Allah, sebagai belarasa Tuhan dalam kesepian seseorang dan belarasa Yesus dengan kaum tertindas.. a.. Salib sebagai Wujud Rencana Penyelamatan Allah Salib adalah hikmat kebijaksanaan Allah. Hikmat kebijaksanaan Allah adalah. hikmat dan kebijaksanaan yang digambarkan dalam rancangan Allah, yakni rencana penyelamatan Allah bagi umat manusia. Rencana penyelamatan Allah ialah menghendaki agar semua manusia, bangsa, segala ciptaan, ditebus, dikuduskan dan diselamatkan. Penebusan, pengudusan dan penyelamatan ini terjadi dalam diri Yesus.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. yang diutus Allah untuk hidup, berkarya, menderita, wafat dan memperoleh kemuliaan melalui kebangkitan. Bagi Paulus hikmat dan rencana Allah itu tersembunyi dan rahasia sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah untuk kemuliaan manusia (1 Kor 2: 7). Jadi pada dasarnya Allah ingin memuliakan hidup manusia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan sejarah Perjanjian Lama, Allah telah memanggil para bapa bangsa serta mengutus para nabi agar kehidupan manusia menjadi mulia, namun tetap manusia jatuh dalam dosa. Akhirnya Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk menghapus dosa dengan mati di kayu salib dan membangkitkan-Nya dari kematian. Yesus yang disalibkan, wafat dan dimakamkan dibangkitkan oleh Allah sesuai dengan rencana penyelamatan-Nya (Budi Purnomo, 2006: 27-29).. b. Misteri Penebusan dan Pemberitaan Salib Manusia ditebus dosa-dosanya melalui kematian Yesus di salib serta kebangkitan-Nya dari kematian. Untuk memahami misteri penebusan ini menggunakan hikmat kebijaksanan Allah. Hikmat kebijaksanaan Allah adalah hikmat yang berasal dari Roh Allah bukan hikmat yang berasal dari dunia. Perlu suatu keyakinan atau iman kepada Allah agar mampu memahami hikmat yang tersembunyi ini. Hikmat kebijaksanaan Allah merupakan hikmat yang diberitakan kepada manusia yang telah matang, dewasa dalam kehidupan dan pemikiran. Mereka itulah yang disebut manusia rohani, yang sudah dewasa dalam Kristus. Apabila seseorang memaknai salib berdasarkan hikmat manusia dan hikmat dunia, salib akan sulit untuk dipahami. Seperti yang terjadi pada imam-imam dan ahli Taurat yang sulit menerima Yesus sebagai Mesias dan kematian-Nya yang hina di kayu salib. Oleh sebab itu,.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. misteri pemberitaan dan penebusan ini harus dipahami secara rohani bukan duniawi (Budi Purnomo, 2006: 29-31).. c.. Makna Kosmik Kebodohan Salib Paulus mencoba membuktikan bahwa penderitaan Kristus bukanlah suatu. penolakan kekuatan Allah yang berhubungan dengan dunia. Paulus ingin meluruskan kesalahpengertian hubungan antara kuasa Allah yang diwartakan dengan pesan mengenai Kristus yang tersalib. Allah memberikan hikmat kebijaksanaan yang tersembunyi melalui Salib Kristus. Hikmat ini bisa dipahami jika dinilai secara rohani, namun jika dinilai sebagai hal duniawi sulit untuk dimengerti. Makna kosmik adalah pemberitaan salib dalam pemaksanaan konteks pemahaman mengenai hikmat kebijaksanaan. Salib adalah hikmat kebijaksanaan Allah yang menembus batas-batas hikmat kebijaksanaan manusia. Secara manusiawi, salib adalah kebodohan, hukuman dan batu sandungan. Namun bagi Allah salib merupakan kekuatan yang mendatangkan keselamatan. Hikmat kebijaksanaan Allah berlawanan dengan hikmat kebijaksanaan manusia (Budi Purnomo, 2006: 34-36).. d. Salib Tanda Kemenangan atas Dosa dan Dunia Kematian Yesus di kayu salib tidaklah sia-sia, dengan kematian-Nya itu Ia meraih kemenangan atas dosa dan dunia serta mendapatkan kebangkitan dari Allah. Kemenangan atas dosa dilakukan Yesus dengan memikul dosa manusia pada diri-Nya sendiri menuju pada kematian-Nya di kayu salib. Dosa adalah sebuah kekuatan jahat yang menguasai pikiran dan tindakan manusia. Dosa mengakibatkan ketakutan, penindasan, keputusasaan, keraguan dan penderitaan manusia. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Yesus mematahkan.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. cengkraman kuasa dosa itu menjadi kemerdekaan. Sedangkan kemenangan atas dunia ialah kemenangan Yesus mengalahkan sistem kejahatan yang ada di dalam masyarakat, pemerintahan dan kuasa kegelapan yang ada di dunia ini (Gordon, 2004: 42-44).. e.. Salib sebagai Kabar Baik Seorang cenderung memandang salib sebagai simbol penderitaan, beban, duka,. kejahatan dan kematian Yesus atas dosa kesalahan manusia. Hal ini memang benar, namun bukan satu-satunya kekayaan dari misteri salib. Salib pun bisa menjadi ungkapan sukacita, gembira dan syukur. Pada dasarnya salib mengungkapakan kasih sayang dan cinta Allah kepada manusia. Melalui salib, Allah telah menyembuhkan dan mengampuni manusia dari dosa-dosa. Dari pernyataan di atas seseorang mampu memaknai salib dari sudut pandang lain, salib yang menderita berubah menjadi salib yang penuh dengan kabar baik. Kabar baik atau sukacita. yang diterima manusia karena Allah tetap mencintai,. mengasihi, mengampuni manusia berdosa dengan rela mengorbankan Putra-Nya mati di kayu salib (Martasudjita, 2004: 16-21).. f.. Salib sebagai Misteri Keseluruhan Salib Kristus memiliki dua bagian penting, yaitu salib dan kebangkitan. Apabila. seseorang memahami Salib Kristus hanya pada bagian yang menderita, dianiaya, dibunuh dan disalibkan itu salah. Makna salib tidak berhenti pada kematian melainkan harus melangkah ke depan melihat kebangkitan-Nya. Salib harus dilihat dari dua segi yang tak terpisahkan antara kematian dan kebangkitan..

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. Pengandainnya ada seseorang yang dililit oleh utang yang banyak, ia stres dan bingung serta kecewa akan nasib yang dialaiminya. Ia lupa bahwa ketika ia bisa melunasi utangnya, ia dianugrahi Tuhan dengan kesehatan yang baik, masih bisa bernafas, melihat dan jantungnya masih bisa berdenyut. Di dalam penderitaan ada kebangkitan, sama seperti Salib Yesus. Misteri salib adalah misteri keutuhan antara penderitaan dan kebangkitan, misteri keutuhan sisi gelap yang tidak enak dan sisi sukacita batin yang membebaskan (Martasudjita, 2004: 22-27).. g.. Salib sebagai Misteri Dialog Kasih Salib merupakan drama dialog kasih antara Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inti dari. dialog kasih itu adalah penyerahan diri Yesus secara utuh kepada Bapa (Luk 23:46) dalam Roh Kudus dan Bapa menerima-Nya dengan membangkitkan-Nya. Dampak yang ditimbulkan dari dialog kasih itu ialah keselamatan, pendamaian manusia dengan Allah dan sesama. Salib menjadi akhir hidup yang memalukan dan menyedihkan diubah menjadi jalan penyerahan diri kepada Bapa-Nya. Salib sebagai lambang kegagalan menjadi jalan penyelamatan dan pendamaian antara Allah dan manusia, manusia dan sesama, manusia dan alam semesta. Melalui penyerahan diri memungkinkan terjadinya suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Dialog kasih yang dibangun oleh Yesus telah diwariskan kepada manusia, dialog itu terwujud dalam doa kepada Allah dan tindakan kasih terhadap sesama manusia (Martasudjita, 2004: 28-32).. h. Salib sebagai Misteri Persahabatan Yesus menjalin suatu persahabatan yang sangat mendalam dengan seorang penjahat yang bertobat disamping-Nya (Luk 23: 39-43). Penjahat bertobat karena.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. menyaksikan sendiri dari dekat kasih dan sapaan dari Yesus yang sebelumnya tidak pernah dialami. Penjahat ini melihat Yesus sebagai manusia yang penuh kelembutan, kerendahan hati dalam menghayati penderitaan-Nya dengan penyerahan diri. Persahabatan itu terjadi ketika penjahat menyapa Yesus dengan nama-Nya sendiri. Penjahat di sampingnya merasa bahwa Yesus sebagai sahabatnya karena ikut mengalami hukuman salib yang sama dengan dirinya padahal Yesus tidak bersalah. Dalam diri Yesus yang tersalib, ia melihat kuasa Allah yang tidak ia kenal sebelumnya. Maka ia menyerahkan diri kepada Yesus. Ia yakin bila Yesus itu nanti menunjukkan kuasa-Nya sebagai Raja, ia pasti diingat-Nya sebab Yesus itu adalah sahabatnya (Martasudjita, 2004: 63-69).. i.. Salib sebagai Penyerahan Diri Allah Penderitaan fisik yang Yesus alami merupakan ungkapan dari kekejaman dosa. dan kejahatan manusia serta ungkapan penyerahan diri Allah yang rela terluka. Penyerahan diri Yesus pada kayu salib menujukkan bahwa Yesus sebagai anak Allah sangat ringkih, renta dan lemah. Seperti yang terjadi dalam perumpamaan penggarappenggarap kebun anggur yang menunjukkan bahwa Allah ringkih, renta dan lemah (Mat 21: 33-46). Keringkihan dan kerapuhan Allah terletak pada keberanian dan kerelaan-Nya mempercayakan harta yang berharga/kebun anggur kepada pekerja yang reputasinya jelek yang tidak bisa dipercaya. Allah mengajak para pekerja untuk ikut ambil bagian dalam pekerjaan itu dan mengharapkan para pekerja mendapatkan kemuliaan. Ternyata para pekerja menyalahgunakan kepercayaan dan kebebasan dari Allah tersebut. Para pekerja itu rakus, tamak dan serakah..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. Akhirnya Allah mengutus Putra-Nya sendiri supaya manusia kembali kejalan yang benar yaitu dengan mempercayakan tugas tersebut kepada Putra-Nya yang tunggal Yesus Kristus. Allah tahu resiko yang akan menimpa Putra-Nya, namun Allah rela menggorbankan Putra-Nya pada kayu salib dan kematian demi menyelamatkan manusia (Martasudjita, 2004: 33-37).. j.. Salib sebagai Belarasa Tuhan dalam Kesepian Seseorang Seseorang pasti pernah mengalami kesepian dan kebanyakan menghindarinya,. karena perasaan sepi tidak menyenangkan. Supaya tidak kesepian maka seseorang akan menyibukan diri sendiri. Ciri-ciri orang kesepian adalah tidak bisa diam dan hening, sibuk, bekerja terus, mencari pengakuan dan pujian, ingin dikagumi dan terkenal serta tidak ingin sendiri. Yesus juga pernah mengalami kesepian, kesendirian dan kesakitan seperti yang dialami manusia ketika akan meninggal (Mrk 15:34). Yesus merasa ditinggalkan oleh Bapa dan murid-murid-Nya sendiri menjalani penderitaan-Nya menuju Golgota. Melalui peristiwa ini Yesus ikut ambil bagian dalam kegelapan dan situasi manusia yang paling tidak enak. Yesus mengajarkan pengikutnya untuk percaya dan berharap kepada Allah yang akan menolong manusia dari rasa kesepian (Martasudjita, 2004: 4550).. k. Salib sebagai Belarasa Yesus dengan Kaum Tertindas Yesus mengalami penindasan, penganiyaan, kekerasan, ketidakadilan, diolokolok dan dihina oleh prajurit dalam peristiwa salib. Prajurit yang menganiaya Yesus adalah para pengawal dan hamba-hamba yang sering mengalami penganiayaan dan.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. penghinaan dari atasannya. Akibatnya para prajurit itu tertekan dan mempunyai luka batin atas penindasan yang dilakukan oleh atasannya. Penyiksaan Yesus adalah kesempatan emas bagi mereka untuk melampiaskan tekanan batin atas pengalaman. dan penindasan yang didapatkan dari atasannya.. Mereka menghina dan menganiaya Yesus untuk melampiaskan kejengkelan dan tekanan batin tersebut. Di sinilah Yesus solider dan berbelarasa dengan orang-orang yang lemah dan tertindas. Yesus solider dengan orang-orang yang menjadi korban kekerasan dan ketidakadilan di masyarakat (Martasudjita, 2004: 51-54).. B. Kristus Salib adalah tempat hina yang digunakan oleh bangsa Romawi untuk menghukum penjahat dan pemberontak. Salib yang hina menjadi istimewa dan mempunyai banyak makna berkat kematian Yesus. Mengapa kematian Yesus di kayu salib menjadi istimewa? Karena yang mati di kayu salib adalah Mesias Anak Allah. Allah rela mengorbankan Putra-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan maut. Kematian Yesus di kayu salib adalah sarana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sedangkan kebangkitan dari kematian menyelamatkan manusia dari maut. Kematian dan kebangkitan Yesus tidak dapat dilepaskan dari peristiwa salib. Untuk memahami peristiwa salib, maka seseorang harus dapat memahami bahwa Yesus adalah Kristus, sang Mesias Anak Allah yang menyelamatkan manusia. Pada bagian ini akan dibahas mengenai Kristologi Yesus dalam Injil Sinoptik, Kristologi dalam Injil Yohanes dan Kristologi dalam surat Paulus..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. 1.. Kristologi dalam Injil Sinoptik Keseluruhan Perjanjian Baru memusatkan pewartaan iman bahwa Yesus adalah. Kristus. Markus menyebut Yesus sebagai Kristus, Anak Allah. Matius menyebut Yesus sebagai Kristus, Anak Daud, Anak Abraham. Lukas menyebut Yesus sebagai Kristus lewat perantaraan malaikat. Pemahaman injil Markus, Matius dan Lukas tentang Kristus dibangun oleh hidup, kematian dan kebangkitan Yesus sendiri sesuai dengan situasi jemaat yang dialami masing-masing penginjil (Eko Riyadi, 2011: 103128).. a.. Injil Markus Injil Markus merupakan Injil pertama yang menggunakan gelar Kristus bagi. Yesus. Ada dua bagian yang menyatakan Yesus Kristus adalah Mesias Anak Allah. Bagian pertama berpuncak pada pengakuan Petrus di Kaisarea Filipi, ”Engkau adalah Mesias” (Mrk 8:29). Bagian kedua berpuncak pada pengakuan dari seorang kepala pasukan Romawi yang berdiri di kaki salib Yesus, “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah” (Mrk 15:39). Sosok Mesias yang dimaksud bukan Mesias rajawi yang jaya, mulia yang memimpin bangsa Isreal melawan penjajahan Romawi, melainkan Mesias yang menanggung penderitaan, yang taat kepada Allah, sampai wafat di kayu salib.. b. Injil Matius Bagi Matius, Yesus adalah sang Kristus. Yesus adalah Mesias utusan Allah yang memenuhi Perjanjian Lama, yang menyatakan kehendak Allah dan menandai dimulainya Kerajaan Allah melalui pelayanan publik-Nya, melalui penderitaan dan kebangkitan-Nya. Yesus adalah Kristus sebagaimana dijanjikan oleh Allah sendiri kepada Daud, Yesuslah yang menjadi puncak sejarah keselamatan Allah..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. c. Injil Lukas Penulis Injil Lukas juga menggunakan gelar Kristus untuk menyebut Yesus. Bagi Lukas gelar Kristus sudah melekat dalam diri Yesus bahkan sudah menjadi nama diri bagi-Nya. Yesus secara terus terang dihubungkan dengan pengharapan mesianik yang diwarisi oleh tradisi Yahudi. Pada masa kanak-kanak, Yesus sudah menyadari bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan untuk itu ia harus tinggal di rumah Bapa. Dalam kisah kanak-kanak, Yesus tampil sebagai figur rajawi. Pemberitahuan kepada Maria dan pernyataan kepada Zakaria memperlihatkan kaitan antara Yesus dengan Daud. Kepada Maria, Malaikat Gabriel menyatakan bahwa akan dianugerahkan tahta Daud. Dalam Luk 3: 15-17, Yohanes Pembaptis digambarkan sebagai seorang utusan yang mempersiapkan jalan bagi Mesias.. 2.. Kristologi dalam Injil Yohanes Di dalam Injil Yohanes, penginjil mengidentifikasikan Yesus dengan beberapa. sebutan yang juga digunakan dalam injil sinoptik, seperti Mesias, Penyelamat, Raja Israel dan Anak Allah. Namun Yohenes mempunyai sebutan yang khas terhadap Yesus, seperti Firman yang menjadi Manusia, Anak Domba Allah, roti hidup, terang dunia, jalan, kebenaran dan hidup. Maksud penulisan Injil Yohanes supaya “Kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya” (Yoh 20:30-31). Yohanes memulai kisah tentang Yesus dengan sebuah prolog yang dinyatakan dengan Firman. Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Kemudian Firman itu menjadi daging/berinkarnasi dan diam diantara manusia. Firman yang menjadi daging itu adalah Yesus Kristus..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. Yesus membahasakan turun-Nya ke dunia sebagai sebuah perutusan dan hidupNya tidak lain melaksanakan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan Allah. Setiap orang yang menerima-Nya akan memperoleh hidup yang kekal. Firman yang diutus dan berkarya di dunia akan kembali lagi ke Bapa dengan cara di salib. Salib merupakan tempat Yesus ditinggikan dan dimuliakan (Eko Riyadi, 2011: 163165).. 3.. Kristologi dalam Surat Paulus Kristologi menurut pandangan Paulus berbeda dengan para penginjil. Paulus. tidak mengisahkan tentang pelayanan publik Yesus dan tidak berbicara secara khusus mengenai Kristologi melainkan memfokuskan diri pada salib dan kebangkitan. Tidak adanya pembahasan khusus tentang Kristologi tentang Mesias dikarenakan tidak ada persoalan berkaitan dengan pengakuan iman jemaat Paulus pada saat itu, karena persoalan yang dihadapi jemaat Paulus berbicara tentang keselamatan, kebangkitan dan kesatuan jemaat. Sumber Kristologi Paulus adalah pengalaman dirinya sendiri pada saat berjumpa dengan Yesus di Damsyik, ada perubahan besar pada diri Paulus. Paulus adalah orang Farisi yang taat pada tradisi dan agama Yahudi yang sebelumnya mengejar dan membunuh pengikut Yesus yang dia anggap sesat, justru dengan perjumpaan ini berubah menjadi pengikut dan bahkan mewartakan Yesus. Paulus juga mengatakan bahwa Injil yang ia wartakan bukan dari manusia melainkan langsung dari Yesus. Sebagai orang Yahudi yang taat Paulus percaya pada kebangkitan, ia mengimani Yesus yang bangkit karena Paulus bertemu langsung dengan Yesus. Kebangkitan Yesus itu memberi terang bagi pengenalan Paulus akan salib dan rahmat. Salib bagi orang Yahudi adalah kebodohan namun bagi Paulus adalah hikmat dan rahmat dari.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. Allah. Bagi Paulus Yesus adalah Anak Allah yang datang diantara manusia untuk menebus dosa manusia (Eko Riyadi, 2011: 183-189).. C. Panggilan Pada bagian ini akan dibahas mengenai arti panggilan, panggilan Allah dan kekayaan arti panggilan.. 1. Arti Panggilan Panggilan adalah imbauan, ajakan dan undangan (Depdiknas, 2005: 822). Kata panggilan berarti memanggil atau menyerukan nama seseorang. Panggilan dalam lingkup Gereja menunjukkan hasrat dan keinginan seseorang untuk mengabdikan hidupnya bagi pelayanan kepada Allah atau suatu pengabdian aktual dari hasrat atau keinginannya (Anton Konseng, 1995: 7). Panggilan biasanya diartikan bahwa Tuhan bekerja di dalam pribadi sehingga manusia mengerti akan cara hidup yang dikehendaki Tuhan (Yamtini, 1981: 5). Panggilan di dalam Kitab Suci merupakan peristiwa yang sangat penting dalam pewahyuan Tuhan dan keselamatan manusia. Panggilan adalah suatu undangan dari Tuhan kepada manusia yang dipilihnya untuk ambil bagian dalam rencana keselamatan-Nya (Yamtini, 1981: 14). Setiap orang terpanggil untuk mengabdi Tuhan dengan cara khusus. Pengabdian ini membawa orang pada hidup bersama Tuhan dalam kebahagian abadi. Inilah panggilan manusia yang paling luhur sebagai citra bahkan sebagai anak Allah. Ada yang dipanggil untuk berkeluarga dan membujang. Panggilan dalam arti terbatas dimengerti sebagai ajakan untuk menjalankan hidup membiara dalam suatu ordo,.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. kogregasi, untuk menjadi imam, untuk meninggalkan tanah air dan berkarya di daerah misi (Heuken, 2005b: 89).. 2.. Panggilan Allah Seseorang yang hidupnya ingin mengabdi, melayani dan menjadi berarti adalah. orang yang menjawab panggilan dari Allah. Di panggil berarti diberkati, dipilih dan dicintai oleh Allah sendiri. Allah adalah satu-satunya yang terberkati, semua yang datang dalam sentuhan dengan Allah dipanggil dan juga diberkati. Demikianlah yang terjadi pada Maria, Kristus, Bapa-bapa bangsa, para pengikut nabi, para rasul dan pada siapa saja yang mengikuti Kristus adalah mereka yang terberkati. Allah sendirilah yang memanggil manusia secara pribadi, secara perorangan dengan nama masing-masing untuk suatu tugas yang pasti. Secara pribadi orang yang menanggapi hidup sebagai panggilan dari Allah berarti telah dipilih dan disukai Allah lebih dari orang lain. Seperti Daud yang dipilih Allah dari antara tujuh saudaranya yang kuat, gagah, berbakat dan lebih dewasa dari pada Daud. Karena dalam panggilan Allah tidak menilai seseorang dengan ukuran manusiawinya (Brena, 1983: 15-19). Panggilan merupakan pertanda bahwa Allah menaruh cinta secara khusus kepada seseorang yang dipanggil-Nya. Panggilan itu berupa ajakan untuk menjawab cinta kasih Allah dan kesanggupan untuk menerima tuntutan cinta, yang suatu arti bermakna ikut menanggung salib. Panggilan itu berasal dari Allah dan Allahlah yang memilihnya (Agudo, 1988: 15). Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikanNya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain (Yoh 15: 16-17)..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24. Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatannya, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam Tuhan Yesus dan dalam baptis iman sungguh dijadikan Anak Allah dan ikut serta dalam kodrat Ilahi. Mereka dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup Kristiani dan kesempurnaan cinta kasih dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan mengembangkan hidup mereka dalam kesucian (Darminta, 2006: 7).. 3.. Kekayaan Arti Panggilan Kekayaan arti Panggilan Allah adalah bebas, pasti dan tak terulang, cocok. dengan karisma seseorang, merupakan suatu tuntutan dan universal. a.. Panggilan Allah adalah Bebas Panggilan Allah adalah bebas, apabila seseorang menolak panggilan Allah,. maka Allah tidak akan menghukum dan tetap mencintai orang tersebut. Allah tidak memaksa seseorang dan Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan pilihan hidupnya, yaitu bebas memilih antara kebaikan atau kejahatan. Demikianlah juga. seseorang bebas untuk memilih dan menentukan jawaban atas. panggilan tersebut (Brena, 1983: 31). Pada awal mula Tuhan menjadikan manusia serta menyerahkannya kepada keputusannya sendiri. Asal sungguh mau engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setiapun dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh oleh Tuhan di hadapanmu, kepada apa yang kau kehendaki dapat kau ulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di depan manusia, apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan, Ia adalah kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya (Sir 15: 14-18).. b. Panggilan Allah itu Pasti dan Tidak Terulang Allah mempunyai rencana kepada orang yang telah dipanggil untuk tugas perutusan-Nya. Panggilan itu berasal dari Allah dan manusia menanggapi serta.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. menjawab panggilan atau rencana Allah tersebut. Maksud dari panggilan Allah yang pasti dan tak terulang ialah melihat dari dasar cinta Allah yang selalu dan pasti mencintai serta mengasihi manusia. Pada dasarnya Allah tidak merubah cinta-Nya terhadap manusia, apabila Allah merubah cinta-Nya berarti merubah diri-Nya sendiri karena Allah itu adalah cinta. Allah telah mempertimbangkan dan merencanakan secara sempurna panggilan terhadap seseorang. Satu-satunya hal yang mungkin berubah ialah jawaban akan panggilan yang sering terjadi kesalahpengertian seseorang memaknai panggilan (Brena, 1983: 32).. c.. Panggilan Allah Cocok dengan Karisma Seseorang Allah telah memberikan kepada manusia bermacam-macam rahmat, hobi, sifat. dan karunia untuk berkarya dan mewartakan Kerajaan Allah di dunia. Karunia-karunia itu sering disebut dengan istilah karisma. Antara seorang yang satu dengan yang lainnya Allah memberikan karisma yang berbeda-beda. Allah memanggil sesorang sesuai dengan keadaan diri, bakat, kapasitas dan kemampuannya agar mampu dan senang dalam melaksanakan tugas. Setiap pribadi dituntut mampu menemukan dan menyadari kemampuan karisma yang telah diberikan Allah. Cara yang ditempuh agar bisa menyadari dan menemukan ialah dengan pengamatan, latihan dan berdoa. Setelah menyadari dan menemukan karisma yang diberikan Allah, seseorang harus mengembangkannya agar semakin berguna bagi dirinya dan orang lain. Sebab karunia yang tidak dikembangkan bisa berkurang bahkan hilang (Brena, 1983: 37-38)..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26. d. Tuntutan Panggilan Allah Panggilan itu menuntut agar seseorang melatih, mengembangkan dan mendayagunakan karisma dan karunia yang telah diberikan Allah. Seseorang yang dipanggil Allah mempunyai bakat yang harus dikembangkan. Seperti halnya dalam perumpamaan talenta (Mat 25: 14-30). Allah menunut seseorang yang dipanggil untuk mengembangkan bakatnya. Allah memberikan bakat kepada manusia secara cumacuma, namun bakat itu tidaklah tetap. Bakat itu bisa hilang maupun bertambah, tergantung seseorang mau mengembangkan atau tidak. Bakat yang telah diberikan oleh Allah menjadi sarana atau alat untuk mempermudah sesorang yang telah dipanggilnya dalam melaksanakan tugas perutusan-Nya. Jika bakat yang diberikan Allah tidak dikembangkan, bakat itu bisa hilang (Brena, 1983: 39-40).. e.. Panggilan Allah adalah Universal Allah memanggil semua orang untuk menjadi gambaran yang benar dari Putera-. Nya, Allah menghendaki semua orang selamat. Allah mengundang semua orang untuk ikut ambil bagian dalam karya perutusan sebagai Anak Allah. Melalui kematian Yesus Kristus, manusia juga diangkat menjadi Anak Allah untuk meneruskan tugas Kristus. Pada dasarnya Allah memanggil semua orang, seperti yang terdapat dalam perumpamaan pekerja di kebun anggur (Mat 20: 1-7). Allah memanggil orang-orang dengan waktu yang berbeda-beda, panggilan itu sesuai dengan keinginan Allah sendiri. Seseorang yang telah dipanggil Allah akan mendapatkan upah berupa keselamatan. Allah telah memanggil manusia untuk ikut berkarya, namun tidak semua manusia peka dalam menjawab panggilan itu (Brena, 1983: 41-42)..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27. D. Katekis Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian katekis, spiritualitas katekis, panggilan katekis, kriteria atau persyaratan menjadi katekis dan jati diri katekis. 1.. Pengertian Katekis Katekis adalah pembina iman atau guru agama. Dari antara mereka ada yang. mengkhususkan diri untuk pembinaan iman umat paroki, ada yang mengajar di sekolah, ada pula yang menjalankan kedua-duanya (Telaumbanua, 1999: 6). Katekis adalah orang yang merasa terpanggil dan memiliki kewajiban memberi pelajaran atau pewartaan, orang yang memiliki pendidikan khusus bidang katekese, sukarelawan dan pembantu pastor dalam bidang pewartaan (Hendro Budiyanto, 2011: 36). Katekis adalah orang atas nama Gereja memberikan pelajaran agama Katolik. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik mereka mendidik khusus dalam ilmu kateketik. Mereka terutama memberikan ketekese kepada calon baptis dan anak-anak sekolah, tetapi juga memelihara kepentingan religius dari umat setempat. Sering kali mereka mengambil alih tugas-tugas imam, khususnya di stasi, sejauh tidak memerlukan wewenang khusus imamat jabatan (Ernest Maryanto, 2004: 96). Katekis adalah orang yang dididik untuk memberi pelajaran dan pendidikan agama atas lembaga-lembaga pendidikan. Di paroki para katekis menjalankan tugas pewartaan, pengajaran dan liturgi. Di antaranya mempersiapkan katekumen untuk pembaptisan, membimbing orang beriman supaya siap menerima sakramen tobat, Ekaristi, penguatan dan perkawinan (Heuken, 2005a: 49)..

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28. 2.. Spiritualitas Katekis Spiritualitas Katekis berdasarkan pada iman akan Yesus Kristus dan Roh Kudus.. Katekis perlu terbuka terhadap Sabda Tuhan, mempunyai keutuhan dan keaslian hidup, bersemangat missioner dan berdevosi kepada Bunda Maria.. a.. Yesus Kristus Hidup, tindakan dan karya Yesus Kristus menjadi contoh untuk seorang katekis.. Yesus juga bisa disebut sebagai katekis karena telah mengajar orang banyak dan para murid menyebut-Nya sebagai guru. Hendaknya spiritualitas Yesus Kristus menjadi gaya hidup seorang katekis. Pertama seorang katekis sebelum mewartakan Kerajaan Allah harus mengenal Yesus secara pribadi dan mendalam, karena pewartaan seorang katekis adalah Yesus itu sendiri. Kedua seorang katekis dalam tugasnya harus mencontoh karekter Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah seperti melayani dan mengasihi. Intinya belajar dari hidup Yesus Kristus (Indra Sanjaya, 2011: 21-22).. b. Hidup dalam Roh Kudus Yesus wafat di kayu salib dan bangkit dari kematian bersama dengan Allah di surga mengutus Roh Kudus untuk tinggal dan diam dalam diri para murid. Para murid melanjutkan tugas perutusan Yesus untuk mewartakan kabar baik dibantu oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri. Oleh sebab itu, seorang katekis yang mewartakan kabar baik hendaknya mempunyai kekuatan dari Roh Kudus. Seorang katekis harus hidup dalam Roh Kudus yang akan membantunya memperkembangkan dan memperbaharui diri secara terus-menerus dalam panggilan dan tugas perutusannya sebagai katekis. Dengan bantuan dari Roh Kudus, seorang.

Gambar

Tabel 1. Variabel Penelitian
Tabel 2. Dimensi Pemahaman Salib Kristus N=30
Tabel 3. Dimensi Makna Salib Kristus N=30
Tabel 4. Dimensi Pengertian Katekis N=30
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sun kana kin minta sun puran an Rio V erde Medio kaimᵼnmintu sun ashampa paishpa sun want ᵼn pᵼnkᵼh kammu yalkin, wai ᵼamtu su akwa wai kamarᵼt an

Kepada pihak BPJS kesehatan harus membayarkan dana kapitasi sesuai jumlah kepesertaan yang terdaftar di Puskesmas Mapaddegat setiap bulannya, agar penerimaan dana kapitasi

Berdasarankan dari hasil olahan data Origin-Destination Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari survey yang telah dilakukan Kementrian Perhubungan Badan Penelitian dan

Informasi ini hanya terkait dengan bahan spesifik yang ditetapkan dan mungkin tidak berlaku untuk bahan tersebut bila digunakan bersama bahan. lain atau dalam proses apa pun,

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2018) bahwa tidak adanya hubungan antara pola asuh permisif dan prokrastinasi akademik dikarenakan

Masyarakat Bali yang mendapatkan informasi dari pihak yang mendukung ataupun menolak rencana reklamasi Teluk Benoa pada akhirnya akan terpengaruh dan cenderung

dapat ditentukan atau dihitung”. Yang menjadi obyek Perjanjian Pembiayaan dengan Pola Bagi Hasil antara PT. Sarana Jateng Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha adalah berupa

Organisasi YADIM merupakan salah satu dari berbagai macam organisasi di Malaysia yang memementingkan pelaksanaan gerakan Islam (Islamic movement), sebagai sebuah bentuk