• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NARATIF PEMBERITAAN MAJALAH TEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS NARATIF PEMBERITAAN MAJALAH TEM"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NARATIF PEMBERITAAN MAJALAH

TEMPO TENTANG KASUS KORUPSI DAHLAN

ISKAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)

Syanne Ayuresta 12140110297

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar Pustaka. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/penyimpangan, baik dalam pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang telah saya tempuh dan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh siap DICABUT.

Tangerang, 25 Juli 2016

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

“Analisis Naratif Pemberitaan Majalah Tempo Tentang Kasus Korupsi Dahlan Iskan oleh

Syanne Ayuresta

Telah disetujui untuk diajukan pada

Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara

HAN

Tangerang, 25 Juli 2016 Dosen Pembimbing

Rony Agustino Siahaan, M. Si.

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT , karena berkat rahmat dan kuasa-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Naratif Pemberitaan Majalah Tempo Tentang Kasus Korupsi Dahlan Iskan” ini dengan tepat waktu.

Skripsi merupakan tugas akhir yang harus di tempuh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara sebagai syarat kelulusan untuk mendapat gelar Strata 1 atau S1. Dalam proses penyusubab, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada peneliti. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Bertha Sri Eko M., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara.

2. Rony Agustino Siahaan, M. Si., selaku pembimbing skripsi penulis yang telah sabar, membantu membimbing dan memberikan waktunya untuk berkonsultasi hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Orangtua penulis yang terus mendukung, dan mendoakan penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

(5)

v

5. Keluarga penulis, Dela, Rico Arfan, dan Redo Pariansah yang turut memberi dukungan dan semangat serta hiburan kepada penulis. Sekaligus menjadi tempat keluh kesah penulis.

6. Terima kasih kepada teman dan kerabat yang tak bisa disebutkan satu per satu. Baik dukungan secara langsung mau pun tidak langsung.

Penyusunan skripsi ini tentu masih jauh dari sempurna. Dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, penulis tetap berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca tulisan ini.

Tangerang, 25 Juli 2016 Penulis

(6)

vi

ANALISIS NARATIF PEMBERITAAN MAJALAH TEMPO TENTANG KASUS KORUPSI DAHLAN ISKAN

ABSTRAK

Oleh : Syanne Ayuresta

Awal bulan Juni 2015, santer diberitakan media massa berupa kasus korupsi yang menyeret nama Dahlan Iskan dalam kasus proyek pembangunan 21 gardu induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kasus ini juga diberitakan oleh majalah Tempo.

Penelitian berjudul “Analisis Naratif Pemberitaan Majalah Tempo Tentang Kasus Korupsi Dahlan Iskan” ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana narasi dalam pemberitaan mengkarakterkan Dahlan pada majalah Tempo. Demi mencapai tujuan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode analisis naratif. Penelitian berikut merupakan jenis kualitatif dengan sifat deskriptif. Dalam unit analisis memaparkan berita dari artikel berjudul Sandungan Dahlan yang merupakan berita utama pada Majalah Tempo edisi 15-22 Juni 2015 dengan judul sampul Dahlan Riskan.

Hasil penelitian terhadap artikel tersebut adalah bahwa majalah Tempo menarasikan Dahlan sebagai seorang penjahat, berambisi, ingin cepat menyelesaikan masalah, dan pendobrak.

(7)

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Konstruksi Realitas ... 11

2.2.1 Konstruksi Sosial Media Massa ... 12

2.2.2 Narasi ... 15

2.2.3 Narasi dan Jurnalisme ... 16

2.2.4 Analisis Naratif ... 17

(8)

viii

2.2.6 Media dan Korupsi ... 21

2.2.7 Majalah ... 24

2.2.8 Jurnalisme Sastrawi ... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian... 28

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.3 Unit Analisis ... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 34

4.2 Gambaran Permasalahan ... 36

4.3 Hasil Penelitian ... 38

4.3.1 Analisis Berita ... 38

4.3.1.1 Cerita dan Plot ... 48

4.3.1.2 Struktur ... 50

4.3.1.3 Durasi... 57

4.4 Pembahasan ... 58

(9)

ix

5.1 Simpulan... 60

5.2 Saran ... 62

5.2.1 Saran Akademis ... 62

5.2.2 Saran Praktis ... 63

(10)

x

DAFTAR TABEL

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Data Transparency International (TI) memaparkan Corruption Perception Index (CPI), menempatkan Indonesia dalam urutan ke-88 dari 167 pada tahun 2015. Dalam wilayah ASEAN peringkat Indonesia lebih baik diatara Vietnam (112). Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara seperti Selandia Baru (7), Singapura (8) dan Hong Kong (18). CPI adalah data penggabungan dari 12 data korupsi dari berbagai lembaga independen. Data tersebut digunakan untuk membandingkan tingkat korupsi di sektor publik pada beberapa negara.

Menurut Azhar (2003, h. 28), korupsi berasal dari bahasa latin

corruptus. Artinya, perubahan signifikan kondisi keadilan, kejujuran, dan

kebenaran yang terpelihara dalam suatu masyarakat. Korupsi dijelaskan dalam Undang-Undang No. 31 tahu 1999, Undang-Undang No. 20 tahun 2001. Korupsi dirumuskan dalam 30 jenis tindak pidana dirangkum dalam 13 pasal komisi pemberantasan koupsi

(12)

2 Paat (2015, para. 2) menuliskan menurut data ICW sebanyak 10 orang direktur, pejabat, pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha milik Daerah (BUMD) terjerat kasus korupsi. Sementara aktor lainnya mulai dari direktur, komisaris, konsultan dan pegawai swasta sebanyak 97 orang melakukan tindakan korupsi. Data tersebut telah dikategorikan atas modus-modus yang sering digunakan oleh tersangka korupsi, terdapat 11 modus yang dilakukan tersangka korupsi diantaranya modus penyalahgunaan wewenang 60 kasus, laporan fiktif 12 kasus, dan kegiatan fiktif 9 kasus (Paat, 2015, para. 7).

Awal Juni 2015, masyarakat Indonesia dikagetkan dengan adanya pemberitaan mengenai status tersangka Dahlan Iskan seorang Mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerima status tersangka yang ditetapkan oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta terhadap dirinya dalam kasus korupsi proyek pembangunan 21 gardu induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara PT PLN senilai Rp 1,063 triliun. Dahlan mengambil tanggung jawab karena dirinya sebagai kuasa pengguna anggaran proyek yang dimulai 2011 itu.

(13)

3 Pos. Dahlan mampu membangkitkan kembali media tersebut dan menjadikan Jawa Pos sebagai salah sau dari 200 perusahaan teratas di Indonesia ( Hill dan Sen, 2000, hal. 58). Dahlan sempat mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat dan menyatakan tidak akan menggunakan Jawa Pos untuk kepentingan pribadi. Dahlan Iskan juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan sering melakukan gebrakan dimasyarakat. Salah satunya ketika Dahlan Iskan dengan sengaja membuka gardu tol karena mengakibatkan kemacetan di pintu masuk tol (Antara News, 2012). Kini Dahlan Iskan selaku mantan Menteri BUMN dan mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) ikut terseret dalam kasus dugaan korupsi. (Wicaksono, 2015, para. 1).

Dahlan sebelumnya telah diperiksa penyidik Kejati DKI Jakarta sebagai saksi. Dahlan sudah dicegah untuk bepergian ke luar negeri setelah ditetapkan sebagai tersangka. Namun tim penasihat hukum Dahlan selaku pemohon yakin salinan kesimpulan praperadilam yang diajukan sudah benar. Penetapan tersangka kepada Dahlan dianggap terburu-buru, sewenang-wenang, dan mengabaikan hak tersangka sebab Kejati lebih dahulu menetapkan status tersangka kepada Dahlan, baru melakukan pemeriksaan dan pencarian alat bukti. Oleh sebab itu sprindik dinyatakan tidak sah, tidak berkekuatan hukum, dan penetapan tersangka dinyatakan tidak sah (Qodar, 2015, para. 3).

(14)

4 sisanya masih mangkrak padahal anggaran negara sudah dikeluarkan yang direncanakan selesai pada 2013. Keyakinan Kejati DKI didukung dengan keterangan 40 saksi untuk mendapatkan alat bukti serta dokumen surat-surat, serta kerugian negara yang ditemukan dalam pembangunan gardu induk (Setyawan, 2015, para. 6).

Setelah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi PLN, Dahlan Iskan membuat pernyataan melalui website pribadinya gardudahlan.com yang menyatakan dirinya tidak akan menjadikan Jawa Pos Group sebagai corong atas dirinya. Terdapat enam artikel yang memuat keterangan sudut pandang Dahlan, salah satunya berjudul “Soal Corong”

dalam kasus yang menyeret namanya. "Saya hanya akan menggunakannya untuk menjelaskan duduk persoalan. Tentu subyektif, hanya dari sudut saya," (Iskan, 2015, para. 12).

Dalam artikel lain berjudul Saya Ambil Tanggung Jawab Ini, Dahlan menandatangani dokumen sebagai pejabat yang memperoleh kuasa untuk menjalankan anggaran dan membenarkan adanya peraturan yang dilanggar “Saya jawab bahwa itu karena saya ingin semua proyek bisa berjalan. Saya kemukakan kepada pemeriksa bahwa saya tidak tahan menghadapi keluhan rakyat atas kondisi listrik saat itu. Bahkan, beberapa kali saya mengemukakan bahwa saya siap masuk penjara karena itu,” (Iskan, 2015, para. 3).

(15)

5 melalui media online tanpa mengganggu media milik publik. Dahlan menambahkan, sudah banyak tokoh yang memilih melakukan cara tersebut yang merasa aspirasinya tidak tertampung di media publik. Dengan adanya situs pribadi, Dahlan mempersilahkan media untuk mengutip segala pernyataan yang ada dan menyatakan tidak akan meladeni wawancara dengan semua media massa, termasuk Jawa Pos (Ade, 2015, para. 10)

Salah satu media yang menginformasikan kasus ini adalah Majalah Tempo, sebuah majalah yang terbit dalam versi digital serta fisik. Majalah yang menyajikan artikel dengan investigasi rinci tersebut menempatkan kasus korupsi Dahlan sebagai laporan utama pada edisi 15-21 Juni 2015 terbit dengan judul “Dahlan Riskan”, dilengkapi dengan animasi gambar Dahlan Iskan melompat di samping tiang listrik, serta uraian runtutan kasus korupsi tersebut dari awal hingga yang berkaitan dengan dugaan kasus lain yang menjerat Dahlan.

(16)

6 dugaan korupsi Dahlan, sedangkan edisi sebelumnya hanya enam halaman. Terdapat rangkuman fakta disamping berita utama yang di narasikan.

Oleh karena itu, untuk meneliti suatu teks berita berbentuk narasi digunakan teknik analisis naratif. Analisis naratif adalah analisis mengenai narasi, baik fiksi maupun fakta. Cara ini kuat dan bermanfaat untuk menjelajahi teks media (Stokes, 2006, h. 73). Tempo memiliki gaya jurnalisme sastrawi dengan teknik narasi. Penulis ingin melihat bagaimana Majalah Tempo memberitakan mengenai kasus ini. Menurut artikel metrobali, “Jurnalisme Sastrawi Ada Sejak Abad ke-16” (2013, para. 7) Tempo dikenal dengan penulisan jurnalisme sastrawi dengan ciri khas cerita dibalik berita. Peneliti tidak bertujuan membandingkan pemberitaan satu media dengan media lainnya. Penelitian ini hanya fokus pada pemberitaan dalam Majalah Tempo dengan analisis naratif.

(17)

7 1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi “Analisis Naratif

Pemberitaan Majalah Tempo Tentang Kasus Korupsi Dahlan Iskan” yaitu dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penggambaran karakter Dahlan Iskan tentang kasus korupsi dalam pemberitaan Majalah Tempo?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter Dahlan Iskan dalam kasus korupsi proyek gardu induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara pada teks berita majalah Tempo.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Signifikansi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu jurnalistik yang berkaitan dengan narasi berita dan kosntruksi realitas yang dibentuk. Penelitian ini juga berharap bahwa penelitian ini dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang terkait analisis naratif.

1.4.2 Signifikansi Praktis

(18)

8

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti bukanlah orang pertama yang meneliti menggunakan teknik analisis naratif maupun meneliti mengenai kasus korupsi, tetapi penelitiannya cukup sulit untuk ditemukan.Penelitian-penelitian terdahulu ini bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti. Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Skripsi karya Sepdian Anindyajati, mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara yang berjudul “Analisis Naratif Pengungkapan Kasus

Pembunuhan Sisca Yofie di Majalah Tempo dan Majalah Detik”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakter Fransisca Yofie dalam peristiwa pembunuhan Sisca di Majalah Tempo dan Majalah Detik yang disampaikan melalui narasi beritanya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis naratif Vladmir Propp. Unit analisis ini adalah keseluruhan teks berita mengenai kasus Sisca Yofie dalam Majalah Tempo “Setelah Rudi Siapa

Terciprat” dan Majalah Detik versi digital “Tanda Tanya Pembunuhan

Sisca”. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 ini, dapat

(19)

9 dalam Majalah Tempo, Sisca ditempatkan sebagai penjahat. Dalam skripsi ini, membahas karakteristik dan oposisi biner karena ada konflik pada berita dan karakter yang disinggung melalui struktur berita. 2. Jurnal karya Sinung Utami Hasri Habsari, dosen Universitas Padjajaran

yang berjudul “Analisa Framing Pemberitaan Media Terhadap

Perempuan Koruptor (Analisa Pembingkaian Kasus Korupsi Angelina Sondakh) Pada Sampul Majalah Tempo”. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui sejauh mana majalah Tempo membingkai kasus korupsi yang melibatkan seorang perempuan, pelanggaran privasi apa yang terjadi, dan kaitannya dengan etika dan regulasi media. Penelitian ini bersifat deskripstif kualitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa framing. Kesimpulan yang diberikan menunjukan bahwa majalah Tempo mendefinisikan korupsi sebagai masalah serius yang dihadapi masyarakat Indonesia. Pada pesan moral, majalah Tempo merepresentasikan Angelina Sondakh dengan gaya metaphor sebagaimana sosok Catherine Tramella sebagai perempuan cantik dan pintar dalam artia sebenarnya, juga pintar berbohong. 3. Skripsi karya Nindyta Devianty, mahasiswi Universitas Multimedia

nusantara yang berjudul “Narasi Transgender Dalam Pemberitaan

Kasus Pembunuhan Mayang Prasetyp Pada Majalah Detik”. Tujuan

(20)

10 kualitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis isi merujuk pada analisis naratif. Kesimpulan yang diberikan jika dikaitkan dengan konstruksi realitas maka ditemukan majalah Detik tidak fokus pada kasus pembunuhan saja tetapi juga kepada sosok Mayang Prasetyo. Majalah Detik berusaha mengajak pembaca melihat usaha Mayang berusaha menjadi transgender disaat masyarakat Indonesia masih belum menerima perubahan nilai tentang diskriminasi kaum lesbian, gay, biseks, dan transgender (LGBT). Majalah Detik tidak hanya menampilkan narasi tetapi juga penambahan video dan animasi. Dalam beritanya, pembunuhan Mayang hanya diungkap sedikit, lalu menginformasikan Marcus, dan sisanya membahas kehidupan Mayang saat kecil. Dalam durasi untuk menggambarkan Mayang informasi didapat dari berbagai sumber sedangkan Marcus digambarkan hanya pada berita pertama.

4. Skripsi Ignatius Fajar Santoso, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang berjudul “Analisis Isi Naratif Kasus Rekening Gendut

(21)

11 menunjukkan bahwa majalah Tempo membentuk realitas dengan menempatkan KPK sebagai pahlawan dan sosok Budi Gunawan adalah penjahat. Tempo sebenarnya menyampaikan kepada masyarakat bahwa Budi Gunawan adalah koruptor yang dihentikan sebelum menduduki posisi Kapolri.

Dari hasil penelusuran peneliti, narasi media cetak mengenai karakter pejabat publik yang memiliki citra baik lalu terseret kasus korupsi yang dibahas dalam majalah Tempo belum pernah diteliti sebelumnya. Karakter yang memiliki citra dan rekam jejak baik sebagai pekerja media kemudian dipercaya menjadi pejabat publik. Penelitian sejenis tentang analisis naratif yang paling mendekati adalah skripsi analisis naratif kasus rekening gendut komisaris jenderal Budi Gunawan dalam majalah Tempo edisi 19-25 Januari 2015 oleh Ignatius Fajar Santoso menggunakan analisis struktur narasi Tzvetan Todorov dan analisis naratif Vladimir Propp. Objek penelitian Ignatius Fajar adalah media komunikasi massa majalah Tempo.

2.2 Konstruksi Realitas

Konstruksi realitas sosial lekat dengan dua tokoh ini, yaitu Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Keduanya menggambarkan suatu proses sosial berdasarkan tindakan serta interaksinya (Bungin, 2011, h. 13).

(22)

12 subjektif. Realitas objektif terbentuk menurut pengalaman objektif seseorang yang berada diluar individu. Sementara itu relitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi (Bungin, 2007,h. 89).

2.2.1 Konstruksi Sosial Media Massa

Burhan Bungin (2011) dan Apriadi Tamburaka (2012) menyatakan bahwa preses lahirnya konstruksi sosial media massa melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi

Merupakan tugas redaksi media massa. Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa. Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi realitas soisal yaitu keberpihakan media massa pada kapitalisme, keberpihakan semu kepada masyarakat, keberpihakan pada kepentingan umum.

2. Tahap Sebaran Konstruksi

(23)

13 yang dimaksud adalah hari, minggu, atau bulan (terbit harian, mingguan, bulanan).

3. Tahap Pembentukan Konstruksi

Setelah pemberitaan sampai pada pemirsa dan pembaca, terjadilah pembentukan konstruksi di masyarakat. Tahap ini melalui dua proses yaitu:

a) Pembentukan Konstruksi Realitas

Pembentukan yang terjadi di masyarakat telah melalui tiga tahapan yang berlangsung generik. Tahap pertama adalah konstruksi realitas pembenaran, di mana masyarakat lebih membenarkan apapun yang ditampilkan oleh media massa. Oleh sebab itu informasi di media massa dianggap sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah kajian. Tahap selanjutnya adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa. Ini merupakan pilihan seseorang yang pikirannya mau dikonstruksi sebagai pembaca atau konsumen media massa. Tahap terakhir adalah mengkonsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif yaitu posisi seseorang yang tergantung pada media massa.

b) Pembentukan Konstruksi Citra

Terbentuk kedalam dua model yakni model good news dan bad

news. Model pertama yaitu good news adalah sebuah konstruksi

(24)

14 cenderung mengkonstruksi hal buruk dan menyajikan citra jelek pada objek pemberitaan.

4. Tahap Konfirmasi

Tahapan ketika media massa maupun masyarakat memberi informasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Untuk media, hal ini penting sebagai bagian untuk memberi argument terhadap alasan-alasannya konstruksi sosial. Untuk masyarakat, tahap ini sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dalam proses konstruksi sosial.

5. Tahap Perilaku Keputusan Konsumen

Pada tahap ini konsumen dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih luas. Tahap ini sifatnya sesaat tetapi memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen.

Nilai yang dikonstruksi oleh media massa bersumber dari pada redakturnya. Redaktur dianggap menjadi perwakilan masyarakat. Budaya suatu media akan menampilkan suatu nilai pada media itu sendiri. Nilai lain yang menjadi acuan kosntruksi sosial media massa adalah perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Pesan yang disampaikan media juga memiliki tujuan dengan motif tertentu di baliknya yaitu menanamkan nilai-nilai tertentu pada masyarakat.

(25)

15 atau pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap berita yang diinformasikan media tersebut.

Tugas utama media adalah mengkonstruksikan atau dengan kata lain menggambarkan ulang apa yang terjadi ke dalam teks yang kemudian akan dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan kata lain, media berfungsi tersebut menggunakan bahasa sebagai alatnya, bagaimana wartawan memilih kata dan tata bahasa tertentu sangat berpengaruh pada makna berita yang ditimpilkannya. Bahasa tidak sekedar digunakan sebagai alat, tetapi juga sebagai strategi untuk menampilkan citra, menonjolkan sesuatu, dan menyembunyikan yang lain. Tindakan inilah yang disebut sebagai usaha untuk mengkonstruksi realitas.

2.2.2 Narasi

Menurut Semi (1990, h. 32) narasi adalah bentuk percakapan atau sebuah tulisan yang memiliki tujuan menyampaikan atau menceritakan serangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Keraf (2010, h. 136) menjelaskan bahwa narasi dapat dibatasi sesuatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalankan dan dirangkai menjadi kesatuan sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu.

(26)

16 untuk beberapa narratee. Artinya, teks tersebut dapat disebut sebuah narasi jika berdasarkan peristiwa atau rangakaian peristiwa di dalamnya.

Tzeveton Todorov (dikutip dalam Eriyanto, 2013, h. 46) menyatakan bahwa narasi adalah apa yang dikatakan, karena mempunyai urutan kronologis, motif, dan plot, dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Narasi memiliki struktur dari awal hingga akhir cerita. Narasi dimulai dengan adanya keseimbangan yang kemudian terganggu oleh adanya kekuatan jahat. Narasi diakhiri oleh upaya untuk menghentikan gangguan sehingga keseimbangan tercipta kembali.

2.2.3 Narasi dan Jurnalisme

Menurut Eriyanto struktur narasi terdiri atas ekuilibrium gangguan ekuilibrium, tidak hanya ditemukan dalam narasi fiksi, tetapi juga dapat ditemukan dalam teks berita. Narasi menjadi bagian penting yang masuk dalam kaidah jurnalistik. Narasi adalah penggabungan berbagai peristiwa menjadi satu jalan cerita. Aspek ini dapat ditemukan pada semua teks, bukan hanya fiksi namun berita media. Bagian penting dalam narasi salah satunya adalah alur cerita (plot). Plot adalah teks yang disajikan secara tegas, jelas, dan gamblang. Melalui plot peristiwa ditulis dan ditampilkan secara eksplisit, selain itu urutan peristiwa dapat dibolak-balik (Eriyanto, 2013, h. 17).

Narasi memiliki karakteristik berikut:

(27)

17 2. Rangkaian peristiwa tersebut tidak acak, mengikuti urutan berdasarkan logika tertentu. Meski tidak berurutan berdasarkan waktu, tetapi peristiwa satu sama lain memiliki keterkaitan. 3. Narasi bukan hanya memindahkan peristiwa ke dalam teks. Ada

bagian yang di tonjolkan, ada pula bagian yang dibuang. Hal tersebut berkaitan dengan makna apa yang ingin disampaikan pembuat narasi.

2.2.4 Analisis Naratif

Menurut Brophy (dikutip dalam Santana, 2010, h. 87), istilah “narrative” berasal dari kata Latin, yaitu narrare (menceritakan). Narasi berkaitan dengan memberitahukan peristiwa atau sesuatu. Menurut Girrard Ganette, narasi adalah representasi dari sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa. Dapat disimpulkan bahwa narasi adalah representasi dari rangkaian peristiwa. Beberapa bentuk budaya paling tua berbentuk kisah atau narasi, contohnya injil-injil dalam kitab suci umat Kristiani yaitu Alkitab (Stokes, 2006, h. 72). Pesan-pesan Tuhan dituliskan melalui narasi. Selain itu ada pula mitos dan cerita rakyat yang semuanya berbentuk narasi. Kerap kali narasi dikaitkan dengan cerita fiksi, padahal narasi juga bisa dikaitkan dengan cerita berdasarkan fakta seperti berita.

(28)

18 Analisis naratif memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1. Analisis naratif membantu kita untuk memahami bagaimana makna, pengetahuan, dan nilai di produksi kemudian disebarkan pada msyarakat.

2. Memahami bagaimana dunia politik dan sosial diceritakan melalui pandangan tertentu yang dapat membantu kita untuk mengetahui kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam masyarakat.

3. Memungkinkan kita untuk menyelidiki hal-hal tersembunyi dari suatu teks media.

4. Merefleksikan kontinuitas dan perubahan komunikasi.

2.2.5 Berita

Struktur berita tidak jauh berbeda dengan narasi. Dalam berita terdapat, tokoh, karakter, konflik, drama, dan sebagainnya. Satu hal yang membedakan adalah asal cerita. Kalau novel atau komik berupa cerita fiktif, maka berita berdasarkan fakta. Seorang jurnalis tak ubahnya seorang pencerita

(storyteller) (Eriyanto, 2013, h. 7). Jurnalis menggunakan kemampuan

(29)

19 penulisannya. Melalui cerita fiksi dan berita, masyarakat sama-sama belajar untuk memahami nilai-nilai tertentu, baik atau buruk, serta nilai lain yang berlaku dalam masyarakat.

Sudah disebutkan di atas bahwa teks berita sering disajikan dalam bentuk narasi. Oleh karena itu, untuk meneliti suatu teks berita berbentuk narasi digunakan teknik analisis naratif. Analisis naratif adalah analisis mengenai narasi, baik fiksi maupun fakta. Cara ini kuat dan bermanfaat untuk menjelajah teks media (Stokes, 2006, h. 73). Analisis isi melihat teks berita sebagai sebuah berita, yang mengandung plot, karakter, tokoh, dan adegan (Eriyanto, 2013, h. 8).

Tidak ada satu definisi pasti mengenai berita karena makna tersebut bisa jadi berbeda pada setiap negara yang menganut sistem pers yang berbeda. Meskipun demikian, beberapa tokoh menyatakan bahwa tetap harus ada definisi berita untuk memudahkan dalam mempelajarinnya karena bagaimana bisa kita mempelajari berita tanpa mengetahui definisinya. Berita bersumber dari peristiwa. Ragam kejadian dapat dijadikan berita.

(30)

20 banyak orang (Harris, 1989, h. 43). Tidak berbeda jauh, Rosmadi mendefinisikan berita sebagai informasi atas kejadian yang disampaikan biasanya kejadian-kejadian yang unik dan menarik (Rohmadi, 2011, h. 27).

Seorang tokoh lain mengartikan berita sebagai laporan tercepat atas fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online yaitu internet (Sumadiria, 2005, h. 65).

Sesuatu yang menjadi berita haruslah memiliki unsur-unsur layak berita, yaitu diantaranya akurat, lengkap, adil, dan berimbang, objektif, ringkas, jelas dan hangat (Kusumaningrat, 2009, h. 48).

1. Akurat: Tingkat akurasi suatu berita sangat penting, mulai dari pengejaan nama, tanggal, angka, serta disiplin untuk kembali memeriksa atas keterangan yang didapatkan wartawan tersebut. Kredibilitas suatu media sangat ditentukan oleh akurasi beritanya. 2. Lengkap, adilm dan berimbang. Seorang wartawan harus

melaporkan apa yang bnar-benar terjadi. Berimbang berarti pihak wartawan memberikan kesempatan yang sama bagi pihak lawan atau seberang untuk memberi keterangan. Mau atau tidaknya pihak lain memberi keterangan bukanlah tanggung jawab wartawan, yang terpenting wartawan telah memberikan kesempatan itu. 3. Objektif: Berita yang dibuat harus sesuai dengan kenyataan dan

(31)

21 4. Ringkas dan jelasnya: berita tidak harus memiliki banyak kata, apalagi kata-kata yang sangat ilmiah dan kurang dipahami masyarakat. Berita harus mudah dipahami dan dicerna oleh pembacanya.

5. Hangat: Konsumen berita menginginkan sesuatu yang segar dan baru karena informasi hari ini belum tentu sama dengan berita hari esok. Perkembangan suatu kejadian bergerak sangat cepat.

2.2.6 Media dan Korupsi

Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara dihadapkan pada masalah korupsi. Tidak berlebihan jika pengertian korupsi selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan zaman (Prodjohamidjojo, 2001, h. 7).

(32)

22 lain agar memikatnya. Nampaknya koruptor kategori kedua tersebut lebih rusak daripada koruptor yang pertama itu.

Pemerasan dengan permintaan pemberian barang atau hadiah yang berkaitan dalam pelaksanaan tugas melayani masyarakat, juga bisa dipandang sebagai korupsi. Sesungguhnya istilah itu berlaku juga pada pejabat-pejabat yang menggunakan dana masyarakat umum yang mereka urus bagi keuntungan mereka sendiri. Dengan kata lain, melakukan penggelapan diatas harga yang harus dibayar oleh publik.

Faktor-faktor penyebab korupsi antara lain:

a. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.

b. Kelemahan ajaran-ajaran agama dan etika.

c. Akibat kolonialisme atau suatu pengaruh pemerintah asing tidak menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.

d. Kurang dan lemahnya pengaruh pendidikan. e. Kemiskinan yang bersifat struktural.

f. Sanksi hukum yang lemah.

(33)

23 i. Perubahan radikal, sehingga terganggunya kestabilan mental. Ketika suatu sistem nilai mengalami perubahan radikal, korupsi muncul sebagai suatu penyakit tradisional.

j. Kondisi masyarakat, karena korupsi dalam suatu birokrasi bisa memberikan cerminan keadaan masyarakat secara keseluruhan

Menurut website pengertian pakar, Fockema Andrea “Pengertian dan ciri Korupsi menurut Pakar” (2015, para. 6) kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruption atau corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa corruption itu berasal pula dari kata asal corrumpere, suatu kata Latin yang lebih tua.

Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris, yaitu corruption, corrupt; Prancis, yaitu corruption: Belanda, yaitu

corruptive (korruptie) dan dari bahasa Belanda inilah kita itu turun ke bahasa

Indonesia, yaitu “korupsi”. Gejala dimana para pejabat, badan-badan Negara

menyalahgunakan wewenang dengan terjadinya penyuapan, pemalsuan serta ketidak beresan lainnya. Adapun arti harafiah dari korupsi dapat berupa:

a. Kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan ketidakjujuran

b. Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya

(34)

24 d. Korupsi (perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan

uang sogok, dan sebagainya) e. Koruptor (orang yang korupsi)

Dalam pemberitaan kasus korupsi ini, media memaparkan segala fakta yang ditemukan mulai dari auditor BPK, informasi yang diberikan pihak PLN, Menteri Keuangan, proyek apa saja yang mangkrak, anggaran yang digunakan dan apa saja anggaran yang merugikan negara. Pers berperan pentih dalam masyarakat. Beberapa peran pers diantaranya sebagai pelapor (Cohen dikutip dalam Ishwara, 2001, h. 18). Selain itu pers juga bertugas sebagai wakil dari publik. Pers sekaligus berperan sebagai pengkritik pemerintahan yang disebut watchdog. penyelidikan watchdog berupa kegiatan pemerintah, bisnis dan lembaga publik (Lih dikutip dalam Ishwara, 2011, h. 19).

2.2.7 Majalah

Dalam arti luas pers meliputi berbagai media massa seperti radio, film, televisi, dan alat-alat yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan suatu pesan atau berita, baik yang bersifat penerangan ataupun hiburan, dari suatu organisasi ataupun perorangan yang ditujukan kepada suatu kelompok masyarakat.

(35)

25 2.2.8 Jurnalisme Sastrawi

Yayasan pantau (2016) menjelaskan bahwa genre ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion

reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of

view), serta penuh dengan detail. Indonesia belum pernah punya majalah atau harian yang secara sadar menggunakan narasi sebagai tulang punggung cerita-ceritanya.

Terdapat beberapa pertimbangan hendak menulis narasi:

1. Jurnalisme berdasarkan fakta. Walaupun terdapat dasar kata “sastra” namun tetap mengandung jurnalisme didalamnya dan mengandung detail fakta yang sebenar-benarnya. Jurnalisme Sastrawi bukan reportase yang ditulis dengan kata-kata puitis. Tidak semua prosa yang puitis adalah narasi. Seperti John Hersey menuliskan Hiroshima layaknya laporan suratkabar. Verifikasi adalah esensi jurnalisme, maka apa yang disebut jurnalisme sastrawi berdasar pada verifikasi.

(36)

26 3. Narasi membutuhkan karakter di dalamnya untuk lebih menyatukan cerita. Terdapat karakter utama yaitu orang yang terlibat dalam pertikaian dan memiliki kepribadian menarik biasanya tidak datar dan tidak pantang menyerah. Selain itu juga terdapat karakter pembantu.

4. Emosi menjadikan narasi lebih hidup. Bisa cinta, benci, pengkhianatan, kekaguman, kesetiaan, penjilat, dan sebagainya. Emosi juga dapat di bolak-balik, antara cinta dan benci lalu pergulatan batin,dan perdebatan pemikiran.

5. Perjalanan waktu diibaratkan laporan panjang adalah sebuah film yang berputar dimana ranah waktu menjadi penting. Dalam penyusunan struktur karangan bisa bersifat kronologis yaitu dari awal hingga akhir, flashback, atau keduanya menjadi satu, tergantung kebutuhan.

(37)

27 2.3 Kerangka Pemikiran

Kasus Dugaan Korupsi Dahlan Iskan

Pemberitaan Majalah Tempo “Dahlan Riskan” Edisi 15-21 Juni 2015

berupa laporan utama

Teknik Analisis Naratif

Cerita dan Plot Struktur Durasi

(38)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian, misalnya persepsri, perilaku, dan tindakan dalam bentuk kata-kata. Penelitian ini akan menghasilkan analisis tanpa menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2010, h. 6).

Pada jenis penelitian kualitatif, kedudukan peneliti cukup rumit. Peneliti adalah instrumen utama dalam penelitian, yaitu sebagai perencana, analisis, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Peneliti masuk dan hadir dalam uraian tulisannya, berbeda dengan kuantitatif di mana peneliti berjarak dengan tulisannya (Santana, 2010, h. 49).

(39)

29 menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai suatu ciri, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

Data yang dihasilkan dari penelitian kualitatif bersifat deskriptif, artinya data berupa kata-kata lisan atau tertulis, bukan angka. Laporan nantinya akan berisi kutipan-kutipan data untuk menggambarkan penyajian laporan tersebut (Moleong, 2010, h. 11). Penelitian sosial dengan format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan meringkas berbagai situasi serta kondisi yang timbul dari hasil penelitian. Menurut Nyoman Dantes, penelitian yang bersifat deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan suatu fenomena secara sistematis melalui uraian fakta (Dantes, 2012, h. 51). Penelitian ini juga tidak diarahkan menguji hipotesis.

Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivis. Paradigma konstruktivis memberikan asumsi bahwa individu menemukan pemahaman akan dunia dari lingkungan sekitar mereka. Individu tersebut membangun pemahaman subjektif dari pengalaman yang mereka alami (Cresswell, 2009, h. 8)

(40)

30 Konstruktivis yaitu pandangan bahwa suatu realitas tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah konstruksi. Paradigma sendiri diartikan sebagai landasan dari suatu sistem keyakinan atau pandangan yang mengarahkan seorang peneliti (Pambayun, 2013, h. 22). Secara ontologi, paradigma ini bersifat transaksional dan subjektif.Secara metodologi bersifat hermeneutis dan dialektis (Pambayun, 2013, h. 23-26). Paradigma ini dianggap sesuai dengan penelitian karena peneliti ingin mengkaji bagaimana sebuah media mengkonstruksi ulang sebuah kejadian melalui tulisan.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode analisis isi (content analysis), yaitu penelitian yang menggunakan konten sebagai materi untuk dianalisis (Suryabrata, 2012, h. 40). Menurut Berger dalam Pambayun (2013, h. 369), analisis isi merupakan penelitian khusus yang diterapkan pada analisis tekstual. Metode ini bersifat penelitian mendalam dan detail terhadap informasi yang tercetak atau tertulis di media massa, kemudian menghubungkan dengan konteks sosial atau realitas yang terjadi saat teks dibuat karena semua pesan tersebut adalah produk budaya dan sosial masyarakat. Konten (isi-makna) merupakan klimaks dari seluruh rangkaian analisisnya (Bungin, 2007, h. 67).

(41)

31 secara cermat (2013, h. 368). Metode ini digunakan untuk memahami bagaimana nilai dan makna diproduksi dalam sebuah teks yang kemudian disebar kepada masyarakat.

3.3 Unit Analisis

Unit analisis merupakan alat atau materi yang akan digunakan sebagai bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan unit analisis berupa artikel berita mengenai korupsi proyek gardu PLN Dahlan Iskan dalam Majalah Tempo tanggal 15-21 Juni 2015. Majalah edisi kali ini berjudul “Dahlan Riskan”. Penelitian ini akan menganalisis artikel berita yang berjudul “Sandungan Dahlan” .

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara atau teknik-teknik tertentu yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2006, h. 95). Terdapat tiga macam cara pengumpulan data untuk penelitian kualitatif, yaitu wawancara, observasi langsung, dan penelaahan terhadap dokumen tertulis (Suyanto, 2005, h. 186).

(42)

32 pelengkap, seperti informasi kasus di media massa lain dan literature-literatur terkait.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis naratif sebagai teknik pada penelitian ini. Pada bagian awal, peneliti akan menjabarkan dua aspek penting dalam narasi yang nantinya berdasarkan cerita (story) dan alur (plot) pada masing-masing artikel. Meski serupa, keduanya berbeda. Cerita merupakan urutan kronologis dari satu peristiwa secara berurutan, utuh dari awal sampai akhir. Sedangkan alur adalah peristiwa yang ditampilkan secara eksplisit, selain itu urutannya dapat di bolak-balik sesuai kebutuhan.

Setelah membahas dari sisi cerita dan alur, selanjutnya peneliti akan menjelaskan dari sisi waktu. Dalam analisis naratif, ditunjukkan perbandingan antara waktu aktual dengan waktu ketika peristiwa ditulis dalam sebuah teks. Waktu disebut juga durasi.

Durasi merupakan waktu dari suatu peristiwa. Durasi terbagi menjadi tiga, yaitu durasi cerita, plot, dan durasi teks (Eriyanto, 2013, h.24). Durasi cerita adalah keseluruhan waktu dari serangkaian peristiwa dari awal hingga akhir dalam jangka hari, bulan, atau tahun. Sedangkan durasi plot adalah waktu keseluruhan dalam bentuk narasi. Durasi teks adalah waktu dan banyaknya tulisan dalam teks.

(43)

33 akhir (Eriyanto, 2013, h. 46). Secara garis besar, struktur narasi dimulai dari keseimbangan (ekuilibrium), kemudian ada gangguan atau kekacauan dan diakhiri dengan keseimbangan lagi. Secara detail, struktur dapat dibagi dalam lima bagian, yaitu kondisi keseimbangan, gangguan, kesadaran terjadi gangguan, upaya untuk memperbaiki gangguan, dan pemulihan menuju keseimbangan.

Peneliti menggunakan teori Tzevetan Todorov yang telah dimodifikasi oleh Nick Lacey dan Gillespie untuk membedah struktur narasi yang ada pada teks berita di Majalah Tempo edisi 15-21 Juni 2015. Sebuah narasi memiliki stuktur bercerita. Todorov menjelaskan bahwa suatu narasi mempunyai struktur peristiwa, mulai dengan adanya keseimbangan kemudian muncul gangguan dan diakhiri oleh upaya menghentikan gangguan sehingga tercipta kembali keseimbangan. Modifikasi oleh Lacey dan Gillespie dibuat untuk tahap antara gangguan ke ekuilibrium. Tahap yang ditambah yaitu adanya kesadaran akan terjadinya gangguan dan adanya upaya untuk menyelesaikan ganggu (Eriyanto, 2013, h. 47).

(44)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Berdasarkan halaman website Tempo (www.korporat.tempo.co), majalah tersebut didirikan pertama kali dengan nama Majalah Ekspres. Dengan pendiri dari kalangan seniman seperti Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah. Oleh sebab itu gaya penulisan majalah Tempo hingga saat ini terus Namun karena perbedaan prinsip antara redaksi dan pemilik modal utama, pada 1970 Goenawan Moehamad dan rekan lainnya memutuskan keluar.

Majalah Tempo terbit pertama kali pada 6 Maret 1971 di bawah PT Grafiti Pers sebagai penerbitnya. Goenawan Mohamad adalah pemimpin redaksi Tempo pada saat itu. Tempo memiliki arti sederhana yaitu waktu, sebuah pengertian dengan segala variasinya lazim digunakan banyak penerbit di seluruh dunia.

(45)

35 yang berlangsung setiap hari, pekan, bulan, tahun dan dekade. Di mana ide cerita diwujudkan ke dalam produk-produk jurnalistik.

Pada 12 April 1982 permasalahan kembali menimpa redaksi Tempo. Menteri Penerangan Ali Moestopo menegluarkan keputusan berisi pembekuan SIT Tempo karena melanggar kode etik pers yang bebas dan bertanggung jawab. Banyak orang percaya alasan utamanya karena Tempo memberitakan kampanye partai pemerintah, Golongan Karya (Golkar) di Lapangan Banteng, Jakarta, berakhir dengan kerusuhan. Pemerintah keberatan dengan berita tersebut yang jika disangkut pautkan Golkar merupakan mesin politik di zaman Soeharto yang paling dibanggakan (Harsono, 2008, h. 101).

Pada 26 Juni 1994 Tempo sempat mengalami pembredelan oleh pemerintah karena pemberitaannya yang kelewatan pada masa itu. Namun, Goenawan Moehamad (dikutip dalam Rahzen, 2007, h. 304) menjelaskan bahwa gaya pembahasannya dan keterampilan mengolah data serta fakta menjadi berita tersebut menjadi meyakinkan. Selain itu Tempo bukan menjadi kehendak sendiri melainkan dipilih oleh banyak kalangan menjadi sebuah lambang dari sebuah korban yang walaupun terinjak tidak takluk dan tidak mati.

(46)

36 PT Tempo Inti Media Tbk sebagai penerbit perusahaan pers dan mendapat izin usaha menjelang jatuhnya Orde Baru (Rahzen, 2007, h. 305).

4.2 Gambaran Permasalahan

Menurut majalah Tempo edisi 15-22 Juni 2015, kasus dugaan korupsi Dahlan Iskan mencuat ke media karena penetapan mantan direktur utama PLN tahun 2009-2011 ini menjadi tersangka korupsi. Ia diduga melakukan pelanggaran hukum yaitu menerobos aturan Menteri Keuangan no. 194 tahun 2011. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa proyek baru bisa dijalankan apabila lahan telah bebas sedangkan sebagian lahan belum dibeli. Proyek tersebut adalah pembangunan gardu induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang mangkrak.

Rapat pertengahan tahun 2011 oleh dewan direksi PLN menghasilkan keputusan bahwa proyek akan terus berjalan. Setelah menjadi tersangka, Dahlan dianggap bertanggung jawab atas anggaran yang seharusnya tidak didapatkan. Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta juga mengungkit masalah pembayaran vendor yang tidak diperuntukan bagi proyek gardu induk. Negara mengalami kerugian sebesar Rp 1, 063 triliun bersumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam APBN 2012.

(47)

37 listrik saat itu. Namun alasan tersebut tidak mempengaruhi statusnya. Ditambah, penyidik menemukan surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang ditanda tangani Dahlan berisi dirinya siap pasang badan jika terseret hukum dikemudian hari. Sebelum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, audit BPK dan Inspektorat Jendral Kementerian Energi telah menduga terdapat kejanggalan dalam proyek ini pada tahun 2012. Dari temuan audit, semakin membuka jalan bagi Kejati pada kasus ini terlihat janggal dan menyeret nama Dahlan.

(48)

38 4.3 Hasil Penelitian

Pada subbab ini, artikel berita akan dijabarkan berdasarkan cerita dan plot. Lacey (2000 dikutip dalam Eriyanto, 2013, h. 16) menjelaskan cerita adalah susunan kejadian secara utuh dari awal hingga akhir, namun bisa di tampilkan dalam tulis atau tidak dalam teks. Sedangkan plot adalah tampilan explisit dalam suatu teks. Sebuah narasi akan dibuat menarik menampilkan sebuah peristiwa yang dibuat oleh pembuat cerita. Dalam plot urutan kejadian tidak selalu sesuai dengan urutan kronologis cerita. Sedangkan cerita urutannya sesuai dengan waktu kejadian sebenarnya. Apabila kejadian diurutkan secara utuh bagaimana peristiwa tersebut ditampilkan ke dalam teks. Nomor secara berurutan menunjukkan susunan cerita, sedangkan plot menggunakan nomor acak sesuai dengan nomor cerita. Selanjutnya artikel berita akan dilihat berdasarkan struktur, dan durasi.

4.3.1 Analisis Berita

Judul : Dahlan Riskan

Sub Judul : Sandungan Dahlan

(49)

39 Tabel 4.1. Cerita dan Plot “Sandungan Dahlan”

No. Cerita No. Plot

1. Pada peraturan Menteri Keuangan No. 194 tahun 2011 yaitu tender baru dapat dijalankan apabila lahan telah bebas. (paragraf 2, kalimat 1)

4. Pertengahan tahun 2011, diadakan rapat dewan PLN membahas mangkraknya proyek gardu di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

(paragraf 1, kalimat 1) 2. Dalam aturan Menteri Keuangan

anggaran akan diberikan apabila lahan bebas. (paragraf 6, kalimat 1)

5. Seorang direktur memberi laporan pada Dahlan sebagai pemimpin, proyek akan molor 4-5 tahun apabila tender belum selesai. (paragraf 1, kalimat 2) 3. Sebagian besar lahan belum

bebas, apabila aturan dilanggar maka beresiko hukum. (paragraf 2, kalimat 2 -3)

1. Pada peraturan Menteri Keuangan No. 194 tahun 2011 yaitu tender baru dapat dijalankan apabila lahan telah bebas. (paragraf 2, kalimat 1) 4. Pertengahan tahun 2011,

diadakan rapat dewan PLN membahas mangkraknya proyek gardu di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

(paragraf 1, kalimat 1)

3. Sebagian besar lahan belum bebas, apabila aturan dilanggar maka beresiko hukum. (paragraf 2, kalimat 2 -3)

5. Seorang direktur memberi laporan pada Dahlan sebagai pemimpin, proyek akan molor

(50)

40 5 tahun apabila tender belum

selesai. (paragraf 1, kalimat 2)

diungkapkan ketika rapat. (paragraf 2, kalimat 4)

6. Rapat menghasilkan persetujuan untuk mengajukan permohonan dispensasi kepada Kementerian Keuangan. Pada Tempo 8-9 Juni 2015, 3 direktur yang disamarkan namanya membenarkan. (paragraf 7, kalimat 1-3)

22. 5 Juni 2015, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menetapkan Dahlan Iskan sebagai tersangka. Disusul 15 tersangka lain yang juga pegawai PLN dan kontraktor. (paragraf 3, kalimat 2 - 3)

7. Menurut petinggi PLN yang ikut dalam rapat, Dahlan menyatakan siap ditangkap, keputusan diungkapkan ketika rapat. (paragraf 2, kalimat 4)

30. Waluyo (Kepala Seksi Penerangan dan Hukum Kejaksaan Tinggi Jakarta) menyatakan Dahlan dianggap betanggung jawab atas anggaran yang melanggar hukum. (paragraf 3, kalimat 4)

8. Dahlan paham akan resiko yang diambil. (paragraf 8, kalimat 1)

31. Kejaksaan memperkarakan pembayaran vendor untuk pembelian barang yang didatangkan ke lokasi (material on site) bukan untuk proyek

gardu induk. (paragraf 4, kalimat

1 - 2) 9. Menurut mantan bawahan

Dahlan, pengambilan resiko dengan membuat terobosan memang diperlukan. (paragraf 6, kalimat 6)

(51)

41 berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam dalam APBN 2012. (paragraf 5, kalimat 1- 3)

10. Manajemen PLN menyetujui meminta permohonan dispensasi, Dahlan langsung menuju Kementerian Keuangan. (paragraf 10, kalimat 1)

2. Dalam aturan Menteri Keuangan anggaran akan diberikan apabila lahan bebas. (paragraf 6, kalimat 1)

11. Menurut seorang petinggi PLN , permohonan disetujui. Maka anggaran digunakan PLN meneken kontrak dengan pemasok pada Desember 2011. (paragraf 10, kalimat 2-3)

9. Menurut mantan bawahan Dahlan, pengambilan resiko dengan membuat terobosan memang diperlukan. (paragraf 6, kalimat 6)

12. Desember 2011 saat kontrak diteken, penyidik menemukan sebagian kontraktor tidak meyelesaikan tugas sesuai laporan. (paragraf 17, kalimat 1)

6. Rapat menghasilkan persetujuan untuk mengajukan permohonan dispensasi kepada Kementerian Keuangan. Pada Tempo 8-9 Juni 2015, 3 direktur yang disamarkan namanya membenarkan. (paragraf 7, kalimat 1-3)

13. Adi Supriano (Sekretaris PLN) ikut membenarkan pernyataan tersebut namun ia tidak mengetahui hasil rapat secara rinci. (paragraf 7, kalimat 4-5)

(52)

42 14. Bambang. P. S. Brodjonegoro

(Menteri Keuangan) menyangkal adanya persetujuan dispensasi pada PLN. (paragraf 11, kalimat 1-4)

8. Dahlan paham akan resiko yang diambil. (paragraf 8, kalimat 1)

15. Sebelum Kejaksaan Tinggi, kejanggalan proyek gardu induk lebih dulu ditemukan oleh BPK dan Inspektorat Jendral pada 2012.

(paragraf 13, kalimat 1-2)

29. Setelah menjadi tersangka, Dahlan memilih menggunakan

website pribadinya

www.gardudahlan.com untuk menanggapi pertanyaan media, menyatakan alasan meminta dispensasi proyek. (paragraf 8, kalimat 2-4)

16. Seorang petinggi PLN menyatakan, audit BPK menemukan kejanggalan di proyek Gardu Induk Jatirangon 2 Bekasi dan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, masing-masing senilai 36 miliar. (paragraf 14, kalimat 1-2)

33. Dahlan diberatkan dengan temuan surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang diteken berisi ia siap pasang badan jika muncul masalah hukum. (paragraf 9, kalimat 2)

17. Kejelasan status pembebasan lahan digunakan penyidik Kejaksaan untuk membidik Dahlan. (paragraf 12, kalimat 1)

(53)

43 Keuangan. (paragraf 9, kalimat 4)

18. Pejabat yang membuat komitmen dianggap bersalah karena telah membayar barang yang belum datang hingga merugikan negara 22 miliar. (paragraf 14, kalimat 3)

10. Manajemen PLN menyetujui meminta permohonan dispensasi, Dahlan langsung menuju Kementerian Keuangan. (paragraf 10, kalimat 1)

19. Harry Azhar Azis (Ketua BPK) menunjukan 137 kontrak proyek pembangunan transmisi dan gardu induk yang merugikan negara senilai Rp 502,66 miliar. (paragraf 15, kalimat 1-3)

11. Menurut seorang petinggi PLN , permohonan disetujui. Maka anggaran digunakan PLN meneken kontrak dengan pemasok pada Desember 2011. (paragraf 10, kalimat 2-3)

20. Temuan audit BPK dijadikan penyidik Kejaksaan Tinggi untuk mengusut kasus. Hasilnya Desember 2014, belasan tersangka ditetapkan. (paragraf 16, kalimat 1-2)

14. Bambang. P. S. Brodjonegoro (Menteri Keuangan) menyangkal adanya persetujuan dispensasi pada PLN. (paragraf 11, kalimat 1-4)

21. 4 Juni 2015 Dahlan memenuhi panggilan pemeriksaan, sebelumnya 2 kali berhalangan hadir.(paragraf 22, kalimat 2)

17. Kejelasan status pembebasan lahan digunakan penyidik Kejaksaan untuk membidik Dahlan. (paragraf 12, kalimat 1)

22. 5 Juni 2015, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menetapkan Dahlan Iskan sebagai tersangka. Disusul 15 tersangka lain yang juga

(54)

44 pegawai PLN dan kontraktor.

(paragraf 3, kalimat 2 - 3)

dan Inspektorat Jendral pada 2012.

(paragraf 13, kalimat 1-2) 23. Kejaksaan memanggil Nasri

Sebayang (Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan PT PLN) sebagai saksi, namun berhalangan hadir pada 5 Juni 2015.(paragraf 23, kalimat 1-2)

16. Seorang petinggi PLN menyatakan, audit BPK menemukan kejanggalan di proyek Gardu Induk Jatirangon 2 Bekasi dan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, masing-masing senilai 36 miliar. (paragraf 14, kalimat 1-2)

24. Dari 15 tersangka selain Dahlan, 9 diantaranya sudah ditahan dan menghadapi penuntutan. Sisanya masih dalam tahap penyidikan. (paragraf 17, kalimat 2)

18. Pejabat yang membuat komitmen dianggap bersalah karena telah membayar barang yang belum datang hingga merugikan negara 22 miliar. (paragraf 14, kalimat 3)

25. Pejabat pembuat komitmen merupakan tersangka dari kontraktor, pengawas pekerjaan, anggota panitia pemeriksa hasil pekerjaan, Manajer unit pelaksana konstruksi, serta general manager. (paragraf 19, kalimat 1-2)

19. Harry Azhar Azis (Ketua BPK) menunjukan 137 kontrak proyek pembangunan transmisi dan gardu induk yang merugikan negara senilai Rp 502,66 miliar. (paragraf 15, kalimat 1-3)

26. M. Adi Toegarisman (Kepala Kejaksaan Tinggi ) menyatakan

(55)

45 para tersangka dijerat karena

meneken kontrak padahal mengetahui bahwa lahan belum bebas. (paragraf 20, kalimat 1)

mengusut kasus. Hasilnya Desember 2014, belasan tersangka ditetapkan. (paragraf 16, kalimat 1-2)

27. Ada dugaan manipulasi laporan kemajuan pekerjaan agar

pembayaran segera

dilakukan.(paragraf 20, kalimat 2)

12. Desember 2011 saat kontrak diteken, penyidik menemukan sebagian kontraktor tidak meyelesaikan tugas sesuai laporan. (paragraf 17, kalimat 1) 28. Seorang pejabat PLN

menyatakan, penyidik Kejaksaan Tinggi menilai tindak pidana dihilir berawal dari hulu yang bermasalah.(paragraf 21, kalimat 1-2)

24. Dari 15 tersangka selain Dahlan, 9 diantaranya sudah ditahan dan menghadapi penuntutan. Sisanya masih dalam tahap penyidikan. (paragraf 17, kalimat 2)

29. Setelah menjadi tersangka, Dahlan memilih menggunakan

website pribadinya

www.gardudahlan.com untuk menanggapi pertanyaan media, menyatakan alasan meminta dispensasi proyek. (paragraf 8, kalimat 2-4)

25. Pejabat pembuat komitmen merupakan tersangka dari kontraktor, pengawas pekerjaan, anggota panitia pemeriksa hasil pekerjaan, Manajer unit pelaksana konstruksi, serta general manager. (paragraf 19, kalimat 1-2)

30. Waluyo (Kepala Seksi Penerangan dan Hukum Kejaksaan Tinggi Jakarta) menyatakan Dahlan dianggap betanggung jawab atas anggaran

(56)

46 yang melanggar hukum.

(paragraf 3, kalimat 4)

mengetahui bahwa lahan belum bebas. (paragraf 20, kalimat 1) 31. Kejaksaan memperkarakan

pembayaran vendor untuk pembelian barang yang didatangkan ke lokasi (material on site) bukan untuk proyek

gardu induk. (paragraf 4, kalimat

1 - 2)

27. Ada dugaan manipulasi laporan kemajuan pekerjaan agar

pembayaran segera

dilakukan.(paragraf 20, kalimat 2)

32. 2 mantan anak buah Dahlan di dewan direksi PLN pekan lalu (8 Juni 2015) menyatakan proyek harus berdasarkan peraturan Menteri Keuangan karena dana sebesar Rp 1,063 triliun tersebut berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam dalam APBN 2012. (paragraf 5, kalimat 1- 3)

28. Seorang pejabat PLN menyatakan, penyidik Kejaksaan Tinggi menilai tindak pidana dihilir berawal dari hulu yang bermasalah.(paragraf 21, kalimat 1-2)

33. Dahlan diberatkan dengan temuan surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang diteken berisi ia siap pasang badan jika muncul masalah hukum. (paragraf 9, kalimat 2)

21. 4 Juni 2015 Dahlan memenuhi panggilan pemeriksaan, sebelumnya 2 kali berhalangan hadir.(paragraf 22, kalimat 2)

34. Kamis pekan lalu ( 11 Juni 2015) Waluyo menjelaskan, Dahlan melanggar Undsng-Undang Tindak Pidana Korupsi,

(57)

47 Peraturan Presiden, dan

Peraturan Kementerian Keuangan. (paragraf 9, kalimat 4)

berhalangan hadir pada 5 Juni 2015.(paragraf 23, kalimat 1-2)

35. Penyidikan diperluas dengan memeriksa 19 gardu dari 21 gardu induk.(paragraf 24, kalimat 1)

35. Penyidikan diperluas dengan memeriksa 19 gardu dari 21 gardu induk.(paragraf 24, kalimat 1)

36. Gardu induk Porong Baru, Sidoarjo, belum beroperasi. Rifai Alfin (pelaksana proyek dari PT Airlanggatama Nusantarasakti) menyatakan proyek sejak 2013 hampir selesai. (paragraf 25, kalimat 1-2)

36. Gardu induk Porong Baru, Sidoarjo, belum beroperasi. Rifai Alfin (pelaksana proyek dari PT Airlanggatama Nusantarasakti) menyatakan proyek sejak 2013 hampir selesai.(paragraf 25, kalimat 1-2)

37. Gardu induk Majalengka mangkrak berakibat, empat tiang listrik sepanjang 20 meter dibiarkan dipinggir jalan desa. Seorang perempuan desa menyatakan hal tersebut sudah dibiarkan sejak 3 tahun lalu. (paragraf 26, kalimat 1-2)

37. Gardu induk Majalengka mangkrak berakibat, empat tiang listrik sepanjang 20 meter dibiarkan dipinggir jalan desa. Seorang perempuan desa menyatakan hal tersebut sudah dibiarkan sejak 3 tahun lalu.(paragraf 26, kalimat 1-2) 38. Banyaknya gardu yang belum

selesai harus didanai sendiri. Sebab sejak 2013 Kementerian Keuangan menghentikan

(58)

48 anggaran tahun jamak.(paragraf

27, kalimat 1-2)

anggaran tahun jamak. (paragraf 27, kalimat 1-2)

39. Seorang petinggi PLN mengklaim bahwa anggaran yang didapat PLN adalah dana khusus proyek 21 gardu induk..(paragraf 27, kalimat 3).

39. Seorang petinggi PLN mengklaim bahwa anggaran yang didapat PLN adalah dana khusus proyek 21 gardu induk. .(paragraf 27, kalimat 3)

40. Adi Suprino menyatakan semua lahan sudah dibebaskan, menurut kabar terakhir yang ia dapat. Urusan hukum yang menjerat Dahlan, PLN akan membantu memberi informasi. (paragraf 28, kalimat 1-2)

40. Adi Suprino menyatakan semua lahan sudah dibebaskan, menurut kabar terakhir yang ia dapat. Urusan hukum yang menjerat Dahlan, PLN akan membantu memberi informasi.(paragraf 28, kalimat 1-2)

41. Dahlan menanggapi melalui websitenya, pengambilan tanggung jawab tersebut sebagai kuasa pengguna anggaran atas semua proyek.(paragraf 29, kalimat 1-2)

41. Dahlan menanggapi melalui websitenya, pengambilan tanggung jawab tersebut sebagai kuasa pengguna anggaran atas semua proyek.(paragraf 29, kalimat 1-2)

4.3.1.1 Cerita dan Plot

(59)

49 menyatakan tender baru akan bisa dilaksanakan jika lahan telah bebas. Alur berita pada rubrik “Laporan Utama” tersebut ditulis Tempo tidak

secara kronologis. Majalah Tempo mengawali berita dengan flashback, saat para dewan direksi PLN melakukan rapat di tahun 2011 membahas kekhawatiran gagalnya proyek gardu induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Apabila proyek tersebut tidak segera rampung maka dipastikan akan terhambat 4-5 tahun lagi. Artinya masyarakat pulau-pulau utama akan tetap mendapat pemadaman bergilir. Selanjutnya alur semakin mundur, dimana terdapat sedikit penjelasan peraturan Kementerian Keuangan yang dianggap sebagai peraturan terpenting dalam proyek tersebut.

Kemudian alur kembali lagi pada keadaan saat rapat berlangsung, menjelaskan bahwa Dahlan Iskan sebagai pemimpin bisa terjerat hukum apabila nekat menerobos aturan. Namun Dahlan terus menjalankan proyek tersebut bahkan siap untuk bertanggung jawab penuh sebagai pemimpin. Setelah penjelasan tersebut, tulisan ke waktu saat ini dimana Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menetapkan Dahlan sebagai tersangka, sebelumnya 15 nama lain. Selanjutnya Kejaksaan Tinggi mempermasalahkan pembayaran

vendor, anggaran yang telah mengucur padahal lahan belum bebas. Data

yang didapat Kejaksaan Tinggi sebelumnya sudah dirasa janggal lalu diselidiki oleh Audit BPK.

(60)

50 jumlah uang yang digunakan untuk proyek dijelaskan, ditambah pernyataan Dahlan Iskan melalui website pribadinya yang juga digunakan sebagai media penjawab.

4.3.1.2 Struktur

Berita Sandungan Dahlan memiliki tahap struktur narasi sebagai berikut: upaya memperbaiki gangguan  kesadaran terjadinya gangguan  upaya memperbaiki gangguan. Berita dimulai denngan lead “Rapat

Dewan Direksi PT Perusahaan Listrik Negara pada paruh kedua 2011 itu dihantui kekhawatiran gagal membangun 21 gardu induk di jaringan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara”. Melalui lead tersebut, Majalah Tempo ingin

menegaskan bahwa Dahlan akan menghadapi kasus hukum.

Tabel 4.2. Struktur “Sandungan Dahlan” Gangguan Kesadaran terjadinya

gangguan

(61)

51  Anggaran proyek

sebesar Rp 1,063 triliun berasal dari dana Kementrian anggaran di dapat dan PLN meneken kontrak dengan pemasok.  Pihak Kementerian

(62)

52 lainnya di gardu induk Jatirangon 2 Bekasi  Sebagian kontraktor

(63)

53  Para tersangka selain

(64)

54 keganjilan pada 10

gardu lainnya.

 Gardu Induk Porong Baru, Sidoarjo masih dalam tahap akhir.

 Gardu induk

Majalengka mangkrak karena lahan belum bebbas. Ditemukan 4 tiang listrik yang terbengkalai di pinggir jalan sejak 3 tahun lalu (2012).

 Sejak 2013

Kementerian Keuangan

menghentikan aliran dana tahun jamak.  Gardu yang belum

selesai harus mencari dana mandiri.

 Sekretaris PLN mengatakan semua lahan gardu induk sudah bebas.

(65)

55 induk tidak segera diselesaikan maka target penyelesaiannya akan tertunda 4 hingga 5 tahun lagi. Berarti krisis listrik dan pemadaman listrik bergilir akan terus berlangsung. Padahal dalam peraturan Kementerian Keuangan No. 194 tahun 2011 dijelaskan bahwa tender baru bisa dilakukan apabila lahan sudah bebas. Masalah lainnya adalah tender tidak bisa berjalan sekaligus dana tidak bisa keluar apabila mayoritas lahan belum terbeli. Majalah Tempo langsung mengawali artikel pada inti masalah, ketika Dahlan dihadapkan dua hal sulit padahal ia menyadari akan menghadapi hukum jika proyek terus dijalankan tetapi ia juga lelah dihadapkan permintaan masyarakat akan peningkatan listrik. Sedangkan dalam cerita, majalah Tempo cenderung mempaparkan secara objektif berdasarkan hukum berisi penjelasan aturan. Penggambaran kasus tersebut dilihat dari paagraf 2, kalimat awal. Lalu terdapat jeda dari paragraf 10 hingga 29 yang lebih menegaskan pada aturan-atran yang dilanggar serta barang bukti yang semakin memojokan posisi Dahlan Iskan.

(66)

56 Tempo mempaparkan lebih jauh mengapa Dahlan terseret lebih dalam pada proyek pada paragraf 10 hingga 28. Auditor BPK menemukan 137 kontrak proyek pembangunan transmisi dan gardu induk yang mangkrak akibat belum adanya pembebasan lahan, bahkan berlangsung berlarut-larut. Dahlan Iskan ternyata telah melakukan teken pada Surat Pernyataan Tanggung Jawab Multak berisikan bahwa Dahlan siap pasang badan menghadapi jerat masalah hukum dikemudian hari akibat keputusannya dalam menjalankan proyek tersebut. Dalam kasus ini, Dahlan telah melanggar Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, Peraturan Presiden, dan Peraturan Kementerian Keuangan.

(67)

57 4.3.1.3 Durasi

Tabel 4.3. Durasi “Sandungan Dahlan”

Durasi Cerita Plot Dursai Teks

4 tahun, dimulai sejak penjelasan peraturan Kementerian Keuangan no. 194 tahun 2011

2 minggu, dihitung saat penetapan Dahlan sebagai tersangka

4 halaman, 29 paragraf.

Durasi cerita (story duration) adalah 4 tahun, dihitung dari adanya peraturan Kementerian Keuangan No. 194 tahun 2011 mengenai proyek bau bisa terus dijalankan apabila sudah ada pembebasan lahan. Sedangkan durasi plot (plot duration) yaitu diawali dengan rapat dewan direksi PLN pada 2011 muncul keputusan adanya pelanggaran administrasi hingga penetapan Dahlan sebagai tersangka pada 5 Juni 2015. Rapat dewan di tahun 2011 selanjutnya membahas dua pekan sebelum Dahlan ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Dari sisi teks, durasinya

(text duration) adalah sebanyak 4 halaman atau 29 paragraf. Secara lebih

(68)

58 4.4 Pembahasan

Keseluruhan berita tersebut membahas mengenai keputusan Dahlan yang menerobos berbagai aturan atau gambaran mengenai keputusan Dahlan yang nekat dari berbagai sumber. Majalah Tempo memulai berita dengan menuliskan bagaimana inti masalah saat Dahlan dihadapkan sebagai pengambil keputusan ketika kondisi rapat yang membahas proyek mangkrak.

Tempo menggambarkan Dahlan sebagai orang yang siap mengambil terobosan pada suatu urusan, juga cepat dalam mencari solusi, berambisi, serta akan mengambil suatu keputusan dengan segala cara. Tempo menghadirkan Dahlan sebagai pejabat pengambil keputusan yang sengaja ‘bermain api’ dengan proyeknya hal ini ditunjukkan dalam paragraf 2,

kalimat ke 3. Dahlan bahkan siap berhadapan dengan hukum atau melanggar aturan selama masih dalam tanggungjawabnya sebagai kuasa pemegang anggaran serta. Hal tersebut dilakukan majalah Tempo untuk mendapatkan perhatian pembaca dan memahami kasus yang sedang diselidiki, agar pembaca dapat mengerti apa latar belakang dari pembahasan selanjutnya.

Bagian selanjutnya mulai pada informasi dari beberapa narasumber. Informasi tersebut secara tidak langsung membentuk karakter Dahlan. Tahap ini merupakan kesadaran terjadinya gangguan dalam kasus ini.

(69)

59 dan bukti-bukti. Dapat dikatakan bahwa informasi dari para narasumber adalah petunjuk dalam pengungkapkan kasus ini. Petunjuk seperti ini merupakan cara narasi yang biasanya ditemukan dalam narasi kriminal, dengan mengatas namakan publik, Dahlan menerobos hukum contohnya film pahlawan, layaknya tokoh Robin Hood. Dalam artikel, diawal paragraf sudah digambarkan perilaku Dahlan berperilaku berambisi, berani mengambil terobosan dengan berbagai cara.

(70)

60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Bab sebelumnya telah dipaparkan hasil penelitian terhadap artikel dalam majalah Tempo tentang kasus dugaan korupsi Dahlan Iskan. Apabila menghubungkan dengan kontruksi realitas, maka dapat ditarik simpulan bahwa majalah Tempo tidak terpaku pada kasus korupsinya saja tetapi juga kepada sosok Dahlan Iskan. Majalah Tempo menarasikan pejabat publik pada berita sebagai orang pemerintahan. Dahlan Iskan digambarkan sebagai pihak yang ambisius dilihat dari sisi pegawai pemerintah atas semua keputusan yang telah dibuat.

Gambar

Tabel 4.1. Cerita dan Plot “Sandungan Dahlan”
Tabel 4.2. Struktur “Sandungan Dahlan”
Tabel 4.3. Durasi “Sandungan Dahlan”

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa untuk kurun waktu 2005-2010 acuan pelaksanaan pembangunan daerah menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Kembali pada beberapa pengertian tentang menerjemahkan diatas, dapat disimpulkan bahwa hakikat menerjemahkan adalah pengalihan makna yang terdapat dalam BaSu kedalam

the welfare Organization, the use of authority is based on morality and ethics of state administration. Morality and Pancasila ethics become the basic concept

Sebagai suatu perspektif inti dalam basis pengetahuan pekerjaan sosial sekolah teori sistem membantu pekerja sosial sekolah untuk memahami bahwa sekolah adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengrtahui tingkat bahaya limbah cair tepung tapioka terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) dan menentukan nilai LC50, serta

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Terdapat rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sesudah diterapkan model pembelajaran discovery learning

Beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi keikutsertaan peternak dalam kelembagaan kelompok tani dibagi dalam variabel utama, yaitu karakteristik peternak,

Laba bruto Lonsum naik 61,4% yoy menjadi Rp1,05 triliun yang sebagian besar didukung oleh kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata dari produk sawit dan karet.