• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Manajemen Stratejik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kinerja Manajemen Stratejik"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATERI KINERJA, KEPEMIMPINAN, DAN

MANAJEMEN STRATEGI

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Koperasi oleh

Dr. Mamat R. Irmansyah, Drs., SE., M.Si.

DISUSUN OLEH

Nama : IKHSAN DWITAMA

NPM : 120310100127

Jurusan : Manajemen

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

A. Kinerja

A.1.Studi Perilaku

Kinerja sebagai salah satu kajian perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor.

Menurut Sutermester seperti yang dikutip oleh Tati Joesron menyatakan bahwa

kinerja sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu motivasi (motivation) dan kemampuan (ability). Secara grafis penjelasan Sutermester bisa dijelaskan sebagai berikut :

A.2.Motivasi

Seperti pendapat Steers yang dikutip oleh Tati Joesron menyatakan bahwa

istilah motivasi berasal dari kata latin movere yang memiliki makna gerakan. Menurut Dale Timpe motivasi merupakan proses yang mengendalikan pilihan, dibuat oleh

orang atau organisasi, diantara bentuk - bentuk pilihan kegiatan sukarela. Kemudian

menurut Winardi motivasi adalah keinginan yang terdapat pada individu yang

dirangsang melalui tindakan. Tati Joesron berpendapat bahwa motivasi adalah kondisi

batiniah dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau

gerakan, dan mengarah pada tampilan perilaku untuk meraih kepuasan.

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap

kinerja individu. Namun pada tahap analisis, pengaruh hubungan ini tetap tidak dapat

ditemukan karena motivasi sukar untuk diukur. Berbagai kepustakaan melukiskan hal

ini sebagai dilema motivasi.

Motivasi kerja terbentuk karena adanya interaksi antara kebutuhan pegawai

(employee needs) dengan kondisi kerja (working condition).

Kinerja

Kemampuan

Kecakapan

Keterampilan,

Kepribadian

Pengetahuan

Diklat,

Pengalaman,

Minat

Motivasi

Pemenuhan

Kebutuhan

Needs of

Achievement,

Power Affiliation

Kebutuhan

Struktur

organisasi,

Kepemimpinan,

(3)

A.2.1.Kebutuhan Pegawai

Beberapa teori motivasi muncul dengan didasari dengan pendapat bahwa

individu akan lebih termotivasi jika individu merasa butuh akan suatu hal.

Contoh – contoh teori kepuasan yang terkenal ada tiga macam, yaitu :

a. Teori Maslow. Teori ini menjelaskan bahwa individu memiliki 5

hierarki tingkat kebutuhan, yaitu physiological, safety, love,

esteem, dan self actualization. Maslow menjelaskan motivasi akan meningkat ketika individu sudah memenuhi setiap tingkatan secara

berurutan pada masanya. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi

maka akan menimbulkan konflik dan tekanan sehingga membuat

kinerja individu tidak baik. Teori ini banyak dikritik oleh banyak

ahli karena bukti riset menunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan

tidak harus berurutan.

b. Teori Dua Faktor. Teori ini berasal dari Herzberg yang

menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan

motivasi individu yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor ekstrinsik terbentuk oleh keadaan pekerjaan sedangkan

kondisi intrinsik terbentuk oleh kepuasan kerja. Jika faktor

ekstrinsik tidak ada maka akan menyebabkan ketidakpuasan

individu sedangkan bila ada maka bisa memuaskan individu. Jika

faktor intrinsik tidak ada maka dapat meningkatkan kepuasan

individu sedangkan bila tidak ada maka tidak akan menimbulkan

ketidakpuasan yang berlebihan. Teori ini banyak dikritik oleh ahli

karena pemakaian sampling dianggap tidak representatif.

c. Teori McClelland. Teori ini menjelaskan bahwa individu akan

termotivasi untuk memenuhi 3 kelompok kebutuhan yaitu

kebutuhan akan prestasi (n-Ach), kebutuhan akan afiliasi (n-Aff), dan kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow). Teori ini sperti Maslow tetapi dalam pemenuhan kebutuhannya individu tidak harus

melakukannya secara berurutan. Teori ini dikritik pula oleh ahli

atas ketepatan penggunaan tes TAT (Thematic Apperception Test) dalam mengukur tiga kebutuhan manusia.

A.2.2.Kondisi Kerja

Aspek lain yang membangkitkan motivasi kerja adalah kondisi kerja

(4)

penerangan, waktu istirahat yang tersedia. Kondisi kerja kedua adalah kondisi

kerja sosial yang terbentuk oleh keadaan organisasi apakah formal, informal,

maupun grup, pemimpin atau penyelia, dan serikat kerja.

A.3.Modifikasi Kinerja

Kajian empiris membuktikan sebagian besar koperasi (kasus Indonesia)

sebenarnya mampu efisien tetapi tidak efektif. Dalam kata lain, koperasi mampu

untuk meminimumkan biaya tetapi tidak mampu mengoptimumkan hasil usahanya.

Hal ini terjadi diakibatkan oleh kurangnya motivasi dan kinerja pengurus koperasi.

Motivasi dan kinerja pengurus yang buruk akan menyebabkan individu melakukan

perilaku kritis, perilaku yang berlawanan dengan aktivitas harian, seperti bolos kerja,

kurang inisiatif, korupsi, dsb. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu

diterapkan teori modifikasi perilaku, sebuah usaha untuk memperbaiki tingkah laku

individu atau kelompok ke arah yang lebih baik, kepada seluruh pengurus koperasi.

Penerapan modifikasi perilaku harus didahului oleh 5 langkah yaitu identifikasi

perilaku kritis, memperoleh data objektif mengenai perilaku kritis, mengadakan

analisis fungsional atas perilaku kritis, memilih alternatif strategi intervensi, dan

mengevaluasi strategi yang dipilih. Setidaknya terdapat tiga macam alternatif strategi

yang dapat diimplementasikan yaitu:

a. Positive Reinforcement Strategy. Sebuah strategi yang mengarah pada pemberian balasan positif (pujian dan hadiah) kepada individu yang

berhasil mencapai hasil yang diharapkan.

b. Punishment & Positive Reinforcement Strategy. Strategi ini merupakan perpaduan antara memberikan hukuman bagi individu yang tidak mencapai

hasil yang diharapkan dengan memberikan balasan positif kepada individu

yang berhasil mencapai hasil yang diharapkan.

c. Extinction & Positive Reinforcement Strategy. Strategi ini merupakan perpaduan antara mengabaikan perilaku individu yang tidak mencapai

hasil yang diharapkan atas dasar asumsi perilakunya bersifat sementara

dengan meningkatkan perhatian kepada individu.

A.4.Efektivitas Organisasi

Richard M. Steers menjelaskan bahwa terdapat empat faktor pendukung

terciptanya efektivitas organisasi yaitu karakteristik organisasi, karakteristik

lingkungan, karakteristik pekerja, dan kebijakan serta praktek manajemen.

Karakteristik organisasi sangat berkaitan dengan struktur dan teknologi organisasi.

(5)

adalah lingkungan yang terdiri dari lingkungan ekstern seperti pesaing, mitra, dan

unsur pembina serta lingkungan intern seperti heterogenitas anggota. Karakteristik

ketiga adalah karakteristik pekerja yaitu karakteristik yang dimiliki pekerja seperti

kebiasaan, motivasi, dan kepribadian. Majunya usaha koperasi selain dipengaruhi oleh

kemampuan pengelola juga motivasi tinggi yang dimilikinya. Karakteristik terakhir

adalah karakteristik kebijakan dan praktek bisnis.

Menurut Tati Joesron salah satu karakteristik yang terpenting untuk

meningkatkan tingkat produktivitas adalah karakteristik pekerja. Hal ini disebabkan

karena pekerja merupakan sumber daya yang berkaitan langsung dengan koperasi

serta sumber daya yang memiliki kemampuan adaptasi yang cepat. Adaptasi disini

bisa dicontohkan ketika individu merasa timbal balik yang didapat dari koperasi tidak

memadai maka hal ini membuat individu melakukan perilaku – perilaku yang

mengganggu jalannya aktivitas koperasi seperti bolos kerja bahkan mengundurkan

diri. Oleh karena itu pengelola koperasi perlu melakukan proses pengembangan

sumber daya manusia sehingga individu merasa lebih diperhatikan serta meningkatkan

antusiasmenya untuk bekerja di koperasi.

B. Kepemimpinan

B.1.Masalah Kepemimpinan

Rendahnya kinerja koperasi salah satu faktornya adalah kebijakan pemimpin

yang tidak tepat atau proses kepemimpinannya bermasalah. Sebagai gerakan yang

tumbuh dari bawah, koperasi membutuhkan figur pemimpin yang tidak hanya

memahami kondisi internal organisasinya tetapi juga membutuhkan kemampuan serta

kemauan untuk membenahinya. Sehingga harapan semua stakeholders koperasi untuk mewujudkan organisasi ideal akan tercapai.

B.2.Konsep Kepemimpinan

Banyak pakar yang dikutip oleh Tati Joesron dalam menjelaskan konsep

kepemimpinan. Menurut Munson, Moore, dan Bundel berpendapat bahwa

kepemimpinan itu adalah seni. Sedangkan Taed dan Tery menganggap kepemimpinan

sebagai penancapan pengaruh. Hersey dan Blanchard serta Davis mengartikan

kepemimpinan sebagai kemampuan untuk memengaruhi orang lain untuk mencapai

tujuan dengan antusias dengan tidak hanya mengedepankan fisik dan emosi tetapi juga

etika dan estetika.

Penerapan konsep kepemimpinan dalam koperasi adalah bagaimana karyawan

dan anggota koperasi dapat memperoleh pengarahan dan bimbingan untuk mencapai

(6)

arah yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan koperasi. Sudah sejatinya

pemimpin bertugas untuk menghimpun, mengembangkan, dan mendidik potensi

sumber daya yang ada di dalam organisasinya melalui wewenang dan tugas seperti

yang digambarkan pada model berikut :

Menurut Tati Joesron sumber – sumber kekuasaan adalah sebagai berikut :

a. Kewenangan (authority or legitimation), melalui kewenangan ini pemimpin memiliki hak untuk menekankan permintaan dan tuntutan

kepada bawahannya.

b. Kekuasaan atas imbalan (reward), pemimpin diikuti oleh bawahan karena dianggap memberikan imbalan yang bernilai bagi bawahannya.

c. Kekuasaan memaksa (coercive), pemimpin yang senantiasa menerapkan hukuman kepada bawahannya.

d. Kekuasaan karena keahlian (expertise), pemimpin diikuti karena memiliki keahlian tertentu.

e. Kekuasaan karena wibawa (kharisma), pemimpin diikuti karena adanya

sesuatu yang membuat dorongan emosi bawahan untuk loyal kepada

pemimpinnya

f. Kekuasaan karena kaitan (connection), pemimpin diikuti karena memiliki hubungan dengan sumber kekuasaan yang lebih tinggi lagi.

g. Kekuasaan karena informasi (information), pemimpin diikuti karena memiliki informasi yang lebih banyak daripada bawahnnya.

Kekuasaan memiliki daya gerak yang cukup kuat untuk mendorong,

mengarahkan, dan membimbing anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Dampak

negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekuasaan adalah timbulnya penyelewengan

dan manipulasi. Oleh karena itu sesuai dengan prinsip koperasi, tipe kepemimpinan

yang tepat bagi koperasi adalah tipe partisipatif dengan tujuan saling mengawasi

antara pihak yang berkuasa dengan pihak yang dikuasai dalam koperasi.

Kekuasaan Pemimpin

Perilaku

Pemimpin

Reaksi

Bawahan

(7)

Tanebaum dan Schmidt seperti yang dikutip oleh Tati Joesron membuat sebuah

rangkaian perilaku kepemimpinan dimulai dari kepemimpinan yang berpusat kepada

pemimpin sampai yang berpusat kepada bawahan (partisipasi) yaitu :

Menurut Tati Joesron, sejarah pemikiran kepemimpinan dibagi ke dalam tiga

tahap yaitu :

a. Tahap sifat. Tahap ini mulai berkembang sejak sebelum masehi hingga

akhir tahun 1940. Tahap ini menekankan kajiannya atas ciri – ciri

pemimpin (usia, fisik, cara bergaul). Asumsi dasar teori kepemimpinan

pada tahap ini adalah pemimpin itu dilahirkan bukan dididik. Teori yang

terkenal pada tahap ini di antaranya adalah The Great Man Theory dan

Trait Theory. The Great Man Theory menjelaskan bahwa keberhasilan memimpin ditentukan karena ia dilahirkan untuk memimpin. Sedangkan

Trait Theory mendeskripsikan ciri – ciri umum pemimpin yang berhasil seperti menurut Keith Davis ada empat hal yaitu intelengensi,

kematangan sosial, inner motivation, dan human relations attitude. b. Tahap Perilaku.Tahapan ini berfokus pada kajian perilaku pemimpin

pada saat mengorganisasikan dan merancang hubungan dengan bawahan.

Asumsi dasar pada teori ini adalah perilaku pimpinan sangat

memengaruhi baik atau tidaknya hubungan dengan bawahan. Salah satu

studi yang dilakukan oleh The Ohio Study University menjelaskan bahwa

pemberian perhatian berdampak pada berkembangnya inisiatif bawahan.

Hal ini dijelaskan oleh teori Hersey dan Blanchard yang berpendapat

(8)

pimpinan dan bawahan dengan penugasan yang diberikan oleh pimpinan.

Setelah itu terdapat studi lain yang mirip dengan studi Ohio yaitu

Mangerial Grid yang dipopulerkan oleh Robert R. Blake dan Tane S. Mouton. Studi tersebut menjelaskan bahwa terdapat lima gaya

kepemimpinan yaitu :

1) Tipe pemimpin penguasa (task) adalah tipe pemimpin yang

sangat mementingkan kepentingan kerja dibandingkan

kepentingan hubungan pribadi.

2) Tipe pemimpin kelompok (team) adalah tipe pemimpin yang saling mementingkan kepentingan kerja dan kepentingan

hubungan pribadi.

3) Tipe pemimpin perkumpulan (country club) adalah tipe pemimpin yang lebih mementingkan kepentingan hubunga

pribadi dibandingkan kepentingan kerja.

4) Tipe pemimpin santai (improvished) adalah tipe pemimpin yang tidak mementingkan kepentingan hubungan pribadi juga

kepentingan tugas.

5) Tipe pemimpin pertengahan (middle road) adalah tipe pemimpin yang menyeimbangkan antara kepentingan kerja dengan

kepentingan hubungan pribadi.

Perbedaan diantara kedua teori tersebut terletak pada dimensi sikap

masing – masing teori. Jika mangerial grid lebih berfokus kepada model sikap yang mengukur sikap pemimpin, sedangkan model Ohio State

berfokus pada jenis – jenis model kepemimpinan. Selain kedua teori

tersebut terdapat teori lain yang bernama Group and Exchange Theory of Leadership. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif maupun negatif terhadap perilaku masing – masing individu dan

bawahan ketika terjadi interaksi di antara mereka.

c. Tahap Situasional. Menurut teori pada tahapan ini, kepemimpinan

merupakan sebuah peranan (leadership is a role). Hollander merumuskan peran sebagai sebuah harapan mengenai bagaiman setiap orang dalam

suatu posisi tertentu harus berpikir dan bertindak. Teori Contigensy dari Fred Fidler menyatakan bahwa kepemimpinan memiliki hubungan antara

tiga faktor situasional seperti hubungan pemimpin dengan anggota,

(9)

Goal yang bersisi analisis pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja bawahan.

B.3.Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan oleh Hersey dan Blanchard seperti yang dikutip oleh Tati

Joesron diartikan sebagai pola perilaku pemimpin yang terbagi menjadi dua perilaku

utama yaitu perilaku penugasan dan perilaku hubungan. Perilaku penugasan

menunjukkan sampai sejauh mana pemimpin dapat mengatur dan menetapkan

peranannya dalam kelompok. Sedangkan perilaku hubungan menunjukkan sampai

sejauh mana pemimpin dapat memelihara hubungan pribadi dengan anggotanya. Teori

ini dijelaskan melalui model berikut ini :

1. Telling Style (S1). Gaya kepemimpinan ini memiliki

ciri – ciri perilaku tugas

yang tinggi dan perilaku

hubungan yang rendah.

2. Selling Style (S2). Gaya kepemimpinan ini memiliki

ciri – ciri perilaku tugas

yang tinggi dan perilaku

hubungan yang tinggi.

3. Participating Style (S3). Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri – ciri perilaku tugas yang rendah dan perilaku hubungan yang tinggi.

4. Delegating Style (S4). Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri – ciri perilaku tugas yang rendah dan perilaku hubungan yang rendah.

Selain gaya kepemimpinan tersebut, Ralph White dan Ronald Lipiit

menjelaskan bahwa terdapat tiga gaya kepemimpinan yang dirangkum dalam tabel

berikut :

Otokratis Demokratis Bebas Kendali

(10)

3 . Pemimpin langsung

Ketiga gaya tersebut dalam prakteknya dapat dikombinasikan sesuai dengan

kondisi organisasi serta tujuan yang ingin dicapai. Kombinasi ketiga gaya tersebut

dapat ditunjukkan oleh model sebagai berikut:

B.4.Efektivitas Kepemimpinan

Untuk mencapai efektivitas kepemimpinan Rodger D’Collons menjelaskan

terdapat lima sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin yaitu kelancaran berbicara,

kemampuan untuk memecahkan masalah, kesadaran akan kebutuhan, keluwesan,

kecerdasan, kesediaan menerima tanggung jawab, keterampilan sosial, serta kesadaran

akan diri dan lingkungan.

Selain faktor – faktor internal pemimpin, faktor – faktor eksternal seperti

kondisi lingkungan koperasi dan heterogenitas anggota turut pula memengaruhi

pemimpin karena tugas seorang pemimpin menjadi lebih berat dalam mencapai tujuan

koperasi.

B.5.Budaya Organisasi

Salah satu aspek penting kepemimpinan adalah mampu untuk mengembangkan

budaya organisasi. Budaya organisasi bagi organisasi sangat penting sebab budaya

merupakan pedoman dasar atas perilaku yang dianggap baik oleh organisasi. Suatu

organisasi memiliki kredibilitas yang tinggi ketika organisasi mampu untuk

memperlakukan anggotanya secara adil. Mengambil kasus koperasi maka ketika ciri

tersebut sudah dibudayakan, maka bukan hanya apresiasi yang didapat tetapi juga

(11)

C. Manajemen Strategi (Strategic Management)

C.1.Batasan dan Manfaat

Menurut Djaslim Saladin seperti yang dikutip oleh Tati Joesron menjelaskan

bahwa strategi merupakan cara – cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi

merupakan rencana yang bersifat komprehensif, menyeluruh,dan sistematis.

Koperasi yang berada pada lingkungan terbuka menanggung konsekuensi logis

menghadapi persaingan yang kompleks dimana koperasi harus tetap melakukan

optimasi sumber daya. Untuk meminimalisasi dampak tersebut maka koperasi harus

melakukan sebuah upaya yang bernama manajemen strategi. Manajemen strategi

adalah proses penyusunan siasat / strategi yang berguna demi perkembangan

organisasi sekarang dan masa depan.

Berikut manfaat – manfaat dari manajemen strategi koperasi :

1. Mengidentifikasi dan meramal perubahan – perubahan yang terjadi

sehingga setiap divisi koperasi dapat menghadapinya.

2. Mengurangi resiko yang mungkin terjadi seperti konflik kepentingan dan

kerugian produksi

C.2.Mekanisme Manajemen Strategi

Dalam merancang sebuah strategi, Tati Joesron menjelaskan terdapat 3 faktor

yang patut dipertimbangkan yaitu :

a. Norma. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh para pengelola koperasi

harus berada pada ruang lingkup norma yang dianut. Dalam hal ini norma

berperan sebagai pertimbangan apakah kegiatan ini etis dan patut untuk

dilaksanakan.

b. Kemampuan. Berbagai aktivitas dan tindakan strategis koperasi akan

berjalan baik ketika kemampuan pengelola koperasi cukup menunjang.

Jika kemampuannya kurang mencukupi maka secara langsung akan

membatasi kemungkinan untuk mendatangkan keuntungan yang lebih

baik.

c. Motivasi. Strategi yang baik akan berjalan apabila disertai dorongan /

motivasi sungguh – sungguh untuk melaksanakannya. Tanpa motivasi

hampir mustahil pengelola akan bergerak menjalankan strategi – strategi

yang sudah direncanakan.

Secara sistematis sumber dan pengembangan strategi menurut Tati Joesron

(12)

1. Tujuan : Menjelaskan apa saja yang ingin dicapai oleh koperasi dalam

menjalankan kegiatan koperasi dan menyejahterakan anggotanya.

2. Sasaran : Menjelaskan tujuan dalam jangka waktu pendek agar koperasi

mampu mencapai SHU yang optimal.

3. Strategi : Siasat atau cara untuk mencapai sasarn.

4. Kebijakan : Tindakan yang terprogram sebagai hasil dari sebuah keputusan

5. Taktik : sarana operasional bagi pelaksana sebuah strategi.

Secara karakteristik, Tati Joesron berpendapat bahwa penyusun strategi dapat

diklasifikasikan menjadi 3 tipe penyusun yaitu :

Kewiraswastaan Adaptif Perencana

Keputusan didominasi

Langkah – langkah rancangan sistematis dalam menyusun menurut Tati Joesron

sedikitnya membutuhkan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Analisis posisi saat ini melalui identifikasi strategi dan evaluasi kinerja.

2. Menentukan tujuan masa depan melalui analisis lingkungan dan

analisis internal.

3. Membandingkan alternatif strategi.

4. Melaksanakan strategi

5. Evaluasi dan pengontrolan strategi

Tujuan utama dari perencanaan strategi adalah untuk menemukan peluang dan

ancaman pada masa mendatang. Menurut Djaslim Saladin seperti yang dikutip oleh

Tati Joesron menyatakan bahwa salah satu tahap yang sangat penting sekali dalam

(13)

C.3.Masalah – Masalah Kritis dalam Manajemen Strategi

Sumber – sumber masalah kritis berasal dari spektrum yang cukup luas.

Menentukan strategi bagi setiap kondisi diperlukan identifikasi lebih lanjut. Berikut

pertanyaan – pertanyaan yang dapat digunakan menurut Benjamin B. Tregog dan Junn

W. Zimmerman yang dikutip oleh Tati Joesron yaitu :

a. Perubahan – perubahan apakah yang disarankan dalam struktur organisasi?

b. Kemampuan – kemampuan dan sumber baru apakah yang akan dibutuhkan

organisasi?

c. Apa akibatnya bagi kepercayaan – kepercayaan , kebijaksanaan -

kebijaksanaan, prosedur - prosedur, dan sistem – sistem sekarang?

d. Apakah kiranya konsekuensi dari setiap ancaman dari luar dan dalam,

yang tidak disinggung oleh strategi masa depan?

Ciri – ciri berikut ini merupakan petunjuk penting yang berpotensi bagi

manajemen strategi menurut Benjamin B. Tregog dan Junn W. Zimmerman yang

dikutip oleh Tati Joesron, antara lain:

a. Berpikir dengan konsep : kemampuan untuk berpikir secara mendalam dan

sistematis dalam memecahkan permasalahan – permasalahan strategis.

b. Titik pandang : kemampuan untuk melihat sesuatu secara keseluruhan

c. Kemampuan mengutarakan : kemampuan untuk menjelaskan pemikiran

abstrak seseorang kepada individu lainnya secara jelas.

d. Perhatian terhadap masa depan : menganggap masa depan sebagai ukuran

penting sehingga ketika terdapat pilihan – pilihan maka kita harus memilih

yang terbaik.

e. Daya rasa untuk mengurus : mengorbankan keuntungan yang didapat pada

jangka pendek dibandingkan dengan keuntungan jangka panjang.

Untuk merumuskan strategi diperlukan kejelasan serta keakuratan informasi

yang mendasarinya. Sebab jika tidak tepat strategi justru akan memberikan kerugian

bagi organisasi terutama dari segi waktu dan segi finansial. Menurut V.K. Gupta

seperti yang dikutip oleh Tati Joesron berpendapat bahwa informasi – informasi yang

dibutuhkan berkaitan dengan pertanyaan berikut :

1. Pertanyaan yang berkaitan dengan anggota :

 Sudahkan pendapatan tersebut naik secara merata diantara anggota?

(14)

 Bagaimana status kerjasama diantara anggota dalam kelompok kecil dan dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan?

 Kesempatan investasi macam apakah yang telah dilakukan anggota bagi tabungannya?

3. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengurus :

 Peran apakah yang dinaikan oleh pengurus dalam menjamin kerjasama dan peran serta anggota dalam kegiatan – kegiatan tertentu ?

 Adakah kepuasan diantara anggota dalam pemilihan ekonomi serta kebijaksanaan pengurus ?

4. Pertanyaan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah :

 Adakah perubahan – perubahan dalam kebijakan pemerintah dalam hal suku bunga, pemberian uang margin, subsidi ekspor dan impor serta

kebijakan – kebijakan pembangunan ?

 Berapa besarkah perubahan tersebut secara kualitatif dan kuantitatif serta berapa besar pula pengaruh kebijakan pemerintah tersebut dalam

kegiatan – kegiatan koperasi ?

5. Pertanyaan yang berkaitan dengan teknologi :

 Apakah teknologi yang digunakan sudah tepat ?

 Apakah permintaan atas produk koperasi serta bagian pasarnya berkembang ?

6. Pertanyaan yang berkenaan dengan manajemen :

 Apakah manajemen sering menaksir perbedaan target yang

direncanakan serta target yang tercapai ?

 Apakah perubahan yang dilakukan oleh pengelola memperbaiki kinerja?

7. Pertanyaan yang berkaitan dengan personil dan organisasi :

 Adakah pegawai bangga terhadap koperasi dimana ia bekerja ?

 Sudahkah pengangkatan dan promosi pegawai sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan ?

8. Pertanyaan yang berkaitan dengan susunan keuangan :

 Apakah dana modal cukup bagi kegiatan yang dianggarkan ?

(15)

C.4.Manajemen Strategi pada SHO (Self Help Organization)

Strategi manajemen dari SHO membutuhkan informasi – informasi penting

seperti yang dijelaskan oleh Tati Joesron sebagai berikut :

 Tidak banyak rencana SHO diseluruh dunia dianggap baik. Kegagalan umumnya akan terjadi ketika tidak sesuai dengan aturan serta tidak adanya

evaluasi secara menyeluruh.

 Banyaknya pemikiran strategi yang diabaikan, bahkan SHO sering diperhatikan dan dikelola oleh pihak yang tidak profesional. Untuk

meminimalisasinya dibutuhkan pelatihan yang sistematis dalam

merencanakan strategi organisasi.

Masalah dasar dalam menjalankan strategi dari manajemen koperasi adalah

penguasaan dasar dalam membangun paradigma. Selain itu kurangnya tingkat

partisipasi anggota menyebabkan strategi tidak menerapkan konsep hukum dan

manajemen yang baik.

Untuk mengetahui faktor – faktor apa yang menciptakan keuntungan bagi

anggota SHO bergantung kepada pembuat keputusan (pengusaha) dalam organisasi

koperasi. Kegiatan tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yang dijelaskan oleh Tati

Joesron sebagai berikut :

1. Norma. Faktor ini menjelaskan bahwa koperasi harus memiliki hal – hal

yang tepat untuk memasuki pasar monopoli untuk dapat memberikan

keuntungan bagi anggota.

2. Kemampuan. Faktor ini menjelaskan bahwa manajemen koperasi

memerlukan kemampuan minimum untuk sukses bersaing dengan

perusahaan lain.

3. Penujang. Faktor ini menjelaskan bahwa manajemen koperasi harus

memiliki kemauan untuk masuk dalam pasar monopoli secara nyata dan

bersaing dengan perusahaan lain.

Dalam strategi manajemen Kenichi Ohmae seperti yang dikutip oleh Tati

(16)

Menurut Ohmae kesuksesan strategi merupakan sesuatu jaminan yang lebih

baik dan lebih kuat sesuai dengan kemampuan koperasi menghadapi pesaingnya.

Dengan strategi ini diharapkan koperasi dapat membedakan strateginya dengan

memperhatikan 3 elemen dasar tersebut.

D. Daftar Pustaka

Sumber Internet :

http://www.salemmarafi.com/wp-content/uploads/2011/10/situational_leadership.png

diambil pada tanggal 3 Desember 2011.

http://www.managementstudyguide.com/continuum-leadership-behaviour.htm diambil pada

tanggal 4 Desember 2011.

Nasabah

Pesaing

Koperasi

Nilai

Nilai

Harga

Daerah Sasaran

Daerah Multiple

Market

Referensi

Dokumen terkait

This research aims to find out the typical categories of answers to Yes/No questions most used by students at selected Public Senior High Schools in Medan,

Sedangkan jika nilai yang dibaca sensor ultrasonik kanan dan kiri lebih besar dari 30 maka kursi bergerak maju dengan kecepatan putar motor DC adalah 50% dari kecepatan

Kawasan hutan mangrove di stasiun riset Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dipilih sebagai tempat penelitian karena

• Anak-anak pada tahap ini bersifat egosentrik, benda- benda yang dianggap ada terbatas pada benda-benda yang dilihat saja, dan oleh karenanya dunia psikologik mereka masih

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan jumlah 60 responden guru IPS dan 17 Kepala

Packed Red Cell mungkin dapat meningkatkan pasokan hemin sebagai unsur yang diperlukan H.influenza dalam pertumbuhannya.. banyak eritrosit yang ditambahkan, semakin

Finally, ccharacteristicss of the media developed are (1) media of waterfalls and ladders consists of a game board, 4 pieces pawns, 1 dice, cards matter, and the rules of the

Usulan penelitian yang telah diseminarkan pada seminar proposal harus direvisi (diperbaiki), bila memang ada hal-hal dari tulisannya yang perlu atau harus direvisi. Setelah