• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Pendidikan PTK Penelitian Tinda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Pendidikan PTK Penelitian Tinda"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMAN 31

JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 Dosen Pengampu : Sarkadi, M.Si Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian

Disusun Oleh:

Carina Kusuma Wardani NIM. 4115155591

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

OUTLINE USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE

(3)

1. Metode

2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel D. Populasi dan Teknik Sampling

E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Definisi Operasional

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dan bersifat dinamis.

Pendidikan sebagai suatu sistem yang memiliki tata kehidupan masyarakat yang

(4)

3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia

saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan

tuntunan pembangunan secara bertahap. Semakin maju kualitas pendidikan, maka

semakin maju pula negara tersebut. Tidak meratanya pendidikan juga

mengakibatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah

dibandingkan dengan negara lain. Bukan hanya kualitas pendidikan yang belum

merata melainkan hal – hal yang menunjang tercapainya prestasi belajar di

Indonesia seperti sarana pendidikan, dukungan masyarakat dan lainnya. Indeks

pembangunan pendidikan (Education Development Index/EDI) pada data tahun

2008 menunjukkan angka 0,934. Nilai ini berarti terjadinya penurunan peringkat

pendidikan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang paling pokok. Keberhasilan proses belajar bergantung pada kegiatan belajar

yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun, banyak sekali anak Indonesia

salah satunya daerah Jakarta yang belum mendapatkan kegiatan belajar dengan

materi yang sudah disediakan kementrian pendidikan dan kebudayaan karena

(5)

prestasi belajarnya. Hal ini bisa dilihat bahwa masih banyak anak yang tinggal di

jakarta tidak sekolah dan menyebabkan kegiatan belajar tidak tercapai sehingga

prestasi belajar rendah.

Prestasi siswa merupakan salah satu indikator sekolah yang berkualitas.

Biasanya masyarakat menilai suatu sekolah pada prestasi siswanya. Menurut

pemerintah daerah beberapa sekolah di Jakarta memiliki passing grade yang

rendah salah satunya adalah SMAN 31 Jakarta yang hanya mencapai 324,0 dalam

penyeleksian masuk ke dalam sekolah tersebut. Passing grade ini merupakan

gambaran prestasi siswa dimana masyarakat memiliki pandangan bahwa sekolah

tersebut berkualitas. Dengan angka passing grade 324,0 yang termasuk angka

yang rendah dalam tahap rata – rata penyeleksiannya sehingga SMAN 31 dipandang

oleh masyarakat dengan sekolah yang berkualitas rendah dan memiliki prestasi

siswa yang rendah.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa

(faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi,

tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor

lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.

Jakarta merupakan kota besar di Indonesia, bukan hal yang tabu lagi jika

lingkungan perkotaan adalah tempat yang kurang baik dalam hal pendidikan anak.

Banyaknya tuntutan pekerjaan membuat kurangnya dukungan masyarakat terkait

pendidikan di Jakarta. Masyarakat Jakarta seperti orang tua dari SMAN 31 lebih

(6)

harus di dapatkan anaknya. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi masyarakat

dalam kegiatan serta respon dari orang tua saat diskusi terkait pendidikan.

Akibatnya adalah terjadi rendahnya dukungan masyarakat terhadap pendidikan.

Dimana beberapa masyarakat menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada

pihak sekolah. Hal ini sama seperti di SDN Kecamatan Pariaman Utara Kota

Pariaman yang sebagian masyarakatnya masih rendah dalam hal dukungan untuk

perkembangan pendidikan anaknya.

Salah satu faktor eksternal adalah faktor lingkungan sekolah seperti guru.

Guru merupakan pendidik utama dalam lingkungan sekolah. Seorang guru di

tuntut untuk bisa menerapkan ilmunya dalam mengajar. Namun, beberapa guru

masih belum bisa menyesuaikan sistem pembelajaran dan bahan ajar pada zaman

modern ini. Kurangnya sosialisasi sistem pembelajaran dan bahan ajar juga

menjadi masalah di beberapa daerah seperti di daerah 3T yaitu di Kabupaten

Kutai Barat yang perlu melakukan peningkatan kualitas guru, yakni melalui

peningkatan kualifikasi dan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten

Kutai Barat lebih profesional dalam mendidik peserta didiknya. Rendahnya

kualifikasi dan kompetensi guru di Kabupaten Kutai Barat secara tidak langsung

mempengaruhi kualitas guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu

ditingkatkan kualitas guru tersebut. Kejadian seperti ini masih terjadi juga di

Jakarta yang minimnya sosialisasi sistem pembelajaran dan implementasi bahan

ajar seperti kurikulum masih terjadi di Jakarta. Kurangnya sosialisasi terkait

pendidikan juga terjadi di SMAN 31. Hal itu menyebabkan rendahnya kompetensi

(7)

Pada umumnya prestasi belajar didukung juga oleh salah satu faktor yaitu

kelengkapan sarana pendidikan dalam proses belajar yang dilakukannya. Sarana

pendidikan yang memadai akan mendukung siswa dalam mencapai prestasi

belajar. Pemakaian sarana pendidikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan

akan banyak memberikan peluang kepada siswa untuk berprestasi. Namun, sarana

pendidikan di daerah tertinggal yang kurang memadai membuat kualitas

pendidikan Indonesia masih rendah. Bukan hanya wilayah 3T, SMAN 31 yang

berada di Jakarta juga masih kurang dalam memanfaatkan sarana pendidikan agar

menjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Sarana pendidikan merupakan

hal penunjang pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya

pengoptimalan dalam pengadaan dan pemanfaatan sarana pendidikan di kegiatan

pembelajaran SMAN 31 ini masih belum tercapai. Sehingga perkembangan

prestasi siswa di SMAN 31 masih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti

tertarik untuk meneliti masalah prestasi belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

Rendahnya Prestasi Belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta disebabkan oleh

hal-hal sebagai berikut :

1. Rendahnya daya dukung masyarakat 2. Rendahnya kompetensi guru

3. Rendahnya sarana pendidikan

(8)

Dari identifikasi masalah diatas, ternyata masalah rendahnya prestasi

belajar memiliki penyebab yang luas. Berhubung keterbatasan peneliti dalam

waktu, dana dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah:

“Hubungan Antara Sarana Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

SMAN 31 di Jakarta”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan

prestasi belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta?

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, pemerintah DKI Jakarta

dan SMAN 31 Jakarta, yaitu:

a. Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai sarana

pendidikan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diharapkan mampu

menjadi referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

b. Manfaat bagi pemerintah DKI Jakarta adalah untuk membantu pemerintah

dalam mengambil kebijakan sarana pendidikan agar dapat meningkatkan

(9)

c. Manfaat bagi SMAN 31 Jakarta adalah untuk menjadi referensi dalam

pemanfaatan sarana pendidikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar.

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual 1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan realisasi dari kecakapan - kecakapan

potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi belajar dapat di

lihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, prestasi

belajar ini dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang

(10)

prestasi belajar atau achievement test yang di susun oleh guru yang

mengajar mata pelajaran yang bersangkutan.

Prestasi belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dari

belajar di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola

baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian

atau suatu pengertian.1

Sama halnya dengan Morgan yang menyatakan bahwa prestasi

belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut

ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu,

sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya.2

Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Witherington

serta Morgan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

belajar yang membuat perubahan kebiasaan atau perilaku berupa

kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Mohamad Surya mengatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar. Prestasi dapat di ukur melalui tes yang sering di kenal dengan tes

prestasi belajar.3

Menurut Bloom bahwa prestasi belajar di gambarkan sebagai hasil

belajar yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

1 Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 2006) hlm. 62

(11)

dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.4

Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Mohamad Surya

dan Bloom adalah suatu keadaan dimana seseorang berusaha maksimal

dalam kegiatan belajar yang di ukur berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu keadaan

dimana seseorang atau siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan

belajar yang dimana terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan

berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.Dalam

berbagai definisi prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu :

Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.

2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah semua yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai

tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan

efisien. Keberadaan akan sarana pendidikan sebagai penunjang kegiatan

belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, dikarenakan

keberadaan serta kondisi dari sarana pendidikan dapat mempengaruhi

kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak.

Menurut Jame J. Jones sarana pendidikan merupakan semua

benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk

(12)

menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara

langsung maupun tidak langsung.5

Stoops dan Johnson berpendapat bahwa sarana pendidikan yaitu

peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk

menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti

gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media

pembelajaran.6

Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Jame J. Jones

dan Stoops serta Johnson adalah seluruh peralatan dan perlengkapan yang

diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar terciptanya

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Sarana pendidikan menurut Oemar Hamalik sebagai unsur

penunjang belajar yang berupa tiga hal yakni media atau alat bantu

belajar, peralatan -perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga

komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan,

ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama - sama terhadap kegiatan dan

keberhasilan belajar.7

Menurut Hunt Pierce sarana pendidikan adalah fasilitas belajar

lengkap yang menunjang proses belajar mengajar agar berjalan dengan

lancar sehingga tujuan pendidikan tercapai.8

5 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006) hlm. 115

6 Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana (Padang : UNP PRESS, 2007) hlm. 2

7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm. 102

(13)

Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Oemar

Hamalik dan Hunt Pierce adalah fasilitas belajar yang menunjang

aktivitas pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan dengan efektif dan

efisien serta terciptanya keberhasilan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka

dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah seluruh benda yang

bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang

efektif dan efisien. Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat

indikator – indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan

belajar serta ruangan belajar.

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis

melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini metode

pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan

rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi

belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang

sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu

tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.

Metode pembelajaran sangatlah berpengaruh atas tercapainya

(14)

rencanakannya teknik untuk memudahkan proses penerimaan ilmu

pengetahuan dalam pembelajaran.

Menurut Hebert Bisno yang dimaksud metode pembelajaran adalah

teknik - teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima

atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang

disiplin dan praktek.

Sedangkan menurut Max Siporin yang dimaksud metode adalah

sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan tujuan dan tugas

-tugas nyata.

Jadi, berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut hebert

bison dan max siporin adalah suatu teknik belajar dalam orientasi

aktifitas yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima dan

diterapkan di dalam praktek atau pembelajaran langsung yang memiliki

tujuan dan tugas yang nyata.

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner menyatakan bahwa metode

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Sama halnya dengan Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai suatu cara atau strategi pembelajaran yang dilakukan

oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk

(15)

Jadi berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut gagne,

briggs, wagner, gerlach dan elly metode pembelajaran merupakan suatu

cara dalam perancangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk

terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan pendapat – pendapat diatas secara keseluruhan, maka

dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau

strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada

siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai

jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik

belajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran

terdapat indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi

pembelajaran dan teknik belajar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan bulan Agustus 2012, ISSN

1979-9330 dengan judul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,

Ketersediaan Sarana Prasarana, Kapabilitas Mengajar Guru, dan

Dukungan Orang Tua, Kaitannya Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP

Negeri di Kota Surabaya”. Ruang lingkup penelitian adalah SMP Negeri di

Kota Surabaya.

Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara

ketersediaan sarana dan prasarana dengan prestasi belajar siswa diperoleh

(16)

sarana prasarana secara parsial berpengaruh signifikan dan salah satu

faktor yang berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar.

Pada penelitian peneliti hanya membahas hubungan antara sarana

pendidikan dengan prestasi belajar di Jakarta.

C. Kerangka Teoretik

Dalam kegiatan belajar yang efektif dan efisien membutuhkan

beberapa hal untuk menunjang kegiatan seperti alat, ruangan dan

perlengkapan lainnya. Sarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang

memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dalam kegiatan

belajar mengajar. Kelengkapan ketersediaan sarana pendidikan akan

membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajarnya. Teori media pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dan

Dayton adalah suatu teori yang didalamnya menjelaskan akan pentingnya

sarana pendidikan terhadap prestasi belajar siswa yang membantu

keefektifan belajar agar tercapainya tujuan pendidikan.9

Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan antara sarana

pendidikan dengan prestasi belajar.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka hipotesis dapat

dirumuskan sebagai berikut, terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. Maka semakin tinggi

kelengkapan dan kualitas sarana pendidikan, semakin tinggi pula prestasi

belajar yang akan dicapai.

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah cara atau jalan peneltian yang dilakukan dengan upaya ilmiah. Sedangkan metodelogi penelitian adalah cara-cara untuk mencapai tujuan penelitian melalui proses berfikir, penelitian ini didukung oleh beberapa metode.

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat (sahih, benar dan valid) dan dapat dipercaya (reliable) tentang:

1. Hubungan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. 2. Hubungan antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar. 3. Hubungan antara saran pendidikan dan metode pembelajaran

dengan prestasi belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(18)

C. Metode Penelitian 1. Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Mubyanto dan Suratno (2008), survey merupakan suatu cara yang utama untuk mengumpulkan data primer bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab pertanyaan.

Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yakni untuk memperoleh informasi yang bersangkutan dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.

2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika, 2005:24). Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai populasi adalah siswa kelas XI SMAN 31 di Jakarta. Siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta dipilih sebagai subyek penelitian mengingat mereka merupakan komponen penting/utama dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki hubungan dalam sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar.

(19)

adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31 Jakarta yang berjumlah 120 siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39 orang, XI IPS 2 sejumlah 40 siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.

2. Sampel

Penelitian yang berjudul “ Hubungan antara sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta, meliputi 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Dalam penelitian ini diganakan metode probability sampling melihat subyek penilitian terlalu luas dan peneliti tidak bisa mencakup semua subyek. Probability sampling adalah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Buchari Alma, 2004:57).

Sampel yang digunakan untuk menentukan kelas dan responden sampel adalah metode simple random sampling. Random sampling adalah teknik pengambilan sample dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2009: 111).

Kelas XI di SMAN 31 Jakarta memiliki jumlah siswa kelas XI yang berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Diambil sampel sebanyak 120 siswa dari kelas XI IPAS 1,2, dan 3 melalui tabel Isaac dengan signifika α=0,05 adalah 89 siswa.

(20)

Maka, dari sampel berjumlah 89 siswa terdiri dari 29 siswa kelas XI IPS 1, 30 siswa kelas XI IPS 2, dan 30 siswa kelas XI IPS 3.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penilaian

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu sarana pendidikan

sebagai variabel ( X1 ) , metode pembelajaran sebagai variabel ( X2 ) dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket mengenai motivasi dan minat bekerja di industri. Angket adalah sejumlah pernyataan yang diberikan pada responden untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang ingin diketahui untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan dengan seperangkat angket dalam bentuk skala Likert dan kemudian diberikan kepada responden yang secara langsung mengisinya.

Responden memilih kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang dirasa cocok. Untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1. Berikut merupakan tabel 1 skoring angket: pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar:

(21)

> 78 Sangat Baik

76-71 Baik

70-66 Cukup

<66 Kurang

Penyusunan instrumen yang berbentuk angket dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: (a) Menentukan indikator variabel dan (b) Membuat butir-butir pertanyaan. Butir-butir angket disusun berdasarkan kisi-kisi seperti pada tabel 3.

No. Variabel Indikator Nomor Item

1. Sarana Pendidikan - Ketersediaan sarana - Kelayakan sarana - Manfaat

1,5,7,8,10,11,13,1 6,18,20

2. Metode Pembelajaran - Penyampaian

- Pemahaman terhadap

Sebelum instrumen digunakan, diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk memeriksa kesahihan (validitas), baik isi maupun validitas konstruk serta kehandalan (reliabilitas), sehingga angket tersebut memenuhi syarat untuk digunakan Pengujian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA 31 Jakarta sebanyak 89 orang. Setelah melakukan uji coba, selanjutnya dilakukan analisis item untuk memeriksa validitas dan reliabilitas dari masing-masing item.

a. Validitas Instrumen

(22)

ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengukuran kevalidan item meliputi validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi dilakukan dengan analisis rasional, yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan penimbang ahli (expert judgement).

Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment (Riduwan, 2006:98).

rhitung=

N(∑ XY)−(∑ X)(∑Y)

{

N ∑ X2−(∑ X)2

}

{N ∑Y2−(∑Y)2

Keterangan:

rhitung = koefesien korelasi satu item dengan item total

∑X = jumlah skor setiap item

∑Y = jumlah skor seluruh item

∑XY = jumlah hasil kali skor X dan Y

N = jumlah responden

Data dikatakan valid apabila harga rhitung lebih besar dari harga rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 0,05.

Jika rHitung > ttabel berarti Valid

Jika rHitung < tabel berarti tidak Valid

(23)

b. Reliabilitas Instrumen

Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan metode Alpha. Rumus Alpha tersebut menurut Riduwan (2006:115) adalah sebagai berikut:

r11=

(

k

k−1

)

(

1−

Si St

)

Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = varians total

k = Jumlah item

Data dikatakan reliabel apabila harga rhitung lebih besar dari harga

rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11 > rtabel) pada taraf signifikansi

0,05.

Jika r11 > ttabel berarti Reliabel

Jika r11 < ttabel berarti Tidak Reliabel

Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji realibilitas harga rhitung dikonsultasikan terhadap rtabel sebesar 0,367 pada taraf signifikansi 0,05 maka semua item dinyatakan Reliabel.

(24)

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebarandata berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas digunakan rumus Chi Kuadrat (Riduwan, 2006:132).

X = Harga Chi Kuadrat yang dicari

f0 = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai

dengan keadaan )

fe = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori

Data dikatakan tersebar secara normal apabila harga Chi Kuadrat lebih

kecil dari harga Chi Kuadrat dalam tabel atau bisa ditulis ( 2 hitung <  2 tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika Hitung Tabel berarti distribusi tidak normal Jika Hitung Tabel berarti distribusi normal.

2. Uji Linearitas

Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y linear atau tidak. Rumus yang dipakai menurut Riduwan (2006:148).

Y = a + bx

Keterangan :

(25)

a = Konstanta penambahan terhadap hasil perkalian

b = Konstanta perkalian

Data dikatakan linear apabila harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel atau bisa ditulis (Fhitung < Ftabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika FHitung Tabel berarti data linear Jika FHitung Tabel berarti data tidak linear

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan konsep-konsep yang dibuat untuk membantu dalam pengumpulan data di lapangan yang selanjutnya membantu dalam mengelola serta menganalisis data.

Sejumlah konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Prestasi belajar merupakan suatu keadaan dimana seseorang atau

siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan belajar yang dimana

terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan berdasarkan 3 aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam berbagai definisi

prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu : Pengetahuan,

Keterampilan dan Sikap.

2. Sarana pendidikan adalah seluruh benda yang bergerak maupun tidak

bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat indikator –

indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan belajar

(26)

3. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi pembelajaran

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga

dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju

keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik belajar.

Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran terdapat

indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi pembelajaran

dan teknik belajar.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

Nasional, 2006

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2009

Mohamad, Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung:

Pustaka Bani Quraisy, 2006

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2010

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta,

2006

Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana, Padang : UNP PRESS,

2007

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,

2008

Widjaya, Sarana Pendidikan, Bandung : Tarsito, 2007

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Press, 2009

TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU

(28)

N

140 116 100 92 1000 399 258 213

150 122 105 97 1100 414 265 217

160 129 110 101 1200 427 270 221

(29)

180 142 119 108 1400 450 279 227

190 148 123 112 1500 460 283 229

200 154 127 115 1600 469 286 232

210 160 131 118 1700 477 289 234

220 165 135 122 1800 485 292 235

230 171 139 125 1900 492 294 237

240 176 142 127 2000 498 297 238

250 182 146 130 2200 510 301 241

260 187 149 133 2400 520 304 243

270 192 152 135 2600 529 307 245

ANGKET HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DAN

METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS XI SMAN 31 DI JAKARTA

Identitas Responden

Nama :

Kelas XI :

(30)

Petunjuk :

1. Bacalah dengan seksama pernyataan yang sudah disediakan, kemudian pilihlah bagaimana pendapat dan sikap anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list (√) pada setiap pernyataan

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

R = Ragu Ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

2. Angket ini bukan merupakan tes. Tidak ada jawaban yang benar dan salah terhadap pernyataan yang anda pilih. Jawaban anda juga tidak mempengaruhi mata pelajaran.

No

. Pernyataan

Jawaban

SS S R TS STS

1. Dalam proses pembelajaran saya menggunakan alat belajar sederhana

2. Materi yang dijelaskan mudah dicermati

3. Kelompok diskusi membantu saya dalam belajar

4. Materi yang diajarkan mudah ditemui di kehidupan sehari – hari

5. Saya sering melakukan simulasi materi

6. Kesempatan menjawab sering terjadi dalam proses pembelajaran

7. Sumber belajar mudah ditemukan

(31)

9. Pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan saya dalam berpikir krtitis

10.

Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

11.

Saya termotivasi untuk mencari

data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk

menyelesaikan permasalahan pembelajaran

12. Saya tidak bersemangat saat pembelajaran

13. Saya lebih suka belajar sendiri

14. Saya suka saat guru menjelaskan

15. Nilai saya menjadi lebih baik semester ini

16. Terdapat alat-alat penunjang belajar mengajar seperti proyektor, LCD dsb.

17. Saya dapat menggunakan media elektronik saat kegiatan belajar mengajar.

18. Penangan yang cepat apabila terjadi kerusakan pada alat-alat penunjang belajar seperti alat praktikum, proyektor, LCD.

19. Penggunaan alat-alat penunjang yang mudah di aplikasikan serta gunakann.

20.

Saya dapat merawat alat-alat elektronik di dalam kelas serta alat praktikum dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan penuh kerendahan hati dan melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas anugerah berkat serta hikmat dan kebijaksanaan

Apabila di wakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa print out dokumen lelang yang telah di upload (dokumen

Sekolah harus menjalankan program dengan konsisten agar kemampuan literasi siswa dapat berkembang dengan baik. Guru akan membimbing siswanya untuk kegiatan berbahasa lisan,

pengadaan t ersebut dapat didow nload pada SPSE. Dem ikian pem berit ahuan dari kam i, untuk m enjadi

Berdasarkan hasil dari analisis kelayakan usaha menggunakan Payback Periuod , Net Present Value, Internal Rate of Return dapat disimpulkan bahwa Bolu Kukus Greantea

Dari sini penulis melihat bahwa gereja Bethany melayani para Warga Binaan yang mendapat penilaian dari masyarakat sebagai “manusia hina dan lemah” (dalam artian

Menimbang, bahwa mengenai memori banding Terdakwa yang pada pokoknya sangat keberatan terhadap putusan Pengadilan Medan Nomor 3473/Pid.Sus/2016/PN Mdn, tanggal