PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMAN 31
JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 Dosen Pengampu : Sarkadi, M.Si Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian
Disusun Oleh:
Carina Kusuma Wardani NIM. 4115155591
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
OUTLINE USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE
1. Metode
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel D. Populasi dan Teknik Sampling
E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Definisi Operasional
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dan bersifat dinamis.
Pendidikan sebagai suatu sistem yang memiliki tata kehidupan masyarakat yang
3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia
saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan
tuntunan pembangunan secara bertahap. Semakin maju kualitas pendidikan, maka
semakin maju pula negara tersebut. Tidak meratanya pendidikan juga
mengakibatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah
dibandingkan dengan negara lain. Bukan hanya kualitas pendidikan yang belum
merata melainkan hal – hal yang menunjang tercapainya prestasi belajar di
Indonesia seperti sarana pendidikan, dukungan masyarakat dan lainnya. Indeks
pembangunan pendidikan (Education Development Index/EDI) pada data tahun
2008 menunjukkan angka 0,934. Nilai ini berarti terjadinya penurunan peringkat
pendidikan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Keberhasilan proses belajar bergantung pada kegiatan belajar
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun, banyak sekali anak Indonesia
salah satunya daerah Jakarta yang belum mendapatkan kegiatan belajar dengan
materi yang sudah disediakan kementrian pendidikan dan kebudayaan karena
prestasi belajarnya. Hal ini bisa dilihat bahwa masih banyak anak yang tinggal di
jakarta tidak sekolah dan menyebabkan kegiatan belajar tidak tercapai sehingga
prestasi belajar rendah.
Prestasi siswa merupakan salah satu indikator sekolah yang berkualitas.
Biasanya masyarakat menilai suatu sekolah pada prestasi siswanya. Menurut
pemerintah daerah beberapa sekolah di Jakarta memiliki passing grade yang
rendah salah satunya adalah SMAN 31 Jakarta yang hanya mencapai 324,0 dalam
penyeleksian masuk ke dalam sekolah tersebut. Passing grade ini merupakan
gambaran prestasi siswa dimana masyarakat memiliki pandangan bahwa sekolah
tersebut berkualitas. Dengan angka passing grade 324,0 yang termasuk angka
yang rendah dalam tahap rata – rata penyeleksiannya sehingga SMAN 31 dipandang
oleh masyarakat dengan sekolah yang berkualitas rendah dan memiliki prestasi
siswa yang rendah.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa
(faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi,
tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.
Jakarta merupakan kota besar di Indonesia, bukan hal yang tabu lagi jika
lingkungan perkotaan adalah tempat yang kurang baik dalam hal pendidikan anak.
Banyaknya tuntutan pekerjaan membuat kurangnya dukungan masyarakat terkait
pendidikan di Jakarta. Masyarakat Jakarta seperti orang tua dari SMAN 31 lebih
harus di dapatkan anaknya. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi masyarakat
dalam kegiatan serta respon dari orang tua saat diskusi terkait pendidikan.
Akibatnya adalah terjadi rendahnya dukungan masyarakat terhadap pendidikan.
Dimana beberapa masyarakat menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada
pihak sekolah. Hal ini sama seperti di SDN Kecamatan Pariaman Utara Kota
Pariaman yang sebagian masyarakatnya masih rendah dalam hal dukungan untuk
perkembangan pendidikan anaknya.
Salah satu faktor eksternal adalah faktor lingkungan sekolah seperti guru.
Guru merupakan pendidik utama dalam lingkungan sekolah. Seorang guru di
tuntut untuk bisa menerapkan ilmunya dalam mengajar. Namun, beberapa guru
masih belum bisa menyesuaikan sistem pembelajaran dan bahan ajar pada zaman
modern ini. Kurangnya sosialisasi sistem pembelajaran dan bahan ajar juga
menjadi masalah di beberapa daerah seperti di daerah 3T yaitu di Kabupaten
Kutai Barat yang perlu melakukan peningkatan kualitas guru, yakni melalui
peningkatan kualifikasi dan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten
Kutai Barat lebih profesional dalam mendidik peserta didiknya. Rendahnya
kualifikasi dan kompetensi guru di Kabupaten Kutai Barat secara tidak langsung
mempengaruhi kualitas guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu
ditingkatkan kualitas guru tersebut. Kejadian seperti ini masih terjadi juga di
Jakarta yang minimnya sosialisasi sistem pembelajaran dan implementasi bahan
ajar seperti kurikulum masih terjadi di Jakarta. Kurangnya sosialisasi terkait
pendidikan juga terjadi di SMAN 31. Hal itu menyebabkan rendahnya kompetensi
Pada umumnya prestasi belajar didukung juga oleh salah satu faktor yaitu
kelengkapan sarana pendidikan dalam proses belajar yang dilakukannya. Sarana
pendidikan yang memadai akan mendukung siswa dalam mencapai prestasi
belajar. Pemakaian sarana pendidikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan
akan banyak memberikan peluang kepada siswa untuk berprestasi. Namun, sarana
pendidikan di daerah tertinggal yang kurang memadai membuat kualitas
pendidikan Indonesia masih rendah. Bukan hanya wilayah 3T, SMAN 31 yang
berada di Jakarta juga masih kurang dalam memanfaatkan sarana pendidikan agar
menjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Sarana pendidikan merupakan
hal penunjang pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya
pengoptimalan dalam pengadaan dan pemanfaatan sarana pendidikan di kegiatan
pembelajaran SMAN 31 ini masih belum tercapai. Sehingga perkembangan
prestasi siswa di SMAN 31 masih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti
tertarik untuk meneliti masalah prestasi belajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
Rendahnya Prestasi Belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
1. Rendahnya daya dukung masyarakat 2. Rendahnya kompetensi guru
3. Rendahnya sarana pendidikan
Dari identifikasi masalah diatas, ternyata masalah rendahnya prestasi
belajar memiliki penyebab yang luas. Berhubung keterbatasan peneliti dalam
waktu, dana dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah:
“Hubungan Antara Sarana Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa
SMAN 31 di Jakarta”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan
prestasi belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, pemerintah DKI Jakarta
dan SMAN 31 Jakarta, yaitu:
a. Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai sarana
pendidikan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diharapkan mampu
menjadi referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
b. Manfaat bagi pemerintah DKI Jakarta adalah untuk membantu pemerintah
dalam mengambil kebijakan sarana pendidikan agar dapat meningkatkan
c. Manfaat bagi SMAN 31 Jakarta adalah untuk menjadi referensi dalam
pemanfaatan sarana pendidikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual 1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan realisasi dari kecakapan - kecakapan
potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi belajar dapat di
lihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, prestasi
belajar ini dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang
prestasi belajar atau achievement test yang di susun oleh guru yang
mengajar mata pelajaran yang bersangkutan.
Prestasi belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dari
belajar di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian
atau suatu pengertian.1
Sama halnya dengan Morgan yang menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu,
sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya.2
Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Witherington
serta Morgan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
belajar yang membuat perubahan kebiasaan atau perilaku berupa
kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Mohamad Surya mengatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha
maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Prestasi dapat di ukur melalui tes yang sering di kenal dengan tes
prestasi belajar.3
Menurut Bloom bahwa prestasi belajar di gambarkan sebagai hasil
belajar yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
1 Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 2006) hlm. 62
dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.4
Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Mohamad Surya
dan Bloom adalah suatu keadaan dimana seseorang berusaha maksimal
dalam kegiatan belajar yang di ukur berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu keadaan
dimana seseorang atau siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan
belajar yang dimana terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan
berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.Dalam
berbagai definisi prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu :
Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.
2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan
efisien. Keberadaan akan sarana pendidikan sebagai penunjang kegiatan
belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, dikarenakan
keberadaan serta kondisi dari sarana pendidikan dapat mempengaruhi
kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak.
Menurut Jame J. Jones sarana pendidikan merupakan semua
benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung.5
Stoops dan Johnson berpendapat bahwa sarana pendidikan yaitu
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti
gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pembelajaran.6
Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Jame J. Jones
dan Stoops serta Johnson adalah seluruh peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
Sarana pendidikan menurut Oemar Hamalik sebagai unsur
penunjang belajar yang berupa tiga hal yakni media atau alat bantu
belajar, peralatan -perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga
komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan,
ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama - sama terhadap kegiatan dan
keberhasilan belajar.7
Menurut Hunt Pierce sarana pendidikan adalah fasilitas belajar
lengkap yang menunjang proses belajar mengajar agar berjalan dengan
lancar sehingga tujuan pendidikan tercapai.8
5 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006) hlm. 115
6 Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana (Padang : UNP PRESS, 2007) hlm. 2
7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) hlm. 102
Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Oemar
Hamalik dan Hunt Pierce adalah fasilitas belajar yang menunjang
aktivitas pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan dengan efektif dan
efisien serta terciptanya keberhasilan belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah seluruh benda yang
bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang
efektif dan efisien. Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat
indikator – indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan
belajar serta ruangan belajar.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini metode
pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan
rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi
belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang
sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu
tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.
Metode pembelajaran sangatlah berpengaruh atas tercapainya
rencanakannya teknik untuk memudahkan proses penerimaan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran.
Menurut Hebert Bisno yang dimaksud metode pembelajaran adalah
teknik - teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima
atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang
disiplin dan praktek.
Sedangkan menurut Max Siporin yang dimaksud metode adalah
sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan tujuan dan tugas
-tugas nyata.
Jadi, berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut hebert
bison dan max siporin adalah suatu teknik belajar dalam orientasi
aktifitas yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima dan
diterapkan di dalam praktek atau pembelajaran langsung yang memiliki
tujuan dan tugas yang nyata.
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner menyatakan bahwa metode
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Sama halnya dengan Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu cara atau strategi pembelajaran yang dilakukan
oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
Jadi berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut gagne,
briggs, wagner, gerlach dan elly metode pembelajaran merupakan suatu
cara dalam perancangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
Berdasarkan pendapat – pendapat diatas secara keseluruhan, maka
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau
strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai
jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik
belajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran
terdapat indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi
pembelajaran dan teknik belajar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan bulan Agustus 2012, ISSN
1979-9330 dengan judul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,
Ketersediaan Sarana Prasarana, Kapabilitas Mengajar Guru, dan
Dukungan Orang Tua, Kaitannya Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP
Negeri di Kota Surabaya”. Ruang lingkup penelitian adalah SMP Negeri di
Kota Surabaya.
Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara
ketersediaan sarana dan prasarana dengan prestasi belajar siswa diperoleh
sarana prasarana secara parsial berpengaruh signifikan dan salah satu
faktor yang berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar.
Pada penelitian peneliti hanya membahas hubungan antara sarana
pendidikan dengan prestasi belajar di Jakarta.
C. Kerangka Teoretik
Dalam kegiatan belajar yang efektif dan efisien membutuhkan
beberapa hal untuk menunjang kegiatan seperti alat, ruangan dan
perlengkapan lainnya. Sarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang
memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dalam kegiatan
belajar mengajar. Kelengkapan ketersediaan sarana pendidikan akan
membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajarnya. Teori media pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dan
Dayton adalah suatu teori yang didalamnya menjelaskan akan pentingnya
sarana pendidikan terhadap prestasi belajar siswa yang membantu
keefektifan belajar agar tercapainya tujuan pendidikan.9
Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan antara sarana
pendidikan dengan prestasi belajar.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut, terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. Maka semakin tinggi
kelengkapan dan kualitas sarana pendidikan, semakin tinggi pula prestasi
belajar yang akan dicapai.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah cara atau jalan peneltian yang dilakukan dengan upaya ilmiah. Sedangkan metodelogi penelitian adalah cara-cara untuk mencapai tujuan penelitian melalui proses berfikir, penelitian ini didukung oleh beberapa metode.
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat (sahih, benar dan valid) dan dapat dipercaya (reliable) tentang:
1. Hubungan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. 2. Hubungan antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar. 3. Hubungan antara saran pendidikan dan metode pembelajaran
dengan prestasi belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian 1. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Mubyanto dan Suratno (2008), survey merupakan suatu cara yang utama untuk mengumpulkan data primer bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab pertanyaan.
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yakni untuk memperoleh informasi yang bersangkutan dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika, 2005:24). Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai populasi adalah siswa kelas XI SMAN 31 di Jakarta. Siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta dipilih sebagai subyek penelitian mengingat mereka merupakan komponen penting/utama dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki hubungan dalam sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar.
adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31 Jakarta yang berjumlah 120 siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39 orang, XI IPS 2 sejumlah 40 siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.
2. Sampel
Penelitian yang berjudul “ Hubungan antara sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta, meliputi 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Dalam penelitian ini diganakan metode probability sampling melihat subyek penilitian terlalu luas dan peneliti tidak bisa mencakup semua subyek. Probability sampling adalah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Buchari Alma, 2004:57).
Sampel yang digunakan untuk menentukan kelas dan responden sampel adalah metode simple random sampling. Random sampling adalah teknik pengambilan sample dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2009: 111).
Kelas XI di SMAN 31 Jakarta memiliki jumlah siswa kelas XI yang berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Diambil sampel sebanyak 120 siswa dari kelas XI IPAS 1,2, dan 3 melalui tabel Isaac dengan signifika α=0,05 adalah 89 siswa.
Maka, dari sampel berjumlah 89 siswa terdiri dari 29 siswa kelas XI IPS 1, 30 siswa kelas XI IPS 2, dan 30 siswa kelas XI IPS 3.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penilaian
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu sarana pendidikan
sebagai variabel ( X1 ) , metode pembelajaran sebagai variabel ( X2 ) dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket mengenai motivasi dan minat bekerja di industri. Angket adalah sejumlah pernyataan yang diberikan pada responden untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang ingin diketahui untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan dengan seperangkat angket dalam bentuk skala Likert dan kemudian diberikan kepada responden yang secara langsung mengisinya.
Responden memilih kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang dirasa cocok. Untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1. Berikut merupakan tabel 1 skoring angket: pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar:
> 78 Sangat Baik
76-71 Baik
70-66 Cukup
<66 Kurang
Penyusunan instrumen yang berbentuk angket dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: (a) Menentukan indikator variabel dan (b) Membuat butir-butir pertanyaan. Butir-butir angket disusun berdasarkan kisi-kisi seperti pada tabel 3.
No. Variabel Indikator Nomor Item
1. Sarana Pendidikan - Ketersediaan sarana - Kelayakan sarana - Manfaat
1,5,7,8,10,11,13,1 6,18,20
2. Metode Pembelajaran - Penyampaian
- Pemahaman terhadap
Sebelum instrumen digunakan, diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk memeriksa kesahihan (validitas), baik isi maupun validitas konstruk serta kehandalan (reliabilitas), sehingga angket tersebut memenuhi syarat untuk digunakan Pengujian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA 31 Jakarta sebanyak 89 orang. Setelah melakukan uji coba, selanjutnya dilakukan analisis item untuk memeriksa validitas dan reliabilitas dari masing-masing item.
a. Validitas Instrumen
ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengukuran kevalidan item meliputi validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi dilakukan dengan analisis rasional, yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan penimbang ahli (expert judgement).
Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment (Riduwan, 2006:98).
rhitung=
N(∑ XY)−(∑ X)(∑Y)
√
{
N ∑ X2−(∑ X)2}
{N ∑Y2−(∑Y)2Keterangan:
rhitung = koefesien korelasi satu item dengan item total
∑X = jumlah skor setiap item
∑Y = jumlah skor seluruh item
∑XY = jumlah hasil kali skor X dan Y
N = jumlah responden
Data dikatakan valid apabila harga rhitung lebih besar dari harga rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika rHitung > ttabel berarti Valid
Jika rHitung < tabel berarti tidak Valid
b. Reliabilitas Instrumen
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan metode Alpha. Rumus Alpha tersebut menurut Riduwan (2006:115) adalah sebagai berikut:
r11=
(
kk−1
)
(
1−Si St
)
Keterangan :
r11 = Nilai Reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = varians total
k = Jumlah item
Data dikatakan reliabel apabila harga rhitung lebih besar dari harga
rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11 > rtabel) pada taraf signifikansi
0,05.
Jika r11 > ttabel berarti Reliabel
Jika r11 < ttabel berarti Tidak Reliabel
Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji realibilitas harga rhitung dikonsultasikan terhadap rtabel sebesar 0,367 pada taraf signifikansi 0,05 maka semua item dinyatakan Reliabel.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebarandata berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas digunakan rumus Chi Kuadrat (Riduwan, 2006:132).
X = Harga Chi Kuadrat yang dicari
f0 = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai
dengan keadaan )
fe = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
Data dikatakan tersebar secara normal apabila harga Chi Kuadrat lebih
kecil dari harga Chi Kuadrat dalam tabel atau bisa ditulis ( 2 hitung < 2 tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika Hitung Tabel berarti distribusi tidak normal Jika Hitung Tabel berarti distribusi normal.
2. Uji Linearitas
Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y linear atau tidak. Rumus yang dipakai menurut Riduwan (2006:148).
Y = a + bx
Keterangan :
a = Konstanta penambahan terhadap hasil perkalian
b = Konstanta perkalian
Data dikatakan linear apabila harga Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel atau bisa ditulis (Fhitung < Ftabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika FHitung Tabel berarti data linear Jika FHitung Tabel berarti data tidak linear
G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan konsep-konsep yang dibuat untuk membantu dalam pengumpulan data di lapangan yang selanjutnya membantu dalam mengelola serta menganalisis data.
Sejumlah konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Prestasi belajar merupakan suatu keadaan dimana seseorang atau
siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan belajar yang dimana
terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan berdasarkan 3 aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam berbagai definisi
prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu : Pengetahuan,
Keterampilan dan Sikap.
2. Sarana pendidikan adalah seluruh benda yang bergerak maupun tidak
bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat indikator –
indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan belajar
3. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi pembelajaran
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga
dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju
keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik belajar.
Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran terdapat
indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi pembelajaran
dan teknik belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, 2006
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2009
Mohamad, Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2006
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta,
2006
Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana, Padang : UNP PRESS,
2007
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Widjaya, Sarana Pendidikan, Bandung : Tarsito, 2007
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Press, 2009
TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU
N
140 116 100 92 1000 399 258 213
150 122 105 97 1100 414 265 217
160 129 110 101 1200 427 270 221
180 142 119 108 1400 450 279 227
190 148 123 112 1500 460 283 229
200 154 127 115 1600 469 286 232
210 160 131 118 1700 477 289 234
220 165 135 122 1800 485 292 235
230 171 139 125 1900 492 294 237
240 176 142 127 2000 498 297 238
250 182 146 130 2200 510 301 241
260 187 149 133 2400 520 304 243
270 192 152 135 2600 529 307 245
ANGKET HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DAN
METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMAN 31 DI JAKARTA
Identitas Responden
Nama :
Kelas XI :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan seksama pernyataan yang sudah disediakan, kemudian pilihlah bagaimana pendapat dan sikap anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list (√) pada setiap pernyataan
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
2. Angket ini bukan merupakan tes. Tidak ada jawaban yang benar dan salah terhadap pernyataan yang anda pilih. Jawaban anda juga tidak mempengaruhi mata pelajaran.
No
. Pernyataan
Jawaban
SS S R TS STS
1. Dalam proses pembelajaran saya menggunakan alat belajar sederhana
2. Materi yang dijelaskan mudah dicermati
3. Kelompok diskusi membantu saya dalam belajar
4. Materi yang diajarkan mudah ditemui di kehidupan sehari – hari
5. Saya sering melakukan simulasi materi
6. Kesempatan menjawab sering terjadi dalam proses pembelajaran
7. Sumber belajar mudah ditemukan
9. Pembelajaran yang digunakan tidak mampu mengembangkan kemampuan saya dalam berpikir krtitis
10.
Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
11.
Saya termotivasi untuk mencari
data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk
menyelesaikan permasalahan pembelajaran
12. Saya tidak bersemangat saat pembelajaran
13. Saya lebih suka belajar sendiri
14. Saya suka saat guru menjelaskan
15. Nilai saya menjadi lebih baik semester ini
16. Terdapat alat-alat penunjang belajar mengajar seperti proyektor, LCD dsb.
17. Saya dapat menggunakan media elektronik saat kegiatan belajar mengajar.
18. Penangan yang cepat apabila terjadi kerusakan pada alat-alat penunjang belajar seperti alat praktikum, proyektor, LCD.
19. Penggunaan alat-alat penunjang yang mudah di aplikasikan serta gunakann.
20.
Saya dapat merawat alat-alat elektronik di dalam kelas serta alat praktikum dengan baik.