• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemisahan Pigmen dalam Daun dan Penetapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemisahan Pigmen dalam Daun dan Penetapa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pemisahan Pigmen dalam Daun dan Penetapan Kandungan Klorofil

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Kelompok 1

1. Helti Anggiana Pratiwi (131510501064)

2. Rani Eka P (101510501121)

3. Luppy Ritma Sinthya (131510501072) 4. Wahyu Sulistyorini (131510501056)

5. Dini Fidyandini (131510501082)

6. Hendro Yuli Aziz (131510501015) 7. M. Hisyam Nasrullah (131510501061)

8. Suhendri (131510501053)

9. Ahmad Khairus Aufar (131510501077) 10.Novantara Sunu Pamungkas (131510501094) 11.Fitria Wulandari (131510501095) 12.Intan Dwi Ambarwati (131510501124)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses biokimia yang tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri lakukan

untuk memproduksi energi terpakai dengan memanfaatkan energi cahaya

matahari. Daun merupakan organ terpenting pada tumbuhan yang berfungsi untuk

melakukan proses fotosintesis. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan

pigmen yang dinamakan klorofil. Klorofil ialah katalisator yang membantu proses

fotosintesis, yang sangat penting bagi seluruh jaringan tumbuhan yang

berfotosintesis.

Di dalam tumbuhan paling sedikit terdapat lima jenis klorofil, seluruh jenis

klorofil mengandung satu inti porifin dengan satu atom Mg terikat di tengah.

Perbedaan setiap jenis klorofil diakibatkan perbedaan dalam rantai alifatik yang

terikat pada inti porifin. Selain klorofil di dalam daun juga terdapat pigmen yang

lain seperti karotenoid dan antosianin, yang juga membantu penangkapan cahaya

dalam fotosintesis.

Untuk memisahkan pigmen yang ada dalam suatu tumbuhan dapat dilakukan

dengan beberapa cara salah satunya dengan teknik kromatografi. Kromatografi

merupakan suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi dari

penyusunan cuplikan antar dua fasa, serta perbedaan mobilitas yang disebabkan

adanya perbedaan absorpsi, partisi, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion,

kelarutan, tekanan uap. Prinsip dasar dari teknik kromatografi kertas ialah partisi

multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur.

Dengan melakukan pemisahan pigmen pada daun maka dapat mengetahui pigmen

apa yang terdapat dalam daun beserta mengetahui perbedaan warna setiap pigmen

pada daun.

Penetapan kandungan klorofil dilakukan dengan metode spektrofotometri.

Spektrofotometri ini merupakan metode penetapan jumlah klorofil dengan

menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang tertentu.

Pentingnya mengetahui jumlah klorofil yang ada dalam suatu daun adalah untuk

(3)

semakin tinggi. Selain itu, dengan mengatahuinya jumlah klorofil maka dapat

membandingkan kecepatan fotosintesis antara daun yang berklorofil sedikit

dengan daun yang berklorofil banyak.

1.2 Tujuan

1. Melihat macam pigmen yang terdapat dalam daun serta mempelajari

sifat-sifatnya.

(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kumari et al. (2012) menyatakan bahwa fotosintesis merupakan

metabolisme utama tumbuhan untuk bertahan hidup. Fotosintesis adalah proses

pengubahan energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia untuk tanaman,

mekanisme ini dilakukan oleh pigmen pada tumbuhan. Pigmen ini menyerap

panjang gelombang tertentu dari cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis.

Setiap tanaman mengandung pigmen yang berbeda-beda, beberapa pigmen

tersebut meliputi klorofil (berwarna hijau), karotenoid (berwarna kuning, oren

kemerahan), antosianin (merah sampai biru, tergantung pH), betalain (merah atau

kuning).

Klorofil yang digunakan untuk fotosintesis dibedakan menjadi dua. Ai dan

Banyo (2011) menyatakan bahwa tanaman tingkat tinggi mempunyai 2 macam

klorifil yaitu klorofil a yang berwana hijau tua (C55H72O5N4Mg) dan klorofil b

yang berwarna hijau muda (C55H70O6N4Mg). Klorofil a dan klorofil b serta

karotein ditemukan lebih banyak pada musim panas dibandingkan musim dingin

(Kadam et al, 2014).

Harborne (1987) menyatakan bahwa pemisahan dan pemurnian kandungan

tumbuhan seperti lipid, steroid, karotenoid, kuonin sederhana, dan klorofil dapat

menggunakan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Selain menggunakan

metode KLT pemisahan dapat pula dilakukan dengan metode kromatografi. Day

dan Underwood (1998) menyatakan jika suatu larutan petroleumeter dari klorofil

disaring mealui suatu kolom penyerapan, kemudian pigmen-pigmen tersebut

dipisahkan dari atas ke bawah sehingga menjadi berbagai daerah warna menurut

rangkaian adsorpsi, yang mana pigmen yang diadsorpsi lebih kuat menggantikan

yang lemah sehingga memaksanya turun ke bawah. Pemisahan selesai jika larutan

pigmen itu suatu aliran pelarut murni dilewatkan melalui kolom. Seperti suatu

spektrum sinar komponen campuran pigmen yang berbeda secara sistematis dapat

dipisahkan secara kuantitatif.

Pigmen pada daun dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kestabilan warna dari

(5)

hilangnya glikosil pada antosianin akibat hidrolisis ikatan glikosidik. Seiring

meningkatnya derajad pemanasan maka aglikon yang dihasilkan kurang stabil dan

menyebabkan berkurangnya intensitas warna dari antosianin (Hardiyanti dkk,

2013).

Kurniawan dkk (2010) menyatakan bahwa kandungan klorofil total diukur

dengan menggunakan metode spektrofotometri dengan alat spektrofotometer pada

panjang gelombang 646 nm, dan 663 nm. Setelah didapat nilai absorbansi maka

kandungan klorofil dapat dihitung menggunakan rumus :

Klorofil a = 12,21 A663 + 2,81 A646 mg/l

Klorofil b = 20,13 A646 + 5,03 A633 mg/l

Klorofil total = 17,3 A646 + 7,18 A663 mg/l (Harborne, 1987)

Setelah penetapan kandungan klorofil dapat disimpulkan (Setiari dan

Nurchayati, 2009) semakin tinggi kandungan klorofil maka dapat dikatakan

semakin tua umur tanaman. Selain umur tanaman, umur daun, tahapan fisiologis,

morfologi daun serta faktor genetik juga mempengaruhi jumlah klorofil. Sevik et

al. (2012) menyatakan bahwa jenis tanaman dan posisi daun akan mempengaruhi

jumlah klorofil yang ada dalam daun. Daun yang mendapatkan cahaya matahari

secara langsung dan daun yang tidak mendapatkan cahaya langsung (ternaung)

memiliki struktur internal dan eksternal yang berbeda, pada keadaan cahaya yang

lebih luas jaringan daun akan memberikan kekuatan pada tanaman agar tumbuh

subur dan jumlah klorofilnya sedikit tetapi jika daun berukuran besar maka jumlah

klorofil terlalu banyak. Penurunan kadar klorofil dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Zhani et al. (2012) menyatakan bahwa penurunan kandungan klorofil yang

disebabkan stress garam adalah fenomena yang umum terjadi, hal ini

(6)

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pemisahan Pigmen dalam Daun dan Penetapan Kandungan

Klorofil dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Jurusan Agronomi Fakultas

Pertanian Universitas Jember pada hari Kamis tanggal 25 September 2014.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Mortir dan stamper

2. Neraca Analitis

3. Kuvet

4. Corong Pemisah

5. Gelas Ukur

6. Labu Ukur

7. Spektrofotometer

3.2.2 Bahan

1. Daun tanaman

2. CaCO3

3. Aseton

4. Aquadest

5. Petroleum eter

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pemisahan Pigmen

1. Menimbang 1 gram daun tanaman yang telah ditentukan

2. Menumbuk/menghaluskan daun dengan mortar dan stamper serta diberi

sedikit CaCO3

3. Menambahkan 20 cc aseton. Menyaring larutan aseton yang berwarna hijau

(7)

4. Menyiapkan corong pemisah dan mengisi dengan 10-25 cc petroleum eter

dan meletakkan berdiri

5. Mengisikan 10-15 cc larutan aseton dalam corong pemisah dan mencampur

secara perlahan-lahan. Menunggu hingga terjadi perubahan warna.

6. Memisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.

3.3.2 Penentuan Kadar Klorofil

1. Memotong daun segar menjadi potongan kecil-kecil dan memasukkan 0,5

gram jaringan segar tersebut ke dalam mortar.

2. Menghancurkan menggunakan stamper sampai halus. Menambahkan aseton

80% secukupnya sehingga jaringan dapat menjadi homogen.

3. Mengaduk-aduk jaringan itu, kemudian mendekantasikan supernatant

(pindahkan ekstraknya), dengan menyaring terlebih dahulu menggunakan

kertas saring ke dalam labu ukur 100 ml.

4. Menambahkan aseton 80% ke dalam labu ukur sampai volume 50 ml.

5. Mengambil 5 ml larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 ml dan

mengencerkan dengan aseton 80% sampai volume 50 ml.

(8)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Kel. Daun Pigmen

Antosianin Klorofil A Klorofil B Xantophyt Karoten

1. Acalipa

Hijau - + + - -

2. Acalipa

Hijau - + + - -

3. Acalipa

Merah + - + - -

4. Acalipa

Merah + - + - -

4.2 Pembahasan

Dari data yang diperoleh pada daun Acapila hijau mempunyai pigmen

klorofil a dan klorofil b. Sementara daun Acapila merah selain memiliki pigmen

klorofil b juga memiliki pigmen antosianin. Perbedaan kandungan pigmen ini

disebabkan warna pada daun yang berbeda. Acalipa merah memiliki pigmen yang

lebih kompleks daripada Acapila hijau, hal ini disebabkan warna daun pada

Acalipa merah yang lebih beragam. Keberagaman warna pada Acalipa merah ini

menunjukkan Acapila merah lebih memiliki daya tangkap cahaya lebih baik dan

memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap kondisi lingkungan jika

dibandingkan dengan Acapila hijau. Kisman dkk (2007) menyatakan bahwa selain

berfungsi sebagai pembantu dalam proses fotosintesis, pigmen antosianin pada

Acapila merah juga memiliki fungsi untuk mempertahankan dan melindungi

tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik seperti cekaman dingin,

kekeringan, dan intensitas cahaya yang rendah.

Pada daun Acapila hijau cenderung berwarna hijau tua, yang mengandung

(9)

antena periperal kloroplas, yang memiliki respon terhadap kondisi cahaya yang

diterima sebagai bentuk dan mekanisasi adaptasi tanaman. Klorofil a dan b pada

daun Acapila hijau berperan dalam proses fotosintesis. Klorofil b berfungsi

sebagai antena yang mengumpulkan cahaya untuk yang akan ditransfer ke pusat

reaksi, yang mana pusat reaksi adalah klorofil a untuk digunakan pada proses

fotosintesis.

Pada tanaman tingkat tinggi pigmen atau zat warna pada umumnya terdapat

di dalam sel-sel jaringan meristem yang dalam perkembangannya akan

membentuk kloroplas ataupun kromoplas. Pigmen pada tumbuhan meliputi

klorofil, antosianin, dan karotenoid, karotenoid sendiri masih dibedakan menjadi

dua yakni karoten dan xantofil. Klorofil merupakan zat warna utama pada

tumbuhan. Klorofil memiliki sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol,

methanol, eter, aseton, bensol dan kloroform. Selain itu klorofil bersifat

fluorescence, fluorescense yakni apabila mendapatkan penyinaran dengan

spektrum cahaya tertentu maka cahaya yang diteruskannya adalah cahaya pada

spektrum yang berlainan. Sebuah warna dihasilkan karena kemampuan ikatan

kimia suatu pigmen untuk menyeleksi gelombang cahaya yang diserap dan

dipantulkan. Pada klorofil a berwarna hijau kebiruan namun cahaya yang diserap

adalah biru, violet dan merah sedangkan pada klorofil b berwarna hijau

cerah/kekuningan sebenarnya cahaya yang diserap adalah biru dan oranye.

Antosianin merupakan suatu glikosida bersifat larut dalam air, dihasilkan

melalui lintasan flavonoid di dalam sitoplasma. Antosianin berfungsi memikat

serangga untuk penyerbukan, penyebaran biji, anti oksidan dan melindungi dari

kondisi yang tidak menguntungkan. Antosianin akan berwarna merah jika berada

di lingkungan asam, berwarna biru di lingkungan basa dan jika berada di

lingkungan netral akan berwarna ungu.

Pigmen karotenoid terdiri atas dua golongan, yakni karoten dan xantofil.

Karoten merupakan suatu persenyawaan hidrokarbon yang mempunyai rumus

kimia C40H56, umumnya karoten menyebabkan warna jingga pada tanaman serta

(10)

dengan rumus kimia C40H56(OH)2. Pada pematangan buah jumlah xantofil akan

menurun sebaliknya karoten akan meningkat.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil pada

tanaman, diantaranya faktor pembawa, cahaya, oksigen, karbohidrat, air,

temperatur, dan juga unsur-unsur Mn, Cu, dan Zn. Pigmen dibawa oleh gen

tertentu di dalam kromosom, jika gen ini tidak terdapat pada tumbuhan maka

tumbuhan akan mengalami albino. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil,

jika cahaya yang diterima terlalu banyak ataupun terlalu sedikit akan berpengaruh

buruk pada klorofil. Kecambah yang ditumbuhkan pada kondisi gelap kemudian

ditempatkan pada kondisi terang tidak akan membentuk klorofil jika oksigen tidak

tersedia. Pada tumbuhan yang beretiolasi karbohidrat sangat membantu proses

pembentukan klorofil, daun tidak akan menghasilkan klorofil jika tidak adanya

karbohidrat meskipun faktor yang lain tercukupi. Air merupakan faktor yang

penting, kekurangan air akan mengakibatkan desintegrasi dari klorofil. Suhu yang

optimal sekitar 26-30°C merupakan kondisi yang baik pada pembentukan klorofil.

Unsur-unsur hara seperti Mn, Cu, dan Zn hanya dalam jumlah yang sedikit,

namun sangat membantu pada pembentukan klorofil. Jika unsur-unsur tersebut

tidak tersedia maka daun akan mengalami klorosis.

Pigmen dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya struktur atau rumus

kimia, gugus pengikat, cahaya yang diserap dan absorbansi maksimum. Hal ini

ditunjukkan pada tabel 1. Dengan perbedaan rumus kimia, gugus pengikat, cahaya

yang diserap dan absorbansi maksimum maka pigmen yang dihasilkan juga akan

berbeda pula.

Tabel 1. Perbandingan pigmen klorofil a dan klorofil b

(11)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tanaman Acalipa hijau mengandung klorofil a dan klorofil b sedangkan

pada Acapila merah mengandung klorofil b dan antioksidan.

2. Pigmen yang ada pada tumbuhan meliputi klorofil, antosianin, karotenoid

(terdiri dari karoten dan xantofil).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil faktor pembawa,

cahaya, oksigen, karbohidrat, air, temperatur, dan juga unsur-unsur Mn, Cu,

dan Zn. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pigmen adalah struktur atau

rumus kimia, gugus pengikat, cahaya yang diserap dan absorbansi

maksimum.

5.2 Saran

Sebaiknya pengamatan dilakukan tidak hanya pada daun Acapila merah dan

hijau saja, melainkan juga pada daun-daun tanaman lain yang memiliki warna

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Ilmiah Sains, 11(2) : 166-173.

Day, R. A. and A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Terjemahan oleh Sopyan, I. 2002. Jakarta : Erlangga.

Harborne, J. B. 1973. Metode Fitokimia. Terjemahan oleh Padmawinata, K. dan S. Niksolihin. 1987. Bandung : ITB.

Hardiyanti, Y., D. Darwis, dan A. Santoni. 2013. Ekstraksi dan Uji ANtioksidan Senyawa Antosianin dari Daun Miana (Coleus scutellarioides L (Benth).) serta Aplikasi pada Minuman. Kimia Unand, 2(2) : 44-50.

Kadam, V. B., S. B. Salve, M. D. Sonawane, and P. P. Ahire. 2014. Estimation of Chlorophyll Content of Some Medicinal Plants of Genus Terminalia of Marathwada region in Maharashtra. Current Trends in Pharmacentical Research, 2(5) : 634-637.

Kisman, N. Khumaida, Trikoesoemaningtyas, Sobir, dan D. Sopandie. 2011. Karakter Morfo-Fisiologi Daun, Penciri Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah. Bul. Agron., 35(2) : 96-102.

Kumari, S. P. K., Y. S. Vani, V. Sridevi, and M. V. V. C. Lakshmi. 2012. Separation and Observation of Plant Pigments in Fertilizer Effected Medicinal Plants Using Paper Chromatography. Engineering Science and Advanced Technology, 2(2) : 317-326.

Kurniawan, M., M. Izzati, dan Y. Nurchayati. 2010. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 18(1) : 28-40.

Setiari, N. dan Y. Nurchayati. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada Beberapa Sayuran Hijau sebagai Alternatif Bahan Dasar Food Supplement. Bioma, 11(1) : 6-10.

Sevik, H., D. Guney, H. Karakas, and G. Aktar. 2012. Change to Amount of Chlorophyll on Leaves Depend on Insolation in Some Landscape Plants. Environmental Sciences, 3(3) : 1057-1064.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan pigmen klorofil a dan klorofil b

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian tepung daun singkong, daun ubi jalar dan eceng gondok sebagai sumber pigmen karotenoid

Warna ungu yang terdapat pada daun miana adalah indikator keberadaan pigmen antosianin.Pemanfaatan daun miana sebagai sumber antosianin dapat dimanfaatkan sebagai

Judul Penelitian : Penatapan Kadar Pigmen Antosianin pada Daun Jati Muda (Tectona grandis L.f ) sebagai Bahan Pewarna Alami Makanan dengan Spekrofotometri UV-Vis..  Nama Lengkap

Pada sampel penelitian ini, xantofil diidentifikasi sebagai senyawa turunan karotenoid yang terkandung di dalam pigmen klorofil.. Harborne (1996) melaporkan, umumnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pigmen klorofil dan besar celah energi pada daun Cyclea barbata yang akan diaplikasikan pada sel surya

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rumput laut non budidaya yang diperoleh dari perairan Tablolong memiliki kandungan pigmen karotenoid dan klorofil.. Saran

Daun pandan (Pandanus amaryllifolius) bisa dipakai sebagai pewarna alami makanan karena menghasilkan warna hijau yang dihasilkan oleh pigmen yang bernama klorofil. Selain itu

Jenis pigmen yang terkandung pada sampel terdiri dari pigmen klorofil a, klorofil b, klorofil c, xantofil, feofitin hingga karoten.Data hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 spot