• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI EKOWISATA MANGROVE WONOREJO SURABAYA | Maulidiya Muksin | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI EKOWISATA MANGROVE WONOREJO SURABAYA | Maulidiya Muksin | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

196

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

WISATAWAN DI EKOWISATA MANGROVE WONOREJO SURABAYA

Dian Rizki Maulidiya Muksin Sunarti

Fakultas Ilmu Administrasi Univеrsitas Brawijaya

Malang

dianmaulidyaa.dm@gmail.com

ABSTRACT

Motivation is an important factor for prospective tourist in taking decisions about the destinations to be visited. in this study using the quantity method. This study aims to clarify and to know the influence of motivation on tourists visiting decision to know the variables that influence the decision significantly to tourists visiting in Surabaya’s Mangrove Ecotourism. Independent variables in this study is motivation and dependent variables in this study is the decision of tourists visiting. This study was carried out on Mangrove Ecotourism Wonorejo Surabaya. Populations and Samples are tourists who visit on Mangrove Ecotourism. Sampling tehniques using Purposive Sampling. The sample in this study amounted to 113 respondents.Based on the result was showed that Sig. 0,000<0,05, which means the Motivation which consists of Physical Motivation, Social Motivation and Fantasy Motivation have a significant influence on Tourists Visiting Decision. Based on results showed that the variabls of Physical Motivation, Social Motivation and Fantasy Motivation significantly influence Tourist Visiting Decision. T test results also showed that the Physical Motivation in item X1.1 have had the most powerful effect compared with other items, so the item X1.1 in Physical Motivation variable have the dominant influence on the Tourists Visiting Decision.

Kеywords: Motivation, Tourists Visiting Decision, Eco Tourism

АBSTRАK

Motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Dalam penelitian menggunakan metode kuantitif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Ekowisata Mangrove Surabaya. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Motivasi dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Berkunjung Wisatawan. Penelitian ini dilaksanakan di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Populasi dan Sampel yang digunakan adalah wisatawan yang berkunjung di Ekowisata Mangrove. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 113 responden.Berdasarkan hasil Uji t pada penelitian ini menunjukan sig. 0,000<0,05 yang berarti Motivasi yang terdiri dari Motivasi Fisik, Motivasi Sosial dan Motivasi Fantasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan. Berdasarkan hasil Uji t dapat diketahui bahwa item Motivasi Fisik, Motivasi Sosial dan Motivasi Fantasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan. Hasil Uji t juga menunjukan bahwa Motivasi Fisik pada item (X1.1) memiliki pengaruh yang paling kuat dibanding item yang lain. Sehingga pada hasil penelitian ini item (X1.1) pada variabel Motivasi Fisik memiliki pengaruh yang dominan terhadap Keputusan Berkunjung.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

197 PЕNDAHULUAN

Pitana dan Gayatri (2005:58), menyatakan bahwa motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Motivasi wisatawan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan industri pariwisata suatu daerah. Mempelajari motivasi wisatawan sangat penting, karena setiap wisatawan yang akan berkunjung ke suatu destinasi memiliki motivasi yang berbeda dan motivasi yang dimilikipun beragam, maka dari itu, setiap pengelola destinasi suatu daerah harus mampu memahami motivasi dari seorang wisatawan karena hal tersebut berguna untuk peningkatan industri dan menjadi pemicu wisatawan dalam melakukan keputusan pembelian atau keputusan kunjungan ke tempat pariwisata.

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli(Kotler dan Amstrong, 2003:226). Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Swastha dan Handoko, 2000:15).Keputusan pembelian dapat diartikan sebagai keputusan berkunjug, pengertian keputusan berkunjung adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan tempat wisata untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang paling mendasar adalah faktor psikologis yang terdiri dari: motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, dan sikap. Keputusan untuk melakukan perjalanan wisata pada dasarnya sama dengan keputusan pembelian yaitu mengeluarkan uang untuk mendapatan kepuasan. Menurut Kolter dan Keller 2009:208) proses pengambilan keputusan seseorang wisatawan melalui lima fase yaitu kebutuhan atau keinginan melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan perjalanan wisata, persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, dan evaluasi kepuasan perjalanan wisata. Hal – hal yang perlu diperhatikan lainnya ialah bagaimana cara agar

dapat menarik wisatawan untuk berkunjung kesuatu destinasi tersebut.

Destinasi pariwisata merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seorang dibandingkan tempat lain yang dilalui selama perjalanan (Pitana dan Diarta, 2009:126). Destinasi wisata mempunyai beberapa jenis obejek wisata. Jenis wisata yang ada yaitu objek wisata alam, wisata buatan dan wisata budaya. Seperti yang diketahui setiap daerah mempunyai berbagai destinasi yang akan menarik minat kunjungan bagi wisatawan ke tempat wisata misalnya saja Kota Surabaya.

Kota Surabaya merupakan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur yang terletak di wilayah utara Jawa Timur dan memiliki wilayah pantai dan laut, selain menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.Surabaya terkenal dengan sebutan KotaPahlawan karena sejarahnya.

Surabaya memiliki beragam destinasi wisata yang menarik. Kebanyakan destinasi wisata di kota ini erat kaitannya dengan sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa, serta perjuangan nasional Indonesia. Selain itu, Surabaya juga memiliki wisata alam yang menarik, di antaranya adalah Ekowisata Mangrove Wonorejo dan Pantai Kenjeran. Surabaya juga dikenal sebagai kota

tempat singgahnya wisatawan mancanegara yang

akan berwisata di wilayah Malang Raya, Gunung Bromo, maupun Gunung Ijen (Surabaya.go.id).

Kegiatan pariwisata di Kota Surabaya berkembang cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya destinasi wisata yang ada.Selain itu kegiatan pariwisata di Kota Surabaya yang berkembang dengan baik dapat dilihat pada jumlah kunjugan wisatawan.Jumlah wisatawan yang datang ke Kota Surabaya mengalami peningkatan. Pada 2015 jumlah wisatawan mancanegara maupun domestic 18.110.200 orang, meningkat 15% dibanding 2014 sebesar 15.393.670 orang (travel.kompas.com). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang dapat meningkatkan pendapatan di Kota Surabaya.Data tersebut menunjukan bahwa dengan adanya sektor pariwisata baik untuk tetap bisa dikembangkan.

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

198 atau kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata

sendiri memiliki tiga jenis daya tarik.Pertama yaitu daya tarik wisata alam, daya tarik wisata yaitu lebih ke arah destinasi wisata berbasis alam. Kedua yaitu daya tarik wisata budaya yaitu sesuatu atraksi yang dapat membuat wisatawan tertarik pada destinasi berbasis budaya atau atraksi budaya. Ketiga yaitu daya tarik wisata buatan, daya tarik yang membuat wisatawan tertarik pada destinasi buatan.

Surabaya memiliki destinasi wisata salah satunya yaitu ekowisata hutan mangrove yang terletak di daerah Wonorejo.memiliki hutan mangrove sebagai menahan erosi agar tidak terjadi abrasi. Tanaman mangrove bisa menghambat derasnya air laut yang menuju daratan sehingga mencegah bencana alam.Fasiltas yang ada di hutan mangrove wonorejo seperti penyewaan perahu untuk mengilingi hutan mangrove dan pendopo untuk istirahat.Tempat yang sejuk, nyaman dan harga terjangkau membuat hutan mangrove menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan.Hal ini mampu menjadi motivasi bagi wisatawan untuk berkunjung ke ekowisata mangrove wonorejo Surabaya.

Pada saat melakukan pra riset peneliti melihat adanya jumlah kunjungan dari Ekowisata Mangrove Wonorejo mengalami peningkatan kunjungan. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan maka keinginan dan kebutuhan wisatawan memiliki perbedaan masing-masing sehingga dari disini peneliti tertarik melihat motivasi wisatawan yang berkunjung ke Ekowisata Mangrove Surabaya.

KAJIAN PUSTAKA Motivasi

Menurut Sudirman (2011:73), mendefinisikan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang menyebabkan orang tersebut bertindak melakukan sesuatu tanpa disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut (Ngalim, 2007 : 10), mengemukakan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu yang disebut dengan “motif”, yakni motif perjalanan. Dengan adanya beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah trigger atau dorongan dari dalam

diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perjalanan wisata.

Menurut (Pitana dan Gayatri, 2005 : 58), mengatakan bahwa motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut:

a. Physical motivation b. Cultural motivation

c. Social motivation atau interpersonal motivation

d. Fantasy motivation

Menurut (Pitana dan Gayatri, 2005:62), apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan pasti ada manfaat dan akibat yang akan ditimbulkan, berikut manfaat atau akibat dari perjalanan :

a. Travel is recuperation and regeneration b. Travel is compensation and social integration c. Travel is escape

d. Travel is communication e. Travel broadens the mind

f. Travel is freedom and self determination g. Travel is self realization

h. Travel is happiness

Keputusan Berkunjung

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai kegiatan konsumen memilih suatu produk atau jasa dalam melakukan keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2003:224). Sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang pengunjung terlebih dahulu melakukan sebuah proses mental untuk sampai pada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, ke mana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya. Proses pengambilan keputusan ini sangat penting bagi pembangunan pariwisata terkait dengan berbagai fakta yang mempengaruhi keputusan berkunjung ke suatu destinasi wisata.

Menurut (Mathieson dan Wall, 1982; Shaw dan William, 1992): Keputusan melakukan perjalanan wisata adalah keputusan “pembelian” yang mengeluarkan uang untuk mendapatkan kepuasan. Namun pembelian dalam konteks pariwisata mempunyai beberapa keleluasaan, paling tidak dalam hal-hal di bawah ini:

1) Produk yang dibeli adalah produk intangible, berupa pengalaman (experience). Meskipun ada bagian dari produk yang tangible (seperti cenderamata), tetapi preparasinya sangat kecil terhadap total nilai pembelian.

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

199 3) Pembelian tidak bersifat spontan, perjalanan

wisata pada umumnya direncanakan jauh hari sebelumnya, termasuk perencanaan aspek finansial, pemilihan jenis akomodasi, transportasi, dan seterusnya.

4) Untuk menikmati produk yang dibeli, wisatawan harus mengunjungi daerah tujuan wisata secara langsung, berbeda dengan produk lain yang dapat dikirim kepada pembeli. Produk yang dibeli dalam pariwisata tidak dapat disimpan untuk dinikmati pada waktu yang berbeda.

5) Bagi sebagian wisatawan, mereka tidaklah distante minimized bahkan menganggap perjalanan panjang sebagai bagian dari produk wisata yang dibeli.

Hipotеsis

Gambar 1. Modеl Hipotеsis

Motivasi (X) berpengaruh signifikan terhadapKeputusan Berkunjung (Y).

MЕTODE PЕNЕLITIAN

Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya Provinsi Jawa Timur. Didapatsampеl 113 orang rеspondеndеnganpеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisismеnggunakan rеgrеsi liniеr sederhana.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Sederhana

Variabel

Gambaran Motivasi Terhadap Keputusan Berkunjung pada Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Gambaran motivasi dapat dilihat melalui hasil dari mean masing-masing indikator. Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi variabel motivasi dapat disimpulkan bahwa sebagian responden setuju dilihat dari modus setiap item yang telah terjawab. Pada indikator motivasi fisik (X.1.1) hasil dari mean indikator menunjukkan bahwa berada di kategori baik yaitu sebesar 4,38. Item dalam indikator motivasi fisiksendiri menunjukkan bahwa motivasi fisikmenjadi salah satu motivasi pengunjung untuk mengunjungi Ekowisata Mangrove Surabaya, karena dengan adanya bentuk fisik yang akan dirasakan oleh para wisatawan seperti contoh yang telah diambil dalam item tersebut. Menurut Maslow dan Reksohadiprojo (1996) kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk hidup. Hal tersebut didukung oleh atraksi yang ada di Ekowisata Mangrove Wonorejo, atraksi yang dapat memberikan kesenangan, memacu adrenalin juga beberapa lokasi yang memang diperuntukan untuk santai, tenang, rileks, dan menghilangkan penat. Sehingga tepat jika motivasi fisik merupakan item dengan nilai mean tertinggi dibanding item lain.

Pada indikator motivasi sosial berada pada kategori baik yaitu sebesar 4,12. Item yang terdapat pada indikator motivasi sosial (X.2.1) memperlihatkan bahwa wisatawan kerap bertemu teman atau kerabat dan keluarga di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabayauntuk bersenang-senang dan menghabiskan waktu. Didukung dengan suasana pepohonan mangrove yang rindang sehingga menjadi tempat favorit wisatawan yang datang ketempat ini.

Berdasarkan pada indikator motivasi fantasidistribusi jawaban responden jika dilihat dari mean indikator menunjukkan berada di kategori baik yaitu 4,31. Setiap item yang terdapat dalam indikator motivasi fantasi (X3.1) menunjukkan bahwa pengunjung yang datang ke Ekowisata Mangrove Wonorejobertujuan untuk melepas penat ketika seharian telah bekerja dan untuk mendapatkan kepuasan psikologis. Hal tersebut dimanfaatkan bagi para wisatawan untuk mengahbiskan waktu berlibur untuk mengunjungi ekowisata mangrove untuk merasakan suasana

Motivasi (X)

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

200 yang berbeda seperti hari-hari yang telah

didapatkan, dan dengan harga terjangkau para wisatawan sudah mendapatkan berbagai fasilitas yang telah disediakan.Berdasarkan indikator motivasi yang paling dominan berpengaruh dilihat dari mean terbesar adalah motivasi fisik (X1.1) disusul dengan indikator motivasi fantasi (X.2.1) dan motivasi sosial (X.3.1).

Berdasarkan Tabel distribusi frekuensi jawaban responden variabel keputusan berkunjung item pemilihan destinasi sesuai keinginan (Y1) masuk ke dalam kategori baik yaitu dengan hasil mean indikator sebesar 4,14. Wisatawan memutuskan untuk berkunjung ke Ekowisata mangrovekarena memiliki suasana yang ada disana sesuai dengan keinginan wisatawan untuk mengisi waktu libur.Dengan demikian warga Surabaya dan sekitarnya tidak perlu bingung untuk mencari suasana dan tempat berlibur yang nyaman, karena Ekowisata Mangrove bisa memberikan apa yang dibutuhkan oleh wisatawan, dengan memiliki tempat nyaman dan sejuk akan membuat wisatawan betah berlama-lama didestinasi tersebut.

Item pencarian informasi (Y.2) dapat dikategorikan ke dalam skala baik menurut hasil mean indikator yaitu 4,04. Menurut item indikator pencarian informasi dapat diketahui bahwa pengunjung mencari informasi mengenai Ekowisata Mangrove sebelum melakukan kunjungan dan pengunjung mendapatkan banyak informasi dari berbagai media mengenai Ekowisata Mangrovesebagai bahan untuk menentukan keputusan. informasi tersebut banyak ditemukan dalam web Ekowisata Mangroveitu sendiri, terdapat informasi wahana edukasi,harga tiket masuk, jam operasional, telepon yang dapat dihubungi untuk memperoleh informasi tambahan, dan juga foto-foto yang dapat diketahui pengunjung sebelum datang berkunjung ke Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.

Item Ekowisata Mangrove memiliki tempat yang nyaman (Y.3) dapat dikategorikan ke dalam skala sangat baik yaitu dengan mean indikator sebesar 4,20. Menurut item ini wisatawan memilih berlibur ke Ekowisata Mangrovekarena alasan memiliki tempat yang nyaman karena ditumbuhi tanaman mangrove yang rindang sehingga membuat destinasi tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini seperti yang di kemukakan oleh Pitana dan Diarta (2009) bahwa citra suatu destinasi dapat mempengaruhi motivasi

wisatawan untuk berkunjung atas keunikan suatu destinasi. Citra baik tersebut tentunya didukung oleh harga yang terjangkau dan sesuai dengan anggaran berlibur, kebersihan area, minimnya kecelakaan, dan juga keramahan dari karyawan yang berkerja di Ekowisata Mangrove.

Berdasarkan item sesuai dengan anggaran berlibur (Y.4) dapat dikategorikan ke dalam skala baik yaitu dengan mean indikator sebesar 4,18. Menurut item sesuai dengan anggaran berlibur dan membuat keputusan berkunjung, pengunjung meyakini bahwa mengunjungi Ekowisata Mangroveadalah keputusan yang tepat untuk berlibur, harga tiket masuk Ekowisata mangrove terbilang cukup murah dan sesuai dengan anggaran wisatawan karena dengan harga murah para wisatawan sudah bisa merasakan suasana yang berbeda di Kota Surabaya dengan rindangnya pepohonan Mangrove. Hal ini di kemukakan oleh Pitana dan Diarta (2009) bahwa harga yang sebanding dengan pengalaman yang didapat dirasa dapat mempengaruhi tingkat motivasi wisatawan dalam mengunjungi suatu destinasi.

Item melakukan kunjungan ulang(Y5) dapat dikategorikan ke dalam skala sangat baik yaitu dengan mean indikator sebesar 4,28. Menurut item perilaku setelah kunjungan pada dasarnya untuk melihat apakah wisatawan senang dan akan melakukan kunjungan lagi atau tidak, dari hasil jawaban item dari perilaku setelah kunjungan diketahui bahwa wisatawan akan mengunjungi Ekowisata Mangrove kembalilagi lain waktu. Berdasarkan hasil mean per itemdapat diketahui bahwa dalam variabel keputusan berkunjung item melakukan kunjungan ulang (Y5) adalah indikator dominan disusul dengan tempat yang nyaman (Y3), sesuai dengan anggaran berlibur (Y4), sesuai dengan destinasi pilihan (Y1), dan pencarian informasi (Y2).

Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan Berkunjung padaPengunjung Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Hasil analisis data pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel Motivasi (X) memiliki pengaruh yangterhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y). Pengujian yang dilakukan memperoleh nilai signifikansit 0,000 sehingga signifikansi t<signifikansi α yaitu (0,000< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

201 Motivasi (X) terhadap variabel Keputusan

Berkunjung (Y1). Jika dilihat dari nilaiyang diperoleh, maka motivasimemiliki pengaruh sebesar 38,7% dalam mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung ke Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Hal tersebut berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Effendy, dkk (2015) bahwa memang terdapat pengaruh positif motivasi wisatawan terhadap keputusan berkunjung. Indikator yang berpengaruh secara dominan pada variabel motivasi adalah indikator motivasi fisikyang mempunyai nilaimean sebesar 4,38 dengan item indikator ekowisata mangrove tempat untuk melakukan aktivitas Jogging Track Ekowisata Mangrove merupakan tempat untuk mendapatkan udara segar, dan Ekowisata Mangrove tempat untuk mendapatkan tantangan atau petualangan. Diketahui mean item tertinggi yaitu item melakukan aktivitas Jogging Track, pengunjung dapat melakukan hal-hal menyenangkan dan melakukan aktifitas yang menguntungkan secara fisik yang dapat memberikan rileksasi di Ekowisata Mangrove Wonorejo. Hal ini berkaitan dengan teori motivasi Maslow dan Reksohadiprojo(1996)yang mengatakan bahwa kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup.

Pengaruh dari motivasi tersebut sebagian besar mempengaruhi keputusan berkunjung, keputusan berkunjung dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori kotler (2003) yang selanjutnya diterapkan sebagai indikator penelitian. Indikator penelitian keputusan berkunjung dalam penelitian ini adalah keputusan pada saat sebelum, sedang, dan telah berkunjung yang mempunyai item terdiri dari: timbulnya kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi perilaku, keputusan berkunjung, dan perilaku setelah berkunjung. Salah satu item dalam keputusan berkunjung adalah perilaku setelah berkunjung atau dalam item akan melakukan kunjungan ulang (Y5) ke ekowisata mangrove dan memperoleh nilai rata-rata 4,34 hal ini menunjukkan wisatawan yang telah mengunjungi Ekowisata Mangrove Wonorejoakan melakukan kunjungan ulang ke Ekowisata Mangrove. Hal tersebut dirasakan wisatawan atas dasar rasa senang dan kepuasan yang didapat ketika berada di Ekowisata Mangrove, wisatawan puas dengan ketersediaan fasilitas yang memadai dan mudah untuk digunakan, atraksi yang ada, suasana yang sejuk, dan keamanan yang cukup. hal itu sesuai dengan

pendapat Pitana dan Diarta (2009) yang menyebutkan bahwa ada beberapa komponen destinasi yang menunjang keputusan seseorang melakukan kunjungan, yaitu atraksi destinasi, fasilitas destinasi, aksesibilitas, citra, dan harga.

Pada penelitian ini dapat dilihat keterkaitan antara motivasi dan keputusan berkunjung berdasarkan nilai yang diperoleh, mean indikator tertinggi dari variabel motivasi adalah motivasi fisik (X.1) dan dari mean indikator tertinggi dari variabel keputusan berkunjung adalah melakukan kunjungan ulang (Y5). Hal ini menunjukan bahwa jawaban responden mengenai kebutuhan fisik yaitu untuk melakukan aktivitas jogging track, mendapatkan udara segar, dan mendapatkan tantangan atau petualangan yang berbeda di Ekowisata Mangrove ternyata berpengaruh kepada perilaku keputusan berkunjun, wisatawan mendapatkan apa yang mereka butuhkan ketika mengunjungi Ekowisata Mangrovedan wisatawan akanmerasa puas dengan atraksi yang ada di Ekowisata Mangrovesehingga para wisatawan akan ke Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

202 KЕSIMPULAN DAN SARAN

Kеsimpulan

1. Hasil analisis data pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel Motivasi (X) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y). Jika dilihat dari nilai Beta yang diperoleh, maka motivasi memiliki pengaruh sebanyak 38,7% dalam mempengaruhi pengunjung untuk berkunjung ke Ekowisata MangroveWonorejo Surabaya.

2. Penilaian responden pada variabel Motivasi dapat diketahui mean item terbesar adalah Ekowisata Mangrove merupakan tempat untuk melakukan aktivitas Jogging Track (X.1.1). Hal ini membuktikan bahwa mean item tertinggi merupakan item paling dominan dibandingkan item lain serta responden setuju bahwa Jogging Track merupakan spot tujuan utama dari Ekowisata Mangrove di karenakan spot tersebut memiliki suasana yang berbeda dibandingkan dengan spot lainnya sehingga menjadi spot favorite bagi para wisawatan.

Saran

1. Saran untuk pengelolah Ekowisata Mangrove meningkatkankeamanandankenyamananterha

dapfasilitas yang ada,

sehinggawisatawandapatmenikmatidestinasi dengan nyaman.

2. Pada item Ekowisata Mangrove merupakan tempat untuk mendapatkan pengakuan diri dari orang lain (X.3.4) merupakan mean item terendah dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada pihak Ekowisata Mangrove Wonorejo agar lebih meningkatkan fasilitas spot foto yang lebih menarik spot foto berbasis alam disetiap sudut Ekowisata Mangrove.

3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarakan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti menenai judul yang sama, diharapkan dapat lebih mengeksplor item dan faktor yang tidak disebutkan dalam penelitian ini, sehingga bisa mengetahui hal-hal lain yang menjadi faktor dalam keputusan berkunjung diEkowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2002. PerilakuKonsumen. Yogyakarta: GrahaIlmu Yogyakarta

Arjana.2015. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers

Basu Swastha Dharmmesta, T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran “Perilaku Konsumen” Edisi Pertama Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Effendi. Rika Permatasari. 2015. Pengaruh Motivasi Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung ke Taman Wisata Alam Cimangu. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Ghozali.Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multi

variable dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Irawan, Koko.2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Labuhan Batu Utara”. Kertas Karya. Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata. Universitas Sumatera Utara

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1.Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. New Jersey. Prentice Hall Jakarta.

Kusumaningrum, Dian. 2009. “Persepsi Wisatawan Nusantara Terhadap Daya Tarik Wisata Di Kota Palembang”. Tesis PS. Magister Kajian Pariwisata. Universitas Gadjah Mada

Malik, Moh. Ibram. 2016. Pengaruh City Branding “The Soul of Madura” dan Motivasi Terhadap Keputusan Berkunjung ke Kabupaten Sumenep. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Mathieson, A. and G. Wall. 1982. Tourism Economic, Physical and Social Impacts. Newyork : Longman.

Muljadi, A. J dan Warman Andri. 2014. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta :Rajawali Pers.

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

203 Mustafa, Zainal. 2009. Mengurai Variabel Hingga

Instrumen, Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu

Ngalim, Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Oka. A. Yoeti.1982.Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Pendit, Nyoman S. 2006. IlmuPariwisata :Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G. 2005.Sosiologi Pariwisata.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Pitana, I Gede dan Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :Penerbit Andi.

Sari, Fitria 2014. Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Objek Wisata Air Terjun Aek Maratua Kabupaten Rokan hulu Provinsi Riau. Skripsi. Universitas Riau.

Sastriyanka. 2014. Pengaruh Motivasi Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai Destinasi Wisata Kepulauan (survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke kabupaten Belitung). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendy.2006.Metode Penelitian Survey Edisi Revisi Cetakan Kedelapan Belas. Jakarta : LP3ES

Spillane, James. 2004. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kanisiua

Sudirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada

Sutisna. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks

Swasta, Basu dan Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen (Edisi 7 ). Jakarta :Prestice Hall.

Internet:

http://www.Surabaya.go.id diakses pada 23 Oktober 2017

http://www.Surabayakota.bps.go.iddi akses pada 15 Oktober 2017

http://www.Travel.kompas.com diakses pada 12 Oktober 2017

Peraturan:

Referensi

Dokumen terkait

Metrik usabilitas yang diukur lewat tingkat keberhasilan, waktu pengerjaan penugasan, dan kesalahan menunjukkan kinerja aplikasi Google Maps Indoor cukup berhasil dan

al-Ma&gt; idah [05]: 55 al-T{aba&gt;t}aba&gt; i&gt; berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya

1) Clarify the standard of work and hope to achieve in this competency model will be able to answer two fundamental questions: skills, knowledge, and what are

Employing content analysis approach, this paper analyses traditional and modern structures of fundraising that are applicable for development and management of waqa&gt;f

Sama halnya dengan penjelasan sebelumnya pada gambar 4.6 terjadi peningkatan kapasitas pelanggan dengan cara membandingkan antara sistem FCA dengan channel sharing

penyembuhan penyakit secara non-farmakologi.. Warga mengetahui cara penggunaan obat dan alat kesehatan yang baik..

Penelitian tentang coping stres penghayat paguyuban Kapribaden dalam menghadapi diskriminasi di dusun Kalianyar ini merupakan suatu permasalahan yang masih memerlukan

Pengaruh pergerakan itu hingga sekarang berpengaruh yang terlembaga dalam organisa- si massa Islam dengan berbagai macam orien- tasinya, seperti akhir-akhir ini muncul dengan