• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran ASEAN Intergovermental Commission On human Right (AICHR) Terhadap Penanganan Kejahatan Perdagangan Manusia di Indonesia Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran ASEAN Intergovermental Commission On human Right (AICHR) Terhadap Penanganan Kejahatan Perdagangan Manusia di Indonesia Chapter III IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERANAN ASEAN INTERGOVERMENTAL COMMISSION ON HUMAN RIGHT (AICHR) TERHADAP PENANGANAN KEJAHATAN

PERDAGANGAN MANUSIA DI INDONESIA

A. Dasar Pembentukan ASEAN Intergovermental Commission on Human Right (AICHR)

Komisi HAM ASEAN merupakan institusi HAM yang menyeluruh yang bertanggung jawab untuk pemajuan dan perlindungan HAM di ASEAN. Komisi ini juga sebagai badan konsultatif antar-pemerintah (consultative intergovermental body) dan bagian integral dalam struktur Organisasi ASEAN. Untuk memenuhi

fungsinya dalam rangka memajukan dan melindungi HAM, Komisi ini memiliki mandat antara lain untuk: membentuk Deklarasi HAM ASEAN (ASEAN Human Rights Declaration) dan instrumen hukum (legal instrument) terkait dengan

(2)

internasional dan pemilik kepentingan lainnya; serta memberikanadvisory service dan bantuan teknis (technical assistance) untuk badan sektoral ASEAN.48

ASEAN Intergovernmental Commission on Human Right (AICHR) adalah

bagian dari pelaksanaan ASEAN Charter, dan diresmikan pada 23 Oktober 2009 pada saat penyelenggaraan ASEAN Summit ke-16 di Hua Hin, Thailand. Dr. Sriprapha Petcharamesree dari Thailand yang ditetapkan sebagai Ketua AICHR. Komisi hak asasi manusia ada untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia, dan kerjasama regional tentang HAM, di negara-negara anggota (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Viet Nam.49

Sebelum dibentuknya AICHR, tidak ada kerja sama HAM di antara negara-negara ASEAN, sehingga perlu adanya lembaga yang mengakomodir permasalahan HAM di ASEAN. Realisasi rencana pembentukan komisi HAM

regional42nd

Meeting of the ASEAN Foreign Ministers di Thailand, para menteri luar negeri

se-ASEAN telah menyepakati diamanatkan oleh Pasal 14

48

ASEAN Selayang Pandang. Hlm. 217-218

(3)

Dalam TOR sebagaimana dikatakan bahwa, AICHR dibentuk dengan enam tujuan utama, yaitu50

1. Mempromosikan serta melindungi HAM dan hak kebebasan bangsa ASEAN. :

2. Menjunjung hak bangsa ASEAN untuk hidup secara damai, bermartabat, dan makmur.

3. Mewujudkan tujuan organisasi ASEAN sebagaimana tertuang dalam Piagam yakni menjaga stabilitas dan harmoni di kawasan regional, sekaligus menjaga persahabatan dan kerja sama antara anggota ASEAN.

4. Mempromosikan HAM di tingkat regional dengan tetap mempertimbangkan karakteristik, perbedaan sejarah, budaya, dan agama masing-masing negara, serta menjaga keseimbangan hak dan kewajiban.

5. Meningkatkan kerja sama regional melalui upaya di tingkat nasional dan Internasional yang saling melengkapi dalam mempromosikan dan melindungi HAM.

6. Menjunjung prinsip-prinsip HAM internasional yang tertuang dalam Universal Declaration of Human Rights, Vienna Declaration serta program pelaksanaannya, dan instrumen HAM lainnya, dimana anggota ASEAN menjadi pihak.

(4)

B. Peran ASEAN Intergovermental Commission on Human Right (AICHR) terhadap Penanganan Kejahatan Perdagangan Manusia di Indonesia

Perdagangan orang adalah permasalahan internasional, yang mana hampir setiap negara di dunia ini mempunyai catatan kasus perdagangan orang yang terjadi di negaranya51. Miliaran dolar telah dihasilkan dengan mengorbankan jutaan orang korban perdagangan orang. Anak laki-laki dan anak perempuan yang mestinya bersekolah dipaksa untuk menjadi tentara, melakukan kerja paksa, atau dijual untuk kepentingan seks. Demikian juga dengan perempuan-perempuan dan anak-anak perempuan yang diperdagangkan untuk tujuan berbagai bentuk eksploitasi, seperti dipaksa untuk menjadi pekerja domestik, prostitusi ataupun kawin paksa52

Perdagangan orang adalah bentuk kejahatan yang resikonya rendah namun besar perolehan keuntungannya

. Sementara untuk laki-laki, seringkali terperangkap oleh hutang, kemudian menjadi budak di daerah pertambangan, perkebunan, atau bentuk kerja terburuk lainnya.

53

51

Lihat IOM 2011 Case Data On Human Trafficking Global Figures and Trends, hal. 6. Menjelaskan bahwa perdagangan orang terjadi di banyak negara dan hampir terjadi di seluruh benua yaitu Eropa, Afrika, Amerika, Asia dan Australia.

52

Yohanes Suhardin, Tinjauan Yuridis Mengenai Perdagangan Orang Dari Perspektif Hak Asasi Manusia, Mimbar Hukum Volume 20, Nomor 3, Oktober 2008, halaman 411-412

53

Mahrus Ali dan Bayu Aji Pranomo, Perdagangan Orang: Dimensi, Instrumen Internasional Dan Pengaturannya di Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011), hal. 3.

(5)

banyaknya negara yang belum memiliki hukum ataupun peraturan perundang-undangan sebagai instrumen untuk memberantas kejahatan ini.

Walaupun begitu, kalaupun sudah ada penegakan hukumnya masih lemah, sehingga banyak terjadi kasus dimana pelaku kejahatan perdagangan orang dilepaskan dengan mudahnya sedangkan korbannya diperlakukan sebagai penjahat54

Persoalan perdagangan orang saat ini telah menjadi suatu keprihatinan bagi dunia internasional. Hal ini mengingat sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (dan untuk selanjutnya disingkat menjadi HAM) dianggap sebagai penyebab dan sekaligus akibat dari perdagangan orang

.

55

. Pelanggaran HAM yang dimaksud seperti kerja paksa56

54

Maslihati Nur Hidayati, 2012. Upaya Pemberantasan dan Pencegahab Perdagangan Orang Melalui Hukum Internasional dan Hukum Positif Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, Vol. 1 (3). Hal. 165,

55

Trafficking In Human Beings For The Purpose Of Labour Exploitation: A reference paper for Bosnia and Herzegovina, July 2011, hal. 13.

56

Konvensi ILO No. 29 mengenai Kerja Paksa, tahun 1930 mendefinisikan kerja paksa sebagai segala bentuk pekerjaan atau pelayanan yang diminta dengan paksa dari orang siapapun dibawah ancaman hukuman dan dimana orang yang bersangkutan tidak menyediakan dirinya secara sukarela.

(6)

peonage57,menjalani perhambaan karena hutang (debt bondage), dan perkawinan terpaksa atau palsu, terlibat dalam pelacuran terpaksa atau untuk bekerja dibawah kondisi yang sebanding dengan perbudakan untuk keuntungan bagi si pedagang58

Keprihatinan berbasis HAM tersebut perlu juga menjadi keprihatinan yang inklusif-jender. Jender dianggap faktor penentu dalam perdagangan, baik dari segi persediaan maupun permintaan

.

59

. Perempuan dan anak-anak perempuan jauh lebih mungkin menjadi korban perdagangan orang dibandingkan dengan laki-laki ataupun anak laki-laki. Terutama jika kita bicara soal perdagangan orang yang ditujukan untuk pelacuran dan bentuk lain dari eksploitasi seksual, dan juga dalam eksploitasi kerja domestik yang lebih mirip dengan praktek perbudakan di era modern. Perdagangan orang adalah penjelmaan serius dari proses feminisasi kemiskinan dan tantangan-tantangan yang lebih besar yang dihadapi para perempuan dan anak-anak perempuan di dunia yang dikarakterisasi oleh diskriminasi jender, baik didalam maupun diluar pasar lapangan kerja60

57

Suatu sistem yang dulu dipakai di pertanian/ perkebunan Amerika Latin dan bagian selatan Amerika Serikat dimana seseorang yang berhutang dan tidak sanggup membayar hutangnya bekerja pada pemilik perkebunan/orang yang memberikan hutang, sampai hutangnya lunas.

58

Kantor Perburuhan Internasional. 2004. “Buku 6: Perdagangan Perempuan dan Anak”, dalam Pedoman Informasi: Mencegah Diskriminasi, Eksploitasi dan Perlakuan Sewenang-wenang terhadap Pekerja Migran Perempuan, Jakarta, Internatioal Labour Organization.. hal. 11.

59

Sulistyowati Irianto, dkk. 2007. Perdagangan Perempuan Dalam Jaringan Pengedaran Narkotika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal. 1-2.

60 bid.

(7)

menghalang-halangi kaum perempuan dalam menyadai potensinya61. Kesemua hal itu diperparah dengan kegagalan negara dalam menjamin hak-hak perempuan. Di negara-negara dari mana sejumlah besar perempuan dan anak perempuan diperdagangkan, orang menemukan sketsa serupa dari ketidakberdayaan perempuan62

Negara sebagai institusi yang memiliki legitimasi dan perangkat-perangkat yang memungkinkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip HAM yang terdapat dalam Universal Declaration of Human Rights (dan untuk selanjutnya disingkat Deklarasi HAM Internasional) dan memikul tanggungjawab terbesar untuk melaksanakan perlindungan, penghormatan, dan pemenuhan HAM. Tanggungjawab ini pada dasarnya ada karena negara dibentuk justru untuk menjamin pelaksanaan prinsip-prinsip HAM

.

63

61

Ibid., lihat juga dalam Syarif Darmoyo dan Rianto. 2004. Trafficking Anak Untuk Pekerja Rumah Tangga: Kasus Jakarta, Pusat Kajian Pembangunan Masyrakat (PKPM) Unika Atma Jaya, Jakarta: hal. 36

62

UNDP Regional HIV and Development Programme Team, “Twilight zone”, cerita sampul dalam You and ADIS The HIV and Development Magazine for Asia Pacific, Vol.2 Terbitan No. 1, Agustus 2003.

63

UNDP Regional HIV and Development Programme Team, “Twilight zone”, cerita sampul dalam You and ADIS The HIV and Development Magazine for Asia Pacific, Vol.2 Terbitan No. 1, Agustus 2003.

(8)

penegakan hukum atau bahkan menjadi bagian dari pelanggaran HAM tersebut maka negara telah melakukan tindakan yang dikatakan sebagai impunitas (impunity)64

Tanggungjawab negara berkaitan dengan HAM adalah menghormati, melindungi dan memenuhi (to respect, to protect, to fulfill) HAM

.

65

. Tanggungjawab untuk menghormati HAM adalah tanggungjawab negara untuk tidak bertindak atau mengambil kebijakan yang bertentangan dengan HAM66. Tanggungjawab untuk melindungi HAM adalah tanggungjawab untuk mencegah, menghentikan dan menghukum setiap terjadinya pelanggaran HAM67. Sedangkan tanggungjawab untuk memenuhi HAM adalah kewajiban negara untuk melaksanakan, memberikan menjamin pelaksanaan setiap hak-hak asasi melalui tindakan dan kebijakan-kebijakannya68

64

Ibid, hal. 195.

65

Lihat selanjutnya dalam Universal Declaration of Human Rights

66 Ibid.,

67 Ibid.,

68

UNDP Regional HIV and Development Programme Team, Op.Cit., , hal. 196.

(9)

Berbicara tentang hak asasi manusia maka yang pertama perlu ditinjau pengertian dari negara hukum atau yang lebih sering disebut rule of law. Negara hukum atau rule of law dalam arti menurut konsepsi dewasa ini, mempunyai sendi-sendi yang bersifat universal, seperti pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi, legalitas dari pada tindakan

Negara dalam arti tindakan aparatur Negara yang dapat dipertanggug jawabkan secara hukum dan terjaminnya peradilan yang bebas. Menurut Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang terdapat didalam Pasal 7 menyebutkan bahwa: Semua orang sama didepan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun. Semua orang berhak untuk mendapatkan perlindungan yang sama terhadap diskriminasi apapun yang melanggar deklarasi ini dan terhadap segala hasutan untuk melakukan diskriminasi tersebut.

Sejalan perkembangan sosial politik dan hukum di Indonesia, yang disebut dengan jaman reformasi, maka pemerintah telah membuat perundang-undangan baru. Khusus untuk masalah hak asasi manusia pada awalnya Indonesia hanya berpatokan pada ketentuan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yaitu the universal declaration of human right pada tanggal 10 desember 1948 sekarang

(10)

Mengingat bahwa negaralah yang bertugas melaksanakan perlindungan, penghormatan dan pemenuhan HAM serta agar prinsip-prinsip dalam DUHAM yang memiliki kekuatan mengikat secara hukum, maka perlu dibentuk suatu perjanjian internasional tentang HAM. Khusus untuk perdagangan orang, masyarakat internasional telah memiliki Protokol PBB untuk mencegah, menindak dan menghukum perdagangan orang, terutama perempuan dan anak-anak (United Nations Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children) yang dirumuskan pada tahun 2000 atau

dikenal juga sebagai Protokol Palermo. Protokol ini sifatnya melengkapi the United Nations Convention against Transnational Organized Crime (Konvensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi)69

Sebagai organisasi internasional di tingkat regional, ASEAN yang dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967, terus mengembangkan diri dari peran-perannya yang sebatas di forum regional meluas hingga arena internasional. Berdasarkan ASEAN Charter yang enter into force pada 15 Desember 2008, di dalam isi

piagam tersebut telah mencantumkan mengenai konsep yang dikenal dengan ASEAN Community 2015. ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) di sisi lain merupakan salah satu hasil peningkatan mutu bagi

ASEAN untuk menjawab tantangan dari dunia internasional khususnya mengenai banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi di ASEAN.

.

(11)

Sebagai organisasi penaung di ASEAN, AICHR bekerja dengan dengan seluruh badan-badan sektoral ASEAN didalam 3 ASEAN pillar yakni, Pilar Politik dan Keamanan ASEAN, Pilar Ekonomi ASEAN, dan Pilar Sosial Budaya ASEAN. AICHR melakukan konsultasi, kordinasi dan kolaborasi dengan seluruh 3 komunitas ASEAN tersebut. Yang tidak kalah penting adalah AICHR juga melakukan review dan rekomendasi kepada masing-masing pilar/komunitas, terutama untuk persoalan-persoalan HAM yang ada didalam ruang lingkup masing-masing pilar tersebut, sebagai berikut:

1. Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN

a. Perdagangan manusia (Trafficking in person)

b. Perlindungan HAM dalam Kebijakan anti teror ASEAN

c. Pencegahan konflik dan kejahatan HAM berat (genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang)

d. Perlindungan HAM dalam menghadapi Ancaman non-traditional (non-traditional security threat)

2. Komunitas Ekonomi ASEAN

(12)

b. Perlindungan Sosial berperspektif HAM dalam kebijakan perburuhan ASEAN

c. Kebebasan bergerak dan bekerja bagi warga ASEAN (freedom of movement and right to work)

3. Komunitas Sosial Budaya ASEAN

a. Hak lingkungan dan HAM

b. Perlindungan HAM anak-anak dan Perempuan

c. Perlindungan HAM Buruh Migran

d. HAM dalam kurikulum Pendidikan ASEAN

e. Pencegahan HIV/AIDS dan perlindungan HAM bagi pekerja Sex, trans-gender, MSM.70

Kerjasama antar negara sebenarnya bisa memberikan angin segar terhadap tindak pidana pergadangan orang ini. Negara-negara di dunia bersepakat memberantas dan menganggulangi bahkan memberikan bantuan kepada para korban. Saat ini yang rata-rata dilakukan oleh negara dalam membantu pada korban adalah menampung dan kemudian mengembalikan atau memulangkan korban perdagangan manusia ini dengan dana dan biaya oleh negara penerima. Khusus bagi para korban yang kemudian mendapatkan masalah hukum maka

70

(13)

negara asal diperkenankan membantu warga negaranya mendapatkan keadilan yang sepantasnya.

Konsep mengenai kerjasama menurut Douherty dan Graff71

Namun demikian kesejahteraan kolektif tersebut tidak dapat dicapai hanya dengan kerjasama kolektif antara individu dan negara saja namun diperlukan kerjasama yang lebih luas seperti kerjasama internasional.Kerjasama internasional menurut Coplin

, dapat diartikan sebagai: “Perangkat hubungan yang tidak didasarkan pada unsur paksaan dan kekerasan. Kerjasama dapat muncul akibat adanya komitmen individu dan negara untuk mendapatkan kesejahteraan kolektif”.

72

Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negaranya sendiri. Isu utama dari kerjasama internasional menurut Douherty dan Graff

: Kerjasama yang awalnya terbentuk dari satu alasan dimana negara ingin melakukan interaksi rutin yang baru dan lebih baik bagi tujuan bersama. Interaksi-interaksi ini sebagai aktifitas pemecahan masalah secara kolektif, yang berlangsung baik secara bilateral maupun secara multilateral.

73

71

Dougherty, james E. & Robert L. Pfaltzgraff. 1997. Contending Theoris. New York : Happer and Row Publisher. Hal. 148.

72

Coplin,Wiliam D. 1992. Pengantar Politik Suatu Telaah Teoritis (terj) Mersedes Marbun, Bandung: Bina Cipta. Hal.282.

73

Dougherty, james E. & Robert L. Pfaltzgraff. 1997. Op.cit. Hal. 149.

(14)

melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. Kerjasama internasional terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang seperti idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan pertahanan keamanan. Berbagai masalah tersebut telah membawa negara-negara di dunia untuk membentuk suatu kerjasama internasional.

Menurut Kartasasmita,74

Tujuan dari Kerjasama Internasional adalah untuk memenuhi kepentingan Negara-negara tertentu. Tujuan dari kerjasama internasional dikonsepsikan secara jelas oleh Plano dan Olton

kerjasama internasional yang dapat dipahami sebagai kerjasama dalam masyarakat internasional suatu keharusan sebagai akibat terdapatnya hubungan interdepedensia dan bertambah kompleksnya hubungan manusia dalam masyarakat internasional. Kerjasama internasional terjadi karena national understanding serta mempunyai arah tujuan sama, keinginan yang

didukung oleh kondisi internasional yang saling membutuhkan. Kerjasama itu didasari oleh kepentingan bersama diantara Negara-negara, namun kepentingan itu tidak identik.

75

74

Kartasasmita, Koesnadi. 1998. Organisasi dan Administrasi Internasional. Bandung: PT. Angkasa. Hal. 20.

75

Plano, Jack dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin. Hal. 271.

(15)
(16)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. AICHR dibentuk dengan enam tujuan utama, yaitu : 1) Mempromosikan serta melindungi HAM dan hak kebebasan bangsa ASEAN. 2) Menjunjung hak bangsa ASEAN untuk hidup secara damai, bermartabat, dan makmur, 3) Mewujudkan tujuan organisasi ASEAN sebagaimana tertuang dalam Piagam yakni menjaga stabilitas dan harmoni di kawasan regional, sekaligus menjaga persahabatan dan kerja sama antara anggota ASEAN, 4) Mempromosikan HAM di tingkat regional dengan tetap mempertimbangkan karakteristik, perbedaan sejarah, budaya, dan agama masing-masing negara, serta menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, 5) Meningkatkan kerja sama regional melalui upaya di tingkat nasional dan Internasional yang saling melengkapi dalam mempromosikan dan melindungi HAM, dan 6) Menjunjung prinsip-prinsip HAM internasional yang tertuang dalam Universal Declaration of Human Rights, Vienna Declaration serta program pelaksanaannya, dan

instrumen HAM lainnya, dimana anggota ASEAN menjadi pihak.

(17)

B. Saran

1. Maraknya terjadi perdagangan orang (trafficking) di Indonesia, yang mana kejahatan ini adalah jenis kejahatan yang dilakukan oleh para sendikat yang sudah terorganisir yang meliputi nasional sampai dengan internasional. Jenis kejahatan merupakan pelanggaran hak asasi manusia, yakni hak yang melekat dalam diri setiap manusia meliputi secara kodrati, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan kesejahteraan yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Maka untuk memberantas kejahatan itu perlu dilakukan pencegahan dalam perdagangan orang tersebut agar tindakan perdagangan orang seperti penjualan anak, prostitusi anak, penyelundupan manusia, migran dan diskriminasi serta perdagangan wanita dan pelacuran.

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa kompleks adalah suatu senyawa yang terdiri dari kation yang memiliki orbital kosong (sering disebut atom pusat) dengan suatu molekul/ anion yang memiliki

sintesis HPMBP tetapi senyawa benzoyl chloride diganti dengan adipoyl chloride dan hasil sintesis direkristalisasi menggunakan pelarut chloroform-hexane sesuai

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DAN TINGKAT PENDAPATAN IBU DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMBERIAN MP-ASI DALAM BUKU KIA DI DESA BULUSULUR KABUPATEN WONOGIRI. Pendahuluan:

alpha. Hasil yang diperoleh keseluruhan variabel memiliki nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,6 sehingga kuesioner dapat digunakan untuk pengambilan data

• Beton Prategang sangat efektif dan ekonomis untuk struktur dengan bentang panjang L ≥ 40 meter dibandingkan dengan beton bertulang

After the writer conducted the research and analyzed the data of research, the writer concluded that Initiation Response Evaluation strategy was effective in

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM 12 MEI 2016. MENU PENCARIAN DATA STOK

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai ASCII setiap karakter first_name dalam tabel user_data adalah dengan menggunakan tool