• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemisahan Zirkonium(IV) dan Hafnium(IV) Secara Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Senyawa Pirazolone Hasil Sintesis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemisahan Zirkonium(IV) dan Hafnium(IV) Secara Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Senyawa Pirazolone Hasil Sintesis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pemisahan Zirkonium(IV) dan Hafnium(IV) Secara Ekstraksi Pelarut Menggunakan Ekstraktan Senyawa Pirazolone Hasil Sintesis

Drs. Amiruddin, M.Si1) dan Dr. Ibnu Khaldun, M.Si1)

1)

Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Beberapa senyawa pirazolon yang dinamakan dengan, 1-fenil-3-metil-4-benzoil-5-pirazolon (HPMBP), 4-Adipoilbis(1-fenil-3-metil-5-1-fenil-3-metil-4-benzoil-5-pirazolon) (H2AdBP) dan

N,N’-etilenbis(1-fenil-3-metil-4-benzoilpirazolonemin) (H2PE) telah berhasil

disintesis dan digunakan pada ekstraksi pelarut terhadap pemisahan zirkonium dan hafnium tetravalen dari larutan asam klorida. Ekstraksi dari zirkonium(IV) / hafnium(IV) memperlihatkan suatu mekanisme pertukaran ion:

MO2+(aq) + 2 HA (org) ⇄ MOA2(org) + 2H+(aq)

dimana M = Zr(IV) / Hf(IV) dan HA = HPMBP atau H2AdBP atau H2PE. Variasi

dari D ([MOA2] (org) / [MO2+](aq); angka perbandingan koefisien distribusi dari

spesies yang terekstraksi pada saat kesetimbangan) meningkat dengan naiknya konsentrasi asam dan konsentrasi ekstraktan secara linear dengan kemiringan garis 2. Tetapan kesetimbangan (Kex) kompleks yang terekstraksi mengikuti orde

H2AdBP>HPMBP>H2PE.

PENDAHULUAN

Zirkon (ZrSiO4) merupakan salah satu mineral strategis dan bernilai

ekonomis untuk kebutuhan industri teknologi maju. Mineral tersebut banyak terkandung di dalam pasir laut di Kepulauan Riau seperti Bangka, Belitung dan Singkep. Selain itu deposit zirkon juga terdapat di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah.

Hingga saat ini, Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi ekonomis dari pasir zirkon secara optimal khususnya pasir laut di Kepulauan Riau, kecuali dijual ke Singapura untuk reklamasi pantai dengan harga yang sangat murah yaitu 1,50 dollar AS/ton (Kasoep R, 2003). Padahal dengan perlakuan secara fisik saja beberapa mineral asosiasi zirkon dalam pasir laut seperti rutil, ilmenit, lekoksen dan bijih besi dapat dipisahkan, sehingga diperoleh kadar zirkon sekitar 65%. (Abdel-Rehim, 2005). Mineral-mineral asosiasi zirkon tersebut mempunyai harga yang cukup tinggi di pasar dunia, yakni: rutil 470-500 dollar AS/ton, ilmenit 85 -110 dollar AS/ton, lekoksen 350-380 dollar AS/ton. Apabila mineral zirkon dapat dibuat

(2)

menjadi Yttria stabilized zirconia (YSZ = Y2O3–ZrO2) atau scandia stabilized zirconia (ScSZ = Sc2O3–ZrO2 ) maka nilai jualnya sangat tinggi.

Ada tiga teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mendapatkan ZrO2 murni

yaitu: (1) ekstraksi pelarut, (2) kristalisasi bertingkat dan (3) destilasi ekstraktif. Metode yang paling umum digunakan ialah ekstraksi pelarut, karena peralatan operasionalnya lebih sederhana. Meskipun demikian, metode ekstraksi pelarut memiliki beberapa keterbatasan, salah satu diantaranya yaitu ekstraktan yang digunakan sebagian larut dalam air sehingga kurang efektif bila digunakan berulang-ulang. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu ekstraktan yang sedikit larut dalam air namun mempunyai kemampuan besar untuk mengekstraksi ion-ion logam. Salah satu jenis ekstraktan yang dapat digunakan yaitu senyawa yang berasal dari pirazolon.

Sejak dua dekade terakhir ini, para ilmuwan telah banyak mensintesis jenis ligan baru yang lebih berdayaguna dan lebih selektif daripada ligan komersial yang biasa digunakan dalam industri. Ligan-ligan tersebut pada umumnya berbentuk sepit (chelate), seperti senyawa crown ether, calixarene dan pyrazolone. (Cote, G., 2000). Pada penelitian ini telah disintesis tiga buah senyawa pirazolon yaitu 1-fenil-3-metil-4-benzoil-5-pirazolon (HPMBP), 4-Adipoilbis(1-fenil-3-metil-5-pirazolon) (H2AdBP) dan N,N’-etilenbis(1-fenil-3-metil-4-benzoilpirazolonemin) (H2PE).

EKSPERIMEN 1. Bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah: 1-phenyl-3-methyl-5-pyrazolone,

adipoyl chloride, ethylendiamine, benzoyl chloride, 1,4-dioxane, Ca(OH)2, CaCO3,

HCl, chloroform, hexane, HNO3, NaOH, NaNO3, toluene, larutan bufer pH 4 dan pH

7, kertas indikator universal, KCl, air bebas mineral serta aseton, etanol teknis, ZrOCl2.8H2O, dan HfCl4.

Alat-alat yang digunakan adalah: seperangkat alat refluks, pengaduk magnetik, mikro buret 5 mL, tabung berdinding ganda yang dilengkapi termostat, pH meter, oven dan alat-alat gelas serta alat-alat penunjang lainnya (Spektrofotometri UV/Vis, FTIR, dan elementer analysis)

(3)

2. Prosedur Kerja

2.1 Sintesis senyawa HPMBP

Sintesis HPMBP dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dilakukan sebelumnya (Khaldun and Brunette, 1999) berdasarkan metode Jensen (1959). Direaksikan antara 1-phenyl-3-methyl-5-pyrazolone dan benzoyl chloride dengan katalis Ca(OH)2 dalam pelarut 1,4-dioxane dengan perbandingan mol (1:1:2). Reaksi

sintesis dilakukan di dalam alat refluks selama 3 jam pada suhu 1250C. Selanjutnya dibiarkan hingga suhu larutan menjadi normal. Untuk menghilangkan katalis Ca(OH)2 ditambahkan 250 mL larutan HCl 2M sambil dikocok kuat-kuat. Endapan

yang terbentuk disaring, dicuci dengan aquades hingga pH netral dan direkristalisasi dengan etanol. Rendemen ditimbang dan dikarakterisasi.

Untuk sintesis senyawa H2AdBP dilakukan dengan metode yang sama seperti

sintesis HPMBP tetapi senyawa benzoyl chloride diganti dengan adipoyl chloride dan hasil sintesis direkristalisasi menggunakan pelarut chloroform-hexane sesuai prosedur (Remya, et.al., 2005).

Senyawa H2PE disintesis dengan cara merefluks HPMBP hasil sintesis

dengan ethilendiamine dalam pelarut etanol sesuai prosedur (Uzoukwu, et.al., 1998).

2.2 Penentuan berat molekul ligan

Penentuan berat molekul ligan dilakukan secara titrasi dua fasa menggunakan alat tabung berdinding ganda. Dibuat dua buah larutan dalam fasa air dan dalam fasa organik. Fasa air dibuat dengan mencampurkan sejumlah larutan HNO3 0,01M dan

NaNO3 0,99M. Kekuatan ion dalam fasa air (Vaq) dipertahankan = 0,1 M. Fasa

organik (Vorg) dibuat dengan melarutkan 0,1368 g HPMBP ke dalam 50 mL toluene.

Sebanyak 35 mL fasa organik (Vorg) dan 30 mL fasa air (Vaq) dimasukkan ke

dalam sebuah tabung berdinding ganda (diameter 7 cm, dan tinggi 15 cm) yang dilengkapi termostate (suhu 25  0,1 oC) dan stirer magnetik. Larutan diaduk dengan kecepatan 300 rpm, sambil dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1N (titrisol) melalui mikro buret 5 mL. Dibuat grafik antara potensial (E) versus volume NaOH 0,1 N. Dari grafik tersebut ditentukan titik ekivalen ligan berdasarkan metode Gran (Rudan-Tasic and Klofutar, 1998).

(4)

2.3 Penentuan kemurnian senyawa hasil sintesis

Kemurnian senyawa HPMBP dianalisis dengan cara berturut-turut: uji titik leleh, FTIR, dan analisis elementer (penentuan %C, %H dan %N). Untuk ligan yang lain (H2AdBP dan H2PE) dilakukan dengan cara yang sama.

2.4 Ekstraksi ZrO2+/HfO2+

Ke dalam sebuah tabung berdinding ganda dimasukkan fasa air dan fasa organik dengan volume yang sama. Fasa air mengandung ion ZrO2+ dengan konsentrasi (1,0 – 5,0) x 10-4 mol.L-1 dan 1,0 mol.L-1 NaNO3. Fasa organik (CHCl3)

mengandung ligand (HPMBP, H2AdBP atau H2PE) dengan konsentrasi (0,05-0,10)

mol.L-1. Larutan diatur pH-nya dengan cara menambahkan larutan NaOH 0,1M atau HCl 0,1M dan diaduk menggunakan mechanical shaker selama 20 menit. Setelah kedua larutan terpisah diambil masing-masing 1 mL aliquot dan ditentukan konsentrasi ion logam secara spektrofotometri dengan metode alizarin sulfonat (Abbaspour, A. and Baramakeh, L., 2006).

Selain pengaruh pH ditentukan juga pengaruh konsentrasi ligan dan jenis ligan terhadap konstanta distribusi zirkonium dan hafnium (DM(IV)).

Data yang diperoleh akan diolah dan dibuat dalam bentuk grafik yaitu:

(1) log DM(IV) vs pH (untuk masing-masing jenis ligan dan jenis unsur )

(2) %E vs pH (untuk masing-masing jenis ligan dan jenis unsur) (3) log DM(IV) vs konsentrasi ligan (HPMBP, H2AdBP atau H2PE) pada

pH konstan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penentuan berat molekul HPMBP dan H2AdBP secara titrasi dua fasa

Senyawa HPMBP dan H2AdBP bersifat asam lemah, karena memiliki gugus

hidroksil –OH. Atom H dari gugus –OH ini dapat bertindak sebagai proton dan dapat terdisosiasi dalam larutan air. Oleh karena itu, berat molekul senyawa HPMBP, H2AdBP dan H2PE dapat ditentukan dengan cara titrasi asam-basa.

(5)

HPMBP H2AdBP

Gambar 1. Kurva titrasi potensiometri HPMBP dan H2AdBP dengan NaOH 0,1 N

Berdasarkan kurva titrasi HPMBP dan H2AdBP dengan NaOH pada Gambar

1 diketahui volume NaOH 0,1N yang dibutuhkan untuk mentitrasi senyawa HPMBP sebanyak 3,48 mL (6,48 – 3,00) dan untuk mentitrasi senyawa H2AdBP sebanyak

3,5 mL (6,7 – 3,2). Dengan menggunakan Persamaan 9 ditentukan massa molekul relatif HPMBP dan H2AdBP sebagai berikut berikut:

8 , 279 1000 1 , 0 ) 3 48 , 6 ( ) 50 / 35 ( ) 1368 , 0 ( ) (    x x x HPMBP Mr g/mol 458 1000 1 , 0 ) 2 , 3 7 , 6 ( ) 50 / 35 ( ) 229 , 0 ( ) ( 2    x x x AdBP H Mr g/mol

Secara teori, molekul HPMBP dengan rumus kimia C17H14O2N2 mempunyai

berat molekul 278 g/mol dan berat molekul H2AdBP dengan rumus kimia

C26H26O4N4 adalah 458 g/mol. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui kemurnian

HPMBP hasil sintesis yaitu 99,35% dan kemurnian senyawa H2AdBP 100%.

-300 -250 -200 -150 -100 -50 0 50 100 150 200 250 300 350 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Volume NaOH 0,1 N P o te n s ia l (E ) -350 -250 -150 -50 50 150 250 350 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Volume NaOH 0,1 N P o te n s ia l (E )

(6)

2. Analisis gugus fungsi dengan FT-IR

Spektrum FTIR senyawa H2AdBP dan senyawa H2PE diperlihatkan pada

Gambar 2 dan Gambar 3 berikut ini.

Gambar 2. Spektrum FT-IR senyawa H2AdBP

Data spektrum FT-IR fundamental untuk senyawa H2AdBP yaitu: IR (KBr) data (ν,

cm−1): 3409 (br, OH); 1602 (s, C=O); 1523,76 (s, fenil C=C); 1560 (s, cincin pyrazolone).

Gambar 3. Spektrum FTIR senyawa H2PE

500 1000 1500 2000 3000 4000 1/cm 50 75 100 %T 3 1 2 8 .5 4 3 0 2 8 .2 4 2 9 2 2 .1 6 2 6 1 1 .6 2 2 5 6 9 .1 8 2 3 3 9 .6 5 1 8 0 9 .2 3 1 6 0 2 .8 5 15 2 3 .7 6 1 4 9 6 .7 6 1 4 5 6 .2 6 1 3 9 0 .6 8 1 3 4 6 .3 1 1 3 0 1 .9 5 1 2 4 2 .1 6 1 1 9 5 .8 7 1 1 5 5 .3 6 1 0 7 2 .4 2 1 0 2 4 .2 0 9 1 6 .1 9 8 9 6 .9 0 8 4 8 .6 8 8 0 2 .3 9 7 5 2 .2 4 6 8 8 .5 9 6 1 7 .2 2 5 7 4 .7 9 4 9 7 .6 3 4 2 6 .2 7 MPP 500 1000 1500 2000 3000 4000 1/cm 0 25 50 75 100 %T 31 22 .7 5 30 32 .1 0 28 12 .2 1 16 25 .9 9 15 77 .7 7 1504 .4 8 14 29 .2 5 13 65 .6 0 13 30 .8 8 11 93 .9 4 11 47 .6 5 11 12 .9 3 10 16 .4 9 99 1. 41 85 2. 54 82 3. 60 78 5. 03 74 4. 52 68 0. 87 62 4. 94 57 6. 72 52 8. 50 48 7. 99 MNPP

(7)

Data spektrum FT-IR fundamental untuk senyawa H2PE yaitu: IR (KBr) data

(ν, cm−1): 3409 (br, OH); 1625 (s, C=O); 1577 (s, fenil C=C); 1504 (s, cincin pyrazolone).

3. Analisis elementer

Berdasarkan data analisis elementer diketahui kemurnian (%) senyawa hasil sintesis seperti disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Data analisis elementer senyawa HPMBP, H2AdBP dan H2PE

Unsur HPMBP H2AdBP H2PE

teori eksperimen teori eksperimen teori eksperimen

C 73,38 73,41 68,12 68,27 73,91 74,02

H 5,04 5,15 5,68 6,19 5,07 5,11

N 10,07 9,97 12,23 12,04 15,22 15,12

4. Ekstraksi Zr(IV) dan Hf(IV) dengan berbagai jenis pirazolon

Pengaruh konsentrasi HPMBP, H2AdBP dan H2PE (0,01 – 0,03 M) dalam

kloroform pada ekstraksi Zr(IV) dan Hf(IV) telah dipelajari, konsentrasi ion logam dibuat tetap (1 x 10-3 M) dan konsentrasi asam klorida dibuat 0,2 M. Hasil yang diperoleh disajikan dalam Gambar 5.5. Dari Gambar 4 tersebut diperlihatkan dengan jelas bahwa ekstraksi ion-ion logam semakin meningkat dengan linear dengan meningkatnya konsentrasi ekstraktan pirazolon. Apabila dialurkan antara log D terhadap log [HX] diperoleh kemiringan garis (slope) sebesar 2,0. Hal ini mengindikasikan bahwa selama proses ekstraksi berlangsung, ada dua molekul ekstraktan yang membentuk kompleks dengan satu ion logam.

(8)

-2,0 -1,9 -1,8 -1,7 -1,6 -1,5 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 lo g D log HX H2AdP H2PE HPMBP -2,0 -1,9 -1,8 -1,7 -1,6 -1,5 -1,8 -1,6 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 lo g D log [HX] H2ADP H2PE HPMBP

Gambar 4. Pengaruh konsentrasi HX (HPMBP, H2AdBP dan H2PE) pada ekstraksi

Zr(IV) dan Hf(IV) (1 x 10-3 M) dalam larutan HCl 0,1 M.

Ekstraksi Zr(IV) dan Hf(IV) dengan ekstraktan HPMBP, H2AdP dan H2PE

konsentrasi masing-masing (0,02 M) dalam kloroform sebagai fungsi konsentrasi ion hidrogen dan konsentrasi ion logam dibuat tetap (1 x 10-3 M). Hasil ekstraksi memperlihatkan bahwa pengaluran log D terhadap log [H+] memberikan kemiringan garis -2,0 ± 0,1 (Gambar 4). Hal ini memperlihatkan bahwa terjadi pelepasan dua proton dari molekul ligan ketika terjadi reaksi dengan ion-ion logam dalam fasa air.

-1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 lo g D log [H+] H2AdP H2PE HPMBP -1,0 -0,9 -0,8 -0,7 -0,6 -0,5 -1,6 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 lo g D log [H+] H2AdP H2PE HPMBP

Gambar 5. Pengaruh konsentrasi H+ pada ekstraksi Zr(IV) dan Hf(IV) (1 x 10-3 M) dalam larutan HCl 0,1 M. [H2AdBP] = [H2PE] = [HPMBP] = 0,02 M

Zr(IV)

Hf(IV)

(9)

Berdasarkan Gambar 4 dan Gambar 5 tersebut dapat dituliskan reaksi ekstraksi pada saat tercapai kesetimbangan yaitu:

Kex,M(IV)

MO2aq + 2 H2Xorg ⇄ MO(HX)2,org + 2 Haq ... 1)

Tetapan kesetimbangan reaksi Kex,M(IV) dapat dituliskan sebagai berikut:

2 2 2 2 2 ) ( , ] ][ [ ] ][ ) ( [ X H MO H HX MO KexM IV   ... 2)

Tabel 2. Faktor pemisahan Zr(IV) dan Hf(IV) berdasarkan perbedaan ekstraktan

Ekstraktan Jumlah gugus

– CH2-

Log Kex,Zr(IV) Log Kex,Hf(IV) S.F

(Zr/Hf)

HPMBP 0 2,19 ± 0,02 2,17 ± 0,03 1,04

H2PE 2 2,28 ± 0,02 2,25 ± 0,02 1,03

H2AdBP 4 1,78 ± 0,01 0,89 ± 0,02 2,05

Faktor pemisahan (S.F) antara dua logam dapat ditentukan berdasarkan perbandingan tetapan kesetimbangan. Dari Tabel 2 memperlihatkan bahwa selektifitas pemisahan antara ion Zr(IV) dan Hf(IV) mengikuti orde H2AdBP > H2PE > HPMBP.

KESIMPULAN

Senyawa turunan pirazolon telah berhasil disintesis dengan kemurnian tinggi berdasarkan data titrasi dua-fasa, analisis elementer dan spektrum FT-IR. Senyawa turunan pirazolone tersebut yaitu (1) 1-phenyl-3-methyl-4-benzoyl-5-pyrazolone (disingkat HPMBP), (2) 4-Adipoylbis(1-phenyl-3-methyl-5-pyrazolone) atau (disingkat H2AdBP) dan (3) N,N’-ethylenebis(1-phenyl-3-methyl-4-benzoylpyrazoloneimine) (disingkat H2PE). Berdasarkan data dari ekstraksi pelarut

untuk pemisahan Zr(IV) dan Hf(IV) menggunakan ekstraktan HPMBP, H2AdBP dan

H2PE, ekstraktan yang menghasilkan faktor pemisahan Zr/Hf terbesar yaitu bila

(10)

UCAPAN TERMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang telah sudi membiayai proyek Hibah Bersaing tahap I tahun 2009 dengan nomor kontrak: 802/H11/LK-APBN/A.01/2009 tanggal 11 Mei 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour, A. and Baramakeh, L., (2006), Application of principle component analysis–artificial neural network for simultaneous determination of zirconium and hafnium in real samples, Spectrochimica Acta Part A, 64: 477–482.

Abdel-Rehim, A.M., (2005), A new technique for extracting Zirconium form Egyptian zircon concentrate, Int. J. Miner. Process. 76: 234– 243.

Kasoep R, Keprihatinan lain dari ekspor pasir laut, Koran Kompas, 10 Desember

2003.

Khaldun, I. and Brunette J.P. (1999), Solvent extraction of some tervalent Lanthanoids with 1-phenyl-3-methyl-4-p-octylbenzoyl-5-pyrazolone, Research in Universitas Louis Pasteur, Strasbourg, Prance.

Remya, P.N., Pavithran, R. and Reddy, M.L.P., (2005), Effect of Polymethylene Chain Length of 4-Acylbis(1-phenyl-3-methyl-5-pyrazolones) on the Extraction of Vanadium(V): Synergistic Effect with Neutral Organophosphorus Extractants, Solvent Extraction and Ion Exchange, 23: 501–518.

Rudan-Tasic, D and Klofutar, C, (1998), Gran’s plots for end point detection in potentiometric titration of wine, Analusis, 26: 25-28.

Uzoukwu, Gloe, K., and Duddeck, H. (1998), 4-Acylpyrazoloneimine schiff bases and their metal complexes: synthesis and spectroscopic studies, Synth.

Gambar

Gambar 1. Kurva titrasi potensiometri HPMBP dan H 2 AdBP dengan NaOH 0,1 N
Gambar 2. Spektrum FT-IR senyawa H 2 AdBP
Tabel 1. Data analisis elementer senyawa HPMBP, H 2 AdBP dan H 2 PE

Referensi

Dokumen terkait

Hutomo dan Parino (1994) yang melakukan penelitian terhadap jenis-jenis ikan yang berasosiasi dengan padang lamun di Lombok Selatan menyimpulkan bahwa kelimpahan ikan di padang

Dalam perspektif proses pembelajaran di sekolah, guru mempunyai peranan penting, disamping faktor-faktor lain seperti sarana, kurikulum, peserta didik, evaluasi, serta

Berdasarkan hasil analisis data pada BAB IV, maka disimpulkan bahwa partisipasi guru terhadap manajemen akademik di SMP Negeri 2 Pulau jambu diperlihatkan melalui fungsi

Data tersebut dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, dengan sumber utama berasal dari lingkungan Kemdikbud, dari lingkungan luar Kemdikbud seperti Kementerian

Tujuan dari penelitian tentang pembuatan rol karet ini adalah untuk mengetahui besarnya perbandingan nilai keausan karet hasil buatan dengan keausan karet produk pabrik yang

Dalam sejarah dan perkembangan virus komputer, pada tahun 1960 di AT&T Bell Laboratory yang merupakan laboratorium komputer raksasa di dunia, pada saat rehat

Hubungan Panjang-Bobot Ikan Tawes Hubungan panjang-bobot ikan tawes di Sungai Linggahara pada ikan jantan diperoleh tawesi t hitung > t tabel yang berarti bahwa pola

• Pasien memiliki salah satu atau lebih dari tiga kelainan pengelihatan, seperti miopia (rabun jauh), astigmatism (penglihatan kabur yang disebabkan oleh kornea