• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Mahasiswa Program Profesi Ners Tahap Akhir di Fakultas Keperawatan USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Mahasiswa Program Profesi Ners Tahap Akhir di Fakultas Keperawatan USU"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respons terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri atas komponen pengetahuan (Kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomtor). Perbuatan seseorang atau respons seseorang didasari oleh seberapa jauh pengetahuannya terhadap respons tersebut (Mubarak, 2011; Skinner, 1938).

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku berbeda dengan sikap, sikap hanya merupakan suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan cara yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap objek tersebut. Perilaku manusia sangat komplek dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin bloom (1908), seorang psikolog pendidikan, membagi perilaku kedalam tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya para ahli pendidikan menggunakan ketiga domain ini untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan (Wahit Iqbal mubarak, 2011).

Sarwono (2000), dalam bukunya pengantar umum psikologi, mengungkapkan bahwa perilaku manusia berbeda dengan makhluk lainnya, termasuk ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri perilaku manusia yang membedakannya dengan makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, serta keunikan setiap individu. Perilaku dapat terjadi melalui adanya interaksi. Skinner mengungkapkan bahwa perilaku merupakan interaksi antara stimulus dengan respon (Sunaryo, 2014).

Pembelajaran merupakan salah satu proses yang ada di pendidikan klinik. Menurut Emilia (2008) pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks. Pembelajaran klinik dalam keperawatan merupakan wahana yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam pembelajaran. Menurut Corkhill (1998) dikutip dari Syahreni dan Waluyanti (2007) tujuan pembelajaran klinik adalah mengintegrasikan teori dengan praktik. Hal senada yang di ungkapkan oleh Munthe (2009) pembelajaran klinik tidak hanya memberikan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dikelas sebelumnya. Selain itu, menurut Reily (2002) pembelajaran klinik juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis. Keterampilan berfikir kritis tidak dapat dicapai dengan hanya pembelajaran di kelas atau di klinik saja tetapi juga melalui pengalaman yang bervariasi mulai dari pengalaman melakukan pengkajian hingga menyelesaikan masalah pasien.

Program pendidikan akademik dan profesi merupakan program yang terintegrasi. Menurut (Nurhidayah, 2011) setelah lulus pada tahap akademik mahasiswa akan mendapat gelar sarjana keperawatan (S.Kep), sedangkan setelah mahasiswa lulus pada

(2)

tahap profesi akan mendapat gelar (Ners). Tahapan pendidikan ini terintegrasi sehingga merupakan keharusan bagi mahasiswa untuk mengikuti keduanya apabila bercita-cita menjadi perawat profesional. Sehingga program pendidikan keperawatan yang ada tidak dikenal sebagai pendidikan keperawatan lagi namun pendidikan Ners.

Pembelajaran pada program profesi lebih ditekankan pada pelaksanaan praktek klinik baik ditatanan klinik maupun komunitas atau masyarakat. Sebelum memasuki program pendidikan profesi Ners setiap mahasiswa dituntut untuk menguasai semua kompetensi yang telah dipelajari selama tahap pendidikan akademik.sehingga mahasiswa diharapkan sudah memiliki kemampuan intelegtual, interpersonal, dan teknis serta moral yang terintegrasi.

Pembelajaran klinik harus ditata sedemikian rupa sehingga mahasiswa mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan masalah nyata tersebut (Syahreni & Waluyanti, 2007).Pembelajaran klinik sebaiknya mendapat perhatian serius dan persiapan yang baik. Perhatian dan persiapan tersebut dibutuhkan karena pembelajaran klinik memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dengan klien dan belajar masalah yang nyata (Chapman & Orb, 2000). Pembelajaran klinik memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan sikap, keterampilan psikomotor, pengetahuan, manajemen waktu dan keterampilan penyelesaian masalah (Grealish & Carrol, 1998). Stritter et al (1975), mendefinisikan mengajar klinis sebagai ajaran yang berlangsung di dekat pasien baik bagi seorang individu atau sekelompok orang. pengalaman klinis, yang telah dianggap sebagai jantung dari pendidikan keperawatan dapat memperkuat dan memperkuat pengetahuan, memfasilitasi sosialisasi profesional siswa untuk peran perawat dan memberikan para siswa atau orientes dengan nilai-nilai profesional (M.Mantzorou RN, 2004; McCabe, 1985).

Dalam proses pencapaian kompetensi tidak dapat dipisahkan dari rumah sakit pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik. Menurut Emilia (2008) pengertian wahana mempunyai konotasi wadah atau tempat dengan seluruh sumber daya yang secara dinamis ikut berperan, serta sebagai lingkungan belajar klinik yang kondusif bagi pencapaian kompetensi bagi para mahasiswa. Lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai objektif dan tujuan praktik klinik dalam sebuah program pendidikan keperawatan (Emilia, 2008).

Lingkungan belajar sangatlah penting karena mempengaruhi pendekatan belajar yang di ambil oleh mahasiswa dan akhirnya akan mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa (Emilia, 2008). Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menstimulasi rasa ingin tahu dan kebutuhan untuk mengerti, bukan menstimulasi kegelisahan dan kompetensi (Emilia, 2007). Menurut Reilly dan Oermann (2002) lingkungan klinik kaya akan pengalaman belajar, tetapi lingkungan yang kurang mendukung akan mematahkan semangat belajar peserta didik untuk mencari pengalaman dan akibatnya banyak kesempatan untuk maju hilang. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar dianggap mempunyai pengaruh yang penting pada kualitas hasil

(3)

belajar mahasiswa. Selain itu, persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar berubah setiap mereka berpindah ke bagian lain. Menurut Patel dan Dauphinee (1985) dikutip dari Emilia (2008) yaitu lingkungan belajar yang berbeda akan memberikan pengalaman yang berbeda yang nantinya akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa. Penyiapan lingkungan belajar klinik khususnya rumah sakit dalam pendidikan klinik akan lebih serius sehingga kualitas proses pendidikan menjadi bertambah baik, demikian juga lulusan yang di hasilkan menjadi semakin memiliki kompetensi yang profesional (Syahreni & Waluyanti, 2007).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik meneliti bagaimanakah gambaran perilaku mahasiswa Ners mengikuti program pendidikan Profesi Ners di Fakultas Keperawatan USU Medan.

1.2.Rumusan Masalah

Uraian dalam latar belakang masalah diatas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan yaitu bagaimana perilaku mahasiswa Program Profesi Ners tahap akhir di Fakultas Keperawatan USU Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi perilaku mahasiswa program Profesi Ners tahap akhir di Fakultas Keperawatan USU Medan ?

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi perilaku mahasiswa program Profesi Ners tahap akhir di Fakultas Keperawatan USU Medan berdasarkan aspek Kognitif. 2. Untuk mengidentfikasi perilaku mahasiswa program Profesi Ners tahap

akhir di Fakultas Keperawatan USU Medan berdasarkan aspek Afektif. 3. Untuk mengidentifikasi perilaku mahasiswa program Profesi Ners tahap

akhir di Fakultas Keperawatan USU Medan berdasarkan aspek Psikomotor.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu : 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu baru serta untuk memenuhi tugas dalam membuat skripsi, dan menjadi pengalaman pertama dalam melaksanakan penelitian serta sebagai masukan yang bermanfaat dalam

(4)

pengembangan ilmu keperawatan khususnya bidang kompetensi klinis keperawatan dalam sistem pendidikan.

2. Bagi Institusi Pendidik Keperawatan

Dapat dijadikan informasi baru dan sebagai bahan masukan kepada institusi pendidik keperawatan tentang bagaimana pengalaman mahasiswa Ners mengikuti program pendidikan Profesi Ners.

3. Bagi pelayanan Keperawatan

Untuk menambah pemahaman peneliti tentang pengalaman mahasiswa Ners mengikuti program Profesi Ners.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tingkat kebisingan ekivalen (Leq) di kawasan Terminal Pakupatan tertinggi terjadi di titik 1 (pintu masuk sebelah utara) pada hari Senin sebesar 77,82 dBA, nilai

Dari data yang diperolah cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani secara defenitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan berkompeten pada

Sebelum sampel air efluen tersebut diolah dengan menggunakan constructed wetland , dilakukan uji karakteristik awal untuk mengetahui kondisi/konsentrasi

Laporan Kinerja Inst ansi Pem erint ah (LKj) Inspekt orat Provinsi Sulaw esi Selat an t ahun 2015.. ini disusun dengan m engacu pada Perat uran M ent eri Negara Pendayagunaan

Urban and Regional Planning Department, Faculty of Landscape Architecture and Environmental Technology, Universitas Trisakti, Jakarta, 11440, Indonesia.

SURAT

Daging ayam broiler dapat memberikan nilai tambah yang cukup berarti?. bagi aktivitas perdagangan dan pemasaran yang bisa membuka

Hasil analisis ragam pengaruh pemberian berbagai macam mikroorganisme lokal pada sistem tanam yang berbeda terhadap jumlah anakan umur 20 hst, 40 hst, dan 60