• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUMBUHKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DAN (1). pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENUMBUHKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DAN (1). pdf"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENUMBUHKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP

DAN ALIH TEKNOLOGI DALAM

MENINGKATKAN DAYA SAING NASIONAL

SEMINAR NASIONAL

TECHNOPRENEURSHIP

DAN ALIH TEKNOLOGI

PROSIDING

Didukung oleh :

Volume 1, Nomor 1, Februari 2016

(2)

P-ALTEK 17

PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

ELEKTRONIK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

INDONESIA

Jimmy Abdel Kadar, Agus Fanar Syukri, Amelia Febri Ariani, Rahmi Kartika Jati

Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian, LIPI;

jimmy.abdel.kadar@lipi.go.id,agus.fanar.syukri@lipi.go.id,amelia.febri.ariani@lipi.go.id,rah mi.kartika.jati@lipi.go.id

ABSTRAK

Kemudahan penggunaan sistem manajemen mutu (SMM) dalam sebuah organisasi mutlak

diperlukan. Penggunaan pedoman mutu dalam bentuk kertas (hardcopy) masih banyak digunakan, dan dapat dipermudah dengan menggunakan SMM online. Makalah ini membahas tentang desain SMM online, yang penelitiannya dilakukan dengan mengunakan metoda

campuran (mix methods) dengan penyebaran kuisioner dan wawancara kepada responden. Hasil penelitiannya adalah bahwa kemudahan pengguna dalam mengakses informasi menjadi

jawaban yang dominan dengan ketentuan yaitu tata letak informasi yang terdapat sebuah situs

dapat membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang diinginkan, khususnya dalam

SMM online. Desain ini menekankan pada pengelolaan tata letak menu, informasi, kolom tanya jawab, kontak dan lainnya dalam SMM. Kemudahan lainnya yaitu sivitas dapat

mengakses SMM melalui navigasi situs yang dapat menuntun kebutuhan pengguna dalam

menjalankan SMM di organisasinya. Konten SMM yang informatif dan komunikatif akan

menuntun pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diharapkan. Tampilan yang lugas

dan mudah untuk dipahami (user friendly) menjadi nilai tambah dalam sebuah situs. Web SMM online untuk sivitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang dilakukan

dalam taraf penelitian. Selanjutnya diupayakan agar dokumen SMM dapat diunggah di intra

LIPI dan penerapannya disesuaikan dengan kondisi, tugas dan fungsi satuan kerja

masing-masing. Sisi lainnya dengan terpasangnya infrastruktur yang stabil merupakan salah satu

bagian yang penting dalam SMM online, tetapi tidak dibahas dalam tulisan ini.

(3)

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi dan

komunikasi (TIK), memacu semua organisasi untuk menggunakan jasa TIK sebagai

kemudahan dalam berkomunikasi dengan semua orang. Organisasi yang menerapkan

TIK secara optimal, memudahkan semua kegiatan berjalan dengan baik, baik yang

bersifat internal maupun eksternal.

Pengelolaan manajemen suatu organisasi selalu menarik untuk dibahas.

Organisasi yang telah menerapkan standar manajemen berbasis ISO 9001 dan telah

diakui keberadaannya dengan diterbitkannya sertifikat dengan ruang lingkup tertentu,

sesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Penerapan ISO 9001 memastikan

mutu organisasi selalu terukur dan memberikan informasi bagi manajemen puncak

bahwa proses organisasi berjalan dengan baik sesuai dengan yang didefinisikan

(Priede, 2012).

Sistem Manajemen Mutu di LIPI

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga riset, tetap dan

terus berusaha mempertahankan mutu dan reputasinya dalam kancah nasional maupun

internasional. Di antara 50 satuan kerja (satker) di LIPI, telah ada 18 satker yang

memperoleh sertifikat ISO 9001. Sejalan dengan kegiatan penelitian, ke-18 satker

tersebut telah disurvei, terkait berbagi pengalaman dalam menjalankan ISO 9001 di

lingkungan kerja masing-masing. Responden merupakan penanggung jawab mutu di

setiap satker yaitu Wakil Manajemen (WM) dan atau Sekertaris Wakil Manajemen

(SWM).

Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang telah dibuat dan masih berupa berkas

yang banyak, dengan sejumlah formulir, masih merupakan kendala tersendiri dalam

menjalankan SMM. Setiap organisasi manapun yang telah menjalankan SMM dan

masih menggunakan kertas sebagai media komunkasi akan mengalami masalah dalam

penerapan di lapangan. Sejumlah kendala yang sering muncul yaitu lupa, kertas

tercecer, kesulitan sivitas dalam membaca pedoman maupun prosedur dan lainnya.

Pada masa sekarang penggunaan teknologi merupakan salah satu solusi yang

(4)

dengan layanan dapat membaca pedoman mutu organisasinya di mana saja, dengan

penggunaan SMM online. Tentunya melibatkan orang-orang dengan kompetensi TIK

sebagai sarana pengelola khusus yang berhubungan dengan TIK.

Kemudahan pengguna dalam mengakses sebuah situs yang berhubungan

dengan SMM menjadi perhatian dalam tulisan ini. Beberapa reponden mengingkan

kemudahan navigasi dan kelancaran sistem yang akan dibangun. Tampilan akan

mempermudah pengguna untuk memperlancar kebutuhan informasi, dan jaringan

(perangkat keras) sebagai infrastruktur yang stabil akanmempermudah

keberlangsungan sistem informasi SMM online berlangsung.

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan efektivitas SMM dengan media

online, di mana salah satu bagian dari proses penelitian tersebut adalah

mengumpulkan data untuk referensi dalam pembuatan desain tata letak menu dalam

SMM online yang akan dikembangkan. Pengelolaan tata letak menu, informasi,

kolom tanya jawab, kontak dan lainnya dalam SMM yang mempermudah penguna

dalam mengkases informasi. Kemudahan menjalankan SMM melalui web SMM

online mejadi bahasan utama dalam tulisan ini. Membuat tampilan yang komunikatif

akan menuntun pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diharapkan.

Sistem Manajemen Mutu (SMM)

Pemahaman sistem manajemen mutu di ISO 9000:2000 menurut Sugian

(2006) adalah untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi berkenaan

dengan mutu. Menurut Gaspersz, SMM hasil revisi ISO 9001:2008 menetapkan

persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen

mutu, dan menjamin organisasi tersebut akan memberikan produk (barang/jasa) untuk

memenuhi persyaratan yang ditetapkan di organisasi tersebut. (Gaspersz, 2002).

Fungsi manajemen adalah sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengadaan

dan pembinaan pekerja, pelaksanaan dan pengawasan (Simanjuntak, 2011). Dengan

(5)

Organisasi yang telah menerapkan SMM akan mempermudah kinerja karyawan

dengan mempunyai sasaran mutu yang jelas.

Desain Web Internet

Teknologi memungkinkan pengguna untuk "berperan lebih besar" dalam

memanfaatkannya untuk kehidupan yang lebih mudah dan nyaman. Dengan koneksi

infrastruktur yang memadai dan sekarang waktunya untuk memanfaatkan teknologi

untuk membuat website lebih cepat, dan belajar bagaimana untuk meningkatkan

pengalaman dan kepuasan pengguna (Bermes, 2015). Kemajuan teknologi membuat

semua orang dapat menikmati sajian informasi dengan relatif mudah. Teknologi web

atau yang sering disebut situs web umumnya menampilkan informasi untuk dinikmati

informasinya yang benar-benar memadai bagi pengguna. Cepat atau lambatnya dalam

menampilkan informasi di situ web tergantung dari komposisi teknis di server dan

juga infrastruktur perangkat keras. Komposisi teknis yang dimaksud adalah

penggunaan bahasa pemrograman yang ringkas dengan penempatan gambar dan

menu yang didesain sesederhana mungkin. Penempatan dan penggunaan menu dan

gambar akan mempermudah pengguna dalam memahami tampilan situs web yang

diperlukan.

Desain web dapat dibagi dalam beberapa faktor signifikan yang berbeda yaitu

efisiensi, hiburan, masyarakat, drivenness, privasi, keramahan pengguna, efisiensi dan

dilayari diidentifikasi menjadi signifikan untukkualitas layanan dari situs jaringan

sosial (Ellahi, 2013). Dengan demikin jelas lah bahwa layanan yang dihadirkan dalam

sebuah website seyogyanya dapat memenuhi faktor-faktor tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan dua pendekatan metoda, yaitu kuantitatif dan

kualitatif, atau yang disebut mix methods. Pendekatan penelitian ini melibatkan

asumsi-asumsi filosofis, aplikasi serta pencampuran (mixing) dalam satu metoda

penelitian (Sheperis et al., 2010). Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar

mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari

(6)

secara keseluruhan lebih besar daripada masing-masing penelitian kualitatif dan

kuantitatif itu sendiri (Creswell, 2010).

Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ditunjukkan di gambar 1, dengan

penjelasan sebagai berikut:

1. Pembuatan kuisioner/wawancara kebutuhan SMM online

Kuisioner disusun untuk memotret kondisi pelaksanaan SMM pada 18

Satker di LIPI yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008.

Kuisioner/wawancara yang spesifik dengan pertanyaan tentang keberterimaan dan

pemahaman dalam mejalankan SMM secara rutin pada satker masing-masing dari

sisi tampilan situs dan kemudahan menjalankan SMM.

Hipotesis dibangun sebagai framework dan konstruksi hubungan satu

bagian dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini kebutuhan tampilan dan

substansi dari website SMM didasarkan pada hipotesis sepeti pada gambar 2.

Hipotesis dibangun sebagai kemudahan antarmuka, interaksi dengan pengguna

(7)

Kemudahan pengoperasian

Tampilan

Konten Jaringan Stabil

Web desain

Gambar 2. Hipotesis awal desain situs web SMM

2. Kebutuhan situs SMM/Peta situs

Tampilan yang informatif dan aplikatif dengan konten yang mudah dipahami. Peta

situs yang memudahkan reponden/pengguna dalam menjalankan SMM. Desain

tampilan yang disesuaikan dengan karakter satuan kerja tersebut.

3. Pengumpulan bahan dan data web

Pengisian kuisioner oleh responden menghasilkan jawaban yang nantinya akan

digunakan dalam pembuatan desain SMM online. Bahan dan kebutuhan yang

disesuaikan dengan satker dingunakan sebagai bahan masukan pembuatan web

SMM dan dengan pengambilan data dengan substansi yang komprehensif. Data

diperlukan dalam mendukung kelengkapan material dari sebuah prosedur atau

SOP tertentu.

4. Desain tata letak/peta situs

Desain tata letak memudahkan penempatan menu dari prosedur-prosedur yang ada

di SMM. Penempatan tata letak disesuaikan dengan spesifikasi konten, dan

keunikan satuan kerja/organisasi yang akan memanfaatkannya.

5. Desain tata letak SMM di web

Kemudahan penempatan tata letak menu SMM dalam sebuah disitus akan

memudahkan pengguna dalam menjalankan SMM.

6. Desain teknis pengkodean dan pengembangan situs

Pelaksanaan desain dilakukan dan di sesuaikan dengan permintaan dari satuan

(8)

penempatan menu dan variabel lainnya, ikut menyesuaikan dengan kebutuhan

organisasi tersebut.

7. Tampilan web yang informatif

Satuan kerja/organisasi sebagai pemilik kepentingan dari konten yang akan dibuat.

Substansi mencerminkan isi SMM yang dibangun oleh satuan kerja/organisasi

tersebut, dan mempermudah pengguna maupun pelaksana SMM.

8. Umpan balik

Tahapan ini yang akan memperbaiki kekurangan sistem dan sebagai

pengembangan untuk penambahan fitur yang diperlukan.

Obyek dan Responden Penelitian

Seperti telah dijelaskan di 1.1. bahwa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LIPI), yang terdiri dri 50 satuan kerja, yang telah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008

adalah 18 satuan kerja. Responden satuan kerja setingkat eselon 2 untuk pusat

penelitian dan biro, dan juga satuan kerja teknis setingkat eselon 3.

Responden penelitan adalah yang bertanggung jawab dalam menjalankan roda

sistem manajemen mutu di organisasi tersebut. Wakil manajemen (WM) dan atau

Sekertaris Wakil Manajemen (SWM) dari satker-satker di LIPI yang menjadi

responden penelitian dengan menjawab beberapa pertanyaan dalam wawancara.

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan survei kepada para responden.

Menurut Kerlinger dalam Rochaety (2009), penelitian survei merupakan penelitian

yang dilakukan pada ukuran populasi besar maupun kecil. Penelitian ini mempelajari

data yang didapatkan dengan mengambil sampel dari responden, mewakili

satker.Hasil penelitian kuantitatif biasanya berupa pola atau tipologi atau pola

mengenai fenomena yang dibahas.Sedangkan, pengumpulan data kualitatif

dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion (FGD), pesertanya adalah WM

atau SWM satker-satker yang telah mengimplementasikan SMM berbasis SNI ISO

9001:2008 di LIPI.

Strategi pengumpulan data adalah dengan bertahap/sekuensial (sequential

(9)

dengan melakukan survei wawancara kepada para responden untuk memperoleh hasil

umum atas pelaksanaan SMM di satker responden, hasilnya dikuantisasi dari seluruh

responden; kemudian dilanjutkan dengan metode kualitatif melalui FGD terlebih

dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai atas hasil survei.

Pengumpulan data kuantitatif telah dilaksanakan bulan Maret dan April 2015

dengan mendatangi para responden, sedangkan data kualitatif didapatkan melalui

FGD yang dilaksanakan 16 April 2015 di Jakarta.

Metoda Analisis dan Validasi

Analisis data dilakukan berdasarkan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan

menganalisis angka-angka secara deskriptif dan inferensial; dan dengan pendekatan

kualitatif pula, yaitu dengan cara menganalisis pernyataan responden atau teks dan

atau dokumen yang diberikan oleh responden, sehingga diperoleh gambaran secara

tematik atas masalah-masalah implementasi SMM di satker-satker LIPI yang telah

mengimplementasikan SNI ISO 9001:2008, khususnya masalah desain SMM yang

dibahas di makalah ini.

Data divalidasi dengan metode triangulasi data, yaitu dari hasil survei, hasil

FGD dan dokumen SMM satker-satker LIPI yang menjadi responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Survei

Hasil survei tentang requirement (kebutuhan) SMM online dari 18 satker yang

menjadi responden, 14 satker (76%) menyatakan setuju untuk menggunakannya,

(10)

Gambar 3. Potret usulan pembuatan SMM online

14 satuan kerja di LIPI yang telah tersertifikasi SNI ISO 9001:2008 menjawab bahwa

setuju menggunakan metode “paperless”, dengan pengelolaan tergabung dalam intra

LIPI dan hanya 4 responden yang menyatakan pengelolaan web SMM berdiri sendiri

di satker mereka/terpisah dari Intra LIPI yang ada.

Sedangkan syarat-syarat yang dikemukakan terkait paperless dapat dilihat pada tabel

1:

Tabel 1. Kebutuhan Tampilan Web SMM

Kebutuhan Web SMM Keterangan

Tampilan Menarik pandangan mata, tidak kaku, sederhana, ditambahkan

identitas satker sesuai dengan kultur, contoh: seperti KR Bedugul

bertema Bali.

Konten Informatif, aplikatif, ada forum diskusi, konten dapat diakses

manajemen dan sivitas, substansi komprehensif. Format menu

yang mudah, sosialisasikan secara konsisten ke semua satker.

Navigasi Mudah, tidak rumit (User friendly), interaktif seperti situs dari kementrian lain, dapat diakses lewat hp/gadget, fitur mudah dipakai.

Jaringan Stabil, Tidak lambat

Jangan sering ganti sistem, kapasitas penyimpanan mencukupi.

76% 24%

Setuju

(11)

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa 76% responden menginginkan

pengelolaan web SMM dikelola dan digabungkan ke intra LIPI. Data ini sangat

beralasan karena tidak setiap Satuan kerja mempunyai penanggung jawab Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) sendiri. Alasan lainnya karena adanya tugas dan

fungsi dari satuan kerja yang telah menggunakan intra LIPI sebagai “area kerja” yang

resmi dan fungsi utama intra LIPI dalam menyebarkan informasi terkait keperluan

LIPI telah diakui oleh para sivitas LIPI.

Masalah kualitas tampilan maupun varialbel situs web ditangani dari

perspektif 'suara pelanggan'. Langkah ini diadopsi sebagai kerangka kerja untuk

mengidentifikasi kualitas situs web yang diminta oleh pengguna (Barnes, 2000).

Adapun syarat tambahan yang dikemukakan oleh responden selain penyebaran

kuisioner, adalah dengan wawancara. Responden menyatakan bahwa faktor dominan

yang dikemukakan tentang syarat tambahan yaitu pengelolaan perangkat keras

(server) diserahkan pada LIPI Pusat selaku pemegang tanggung jawab jaringan

komputer dan internet dan sejalan dengan intra LIPI. Faktor yang dikemukakan oleh

reponden adalah terkait substansi dari SMM yang akan dibuat menjadi online.

Substansi yang dimaksud adalah SMM yang telah dibuat dapata diintegrasikan ke

dalam berkas elektronik, guna memudahkan sivitas dalam menjalankan SMM di

satkernnya masing-masing.

Kedepannnya dengan berdasarkan hasil dari peneltian ini dan manfaat yang

dirasakan dan kepercayaan untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku

keberlanjutan pengguna dalam sebuah situs web (Liao, 2006).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Requirement/kebutuhan pembuatan SMM online yang berbasis web

merupakan salah satu cara mempermudah sivitas organisasi dalam mengakses

(12)

SMM, termasuk di 18 satuan-satuan kerja di LIPI yang telah tersertifikasi SNI ISO

9001:2008.

Keberadaan SMM online atau SMM yang dibuat dalam bentuk elektronik

yang digabungkan dengan intra LIPI diharapkan dapat melingkupi satuan kerja yang

memang membutuhkan sarana tersebut sebagai pembelajaran tahap awal. Kebutuhan

SMM di setiap satuan kerja/organisasi berbeda-beda tergantung dari Tugas dan

Fungsi dari (TUSI) satker dan ruang lingkup yang menjadi penekanan dalam SMM di

organisasi tersebut. Tahap awal dari pembuatan web SMM online adalah menerapkan

SMM ke dalam bentuk elektronik. Dari hipotesis awal dapat dilihat bahwa data hasil

dari wawancara sejalan dengan kebutuhan saat ini.

Hasil penelitian tahap pengembangan desain ini adalah bahwa kemudahan

pengguna dalam mengakses informasi menjadi jawaban yang dominan dengan

ketentuan yaitu tata letak informasi yang terdapat di situs SMM online dapat

membantu pengguna dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Desain SMM

online menekankan pada pengelolaan tata letak menu, informasi, kolom tanya jawab,

kontak dan lainnya dalam SMM. Kemudahan lainnya yang diharapkan responden

adalah dapat mengakses SMM melalui navigasi situs yang dapat menuntun kebutuhan

pengguna dalam menjalankan SMM di organisasinya. Konten SMM yang informatif

dan komunikatif akan menuntun pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

diharapkan. Tampilan yang lugas dan mudah untuk dipahami (user friendly). Sisi

lainnya dengan terpasangnya infrastruktur yang stabil merupakan salah satu bagian

yang penting dalam SMM online, tetapi tidak dibahas dalam makalah ini.

Pengembangan Selanjutnya

Pengembangan selanjutnya yaitu dengan memperluas requirement/kebutuhan

untuk SMM online dengan beberapa fitur tambahan yang nantinya diperlukan dalam

(13)

Kemudahan pengoperasian

Efisiensi

Tampilan

Bantuan Teknis Jaringan Stabil

Keamanan data

Persepsi pengguna Web desain

Gambar 4. Usulan penelitian selanjutnya

Informasi pada Gambar 4 menyatakan bahwa penambahan beberapa fitur/kotak yang

diperlukan dalam mendesain web SMM online. Pada kotak yang bergaris putus putus

merupakan satu area dalam membangun web SMM online, sedangkan kotak persepsi

pengguna merupakan kotak tambahan yang nantinya merupakan fitur tambahan yang dapat

memberi masukan pada pengelola web SMM online, terkait substansi yang nantinya akan

diperlukan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dapat terselenggara atas biaya Daftar Isian Proyek Anggaran

(DIPA) Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP) –Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2015, sesuai dengan kontrak nomor

023/JI.2/SK.AP/I/2015 tentang Organisasi, Susunan Personalia, Tugas dan Tanggung

Jawab Pelaksana Kegiatan DIPA Persiapan Efektifitas Manajemen P2SMTP-LIPI

dengan Electronic Quality Management Systems (e-QMS). Para Penulis mengucapkan

terima kasih kepada para responden, yaitu para Wakil Manajemen dan atau Sekretaris

Wakil Manajemen di 18 satuan kerja di LIPI, yang telah mendapatkan sertifikat SNI

ISO 9001:2008 sebagai pengakuan implementasi Sistem Manajemen Mutu di satuan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Barnes. Stuart and Vidgen. Richard. 2000. WebQual: An Exploration of Website Quality. ECIS 2000 Proceedings. Paper 74

Bermes, Barbara. 2015, Lean Website: Beca use web performance simply matter, Published Site point.

Domínguez, Silvia.Hollstein, Betina. 2014.Mixed Methods Social Networks Research:Design and Applications. Cambridge University Press, New York.

Ellahi. A. et al. 2013. Key quality factors affecting users’ perception of social networking

website.Journal of Retailing and Consumer Services 20 (2013) 120–129.

Gaspersz, Vincent. 2002. ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Liao C. et al. 2006. The Roles of Habit and Web Site Quality in e-Commerce. International Journal of Information Management 26 (2006) 469–483

Priede, Janis. 2012. Implementation of Quality Management System ISO 9001 in the World and its Strategic Necessity. Social and Behavioral Sciences 58 (2012): 1466-1475

Rochaety, Eti. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Sheperis et al. 2010.Counselling Research Quantitative, Qualitative, And Mixed Methods.Pearson Education, Inc

Simanjuntak. P.J.2011. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

(15)

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian
Gambar 2. Hipotesis awal desain situs web SMM
Gambar 4. Usulan penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Untuk lebih rincinya, penulis membagi simpulan umum tersebut menjadi beberapa simpulan khusus sebagai berikut: (1) Persiapan mengajar yang dilaksanakan oleh guru untuk

Dalam Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah jo Pasal 1 Angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang

Implementation 2006 curriculum at Mardi Yuana Senior High School was good since teachers were given freedom to develop the learning materials based on the students’ need and

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas di Puskesmas Kuala Bhee, maka kami mengundang saudara untuk klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi Penawaran

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

Karakteristik pertunjukan wayang purwa ini dilihat dari tiga indikator, yaitu: (1) hubungan dalang dengan penonton, (2) tokoh pelaku dan (3) tema serta masalah pokok.

Hal yang berbeda terjadi pada subjek berkemampuan awal matematika sedang, yang memiliki karakteristik proses berpikir reflektif yang lebih baik dibandingkan subjek

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan sejauh mana ketelitian hasil pengukuran kekuatan tanah yang diperoleh dengan menggunakan alat Dynamic