• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUNTUNGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEUNTUNGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF. docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEUNTUNGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMK

Burhan Mustaqim1

1 Guru Matematika SMK Muhammadiyah 3 Karanganyar

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

(2)

belajar tuntas.selain itu, dalam pembelajaran di kelas, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik, menantang, kreatif, inovatif sehingga dapat meningkatkan kemampuan, pemahaman dan minat siswa terhadap pelajaran matematika. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif berbasis Discovery Learning.

Berdasarkan latar belakang diatas maka ada beberepa masalah yang pertama (1) apakah model pembelajaran kooperetif itu, (2) bagaimana model pemmbelajaran kooperatif berbasis masalah dalam mengoptimalkan pembelajaran matematika?

PEMBAHASAN

Pemembelajaran merupakan pusat interaksi antar siswa dengan siswa, antara guru dan siswa sehingga akan menciptakan iklim akademis dimana pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam. Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran yang baik, cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula atau sebaliknya. Oleh karena itu pembelajaran yanga saat ini dikembangkan untuk mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam diri peserta didik sehingga dalam pembelajaran diperlukan sebuah model pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua potensi siswa. Dalam pembelajaran ada model pembelajaran. Istilah model pembelajaran sangat dekat dengan pengertian stategi pembelajaran. Meskipun demikian, pengertian model pembelajaran ini dibedakan dari pengertian strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, dan teknik. Secara sederhana, pendekatan pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai proses belajar peserta didik yang sedang berkembang untuk mencapai perkembangannya. Metode lebih berfokus pada prose belajar mengajar untuk bahan ajar dan tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.

(3)

belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan M firdaus Zarkasi (2009), dalam proses belajar mengajar, guru hasrus memiliki strategi agar siswa dapat belajar efektif dan efisien. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik setiap kompetensi dasar dan kompetensi inti dalam kurikulum 2013. Tidak semua model pembelajarn cocok untuk setiap kompetensi dasar. Guru perlu memilih dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Dengan kata lain bahwa model pembelajaran yang mampu mengoptimalakan peserta didik diantaranya adalah pembelajaran kooperatif. Apa itu pembelajaran kooperatif?

A. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centre) terutama untuk mengatasi masalah–masalah yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, memberikan perhatian yang besar pada kegiatan belajar siswa, menumbuhkan rasa senang dan minat siswa untuk belajar matematika. Menurut Joyce dalam Hamruni (2012) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Sedangkan menurut Roger, dkk dalam Miftahul Huda (2011) menyatakan bahwa

(4)

”(Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada suatu perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain).

Menurut Sutton dalam Trianto (2009) terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu :(1) saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa, (2) interaksi antar siswa yang semakin meningkat, (3) tanggung jawab individual, (4) ketrampilan interpersonal dalam kelompok kecil, (5) proses kelompok. Wina Sanjaya (2006) mengatakan bahwa hal yang menarik dari model pembelajaran kooperatif adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar siswa (student achievement) juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap siswa yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, dan suka memberi pertolongan.

B. Model pembelajaran Discovery Learning

(5)

Pengertian Metode Discovery Menurut Sund (Roestiyah 2001:20) Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Dalam pembelajaran discovery menurut Bergstrom & O’Brien (Slavin, 2011: 8), siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan sendiri prinsip - prinsip tersebut (http://www.slideshare.net /Interest_ Matematika _2011/p-pt-12334656).

Menurut Wilcox (Slavin, 1977), dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Dari pengertian diatas Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran.

Apa yang menjadikan keuntungan dalam pembelajaran kooperatif Discovery Learning antara lain;

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya,

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

(6)

e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

f. Model pembelajaran discovery learning ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;

j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;

k. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;

l. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;

m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;

n. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;

o. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;

p. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar; q. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Dari beberapa keuntungan diatas bahwa model pembelajaran discovery learning akan menumbuh kembangkan sikap berfikir untuk menerima pembelajaran matematika.

.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian diasat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(7)

(2) Pada masing-masing tingkat minat belajar siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah, siswa yang dikenai model pembelajaran tipe MURDER memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran tipe TPS, dan siswa yang dikenai model pembelajaran tipe TPS memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. (3) Pada masing-masing model pembelajaran yaitu model pembelajaran MURDER, TPS, dan Pembelajaran Langsung, siswa dengan minat tinggi memiliki prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan minat belajar sedang, dan siswa dengan minat belajar sedang lebih baik daripada siswa dengan minat belajar rendah.

Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan dalam rangka turut mengembangkan pembelajaran matematika dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, disampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Kepada pengajar : (a) Seorang guru matematika diharapkan dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara baik dengan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan, sehingga materi tersebut lebih mudah diterima siswa. Pada penelitian ini disarankan agar dalam mengajarkan materi logaritma menggunakan model pembelajaran MURDER atau TPS, karena kedua model tersebut memberikan hasil baik jika dibandingkan dengan pembelajaran langsung. (b) Seorang guru hendaknya mengenal kondisi masing-masing siswa dalam hal ini minat belajar siswa dan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan minat belajar matematika, sehingga bisa meningkatkan prestasi belajarnya. (2) Kepada para siswa, pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER maupun TPS hendaknya siswa benar-benar aktif untuk berdiskusi, bertanya, dan memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan sesama teman maupun guru, sehingga menghasilkan prestasi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Graceful Onovughe Ofodu and Raheem Adebayo Lawal. 2011. Cooperative Instructional Strategies and Performance Levels of Students in Reading Comprehension. International Journal of Science 3(2):103-107. Diunduh dari http://www. krepubliser.com// 02-Journals/IJES pada tanggal 26 Desember 2012.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Mandiri

Izzah, N. 2010. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada Tingkat Koneksi dan Analisis Siswa MTs Negeri Melalui Pembelajaran Kolaboratif MURDER. Tesis: Universitas Pendidikan Bandung.

Mailatul Jannah. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif SPIKPU untuk meningkatkan kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Muhammadiyah 1 Bantul. Tesis: Universitas Negeri Yogyakarta. Miftahul Huda. 2011. Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model

Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SMK Teknologi, Pertanian dan Kesehatan.

Saija Louise M. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Kooperatif Murder untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematis Siswa SMA. Tesis: Universitas Pendidikan Bandung. http://repository.upi.edu pada tanggal 25 Juli 2012.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Kooperatif Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Santyasa, I Wayan. 2006. “Pembelajaran Inovatif: model Kolaboratif, berbasis proyek dan Orientasi Nos”makalah disajikan dalam seminar SMA Negeri 2 Semapura, Pada tanggal 27 Desember 2006 di Semapura. Diunduh dari http://www.freewebs.com, pada tanggal 25 Juli 2012

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetarno Joyoatmojo. 2011. Pembelajaran Efektif, Pembelajaran yang Membelajarkan. Surakarta : UNS Press

(9)

Tesis :Universitas Pendidikan Indonesia. Diunduh dari http://repository.upi.edu pada tanggal 25 Juli 2012.

Trianto.2009. Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser.

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wendy Diane . 2007. The Effects of using Think-Pair-Share during Guided Reading Lessons. Publiser: The University of Waikato. Diambil dari http://researchcommons. waikato.ac.nz/handle/10289/2233 pada tanggal 26 Desember 2012.

Zita I. Dales.2007. Achievment of Students in Mathematics Using The Think Pair Share Strategy. Resear Sharech Journal. Diunduh dari http://www.bsc.edu.ph/ index.php/research/abstracts pada tanggal 26 Desember 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

Pembuatan kedua model dilakukan dari tahap proses pelatihan untuk mendapatkan bobot optimal pada setiap layer jaringan, dilanjutkan dengan tahap proses pengujian untuk

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami konsep jaringan komputer : Pengertian jaringan komputer, konfigurasi jaringan di system operasi windows dan linux,

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

yang dianggap bertentangan dengan norma-norma konstitusi yang tercantum pada Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 terkait perlindungan terhadap lingkungan

20.2 Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar) kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang

Model Predictive Control (MPC) adalah untuk menghitung trayektori dari sinyal kontrol u ( manipulated variable ) yang akan datang untuk mengoptimalkan perilaku

Menurut Aisyah (2016) disebutkan jika rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan dari sebelumnya maka akan berdampak pada kenaikan jumlah total