• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA UANG KERAJAAN MATARAM KUNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MATA UANG KERAJAAN MATARAM KUNO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MATA UANG KERAJAAN MATARAM KUNO

Dosen Pengampu: Dr. Asyari Hasan S.H.I., M.Ag.

(Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi

Moneter)

Disusun Oleh :

Mudzakkir Mubarok (11160860000027)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Mata Uang Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno terletak di jawa tengah yang biasa disebut bumi Mataram, daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung, seperti gunung tangkuban perahu, gunung sindoro, gunung sumbing, gunung merapi, gunung

merbabu, gunung lawu, dan pegunungan sewu, daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti sungai bogowonto, sungai progo, sungai elo dan sungai bengawan solo. Pusat Kerajaan Mataram Kuno pada awal berdirinya terletak di daerah Mataram yang sekarang menjadi Yogyakarta. Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan

berkembang sejak abad ke-7.

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya merupakan pemuluk agama Hindu beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut agama Budah, Wangsa Isana sendiri merupakan Wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.

Berdasarkan prasasti Canggal, Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (sanna tidak memilki keturunan). Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga rakyatnya hidup dengan makmur, aman dan tenteram. Hal ini terlihat dari prasati Canggal yang menyebutkan bahwa tanah jawa kaya akan padi dan emas.

(3)

tidak berlangsung lama, melalui perkawinan politik antara Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya dengan Pramodhawardhani dari Wangsa Syailendra akhirnya Mataram dapat dipersatukan kembali. Pada masa pemerintahan Pikatan-Pramodhawardhani, wilayah Mataram berkembang luas, meliputi jawa tengah dan jawa timur. Kemudian Pada masa kekuasaan Raja Rakai Wawa banyak terjadi kekacauan di wilayah-wilayah yang berada pada bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno sementara itu ancaman dari penjajah luar terus mengintainya. Menjadi semakin buruknya keadaan setelah sang raja meninggal akibat adanya perebutan kekuasaan di dalam istana. Akhirnya, Raja Wawa digantikan dengan Mpu Sindok. Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, pusat pemerintahan Mataram dipindahkan ke jawa timur. Di sana Mpo Sindok mendirikan Wangsa baru yaitu Wangsa Isana.

Dibidang ekonomi, Menurut prasasti Purworejo, disebutkan bahwa saat Raja Belitung berkuasa, ia mendirikan pusat perdagangan yang bertujuan untuk

mengembangkan sektor pertanian dan perdagangan. Kerajaan Mataram Kuno rakyat-rakyatnya hidupnya bergantung pada hasil pertanian. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak sungai yang cocok untuk kegiatan pertanian dan bercocok tanam. Yang diperjual belikan pertama-tama hasil bumi, semisal beras, sirih pinang, buah-buahan, dan buah mengkudu. Juga hasil produk buatan rumah tangga, seperti alat perkakas dari tembaga dan besi, pakaian, keranjang, paying, dan barang-barang anyaman, arang, gula, dan kapur sirih. Juga dengan binatang ternak seperti sapi,kerbau, kambing, itik, dan ayam juga telurnya di perjual belikan. Bahkan perdagangan ini sampai ke luar negeri. Hal ini terbukti dari ditemukannya barang-barang keramik dari Vietnam dan China.

(4)

disekitar pinggiran aliran sungai bengawan solo diperintahkan guna menjamin

kelancaran arus pada lalu lintas perdagangan pada aliran sungai tersebut. Sebagai rasa terimakasihnya, penduduk desa di sekitar aliran sungai tersebut terbebas dari

pungutan pajak. Lancarya pengangkutan perdagangan lewat sungai tersebut dengan otomatis akan menigkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat Mataram Kuno.

Dunia perekonomian mengalami perkembangan dari yang semulanya sistem barter hingga sistem nilai tukar uang.

Pada saat Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Wangsa Syailendra pada tahun 850 M barulah mulai memakai koin-koin emas dan perak sebagai alat tukarnya. Koin-koin ini mempunyai tiga satua yang berbeda, yaitu MA atau masa memiliki berat 2,4 gram, atak memiliki berat 1,2 gram nilainya setara dengan ½ MA atau masa, kupang memiliki berat 0,6 gram nilainya setara dengan ½ atak. Sedangkan koin perak Masa mempunyai diameter antara 9-10 mm. Pada bagian muka dicetak huruf Devanagari “MA” (singkatan dari Masa) dan di bagian belakangnya terdapat incuse dengan pola “Bunga Cendana”.

(5)

Laporam Perjalanan

Saya berangkat ke Bank Indonesia pada tanggal 28 maret 2018. Saya

berangkat ke Bank Indonesia menggunakan trans Jakarta bersama teman-teman saya, sebelum kami berangkat kami makan nasi padang yang ada di pesanggrahan samping UIN, setelah itu kami menunggu trans Jakarta di halte UIN, sekitaran pukul 11.30 WIB kami mulai menaiki trans Jakarta tersebut dan kami sempat transit di halte Tosari dan akhirnya kami berhenti di halte BI sekitar pukul 13.00 WIB.

Referensi

Dokumen terkait