• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah keterlibatan Campa dalam sistim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah keterlibatan Campa dalam sistim"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Keterlibatan Campa dalam Sistem Maritim

Cina, Jawa dan Filipina

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Sejarah Asia Tenggara” yang diampu oleh Novi Triana Habsari, M.Pd

Kelompok 4

Anggota :

Yeti Ika Nur Hayati (14.231.018)

Imam Fauzi (14.231.016)

Iis Wahyuningsih (14.231.022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

IKIP PGRI MADIUN

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Keterlibatan Campa dalam Sistem Maritim Cina, Jawa dan Filipina“ dapat selesai dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Abraham Nurcahyo, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun.

2. Ibu Novi Triana Hapsari, M.Pd. selaku pembimbing yang telah sabar dan meluangkan waktu untuk memberi bimbingnan dan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.

3. Teman – teman dari prodi sejarah yang telah memberikan semangat, yang tidak bisa penyusun ungkapkan satu persatu. Serta berbagai pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak dan semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.

Madiun, April 2015

Penyusun

(3)

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

Bab I Pendahuluan...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan ...2

D. Batasan Masalah ...2

E. Metode ...2

Bab II Pembahasan...3

A. Keterlibatan Campa dengan sistem maritim Cina...3

B. Keterlibatan Campa dengan sistem maritim Jawa...4

C. Keterlibatan Campa dengan sistem maritim Filipina...6

Bab III Penutup ...8

A. Simpulan...8

Daftar Pustaka...9

BAB I

(4)

A. Latar Belakang

Keanekaragaman kehidupan Asia Tenggara yang amat luar biasa telah dipenggal – penggal oleh kolonialisme Eropa menjadi lusinan negara kolonial dengan tapal – tapal batas yang jelas. Kolonialisme dan nasionalisme merupakan penyebab utama dalam memantapkan berbagai pranata dan identitas kesatuan di dalam garis batas itu. Sehingga tidak ada ruang bagi kemajemukan dan mobilitas identitas yang sebelumnya selalu menjadi ciri dunia maritim Asia Tenggara. Untuk rakyat yang identitasnya tidak sesuai dengan garis – garis perbatasan baru tersebut, orang Campa adalah contoh menonjol, kecenderungan historiografis semacam itu jelas tidak banyak manfaatnya.

Bagaimana pun juga, kajian ilmiah dewasa ini telah menemukan kembali laut sebagai pemersatu sejarah Asia Tenggara dan tidak lagi terlalu menggubris tapal – tapal batas daratan yang digambarkan secara sepihak oleh nasionalisme kolonial Eropa. Para pedagang asal Kanton, Fujian, Yunan, Handramaut, Pantai Koromandel, Patani atau Minangkabau serta para ilmuwan pengelana dalam tradisi Muslim, Budha, Konfusius atau Kristen menjalankan fungsi di Asia Tenggara sebagai makelar barang dan gagasan yang memungkinkan setiap orang terjalin satu sama lain.

Kebangkitan kembali perhatian terhadap Campa adalah cermin dari apresiasi baru keanekaragaman dan ambivalensi kawasan ini. Campa merupakan sesuatu yang memalukan baik bagi nasionalisme Vietnam maupun Khmer, mengingatkan bahwa garis tapal batas tidak selalu seperti yang ada sejak jaman kolonial dan identitas kelompok sama sekali tidak tetap atau tak dapat berubah. Mereka adalah orang bahari dan selalu berpindah – pindah dengan pengaruhnya terasa sampai tanah seberang Jawa, sulawesi dan Filipina tetapi selalu menentang setiap upaya yang menarik garis di atas peta yang menunjukkan tempat asal mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterlibatan Campa dengan sistem maritim Cina? 2. Bagaimana keterlibatan Campa dengan sistem maritim Jawa? 3. Bagaimana keterlibatan Campa dengan sistem maritim Filipina?

C. Tujuan

(5)

2. Mengetahui keterlibatan Campa dengan sistem maritim Jawa 3. Mengetahui keterlibatan Campa dengan sistem maritim Filipina

D. Batasan Masalah

Karena luasnya bahasan mengenai keterlibatan Campa dengan sistem Maritim Asia Tenggara maka kami hanya membatasi pembahasan ini mengenai keterlibatan Campa dengan sistem maritim yang ada di Cina, Jawa dan Filipina.

E. Metode

Kami menggunakan metode make a match. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan metode ini adalah mahasiswa mencari pasangan atau patner sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:

1. Kami menyiapkan kartu sesuai jumlah mahasiswa, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap mahasiswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3. Tiap mahasiswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang dengan

durasi waktu selama 5 menit.

4. Setiap mahasiswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya dengan durasi waktu 10 menit.

5. Jika mahasiswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman.

BAB II PEMBAHASAN

A. Keterlibatan Campa dengan Sistem Maritim Cina

(6)

merupakan cara paling aman dan saling menguntungkan bagi penguasa yang terlibat dalam perdagangan semacam itu. Dukungan dari kekaisaran Cina melalui hubungan itu akan memberikan keuntungan yang besar kepada mereka dibandingkan dengan apa yang diperoleh para pesaing.

Campa menempati lokasi paling menguntungkan di Asia Tenggara dalam perniagaan dengan Cina. Semua kapal yang berlayar antara Cina dengan berbagai tempat tujuan (kecuali kepulauan Filipina dan jepang) menyusuri pantai Campa setidak – tidaknya ketika menempuh lima ratus kilometer antara Tanjung Varella dan Pulau Cham (sedikit ke selatan Danang sekarang) biasanya untuk kapal – kapal yang berlayar dari selat Malaka (umumnya terus melanjutkan perjalanan e India) atau Siam menempuh jarak yang sama kearah selatan mendekati Delta Mekong.

Sebagai pelabuhan terakhir yang disinggahi sebelum arus pelayaran ini melintasi Teluk Tonkin menuju Cina Selatan, Campa aktif terlibat dalam perdagangan, pengiriman umpeti dan perjalanan ziarah yang bergerak memasuki dan keluar dari Cina. Bahkan kapal – kapal tidak bersahabat akan berhenti sejenak di salah satu pelabuhan alam itu sekedar mengisi pembekalan air, sedangkan kapal – kapal yang bersahabat akan mengangkut berbagai muatan barang, orang dan gagasan. Kebanyakan kapal diawaki oleh orang – orang berbahasa Austronesia.

(7)

sama pada abad ke – 9 jauh lebih banyak dibanding negara – negara Asia Tenggara yang lebih besar jumlah penduuduknya. Terlepas dari beberapa periode kekacauan antara tahun 1391 – 1403, Campa tetap mengirim upeti nyaris setiap tahun sejak berdirinya Dinasti Ming pada 1368 sampai 1446, justru ketika kaisar mengeluarkan perintah supaya pengiriman utusan tidak lebih dari satu kali setiap tiga tahun karena biaya yang teramat mahal.

Menurut saya letak Campa sangat strategis dalam menjalin hubungan dengan Cina. Hal ini membuat Campa aktif terlibat dalam perdagangan, pengiriman umpeti dan perjalanan ziarah yang bergerak memasuki dan keluar dari Cina. Campa juga dapat menukarkan hasil – hasil hutan dan laut mereka dengan barang – barang logam dan manufaktur Cina. Sehingga Campa bisa mendapatkan sumber – sumber daya material untuk membangun kerajaannya. Campa juga mendapatkan bantuan dari Cina untuk menghadapi Vietnam yang merupakan saingan lokalnya. Atas sebab – sebab inilah menurut saya Campa tampil sebagai pengirim misi upeti paling setia kepada Cina sepanjang tidak mengalami kesulitan. Pola ini pun sudah dimulai sejak 248 M. (Iis Wahyuningsih 14.231.022)

B. Keterlibatan Campa dengan Sistem Maritim Jawa

Koneksi Campa dengan dunia Jawa dan Melayu kelihatan kokoh meski tidak terdokumentasi dengan baik, dan hal ini sebaiknya dipahami sebagai produk dari rute maritim para pedagang dan peziarah antara India dan Asia Tenggara di satu sisi dengan Cina di sisi lainnya. Bagi para pelancong jarak jauh, tempat perhentian utama lain di Asia Tenggara biasanya Jawa atau Sriwijaya, tergantung mana yang lebih dulu dijangkau. Awal abad ke – 5 misalnya, seorang rahib Buddha dari Kashmir bernama Gunawarman memperoleh banyak pengikut di Jawa maupun Campa saat dia berkelana ke arah timur melalui jalan laut.

(8)

disebut dalam prasasti – prasasti Campa biasanya merujuk serbuan “para perompak ganas, kejam, berkulit gelap” terhadap kota – kota Campa pada 778 dan 787 serta terhadap Tonkin pada 767, meski Hall berkeyakinan bahwa mereka ini sebenarnya orang – orang perahu (nelayan) lokal.

Kerajaan Mataram di Jawa adalah pusat pengaruh Buddha Mahayana terbesar yang kental dengan unsur – unsur Tantra sejak abad ke – 8 hingga abad ke – 10. Pengaruh ini tampaknya tersebar luas disepanjang rute pelayaran menuju Cina, Kamboja serta Campa. Beberapa sejarawan menyebut adanya suatu periode berkembangnya pengaruh corak “Jawa” di Campa, terlihat jelas dari sejumlah kesamaan antara candi Mi – Son di Campa dengan candi Borobudur di Jawa. Sebuah prasati berangka tahun 911 M di Dong Duong merekam dua perjalanan Rajadwara orang dari istana Campa yang berangkat ke Jawa untuk memelajari rahasia – rahasia kekuasaan Raja menurut ajaran Tantra.

Jalinan hubungan antara Campa dengan Jawa semakin erat pada abad ke – 14. Kedua kerajaan saling bertukar putra – putri istana dan misi diplomatik dan raja Che Nang memilih Jawa sebagai tempat mengungsi dari tekanan Vietnam terhadap ibukota Campa pada tahun 1318. Jalinan hubungan ini barangkali kelak menjadi acuan perayaan tahun baru radja di kalangan muslim – Vietnam Campa.

(9)

peradaban di Jawa diteruskan oleh Pangeran Prabakusuma, anak dari hasil perkawinan itu. Cerita – cerita tradisi yang tersebar lebih luas malah menegaskan bahwa Islam masuk ke istana Jawa melalui Putri Campa yang menikah dengan Raja Majapahit serta melalui Raden Rahmat, saudara laki – lakinya. Segitiga Austronesia ini semakin lengkap ketika Rahmat mengambil istri seorang perempuan Tuban bernama Nyai Ageng Manila (barangkali menunjukkan Ia kelahiran Filipina)

Koneksi Campa bergeser ke kawasan Selat malaka begitu Jawa mulai terpecah – pecah dan negara – negara pelabuhan Melayu – Muslim menjadi lebih penting pada abad 15. Catatan – catatan Cina memperlihatkan bahwa pada 1418 beberapa utusan berdatangan serentak ke Cina dari Campa, Malaka, Lamri dan Shi-la-bei. Tahun 1438 raja Campa mengeluh bahwa utusan yang dia kirim ke Samudra Pasai, negara Muslim terpentig di Asia Tenggara masa itu, dicegah dan ditangkal menuju tempat tujuan mereka oleh orang – orang Siam. Campa kemudian menjalin persekutuan erat dengan Melayu Johor melawan orang Vietnam, Khmer dan Portugis.

Jalinan perdagangan antara Campa dan Jawa telah dimulai dari abad ke – 8, ketika Jawa telah bersatu dan cukup kaya, sehingga dapat mengirim utusan sampai ke Campa. Sangking eratnya hubungan ini kedua kerajaan pun saling bertukar putra – putri istana, seperti yang di ceritakan dalam Sejarah Melayu.

Bahkan Cerita – cerita tradisi yang tersebar lebih luas malah menegaskan bahwa Islam masuk ke istana Jawa melalui Putri Campa yang menikah dengan Raja Majapahit. Hal ini menurut saya semakin menegaskan betapa eratnya hubungan antara Campa dan Jawa. Ketika Jawa mulai terpecah – pecah pada sekitar abad ke 15, Campa mengalihkan koneksinya ke kawasan selat Malaka. (Yeti Ika Nur Hayati 14.231.018)

C. Keterlibatan Campa dengan Sistem Maritim Filipina

(10)

Kontak antara Campa dan Filipina ketika rute tersebut dipakai secara bersamaan pada akhir tahun abad ke-14 dan pada awal abad ke-15, dan sekali lagi setelah tahun 1567, masih sangat jarang pada periode lebih awal sebelum rute timur berkembang, perdagangan dan upeti Filipina kelihatanya mencapai Cina Lewat Campa. Buku tahunan Sung mencatat misi pengiriman upeti pertama sebelum pulau Filipina – Butan di sebelah timur Mindanao pada 1001 M dengan deskripsi “Sebuah negri kecil di laut Campa, lebih jauh dari pada Ma-i (Mindanao), sering berhubungan dengan Campa , tetapa jarang berhubungan dengan Cina”. Butan mengajukan petesi kepada kaisar pada 1007 mohon supaya diberi kedudukan setara dengan Campa , tetapi dijawab dengan tegas “butan tetap di bawah Campa“. Seot yakin bahwa rute langsung antara Lousen dan Fujian mulai lazim di gunakan kira-kira menjelang abad ke-13 dan semua padagang menuju Cina sebelumnya harus melewati Campa sepanjang tahun yang belakang banyak di gambar dalam Shun Feng Xiang Song.

(11)

bahwa “orang Cina” mulai berlayar langsung ke brunei sekitar masa itu barangkali harus ditafsirkan sebagai orang Cina atau orang Cina Asia Tenggara yang berpangkal di Campa siam. Pelayaran awal orang-orang portugis maupun ekspedisi magellan tidak pernah menyebut adanya orang-orang Cina dari Cina yang berdagaang sampai Filipina atau brunei, tetapi pigafetta mengaku pernah berpapasan dengan sebuah kapal dari “ciama" (Campa atau siam) di cepu. sumber spanyol tahun 1590-an secara tersirat memperkirakan sumber pengaruh islam Campa adalah “brunei dan negeri-negeri muslim lain”. Seorang pedagang inggris yang berpengalaaman dan berpengetahuan luas melaporkan pada akhir tahun 1820-an bahwa ratusan kapal berlayar secara berkala antara pantai Campa dan bagian utara Borneo serta Filipina bagian barat.

Memang lebih rumit untuk dijelaskan , namun pasti jaringan perniagaan telah terjadin erat antara pelabuhan Filipina dengan pelabuhan-pelabuhan sepanjang pantai Campa pada sekitar abad ke-12, dan sekali lagi terulang pada tahun 1450 sampai 1567 (ketika rute langsung Cina-Filipina lewat jalur timur sudah berjalan permanen). Ini mungkin menjelaskan koneksi dengan Campa seperti ditemukan H.O beyer yang dihubungkan dari abad 9 hingga abad ke-12. Hal lain lebih menarik adalah argumen yang dikembangkan oleh Geoff wade (1993) bahwa naskah-naskah berbahasa india kuno yang digunakan orang Filipina semasa penaklukan spanyol lebih dekat dekat dengan huruf-huruf Campa ketimbang abjad sumatera atau sulawesi yang biasa dijadikan naskah bandingan. Naskah-naskah Filipina tidak menerangkan konsonan akhir dari kata-kata yang ada karena menurut pendapat Wede naskah ini dibawa dari Campa oleh orang Cina yang memungkinkan telah mengajarkan konsonan-konsonan awal saat menyalin bahsa mereka ke dalam naskah.

(12)

1427. Menurut saya periode ini menciptakan budaya perniagaan di daerah teluk manila yang sangat di pengaruhi oleh Cina, bertalian dengan budaya perniagaan lain di brunai dan Mindoro, namun kontak langsung dengan Cina terputus pada pertengahan abad ke-15 ketika kaisar Ming kehilangan minat pada upeda dan melarang perdagang swasta dari kawasan ini. (Imam Fauzi 14.231.016)

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Campa menempati lokasi paling menguntungkan di Asia Tenggara dalam perniagaan dengan Cina. Sebagai pelabuhan terakhir yang disinggahi sebelum arus pelayaran melintasi Teluk Tonkin menuju Cina Selatan, Campa aktif terlibat dalam perdagangan, pengiriman umpeti dan perjalanan ziarah yang bergerak memasuki dan keluar dari Cina. Campa tampil dalam catatan – catatan Cina sebagai pengirim misi upeti paling setia sepanjang tidak mengalami kesulitan. Terlepas dari beberapa periode kekacauan antara tahun 1391 – 1403, Campa tetap mengirim upeti nyaris setiap tahun sejak berdirinya Dinasti Ming pada 1368 sampai 1446.(Imam Fauzi 14.231.016)

(13)

kaya untuk mengirim sejumlah misi ke Cina. Beberapa sejarawan menyebut adanya suatu periode berkembangnya pengaruh corak “Jawa” di Campa. Jalinan hubungan antara Campa dengan Jawa semakin erat pada abad ke – 14. Kedua kerajaan saling bertukar putra – putri istana dan misi diplomatik. Koneksi Campa bergeser ke kawasan Selat malaka begitu Jawa mulai terpecah – pecah dan negara – negara pelabuhan Melayu – Muslim menjadi lebih penting pada abad 15. (Iis Wahyuningsih 14.231.022)

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Tulis jawapan dalam bahagian yang disediakan.. Kamu di

Koefisien determinasi sederhana (r 2 ) merupakan merupakan nilai yang dipergunakan untuk mengukur besar kecilnya sumbangan/kontribusi perubahan variabel bebas terhadap

Dalam penelitian ini sampel yang diambil dilakukan uji laboratorium secara kualitatif terhadap semua bakso baik yang diduga mengandung boraks ataupun yang tidak, hal ini

Dalam penelitian ini terdapat penyusunan anggaran di dinas daerah dan lembaga tehnik daerah sebagian masih ketergantungan pada keputusan top manajemen ,kurangnya pelimpahan

The irradiation and shelf life significantly affect (P<0.05) the count of Salmonella in sie balu compared with unirradiated one.. Irradiation doses of 5, 7 and 9 kGy

[r]

a) Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus. b) Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. c) Bila obat yang digunakan

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Khusus.. Oleh: Tri Winarni