• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Masyarakat Dsn. Sepakung Watan RT 01 dalam Memilih Layanan Kesehatan Tradisional T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Masyarakat Dsn. Sepakung Watan RT 01 dalam Memilih Layanan Kesehatan Tradisional T1 BAB IV"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

24

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sepaku Wetan Rt 01, Sepakung, Banyubiru, Semarang. Desa sepakung berada di area gunung Telomoyo, warga di desa tersebut mayoritas bekerja sebagian sebagai petani. Batas-batas wilayah Desa Sepakung adalah sebagai berikut:

a. Sebelah timur : Kelurahan Kebumen b. Sebelah barat : Kelurahan Wirogomo c. Sebelah utara : Kelurahan Tegaron d. Sebalah Selatan : Kelurahan Nogo Saren

(2)

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 juni - 1 juli 2016 di Dusun Sepakung Wetan Rt 01 Banyubiru. Sebelumnya pada tanggal 2 Juni 2016 peneliti menjelaskan kepada informan maksud serta tujuan penelitian. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, peneliti bertemu dan meminta persetujuan warga untuk terlibat dalam penelitian ini. Partisipan penelitian yang dipilih adalah 6 orang warga Dsn. Sepakung Wetan Rt 01, desa Sepakung terdiri dari 5.846 jiwa, laki-laki sebanyak 2171 sedangkan perempuan sebanyak 3710, yang belum menikah 1879 dan yang sudah menikah ada 1323.

4.1.3 Gambaran Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian adalah Warga desa Sepakung. Jumlah subjek penelitian ada 6 orang antara lain:

Nama Jenis kelamin

Usia Pendidikan Pekerjaan

(3)

Ny.B Perempuan 28th SMP Ibu Rumah Tangga

Ny.N Perempuan 28th SMP Ibu Rumah Tangga

Ny.N Perempuan 46th SD Petani

4.1.3.1 Riset Partisipan I Nama : Tn. S Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Menikah

(4)

dari ladang dan memebersihkan diri namun saat wawancara sudah berlangsung partisipan menjawab pertanyaan dengan baik dan santai.

4.1.3.2 Riset partisipan II Nama : Ny. I Umur : 27 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status Pernikahan : Menikah

(5)

4.1.3.3 Riset partisipan III Nama : Tn. N Umur : 29 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Menikah

Partisipan (W3) adalah seorang laki-laki yang bernama Tn. N berusian 29 tahun warga Dusun Sepakung Wetan Rt 01, Banyubiru, Semarang. Partisipan bekerja sebagai guru ngaji, partisipan memilik 1 anak, wawancara dilakukan setelah perkerjaan partisipan selesai pertemuan dengan partisipan dilakukan selama 3 kali pertemuan wawancara pertama dilakukan pada tanggal 4 juni 2016. Dalam memberikan jawaban pada saat wawancara partisipan hanya menjawab sepatah kata saja jadi peneliti harus bertanya terus agar partisipan bercerita, sambutan partisipan baik dan ramah pada saat peneliti datang dan melakukan wawancara.

(6)

Partisipan bernama Ny. B (W IV) berusia 28 tahun warga Dusun Sepakung Wetan Rt 01, Banyubiru, Semarang. Partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga, partisipan memiliki 3 orang anak. Wawancara di mulai pada tanggal 5 juni pertemuan yang dilakukan untuk wawancara ada 3 kali. Partisipan selalu meluangkan waktunya untuk diwawancarai sambil menjaga anak-anaknya. Partisipan dapat menjawab dengan jelas semua pertanyaan yang diberikan, partisipan komunikatif dan ramah.

4.1.3.5 Riset Partisipan V Nama : Ny. N Umur : 28 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status Pernikahan : Menikah

(7)

menjawab pertanyaan serta menceritakan pengalamnya dengan baik.

4.1.3.6 Riset Partisipan VI Nama : Ny. N Umur : 46 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Status Pernikahan : Menikah

(8)

4.1.4 Analisa Data

Berdasarkan hasil analisa data (terdapat pada lampiran 7) yang dilakukan peneliti diperoleh 4 tema besar mengenai fakto-faktor yang mempengaruhi dalam memilih layanan kesehatan tradisional. Keempat tema tersebut yaitu pengalaman dan tradisi, aksesibilitas, pengaruh keluarga dalam mendorong/mensuport pemilihan layanan kesehatan tradisional, praktikalitas.

4.1.4.1 Pengalaman dan Tradisi

Dari hasil analisa data yang dilakukan didapatkan tema tentang pengalaman dan tradisi, pengalaman adalah kejadian yang dialami oleh individu masing-masing, dalam memutuskan suatu tindakan biasanya dilakukan berdasarkan pengalaman individu tersebut yang sudah pernah dialami.

(9)

tahun dan mengetahui tentang layanan kesehatan tradisional dari orang tuanya yang juga menggunakan layanan kesehatan tradisional, berikut hasil wawancaranya:

“sudah 35 tahun lebih tau tentang

pengobatan tradisional karena ibu saya dulu

kalau sakit juga melakukan pengobatan ke

dukun ”(W1.101)

“sejak 3 tahun yang lalu ketika ibu saya sakit

dibawa ke tradisional ” (W2.91)

“sejak 10 tahun yang lalu dan ibu saya juga

mengunakan pengobatan

tradisional”(W3.85)

“sejak anak saya sakit kira-kira ke dukun sudah 3 tahun ini” (W4. 75)

(10)

tradisional. Hal ini seperti apa yang diungkapkan partisipan (W1, W5, W6):

“orang tua saya dulu kalau sakit juga

menggunakan pengobatan di dukun” (W1. 102)

“sejak saya masih kecil kalau saya sakit dibawa ibu saya ke dukun” (W5.80)

“sudah sejak jaman dulu, mulai dari kakek

nenek saya sampai anak-anak saya kalau

sakit dibawa ke dukun” (W6. 87)

4.1.4.2 Aksesbilitas

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan masyarakat dusun Sepakung Wetan dalam proses pemilihan layanan kesehatan adalah aksesbilitas, aksesbilitas yang dibahas pada tema ini adalah jarak dan ketersediaan layanan kesehatan.

(11)

Pada penelitian ini partisipan mengungkapkan bahwa pengobatan tradisional seperti jasa dukun atau orang pintar lebih banyak dipilih karena dianggap lebih mudah dijangkau dari segi jarak, biaya, dan fasilitas. Pernyataan terkait aksesibilitas berdasarkan jarak diungkapkan oleh partisipan (W1, W2, W3 dan W4) terbukti dengan ungkapan dibawah ini:

lebih dekat, lagi pula kalau ke puskesmas

jaraknya jauh” (W1.90).

Jarak puskesmas yang jauh yang membuat

saya memilih layanan kesehatan tradisional”. (W2.63)

ya pilih dukun mbak kalau ke dukun lebih

dekat”. (W3.79)

“Jarak puskesmas yang jauh, kalua dukun kan jaraknya dekat sama rumah”. (W4.114)

Pada partisipan (W5 dan W2) mengatakan aksesbilitas berdaskan segi ketersediaan layanan kesehatan dirasakan kurang oleh warga desa Sepakung karena layanan kesehatan yang sering tutup yang membuat para partisipan menggunakan layanan kesehatan tradisional terlebih dahulu. Berikut pernyataan partisipan terkait aksesbilitas fasilitas:

(12)

Aksesbilitas ekonomi mempengaruhi partisipan dalam memilih layanan kesehatan tradisional menurut partisipan (W6 dan W3), aksebilitas ekonomi untuk pembayaran pada saat melakukan pengobatan tradisional dirasa lebih murah dan hanya mengganti uang rokok saja. Hal ini sesuai dengan pernyataan parisipan dibawah ini:

“Biaya ke puskesmas lebih mahal dari pada ke

dukun”. (W6.74)

“bianyanya murah”.(W3.79)

4.1.4.3 Pengaruh Keluarga dalam mendorong/mensuport Pemilihan Layanan Kesehatan Tradisional.

Tema ini membahas tentang pengaruh keluarga dalam mendorong/mensuport pemilihan layanan kesehatan tradisional, setiap anggota keluarga memiliki peran penting dalam medorong/mensuport anggota keluarga dalam memilih layanan kesehatan.

(13)

biasanya dilakukan oleh orang tua. Seorang Ibu dan bapak bisa memiliki kekuatan yang sama dalam mendorong/mensuport pada saat memilih layanan kesehatan traidisional, seperti yang diungkapkan oleh partisipan (W2,W4 dan W3) berikut yang dipengaruhi oleh ibu dan bapak:

“dalam menentukan memilih layanan

kesehatan saya sendiri (ibu)” (W2. 115) “Ya suami saya mbak.”(W4.131)

“Ya saya sendiri mbak.” (W3.108)

Dukungan keluarga dalam mendorong untuk melakukan pengobatan tradisional dinyatakan oleh partisipan (W1, W5, W6) mengungkapan bahwa dukungan keluarga ini dilakukan oleh anggota keluarga, sesuai dengan pernyataan dibawah ini:

“yang menentukan memilih layanan kesehatan saya, suami dan anak saya”

(W1.154,155)

“Ibu saya mbak.” (W5.107)

“musyawarah terlebih dahulu dengan bapak”.

(14)

4.1.4.4 Praktikalitas

Praktikalitas dapat diartikan sebagai lebih mudah atau lebih praktis. Lebih spesifik praktikalitas menggambarkan kemudahan dalam pemilihan layanan kesehatan yaitu dengan cara pengobatannya, pengobatan yang lebih mudah seperti meminum air, diberi borehan (olesan ramuan), diberi doa-doa itu yang membuat para partisipan menggunakan pengobatan tradisional. Partisipan menganggap alat atau bahan yang digunakan menurut mereka dapat menyembuhkan dan tidak berefek samping serta tidak berbahaya. Dalam pernyataan partisipan (W2, W4, W5, W6) menggunakan pengobatan tradisional dengan cara seperti di beri air, di doa-doakan dan ada yang diberikan borehan seperti dibawah ini:

“kalau anak saya sakit panas di dukun hanya

dikasih daun dadap.” (W2.84)

“karena kalau di dukun hanya diberi borehan

dan doa-doa (W4.109)

“Lebih memilih kedkun hanya diberi borehan

dan doa-doa.” (W5. 74).

“di dukun hanya diberi borehan dan

tradisional itu tidak memiliki efek

(15)

Partisipan (W1,W3) mengatakan tidak mau mengkonsumsi obat karena jumlah yang diiberikan terlalu banyak jadi memilih menggunakan pengobatan tradisional yang biasanya hanya diberi air atau jamu, seperti pernyataan yang ada dibawh ini:

“kalau dipuskesmas obat yang diberikan

bermacam-macam tapi kalau didukun hanya

diberi air atau jamu”. (W1.177)

“kalau didukun hanya diberi air putih, jamu

sama diberi doa-doa kalau dipuskesmas

(16)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengalaman dan Tradisi

(17)

modern. Hal ini menjadi kebiasaan pada warga di kampung tersebut dalam memilih pengobatan tradisional. Sehingga menjadi kebudayaan yang tidak bisa dihindari bagi mereka.

4.2.2 Aksesbilitas

Dalam pemanfaatan layanan kesehatan bergantung pada beberapa faktor seperti sosiodemografis, tingkat pendidikan, kepercayaan dan pratek kultural, diskriminasi gender, status perempuan, kondisi lingungan, sistem politik dan ekonomi, penyakit yang diderita serta layanan kesehatan yang disediakan (Shaikh dalam Hotnida 2007). Jangkauan masyarakat (jarak tempuh, waktu tempuh dan ketersediaan layanan kesehatan yang diberikan) terhadap sarana kesehatan haruslah semudah mungkin sehingga mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

(18)

konsumen rumah sakit yaitu : Fasilitas, Reputasi dan kualitas,Bangunan dan infrastruktur, Kemudahan dan keterjangkauan, Pengalaman, Responsivitas layanan, Rekomendasi dan saran, Dukungan klinis, Privasi dan berbagai informasi, Berbagai layanan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Dadgar 2013) dalam pemilihan atau menentukan rumah sakit umum (pemerintah) dan rumah sakit swasta dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah: Merujuk pasien dengan ambulans (layanan RS), Saran yang diperoleh dari orang lain (informasi/saran dari orang lain), Keluarga dokter (dokter-dokter yang ahli dibidangnya), Jenis asuransi yang ada didalam RS (misalnya ada BPJS), Mutu dan kualitas rumah sakit, Kinerja keluarga anggota rumah sakit (pekerjanya), Biaya layanan RS, Kejelasan dalam prosedur layanan RS (misalnya dalam memberi penjelasan tentang penyakit yang diderita oleh pasien harus jelas/ informed concern).

4.2.3 Pengaruh Keluarga Dalam Mendorong/Mensuport Pemilihana Layanan Kesehatan Tradisional

(19)

mempunyai pengaruh penting dalam menentukan keputusan untuk memilih layanan kesehatan. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Snehandu B. Kar (dalam Yannike, 2013) bahwa perilaku kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya (social support).

(20)

gender, marginalisasi ekonomi, pengambilan keputusan dan kekuatan sosial.

4.2.4 Praktikalitas

(21)

masyarakat yaitu herbal teknik pengobatan dengan cara minum

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis ragam (Anova) untuk mengetahui pengaruh pestisida organik dari urin sapi dan interval penyemprotan terhadap serangan hama pada bibit

Pertanyaan penting dalam makalah ini adalah: “apakah pertumbuhan industri tebu di Asia Tenggara konvergen atau divergen dari waktu ke waktu dan bagaimana integrasi

Visualisasi debit dilakukan untuk menggambarkan keadaan debit hasil simulasi dengan debit observasi DAS Air Dingin seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.. Berdasarkan

Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin di Bengo-Bengo Kecamatan Cenkrana Kabupaten Maros.. Illustated Isolat of Imperfect

Perubahan yang terjadi pada era orde reformasi ini adalah dilakukakan secara bertahap, oleh karena konsep reformasi tidak sama dengan konsep revulosi yang berkonotasi suatu

sebagai motivasi yang dihasilkan di luar perbuatan itu sendiri misalnya dorongan yang datang dari orang tua, guru, teman- teman dan anggota masyarakat yang berupa

Perubahan tidak dapat berjalan apabila kita tidak berubah dari diri kita sendiri.Saya disini menawarkan solusi yang belum matang untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik.Hatta

Hubungan dalam bidang pertanggungjawaban adalah hubungan yang sifatnya sepihak dari DPRD kepada Kepala Daerah dan dapat juga dikelompokkan ke dalam hubungan