• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kontrol Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Simulasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kontrol Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Simulasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Siswa kelas VIII SMP tergolong ke dalam usia remaja, dan orang awam menyebutkan remaja dengan istilah ABG (Anak Baru Gede). Hal tersebut dikarenakan remaja berada di masa transisi yakni, masa dimana perkembangan seseorang diantara masa anak-anak dengan masa dewasa. Seorang remaja akan mengalami suatu perubahan yang pesat, meliputi perubahan fisik, psikis maupun emosional.

Periode remaja, penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga remaja mudah berperilaku menyimpang dari aturan dan norma sosial yang berlaku dikalangan masyarakat (Sarwono, 2002). Permasalahan dari yang sederhana seperti, belum mampu menyatakan perasaannya, tidak berani berpendapat, tidak bisa menolak ajakan teman, malas mengerjakan tugas, belajar hanya di saat ulangan, tidak memiliki teman, tidak mampu membagi waktu, terbawa arus pergaulan dari teman-temannya, hingga permasalahan yang berurusan dengan pihak berwajib, seperti yang baru-baru ini terjadi (dikutip dari liputan6.com) 6 ABG Makasar mabuk-mabukan dengan menggunakan lem fox, (dikutip dari sindonews.com) 2 siswa SMP yang melakukan pesta seks usai ujian, dan (dikutip dari suara.com) remaja di Kebon Jeruk tawuran memakai senjata tajam.

(2)

2 kelas VIII di SMP Negeri 3 Suruh terdapat siswa yang tidak mengerjakan PR, tidak mau mengungkapkan permasalahannya sendiri, tidak mau berpendapat, jika diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya siswa tidak ada yang mau bertanya tetapi jika diberikan pertanyaan siswa tidak bisa menjawabnya, membuat gaduh kelas dengan cara memukul-mukul meja bersama siswa lain dan tidak mau mengakui perbuatannya serta saling menuduh antar siswa, bahkan pernah terdapat suatu kejadian saat siswa bermain dan kemudian mendorong temannya hingga jatuh, tetapi anak tersebut tidak mau mengakui kesalahannya dan menuduh temannya yang lain.

Fenomena seperti hal di atas didukung dengan hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat 13 dari 100 siswa mempunyai kontrol diri rendah. Hasil tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Kategori f %

Sangat Tinggi 40 40 %

Tinggi 35 35 %

Normal 12 12 %

Rendah 13 13 %

Sangat Rendah - -

Jumlah 100 100 %

(3)

3 membawa ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Dorongan yang dimaksudkan di sini adalah dorongan ke arah yang positif, dimana seseorang dapat mengontrol dirinya baik dalam emosi, perilaku maupun dalam pengambilan keputusan.

Hasil penelitian dari Fiki Eka Sugianto Ahmad Muharam (Bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik kelas VIII SMP Negeri I Kartasura tahun ajaran 2015/2016, UNS: 2016), diperoleh hasil analisis yang menggunakan independent sample t-test diketahui nilai thitung 5,024 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian, bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi efektif untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik kelas VIII SMP Negeri I Kartasura tahun ajaran 2015/2016.

(4)

4 bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai upaya untuk merubah tingkat pengendalian diri yang dimiliki oleh penerima manfaat.

Julia Fetnay Evalinda Kause (Peningkatan kemandirian remaja di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Utomo Boyolali dengan permainan simulasi, UKSW: 2013), memperoleh hasil yaitu 1) Ada perbedaan yang signifikan setelah kelompok eksperimen diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dengan kelompok yang tidak diberi layanan. Hal ini didukung dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,027 < 0,050. 2) Ada peningkatan kemandirian yang dilihat dari mean rank pre test sebesar 5,50 dan mean rank post test sebesar 15,50. Terdapat selisih skor mean rank kemandirian sebesar 10. Dengan demikian, ada peningkatan yang signifikan kemandirian remaja melalui bimbingan kelompok di Balai Rehabilitasi Pamardi Utomo Boyolali.

Peneliti Haning Nikitasari (Permainan simulasi untuk meningkatkan kerjasama dalam menyelesaikan tugas akademik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo, UNS: 2014), menyimpulkan bahwa permainan simulasi efektif untuk meningkatkan kerjasama dalam menyelesaikan tugas akademik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Weru Sukoharjo. Hasil analisis uji t menunjukkan nilai thitung sebesar 2,479 dan nilai ttabel 1,672 dengan nilai signifikansi 0,016, artinya ada perbedaan yang signifikan hasil postest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(5)

5 mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/ atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Permainan simulasi (dalam Romlah, 2001) adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya. Hal tersebut dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti membantu siswa untuk meningkatkan kontrol diri, sehingga dapat mengatasi ketidak memadaiannya dalam membuat keputusan, mengungkapkan perasaannya, menolak ajakan teman, mengemukakan pendapat dan lain-lain. 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: Apakah terdapat peningkatan secara signifikan kontrol diri melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan secara signifikan kontrol diri melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

(6)

6 1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa,

Menjadikan bahwa segala sesuatu dapat dikontrol oleh dirinya sendiri sehingga siswa dapat lebih bertanggung jawab dan menyelesaikan masalahnya.

2. Bagi guru,

Dapat dijadikan sebagai referensi perlunya memahami kondisi dan meningkatkan kontrol diri siswa.

3. Bagi peneliti,

Dapat dijadikan pedoman bahwa peristiwa yang terjadi dapat dikontrol oleh diri sendiri.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan akan menghantar pembaca tugas akhir pada garis besar isi tugas akhir. Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.

1.5.1. Bagian awal

Pada bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pegesahan, kata pengantar, motto dan persembahan, daftar isi, abstrak, daftar lampiran, daftar tabel, daftar gambar.

1.5.2. Bagian inti

(7)

7 Bab II Tinjauan Pustaka, berisi landasan teoritis tentang kontrol diri, bimbingan kelompok dan teknik permainan simulasi. Terdapat juga hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel peneliti, baik yang saling mendukung maupun saling bertolak belakang, kemudian terdapat kerangka berpikir serta hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, mengutarakan jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian; teknik pengumpulan data, instrumen pengumpul data, pedoman skoring, uji instrumen penelitian; uji validitas dan uji reliabilitas, serta teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian yang meliputi hasil penelitian dan pembahasannya.

Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran. 1.5.3. Bagian akhir

Referensi

Dokumen terkait

mengumpulkan hasil ujian tengah semester ganjil untuk melihat kemampuan awal hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan sebagai pedoman untuk mengetahui pengaruh metode

rahasia hakikat agama yaitu ilmu yang lebih tinggi dari pada ilmu yang biasa didapati oleh orang-orang pada umumnya. Ma’rifah adalah pengetahuan yang obyeknya bukan pada hal-hal

12.Peserta seleksi yang membawa alat komunikasi (HP), kamera dalam bentuk apapun serta melanggar tata tertib dianggap gugur dan dikeluarkan dari

Dengan model pembelajaran TAI ini diharapkan akan lebih aktif lagi dan siswa tidak berpatokan pada guru, sehingga terciptanya interaksi antara siswa dengan guru dan antara

Abu al-Hasan al-Asy’ari sebagai penggagas dan pendiri aliran al-Asy’ari ini pada mulanya adalah pengikut setia ajaran Mu’tazilah, namun karena disebabkan

Hasil penelitian Kusworo dan Hardinto (2009) mengemukakan bahwa penerapan Scaffolding akan mendorong siswa untuk mengasah pemikirannya secara mandiri yang pada akhirnya akan

serta untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik yaitu guru harusc. meninggalkan peran otoriternya di dalam proses belajar dan peserta

Dari hasil pengujian hipotesis uji F dapat dikemukakan bahwa faktor internal (ukuran perusahaan, ROA, DAR) dan faktor external (reputasi auditor) yang