A. Latar Belakang
Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran pemuh modal yang diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham diterbitkan segera perseroan terbatas memperoleh status badan hukum yaitu segera setelah perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Pada perkembangannya saham sebagai salah satu alternatif media investasi yang memiliki potensi tingkat keuntungan cukup besar namun tidak menolak menimbulkan tingkat kerugian besar juga. Investasi saham adalah media investasi dalam jangka panjang yang memberikan kemanfaatan besar. Oleh karenanya saham berperan penting untuk meningkatkan profit ataupun taraf kehidupan seseorang.
Saham dapat dijual belikan atau hak atas penguasaannya atau dapat dipindah tangankan hak kepemilikannya kepada orang lain. Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Akta pemindahan hak dapat dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta dibawah tangan. Akta pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak. Namun kenyataannya yang ada sekarang, pemegang saham yang merasa memiliki secara penuh akan penguasaan terhadap saham yang dimilikinya, tidak melaksanakan apa yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pemindahan hak atas kepemilikan saham tanpa melaui mekanisme yang ada pada dasarnya menuai kontroversi bahkan menimbulkan kerugian bagi pemegang saham lainnya. Akan tetapi apakah kerugian ini muncul diakibatkan karena adanya jual beli saham secara diam-diam oleh pemegang saham lainnya atau diakibatkan oleh factor lain.
perlu mengikuti mekanisme yang ada karena perusahaan adalah perusahaan keluarga sehingga mekanisme yang berbelit memang sengaja dihindari.
Proses jual beli saham atau peralihan hak pada kenyataannya tidak segampang melakukan jual beli yang ada di pasar, ada mekanisme tertentu yang harus dilalui. Ketentuan tersebut telah ditentukan di dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Proses yang cukup lama apalagi harus melalukan RUPS adalah suatu hambatan oleh karena itu proses tersebut dilanggar begitu saja sehingga menyebabkan penjualan saham dianggap tidak sah. Penjualan saham yang dilakukan seperti diatas memiliki arti bahwa pemegang saham melakukan pemindahan hak atas saham kepada orang lain tanpa ada mengikuti mekanisme dan akan memiliki dampak terhadapt penjual, si pembeli, pemegang saham lainnya ataupun secara keseluruhan terhadap organ perseroan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Akibat Hukum Penjualan Saham secara Diam-Diam pada Perseroan
Terbatas yang Bersifat Tertutup.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut sebelumnya, dalam penelitian ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan terbatas di Indonesia?
3. Bagaimana akibat hukum apabila pemegang saham menjual sahamnya secara diam-diam?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan jual beli saham dalam perseroan terbatas di Indonesia dan bagaimana mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang bersifat tertutup.
2. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum yang ditimbulkan ketika pemegang saham melakukan penjualan sahamnya secara diam-diam.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan pengetahuan yang besar bagi penulis sendiri bagaimana akibat hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan terbatas di Indonesia dalam pembangunan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu hukum ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan peralihan saham perseroan terbatas ke koperasi
2. Manfaat praktis
a. Memberikan kontribusi terhadap masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana akibat hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan terbatas di Indonesia.
seperti; praktisi hukum, praktisi legal corporate, dan juga mahasiswa diharapkan memberikan manfaat yang cukup luas.
E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai “Akibat Hukum Penjualan Saham secara Diam-Diam pada
Perseroan Terbatas yang Bersifat Tertutup”, belum pernah di bahas oleh
mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara dan Penulisan ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari penelitian orang lain.Penulisan skripsi ini merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini.
Dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat para sarjana yang diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya ilmiah maupun pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-Undangan.
F. Tinjauan Kepustakaan
(Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Oleh karena itu sejalan dengan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang diuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi saham yang dimiliki.
Terdapat kriteria yang ada di dalam perseroan terbatas, yaitu:1
Perseroan terbatas sebagai persekutuan modal, kekayaan PT terdiri dari modal yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri PT berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan mereka mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal. Tanggung jawab 1. Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum
2. Didirikan berdasarkan perjanjian 3. Menjalankan usaha tertentu
4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham 5. Memenuhi persyaratan undang-undang
1
para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham yang dimasukkanya ke dalam perseroan (limited liability). Segala hutang perseroan tidak dapat ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para pemegang saham, melainkan hanya sebatas modal saham para pemegang saham itu yang disetorkan kepada perseroan.
Perseroan tertutup adalah perseroan terbatas biasa, dimana modal perseroan berasal dari kalangan tertentu, misalnya dari kalangan keluarga atau kerabat. Oleh karenanya, saham-saham perusahaan hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak dijual kepada pihak umum. Biasanya pada lembaran saham telah tertulis nama (atas nama) pemilik saham sehingga tidak mudah untuk dipindahtangankan kepada pihak lain.2 Perseroan terbatas tertutup (closely held corporaion) yang sering disebut sebgai perusahaan pribadi (private corporation). Saham perseroan terbatas tertutup hanya dipegang oleh beberapa orang dan tidak djual ke masyarakat umum.3
Modal perseroan terbatas terdiri dari modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas, yaitu modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Modal dasar adalah keseluruhan nilai perusahaan yaitu seberapa besar perseroan terbatas dapat dinilai berdasarkan permodalannya. Modal dasar bukan merupakan modal riil perusahaan karena belum sepenuhnya modal tersebut disetorkan. Modal dasar perseroan pada prinsipnya merupakan total jumlah saham
2
Alfian Malik, Pengantar BIsnis Jasa Pelaksana konstruksi (Yogyakarta: CV. Andi Offset., 2010), hlm. 52.
3
yang dapat diterbitkan oleh Perseroan. Anggaran Dasar sendiri yang menentukan berapa banyak jumlah saham yang dijadikan modal dasar. Jumlah yang ditentukan dalam Anggaran Dasar, merupakan nilai nominal yang murni
Modal ditempatkan adalah jumlah sahan yang sudah diambil pendiri atau pemegang saham, dan saham yang diambil itu ada yang sudah dibayar dan ada pula yang belum dibayar.dengan demikian modal ditempatkan adalah modal yang disanggupi pendiri atau pemegang saham untuk dilunasinya dan saham itu telah diserahkan kepadanya untuk dimiliki. Modal ditempatkan merupakann kesanggupan para pemegang saham untuk menanamkan modalnya ke dalam perseroan. Modal ditempatkan bukan merupakan modal riil karena belum sepenuhnya disetorkan ke dalam perseroan.
Modal disetor adalah modal perseroan yang dianggap riil yaitu modal saham yang telah benar-benar disetorkan ke dalam perseroan dalam hal ini pemegang saham telah benar-benar menyetorkan modalnya ke dalam perseroan. Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, modal ditempatkan harus telah disetor penuh oleh para pemegang saham.
Dalam bahasa Belanda saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa Inggris disebut dengan ”share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam bahasa Perancis disebut “action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan kata “saham” didalamnya sebagai tanda bukti pemilikan sebagian dari modal perseroan.4
4
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Inoinesia, (Jakarta; Penerbit Kencana, 2009), hal. 93
berharga yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau instansi dalam suatu perusahaan.5
Saham merupakan bagian terpenting dalam suatu badan hukum khususnya dalam bentuk perseroan terbatas, hal ini dikaperenakan dengan memiliki saham seseorang dapat mempunyai hak suara dalam suatu perseroan. Saham adalah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para penbeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham-saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.
6
Saham adalah surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal dan porsentase tertentu. Sementara itu, saham adalah jumlah satuan dari modal kooperatif yang sama jumlahnya bisa diputar dengan berbagai cara berdagang, dan harganya bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan dan kerugian atau kinerja perusahaan tersebut.
7
5
Sapto Rahardjo, Kiat Membangun Aset Kekayaan. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006), hal. 73.
6
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Inoinesia, (Jakarta; Penerbit Kencana, 2009), hal. 93 7
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa saham menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan dan memberikan hak kepada pemiliknya. Kepemilikan tersebut memberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan modal (Capital gain) atas saham yang memiliki harga jual lebih tinggi dari pada harga belinya, atau deviden atas saham tersebut. Disamping hak lainnya Non-finansial-benefit berupa hak suara dalam RUPS. Peluang untuk mendapatkan return dari capital gain ini memotifasi para investor untuk meelakukan perdagangan saham dipasar modal (Bursa Efek).[4] Tentang saham ini, diatur dalam pasal 40, 41, 42, 43 KUHD.
Untuk klasifikasinya, saham terbagi atas beberapa jenis, yaitu: a. Saham biasa (commons stock)
Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dikatakan bahwa dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham, anggaran dasar menetapkan salah satu di antaranya sebagai saham biasa. Yang dimaksud dengan“saham biasa“8
Pemegang saham biasa (common stock) memegang beberapa hak, yang diantaranya:
adalah saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan, dan menerima sisa kekayaan hasil likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa dapat dimiliki juga oleh pemegang saham klasifikasi lain.
9
8
Penjelasan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseraon Terbatas
9
Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhruddin. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan
1) Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan
2) Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
Untuk jenis saham ini, kedudukan para pemegang saham sama dan tidak ada yang diistimewakan. Terhadap klasifikasi saham ini, Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
1). Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS
2). Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi 3). Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT
b. Saham preferen (Preferred Stock)
1) Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara
Pasal 53 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan menjelaskan bahwa saham dapat berupa dengan hak suara atau tanpa hak suara. Dengan demikian pemilik saham atas tanpa hak suara tidak berhak untuk mengiktui RUPS Perseroan
2) Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris
Pemilik saham ini mempunyai hak berbicara khusus (bijzondere
zeggenschapraechten).10
10
HMN Purwosutjipto, Pengertian Pokok Dagang Indonesia Bentuk Perusahaan, (Jakarta: Djambatan, 1983), hal. 119
saham ini adalah pemegang dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan, Komisaris.
3) Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan klasifikasi saham lain
4) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian dividen secara kumulatif atau non-kumulatif.
5) Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam likuidasi
Pasal 53 ayat (4) huruf e dikatakan bahwa saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu daripemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam likuidasi
Pemegang saham preferen (Preferred Stock) diberikan suatu wewenang yang diantaranya:11
1) Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
2) Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden.
11
3) Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam Anggaran Dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan saham tersebut telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau Anggaran Dasar.
Berdasarkan penjelasan Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan instansi yang berwenang adalah instansi yang berdasarkan undangundang berwenang mengawasi Perseroan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang tertentu, misalnya Bank Indonesia berwenang mengawasi Perseroan di bidang perbankan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berwenang mengawasi Perseroan di bidang energi dan pertambangan.
Persyaratan kepemlikikan saham yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar dan ternyata persyaratan itu tidak terpenuhi, maka:
dicatat dalam daftar pemegang saham (DPS), hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS atau hak untuk menerima dividen yang dibagikan
b. Saham tersebut tidak diperhtungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan undang-undang ini dan atau anggaran dasar.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini bersifat deskriptif analisis yang mengacu kepada penelitian hukum yuridis normatif yaitu menguji, mengkaji ketentuan-ketentuan tentang akibat hukum penjualan saham secara diam-diam pada perseroan terbatas yang bersifat tertutup .
Penelitian normatif dapat dikatakan juga dengan penelitian sistematik hukum sehingga bertujuan mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian pokok/dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum, hak dan kewajiban, peritiwa hukum, hubungan hukum dan obyek hukum12
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah dengan studi dokumen dengan penulusuran pustaka (Library Research) yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian. Menurut M. Nazil
.
2. Metode Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data
12
dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian, dikemukakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.13
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
3. Sumber data
14
a. Bahan hukum Primer
Sumber data dapat dari Data Primer dan Data Sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana data yang diperoleh penulis secara tidak langsung.
Diperoleh melalui Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa karya-karya ilmiah, berita-berita serta tulisan dan buku yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diajukan.
c. Bahan hukum tertier
Bahan hukum tertier berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti
Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
13
M. Nazil. Metode Penelitian, (Ghalia Indonesia: Jakarta), hal. 111.
14
H. Sistematika Penulisan
1. Bab I diawali dengan latar belakang penelitian, yang berisi alasan-alasan penulis mengambil judul sebagaimana tercantum diatas. Uraian-uraian dalam bab ini ditujukan sebagai penjelasan awal mengenai terminologi-terminologi yang digunakan untuk mengemukakan permasalahan dalam mengidentifikasi masalah sebagai proses signifikasi pembahasan. Disamping itu untuk mempertegas pembahasan dicantum pula maksud dan tujuan serta kegunaan penelitian.
2. Bab II menjelaskan bagaimana pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan terbatas di Indonesia. Dalam bab ini akan membahas secara normatif bagaimana landasan hukum pengaturan atas jual beli saham dalam perseroan terbatas di Indonesia.
3. Bab III berisi mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang bersifat tertutup. Terdapat mekanisme penjualan saham yang telah diatur khususnyan mekanisme penjualan saham dalam perseroan terbatas yang bersifat tertutup di Indonesia.
4. Bab IV akibat hukum apabila pemegang saham menjual sahamnya secara diam-diam.