• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat

dari berbagai indikator, yaitu indikator angka harapan hidup, angka kematian,

angka kesakitan dan status gizi masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, misalnya perubahan

pada konsumsi makanan dan berkurangnya aktifitas fisik tanpa disadari telah

memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi. Penyakit menular

masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan

morbiditas dan mortalitas peyakit tidak menular semakin meningkat. Hal tersebut

menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus

dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan baik secara global, regional,

maupun nasional (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Selain terjadinya transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda

dalam hal pemberantasan penyakit, juga terjadi beban ganda dalam hal

permasalahan gizi. Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Djaiman dan

Fuada (2015) mengungkapkan secara umum kejadian gizi lebih mempunyai

persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan gizi kurang, namun di negara

(2)

Seperti beberapa negara berkembang lainnya, Indonesia sejak beberapa dekade terakhir ini tidak luput dari permasalahan dimana masih menghadapi masalah-masalah gizi kurang, disisi lain juga harus segera memerangi masalah gizi lebih yang sampai saat ini merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit degeneratif (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktoral, yang terjadi akibat

akumulasi jaringan lemak berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang.

Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah

besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak (Sudoyo et al, 2010).

Walaupun berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, yang paling perlu

diperhatikan adalah bahwa timbulnya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu

banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, atau keduanya

(Misnadiarly, 2007).

Obesitas merupakan faktor risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit

kardiovaskuler, diabetes mellitus, hipertensi, dan lain-lain. Obesitas bisa terjadi

pada saat lansia, dewasa, remaja, maupun anak-anak. Akan tetapi, obesitas yang

muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga ke dewasa dan lansia.

(Arisman, 2010).

(3)

dan 40% perempuan. Secara keseluruhan, sekitar 13 % dari populasi dewasa yang terdiri dari 11 % laki-laki dan 15 % perempuan mengalami obesitas.

Berdasarkan Center for Disease Control/National Center for Health

Statistic (CDC/NCHS) dalam Ogden et al (2013), menunjukkan persentase

obesitas berdasarkan kelompok umur di Amerika Serikat pada tahun 2011 – 2012 terdiri dari anak usia 2 – 5 tahun sebesar 12,1%, usia 6 – 11 tahun sebesar 18,0% dan usia 12 – 19 tahun sebesar 18,8%. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi obesitas tertinggi pada usia 12 – 19 tahun. Prevalensi obesitas pada usia 12 – 19 tahun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Obesitas pada laki-laki mengalami peningkatan pada tahun 2009 – 2010 sebesar 19,6% menjadi 20,3% pada tahun 2011 – 2012 dan obesitas pada perempuan juga mengalami peningkatan dari 17,1% pada tahun 2009 – 2010 menjadi 20,7% pada tahun 2011 – 2012.

Di Inggris, prevalensi obesitas pada remaja usia 11-15 tahun sebesar

19,9% pada tahun 2013 diantaranya obesitas pada anak laki-laki sebesar 20,4%

sedangkan pada anak perempuan sebesar 19,4% (HSE, 2015). Di Australia,

berdasarkan Schools Physical Activity and Nutrition Survey (SPANS) terdapat

22,8% anak usia 5 – 17 tahun mengalami obesitas pada tahun 2010 (NSW, 2014).

Prevalensi obesitas meningkat sangat tajam di kawasan Asia-Pasifik,

contohnya 1,5% dari penduduk Korea Selatan tergolong obesitas. Di Thailand, 4%

penduduknya mengalami obesitas. Obesitas tidak hanya ditemukan pada

penduduk dewasa, tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Penelitian yang

(4)

pada anak mencapai 6,6%. Di Cina, kurang lebih 10% anak sekolah mengalami

obesitas, sedangkan di Jepang, prevalensi obesitas pada umur 6 – 14 tahun

berkisar antara 5 – 11% (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi gizi lebih secara nasional pada remaja umur 13 – 15 tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk atau obesitas. Sebanyak 13 provinsi dengan prevalensi kegemukan diatas nasional, yaitu Jawa Timur (8,9%), Kepulauan Riau (9,2%), DKI Jakarta (9,4%), Bengkulu (12,1%), Sumatera Selatan (9,5%), Kalimantan Barat (9,6%), Sumatera Utara (10,9%), Bangka Belitung (9,7%), Bali (9,7%), Kalimantan Timur (11,3%), Lampung (11,4%), Sulawesi Utara (13,1%) dan Papua (13,8%). Prevalensi obesitas di Sumatera Utara adalah sebesar 2,7% diantaranya 2,8% pada laki-laki dan 2,3% pada perempuan.

Prevalensi obesitas di SMP Negeri 34 Medan pada tahun 2014 sebesar 56% (Afrienny, 2014). Artinya, dari 100 siswa sebanyak 56 siswa mengalami obesitas (laki-laki = 55,3% dan perempuan = 56,5%).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada Februari 2016 terhadap 20 orang siswa di SMP Negeri 1 Kota Tebing Tinggi, terdapat 2 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan yang mengalami obesitas dan 13 siswa yang tidak mengalami obesitas. Di samping itu, belum pernah dilakukan penelitian mengenai obesitas di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui proporsi obesitas pada siswa di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi Tahun 2016.

b. Mengetahui proporsi siswa berdasarkan karakteristik individu, yang meliputi : umur, jenis kelamin, dan pendidikan orangtua.

c. Mengetahui proporsi siswa berdasarkan pola makan. d. Mengetahui proporsi siswa berdasarkan aktifitas fisik. e. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan obesitas.

f. Mengetahui hubungan pendidikan orangtua dengan obesitas. g. Mengetahui hubungan pola makan dengan obesitas.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai informasi dan masukan mengenai obesitas bagi siswa SMP Negeri 1 Tebing Tinggi untuk pencegahan obesitas kedepannya.

1.4.2 Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan surat penawaran Saudara untuk paket pekerjaan Konsultan Perencanaan Pembangunan Trestle Tempat Sandar Kapal Kantor SAR Kupang, berdasarkan

Jaring yang dipakai dalam permainan bola voli namanya ………a. Latihan sit-up dilakukan untuk melatih

Demikian Pengumuman ini di sampaikan untuk diketahui sebagaimana mestinya dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Tanjungpinang, 08 Maret 2017

Berdasarkan Hasil Evaluasi POKJA ULP Kantor SAR Mataram terhadap surat Penawaran saudara untuk Paket Pekerjaan Jasa Lainnya Pemeliharaan Rescue Boat 36 M Berupa Docking

Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai2. Bercerita pendek yang berisi

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat