• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kematian dan kecacatan yang tinggi sehingga pemerintah melakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien. Penanggulangan penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antarnegara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa / wabah (Permenkes RI No. 82, 2014).

Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi program pemerintah di antaranya adalah program pegendalian penyakit diare yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sector terkait (Kemenkes RI, 2011).

(2)

Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Goal ke-4) adalah

menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada tahun 2015. Evaluasi target pencapaian MDG’s menyebutkan bahwa air dan sanitasi yang buruk berdampak pada meningkatnya jumlah kasus diare 423/1.000 orang. Kelanjutan dari MDG’s ialah SDG’s dengan 17 tujuan, salah satunya mendukung pengembangan vaksin dan obat penyakit menular.

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riskesdas dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia ( Kemenkes RI, 2011). Diare merupakan penyakit potensial KLB yang disertai dengan kematian. Pada tahun 2013 terjadi 8 KLB yang tersebar di 6 propinsi, 8 kabupaten dengan jumlah penderita 646 dengan kematian 7 orang (CFR 1,08% ) Sedangkan pada tahun 2014 terjadi 6 KLB diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%). Secara nasional angka kematian pada KLB diare pada tahun 2014 sebesar 1,14% sedangkan target CFR pada KLB Diare diharapkan <1% (Balitbangkes, 2014).

(3)

Penemuan dan penanganan kasus diare tertinggi di 3 (tiga) kabupaten yang melebihi perkiraan kasus yaitu Padang Lawas 224 %, Labuhan Batu Selatan 204,31 % Samosir (118,33%), Penemuan dan penanganan kasus diare terendah Nias Utara 19,1%, Nias Barat 18,7% dan Karo 8,4% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2013).

Upaya pemerintah dalam menurunkan diare yaitu melaksanakan tata laksana penderita diare yang sesuai standar, surveilans epidemologi dan penanggulangan kejadian luar biasa, mengembangkan pedoman pengendalian diare, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pengelolaan program, mengembangkan jejaring lintas sektoral, pembinaan teknis dan monitoring pelaksanaan pengendalian penyakit diare (Kemenkes RI, 2011).

Oralit dan zinc sangat dibutuhkan dalam pengelolaan diare pada balita. Oralit dibutuhkan sebagai rehidrasi yang penting saat anak banyak kehilangan cairan akibat diare dan kecukupan zinc di dalam tubuh balita akan membantu proses penyembuhan. Pengobatan dengan pemberian oralit dan zinc terbukti efektif menurunkan tingginya angka kematian akibat diare sampai 40% (Balitbangkes, 2013).

(4)

petugas di daerah sangat tinggi, pelatihan petugas dalam tatalaksana diare sangat kurang. Pengetahuan ibu sudah ada bahwa ASI harus tetap diberikan pada anak yang menderita diare meskipun belum keseluruhan para ibu (Kemenkes RI, 2011).

Penderita diare di Kabupaten Deli Serdang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Cakupan diare yang ditemukan dan ditangani dikabupaten deli serdang tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2013. Dilaporkan dari 42.470 target penemuan kasus diare pada tahun 2014, ditemukan 31.871 (75%) yang terkena diare (Dinkes Kabupaten Deli Serdang, 2015).

Penelitian Henrikus (2012) menyatakan bahwa cakupan distribusi logistik oralit yang tersedia untuk tiap penderita sebesar 33,33% dari target 100%, cakupan penyuluhan kelompok tentang PHBS dan diare sebesar 33,3% dari target 100%, cakupan pelatihan kader khusus penanganan diare 0% dari target 100% dan cakupan kegiatan pojok oralit/ upaya rehidrasi oral sebanyak 0% dari target 100% di Puskesmas Batu Jaya. Berdasarkan hasil penelitian oleh Harianto (2004) penyuluhan penggunaan oralit untuk menanggulangi diare masih diperlukan karena belum seluruhnya masyarakat mengetahui dengan benar faedah oralit untuk mengatasi dehidrasi.

(5)

dalam mendukung pelaksanaan program diare masih rendah di Puskesmas Medan Deli.

Puskesmas Pancur Batu merupakan salah satu puskemas di Sumatera Utara yang berada di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Puskesmas Pancur Batu memiliki wilayah kerja 22 desa dan desa yang paling banyak penderita diare di desa Tanjung Anom. Pada survei awal yang dilakukan peneliti di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu penderita diare 1021 orang (2013), 1539 orang (2014) dan 1782 orang 2015, dari data diatas terdapat peningkatan tiap tahunnya.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan petugas puskesmas dapat diketahui bahwa puskesmas sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan Deli Serdang dan pemerintah setempat untuk mengatasi kasus diare. Selain itu pihak Puskesmas Pancur Batu melakukan penyuluhan setiap bulan dengan rotasi pada 22 desa yang berarti didalam satu desa hanya dilakukan satu kali penyuluhan dalam dua tahun. Puskesmas mengumpulkan data laporan dari bidan desa. Petugas puskesmas melakukan pemberian oralit pada penderita diare berdasarkan laporan dari bidan desa dan yang datang ke puskesmas. Petugas puskesmas belum rutin turun ke lapangan untuk melakukan pengamatan peningkatan jumlah penderita, pengamatan hanya dilakukan ketika penyuluhan.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan program

penatalaksanaan diare di Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu ”. 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program diare Pancur batu Kecamatan Pancur Batu tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Deli Serdang mengenai pelaksanaan program diare, sehingga dapat meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program diare.

b. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Pancur Batu mengenai pelaksanaan program diare.

Referensi

Dokumen terkait

b. melakukan transaksi yang terkait dengan negara berisiko tinggi; atau c. melakukan transaksi tidak sesuai dengan profil.. maka terhadap calon Nasabah/Nasabah/WIC tersebut, BPR

Beberapa karakter penting yang digunakan dalam memilih jenis bakteri probiotik yang akan diaplikasikan dilapangan diantaranya adalah: (1) tidak bersifat patogen

Tujuan khusus penelitian adalah membuat es krim susu kambing dengan menggunakan tepung umbi suweg, mengkaji aktifitas penstabil kandungan glukomanan yang terdapat pada

SKRIPSI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS ..... ADLN - Perpustakaan

Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama, seperti

Hasil analisis menunjukkan bahwa didapatkan rxy sebesar 0,611 dengan interpretasi bahwa korelasi variabel Kompetensi Profesional Guru PAK memberikan pengaruh

[r]

Pertambahan bobot badan yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi dari hasil penelitian Masetyo (2006) yang menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ternak