• Tidak ada hasil yang ditemukan

d adp 0706715 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "d adp 0706715 chapter3"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

B. Metode Penelitian

Dalam pelaksanaan studi dengan melakukan penelitian digunakan berbagai

macam metode dan semua kegiatan penelitian bersifat ilmiah. Semua peneliti

dalam melakukan penelitian pastilah menggunakan pendekatan teori ilmiah,

karena teori akan berfungsi untuk memperjelas apa yang menjadi kajian yang

diteliti, sebagai dasar dan landasan untuk menjawab pertanyaan dan rumusan

masalah yang telah disusun. Dalam penelitian kualitatif, biasanya permasalahan

yang dibawa peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan

penyusunan proposal penelitian kualitatif biasanya juga masih bersifat sementara

dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.

Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif, karakteristik penelitian

adalah holistik, tentu dasar teori yang dibutuhkan oleh peneliti harus lebih banyak,

agar dapat menemukan makna penelitian. Seseorang yang akan menjadi peneliti

kualitatif, tentu akan lebih profesional di bidang objek penelitian yang digunakan,

karena secara teori sipeneliti akan menjadi instrumen langsung, yang tentu harus

(2)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

lebih luas, teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk

mendalami konteks permasalahan. Walau demikian peneliti kualitatif dituntut

untuk menguasai teori yang luas dan mendalam, bisa saja dalam melaksanakan

penelitian kualitatif, peneliti tidak menggunakannya untuk pedoman menyusun

panduan wawancara atau instrumen penjaring data. Untuk dapat menjadi

instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki

wawasan yang luas, baik wawasan teoritis dan wawasan yang terkait dengan

konteks objek yang diteliti.

Pendekatan kualitatif ini dianggap sesuai digunakan dalam penelitian ini

dengan alasan sebagai berikut : 1) lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan, 2) menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti

dengan responden, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J.

Moleong, 1993 : 5).

Berkaitan dengan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif

ini, Bogdan dan Taylor (1993:30), mengemukakan sebagai berikut :

Pendekatan kualitatif mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu-individu secara holistik (utuh). Pokok kajiannya, baik sebuah organisasi atau individu tidak akan diredusir (disederhanakan) kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang telah direncanakan sebelumnya, akan tetapi akan dilihat sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.

Selanjutnya Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1993 : 3)

menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai metode yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

(3)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Bogdan dan Biklen (1982) dalam Soehardi Sigit (1999:155)

mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Perangkat alami adalah sumber langsung data, dan peneliti sendiri

adalah instrumen kunci;

2) Data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan dalam

bentuk kata-kata atau gambar-gambar;

3) Penelitian kualitatif bertalian hanya dengan proses dan hasil. Peneliti

hanya peduli pada bagaimana hal itu terjadi, bagaimana orang

berinteraksi satu dengan yang lainnya, bagaimana satu pertanyaan

dijawab, arti daripada kata-kata dan tindakannya, bagaimana sikap

dijabarkan dalam tindakan,

4) Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif.

Penelitian kualitatif biasanya tidak memformulasikan sesuatu hipotesis

lalu mengujinya, melainkan melihat dan melaporkan sebagaimana

adanya;

5) Penelitian kualitatif peduli bagaimana hidup mereka yang menjadi

sasaran penelitian itu mempunyai arti bagi mereka, yaitu pandangan

hidupnya, apa yang menjadi pikirannya, anggapan, motivasi, alasan,

tujuan, dan lain-lain.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, maka pendekatan kualitatif

merupakan pendekatan yang paling tepat digunakan dalam penelitian tentang

pelatihan kecakapan hidup hidup.

Seperti telah dikemukakan di atas, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Consuelo G. Sevila et.al, (1993 : 73)

dikemukakan bahwa : “bila kita melakukan penelitian terinci tentang seseorang

(4)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

studi kasus”. Metode studi kasus ini akan melibatkan peneliti dalam penyelidikan

yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku

seseorang individu. Kita akan memperhatikan juga bagaimana tingkah laku

tersebut berubah ketika individu itu menyesuaikan diri dan memberi reaksi

terhadap lingkungannya. Lagi pula, kita akan menemukan dan mengidentifikasi

semua variabel penting yang mempunyai sumbangan terhadap riwayat dan

pengembangan subjek. Ini berarti kita melalukan pengumpulan data yang meliputi

pengalaman-pengalaman masa lampau dan keadaan lingkungan subjek. Ini berarti

pula bahwa data yang akan kita kumpulkan termasuk pengalaman masa lampau

dan keadaan sekarang dari individu tersebut, termasuk lingkungannya. Kita akan

berusaha menemukan hubungan antara faktor-faktor tersebut satu sama lain.

Penelitian kualitatif Efektifitas Manajemen pembelajaran pendidikan

Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah ini akan mengambil sumber data

dari narasumber secara induktif dan landasan teori berupa kajian pustaka akan

menjadi dasar pertanyaan. Data yang diperoleh harus dipahami betul dan wawasan

yang luas akan digunakan sebagai landasan kajian atau analisis temuan. Peneliti

dalam hal ini dituntut mampu mengorganisasikan seluruh teori yang dibaca dan

landasan teori yang dijadikan acuan dan berfungsi memahami permasalahan yang

diteliti, yakni Efektifitas Manajemen Pembelajaran pendidikan Calon Guru

Penjas Orkes Sekolah Menengah di FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI) Bandung.

(5)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kajian dalam penelitian mengenai Efektivitas Manajemen pembelajaran

pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah di FPOK Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini juga menggunakan pendekatan dengan

landasan gounded research theory, dan dijadikan dasar kajian penemuan makna

teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Penggunaan pendekatan

dengan gounded theory didasarkan pertimbangan :

a. Bertitik tolak dengan permasalahan Efektivitas Manajemen Pembelajaran

Pendidikan Calon Guru Sekolah Menengah yang bersifat konseptual teoritis

khususnya menyangkut aspek implementasi Manajemen Pembelajaran

Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah. Kajian Efektivitas

Manajemen Pembelajaran pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah

Menengah berupa studi tentang Efektivitas Manajemen Pembelajaran

pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah yang sedang

berjalan dan diharapkan grounded theory dipandang sebagai metode yang

tepat untuk mendapatkan data dan informasi tentang Efektivitas Manajemen

Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah

secara induktif.

b. Sebagai objek kajian Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon

Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah memerlukan penjelasan secara teoritis

konseptual yang cocok dengan situasi kajian dan dapat diterapkan secara

bermakna, serta dapat menjelaskan perilaku model yang berjalan, dan metode

merupakan metode yang sesuai dengan situasi dan dapat digunakan sebagai

(6)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

c. Melalui analisis data yang dilakukan, diharapkan peneliti dapat menemukan

teori-teori gounded atas penelitian mengenai Efektivitas Manajemen

Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah yang

dilakukan secara sistematis mengingat dalam penelitian ini diperlukan

wawasan yang luas dan dalam untuk menyingkap makna yang dituangkan

melalui interaksi peneliti dengan subjek penelitian ataupun narasumber.

Seperti apa yang dikemukakan oleh ahli riset, yang disimpulkan penulis

dari buku “Qualitative Inquiry and Research Design”, Creswell (1998:56) yang

menyatakan bahwa:

A grounded theory study is to generate bor discover a theory, an abstract analytical schema of a phenomenon, that relates to a particular situation. This situation in one in which individuals interact, take actions, or engage inj a process in response to a phenomenon. To study how people act and react to this phenomenon, the researcher collects primarily interview data, makes multiple visits to the field, develops and interrelates categories of information, andf writes theoretical propositions ore hypotheses or presents a visual picture of theory.

Strauss dan Corbin (2003: 51) mengemukakan tentang gounded theory

bahwa terdapat tiga macam sistem kodefikasi dalam penelitian gounded theory,

yakni open coding (pengkodean terbuka), axial coding (pengkodean berporos) dan

selective coding.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sistem kodefikasi dengan

prinsip terbuka dengan langkah-langkah kegiatan, yaitu (Strauss dan Corbin,

2003: 57):

a. Label fenomena; Pada langkah ini peneliti harus sensitif terhadap landasan

(7)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah

dengan memberi tanda kegiatan responden yang dilakukan selama diamati,

ditanya ataupun diwawancarai, yang merupakan kegiatan awal dalam analisis

data.

b. Temuan kategori; Pada langkah ini konsep Efektivitas Manajemen

Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah,

dikategorikan, dikelompokkan berdasarkan kesamaannya, langkah ini disebut

pengkategorian berdasarkan jumlah pengelompokkannya.

c. Nama kategori. Dalam langkah ini peneliti memberi nama kategori

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes

Sekolah Menengah yang relevan dengan data mengenai yang diperoleh.

d. Penyusunan kategori. Pada langkah ini peneliti harus memahami sifat

masing-masing kategori sebagai atribut dari suatu kategori.

e. Memilih pengkodean yang digunakan. Dalam pengkodean ini peneliti

memilih pengkodean terbuka, artinya semua fenomena Efektivitas

Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah

Menengah, diidentifikasi terlebih dahulu tanpa memandang jenis, sifat dan

substansinya. Setelah itu peneliti dapat memulai menganalisis data dengan

analisis baris yang memerlukan pengujian frase per frase bahkan kata demi

kata secara rinci.

f. Penyajian Data; Pada langkah ini peneliti menyajikan data yang sedapat

mungkin mudah dipahami oleh pembaca, sehingga alur berpikir peneliti dapat

(8)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

g. Interpretasi; Pada langkah ini peneliti harus mampu menemukan suatu

jawaban dari interpretasi yang dilakukan sebagai temuan teori grounded.

Dari pengkajian dan pemahaman Gounded Theory yang diperoleh dari

buku “How to Design and Evaluate Research In Education”, Jack R. Fraenkel &

Norman E. Wallen, Mc Graw Hill, (2008: 428), menyampaikan:

Grounded theories are not generated before a study begins, but are formed inductively from the data that are collected during the study itself. In other words, researches start with the data they have collected and then develop generalizations after they look at the data.

Penjelasan tersebut menjelaskan, bahwa Gounded Theory, tidaklah

men-generalisasi suatu keadaan sebelum studi dimulai, tetapi peneliti membentuk teori

ketika dan setelah data dikumpulkan, atau dengan kata lain peneliti mulai

mengembangkan teori dari sejak data dikumpulkan dan selama penelitian

berlangsung. Dijelaskan juga penelitian yang dihasilkan Strauss dan Corbin,

dimana satu penemuan dimulai dengan konsep, “Satu tidak dimulai dengan satu

teori, tetapi membuktikan, satu dimulai dengan suatu studi yang luas dan relevan

untuk memunculkan teorinya”. Data dalam Grounded Theory, adalah hasil studi

dari pengumpulan dan analisis data yang diperoleh melalui mewawancara satu

demi satu. Penemuan teori dimulai dengan analisis data yang terkumpul, diteliti

satu per satu, direvisi, dikumpul, direvisi lagi, diperjelas sambil berjalan

penelitian, siklus analisis dan revisi terus dilakukan sampai pada tahap jenuh dan

teori (berupa data) disimpulkan menjadi Grounded Theory.

Pemahaman dari penjelasan ahli tersebut di atas, mengandung pengertian

(9)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

penelitian tentang fenomena yang dijelaskannya. Pendekatan metode ini

memberikan peluang sangat besar untuk menemukan makna teori dan dapat

menemukan teori baru, yang dibuktikan melalui pengumpulan data secara analisis

sistematis berkenaan dengan fenomena tentang Efektivitas Manajemen

Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah.

2. Studi Kasus (The Case Studies) a. Pengertian Studi Kasus

Metode studi kasus didefinisikan atau diartikan dalam berbagai pendapat,

beberapa sumber mendefinisikan metode studi kasus sebagi suatu cara yang

sistematis menyelidiki suatu peristiwa atau kumpulan peristiwa yang berhubungan

dengan tujuan spesifik untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena.

Bogdan dan Biklen (2003: 54) mendefinisikan studi kasus sebagai : “ a detail

examination of one setting, or a single subject, a single depository of documents,

or one particular event”. Penjelasan tersebut mengartikan bahwa pemeriksaan

detail terhadap satu latar, atau satu subjek, satu tumpukan dokumen atau satu

peristiwa tertentu. Bahkan banyak ahli mendefinisikan secara sederhana metode

studi kasus sebagai metode dengan pendekatan kualitatif merupakan studi

mendalam terhadap satu atau beberapa kasus secara ilustratif.

Dari kajian pustaka, melalui buku “Qualitative Research Methods for the

Social Sciences”, oleh Bruce L. Berg (2007: 283), dikemukakan definisi case

study sebagai: “define case study method as involving systematically gathering

enough information about a particular person, social setting, event, or group to

(10)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

function”. Penjelasan teori tersebut mengartikan bahwa, studi kasus sebagai suatu

metode yang melibatkan secara sistematis pengumpulan informasi yang cukup

mengenai sesuatu, latar sosial, peristiwa, atau kelompok untuk menggiring

peneliti secara efektif menemukan dan memahami bagaimana fungsi dan operasi

suatu subjek terjadi. Pendefinisian atau arti dari studi kasus yang beragam,

memperlihatkan bahwa studi kasus adalah suatu pendekatan yang mampu meneliti

suatu fenomena secara sederhana maupun komprehensif.

Dengan demikian, untuk menemukan suatu teori pendidikan, seperti

penelitian yang fokus pada Efektivitas Manajemen Pembelajaran pendidikan

Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah, penelitian dengan pendekatan

metode studi kasus dapat digunakan. Karena melalui studi kasus, dapat diperoleh

informasi yang rinci tentang Efektivitas Manajemen Pembelajaran pendidikan

Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah. Dari berbagai buku diperoleh,

banyak peneliti kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus sebagai pedoman

untuk melakukan penelitian. Dengan berkonsentrasi atau fokus pada satu masalah

banyak peneliti menggunakan metode ini untuk mengungkap fenomena, individu,

komunitas, sistem organisasi dan interaksi sosial. Selain itu, peneliti dapat

menangkap beragam nuansa, pola dan elemen yang lebih tersembunyi yang

mungkin terlewatkan melalui penelitian dengan pendekatan-pendekatan penelitian

lainnya. Metode studi kasus cenderung memfokuskan pada deskripsi dan

penjelasan holistik; dan sebagai pernyataan umum, beberapa fenomena dapat

(11)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Metode studi kasus bukanlah gaya baru dari pengumpulan data dan

teknik analitik. Bidang-bidang kedokteran dan psikologi, sebagai contoh,

berdasarkan sifatnya, mengharuskan pada dokter dan ahli psikologi untuk

memeriksa para pasien kasus per kasus. Studi kasus umumnya digunakan dalam

bisnis, sistem informasi dan kurikulum hukum untuk membantu para siswa

menjembatani celah antara studi dan praktek. Penggunaan diari dan biografi,

metode populer di antara beberapa pengusung aliran feminisme dan para ahli sain

sosial lainnya, mendekati metode studi kasus, seperti halnya etnobiografi. Dalam

pendidikan, studi kasus termasuk studi-studi terhadap orang-orang dan program

yang unik dan juga pemprograman khusus. Kenyataan, studi-studi kasus oleh para

ahli sain sosial tertentu menggambarkan usaha-usaha penelitian klasik dalam

sosiologi dan kriminologi.

Bagaimana metode studi kasus menginformasikan teori? Studi-studi

kasus dapat memberikan jenis pemahaman mendalam terhadap fenomena,

peristiwa, orang-orang atau organisasi. Intinya, studi kasus membuka pintu pada

proses-proses “sensemaking” yang dibuat dan digunakan oleh orang-orang yang

terlibat dalam fenomena, peristiwa, kelompok atau organisasi yang dipelajari.

Lebih lanjut Bruce L. Berg (2007: 285), mengemukakan bahwa:

Sensemaking, is the manner by which they are confordnted how they frame what they see and hear, how they perceive and interpret this information and how they interpret their own actions an go about solving problems and interacting with others.

Penjelasan tersebut menyatakan bahwa, sensemaking adalah cara dimana

(12)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dihadapkan pada bagaimana mereka membingkai apa yang mereka lihat dan

dengar, bagaimana mereka menerima dan menafsirkan informasi tersebut dan

bagaimana mereka menafsirkan tindakan-tindakan mereka sendiri dan akan

memecahkan masalah dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, ada juga yang

berpendapat bahwa studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan teori

(grounded theory) dan mengikuti pola yang sama dengan teori setelah melakukan

penelitian. Hal tersebut sejalan dengan pendapat; Fernandez (2005 : 47);

Eisenhardt (1989: 546) yang dikemukakan dalam tulisan Bruce L. Berg (2007 :

285). Dan dia juga mengemukakan bahwa pengumpulan data melalui studi kasus

akan membuat teori dasar (grounded theory), dengan tiga keunggulan yaitu:

1) Pembuatan teori dari studi kasus kemungkinan akan menghasilkan teori; ini

karena “pengetahuan kreatif seringkali muncul dari begitu banyak bukti

kontradiksi atau paradoks”. Proses merekonsiliasikan hal-hal ini dengan

menggunakan metode komparatif konstan mendorong analis untuk

mencairkan pikiran dan menghasilkan “teori dengan lebih sedikit bias

penelitian kemudian membuat teori dari studi-studi yang meningkat deduksi

aksiomatik.”

2) Teori yang muncul “kemungkinan akan dapat diujikan dengan konsep-konsep

yang dapat dengan siap diukur dan hipotesis-hipotesis yang dapat terbukti

salah”. Karena hubungan erat antara teori dan data, kemungkinan teori

tersebut dapat lebih jauh diujikan dan diperluas dengan studi-studi

(13)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3) “Teori yang dihasilkan kemungkinan akan secara empiris valid”. Ini terjadi

karena level validasi dilakukan secara implisit dengan perbandingan konstan,

dengan mempertanyakan data dari awal proses.

Teori dapat diungkap dan diinformasikan sebagai konsekuensi dari

kumpulan data dan penafsiran-penafsiran data, yang dikembangkan dengan

penelitian studi kasus. Oleh karena itu data merupakan pengembangan dari studi

kasus, atau teori dasar dari pengembangan dari studi kasus. Peneliti akan memulai

dengan beberapa jenis gagasan penelitian, kemudian mengembangkan rencana,

termasuk apakah akan menggunakan pendekatan kasus tunggal dan banyak kasus,

mengidentifikasikan lokasi studi (dalam kelompok atau organisasi), menentukan

bagaimana akses itu akan diperoleh, dan mempertimbangkan apakah

strategi-strategi pengumpulan data yang akan digunakan. Ketika akses diperoleh, data

harus dikumpulkan, ketika data dikumpulkan, peneliti secara konstan

mempertimbangkan apa yang akan digali, membuat perbandingan-perbandingan

antara informasi (data) yang dikumpulkan dan asesmen-asesmen dengan peneliti

lainnya (untuk menjamin penafsiran dan analisis yang tidak memiliki bias) dan

literatur. Peneliti kemudian harus berefleksi pada informasi yang dikumpulkan

dan masalah-masalah yang pada awalnya disoroti untuk menyampaikan apa yang

dimaksud dengan temuan-temuan dan apakah implikasi-implikasinya. Akhirnya,

peneliti dapat memberikan beberapa implikasi teoritis untuk masalah atau isu

apapun yang sedang dieksplorasi, digambarkan atau dijelaskan studi.

(14)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Ada beberapa desain yang sesuai untuk studi-studi kasus menurut Bruce

L. Berg (2007:292), yaitu : eksplorasi (exploratoru), eksplanasi (explanatory) dan

desktiptif (descriptive). Ketiga pendekatan tersebut terdiri dari studi satu kasus

atau banyak kasus dimana kasus-kasus yang dipelajari adalah adalah replikasi

sesungguhnya, bukan kasus-kasus yang diambil sampelnya.

1) Studi Kasus Eksplorasi

Ketika melakukan studi-studi eksplorasi, kerja lapangan dan

pengumpulan data mungkin dilakukan sebelum menentukan pertanyaan

penelitian. Jenis studi ini mungkin dilihat sebagai pembuka untuk studi ilmiah

sosial yang besar. Walau begitu, studi harus memiliki beberapa jenis kerangka

kerja organisasi yang telah didesain sebelum memulai penelitian. Jenis studi

eksplorasi mungkin berguna sebagai studi pilot, sebagai contoh, ketika

merencanakan penelitian yang lebih komprehensif dan lebih besar.

2) Studi Kasus Eksplanasi

Studi-studi kasus eksplanasi berguna ketika sedang melakukan

studi-studi kausal. Terutama dalam studi-studi-studi-studi organisasi atau komunitas yang

kompleks, kita mungkin ingin menggunakan kasus-kasus multivariat untuk

memeriksa banyak pengaruh, ini dipenuhi dengan menggunakan teknik

pencocokan-pola. Pencocokan-pola adalah suatu situasi dimana beberapa potong

informasi dari kasus yang sama mungkin berhubungan dengan beberapa dalil

(15)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 3) Studi Kasus Deskriptif

Eksplorasi-eksplorasi kasus deskriptif mengharuskan peneliti untuk

menyajikan teori deskriptif, yang membangun kerangka kerja keseluruhan untuk

diikuti peneliti sepanjang studi. Apa yang disiratkan oleh pendekatan ini adalah

pembentukan dan identifikasi orientasi yang dapat dijalankan sebelum

menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Peneliti harus juga menentukan

sebelum permulaan penelitian secara pasti apakah unit analisis dalam studi itu.

Ketika membuat desain-desain formal untul penelitian-penelitian studi

kasus. Yin (1994: 20) merekomendasikan lima elemen komponen:

a) Pertanyaan studi (study question)

b) Dalil-dalil studi (jika beberapa darinya digunakan) atau kerangka kerja

teoritis (study proportion).

c) Identifikasi unit-unit analisis (identification of the unit of analysis)

d) Hubungan logis data dengan dalil-dalil (atau teori) (the logical linking)

e) Kriteria untuk menafsirkan temuan-temuan (the criteria for interpreting

the findings)

Pertanyaan studi umumnya diarahkan terhadap pertimbangan bagaimana

dan mengapa, dan artikulasi serta definisinya adalah tugas pertama dari peneliti.

Terkadang, dalil-dalil studi berasal dari pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan

mengapa dan membantu mengembangkan fokus teoritis. Tidak semua studi akan

memiliki dalil. Studi eksplorasi, daripada memiliki dalil, mungkin memiliki tujuan

atau kriteria yang dinyatakan yang akan memberikan pedoman dan jenis kerangka

(16)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

yang sedang difokuskan oleh studi kasus (apakah kasusnya), seperti individu,

kelompok, organisasi, kota dan seterusnya.

c. Manfaat Ilmiah Studi Kasus

Manfaat ilmiah dari metode studi kasus terletak pada kemampuannya

dalam membuka jalan penelusuran. Hal ini dapat dengan mudah berfungsi sebagai

dasar pengembangan untuk pengetahuan bahkan hipotesis-hipotesis yang

mungkin dicari dalam studi-studi selanjutnya. Namun, kapan saja kita

mempertimbangkan nilai-nilai ilmiah dari studi-studi kasus, dua poin harus

disoroti. Pertama, apakah prosedur ini melibatkan terlalu banyak keputusan

subjektif yang dibuat oleh peneliti untuk memberikan hasil-hasil objektif ssecara

murni? Kedua, apakah metode ini memberikan informasi yang dapat dilihat

berguna diluar kasus individu? Dengan kata lain, dapatkah temuan-temuan itu

digeneralisasi? Mari kita pertimbangkan setiap pertanyaan tersebut secara

terpisah.

Objektivitas adalah istilah yang cukup sukar dipahami. Bagi beberapa

peneliti ini melibatkan pembuatan strategi-strategi analitis dalam lingkungan yang

hampir steril. Seringkali, beberapa jenis penelitian kualitatif dilihat sebagai

suspect ketika pertanyaan objektivitas diajukan. Namun, objektivitas

sesungguhnya terkait erat dengan kemampuan menghasilkan kembali (replikasi).

Pertanyaannya bukanlah apakah seorang peneliti individu telah membuat

beberapa keputusan subjektif atau tidak, menyangkut bagaimana peneliti harus

(17)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ini secara reguler dilakukan oleh semua yang melakukan penelitian ilmiah sosial,

baik yang berorientasi secara kuantitatif atau kualitatif.

Jika temuan-temuan dan analisis peneliti itu benar, maka penelitian

selanjutnya akan menguatkan hal ini. Jika penelitian yang dihasilkan dari studi

kasus itu salah atau tidak akurat, ini juga akan diperlihatkan oleh penelitian

selanjutnya. Seperti dalam beberapa penelitian ilmiah, temuan-temuan dari satu

studi jarang diterima dengan cepat tanpa pertanyaan dan penelitian-penelitian

tambahan. Berdasarkan hal ini, metode-metode kasus sama objektifnya dengan

strategi-strategi analisis dan pengumpulan data lainnya yang digunakan oleh para

ahli sain sosial.

Pertimbangan kedua menyoroti pertanyaan kemampuan

menggeneralisisasi. Bagi banyak orang, pertanyaan ini tidaklah penting untuk

diajukan. Ini karena terdapat nilai ilmiah yang jelas ketika menyelidiki beberapa

kategori tunggal dari individu, kelompok atau peristiwa untuk memperoleh

pemahaman mengenai individu, kelompok atau peristiwa tersebut. Bagi mereka

dengan orientasi lebih positif yang telah peduli dengan menggeneralisasi untuk

jenis-jenis orang, kelompok atau peristiwa yang sama, metode-metode kasus

masih berguna dan dapat digeneralisasi. Ini tidak berarti mengatakan bahwa

penjelasan mengenai mengapa seorang anggota geng terlibat dalam obat-obatan

dengan cepat menginformasikan kepada kita mengapa semua anggota geng yang

berurusan dengan obat-obatan juga terlibat dalam aktifitas ini. Namun, ini

memberikan penjelasan mengapa beberapa anggota geng kemungkinan akan

(18)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

fakta bahwa beberapa prilaku manusia itu bersifat unik dan spontan.

Kenyataannya, jika hal ini terjadi, usaha untuk melakukan beberapa jenis

penelitian survey terhadap kelompok keseluruhan akan menjadi tidak berguna.

Metode penelitian studi kasus ini digunakan untuk mengungkapkan

kenyataan yang ada atau terjadi di lapangan untuk dipahami secara mendalam,

sehingga pada akhirnya diperoleh temuan data yang diperlukan sesuai dengan

tujuan penelitian. Dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan

Efektivitas manajemen pembelajaran pendidikan Calon Guru Penjas Orkes

sekolah menengah di FPOK UPI Bandung.

Dalam penelitian mengenai Efektifitas Manajemen pembelajaran

Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah di UPI ini peneliti

menggunakan kriteria kualitatif dalam pengolahan data, sejak mereduksi data,

menyajikan data serta memverifikasi dan menyimpulkannya menggunakan

pendekatan kualitatif, dimana penulis mengemukakan pendapat Lincoln dan Guba

(1985:198) yang menyampaikan bahwa: pendekatan kualitatif menjadi hal yang

utama dalam paradigma naturalistik bukan karena paradigma ini anti kuantitatif

melainkan karena pendekatan kualitatif lebih menghendaki manusia sebagai

instrumen. Data kuantitatif dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk kepentingan

dukungan analisis.

Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif

adalah kepedulian terhadap makna, dimana penelitian naturalistik tidak terllau

tergantung pada persamaan dari objek penelitian melainkan sebaliknya

(19)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap sumber data

dan objek berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap

kenyataan yang ada dalam suatu kasus yang unik itu menggunakan alat lain

kecuali manusia sebagai instrumen. Lebih lanjut ungkapan Lincoln dan Guba

91985:199) yang menyatakan bahwa: “... the human as instrument is inclined

toward methods that are extensions of normal human activities:looking, listening,

speaking, reading and the like.”. Ungkapan tersebut semakin memperjelas bahwa

keunggulan manusia sebagai instrumen penelitian naturalistik, karena alat ini

dapat melihat, mendengar, membaca, merasa, merespon, sekaligus analisis ketika

sedang melakukan penelitian.

Lebih lanjut Bogdan dan Biklen (1982: 2-3) menyampaikan gagasannya

tentang penelitian kualitatif sebagai payung (umbrella) dengan sejumlah strategi

penelitian yang memberikan karakteristik-karakteristik tertentu. Penelitian ini

disebut juga “field research” dan seringkali digunakan oleh para peneliti untuk

membedakan proses penelitian ini dari penelitian yang dilakukan di dalam

laboratorium atau eksperimen. Sebutan naturalistik pada penelitian kualitatif

karena para peneliti menggantungkan pada peristiwa yang terjadi secara alamiah.

Merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Denzin dan Lincoln (1994:2),

yang menyampaikan gagasan bahwa:

(20)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

that describe routine and problematic moments and meaning in individuals’ live.

Pengertian dan pemahaman akan pendapat-pendapat tersebut

menunjukkan bahwa banyak hal yang dilakukan oleh peneliti kualitatif sebagai

instrumen, seperti menggambarkan temuan secara holistik, mengaanalisis,

melaporkan pandangan subjek penelitian dan bekerja sama dalam keadaan

alamiah dengan menggunakan bermacam metode. Untuk itu di dalam penelitian

ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif, deskriptif yang bersifat

naturalistik holistik terhadap Efektifitas Manajemen pembelajaran pendidikan

Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah (Studi Naturalistik di FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung) yang menjadi objek penelitian.

Proses penelusuran dengan melakukan pengamatan dan pengkajian

pengelolaan sistem yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini penulis mencoba

mengungkap fenomena secara alamiah, perspektif partisipan, membuat gambaran

nyata melalui studi deskriptif. Pendekatan inkuiri juga digunakan (inquiry

qualitative interactive), dimana peneliti berhadapan langsung dengan partisipan

dalam hal ini Efektifitas Manajemen pembelajaran Calon Guru Penjas Orkes

Sekolah Menengah (Studi Naturalistik di FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI) Bandung), para staf, dosen, mahasiswa dan masyarakat umum. Model

inkuiri menginformasikan desain penelitian ilmiah yang menjelaskan prosedur

mengadakan studi, bagaimana data diperoleh.

Lebih lanjut MCMillan dan Schumacher (2001: 30) menjelaskan, “ A

(21)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

describes the procedures for conducting the study, including when from whom,

and under what conditions the data will be obtained”. Demikian juga dengan

kajian pendapat yang ditemukan dalam buku “Qualitative Inquiry and Research,

Choosing Among Five Traditions”, oleh John W. Creswell (1998 : 15),

dikemukakan bahwa:

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyses words, reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural.

Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif ini mencoba memahami

kajian aplikasi teori dan merumuskan pemahaman terhadap fokus penelitian,

memahami bagaimana Efektifitas Manajemen pembelajaran Calon Guru Penjas

Orkes Sekolah Menengah (Studi naturalistik di FPOK Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) Bandung) yang ideal. Dan akan diperoleh aspek substansial dan

prosedural dalam Manajemen pembelajaran Calon Guru Penjas Orkes Sekolah

Menengah, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengembangan

Manajemen pembelajaran Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah yang

ideal berdasarkan hasil penelitian ini.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan komponen utama yang memiliki

kedudukan penting dalam suatu penelitian, karena di dalam subyek penelitian

inilah terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti. Dalam

(22)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

“sumber informasi”, yaitu responden yang terdiri dari warga belajar yang dapat

memberikan data tentang dirinya serta bagaimana pengalamannya yang berkaitan

dengan pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup hidup (life skills). Kedua,

“sumber informan”, yaitu sumber data lain yang dapat memberikan informasi

pelengkap tentang hal-hal yang tidak terungkap dari subyek penelitian, dan

sekaligus sebagai triangulasi untuk menjamin akurasi data. Informan ini terdiri

dari penyelenggara dan sumber belajar program pelatihan kecakapan hidup hidup.

Subyek penelitian dipilih secara purposif (sesuai dengan tujuan). Hal ini

berdasarkan pendapat Nasution (1988 : 11) yang menyatakan bahwa “metode

naturalistik tidak menggunakan sampling random atau acak, dan tidak pula

menggunakan populasi sampel yang banyak”. Sampel atau subyek penelitian

biasanya sedikit dan dipilih berdasarkan tujuan (purposive) penelitian.

Selain itu Lincoln dan Guba (1985 : 202) menyatakan bahwa penggunaan

purposive sampling adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan

tujuan peneliti. Sehubungan dengan itu maka tidak semua peserta dijadikan

subyek penelitian, melainkan dengan cara menentukan sampel penelitian secara

purposive, yaitu beberapa orang warga belajar.

Pada penelitian kualitatif pemilihan sampel bersifat sampel bertujuan.

Berkaitan dengan sampel bertujuan tersebut Lexi J. Moleong (1993 : 165-166)

mengemukakan ciri-ciri sampel bertujuan tersebut sebagai berikut :

1. Rancangan sampel yang muncul sampel tidak dapat ditentukan atau

ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan; tujuan memperoleh variasi

(23)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

satuan-satuan sampel dilakukan, jika satuan berikutnya dapat dipilih

untuk memperluas informasi yang telah diperoleh lebih dahulu.

Sehingga dapat dipertentangkan atau diisi, adanya kesenjangan

informasi yang ditemui darimana atau dari siapa dimulai, tidak menjadi

persoalan, tetapi bila hal itu terjadi sudah berjalan maka pemilihan

berikutnya bergantung pada keperluan peneliti.

3. Penyesuaian berkelanjutan dan sampel pada mulanya setiap sampel

dapat sama kegunaannya. Namun sesudah makin banyak informasi yang

masuk dan makin mengembang hipotesis kerja, akan ternyata bahwa

sampel makin diperoleh dasar fokus penelitian.

4. Penelitian berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Pada sampel

bertujuan seperti, ini jurnlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperkirakan. Jlka tidak ada

lagi informasi yang dapat dijaring, maka pemilihan sampelpun sudah

dapat diakhiri. Jadi kuncinya jika sudah mulai terjadi pengulangan

informasi maka pemilihan sampel harus dihentikan.

Untuk memperoleh informasi yang tuntas berkenan dengan Efektivitas

Manajemen pembelajaran pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah

Menengah sebagai sumber data pada penelitian ini, secara sistematis, terstruktur

dan proporsional diharapkan didapatkan jawaban akan pertanyaan-pertanyaan dan

rumusan masalah pada bab terdahulu. Subjek dari penelitian ini yang merupakan

sumber informasi adalah dekan fakultas FPOK UPI, Ketua Juruan FPOK UPI dan

mahasiswa FPOK UPI yang sudah melakukan kegiatan praktek ke

sekolah-sekolah.

Objek penelitian adalah tentang Efektivitas Manajemen pembelajaran

(24)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

rangka meningkatkan Kompetensi Guru Olahraga. Adapun lokasi tempat

penelitian dipilih sedemikian rupa, yang dianggap dapat mewakili karakter

pengelolaan Efektivitas Manajemen pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas

Orkes Sekolah Menengah di UPI.

Sumber data atau dalam penelitian kuantitatif sering dipakai dengan

istilah populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, demikian pendapat Sugiyono

(2007: 117). Dengan demikian populasi dapat berupa apa saja yang dapat

dijadikan sumber informasi yang membantu peneliti mengungkap fenomena

penelitian. Satu benda atau satu orang juga dapat dianggap populasi apabila

memiliki berbagai karakteristik. Sebagai contoh seseorang dapat diambil data

tentang : tipikal berbicara, disiplin, hobi, cara bergaul, gaya kepemimpinan.

Keterangan tersebut dapat kita jadikan populasi apabila kita meneliti tipe seorang

pemimpin. Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan adalah segala bentuk

informasi yang dapat dijadikan bahan penelitian tentang Efektifitas Manajemen

pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah menengah di FPOK

UPI.

Sebagai sumber data, maka ada primer dan ada data sekunder. Data

primer merupakan hasil wawancara peneliti dengan subyek penelitian yaitu dekan,

ketua jurusan, dosen dan mahasiswa FPOK UPI Bandung. Sedangkan data

sekunder berupa struktur organisasi, struktur program dan IPK mahasiswa FPOK

(25)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Definisi Operasional

1. Manajemen pembelajaran

Manajemen pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

kegiatan pendidikan suatu kegiatan yang mengarahkan orang-orang agar

melaksanakan aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan

evaluasi (Louis A. Allen, Parjudi Atmosudirjo, Luther Gulich dalam Hikmat,

2005).

2. Pengorganisasian program pengembangan pembelajaran Calon Guru

Yang dimaksud dengan pengorganisasian program pengembangan

pembelajaran adalah upaya-upaya pengembangan materi pembelajaran,

pengembangan metode pembelajaran, inovasi pengembangan metode

pembelajaran, implementasi pengembangan metode pembelajaran dalam

kegiatan belajar, bentuk dukungan organisasi dalam pengembangan materi

dan metode pembelajaran serta pengembangan kompetensi Calon Guru

Penjas Orkes yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

3. Efektifitas Manajemen pembelajaran

Efektifitas manajemen pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah hasil pengaplikasian manajemen pembelajaran dalam kegiatan

pembelajaran Calon Guru Penjas Orkes di FPOK UPI dengan indikator

(26)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran, pengembangan materi dan bahan

ajar dan pengembangan kompetensi mahasiswa secara optimal dlihat dari

wawasan, sikap dan psikomotor.

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Instrumen penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini

adalah peneliti sendiri. Artinya, peneliti berperan sebagai observer as participant.

Peneliti sebagai instrumen penelitian ini sangat menentukan kelancaran,

keberhasilan, hambatan atau kegagalan dalam upaya pengumpulan data. Berkaitan

dengan hal itu, Lexi J. Moleong (1993 : 102) mengemukakan bahwa peneliti

sebagai instrumen harus berupaya menerapkan rambu-rambu, yaitu peneliti harus

memahami latar belakang penelitian, mempersiapkan diri, meyakini hubungan di

lapangan dan melibatkan diri sambil mengumpulkan data. Dengan demikian

dalam penelitian ini, peneliti berupaya semaksimal mungkin memahami,

mendalami, dan menerapkan rambu-rambu yang telah dikemukakan tersebut agar

tujuan penelitian dapat dicapai secara maksimal.

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa dalam penelitian kualitatif,

peneliti adalah sebagai instrumen utama dan sekaligus sebagai perencana,

pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data serta sebagai pelapor. Proses

pengumpulan datanya mengutamakan perpektif emic, artinya mementingkan

pandangan subyek penelitian, yakni bagaimana mereka memandang dan

menafsirkan kehidupan dan pendiriannya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

(27)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sebagai sumber data triangulasi yang dapat dipertanggungjawabkan

keabsahannya.

Pelaksanaan penelitian mengenai Efektifitas Manajemen pembelajaran

Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah di FPOK UPI dengan

menggunakan pendekatan kualitatif ini, pada dasarnya merupakan suatu proses

penyelidikan dan dari sebuah penyelidikan akan dihimpun data-data utama dan

sekaligus data tambahannya. Lebih jelas Lexy J. Moleong (2007: 157)

mengemukakan, “kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber utama”. Sumber data utama dicatat melalui

catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto atau

film. Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, dan yang

mempengaruhi pada penelitian kualitatif antara lain:

1. Kualitas instrumen penelitian; berkenaan dengan validitas dan

reliabilitas instrumen, dan

2. Kualitas pengumpulan data; berkenaan dengan ketepatan cara-cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data demikian pendapat

Sugiyono (2007 : 193).

Pada penelitian ini, instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri

sehingga validasi dilakukan oleh peneliti sendiri. Pemahaman peneliti terhadap

metode penelitian, penguasaan wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti,

dan kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian secara akademik maupun

(28)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dilakukan dengan pendalaman melalui teori dan membaca sumber lain, atau

bahkan diskusi dengan narasumber ketika dilakukan studi pendahuluan.

Pengumpulan data pada penelitian ini mengutamakan rincian

kontekstual, sehingga menjadi satu kesatuan sistem. Pemilihan sampel sesuai

dengan tujuan penelitian, tidak menggunakan model statistik dan diarahkan pada

sampel studi kasus. Setiap informasi yang dijadikan data dicatat dan ditelusuri dan

selalu dikonfirmasi. Data yang diperoleh dari field masing-masing responden,

akan cepat dianalisis untuk mendapatkan makna, walaupun sifatnya masih

tentatif. Dalam konsep penelitian untuk disertasi, awal atau mula penelitian

ditentukan oleh apa yang akan diteliti, kemudian dilakukan pengumpulan dan

analisis data yang diperoleh.

Borg & Gall (2003: 585) mengemukakan; “Action research projects that

are carried out for a dissertation or course assignment may fit yhis pattern,

particularly because writing up the project tends to require the completion of a

activity and summary report of the result”. Berikut gambar bagan atau siklus

melakukan penelitian yang bersifat naturalistik, yang dikemukakan oleh Borg &

Gall.

(29)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Gambar 3.1

Bagan Siklus Penelitian Naturalistic (Borg & Gall 2001 : 585)

Dengan penjelasan di atas, penelitian ini mengggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, dengan melakukan studi kasus pada Efektivitas Manajemen

pembelajaran pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah di UPI.

Maka salah satu karakteristik dan kekuatan utama dari penelitian ini adalah

pemanfaatan berbagai sumber dan teknik penggunaan metode pengumpulan data

yang optimal. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2007: 193).

Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengumpulan data dari

sumber primer dan sumber sekunder, dengan teknik pengumpulan data:

wawancara (interview), studi dokumnetasi (arsip, catatan) dan pengamatan

langsung (observasi). Sebagai konsekuensi dari karakteristik penelitian ini semua

Collect Data

Analyze

&Interpret Data

Take Action Reflect

(30)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

teknik mengumpulkan data yang memungkinkan dan relevan dengan pertanyaan

penelitian akan digunakan.

a. Wawancara

Teknik pengambilan data dengan wawancara dilakukan dengan langsung

berhubungan dengan responden, wawancara dapat ditempuh secara langsung atau

melalui pembicaraan telepon atau melalui internet, dengan perkembangan ICT.

Teknik ini akan memperoleh data secara langsung, cepat dan ekonomis,

permasalahan akan langsung mengenai sasaran, penegasan maksud pertanyaan

dapat langsung diutarakan, teknik ini bersifat fleksibel, mudah menyesuaikan

dengan keadaan untuk diarahkan pada relevansi informasi. Untuk mendapatkan

data yang lebih akurat, dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara terstruktur,

dimana peneliti sebelumnya sudah mempersiapkan berbagai pertanyaan secara

terstruktur. Adakalanya dalam teknik pengambilan data dengan wawancara

dibuatkan pertanyaan-pertanyaan atau angket untuk melengkapi data yang

dibutuhkan, keuntungannya bila kemungkinan muncul pertanyaan yang

membingungkan dapat diperjelas dalam wawancara interaktif.

Pengumpulan data dengan ini adalah dengan melakukan wawancara pada

sumber yang diwawancarai, yaitu konseptor, pelaku, pengguna dan pakar yang

terkait dengan Efektifitas manajemen pembelajaran pendidikan Calon Guru

Penjas Orkes Sekolah Menengah. Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi

perorangan, cita-cita, gagasan, perasaan, motivasi, tuntutan, pendapat dan

kepedulian pada subjek penelitian tersebut terhadap konsep, teori, implementasi

(31)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

merekonstruksi perspektif dan gagasan para subjek penelitian sesuai dengan

pengalamannya masing-masing tentang pengembangan, pengolahan data dan

informasi dari hasil wawancara dimanfaatkan untuk mengembangkan informasi

yang sudah diperoleh atau untuk perubahan, verifikasi dan Efektifitas Manajemen

pembelajaran pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Sekolah Menengah di FPOK

UPI

Berdasarkan pemahaman atas teori yang dikemukakan para ahli,

disusunlah beberapa pertanyaan untuk memandu penelitian, selanjutnya pendapat

yang dikemukakan oleh Patton (1990: 280) bahwa pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan dalam penelitian naturalistik dapat mengikuti karakteristik sebagai

berikut:

1)Wawancara umum dengan pendekatan terarah (the general interview guide

approach), yaitu jenis wawancara yang menggariskan sejumlah isu yang

harus digali dari setiap responden sebelum wawancara dimulai.

Pertanyaan yang diajukan tidak perlu dalam urutan yang diatur terlebih

dahulu atau dengan kata-kata yang dipersiapkan. Panduan wawancara

memberikan ceklist selama wawancara untuk meyakinkan bahwa

topik-topik yang sesuai telah terakomodasi. Peneliti menyesuaikan baik urutan

pertanyaan maupun kata-kata untuk responden tertentu.

2) Wawancara percakapan informal (the informal conversation

interview) yaitu wawancara yang sepenuhnya didasarkan pada

(32)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

pada proses observasi partisipatif di lapangan. Pada saat yang

diwawancarai tidak diberitahu bahwa mereka sedang diwawancarai.

3)Wawancara terbuka yang baku (the standardized open-ended interview)

yaitu meliputi seperangkat pertanyaan yang secara seksama disusun

dengan maksud untuk menjaring informasi mengenai isu-isu yang sesuai

dengan urutan dan kata-kata yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara yang dijelaskan di atas

digunakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari subjek penelitian

dan informan sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan, berupa pengalaman,

pandangan, pendapat maupun anggapan. Pewawancara sendiri tidak banyak

melakukan intervensi dan mendesakkan pendapat sehingga informasi yang

diperoleh terjamin validitas dan kualitasnya.

b. Dokumentasi

Pengambilan data dengan studi dokumentasi dilakukan dengan cara

pengumpulan data secara dokumentasi, teknik ini dapat dilakukan dengan cara

mempelajari terlebih dahulu apakah sudah ada peneliti menggunakan data tersebut

untuk keperluan suatu topik penelitian, apakah topik yang akan diselidiki

sekarang mempunyai kemiripan. Studi dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,

baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh

kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian

yang sistematis, studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan

(33)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dilaporkan dalam penelitian. Dengan demikian ada gambaran pada bagian mana

saja yang menjadi stressing kajian yang perlu ada perbaikan atau perlu

mendapatkan penekanan.

Aktivitas pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan dengan teknik

dokumentasi ini, peneliti memanfaatkan sumber-sumber lain berupa catatan dan

dokumen yaitu non human resources. Kegiatan dengan teknik ini didukung teori

yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985: 276 – 277), yang

mengemukakan bahwa: “Catatan dan dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai

saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk pertanggungjawaban”.

Dalam penelitian dengan teknik pengumpulan informasi melalui

dokumentasi ini, peneliti mengumpulkan catatan dan dokumen yang dipandang

perlu untuk membantu analisis dan peneliti akan memanfaatkan sumber

kepustakaan berupa buku teks, makalah, jurnal, dokumen penjaringan data,

formulir, prosedur, hasil penelitian dan hasil print yang ada. Demikian juga

dengan dokumen-dokumen yang terkait dengan tugas dan fungsi lembaga, serta

rincian tugas pengolahan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber

informasi.

c. Observasi

Pengambilan data dengan teknik pengamatan langsung atau observasi

dilakukan untuk pengumpulan data, dimana penggunaan metode ini sangat

dipengaruhi oleh interestnya sang peneliti. Metode pengamatan langsung

(observasi) ini lebih banyak untuk mengetahui fenomena tingkah laku dan

(34)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

metode ini untuk mempertegas kepuasan akan informasi sistem yang telah

diperoleh, sehingga lebih akurat. Hal lain dalam waktu yang bersamaan peneliti

dapat dengan mudah mengambil responden yang mungkin dengan pertimbangan

khusus untuk mengambil tindakan mengganti atau mengulangi data yang telah

diperoleh, teknik ini banyak digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empiris

yang tampak.

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi sering digunakan pada

perilaku suatu sistem, perilaku sosial, proses kerja, juga objek-objek alam yang

respondennya dianggap kecil dan dapat mewakili objek penelitian. Selanjutnya

pendapat ahli yang diambil dari buku “Metode Penelitian Pendidikan”, yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2007:203) sebagai berikut: “Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitinya berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar”. Hal yang sama dikemukakan oleh Patton (1990:203) yang

menamakan “naturalistic observations” yang dilakukan di lapangan sebagai

sejumlah cara atau jenis metode untuk mengumpulkan data melalui observasi,

yaitu : “participant observation, field observation, qualitative observation, direct

observation, or field research”, walaupun setiap istilah ini tergantung pada

kondisi dan tujuan analisis kualitatif.

Banyak pemikiran dan pengertian teknik observasi yang dikemukakan

oleh para ahli, tapi yang jelas bahwa observasi adalah pengamatan terhadap suatu

objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

(35)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh alat yang ada pada diri si peneliti, secara

tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu melalui media visual, audiovisual

dan aneka multimedia, internet dan lain sebagainya. Bentuk multimedia dan

internet dalam penelitian kualitatif berfungsi sebagai alat bantu karena yang

sesungguhnya observasi adalah pengamatan langsung pada natural setting bukan

setting yang sudah dibentuk atau direkayasa.

Pengertian observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung

terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan

maknanya dalam upaya mengumpulkan data dan informasi penelitian. Melalui

pengalaman langsung merupakan alat yang ampuh untuk melaksanakan penelitian

dengan pendekatan kualitatif, menemukan grounded theory dan untuk menguji

suatu kebenaran.

Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji

kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan

aspek/kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti (Djam’an Satori

dan Aan Komariah 2009:105). Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan

secara langsung, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau objek

yang ada tidak luput dari perhatian dapat dilihat secara nyata. Semua kegiatan,

objek, serta kondisi penunjang yang ada dapat diamati dan dicatat. Observasi

dipandang sebagai nafas dari suatu penelitian, melalui observasi langsung peneliti

dapat memperoleh data yang diharapkan, tetapi peneliti harus menguasai objek

penelitian dan teknik observasi untuk penelitian terlebih dahulu sebelum

(36)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Secara konsep setiap orang dapat melakukan pengalaman dan

mengadakan pengamatan sepanjang hidup kita. Tetapi untuk keperluan penelitian

pengamatan perlu penguasaan dan teknik yang operasional, tentu butuh pelatihan.

Dapat disimpulkan bahwa, melalui observasi partisipatif, dimungkinkan peneliti

mendeskripsikan apa yang sedang terjadi, siap dan apa yang terlibat, kapan dan

dimana sesuatu itu terjadi, bagaimana mereka terjadi dan mengapa sesuatu itu

terjadi paling tidak dari sudut pandang partisipan ketika mereka melakukan

sesuatu dalam situasi tertentu.

Dengan mengkaji teori tentang penggunaan teknik wawancara ada

beberapa keuntungan yang diperoleh dengan observasi bagi peneliti sebagaimana

dikemukakan Patton (1990: 203-205), yaknik (1) bahwa dengan melaksanakan

pengamatan langsung, maka peneliti akan mempunyai pemahaman tentang

konteks yang lebih baik; (2) pengalaman akan mendorong peneliti bersikap

terbuka, berorientasi untuk menemukan sesuatu dan mendekati permasalahan

secara induktif; (3) peneliti mempunyai kesempatan melihat hal-hal yang

mungkin tidak disadari oleh partisipan dan pihak terkait; (4) peneliti dapat belajar

tentang hal-hal yang mungkin tidak ingin dibicarakan partisipan pada saat

wawancara terutama hal-hal yang sensitif; (5) peneliti memungkinkan berpindah

dari pendapat kebanyakan orang; dan (6) peneliti dapat mengakses pengetahuan

pribadi dan pengalaman langsung dengan bantuan memahami dan menafsirkan

apa yang sedang diteliti.

Dengan prinsip observasi partisipatif dalam penelitian naturalistik,

(37)

Andri Supriadi, 2012

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Pendidikan Calon Guru Penjas Orkes Di Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan (Fpok) Universitas Pendidikan Indonesia

(Upi) Bandunguniversitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

penelitian dalam konteks yang terkait dengan fokus masalah yang dapat diamati

secara langsung maupun tidak langsung. Dengan prinsip observasi partisipatif,

observasi dalam penelitian ini dilakukan pula pada saat wawancara berlangsung,

selain itu, dengan kemampuan peneliti dalam menangkap motivasi, kepercayaan,

kepedulian, terhadap Efektivitas Manajemen pembelajaran pendidikan Calon

Guru Olharaga Sekolah Menengah sebagai objek dan subjek yang sedang diteliti,

peneliti memungkinkan melihat sudut pandang subjek dalam menanggapi

dunianya, mengemukakan persepsi, menceritakan pengalamannya dan

harapan-harapan tentang pengembangan Kompetensi Guru Olahraga yang ideal, standar

dan sesuai kebutuhan di FPOK UPI.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur penelitian kualitatif menurut Moleong (1998 : 239) dan

Nasution (1991 : 3) meliputi tiga tahapan, yaitu : 1) tahap orientasi untuk

mendapatkan informasi tentang apa yang penting untuk ditemukan, 2) tahap

eksplorasi untuk menentukan sesuatu secara terfokus, dan 3) tahap member check

untuk mengecek temuan menurut prosedur dan memperoleh laporan akhir.

Tahapan penelitian yang dilalui sesuai pendapat di atas adalah sebagai

berikut :

1. Tahap Orientasi

Orientasi dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran

yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Kegiatan yang

Gambar

Gambar 3.1  Bagan Siklus Penelitian Naturalistic (Borg & Gall 2001 : 585)
Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data, (Sugiyono, 2007:92)
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dalam kurikulum mata pelajaran Penjas Orkes pada tahun 2006 atau yang biasa disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Pendidikan Jasmani Olahraga dan

2003, (Direktur Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam artikel :” Membangun Kemampuan Manajemen Pendidikan Melalui Pemanfaatan Teknologi

Dalam penelitian ini, penulis menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman tentang implementasi manajemen pendidikan dalam meningkatkan keunggulan

Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani.. olahraga dan kesehatan cenderung

Pengaruh peran kepemimpinan ketua program studi dan pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap akurasi formulasi rencana stratejik Universitas Pendidikan Indonesia1.

Uji validitas dan reabilitas tes keterampilan calon mahasiswa jalur SBMPTN tahun ajaran 2013/2014 di FPOK UPI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014, tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pendidikan

MANAJEMEN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JENJANG SMA NEGERI DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |