• Tidak ada hasil yang ditemukan

kd Tasik 1004114 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kd Tasik 1004114 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti memilih lokasi penelitian di SDN 2 Cintaraja, yaitu sebagai berikut :

a. Setelah melakukan studi pendahuluan di SDN 2 Cintaraja ditemukan fakta bahwa siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi.

b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi.

c. Lokasi tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Lalu Arikunto (2008, hlm. 173) menyebutkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh anggota dari suatu kelompok obyek atau subyek penelitian yang menempati suatu tempat dan ditetapkan peneliti untuk menjadi target yang akan dipelajari dan akan memberikan kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian.

(2)

2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

b. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Dalam proses penentuan sampel, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2012:124) “sampling Jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka sampel penelitian adalah semua siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

B. Desain Penelitian

Menurut Sukardi dalam Andri (2012, hlm. 28) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Menurut Sugiyono (2012, hlm. 108) “terdapat beberapa bentuk dalam desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu pre-eksperimen design, true-eksperimental design, factorial design, dan quasi eksperimental design.” Peneliti memilih desain penelitian pre-eksperimen

dengan jenis “one-group pre-test – post-test design”.

(3)

O1 X O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :

O1 = Hasil Pre-Test O2 = Hasil Post-Test X = Perlakuan

Dalam desain penelitian ini, observasi bertujuan untuk meengukur kemampuan siswa sebanyak 2 kali yakni observasi sebelum diberikan perlakuan (O1) yang biasa disebut dengan pre-test dan observasi sesudah diberikan perlakuan (O2) yang disebut post-test.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneliti memilih populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian yaitu keseluruhan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang.

2. Peneliti memberikan pre-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Pre-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi.

3. Peneliti memberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. 4. Peneliti memberikan post-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian dan telah diberikan perlakuan. Post-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi.

5. Peneliti melakukan uji statistik. C. Metode Penelitian

(4)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai

Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Terdapat berbagai jenis metode penelitian yang dapat digunakan. Seorang peneliti dapat memilih sebuah metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapainya. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap populasi atau sampel yang telah dipilih. Sehingga peneliti memilih jenis metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) metode penelitian eksperimen adalah “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Peneliti memilih metode eksperimen karena penelitian ini akan mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write. Model pembelajaran ini digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

(5)

sedangkan variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Definisi dari kedua variabel diatas adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran Think-Talk-Write

Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang dibangun melalui 3 tahapan yaitu berpikir, berbicara dan menulis. Model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari membuat siswa melakukan kegiatan berpikir setelah melakukan kegiatan membaca, tahap selanjutnya siswa berbicara atau berdiskusi dan berbagi ide dengan temannya sebelum siswa menulis. Kegiatan diskusi ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan kelompok yang terdiri dari 3-5 orang siswa yang heterogen. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi

Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah kemampuan siswa untuk memaparkan hasil pengamatan melalui panca inderanya dan dituangkan ke dalam sebuah karangan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm, 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, peneliti menggunakan instrumen tes.

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan data akhir dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Sebelum siswa

diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write siswa

(6)

berupa kemampuan untuk menulis sebuah karangan deskripsi. Teknik tes tersebut

dilakukan dengan cara 2 tahap, yaitu :

a. Pre-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan

sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diberi perlakuan dengan

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

b. Post-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan

setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan

akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi perlakuan dengan

menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi. Tes tulis berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi perlakuan (post-test). Bentuk tes yang diberikan dalam pre-test dan post-test berupa membuat sebuah karangan deskripsi dengan tema yang sama yaitu tema sekolah.

(7)

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006, hlm. 168) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Peneliti menggunakan teknik Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product Moment untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Analisis pengujian

instrument ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Koefesien korelasi item total dengan Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product Moment dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r hitung =

∑Y : Jumlah skor total (seluruh item) n : Jumlah responden

(8)

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Aspek Penilaian

No.

r hitung r tabel Keterangan

1 0,614 0,413 Valid

2 0,478 0,413 Valid

3 0,772 0,413 Valid

4 0,621 0,413 Valid

5 0,482 0,413 Valid

6 0,496 0,413 Valid

7 0,478 0,413 Valid

8 0,565 0,413 Valid

9 0,687 0,413 Valid

10 0,753 0,413 Valid

(9)

tanda baca didapatkan hasil rhitung 0,687 > rtabel 0,413. Dan yang terakhir aspek kesepuluh yaitu aspek kerapihan tulisan didapatkan hasil rhitung 0,753 > rtabel 0,413. Jadi sesuai dengan kriteria pengujian dengan teknik validitas Pearson Product Moment yaitu rhitung lebih besar dari rtabel (rtabel terlampir) keseluruhan aspek di atas dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen juga diperlukan untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa ”instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jadi uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui apakah instrumen akan tetap konsisten jika instrumen ini digunakan sebagai alat pengukuran beberapa kali. Uji reliabiltas instumen dilakukan untuk mendapatkan ketetapan dari intrumen sebagai alat pengumpul data.

Syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel adalah instrumen yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, maka diharapkan hasil penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.

Reliabilitas intrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas intrumen. Meskipun instrumen valid umumnya pasti reliabel, namun pengujian reliabilitas tetap perlu dilakukan karena bila intrumen digunakan beberapa kali sebagai alat pengukuran akan menghasilkan data yang sama. Tingkat reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dilakukan uji reliabilitas instrumen. Dalam uji reliabiltas instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach’s Alpha, peneliti menggunakan metode ini karena metode ini diasumsikan sangat cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala seperti instrumen yang digunakan peneliti.

Rumus reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha menurut Arikunto (dalam Priyatno, 2010, hlm. 98) adalah sebagai berikut :

(10)

Keterangan

r11 = Reliabilitas instrumen k = Jumlah item

∑ ́ = Jumlah varians skor tiap – tiap item. ́ = Varians total

Untuk mempermudah penghitungan dari uji reliabitas dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu dengan program SPSS 18. Dengan kriteria bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach

keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Hasil penghitungan pengujian reliabiltas yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,792 10

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada pada tabel Cronbach’s Alpha. bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted

memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Melalui penghitungan dengan bantuan program SPSS 18, peneliti mendapatkan hasil Alpha Cronbach sebesar 0,792.

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Item Soal Cronbach’s Alpha

if Item Deleted

Nilai Cronbach’s Alpha

Keterangan

1 0,771 0,792 Reliabel

2 0,785 0,792 Reliabel

(11)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

4 0,769 0,792 Reliabel

5 0,785 0,792 Reliabel

6 0,782 0,792 Reliabel

7 0,784 0,792 Reliabel

8 0,784 0,792 Reliabel

9 0,776 0,792 Reliabel

10 0,749 0,792 Reliabel

Dalam tabel 3.3 dipaparkan tentang hasil penghitungan Cronbach’s Alpha if Item Deleted. Setiap aspek dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha if

Item Deleted lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan. Dari

penghitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil jika aspek pertama dihilangkan, maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,771 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedua yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketiga yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,47 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keempat yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,769 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kelima yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keenam yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,782 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketujuh yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedelapan yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesembilan yang

(12)

Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesepuluh yang

dihilangkan maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi 0,749 lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Sehingga dapat diketahui

bahwa semua aspek penghitungan reliabel. Dikatakan reliabel karena setiap item pada kolom Cronbach’s Alpha if Item Deleted memberi nilai lebih rendah dari nilai Cronbach’s Alpha secara keseluruhan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Maman Abdurahman (2011, hlm. 38) “teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam penelitian ini peneliti memilih tes sebagai alat pengumpulan data karena sesuai dengan tujuan dan masalah dalam penelitian.

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” menurut Arikunto (2006, hlm. 192).

Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti memberikan tes yang berupa pre-test dan post-pre-test. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis

karangan deskripsi, peneliti memberikan pre-test sebelum melakukan suatu perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment), siswa diberikan post-test.

H. Teknik Analisis Data

Langkah yang ditempuh peneliti setelah mengumpulkan data adalah mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012, hlm. 335) menyatakan bahwa

(13)

Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik dan uji asumsi dasar. Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi.

1. Analisis Statistik

Setelah peneliti memperoleh data, langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Untuk mendeskripsikan data dari sampel dan mencari perbandingan rata-rata data sampel atau populasi dengan tanpa membuat kesimpulan, peneliti menggunakan statistik deskriptif .

Dalam proses analisis deskriptif, peneliti mengolah data dari setiap variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 18. Sebagai pedoman penentuan interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin. Adapun interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (2006, hlm. 65) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Interval Kategori

No. Interval Kategori

(14)

Keterangan :

Xideal = Skor maksimal ideal = Xideal

Sideal = ideal

Setelah peneliti melakukan analisis data dengan statistik deskriptif, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) “statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”.

2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas

Dalam Kariadinata dan Abdurahman (2012, hlm. 177) “uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data.” Jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa datanya berdistribusi normal maka digunakan metode parametrik, dan jika sebaliknya maka metode alternatif yang bisa digunakan adalah statistik non parametrik.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 18 pada uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui nilai signifikansi hasil uji normalitas yaitu dengan melihat nilai yang berada pada kolom Asymp. Sig. Taraf signifikansi uji adalah α = 0,05. Kriterianya, jika signifikansi yang diperoleh > α, maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi normal. Cara penghitungan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 127) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18.

2) Masukan nilai pre-test siswa pada program SPSS 18.

3) Klik menu Analyze, kemudian klik Nonparametric Test, klik Legacy Dialogs dan klik 1-Sample K-S.

(15)

5) Klik OK untuk melakukan uji normalitas pre-test siswa.

Setelah didapatkan hasil uji normalitas pre-test siswa, lakukan langkah yang sama untuk menguji normalitas post-test siswa dengan bantuan program SPSS 18.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi dari kedua data adalah sama atau tidak. Selain itu uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis paired t-test atau tes t untuk dua sampel yang saling berhubungan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 18 pada uji ANOVA.

Uji ANOVA merupakan pengujian dengan menganalisa varians. Secara harfiah ANOVA merupakan kependekan dari Analysis of variance atau dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan ANAVA ataun analisis varian. Terdapat 2 jenis uji ANOVA yang sering digunakan yaitu uji ANOVA satu arah dan uji ANOVA dua arah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji ANOVA satu arah yang digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang bersifat bebas satu sama lain.

Pada pengujian ini, hasil uji homogenitas dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikansi pada Sig. dalam tabel Test of Homogenity of Variance dengan taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Kriterianya, jika nilai

signifikansi pada kolom Sig. > 0,05 maka kedua variansi yang diuji adalah sama atau homogen, sedangkan jika nilai signifikansi pada kolom Sig. < 0,05 maka kedua variansi yang berbeda. Cara penghitungan uji ANOVA satu arah dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 91) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18.

2) Masukan nilai pre-test dan post-test pada kolom 1 dan masukan kode 1 untuk pre-test dan kode 2 untuk post-test.

3) Klik menu Analyze, klik Compare Means, klik One-Way ANOVA. 4) Masukan variabel pre-test dan post-test pada kotak Dependent List.

5) Masukan variabel kelompok 1,2 pada kotak Factor. Kotak Factor digunakan untuk memasukan data kategori. Lalu klik menu Options.

(16)

7) Klik menu Post Hoc…

8) Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak dialog utama.

9) Klik OK untuk memproses uji ANOVA satu arah. c. Uji Hipotesis

Setelah peneliti menguji data dengan uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilakukan uji hipotesis antara dua variabel yang berbeda, yaitu antara kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

Dalam penelitian ini jika data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik menggunakan uji Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan. Namun

apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik menggunakan Uji Wilcoxon. Untuk memudahkan penghitungan data, peneliti menggunakan bantuan

komputer dengan program SPSS 18. Cara penghitungan uji Paired T-Test dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 77) adalah sebagai berikut :

1) Buka program SPSS 18.

2) Masukan data nilai pre-test dan post-test siswa pada dua kolom yang berbeda. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Compare Means, klik Paired-Samples T

Test.

4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Variable1 dan masukan variabel nilai post-test pada kotak Variable2.

5) Klik OK untuk memproses. 1) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi

(17)

a) Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

b) Hipotesis alternatif (Ha)

Terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.

Setelah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut: H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2 Keterangan:

µ1 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan µ2 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.3 (Lanjutan)
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Dari perhitungan pembobotan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode AHP didapatkan rekomendasi prioritas pertama adalah pembuatan instruksi kerja tiap task

[r]

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Jika tingkat stres tejadi secara terus menerus tentunya sang calon ibu akan mengalami depresi, hal ini akan berakibat juga pada bayi yang ada di dalam perutnya, karena bayi

Adapun untuk pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, hanya terbatas pada moralitas dan sikap Perangkat Desa terhadap korupsi.. Berdasarkan latar belakang

[r]

“Terima kasih untuk semua ilmu, pengalaman dan bimbingan yang Ibu kasih ke saya selama ini, bagi sebagian orang Ibu berdua mungkin galak, tapi bagi saya cuma di Ibu

Dengan metode ini para pembuata masakan yang menggunakan bumbu instant praktis dan mau mengetahui bagaimana cara pembuatan bumbu dapur instant agar praktis di gunakan untuk memasak