• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Pelaksanaan Self Assessment system Dalam Keterkaitannya Dengan Tindakan Tax Evasion Pada KPP Pratama Bandung Cibeunying

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Pelaksanaan Self Assessment system Dalam Keterkaitannya Dengan Tindakan Tax Evasion Pada KPP Pratama Bandung Cibeunying"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Penelitian

! " #

! " # $

% & ' ( ) " # $ '

& *

+, " #

" - . /0 0#

(2)

! ! !

'

& &

2 /00+

) ( 3 (

( 4 5 "4 5# ( *

" 4 4#

" (#

3 / "( /

/006# 4

& 1 ( )

( )

( /00/

3 / 7 " 5* 8

(3)

:

2 -7

/008

3 9/, $ 4

2

3 7/, " / $

/008#

4

4 4 &

2

( " /9 2 /008#

.

4 ( ( & )

"( )# 3 /9

/00, /007 (

1 " #

/00, /007 ( 4 ;

& "% #

& " #

" #

" (# $

(4)

" & / /006#

&

2

2 /006

2 $ 3 /9

$ 4

" 4 # 3 9- 4

2 2

" /6 /006# 2

& &

& "% #

" /, $ /006#

(5)

3 ,98 /- 3 7/ /008

( &

/00+ /008 3 7/

3 7 " /0 /006#

! 4

5

& * &

! & (

& 4

% &

&

! 1

(6)

& &

! & !

" 4 3 /0 0< -0: -/#

2

*

& " #

: " 4 3 /0 0< 0/#

*

! % ( .

2 " #

(7)

&

% " % #

( " (# " /7 /008# 4

& "% # &

" & 8 . /0 0#

.

&

& =

4

4

: 4

"! ! * /,

/006#

& &

&

(8)

& 4 5

& $ &

&

!

68- !

( ! < # $

% " ! " #

/# $

" # % 9# $

% & -#

$

,# $ &

! & " 4 3 /006<66#

& &

(9)

& &

& ! %

( & &

4 ( 3 4

* # "/000# &

< #

% 4

# 4

%

# ' %

''

<

“Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Atas Pelaksanaan

Dalam Keterkaitannya Dengan Tindakan Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

(Kasus Pada 23 Wajib

(10)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

!

! <

$ %

/ %

9 %

- % (

, 4 & &

! 7 .

+ % (

8 &

6 4 &

0

1.2.2 Rumusan Masalah !

< &

4 5

/ 4

(11)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

$

!

1.3.2 Tujuan Penelitian

<

' &

4 5

/ ' 4

5

9 ' &

(12)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

! <

!

/ *

1 4

5 &

9 ;

1 !

1.4.2 Kegunaan Praktis

(13)
(14)

BAB II

KAJIA PUSTAKA, KERA GKA PEMIKIRA , DA HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Sistem Perpajakan 2.1.1.1 Pengertian Pajak

! " " # $ # # # "

" $ # " % & & " #' # #

& &" ( # # #

# " # " '" $ & & $ )!

* # & & * + $ ' " "

# " " # "

, ) -). / & & " & &

" # )

) %) 0 ) + ( & * & *) -) & 0 ' - &

& & 1 $

# $ (

& " #' # #

& &" # $ # # #

# & &" $ # & &)!

2 " & " " &

# " & " " #

# $ # # #' # $ #

" # $ " $ & (

(15)

2.1.1.2 Pengertian Sistem Perpajakan

2.1.1.3 Sistem Pemungutan Pajak

(16)
(17)

( & & & &"

Tarif PTKP Pajak Terutang (PT)

(18)

2.1.3 Kepatuhan Pajak

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Pajak

* % 7 & * + $ ; ,

& " & & &

" & $ )!

0 # & "

& $ # & $ & "

$ # " # $ # " )

2.1.3.2 Manfaat Kepatuhan Pajak

& # " $ # " " # %

& " # " & # # # " ) 2 #

% & # # #

" $ & & $ &

& ( $ # & ) * # " # "

& % $ # $ # & *

+ $ ; " # "

, &" " " * # &"

" * # &" # "

& " &" $ $ # "

& " 7 &

& 0? )

" / $ " ( " * & #

&" " 7)!

0 " " # $

& & $ & & # $ #

(19)
(20)

& ) - & & & $ # $

$ " # # & & " #

)

2 # # & & & # #

$ # $ & & ) #

& # & & " ) ?

# # $ " & #'& # A & A

& & # & &" $

# $ # " )

* " $ # # & ## )

$ & # & & &

# & &" $ & & # & &" $ $ &

$ # )

$ % $ # & # (

$ & # & $ (

& & # &" " & &" $

) - " " " " $ # &

$ & &" " # # & &" $ )

? $ $ # " & & " &

$ & % ) & # ## "

" $ # & $ # $

$ # & ) B $ # &

# & " & $ & &

(21)

B ## $ %

&" % & & # " &

&" $ ) &" " $ # & &" & $

" & & " $ ) &

# " & & &" # #

$ # " # $ " # ( $ )

0 # &" " % $ # ## & $ &

" $ # & # $ ) 8 "

# & # & $ " $ & # # " " # (

& # " & ( " " # "

$ ) $ # $ # #

# " # $ $ # ## )

* & & $ # "

& & & & $ #

& & # # ) 0 # & &

$ # " # # " (

" $ & & &" $ # " ) * & $ # "

& ( & & $ # % " # #

& & ) 6 & &" & $ & "

# $ # & &" # # )

* $ & $ # "

& $ & " # & # )

(22)

" ) * &" & $ # & $ # %

& # " " $ " $ # " '" C C

" & &" $ )

2.1.5 Hubungan terhadap

: # 3 & $ "

&

. $ $ ' & / $

$ & ' &

* $ + * $ +,

0 $ " " $

$ " $ # & # ## &

" & $ ) 2 # # #

6 $ # ## # & # #

" $ # # & % & )

2.2 Kerangka Pemikiran

D & & $ # & &

& ( & $ # " ) * & $ # &

& & # 6

0 ) * & & ( # " # $ "

& & ) "

" % # " # & ( & & " #

) - & # $ # & #

& # # $ $ ) * #

(23)
(24)
(25)

# "

" ) 0 ' # " &

" # " $ $ # " & &

& $ ) 6 & # "

& & ( " & ## )

2 " &

& # ( & ( #

" " # " & $ ##

& ) - # :)2) - 4 $ #

& # # " ( ) &

& $ # # & &" $ #

## )

0 & " ##

$ & $ # # " & ( "

" ) & & & #

$ # # ## $ " )

7 & & & &

" # $ "

" ) * ## " & $ " " $

-& B " # 6 $ #

# & $ & $ ) - "

(26)
(27)

' B & % & $ # 7 8

Penelitian Pemeriksaan Penyidikan

(28)

2 # &" # & # $ # #

$ ) 0 & ' "

& & " & & #

& & $ # " $ & # '

: & & * &"

$ # " * B ( #

& # $ )

& % # & #

& &" # $ # " $ " &

" ) ? # $ # & $

# # ( # & 0 ?

& &" & " & )

/ & "

& " # "

& # & $ # & ) * " $ "

" # # &

& # " & )

2 & # # & $

(29)

Gambar 2.3

Skema Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis

2 # & " & ( " & &

& & $ # & " $ " # "

“Persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan memiliki keterkaitan dengan tindakan

Sistem Perpajakan

Tax Law Tax Administration Tax Policy

Sistem Pemungutan Pajak

With Holding Tax Official

Assessment

Self

Assessment Tax Evasion

Hipotesis:

“Persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System memiliki keterkaitan dengan tindakan

tax evasion

a. Pemeriksaan perhitungan wajib pajak

b.Pengenaan sanksi

“Tax evasion decisions may depend on perceptions of the fairness of the tax system. If the argument goes, perceived tax equity strengthens the social norm against evasion, then

' Tidak menyampaikan SPT

' Menyampaikan SPT dengan tidak benar

' Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan NPWP atau Pengukuhan PKP

' Tidak menyetorkan pajak yang telah dipungut atau dipotong

(30)

30 3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2008:303) dalam bukunya menerangkan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek

penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan

hal%hal lain jika dianggap perlu”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian

digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek

penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi wajib pajak

orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system dan tindakan tax evasion

pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:5), metode penelitian bisnis adalah:

“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.”

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa metode penelitian

merupakan cara yang yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data untuk

memberikan solusi terhadap suatu kondisi yang bermasalah.

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan

(31)

yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan

yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2005:21) adalah sebagai

berikut: “Metode deskriptif adalah mteode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas.”

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah%masalah

yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan

dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lajut sesuai dengan teori%teori yang

telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

Sedangkan menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif

adalah sebagai berikut:

“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan

perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X

terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu

hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik, maka akan

diketahui hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Data

yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah%masalah dan sesuai

(32)

diproses lebih lanjut sesuai dengan teori%teori yang telah dipelajari, jadi dari data

tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan

dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik dan sistematis.

Moh. Nazir (2003:26) memaparkan bahwa desain penelitian adalah

“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Berdasar pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian

merupakan rencana penelitian yang dipakai peneliti sebagai pedoman melakukan

proses penelitian. Oleh karena itu, membuat desain penelitian sangat penting agar

dalam melaksanakan penelitian yang terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Proses penelitian menurut Sugiyono (2008:26) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan.

Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain

pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga

mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi

(33)

persepsi wajib pajak atas pelaksanaan Self Assessment System yang

menyulitkan dan juga berbagai tindakan Tax Evasion yang terjadi.

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya

melalui pengumpulan data. Berikut rumusan masalah:

1. Bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self

Assessment System pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.

2. Bagaimana tindakan Tax Evasion pada KPP Pratama Bandung

Cibeunying.

3. Bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self

Assessment System dalam keterkaitannya dengan tindakan Tax Evasion

pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis),

maka peneliti mengkaji teori%teori yang relevan dengan masalah pada variabel

Self Assessment System dan Tax Evasion. Selain itu penemuan penelitian

sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai bahan untuk memberikan

jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis

mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar

untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap

(34)

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan

didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara

empiris (faktual). Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah persepsi

wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System memiliki

keeterkaitan dengan tindakan tax evasion.

5. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan

verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah

pertama dan kedua, yaitu:

1) Bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self

Assessment System pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.

2) Bagaimana tindakan Tax Evasion pada KPP Pratama Bandung

Cibeunying.

Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah

ketiga, yaitu bagaimana persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan

Self Assessment System dalam keterkaitannya dengan tindakan Tax Evasion

pada KPP Pratama Bandung Cibeunying.

6. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berbentuk kuesioner.

Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen

penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Dimana

(35)

reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat

dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk

menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan

teknik statistik tertentu. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan

antara persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment

system (variabel X) dengan tindakan tax evasion (variabel Y) digunakan

korelasi pearson product moment, sedangkan untuk menguji adanya pengaruh

persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system

(variabel X) terhadap tindakan tax evasion (variabel Y) digunakan koefisien

determinasi.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah.

Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai

solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69)

sebagai berikut:

(36)

Variabel itu sendiri menurut Sugiyono (2008:59) adalah: “Suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Variabel%variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X).

Variabel independen adalah variabel yang tidak terikat oleh faktor%faktor

lain, tetapi mempunyai pengaruh terhadap variabel lain. Seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2008:59): “Variabel independen adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen.”

Variabel independen pada penelitian ini adalah persepsi wajib pajak

orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system.

2. Variabel Dependen (Y).

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Menurut Sugiyono (2008:59), variabel dependen adalah: “Variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

(37)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Nomor

kuesioner

(Siti Kurnia Rahayu: 2010, 101)

Ordinal

wajib pajak untuk lari atau menghindarkan

% Tidak menyampaikan SPT % Menyampaikan SPT dengan

tidak benar

% Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan NPWP atau Pengukuhan PKP

% Tidak menyetorkan pajak yang telah dipungut atau dipotong % Berusaha menyuap fiskus (M. Zain: 2008, 51)

Dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel menggunakan skala

ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indriantoro dan Bambang

(2002:98) adalah sebagai berikut: “Skala ordinal adalah skala pengukuran yang

tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct

(38)

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi

berupa nilai pada jawaban. Variabel%variabel tersebut diukur oleh instrumen

pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyatan%

pernyataan tipe skala likert.

Skala likert menurut Sugiyono (2008:132) adalah sebagai berikut: “Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus

menggambarkan, mendukung pernyataan (positif) atau tidak mendukung

pernyataan (negatif).

Tabel 3.2

Untuk Jawaban Kuesioner

Sumber: Sugiyono (2008:133)

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan

pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

Jawaban Responden Skor

Sangat Negatif 1

Negatif 2

Ragu%ragu 3

Positif 4

(39)

1. Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono (2008:115) yaitu “Wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah dalam penelitian. Yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini

adalah wajib pajak orang pribadi KPP Pratama Cibeunying yang menerima

SKPKB pada tahun 2009 berjumlah 52 orang.

2. Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh

akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.

Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa sampel yaitu: “Bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Penentuan pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan teknik

probabilitas sampling. Probabilitas Sampling menurut Sugiyono (2008:118)

adalah ”Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”

Adapun cara pengambilan sampel ini disajikan dengan cara simple random

sampling yang menurut Sugiyono (2008:118) adalah ”Pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

(40)

Keterangan:

n : Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel dalam penelitian ini di ambil nilai e = 5%.

n 2

n = 46 hasil pembulatan

Berdasarkan perhitungan di atas, sampel yang diambil penulis dalam

penelitian ini adalah sebanyak 46 responden dengan taraf kesalahan 5%. Untuk

mendapatkan data yang obyektif mengenai pelaksanaan self assessment system,

maka kuesioner akan diberikan kepada wajib pajak orang pribadi. Sedangkan

(41)

3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.4.1 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel untuk

mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti. Selain itu data primer

juga meliputi dokumen%dokumen perusahaan berupa sejarah perkembangan

perusahaan, struktur organisasi, dan data%data statistik mengenai jumlah pegawai

dan lain%lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti yang diungkapkan

oleh Sugiyono (2008:402) berikut ini, “Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil

penelitian yang berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber lain yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2008:402) sumber

sekunder adalah “sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data.”

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara

mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk

mendapatkan data primer (data yang diambil langsung dari perusahaan).

(42)

a. Metode pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang

sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam

penulisan laporan ini, penulis mengadakan pengamatan langsung di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh

dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak% pihak yang terkait

langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.

c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner

tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak dan petugas pajak,

dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar

pertanyaan tersebut.

2. Studi Pustaka (Library Research), merupakan data sekunder penelitian

yang dilakukan untuk menghimpun teori%teori, pendapat%pendapat yang

dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku%buku kepustakaan

serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam

rangka melakukan pembahasan.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,

terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik

yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk

(43)

penelitian, sehingga diperoleh item%item pertanyaan%pertanyaan yang layak untuk

digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.5 Teknik Penentuan Data

3.2.5.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008:3) valid adalah “Menunjukkan derajat ketepatan

antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti.”

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk

diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk

menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika,

yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total =

0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data

tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan

rumus korelasi pearson (r).

Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam

kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item.

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner.

Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa

(44)

masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing%masing variabel. Teknik

korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment.

Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas

dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 12.0

for windows dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya

sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2008:248)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson product moment

X = Persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan Self Assessment System Y = Tindakan Tax Evasion

n = Ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel

3.2.5.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2008:3) reliabiltas adalah “Derajat

konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.”

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Suatu alat

disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang

diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama

berarti tetap adanya toleransi perbedaan%perbedaan kecil diantara hasil beberapa

= ∑ − ∑ ∑

(45)

kali pengukuran. Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relatif konsisten.

Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian menggunakan teknik spearman

brown. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada

sejumlah subyek kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang

sama besar. Rumus Spearman Brown:

Sumber: Sugiyono (2008:186)

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

3.2.5.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 15

diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner kedua variabel seperti

dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Pelaksanaan Self Assessment System Butir Pertanyaan Indeks validitas Nilai Kritis Keterangan

(46)

Butir Pertanyaan Indeks validitas Nilai Kritis Keterangan

Koefisien Reliabilitas = 0,954

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Kuesioner Tindakan Tax Evasion Butir Pertanyaan Indeks validitas Nilai Kritis Keterangan

Item_1 0,768 0,30 Valid

Koefisien Reliabilitas = 0,792

Pada kedua tabel di atas dapat dilihat nilai indeks validitas setiap butir

pernyataan lebih besar dari nilai 0,30, artinya semua butir pertanyaan yang

diajukan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian. Koefisien

reliabilitas kedua variabel lebih besar dari 0,70 menunjukkan bahwa kuesioner

yang digunakan reliabel dalam mengungkap variabel yang sedang diteliti.

3.2.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

Agar penulis dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus

(47)

analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu penulis akan menentukan

metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan

merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis.

3.2.6.1 Rancangan Analisis

Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif dan Metode Verifikatif.

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk

penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data

dilapangan.

1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa

yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta%fakta yang ada untuk

selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk

memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk

menggambarkan bagaimana keterkaitan antara pelaksanaan self

assessment system dengan tindakan tax evasion.

2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini

digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap

variabel dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori

dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan

(48)

1. Analisis Kualitatif

Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan

pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif

digunakan untuk melihat faktor penyebab. Menurut Umi Narimawati (2007:83)

langkah%langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai

berikut:

“ 1. Setiap indikator/sub variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat jawaban setiap indikator diberi skor antara 1 sampai dengan 5.

2. Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel = jumlah skor dari seluruh skor indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel/sub variabel = rata%rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden juga digunakan statistik

seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel ataupun grafik dengan bantuan software Excell dan SPSS.”

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat

dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil

perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari

prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan

dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan

tampak seperti di bawah ini:

Sumber: Umi Narimawati (2007:83) Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang

telah diajukan

Skor aktual

% skor aktual = 100%

(49)

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual

o Persentase Skor Kategori Skor

1 20,00 – 36,00 Sangat Rendah/ Tidak Baik 2 36,01 – 52,00 Rendah/ Kurang Baik 3 52,01 – 68,00 Cukup Tinggi/ Cukup Baik 4 68,01 – 84,00 Tinggi/ Baik

5 84,01 % 100 Sangat Tinggi/ Sangat Baik Sumber: Umi Narimawati (2007:85)

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,

terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik

yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk

mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur

penelitian, sehingga diperoleh item+item pertanyaan/pernyataan yang layak untuk

digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

2. Analisis Kuantitatif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Dimana variabel X (persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self

assessment system) dan dipasangkan dengan data variabel Y (tindakan tax

evasion) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka

sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval

(50)

yang diselenggarakan Program Studi Akuntansi Unikom pada 8 April 2010,

langkah%langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu sebagai berikut:

1. Untuk setiap butir pernyataan tentukan berapa orang yang mendapat skor

1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

2. Setiap frekuensi dibagi banyak responden dan hasilnya disebut peroporsi

(P).

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga

diperoleh proporsi kumulatif (pk).

Pk1 = 0 + P1 Pk2 = P1 + Pk1 Pk3 = Pk1 + Pk2

4. Tentukan nilai batas untuk Z pada setiap pilihan jawaban.

5. Untuk setiap nilai Z tentukan nilai Density dengan rumus

2

6. Menghitung scale value (SV) untuk masing%masing responden dengan

rumus:

Density at Lower Limit = Densitas Batas Bawah

Density at Upper Limit = Densitas Batas Atas

Area at Below Upper Limit = Proporsi Kumulatif untuk pilihan jawaban

yang dicari

Area at Below Lower Limit = Proporsi Kumulatif untuk pilihan jawaban

(51)

= . ∑ − ∑ ∑ . ∑ − ∑

7. Merubah Scale Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing%masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh TransformedScaleValue (TSV).

Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam

penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu Microsoft Office

Excel 2007 (Analize). Hasil data yang telah dikonversi tersebut selanjutnya diolah

menggunakan analisis berikut:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel

dependent (Y). Dampak dari analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan

apakah naik dan menurunnya variabel dependent (tindakan tax evasion) dapat

dilakukan melalui menaikan dan menurunkan keadaan variabel independent

(persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system) atau

dengan meningkatkan keadaan variabel dependent (tindakan tax evasion) dapat

dilakukan dengan meningkatkan variabel independent (persepsi wajib pajak orang

pribadi atas pelaksanaan self assessment system). Dengan formulasi sebagai

(52)

Keterangan:

a = konstanta (nilai Y pada saat nol) b = koefisien regresi

n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = nilai variabel independent

Y = nilai varaibel dependent

2. Analisis Korelasi

Koefisien korelasi pearson digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya

hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) serta

mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa pada kenyataannya terdapat

hubungan antara pelaksanaan self assessment system terhadap tindakan tax

evasion. Dengan formulasi sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2008:248)

Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = variabel bebas (independent)

Y = variabel terikat (dependent)

Koefisien korelasi mempunyai nilai %1 ≤ r ≤ +1, dimana:

a. Apabila r ≤ +1, maka korelasi antara dua variabel dikatakan sangat

kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik

sebesar 1 atau sebaliknya.

= ∑ − ∑ ∑

(53)

b. Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau

tidak ada hubungan sama sekali.

c. Apabila r ≥ %1, maka korelasi antar kedua variabel sangat kuat dan

berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun

sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya maka penulis

menggunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,25 Korelasi sangat lemah (tidak ada) >0,25 – 0,5 Korelasi cukup

>0,5 – 0,75 Korelasi kuat >0,75 % 1 Korelasi sangat kuat

Sumber: Jonathan (2006:40)

3. Koefisien Determinasi

Dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan

koefisien determinasi atau yang sering disebut dengan koefisien penentu, karena

besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r²), sehingga koefisien ini

berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi pelaksanaan self assessment

system terhadap tindakan tax evasion, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Sumber: Jonathan (2006:42)

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

(54)

R Square (angka korelasi yang dikuadratkan) atau disebut juga sebagai

Koefisien Determinasi sebesar r2. Angka tersebut berarti bahwa sebesar r2 x

100%, tindakan Tax Evasion dipengaruhi oleh pelaksanaan Self Asessment

System. Sedang sisanya, yaitu 100%%( r2 x 100%) dipengaruhi oleh faktor%faktor

penyebab lainnya. Besarnya R square berkisar antara 0 – 1 yang berarti semakin

kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah.

Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel

semakin kuat.

3.2.6.2 Uji Hipotesis

Bentuk hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis

asosiatif, karena pada penelitian ini menanyakan hubungan dua variabel yaitu

variabel bebas dan variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2008:100) menjelaskan hipotesis asosiatif sebagai

berikut :“Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau

lebih.”

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari

kedua variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah korelasi antara persepsi wajib

pajak orang pribadi atas pelaksanaan self assessment system dan tindakan tax

evasion dengan menggunakan pengujian statistik. Langkah%langkah pengujian

hipotesis ini dimulai dengan menetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatif,

pemilihan tes statistik dan perhitungan nilai statistik, penetapan tingkat signifikan,

(55)

Langkah%langkah dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan Hipotesis

A. Hipotesis Penelitian

Ho: Tidak terdapat keterkaitan antara persepsi wajib pajak orang

pribadi atas pelaksanaan self assessment system dengan tindakan

tax evasion.

Ha: Terdapat keterkaitan antara persepsi wajib pajak orang pribadi atas

pelaksanaan self assessment system dengan tindakan tax evasion.

B. Hipotesis Statistik

Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian

diatas, maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk

uji statistiknya yaitu hipotesis nol (Ho) yang diformulasikan untuk

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis penulis yang

diformulasikan untuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut:

Ho : ρ = 0, persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self

assessment system (X) tidak memiliki keterkaitan yang

signifikan dengan tindakan tax evasion pada KPP

Pratama Bandung Cibeunying.

Ha : ρ ≠ 0, persepsi wajib pajak orang pribadi atas pelaksanaan self

assessment system (X) memiliki keterkaitan yang

signifikan dengan tindakan tax evasion pada KPP

(56)

2. Uji Statistik

Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi, maka dapat

menggunakan statistik uji t student dengan rumus sebagai berikut:

r √ n%2

r : koefisien korelasi n : jumlah sampel

Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis, Riduwan dan

Sunarto (2007:83) mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian

terhadap hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini:

“Kaidah pengujian:

Jika t hitung ≥ t table, maka tolak H0 artinya signifikan dan

t hitung ≤ t table, maka terima H0 artinya tidak signifikan.”

Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang

sudah tersedia secara umum, dengan ketentuan pencarian ½α = 0,025 dan

derajat kebebasan atau dk = (jumlah data – 2) atau 46%2 = 44.

3. Menggambar daerah penerimaan dan penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan

kriteria sebagai berikut :

• Jika t hitung ≥ t table maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Haditerima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

• Jika t hitung ≤ t table maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

(57)

• t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan

• t tabel; dicari didalam program Microsoft Office Excel 2007 dengan

ketentuan ½α = (½ x 5%) atau 0,025 dan dk = (jumlah data – 2) atau 46% 2=44, menggunakan formula sebagai berikut =TINV(0,025;44)

Gambar 3.1

UJi Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

4. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya.

Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak

(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan

(tidak signifikan). Kesimpulannya, berdasarkan persepsi wajib pajak orang

pribadi, pelaksanaan self assessment system berkaitan (tidak berkaitan) dengan

tindakan tax evasion. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (½α = 0,025), artinya

jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka

kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran

95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang

(58)

58

4.1 Hasil Penelitian

Setelah menjabarkan hal hal yang melatar belakangi penelitian, teori teori

yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan,

maka pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil

penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil kuesioner.

4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Cibeunying

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying merupakan unsur

pelaksana Direktorat Jendral Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan

operasional pelayanan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak

Langsung Lainnya. Umumnya dalam daerah wewenang berdasarkan kebijakan

teknis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak.

4.1.2 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

Sejarah pajak mula mula berasal dari negara Perancis pada zaman

pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada zamannya beliau terkenal dengan

nama “Cope Napoleon”.

Pada masa itu negara Belanda dijajah oleh negara Perancis. Sistem pajak

(59)

Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang pada saat itu dikenal

dengan “Oor Logs Overgangs Blasting” (Pajak Penghasilan). Konsep pajak itu kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia disaat Indonesia masih diduduki

tentara Jepang.

Maksud dari peralihan mengenai pajak ini merupakan suatu peraturan

yang dibuat untuk mempersiapkan bilamana dikemudian hari penjajah Jepang

ditarik kembali dari Indonesia.

Pemungutan pajak ini oleh pemerintah Belanda dilaksanakan oleh suatu

badan yaitu “Deinspetie van Vinancian”, yang kemudian diganti dengan nama “Zeinenbu” oleh pemerintah Jepang pada tanggal 15 maret 1942. Lima bulan kemudian, 15 Agustus 1942, nama tersebut diubah menjadi “Kantor Inspeksi

Keuangan” dan berkantor di Gedung Concordia (sekaarng Gedung Merdeka)

Jalan Asia Afrika. Pada tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi

Militer Belanda I, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Bandung

Selatan di Kabupaten Soreang, bersama sama dengan Tentara Keamanan Rakyat

berevakuasi.

Setelah Agresi Militer Belanda II menyerang lagi pada tanggal 19

Desember 1948, Kantor Inspeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke

Tasikmalaya. Bersamaan dengan kejadian tersebut, kekuasaan Republik Indonesia

terpecah menjadi dua yaitu:

1. Kelompok Coorporative, yaitu kelompok anti republik yang tidak ikut

(60)

2. Kelompok on Coorporative, yaitu kelompok anti NICA bersama sama

Republik Indonesia bergerilya didaerah kantong kantong yang tidak

dikuasai oleh Belanda.

Setelah berakhirnya Agresi Militer Belanda II, Kantor Inspeksi Keuangan

Bandung yang berada di Tasikmalaya dibubarkan dan kedudukannya

dikembalikan ke Bandung pada tanggal 17 Desember 1947. Kantor Inspeksi

Keuangan Bandung pada saat itu diserahterimakan oleh menteri yang pertama,

Bapak Safrudin Prawiranegara, dan kemudian menteri negara ini menunjuk Bapak

Sahid Koesoemosarminto sebagai kepala Kantor Inspeksi Keuangan Bandung

yang pertama, periode 1947 1950, berkantor di km “0” (Groofpostweg), saat ini di Jalan Asia Afrika Nomor 114 Bandung.

Sejak tahun 1968, Kantor Inspeksi Keuangan berganti nama menjadi

Kantor Inspeksi Pajak Bandung. Pada tanggal 1 Agustus 1980, Kantor Inspeksi

Pajak Bandung dibagi menjadi dua yakni Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat

dan Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur. Berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep 48/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari

1988 dibentuklah kantor baru yang diberi nama Kantor Inspeksi Bandung Tengah

beralamat di Jalan Purnawarman No.21 Bandung dengan Drs. Untung Rivai

sebagai kepala kantornya. Sejak berlakunya keputusan menteri keuangan tersebut

maka di Bandung dibagi atas tiga kantor inpeksi pajak, yakni :

1. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur

2. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah

(61)

Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

tanggal 23 Maret 1988 Nomor Kep 276/KMK/.01/1988, strukutr organisasi dan

tata kerja Direktorat Jendral Pajak di rombak dan berubah nama menjadi Kantor

Pelayanan Pajak (KPP). Dengan semakin pesatnya perkembangan wilayah, maka

dipandang perlu adanya pembagian wilayah kerja agar dapat dimaksimalisasi

penerimaan dari sektor pajak. Perkembangan terakhir pada bulan April 2002,

kantor pelayanan pajak di wilayah Bandung telah menjadi enam KPP yakni :

1. Kantor Pelayanan Pajak Bojonegara, Jalan Asia Afrika No.114

2. KPP Bandung Karees, Jalan Kiaracondong No.372

3. KPP Bandung Tegallega, Jalan Soekarno Hatta No.2116

4. KPP Bandung Cimahi, Jalan Raya Barat No.574

5. KPP Bandung Cibeunying, Jalan Purnawarman No.21

6. KPP Bandung Cicadas, Jalah Soekarno Hatta No. 78

4.1.3 Struktur Organisasi & Uraian Pekerjaan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Cibeunying

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying,

terdiri dari seksi seksi. Adapun pembagiannya terdiri atas:

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

2. Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Subbagian Umum.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

(62)

6. Seksi Penagihan.

7. Seksi Pemeriksaan.

8. Seksi Pengawasan dan konsultasi I, II, III, IV.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 tentang Struktur

Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying dipimpin oleh

seorang Kepala Kantor yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional

pelayanan perpajakan dalam daerah wewenangnya yang meliputi luas daerah

tempat kedudukan Wajib Pajak dan Pajak pada daerah tertentu berdasarkan

kebijaksanaan teknis yang diterapkan oleh Direktorat Jendral Pajak.

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying mempunyai

tugas mengawasi jalannya kegiatan operasional perpajakan yaitu Pajak

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

Pajak bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,

dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. Berdasarkan kebijakan teknis yang

dilakukan Direktorat Jendral Pajak, Membina karyawannya yang ada di

wilayah wewenang kekuasaannya, menerima laporan kerja dari setiap seksi

dan membuat kegiatan operasional Kantor Pelayanan Pajak wilayah jawa

(63)

2. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan masing masing berdasarkan peraturan perundang undangan

yang berlaku.

3. Sub Bagian Umum

Tugas Sub Bagian Tata Usaha adalah melakukan urusan tata usaha,

kepegawaian, keuangan dan rumah tangga. Bagian Tata Usaha dan

Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian

dan laporan. Bagian Keuangan mempunyai tugas mengurusi segala urusan

keuangan, sedangkan bagian Urusan Rumah Tangga mempunyai tugas

melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Tugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi adalah melakukan urusan

pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian potensi perpajakan serta

melakukan tugas ekstensifikasi wajib pajak. Bagian Sub Seksi Data Masukan

dan Keluaran mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha data masukan

dan data keluaran serta memeriksa kelengkapan dan kebenaran formal data

masukan dan data keluaran tersebut. Bagian Sub Seksi Pengolahan Data dan

penyajian Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan dan

penyajian informasi. Sedangkan pada Sub Seksi Penggalian Potensi Pajak dan

Ekstensifikasi Wajib Pajak mempunyai tugas melakukan urusan penggalian

potensi pajak dan mencari data untuk ekstensifikasi wajib pajak serta

(64)

5. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan adalah bertugas memberikan pelayanan terhadap Wajib

Pajak dengan melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum

perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan

dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,

penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak.

6. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang

pajak dan penagihan atas tunggakan wajib pajak. Seksi Penagihan terdiri dari

Sub Seksi Tata Usaha Piutang Pajak dan Sub Seksi Penagihan. Sub Seksi

Tata Usaha Piutang Pajak mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha

piutang dan tunggakan pajak, sementara Sub Seksi Penagihan mempunyai

tugas mempersiapkan teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa.

7. Seksi Pemeriksaan.

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pelaksanaan

pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan, aturan pemeriksaan, penerbitan, dan

penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan Pemerikasaan Pajak serta administrasi

perpajakan lainnya.

8. Seksi Pengawasan dan konsultasi I, II, III, IV.

Seksi Pengawasan dan konsultasi I, II, III, IV. Masing masing mempunyai

tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak,

bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan,

(65)

rekonsiliasi data dalam rangka melakukan intensifikasi, serta melakukan

evaluasi hasil banding.

9. Seksi Ekstensifikasi

Seksi Ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi

perpajakan, mencari dan menetapkan Wajib Pajak baru agar mempunyai NPWP,

Pendataan Objek dan subjek Pajak, penilaian objek Pajak, dan kegiatan

Ekstensifikasi Wajib Pajak perpajakan.

4.1.4 Aspek7Aspek Kegiatan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Cibeunying

Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying,

memberikan pelayanan publik dengan baik kepada Wajib Pajak, dengan

memenuhi semua kebutuhan Wajib Pajak untuk dalam melakukan pemenuhan

kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan prosedur dan tata

kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying,

aktivitas aktivitas yang dijalankan antara lain:

1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan

melalui prosedur yang mudah dan sistematis.

2. Melakukan kegiatan Operasional perpajakan di bidang pengolahan data

informasi, tata usaha perpajakan, pelayananan, penagihan, pengawasan dan

konsultasi, dan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.

3. Kegiatan pengawasan dan verifikasi atas pajak penghasilan maupun pajak

(66)

mencari, mengumpulkan, mengolah, data maupun, keterangan lain, dalam

rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan

kegiatan penata usahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan

perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan

pembayaran masa PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak tidak langsung

lainnya.

4. Mengadakan Kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan

dan memenuhi kewajiban perpajakanya.

4.1.5 Karakteristik Responden

Data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini diperoleh dari

kuesioner yang disebarkan kepada wajib pajak orang pribadi yang menerima

SKPKB di lingkungan KPP Pratama Cibeunying dengan jumlah responden

sebanyak 23 orang, hal ini disebabkan oleh sulitnya menemukan wajib pajak

orang pribadi yang menerima SKPKB di lapangan dengan waktu yang mendesak

juga. Kuesioner yang diberikan kepada wajib pajak adalah untuk menilai

pelaksanaan Self Assessment System sedangkan kuesioner mengenai tindakan tax

evasion diberikan kepada petugas pajak untuk menjaga keakuratan data.

Karakteristik responden dapat terjadi ketimpangan antara strata yang satu dengan

lainnya karena sebaran data yang memberikan peluang sama kepada semua

anggota populasi untuk menjadi sampel. Karakteristik responden dalam penelitian

(67)

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase %

Laki laki 17 73,91%

Perempuan 6 26,09%

Jumlah 23 100,00%

Sumber: Data primer yang diolah, Juli 2010

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa wajib pajak orang pribadi

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying yang terpilih sebagai

responden tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Data yang dipilih melalui

kuesioner yang diisi oleh responden menunjukan bahwa responden berjenis

kelamin laki laki sebesar 73,91%, sedangkan responden berjenis kelamin

perempuan sebesar 26,09%. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden adalah laki laki karena sebagian besar perempuan yang

sudah menikah, penghasilannya digabung dengan suami dalam satu NPWP.

2. Profil Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat

pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Profil Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase %

≤ 25 Tahun 0 0,00%

(68)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden WP OP yang

berusia dibawah 25 tahun sebanyak 0%, usia 26 30 tahun sebanyak 8,70%, usia

31 35 tahun sebanyak 26,09%, usia 36 40 tahun sebanyak 34,78%, diatas 40

tahun sebanyak 30,43%. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

berusia 36 40 tahun, hal ini dapat disebabkan karena mayoritas masyarakat yang

mempunyai penghasilan kena pajak berada pada usia produktif tersebut.

3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Usia Jumlah Responden Persentase %

SMA 1 4,35%

Sumber: Data primer yang diolah, Juli 2010

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden WP OP dengan

pendidikan terakhir SMA sebanyak 4,35%, pendidikan terakhir Diploma 3 (D3)

sebanyak 26,09%, pendidikan terakhir Strata 1 (S1) sebanyak 43,48%, pendidikan

terakhir Strata 2 (S2) sebanyak 21,74% dan Lain lain sebanyak 4,35%. Jadi dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir Strata 1 (S1), hal

ini kemungkinan karena karena masyarakat yang berpenghasilan cukup untuk

dikenakan pajak sebagian besar dari mereka yang berpendidikan terkahir S1

(69)

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan yang

diperoleh dari penyebaran angket pada responden sebagai sumber data dalam

penelitian. Angket terdiri dari 28 pertanyaan dengan perincian 17 pertanyaan

mengenai pelaksanaan Self Assessment System dan 11 pertanyaan tentang

tindakan tax evasion. Yang menjadi subyek penelitian adalah wajib pajak orang

pribadi yang menerima SKPKB.

Teknik analisis yang digunakan pada pengolahan data berupa analisis

kualitatif untuk menginterpretasikan hasil tanggapan responden melalui kuesioner.

Sedangkan untuk menguji kaitan antara pelaksanaan Self Assessment System

dengan tindakan tax evasion digunakan analisis kuantitatif.

4.2.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan sebagai alat untuk mengetahui kenyataan

yang terjadi mengenai variabel yang sedang diteliti. Pada penelitian ini terdapat

dua variabel yang diteliti, yaitu pelaksanaan Self Assessment System dan tindakan

tax evasion. Hasil tanggapan responden akan diuraikan melalui tabel frekuensi

dan persentase skor aktual tanggapan responden terhadap skor ideal. Melalui tabel

frekuensi akan terlihat tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan

pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dan melalui persentase skor tanggapan

responden akan dapat dilihat klasifikasi tanggapan responden sebagai representasi

seluruh responden.

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian yang diperoleh dengan

(70)

responden dimana untuk menetapkan peringkat dalam pelaksanaan Self

Assessment System dan tindakan tax evasion dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Skor aktual adalah skor jawaban yang diperoleh dari seluruh responden

atas kuesioner yang telah diajukan

b. Skor ideal adalah skor maksimum atau skor tertingi yang mungkin

diperoleh jika semua responden memilih jawaban dengan skor tertingi.

Dengan kriteria berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4.4

Kriteria Skor Jawaban Responden Berdasarkan Persentase Skor Aktual

o. % Jumlah Skor Kriteria

Sumber: Umi arimawati (2007:85)

4.2.1.1 Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi atas Pelaksanaan

Pada KPP Pratama Bandung Cibeunying

Sebanyak 17 butir pernyataan/pertanyaan diajukan kepada wajib pajak

orang pribadi untuk menilai bagaimana pelaksanaan Self Assessment System di KPP Pratama Bandung Cibeunying. Kuesioner terdiri dari 6 indikator, yaitu

mendaftar, menghitung, membayar, melapor, pelayanan fiskus dan pengawasan

Gambar

BaganGambar 2.1 ������������������������
Gambar 2.2 Diagram Pemeriksaan Pajak
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena keterbatasan kemampuan yang berbeda-beda, tidak sedikit orang yang lebih cenderung memilih jasa penyewaan mobil untuk mempercepat sistem kerja guna

Tujuan utama dari tugas akhir ini adalah menggunakan metode kendali yang baik agar robot bisa mendeteksi adanya cahaya dan dapat menghindari rintangan di depan

Adapun untuk pembatasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, hanya terbatas pada moralitas dan sikap Perangkat Desa terhadap korupsi.. Berdasarkan latar belakang

[r]

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Sahabat MQ/ SETELAH LEBIH dari 60 tahun berdiri/ Rektor UGM dinilai melakukan tindakan yang menjurus pada upaya pengebirian kehidupan demokrasi mahasiswa// Presiden Badan

Menurut Sugiyono (2013:59) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Karaktristik massa air perairan timur laut Teluk Bontang merupakan bagian wilayah Selat Makassar dan merupakan bagian dari lintasan massa air Samudera Pasifik dan ditambah