• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening Pada Dosen Tetap Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening Pada Dosen Tetap Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya."

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap

Organizational Citizenship

Behavior

(OCB) Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel

Intervening Pada Dosen Tetap Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

UIN Sunan Ampel Surabaya

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

NURIL AMIROTUS SA’DIYAH NIM: B04213022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nuril Amirotus Sa’diyah. 2017. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening Pada Dosen Tetap Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.Di bawahbimbinganDra. Imas Maesaroh, Dip.I,M-Lib., M.Lib., Ph.D.

Kata kunci: Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Organisasional Citizenship

Behavior.

Kepuasan kerja merupakan faktor penting bagi kesuksesan operasional Instansi. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja akan memiliki komitmen organisasional. Komitmen organisasional yang tinggi mampu menciptakan perilaku

organisasional citizenship behavior yang dapat meningkatkan produktivitas dan efektifitas Instansi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepuasan kerja terhadap organisasional citizenship behavior dengan komitmen organisasional sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan 38 dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.Analisis pada penelitian ini menggunakanPath Analysis.

Hasil penelitian membuktikan 4 hipotesis yang menunjukkan bahwa hipotesis pertama kepuasan kerja terhadaporganisasional citizenship behavior berpengaruh signifikan dengan p value0.000 dan nilai pengaruh 0.513, hipotesis kedua kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi berpengaruh signifikan dengan p

value 0.000 dan nilai pengaruh 0.625, hipotesis ketiga pengaruh komitmen organisasi terhadap organisasional citizenship behavior berpengaruh positif signifikan dengan pvalue 0.001 dan nilai pengaruh 0.495, dan hipotesis keempat presiksi peningkatan kepuasan kerja terhadap organisasional citizensip behavior

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS PENULISAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi konsep ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II: KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kerangka Teori 1. Kepuasan kerja a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 15

b. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja ... 16

c. Teori-Teori Kepuasan Kerja ... 18

d. Kepuasan Kerja dalam Pandangan Islam ... 21

2. Organisasional Citizenship Behavior a. PengertianOrganisasional Citizenship Behavior ... 24

b. DimensiOrganisasional Citizenship Behavior ... 25

(8)

3. Komitmen Organisasional

a. Pengertian Komitmen Organisasional ... 33

b. Dimensi Komitmen Organisasional ... 34

c. Komitmen Organisasional Menurut Pandangan Islam ... 35

C. Paradigma Penelitian 1. Hubungan Kepuasan Kerja TerhadapOrganisasional Citizenship39 2. Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi ... 40

3. Hubungan Komitmen Organisasi Terhadap Organisasional Citizenship Behavior... 41

4. Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Organisasional Citizenship BehaviorMelalui Komitmen Organisasi ... 42

D. Hipotesis ... 43

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 45

B. Lokasi Penelitian... 45

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi ... 46

2. Sampel dan Teknik Sampling ... 46

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 47

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data... 57

G. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data ... 59

H. Teknik Analisis Data... 67

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ... 73

2. Visi dan Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya... 77

3. Struktur Organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ... 78

(9)

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik ... 127

2. Uji Multikolnieritas ... 128

3. Uji Heteroskedastisitas ... 130

4. Regresi Linier Sederhana

a. Pengujuan Regresi Pengaruh Kepuasan Kerja

TerhadapOrganisasional Citizenship Behavior ... 131 b. Pengujuan Regresi Pengaruh Kepuasan Kerja

terhadap Komitmen Organisasional ... 136

c. Pengujian Regresi Pengaruh Komitmen Organisasi

terhadapOrganisasional Citizenship Behavior ...141 5. Menghitung Regresi Jalur ... 145

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organisasional

Citizenship Behavior ...147 2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen

Organisasional ... 150

3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap

Organisasional Citizenship Behavior ... 152 4. Presiksi peningkatan Kepuasan Kerja Terhadap

Organisasional Citizenship Behavior ...155

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 157

B. Saran ... 160

C. Keterbatasan Penelitian... 161

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian... 43

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian... 69

Gambar 4.1 Struktur Instansi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya... 78

Gambar 4.2Scatterplot... 130

Gambar 4.3 Paradigma Penelitian... 145

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Tabel 3.1 Hasil validitas variabel kepuasan kerja (x) Item-total statistics . 61

Tabel Tabel 3.2 Hasil validitas variabel organisasioanl citizenship behavor (y)

Item-total statistics ... 63

Tabel 3.3Hasil validitas variabel komitmen organisasi (z) Item-total statistics .... 65

Tabel 3.4Reliability statistics... 67

Tabel 4.1: Frekuensi Memiliki Kejelasan Tanggung Jawab... 80

Tabel 4.2: FrekuensiTugas atau Pekerjaan Yang Diberikan Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan... 80

Tebel 4.3 Tingkat kebebasan yang diberikan atasan dalam menyelesaikan pekerjaan ... 81

Tabel 4.4: Memiliki Dan Mendapat Tanggung Jawab Sesuai Wewenang Yang Diberikan... 82

Tabel 4.5: Memiliki Wewenang Bekerja Mandiri Secara Konsep Dan Metode ... 82

Tabel 4.6: Melakukan Hal Yang Tidak Bertentangan Dengan Prinsip... 83

Tabel 4.7 Jumlah remunerasi yang terima sesuai tanggung jawab ... 84

Tabel 4.8: Remunerasi Yang Terima Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 84

Tabel 4.9: Memiliki Kebijakan Remunerasi Lebih Baik Dari Rata-Rata ... 85

Tabel 4.10: Kompensasi yang diterima di luar gaji sesuai harapan... 86

Tabel 4.11: Remunerasi yang diterima sesuai dengan beban pekerjaan ... 87

Tabel 4.12: Instansimemberikan Kesempatan Kenaikan Pangkat Kepada Dosen Yang Berprestasi ... 87

Tabel 4.13: Instansi Memberikan Kenaikan Pangkat Secara Adil... 88

Tabel 4.14: Instansi Memberikan Jaminan Jenjang Karier Atau Kenaikan Pangkat Dimasa Depan ... 89

Tabel 4.15: Instansi Melaksanakan Kenaikan Jabatan Memperhatikan Tingkat Pendidikan... 90

Tabel 4.16: Atasan Objektif Dalam Memberikan Penilaian ... 91

Tabel 4.17: Atasan Memberikan Dukungan, Bimbingan, Pengarahan... 91

(12)

Tabel 4.19: Menjalin Kerja Sama Antar Rekan Kerja Atau Kelompok Dalam

Pekerjaan ... 93

Tabel 4.20: Kelompok Kerja Memberikan Dukungan, Nasehat, Saran, Bantuan Kepada Rekan Kerja ... 94

Tabel 4.21: Karyawan Menerapkan Keterbukaan Dalam Hubungan Kerja ... 94

Tabel 4.22: Rekan Kerja Siap Membantu Pekerjaan Rekan Kerja Lain... 95

Tabel 4.23: Ada Rasa Saling Pengertian Atas Pentingnya Hasil Kerja ... 96

Tabel 4. 24: Instansi Memperhatikan Keselamatan Kerja Karyawan... 97

Tabel 4.25: Keberhasilan Kerja Tetap Terjaga ... 97

Tabel 4.26: Tersedia Kelengkapan Peralatan Kerja... 98

Tabel 4.27: Merasa Senang Dengan Kondisi Lingkungan Kerja... 99

Tabel 4.28: Merasa Cocok Dengan Teman Kerja... 99

Tabel 4. 29: Menggantikan Rekan Tidak Masuk Kerja Atau Istirahat ... 100

Tabel 4.30: Membantu Pekerjaan Orang Lain Yang Overload Tanpa Diminta .... 101

Tabel 4.31: Meluangkan Waktu Untuk Membantu Berkaitan Dengan Permasalahan-Permasalahan Pekerjaan ... 102

Tabel 4.32: Membantu Ketika Karyawan Membutuhkan Bantuan ... 102

Tabel 4. 33: Membantu Rekan Baru Beradaptasi ... 103

Tabel 4.34: Bekerja Lembur Membantu Rekan Menyelesaikan Pekerjaannya Tanpa Imbalan ... 104

Tabel 4.35: Menghadiri Pertemuan-Pertemuan ... 104

Tabel 4.36: Bertanggung Jawab Terhadap Tugas Yang Diberikan ... 105

Tabel 4. 37: Datang Ke Kantor Tepat Waktu ... 106

Tabel 4. 38: Berkordinasi Dengan Rekan Kerja Menjalankan Tugas... 106

Tabel 4.39: Berperilaku Baik Menjaga Hubungan Baik Dengan Rekan Kerja ... 107

Tabel 4.40: Makan Siang Bersama Rekan Kerja Dan Berdiskusi ... 108

Tabel 4. 41: Memberikan Program Kenaikan Pangat Secara Adil ... 109

Tabel 4.42: Mengingatkan Rekan Kerja Agar Untuk Menyelesaikan Tugasnya .. 109

Tabel 4.43: Tidak Mengeluh Tentang Segala Sesuatu Yang Kurang Ideal ... 110

Tabel 4.44: Mengutamakan Kepentingan Instansi... 111

Tabel 4.45 Menerima segala kebijakan yang ditetapkan ... 111

(13)

Tabel 4.47 Susah beradaptasi terhadap perubahan ... 113

Tabel 4.48: Mempertimbangkan Hal-Hal Terbaik Demi Kemajuan Instansi ... 113

Tabel 4.49: Berpikiran Positif Terhadap Kebijakan ... 114

Tabel 4.50 Memiliki Semangat Dalam Mencapai Tujuan Instansi... 115

Tabel 4.51: Mampu Memimpin Tim Kerja... 115

Tabel 4.52: Merasa Senang Untuk Mengahabiskan Masa Karir Pada Instansi ... 116

Tabel 4. 53: Merasa Bahwa Masalah Organisasi Merupakan Masalahnya ... 117

Tabel 4.54:Merasa Manjadi Bagian Dari Keluarga Di Dalam Instansi ... 118

Tabel 4.55: Merasa Sulit Menyesuaikan Diri Dengan Organisasi Lain ... 118

Tabel 4.56: Senang Membicarakan Hal Positif Tentang Instansi ... 119

Tabel 4.57: Instansi Memiliki Arti Penting ... 120

Tabel 4.58: Memiliki Keterikatan Emosional Dengan Instansi ... 120

Tabel 4. 59: Memiliki Keterikatan Emosional... 121

Tabel 4.60: Diberi Kepercayaan Sepenuhnya Dalam Mengerjakan Tugas ... 122

Tabel 4.61: Diperlakukan Secara Adil... 122

Tabel 4.62: Loyalitas Pada Instansi Adalah Faktor Penting ... 123

Tabel 4.63: Berpindah Dari Satu Instansi Ke Instansi Adalah Suatu Hal Yang Melanggar Etika... 124

Tabel 4.64 Bukan hal yang benar jika keluar dari instansi karena ada tawaran yang lebih baik kerja... 124

Tabel 4.65: Ada Perasaan Takut Apabila Keluar Dari Instansi ... 125

Tabel 4.66: Imbalan Yang Peroleh Saat Ini Belum Tentu Sama Dengan Instansi Yang Lain... 126

Tabel 4.67:One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 127

Tabel 4.68 Coefficients ... 128

Tabel 4.69 Descriptive Statistics x-y ... 131

Tabel 4.70 Correlations x-y ... 131

Tabel 4.71 Variables Entered/Removedbx-y... 131

Tabel 4.72 Model Summary x-y ... 132

Tabel 4.73 ANOVAbx-y ... 132

Tabel 4.74 Coefficientsax-y... 132

(14)

Tabel 4.76 Descriptive Statistics x-z... 136

Tabel 4.77 Correlations x-z... 136

Tabel 4.78 Variables Entered/Removedbx-z ... 136

Tabel 4.79 Model Summary x-z ... 136

Tabel 4.80 ANOVAbx-z... 137

Tabel 4.81 Coefficientsax-z ... 137

Tabel 4.82 Descriptive Statistics z-y... 140

Tabel 4.83 Correlations z-y... 140

Tabel 4.84 Variables Entered/Removedbz-y ... 141

Tabel 4.85 Model Summary z-y ... 141

Tabel 4.86 ANOVAbz-y... 141

Tabel 4.87 Coefficientsaz-y ... 141

Tabel 4.88:--- ... 145

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini persaingan usaha dalam dunia bisnis

semakin kuat dan ketat. Oleh karena itu diperlukan manajemen yang

efisien dan efektif supaya organisasi tersebut mampu bersaing pada era

globalisasi. Globalisasi yang terjadi telah memberikan dampak yang

signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi telah

menyebabkan terjadinya pembahasan-pembahasan yang begitu cepat pada

dunia bisnis, sehingga menuntut organisasi untuk mampu beradaptasi,

mempunyai ketahanan, melakukan perubahan arah dengan cepat, dan

memusatkan perhatian kepada karyawan.

Organisasi yang mampu bertahan dan bersaing, menunjukkan

bahwa organisasi mampu mengelola sumber daya yang dimiliki oleh

organisasi. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek

penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi. Tidak dapat di

pungkiri, peran karyawan saat ini sangat besar dalam menentukan kinerja

organisasi. Keberhasilan organisasi tidak lepas dari hasil kerja keras dari

karyawan untuk menghasilkan output. Karyawan yang memiliki

kompetensi handal dan cakap akan membawa perubahan dalam organisasi,

atau menentukan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan perusahaan.

(16)

2

organisasi, akan menjadi kekuatan tersendiri yang bisa membuat

perusahaan maju”1.

Sumber daya manusia merupakan aset yang harus dipertahankan

dan dikelola dengan profesional oleh organisasi karena sumber daya

manusia merupakan aspek yang paling penting dalam suatu organiasai

dalam menunjang keberhasilan, eksistensi, dan kemajuan organisasi.

Menurut Simamora bahwa “Aset organisasi paling penting yang harus

dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah

aset manusia dalam organisasi tersebut”2. Di sisi lain sumber daya manusia

mempunyai peranan yang signifikan untuk membawa perusahaan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pengelolaan sumber daya

manusia secaraprofesional, diharapkan karyawan bekerja secara efektif

dan meningkatkan efisiensi.

Perilaku produktifitas karyawan yang mempengaruhi efektifitas

organisas adalah organisasional citizenship behavior (OCB).

Organizational Citizenship Behavior merupakan perilaku karyawan yang menguntungkan organisasi dan atau cenderung menguntungkan organisasi,

secara sukarela dan melebihi apa yang menjadi tuntutan peran3.Menurut

Organ dalam Titisaribahwa:

Organizational Citizenship Behavior merupakan perilaku yang berdasarkan kesukarelaan yang tidak dapat dipaksakan pada batas-batas pekerjaan dan tidak secara resmi menerima

1

Vania, Lidya. Et.al. Pengaruh Job Satisfaction terhadap organzational citizenship dengan organizational commitment sebagai variabael intervening pada rumah sakit pantai indah kapuk di Jakarta. Jurnal Manajemen vol. 11 No. 2. 2014. Hal 2

2

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ketiga, Cetakan Pertama. Yogykaarta: STIE YKPN. Hal 4

3

(17)

3

penghargaan tetapi mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan produktivitas dan keefektifan organisasi”4.

Untuk menciptakan perilaku produktifitas karyawan yang

mempengaruhi efektifitas organisasi, maka terlebih dahulu karyawan harus

mendapatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan bagian dari kepuasan hidup. Kepuasaan kerja memiliki hubungan langsung

dengan positive behavior pada pekerja5. Jika seseorang merasa puas

dengan pekerjaannya, maka dengan sendirinya akan terbentuk positive behavior sepertiorganisasional citizenship behavior. Hal ini merupakan faktor penting bagi kesuksesan operasioanal perusahaan. Apabila

seseorang memiliki kepuasan dalam pekerjaannya, maka ada

kecenderungan ia akan memperbaiki kehidupan kerjanya. Kepuasan kerja

merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara

banyaknya ganjaran yang diterima seseorang pekerja dan banyaknya

imbalan yang mereka seharusnya mereka terima6.

Karyawan yang memiliki kepuasan kerja akan memiliki loyalitas

yang kuat terhadap organisai. Bagi organisasi, mempertahankan karyawan

merupakan salah satu tantangan besar. Kegagalan dalam mempertahankan

tenaga profesional yang potensial untuk tetap tinggal bersama organisasi

akan menimbulkan biaya yang tinggi. Manfaat lainnya untuk

organisasiadalah adanya pengaruh pada tingkatan stabilitas kinerja

4

Titisari, Purnamie. 2014. Peran Organizational (OCB) Dalam Miningkatkan Kinerja Karyawan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Hal: 6

5

Mathis, R.L dan Jackson. 2011. Human Resource Manajement. Jakarta: Salemba Empat

6

(18)

4

perusahaan dengan wujud kontribusi yang positif bahkan lebih dari standar

penilaian karyawan.

Salah satu fakultas yangada di UIN Sunan Ampel Surabaya adalah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Dimana Fakultas Dakwah dan

Komunikasi ini menjadi sampel untuk penelitian yang dilakukan oleh

penulis. Peneliti memilih dosen FDK karena mempunyai visi menjadi

pusat pengembangan dakwah transformatif berbasis riset dan teknologi.

Dengan adanya visi tersebut dapat didukung dengan dosen-dosen yang

berkomitemen di bidangnya. Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Sunan

Ampel Surabaya menyadari bahwa untuk dapat bersaing di dunia

pendidikan maka harus ada peningkatan produktivitas dari dosen. Untuk

meningkatkan produktivitas dari dosen maka, diperlukan adanya perilaku

ekstra yang disebut dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Untuk menciptakan perilaku ekstra tersebut maka terlebih dahulu kepuasan

kerja karyawan harus dapat terwujud, karena kepuasan kerja karyawan

mempunyai pengaruh yang besar bagi kinerja karyawan dan kinerja

perusahaan secara umum. Sedangkan kepuasan kerja tiap karyawan

berbeda-beda.

Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada Dosen Tetap Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

(19)

5

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organisazional Citizenship Behavior (OCB) Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ?

2. Apakah ada pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi

pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi ?

3. Apakah ada pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya?

4. Berapakah nilai hubungan Kepuasan Kerja terhadap Organisazional Citizenship Behavior (OCB) pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya ?

5. Berapakah nilai hubungan Kepuasan Kerja terhdap Komitmen

Organisasi pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Sunan Ampel Surabaya ?

6. Berapakah nilai hubungan Komitmen Organisasi terhadap

Organizartional Citizenship Behavior (OCB) pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya?

7. Berdasarkan analisa regresi, apakah kepuasan kerja dapat memprediksi

(20)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepuasan Kerja terhadap

Organisazional Citizenship Behavior (OCB) Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepuasan Kerja terhadap

Komitmen Organisasi pada Dosen di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Komitmen Organisasi

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

4. Untuk mengetahui berapa besar nilai hubungan Kepuasan Kerja

terhadap Organisazional Citizenship Behavior (OCB) pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

5. Untuk mengetahui berapa besar nilai hubungan Kepuasan Kerja

terhadap Komitmen Organisasi pada Dosen di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

6. Untuk mengetahui berapa besar nilai hubungan Komitmen Organisasi

terhadap Organizartional Citizenship Behavior (OCB) pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

7. Untuk mengetahui analisa regresi, kepuasan kerja dapat memprediksi

(21)

7

D. Manfaat Penelitian

Penulis menginginkan bahwa kajian ini bisa membantu

memperkaya wawasan keilmuan terkait perilaku kepuasan kerja,

organisational citizenship behavior serta komitmen kerja, secara teoritis maupun secara praktis,oleh karena itu, penelitian ini amat penting

dilakukan sebab memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang

berhubungan dengan bidangkepuasan kerja, organizational citizenship behavior, komitmen organisasi dan keterkaitan antara ketiganya.

b. Menjadi bahan masukan untuk keperluan pengembangan ilmu bagi

pihak-pihak tertentu dalam menggunakan skripsi ini menjadi acuan

penelitian lanjutan terhadap obyek sejenis atau aspek lainya yang

belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada Dekan dan Dosen Fakultas Dakwah

dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,

pada khususnya, agar meningkatkan kemampuannya baik secara

teoritis maupun praktis dalam meningkatkan organizational citizenship behaviordan komitmen organisasi

b. Menambah wawasan bagi praktisi pendidikan bahwa meningkatkan

(22)

8

beberapa faktor, diantaranya adalah kepuasan kerja dan komitmen

organisasi.

E. Definisi Operasional

a. Kepuasan Kerja (X)

Menurut Robbins kepuasan kerja adalah kumpulan

perasaan terhadap pekerjaan yang dimiliki oleh seorang karyawan7.

Ada lima dimensi kepuasan kerja menurut Robbins8yaitu:

1) Job it self(Pekerjaan itu Sendiri)

Unsur ini menjelaskan pandangan karyawan mengenai pekerjaannya sebagai pekerjaan yang menarik, melalui pekerjaan tersebut karyawan memperoleh kesempatan untuk belajar.

2) Supervision(Pengawasan)

Tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi kepemimpinan, yaitu usaha mempengaruhi kegiatan bawahan melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan organisasi.

3) Pay(Imbalan)

Para karyawan yang menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.

4) Promotion(Kesempatan Kerja)

Promosi adalah Proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab, dan wewenang lebih tinggi daripada jabatan yang diduduki sebelumnya. Melalui promosi, perusahaan akan memperoleh kestabilan dan moral karyawan akan lebih terjamin.

7

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Halida. Edisi Kelima, Jakarta :Penerbit Erlangga

8

(23)

9

5) Co-Workers(Rekan Kerja)

Rekan kerja yang bersahabat, kerjasama rekan sekerja atau kelompok kerja adalah sumber kepuasan kerja bagi pekerja secara individual. Sementara kelompok kerja dapat memberikan dukungan, nasehat atau saran, dan bantuan kepada sesama rekan kerja.

b. Organizational Citizenship Behavior (Y)

Menurut Organ dalam SantosoOrganizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku-perilaku yang dilakukan oleh anggota organisasi/karyawan yang tidak secara tegas diberi

penghargaan apabila mereka melakukannya dan juga tidak akan

diberi hukuman apabila mereka tidak melakukannya, tidak

merupakan bagian dari deskripsi pekerjaan yang dimiliki oleh

karyawan, dan merupakan perilaku karyawan yang tidak

membutuhkan latihan terlebih dahulu untuk melaksanakannya9.

Menurut Organ yang dikutip Santoso10:

1) Altruism

Altruism yaitu perilaku membantu rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, misalnya bersedia secara sukarela membantu rekan kerja yang kurang paham dan rekan kerja baru, membantu rekan kerja yang mendapat pekerjaan

overload,mengerjakan pekerjaan rekan kerja yang tidak masuk tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional.

2) Courtesy

Courtesy yaitu perilaku mencegah terjadinya masalah yang berkaitan dengan hubungan pekerjaan, misalnya karyawan mampu mempertimbangkan segala dampak dari apa yang

9

Titisari, Purnamie. 2014. Peran Organizational (OCB) Dalam Miningkatkan Kinerja Karyawan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Hal.25

10

(24)

10

dilakukannya terhadap rekan kerja yang lain yang berkaitan dengan hubungan pekerjaan itu.

3) Civic Virtue

Civic Virtue yaitu perilaku bertanggung jawab untuk berpatisipasi dalam aktivitas kehidupan perusahaan, misalnya menghadiri pertemuan yang tidak diperlukan bagi dirinya tetapi bermanfaat bagi perusahaan, bersedia mengikuti atau mentaati perubahan-perubahan yang terjadi dalam perusahaan, memiliki inisiatif untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

4) Conscientiousness

Conscientiousness yaitu dedikasi untuk bekerja dan mencapai hasil diatas standar yang ditetapkan, misalnya bekerja sepanjang hari, tidak membuang-buang waktu, mentaati semua peraturan perusahaan, secara sukarela bersedia melakukan pekerjaan yang tidak menjadi tanggung jawabnya.

5) Sportmanship

Sportmanship yaitu perilaku menerima kondisi atau keadaan yang tidak menyenangkan dan kurang ideal, misalnya tidak suka mengeluh secara picik dan tidak suka melalaikan realitas.

c. Komitmen Organisasi (Z)

Menurut Naavi dalam Bagus komitmen organisasional

adalah keyakinan dalam diri anggota organiasasi dalam mencapai

tujuan dan nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk mengerahkan

usaha yang dilakukan atas nama organisasi, dan keinginan yang

pasti untuk mempertahankan keanggotaan organisasi11. Komitmen

organisasional dapat dilihat dari sikap penerimaan dan keyakinan

yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan suatu organisasi. Menurut

Sunardi,“Komitmen merupakan faktor pendorong yang kuat untuk

mempertahankan kenggotaan dalam organisasi demi tercapainya

11

(25)

11

tujuan organisasi”12.Allen & Meyer dalam Santoso

mengembangkan tiga bentuk dasar dari komitmen organisasi13,

yaitu :

1) Komitmen Afektif (Affective Commitment)

Komitmen afektif adalah kekuatan hasrat karyawan untuk bekerja pada organisasi karena setuju dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi .

2) Continuance Commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi.

3) Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan runtutan dan sekaligus

kerangka berfikir dalam penulisan penelitian. Agar lebih mudah

memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan

antara lain

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini disajikan dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui

secara jelas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan dalam

penelitian ini.

12

Suwardi dan Utomo, Joko. 2011. Pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja, dan komitmen

organisasional terhadap kinerja pegawai.Analisis Manajemen.Vol. 5. No. 1. pp. 75-86

13

(26)

12

BAB II : KERANGKA TEORITIK

Pada bab ini berisikan tentang kajian pustaka, yang meliputi:

Kepuasan Kerja, Organisasional Citizenship Behavor dan Komitmen Organisasi.

BAB II: METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas secara detail mengenai metode yang

digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari pendekatan dan jenis

penelitian, tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, serta teknik validitas/keabsahan

data. Pembahasan ini sengaja disajikan untuk memberikan gambaran

secara utuh mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini. Sehingga hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjawab

rumusan masalah yang telah dirancang/formulasikan pada sub bab

rumusan masalah diatas.

BAB IV: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi

penelitian yaitu pada Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Sunan Ampel Surabaya, serta hasil penelitian sesuai dengan yang ada

dilapangan. Analisis data merupakan mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jens responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajian data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan14.

14

(27)

13

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini berisi penutup yang menjelaskan tentang

(28)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang sebelumnya dilakukan berjudul “Pengaruh Kepuasan

Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan Komitmen Organisational sebagai Variabel intervening pada karyawan

PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang” oleh Ahmad Aji

Kurniawan mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya, jenis

penelitian yaitu penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini membahas pengaruh hubungan dari kepuasan kerja

terhadap organizational citizenship behavior dengan komitmen organizational sebagai variabel intervening. Dengan hasil

penelitiannya yang menyebutkan bahwa ternyata kepuasam kerja

memiliki pengaruh signifikan terhadap organizational dan berpengaruh

positif. Adapun perbedaannya dengan penelitian ini adalah terletak

pada objek yang diteliti yaitu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Sunan Ampel Surabaya dan penelitian ini tidak menggunakan

variabel intervening15.

2. Penelitian yang kedua “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai Dinas

Kepemudaan Dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur” oleh Rachman

15

(29)

15

Adi Giri Persada mahasiswa Universitas Airlangga, jenis penelitian

yaitu penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

membahas pengaruh hubungan dari kepuasan kerja terhadap

organizational citizenship behavior dengan komitmen organizational sebagai variabel intervening. Dengan hasil penelitian menyebutkan

bahwa kepuasankerja berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) melalui komitmen organisasional secara parsial pada pegawai Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi

Jawa Timur. Adapun perbedaannya dengan penelitian ini adalah

terletak pada objek yang diteliti yaitu Dosen Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya dan penelitian ini tidak

menggunakan variabel intervening16.

B. Kerangka Teori

1. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

individu. setiap individu memiliki tingkat kepuasan kerja yang

berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.

Maulana dalam Lingga menyatakan bahwa kepuasan kerja

merupakan suatu sikap yang dimiliki individu mengenai

pekerjaannya yang didasarkan pada faktor lingkungan kerja seperti

16

Adi, Rahman. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja TerhadapOrganizational Citizenship Behavior

(30)

16

gaya kepemiminan, kebijakan dan prosuder, aplikasi kecocokan

kerja, kondisi kerja, dan tunjangan17. Robbins dan Jugle dalam Ni

Luh mendefinisikan kepuasan kerja sebagai:

“sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya, selanjutnya dijelaskan pula bahwa seseorang dengan kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan itu, sebaliknya seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu”18.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya yang didasarkan pada kondisi lingkungan

kerja yang dapat ditunjukkan melalui sikapnya terhadap perkerjaan

itu. Dengan kepuasan kerja yang tinggi, diharapkan kemampuan

karyawan dalam melaksanakan tugasnya juga akan meningkat.

b. Faktor-Faktor Kepuasan Kerja

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

pegawai. Menurut Smith et al dalam Luthans19 terdapat enam

faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:

1) Pekerjaan itu sendiri

Pekerjaan itu sendiri adalah pekerjaan yang dihadapi

sehari-hari, apakah menyenangkan, sesuai dengan pendidikan,

17

Sakti, Lingga. Et.al. 2014. Pengaruh Motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior pegawai RRI Yogyakarta. Jurnal Fakultas Ekonomi. Hal 3

18

Putu, Ni luh. Et. Al. 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organizational citizenship behavior dengan komitmen organisasi sebagai variabel mediasi. E-jurnal Manajemen Unud, Vo. 5 No. 9.

19

(31)

17

sesuai dengan kemampuan dan sesuai dengan pengalaman

termasuk lingkungan kerja dan keamanan kerja untuk

mendukung kerja karyawan. Pekerjaan seseorang berpengaruh

terhadap kepuasan kerja yaitu sejauh mana pekerjaan tersebut

menarik minat seseorang untuk bekerja dan memberikan

kesempatan pelajar kepada karyawan.

2) Gaji dan Tunjangan

Gaji adalah suatu penghargaan dari energi karyawan

yang diberikan dalam bentuk uang. Untuk mendapatkan

kepuasan kerja pada umumnya, karyawan menginginkan gaji

yang adil dan fair.Artinya adalah ada kesesuaian antara gaji

dengan tuntutan pekerjaan, skill atau ketrampilan, latar

belakang pendidikan, dan senioritas yang di miliki oleh

karyawan. Selain itu karyawan akan merasa puas terhadap gaji

yang diterima jika perusahaan memberikan gaji sesuai dengan

strandar atau sama dengan karyawanperusahaan lain yang

bergerak di bidang yang sama dengan posisi jabatan yang

sama.

3) Promosi

Promosi adalah salah satu jenis penghargaan yang

diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang berprestasi.

Promisi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan

ke jabatan lain yang lebih tinngi. Dengan demikian promosi

(32)

18

lebih tinggi daripada jabatan yang diduduki sebelumnya.

Melalui promosi, perusahaan akan memperoleh kestabilan dan

moral karyawanpun akan lebih terjamin.

4) Supervision(Pengawasan)

Tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dengan

fungsi kepemimpinan, yaitu usaha mempengaruhi kegiatan

bawahan melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan

tertentu yang ditetapkan organisasi.

5) Co-Workers(Rekan Kerja)

Rekan kerja yang bersahabat, kerjasama rekan sekerja

atau kelompok kerja adalah sumber kepuasan kerja bagi

pekerja secara individual. Sementara kelompok kerja dapat

memberikan dukungan, nasehat atau saran, bantuan kepada

sesama rekan kerja.

c. Teori-Teori Kepuasan Kerja

Bebarapa teori-teori yang umum digunakan yaitu:

1) Teori Hirarki Kebutuhan

Menurut Maslow seperti yang dikutipoleh Munandar “kondisi

manusia berada dalam kondisi mengejar yang

berkeseimbangan. Artinya, jika suatu kebutuhan di penuhi

langsung, kebutuhan tersebut di ganti oleh kebutuhan lain20”.

Disini dapat dilihat bahwa kebutuhan hidup suatu individu

20

(33)

19

berdasarkan apa yang diinginkan dan apa yang dikejar.

Menurut Maslow yang di kutip dari Robbins ada lima

kelompok kebutuhan yaitu21:

(a) Kebutuhan Fisiologis

Meliputi rasalapar, haus, seksual, berlindung dan kebutuhan fisik lainnya.

(b) Kebutuhan Rasa Aman

Rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional. (c) Kebutuhan sosial

Rasa kasih sayang, penerimaan, persahabatan dan kepemilikan

(d) Kebutuhan Harga Diri

(1) Mencakup faktor-faktor internal, seperti kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi.

(2) Mencakup faktor-faktor eksternal, seperti kebutuhan yang mencakup reputasi seperti kebutuhan untuk diakui, harga dan dihormati oleh orang lain.

(e) Kebutuhan Aktualisasi diri

Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri.

2) Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Porter dan

dijelaskan oleh Locke tahun 1969. Inti dari teori ini adalah

“bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung pada perbedaan (Discrepancy) antara should be (expectation, needs atau values) dengan apa yang telah diperoleh dari pekerjaan. Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan didefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seseorang pada suatu saat22”.

Dengan demikian seseorang persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah terpenuhi.

21

Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hal: 110

22

(34)

20

3) Teori keadilan (Equity Theory)

Teori ini dikutip oleh Wexly dan Yuki yang telah

dikembangkan oleh Adam Smith, mempunyai tiga komponen

utama yaitu23:

(a) input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalama, kecakapan, usaha yang dicurahkan, jumlah kerja, peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya.

(b) Hasil adalah semua nilai yang diperolehdan dirasakan pegawai dari pekerjaannya, seperti upah atau gaji, keuntungan sampingan, status symbol, penghargaan serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.

(c) Orang bandingan adalah seorang pegawai dalam organisasi yang sama, seorang pegawai dalam organisasi yang berada atau dirinya sendiri dalam pekerjaan yang sebelumnya.

4) Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)

Menurut Herberg dikutip dari Wexley dan Yuki teori dua

factor menjelaskan karakteristik pekerjaan dapat

dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu24:

(a) Hyglene factor, meliputi hal-hal seperti administrasi dan kebijakan perusahaan, gaji atau upah, pengawasan, kualitas, hubungan antar pribadi, keamanan kerja, kondisi kerja dan status. Jumlah tertentu dari hyglene factor yang memadai untuk kebutuhan tersebut hanya membuat seseorang tidak lagi kecewa tetapi mereka belum terpuaskan.

(b) Motivators, mempunyai pengaruh untuk meningkatkan kepuasan kerja, sedangkan faktor-faktor pemeliharaan hanya mencegah terjadinya kemerosotan semangat kerja, meskipun faktor-faktor pemeliharaan tersebut dapat menimbulkan ketidakpuasaan kerja.

23

Wexley, Kenneth. And Gary Yukl. 1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 131

24

(35)

21

d. Kepuasan Kerja dalam Pandangan Islam

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kerja

karena bekerja merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah

SWT. Kepuasan kerja dalam pandangan Islam telah disinggung

dalam ayat-ayat al-Qur’aan. Seperti dalam surat At-Taubah ayat

105, yaitu:

َو

َو

١ ٠ ٥

Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Departemen Agama RI).

Surat diatas menjelaskan tentang segala bentuk pekerjaan

atau perbuatan bagi seorang muslim yang harus dilakukan dengan

sadar dan dengan tujuan yang jelas yaitu sebagai bentuk

pengabdian kepada Allah semata-mata oleh karenanya segala

aktifitas hidup dan kehidupan merupakan amal yang diperintahkan

dalam Islam.

Terwujudnya kepuasan kerja pada diri karyawan sangat

berkaitan erat dengan bagaimana cara manajer perusahaan

memperlakukan dengan adil terhadap karyawannya. Sebagimana

(36)

22

ُن ﺎ

ﱠن ِإ

٨

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadikan saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebbih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesunggunya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan:. (Departemen Agama RI)

Masih dengan ayat yang menjelelaskan tentang kepuasan

kerja yaitu QS: Yasin ayat 33-35 yang berbunyi:

٣ ٣

٣ ٤ ِهِﺮ َﻤَﺛ ﻦ ِﻣ

٣ ٥

Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan daro padanya biji-biji, maka daripadanya mereka makan. Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (Departemen Agama RI)

Ayat diatas menjelaskan motivasi berproduksi yang mana hasil

dari pekerjaan kita akan memberikan keuntungan secara finansial,

yang membuat kita merasa puas, karena ada timbal balik atau

(37)

23

Allah SWT juga berfirman dalam Surat As-Saba’ Ayat 4

yaitu:

ْاﻮ ُﻨَﻣاَء

ْاﻮ ُﻠِﻤ َﻋ َو

٤

Artinya: “ Suaaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang bagianya ampunan dan rezki yangmulia”. (Departemen Agama RI)

Dan juga dalam surat Al-Israa ayat 19 berbunyi

َداَر َأ

١ ٩

Artinya: “Dan barabgsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adlah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Departemen Sgama RI)

Kesimpulan dari ayat-ayat di atas adalah bahwa apa yang

dilakukan manusia pasti ada imbalan setimpal atas apa yang telah

dikerjakannya. Baik itu perbuatan buruk maupun perbuatan yang

baik. Kualitas pekerjaan yang prima akibat ketekunan, kecermatan

akan membuat pekerjaan kita dihargai oleh orang dan akan

membuat kita merasakan kepuasan. Sehingga hasil pekerjaan kita

bisa bermanmaaf buat orang lain, hal ini akan membuat kita

(38)

24

2. Organizational Citizenship Behavior(OCB)

a. PengertianOrganizational Citizenship Behavior

Menurut Purnamie organizational citizenship behavior

merupakan kontribusi individu yang mendalam melebihi tuntutan

peran di tempat kerja dan di berikan reward oleh perolehan kinerja

tugas.Organizational citizenship behaviorini melibatkan beberapa perilaku yang meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi

volunteruntuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja. Perilaku-perilaku ini

menggambarkan nilai tambah karyawan dan merupakan salah satu

bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif,

kontruktif dan bermakna membantu25.

Menurut Gonzales dalam Djoko, “Organizational citizenship behavior merupakan perilaku individu yang sukarela, tidak terikat, tidak secara langsung atau secara ekplisit mendapat

reward dari sistem reward formal dan secara keseluruhan mempengaruhi fungsi efektif dan organisasi”26. Menurut Organ

dalam Lubis,

“Perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan bukan bagian dari tugas mereka yang merupakan bentuk pengorbanan dan komitmen guna lemakmuran organisasi. Perilaku yang menguntungkan bagi organisasi yang secara formal tidak diminta melakukannya. Perilaku ini tidak mendapat

25

Titisari, Purnamie. 2014. Peran Organizational (OCB) Dalam Miningkatkan Kinerja Karyawan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Hal.25

26

(39)

25

penghargaan jika di lakukan, tidak pula mendapat hukuman

jika tidak dilakukan”27

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulakan

bahwa OCB merupakan:

1. Perilaku yang bersifat sukarela, bukan merupakan tindakan

yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan

kepentingan organisasi.

2. Tidak berkaitan secara lansung dan terang-terangan dengan

sistemrewardyang formal.

3. Perilaku prososial yang tercermin dalam bentuk kerjasama

antar karyawan dalam perusahaan.

b. Dimensi

Organizational citizenshipbehavior memiliki beberapa dimensi dan dimensi yang paling terkenal adalah dikemukakan

oleh Organ dalam Purnamie terdapat lima dimensi sebagai

berikut28:

1) Altruism

Altruism yaitu perilaku membantu rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, misalnya bersedia secara sukarela

membantu rekan kerja yang kurang paham dan rekan kerja

baru, membantu rekan kerja yang mendapat pekerjaan

27

Lubis, M.S. 2015. Pengaruh iklim organisasi dan komitmen organisasi terhadap pembentukan organizational citizenship behavior karyawan. E-jurnal Apresiasi ekonomi. 3 (2).

28

(40)

26

overload,mengerjakan pekerjaan rekan kerja yang tidak masuk tanpa ada paksaan pada tugas-tugas yang berkaitan erat dengan

operasi-operasi organisasional.

2) Courtesy

Courtesy yaitu perilaku mencegah terjadinya masalah yang berkaitan dengan hubungan pekerjaan, misalnya

karyawan mampu mempertimbangkan segala dampak dari apa

yang dilakukannya terhadap rekan kerja yang lain yang

berkaitan dengan hubungan pekerjaan itu.

3) Civic Virtue

Civic Virtue yaitu perilaku bertanggung jawab untuk berpatisipasi dalam aktivitas kehidupan perusahaan, misalnya

menghadiri pertemuan yang tidak diperlukan bagi dirinya tetapi

bermanfaat bagi perusahaan, bersedia mengikuti atau mentaati

perubahan-perubahan yang terjadi dalam perusahaan, memiliki

inisiatif untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

4) Conscientiousness

Conscientiousness yaitu dedikasi untuk bekerja dan mencapai hasil diatas standar yang ditetapkan, misalnya

bekerja sepanjang hari, tidak membuang-buang waktu,

mentaati semua peraturan perusahaan, secara sukarela bersedia

(41)

27

5) Sportmanship

Sportmanship yaitu perilaku menerima kondisi atau keadaan yang tidak menyenangkan dan kurang ideal, misalnya

tidak suka mengeluh secara picik dan tidak suka melalaikan

realitas.

Beberapa pengukuran tentang organizational citizenship behavior seseorang telah dikembangkan. Menurut Organ dalam Purnamie ada lima pengukuran dimensi organizational citizenship behaviorsebagi berikut29:

a) Dimensi Alturism, yang merupakan perilaku untuk membantu orang lain, terdiri dari karekteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Bersedia menggantikan tugas rekan kerja ketika yang

bersangkutan tidak dapat menjalankan tugas.

b. Bersedia membantu rekan kerja yang sibuk, yang

pekerjaannya melebihi kapasitas.

c. Bersedia membantu rekan kerja baru yang kesulitan

menghadapi masa orientasi

d. Bersedia meluangkan waktu untuk membantu orang lain

berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pekerja

e. Selalu siap dan sedia untuk memberkan bantuan kepada

orang yang ada di sekitarnya

29

(42)

28

b) Dimensi civic virtue, yaitu keterlibatan dalam fungsi-fungsi organisasi, yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:

a. Mengetahui pertemuan-pertemuan yang dianggap membantu

mengangkat image organisasi.

b. Mengikuti pertemuan yang tidak dimandatkan, tapi

pertemuan tersebut dianggap penting

c. Selaku mengikuti perkembangan dan perubahan dalam

organisasi

c) Dimensi conscientiousness, yaitu kinerja anggota organisasi diatas standar umum yang ditetapkan, yang memiliki

karakteristik-karakteristik sebagi berikut:

a. Kehadiran kerja diatas ketentuan yang berlaku.

b. Tidak melakukan istirahat yang berlebih selama masa kerja

c. Mematuhi peraturan organisasi meskipun tidak ada yang

mengawali

d. Mempertanyakan dirinya apakah dirinya merupakan

karyawan yang patuh

e. Percaya bahwa perusahaan akan memberikan kompensasi

sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan.

d) Dimensi Courtesy, yaitu menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Mengambil tindakan untuk mencoba mencegah terjadinya

(43)

29

b. Menyadari bagaimana tindakannya mempengaruhi perkerjaan

anggota organisasi yang lain dan memilkiperhatian penuh

tentang bagaimana pengaruh perilaku seseorang terhadap

pekerjaan orang lain.

c. Tidak menyalah gunakan hak-hak orang lain.

d. Mencoba untuk tidak membuat masalah dengan rekan kerja

e. Mempertimbangkan pengaruh atas tindakannya terhadap

rekan kerja.

e) Dimensi Sportmanship, yaitu perikalu sportif, yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Menghabiskan banyak waktu untuk komplain tentang

masalah yang sepele.

b. Selalu mencari-cari kesalahan, melihat sisi negatif dari pada

sisi positifnya.

c. Suka membersar-besarkan masalah

d. Selalu mencari kesalahan tentang apa yang dilakukan

organisasi .

e. Suka mengeluh dalam bekerja.

c. ManfaatOrganizational Citizenship Behavior

Dari hasil penelitian Podsakoff dalam Elfina, manfaat dari OCB

sebagai berikut30:

30

Elfina P. Debora. (2003). Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku Citizenship Karyawan. [On Line]

(44)

30

1. OCB dapat meningkatkan produktivitas manajer.

Pegawai yang menampilkan civic virtue akan membantu

manajer mendapatkan saran dan atau umpan balik yang

berharga dari pegawai tersebut utuk meningkatkan efektifitas

kerja.

2. OCB dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja

Pegawai yang menolong rekan kerja akan mempercepat

penyelesaian tugas rekan kerjanya dan pada gilirannya

meningkatkan produktifitas rekan tersebut

3. OCB meningkatkan kemampuan organissi untuk menarik dan

memperhatikan karyawan terbaik

Perilaku menolong dapat meningkatkan moril serta perasaan

saling memiliki di antara anggota organisasi, sehingga akan

meningkatan kinerja organisasi dan membantu organisasi

menarik dan mempertahankan pegawai yang baik.

4. OCB menghemat sumber daya yang memiliki manajemen dan

organisasi secara keseluruhan.

Pegawai yang menampilkan conscientiousnees yang tinggi hanya membutuhkan pegawasan minimal dari manajer,

sehingga manajer dapat mendelegasikan tanggung jawab yang

lebih besar kepada mereka, ini berarti lebih penting.

5. OCB membantu menghemat sumber daya yang langka untuk

(45)

31

Keuntungan dan perilaku menolong adalah meningkatkan

semangat moril dan kerekatan kelompok sehingga anggota

kelompok atau manajer tidak perlu menghabiskan energi dan

waktu untuk memelihara fungsi kelompok.

6. OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengkordinasi

kegiatan-kegiatan kelompok kerja

Menampilkan civic virtue(seperti menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan

membantu koordinasi di antara anggota organisasi yang

akhirnya secara potensial meningkatkan efektifitas dan

efisiensi kelompok

7. OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi

Membantu tugas pegawai yang tidak hadir di tempat kerja

atau yang mempunyai beban kerja yang berat akan

meningkatkan statabilitas dan kinerja unit kerja

8. OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi

dengan perubahan lingkungan

Pegawai yang mempunyai hubungan yang dekat dengan pasar

akan secara sukarela memberi informasi tentang perubahan

yang terjadi di lingkungan dan memberi saran tentang

bagaimana merespon perubahan tersebut, sehingga organisasi

(46)

32

d. Organisasional Citizenship Behaviordalam Pandangan Islam Sebagai makhluk sosial pula manusia membutuhkan orang

lain. Tak hanya sebagai teman dalam kesendirian, tetapi juga

partner dalam melakukan sesuatu. Entah itu aktivitas ekonomi,

sosial, budaya, politik maupun amal perbuatan yang terkait dengan

ibadah kepada Tuhan. Di sinilah tercipta hubungan untuk saling

tolong menolong antara manusia satu dengan yang lainya.

َ

ﻻ َو

َ

ﻻ َو

َ

ﻻ َو

َﻓ

َو

َ

ﻰ َﻠَﻋ ْاﻮ ُﻧ َوﺎَﻌَﺗ َو

ﱢﺮ

َو

ﻰ َﻠَﻋ ْاﻮ ُﻧ َوﺎَﻌَﺗ َ

ﻻ َو

َو

َو

ﱠن ِإ

٢

“Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqawaan, dan janganlah saling mambantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesunggunya Allah amat keras dalam hukumNya” (Surat Al-Maidah ayat 2)

Melalui ayat ini Allah SWT menyuruh umat manusia untuk

saling membantu, tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan,

kebajikan dan ketaqwaan. Sebaliknya Allah melarang kita untuk

saling menolong dalam melakukan perbuatan dosa dan

pelanggaran.

Orang berilmu membantu orang lain dengan ilmunya.

(47)

33

Muslimin menjadi satu tangan dalam membantu orang yang

membutuhkan pertolongan. Jadi, seorang mukmin setelah

mengerjakan suatu amal shalih, berkewajiban membantu orang lain

dengan ucapan atau tindakan yang memacu semangat orang lain

untuk beramal

3. Komitmen Organisasi (Z)

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Ada banyak definisi organizational commitment yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya yang disampaikan oleh

Robbins and Judge dalam Lidya “organizational commitment

adalah keadaan dimana karyawan memihak kepada organisasi dan

tujuan-tujuannyaserta berniat mempertahankan keanggotaannya

dalam organisasi tersebut”31. Selain itu, menurut Luthans

organizational commitment juga dapat diartikan sebagai sikap karyawan yang berkaitan dengan loyalitas ataukesetiaan karyawan

pada organisasi yang diungkapkan melalui kepedulian karyawan

terhadapkesuksesan dan kesejahteraan organisasi”32.

Berdasarkan definisi organizational commitment di atas maka dapat disimpulkan bahwaorganizational commitment adalah bagaimana karyawan mengenal, mengidentifikasi, dan memihak

kepada suatu organisasi, serta berkeinginan untuk tetap tinggal

31

Vania, Lidya. Et.al. 2014. Pengaruh Job Satisfaction terhadap organzational citizenship dengan organizational commitment sebagai variabael intervening pada rumah sakit pantai indah kapuk di Jakarta. Jurnal Manajemen vol. 11 No. 2.Hal 8

32

(48)

34

yang dilandasi oleh loyalitas tinggi dan selalu aktif berpartisipasi di

dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sikap

ini ditandai dengan tiga hal, yaitu menerima nilai-nilai dan tujuan

organisasi, mengusahakan yang terbaik bagi organisasi, dan

kesediaan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam

organisasi.

b. Dimensi-dimensi komitmen organisasi

Allen & Meyer dalam Raka mengembangkan tiga bentuk dasar

dari komitmen organisasi33, antara lain :

a. Komitmen efektif

Komitmen efektif adalah kekuatan hasrat karyawan untuk

bekerja pada organisasi karena setuju dengan tujuan dan

nilai-nilai organisasi. Bentuk komitmen ini mengacu pada

keterikatan emosional, identifikasi serta keterlibatan seorang

karyawan pada suatu organisasi. Artinya komitmen dianggap

sebagai suatu usaha dari individu dalam mengidentifikasikan

dirinya pada organisasi beserta tujuannya, serta tetap ingin

menjadi anggota organisasi tersebut agar bisa mencapai

tujuannya

b. Komitmen Rasional (Continuance Commitment)

Komitmen rasional(Continuance Commitment)mengacu pada komitmen yang didasarkan pada kerugian-kerugian yang

33

(49)

35

akan didapatkan pegawai bila meninggalkan organisasi atau

perusahaan. Menurut Greenberg dalam Edfan pada dasarnya

“komitmen ini terjadi karena kekuatan hasrat karyawan untuk

terus bekerja pada organisasi karena membutuhkan pekerjaan

tersebut dan tidak dapat berbuat hal lain untuk mendapatkan

pendapatan”.

c. Komitmen Normatif (Normative Commitment)

Komitmen normatif adalah kekuatan hasrat karyawan

untuk terus bekerja pada organisasi karena merasa wajib

untuk tetap tinggal dalam organisasi. Individu dengan

normative commitment yang tinggi akan tetap bertahan dalam organisasi karena merasa adanya suatu kewajiban atau tugas.

Karyawan dengan komitmen normatif yang tinggi akan

memperdulikan apa yang dipikirkan oleh orang lain apabila

meninggalkan organisasi. Karyawan tidak ingin

mengecewakan pemimpinnya dan khawatir jika rekan

kerjanya akan berpikir kurang baik dengan pengunduran

dirinya.

d. Komitmen Organisasi penurut Pandangan Islam

Keyakinan yang kuat untuk tetap berusaha dengan

sungguh-sungguh dan bekerja keras tanpa putus asa dalam

mencapai hasil yang maksimal haruslah dimiliki karyawan

(50)

36

maka akan mendorong adanya kekonsistenan pada diri

karyawan untuk menjalankan konsekuensi dari segala resiko

atas ikrar yang telah dibuat baik secara lahiriyah maupun

bathiniyah. Allah telah berfirman di surat Fusshilat ayat 30:

ﺎَﻨﱡﺑ َر ْاﻮ ُﻟﺎَﻗ

ﱠﻢُﺛ

َ

ﻻ َو ْاﻮ ُﻓﺎَﺨ َﺗ ﱠ

ﻻ َأ

٣ ٠

sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan penderian mereka. Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gemberilah mereka dnegan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Qs. Fusshilat : 30)

Dari ayat diatas dipahami bahwa dengan adanya

keteguhan hati yang kuat (keyakinan) dalam diri karyawan

maka hal ini akan mendorong karyawan untuk tetap

konsisten secara lahir maupun bathin dalam menjalani

kontrak dengan pihak perusahaan sampai tujuan bersama

dapat tercapai. Keteguhan hati yang penuh keyakinan untuk

tetap konsisten inilah yang disebut dengan istiqomah.

Balasan untuk orang istiqomah adalah tempat yang paling

baik itu adalah janji Allah kepada makhluknya, maka

janganlah manusia meragukan janji tersebut.

(51)

37

1) Istiqomah merupakan jalan menuju ke surga.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan

kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan

pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada

mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa

takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan

bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang

telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Qs. 41:30)

2) Berdasarkan ayat di atas, istiqomah merupakan satu

bentuk sifat atau perbuatan yang dapat mendatangkan

ta’yid (baca; pertolongan dan dukungan) dari para

malaikat. Maka pertolongan atas masalah ataupun

kesusahan itu pasti akan mengikuti orang-orang yang

selalu istiqomah dalam menjalankan ikrarnya.

3) Istiqomah merupakan amalan yang paling dicintai oleh

Allah SWT. Dalam sebuah hadits digambarkan: Dari

Aisyah r.a., bahwa Rosulullah SAW bersabda “ berbuat

sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya;

istiqomahlah dalam amal dan berkatalah yang benar

dab jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan

istiqomah amal dan jujur dalam berkata). Dan

ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian akan bisa

(52)

38

dicintai Allah adalah amalkan yang langgeng (terus

menerus) meskipun sedkit (Hr. Bukhari)

4) Berdasarkan hadits di atas, kita juga diperintahkan

untuk senantiasa beristiqomah. Ini artinya bahwa

istiqomah merupakan pengalaman dari sunnah

Rosulullah SAW.

5) Istiqomah merupakan ciri mendasar orang mukmin.

Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Tsauban ra,

Rasulullah SAW bersabda, “ istiqomahlah kalian, dan

janganlah kalian menghitung-hitung, dan ketahuilah

bahwa sebaik-baik amalan kalian adalah shalat. Dan

tidak ada yang dapat menjaga wudhu’ (baca; istiqomah

dalam whudu’, kecuali orang mukmin.) (HR. Ibnu

Majah).

Dari keutamaan-keutamaan inilah maka

disimpulkan bagaimana komitmen organisasi dipandang

oleh perspektif Islam secara keutamaan-keutamaan yang

didapatkan bila seorang karyawan tetap beristiqomah

menjalankan apa yang telah disepakatinya sebagai ikrar.

Orang yang isiqomah akan selalu berusaha menjalani apa

yang telah diterimanya sebagai tujuan bersama hal ini

seperti ciri yang ada di dalam komitmen organisasi.

Karyawan yang memiliki keinginan kuat untuk bekerja

(53)

39

adanya komitmen organisasi, hal ini seperti firman Allah

dalam surat Al-Ankabut ayat 69:

َﻟ

َﻊ َﻤ

٦ ٩

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan kamu tunjukkan kepada merka jalan-jalan kami, dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (Qs. Al-Ankabut: 69)

Dari ayat diatas dapat dipahamibahwa Allah juga

akan memberikan jalan yang mempermudah karyawan

dalam menjalankan keistiqomahnnya, dan Allah juga selalu

bersama orang-orag yang istiqomah dijalan Allah. Selama

karyawan tersebut selalu bersungguh-sungguh dalam

berusaha tanpa putus asa maka Allah akan menunjukkan

jalan-jalan kemudahan yang baik kepada mereka. Oleh

karenanya keistiqomahan seseorang itu akan membawakan

banyak kemuliaan dan kemudahan-kemudahan dalam

menyelesaikan permasalahan tugas-tugas yang diembankan

kepadanya.

C. Paradigma Penelitian

1. Hubungan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB).

Menurut Robbins dalam Triwibowo, jelas dan logis untuk

(54)

40

penentu dari Organizational Citizenship Behavior seorang karyawan34. Individu yang mempunyai kepuasana pekerjaan

cenderung untuk menunjukkan sikap positif terhadap organisasi.

Sikap positif tersebut ditunjukkan dengan membantu proses

orientasi karyawan baru meskipun tidak diminta, membantu

pekerjaan rekan kerja yag overload, dan menjadi volunter untuk

mengerjakan sesuatu tanpa di minta. Selain itu pekerja yang

mempunyai kepuasan kerja akan memberikan kontribusi yang

mendalamuntuk organisasi melebihi tuntutan peran di tempat kerja

dan dia akan terus memperbaiki kinerjanya. Sedangkan untuk

pegawai yang kepuasan kerjanya rendah cederung melihat

pekerjaan sebagai hal yang membosankan, sehingga dia akan

bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan.

2. Hubungan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi35

Kepuasan sangat penting bagi suatu organisasi karena

berperan untuk mengetahui bagaimana tanggapan positif karyawan

terhadap pekerjaannya, sehingga dapat dijadikan pedoman untuk

meningkatkan komitmen organisasi karyawan. Byars dab Rue

dalam Triwibowo mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat

mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan

34

Tribowibowo, Wahyu. Et.al. 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organzatioanl Citizenship Behavior dengan Komitemen Organisasi sebagai variabel mediasi. Unisbank Semarang.

35

(55)

41

yang memiliki kepuasan kerja akan menunjukkan sikap positif

terhadap organisasi dengan memperlihatkan adanya keinginan

untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi

serta memiliki kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap

nilai-nilai dan tujuan-tujuan organisasi, serta kemudian bekerja

semaksimal mungkin bagi organisasi36.

3. Hubungan komitmen organisasional terhadap organizational citizenship behavior(OCB)

Menurut Mayer dalam Triwibowo karyawan yang memiliki

komitmen organisasi tinggi terhdap organisasi dapat menimbulkan

perilaku organizational citizenship behavor, artinya karyawan yang memilki komitmen terhadap organisasi akan memiliki

kesetiaan pada organisasi serta menunjukkan perhatian pada

organisai dan juga pada kesejahteraan maupun kesuksesan

organisasi. Sehingga adanya komitmen karyawan pada organisasi

dapat meningkatkan tanggung jawab karyawan yang juga

diharapkan te

Gambar

 Gambar 2.1
Tabel 3.1 Hasil validitas variabel kepuasan kerja (x)Item-total
Tabel 3.2 Hasil validitas variabel organisasioanl citizenship
Tabel 3.3 Hasil validitas variabel komitmen kerja (z)Item-totalstatistics
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan Ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah, dan

Grafik respon sistem yang telah ditambahkan kontrol PID dengan metode tuning Ziegler-Nichols ditunjukkan pada gambar 12. Grafik respon sistem dengan kontrol PID

Berdasarkan hal tersebut diatas, aplikasi ini diharapkan dapat menciptakan pengolahan data yang baik sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan hotel. Selain itu pemanfaatan

Adapun rancangan yang dilakukan pada ruang gambar adalah kursi gambar dengan mengubah rancangan pada beberapa bagian yaitu bahan tempat duduk yang diganti, tinggi tempat duduk

Batuan metamorf atau malihan adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf sendiri) yang mengalami perubahan

Motivasi awal peserta didik datang ke sekolah tidak semuanya berniat untuk mendapatkan ilmu atau pelajaran dari pendidik. Motivasi yang ada dalam diri peserta didik tidak

Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman shalat,( Semarang : Pustaka Rizki Putra ,t.. Imam Hambali berpendapat tidak mewajibkan shalat jumat bila bertepatan dengan hari raya namun tetap

Tari sining adalah salah satu tari tradisi masyarakat Gayo yang pernah punah, namun dimulai pada tahun 2016 dengan melakukan penelitian komprehensif mendalam mengacu kepada