• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep kenabian Islam dan Khonghucu dalam perspektif reifikasi Wilfred Cantwell Smith.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep kenabian Islam dan Khonghucu dalam perspektif reifikasi Wilfred Cantwell Smith."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KENABIAN ISLAM DAN KHONGHUCU DALAM

PERSPEKTIF REIFIKASI WILFRED CANTWELL SMITH

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh :

Anis Nur Cholifah NIM: E02213003

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang (1) Konsep Kenabian agama Islam dan Khonghucu dalam mengalami peralihan makna dan (2) Perbedaan proses reifikasi Konsep Kenabian dalam Islam dan Khonghucu. Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjawab bagaimana konsep nabi mengalami peralihan makna, serta menjelaskan perbedaan proses reifikasi konsep kenabian dalam Islam dan Khonghucu. Dalam pembahasanya, akan memaparkan hal apa saja yang menjadi persamaan dan perbedaan konsep kenabian dalam agama Islam dan Khonghucu.

Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan metode teologis dan komparatif sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi kajian teks-teks suci, kronologi sejarah, analisis komparatif dan kritik sumber baik intern maupun ekstern. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, studi pustaka, dan wawancara. Setelah pengumpulan data, kemudian data dianalisa dan diinterpretasikan berdasarkan kronologinya.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teori reifikasi dari Wilfred Cantwell Smith, yang mempunyai pandangan bahwa istilah agama baru muncul pada dekade terakhir menjelang abad ke-20. Dari teori tersebut akan digunakan untuk menjelaskan bagaimana Konsep Kenabian dalam agama Islam dan Khonghucu mengalami peralihan makna, atau yang disebut reifikasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah , bahwa penyebutan ‘Nabi’ dapat dikonstruk oleh manusia, Hal ini dapat dibuktikan ketika gelar ‘Agung’ kepada Nabi diberikan oleh umatnya. Pembahasan yang telah dilakukan ini masih memiliki kekurangan yaitu penjabaran teori dalam pembahasan. Hal ini dikarenakan kurangnya literatur dan penjabaran yang mendetail dari penulis.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...vii

HALAMAN ABSTRAK ...ix

HALAMAN DAFTAR ISI ...x

HALAMAN TRANSLITERASI ...xii

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xiv

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C.Tujuan Penelitian ...5

D.Manfaat Penelitian ...5

E. Kerangka Teori ...6

F. Telaah Kepustakaan ...10

G.Metode Penelitian ...13

H.Sistematika Pembahasan ...16

BAB II : SEJARAH KENABIAN ISLAM DAN KHONGHUCU A.Sejarah Nabi-Nabi Terdahulu dalam Islam ...18

B. Riwayat Nabi Muhammad ...22

C.Keistimewaan Nabi Muhammad ...31

D.Penghormatan kepada Nabi Muhammad ...34

1. Peristiwa Isra‘ Mi‘raj ...34

2. Perayaan Maulid Nabi Muhammad ...36

(8)

F. Riwayat Nabi Kongzi ...43

G.Keistimewaan Nabi Kongzi ...49

H.Penghormatan kepada Nabi Kongzi ...53

1. Hari Kelahiran Nabi Kongzi ...53

2. Hari Wafatnya Nabi Kongzi ...54

3. Hari Genta Rohani ...55

BAB III : KONSEP KENABIAN ISLAM DAN KHONGHUCU A.Konsep Kenabian dalam Islam ...58

1. Konsep Kenabian Menurut Alquran ...59

2. Konsep Kenabian Menurut Hadith ...64

3. Konsep Kenabian Periode Nabi Muhammad ...67

4. Konsep Kenabian setelah Nabi Muhammad wafat ...71

B. Konsep Kenabian dalam Khonghucu ...77

1. Konsep Kenabian Menurut Kitab Yang Empat ...79

2. Konsep Kenabian Menurut Kitab Yang Lima ...84

3. Konsep Kenabian pada Zaman Nabi Kongzi ...88

4. Konsep Kenabian setelah Nabi Kongzi wafat ...90

BAB IV: REIFIKASI KONSEP NABI DALAM ISLAM DAN KHONGHUCU A.Persamaan Konsep Nabi dalam Islam dan Khonghucu ...95

B. Perbedaan Konsep Nabi dalam Islam dan Khonghucu ...102

BAB VI: PENUTUP A.Kesimpulan ...105

B. Saran ...106

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini akan mengeksplorasi teori reifikasi yang dikembangkan

Wilfred Cantwell Smith untuk menelaah konsep kenabian dalam Agama Islam

dan Khonghucu. Teori reifikasi adalah perasaan (yang ada pada diri manusia)

membuat agama menjadi sesuatu hal, dan kemudian proses tersebut secara

bertahap hingga menjadi sesuatu yang tersusun rapi sebagai suatu entitas yang

objektif.1 Melalui teori ini, dapat membangun sebuah asumsi bahwa ‘nabi’ adalah suatu konsep yang dikonstruksi oleh manusia. Dalam konteks teori, konsep ‘nabi’

mengalami perubahan dari adjektiva (kata sifat), yakni seseorang yang

mendapatkan keistimewaan sebagai utusan Tuhan, menjadi nomina (kata benda),

yakni seseorang yang dikultuskan dan diagungkan karena status kenabiannya.

Baik Agama Islam maupun Khonghucu memiliki sosok figur yang

menjadi teladan bagi umatnya masing-masing. Seorang manusia pilihan yang

membimbing manusia agar selaras dengan firman Tuhan. Seseorang itu adalah

seorang nabi yang diagungkan oleh pengikutnya masing-masing. Dalam Islam,

nabi adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah Swt.2 Sedangkan Khonghucu menganggap nabi adalah seorang manusia yang memiliki keluhuran

1

Wilfred C. Smith, The Meaning and End of Religion, (New York: The Macmillan Company, 1963), 50.

2

(10)

2

dan kesucian, sehingga atas kehendak Tuhan dia diutus sebagai Nabi Agung (U

Cing Ce Thien).3

Agama Islam mempunyai pandangan bahwa Nabi Muhammad Saw

adalah seseorang yang diyakini mendapatkan amanah untuk menyebarkan Islam

ke dunia.4 Pada masanya, beliau dikenal sebagai seorang yang amanah dan senantiasa berkata benar sehingga orang memanggilnya al-Śiddīq al-Amīn.5 Sikap

dan perilaku beliau yang positif dari sisi personalitas maupun akhlak menjadikan

beliau dihormati dan dipatuhi. Umat Islam memberikan penghormatan yang tinggi

terhadap Muhammad.6 Seiring dengan perkembangan zaman, pada masa kini peran Muhammad bukan hanya seorang nabi yang menerima wahyu, akan tetapi

beliau juga diyakini sebagai seorang yang memiliki karisma dalam hal apapun.

Dia adalah anak cucu Adam, Abu> al-Qa>sim, Muh}ammad atau Ah}mad, al-Ma>h}i>

(sang pelebur kekufuran), al-H{a>shi>r (umat manusia dibangkitkan pada hari kiamat

di bawah kakinya), al-‘A<qib (yang tidak ada nabi sesudahnya), al-Muqaffi>

(panutan).7 Sehingga sebagai wujud ekspresi kegembiraan dan penghormatan umat Islam mengadakan acara Maulid Nabi, yaitu memperingati hari kelahiran

Nabi Muhammad Saw.8

Tidak jauh berbeda dari Agama Islam, Agama Khonghucu atau disebut

dalam istilah aslinya Ru Jiao, merupakan agama yang dahulunya mengambil

3

Junaidy Sugianto, Nabi Khung Ce, (Malang: Madani, 2014), 45.

4

Huston Smith, Agama-Agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 254.

5

Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama: Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 35.

6

Michael Keene, Agama-Agama Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 121.

7

Aid bin Abdullah al-Qarni, Story of The Massage, terj., Aiman Abdul Halim, (Jakarta, Maghfirah Pustaka, 2008), 15.

8

(11)

3

nama ‘Khongcu’ (Kongzi/Kong Fu Zi) yang lahir pada 27 Pig Wee 551 SM.9 Khongcu adalah penerus ajaran Ru Jiao yang telah hadir bahkan sebelum beliau

lahir sebagaimana dalam Su Si.10 Pada zamanya, beliau senang memperdalam pengetahuan di bidang sejarah, sastra dan filsafat. Tidak heran jika rumahnya

menjadi tempat pertemuan sastrawan dan cendekiawan, sehingga banyak para

pelajar datang untuk belajar.11 Hingga pada usia 50-an kemampuanya diakui oleh penguasa negeri Lu dan diangkat menjadi menteri kehakiman pada usia 53

tahun.12 Sebagaimana layaknya umat agama lain di dunia, Khonghucu juga tidak luput dari ingatan para pengikutnya, mereka memperingati hari kelahiran nabi

Khongcu dalam beberapa tahapan yaitu Tiam Hio (Sembahyang), penaikan sajian

sembahyang dan perayaan.13

Ditinjau dari segi peradaban dan kelahiranya, agama Islam maupun

Khonghucu memiliki unsur budaya dan dinamika yang berbeda, akan tetapi

terdapat persamaan dalam konteks kenabian. Persamaan tersebut adalah

keyakinan adanya nabi-nabi terdahulu dalam Islam dan Khonghucu. Jika dalam

Islam terdapat nabi-nabi terdahulu seperti nabi Nu>h, Ibra>hi>m, Isma>i>l, Isha>q,

Ya‘ku>b, dan nabi lainya sebelum nabi Muhammad sebagaimana disebutkan dalam

Alquran14, demikian juga dalam Khonghucu yang meyakini nabi purba dan raja suci (yang sekaligus menjadi nabi) seperti Fu Xi (2953-2838 SM), Xuan

9

Bertepatan dengan 3 Oktober, ada yang menetapkan tanggal 28 September, Lihat MATAKIN, Riwayat Hidup Nabi Khongcu, tp., tt., 14.

10

Lun Gi, VII:1

11

Joesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar di Dunia, (Jakarta: Al Husna Zikra, 1996), 170-171.

12

Budiono Kusumohamidjodjo, Sejarah Filsafat Tiongkok, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), 83.

13

M. Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat ‘Agama Khonghucu di Indonesia’, (Jakarta: Pelita Kebajikan, 2005), 185-189.

14

(12)

4

Yuan/Raja Suci Huang Di (2698-2598 SM), Da Yu (2205-2197 SM) dan nabi

lainya sebelum lahirnya nabi Kongzi (551-479 SM).15

Persamaan lainya adalah peran yang sama antara Nabi Muhammad dan

Nabi Kongzi dalam agama. Keduanya adalah pelengkap nabi-nabi terdahulu dan

penyempurna ajaran yang telah disampaikan. Sebagai bentuk pengagungan

kepada sang nabi, umat Islam dan Khonghucu memiliki upacara dan festival

untuk mengenang jasa sang nabi. Jika umat Islam merayakan hari lahirnya

Muhammad yang dilaksanakan pada setiap tanggal 12 Ra>bi>‘ al-Awwa>l,16 umat Khonghucu melaksanakan peringatan hari lahirnya nabi Kongcu pada tanggal

27-VIII Imlek.17

Merujuk pada penjelasan di atas, penelitian ini akan membandingkan

proses reifikasi yang terjadi pada konsep kenabian Agama Islam dan Khonghucu,

yang akan dibahas dalam sub bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Pemaparan latar belakang diatas mendorong penulis untuk mengkaji dan

menjelaskan perubahan konsep kenabian agama Islam dan Khonghucu dalam

perspektif reifikasi Wilfred Cantwell Smith. Adapun permasalahan yang diajukan

adalah sebagai berikut:

15

Uung Sendana dan L. Linggaraja, “Tuhan yang Maha Esa dan Ketuhanan dalam Pendidikan Agama Khonghucu”, http//repository.ut.ac.id/4129/1/MKDU4226-M1.pdf (Senin, 16 Januari 2017, 5.18).

16

Soeleiman Fadeli dan Mohammad Subhan, Antologi NU Buku 1, 132.

17

(13)

5

1. Bagaimana konsep kenabian dalam Islam dan Khonghucu mengalami peralihan

makna (tereifikasi)?

2. Apa perbedaan proses reifikasi konsep kenabian dalam Islam dan Khonghucu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Menjelaskan konsep kenabian dalam Islam dan Khonghucu yang mengalami

peralihan makna (tereifikasi).

2. Menjelaskan perbedaan proses reifikasi konsep kenabian dalam Islam dan

Khonghucu.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana konsep kenabian Agama

Islam dan Khonghucu dalam perspektif reifikasi Wilfred Cantwell Smith. Dan

adapun manfaat penelitian ini antara lain;

1. Mengetahui pengertian, definisi, dan perubahan konsep nabi dalam Agama

Islam dan Khonghucu berubah dari adjektiva ke nomina.

2. Memperkuat kesadaran atas rasa kerukunan antar umat beragama dengan

adanya persamaan dan perbedaan yang ada dalam Agama Islam dan

(14)

6

E. Kerangka Teori

Reifikasi adalah salah satu teori yang di kembangkan oleh Wilfred

Cantwell Smith pada abad ke-19. Reifikasi merupakan sesuatu yang dibuat dan

diciptakan oleh pola pikir manusia. Smith mempunyai pendapat bahwa proses

reifikasi adalah perasaan psikologis manusia yang membuat agama menjadi suatu

hal yang berbeda, dan sesuatu tersebut terjadi sesuai dengan bagaimana keadaan

manusia itu sendiri sehingga bertahap menjadi satu kesatuan yang utuh dan

tersistematis.18

Disisi lain, teori ini telah dikembangkan oleh Karl Max pada abad ke-18.

Menurut Gajo Petrovic, A Dictionary of Marxis Thought, mendefinisikan reifikasi

sebagai ‘tindakan’ (hasil dari tindakan) yang mengubah sifat manusia,

berhubungan dengan hasil, yang diproduksi oleh manusia. Reifikasi adalah kasus

'khusus' (keterasingan) dengan bentuk yang paling radikal dan luas dalam

masyarakat kapitalis modern.19 Reifikasi merupakan hasil buatan manusia yang dibentuk melalui tindakan yang dilakukannya, reifikasi dimaknai sebagai kreasi

manusia dalam mengubah suatu hal menjadi wujud benda.

Sedangkan ‘keterasingan’ yang dimaksud Marx dalam agama merupakan

refleksi dari keadaan manusia yang tidak menjadi diri sendiri, manusia yang

menjadi objek Tuhan sehingga ia tidak memiliki otonomi terhadap diri sendiri

tetapi malah menggantungkan dirinya pada agama yang justru diciptakan oleh

manusia. Manusia ‘terasing’ dari diri sendiri inilah yang tidak memiliki otonomi

18

Smith, The Meaning and End of Religion, 50.

19

(15)

7

terhadap dirinya. Ia bekerja di luar dirinya, dan tidak menjadi dirinya. Doktrin

agama sebagai ‘pengasingan’ ini merupakan bentuk protes Marx terhadap agama

dan keinginannya untuk mendekonstruksi agama.20 Marx menganalisa agama melalui ekonomi dan politiknya sebagai alur pendekatan fungsional. Dengan

pendekatan tersebut menjadi suatu keberhasilan Marx dalam melihat agama

melalui sudut pandang, kaitannya dengan ekonomi sehingga membawa Marx pada

reduksionisme yang khas. Pemikiran Marx bukanlah suatu catatan tentang agama

secara umum, melainkan suatu analisis tentang agama Kristen dan agama lainnya

yang serupa dengan menekankan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa

dan eskatologi. Sehingga pemikirannya tentang sejarah Kristen, yang semula

memberikan pengaruh atas modal dasar teori yang telah dicetuskannya itu ia

mengemukakan bahwa agama sebagai pelarian orang miskin dari penderitaan dan

penindasan ekonomi.21

Kemudian pada awal abad ke-19 ‘agama’ telah diterjemahkan kedalam

berbagai macam bahasa membuat agama memiliki arti yang sesuai dengan bahasa

agama itu diterjemahkan. Menurut Smith, pada tingkatan pra-reifikasi kata agama

adalah kata sifat, yang berarti taat dan takut akan Tuhan, hanya digunakan dalam

tinjauan perorangan, yakni kata yang berhubungan dengan ketakwaan, keta’ziman

20

Frans Magnis & Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), 46-48.

21

(16)

8

dan keimanan.22 Bagi seseorang yang taat beragama akan mengungkapkan bagaimana keimanannya sesuai dengan kebudayaanya.

Menurut Smith, hingga abad kesembilan belas, agama masih

dipertanyakan keberadaannya. Sejak saat itu, konsep agama mulai dibangun oleh

para pemeluk agama sebagai istilah yang luas. Agama awal mulanya diartikan

sebagai iman atau keyakinan dalam suatu komunitas, hingga kemudian menjadi

agama yang diartikan sebagai suatu identitas tersendiri. Terjadi perubahan makna

dalam penyebutan agama, kata agama yang awalnya kata sifat menjadi agama

yang merupakan kata benda.

Teori reifikasi yang dikembangkan Smith merujuk pada kesejarahan

Agama Kristen. Menurut Smith, Agama Kristen telah mengalami sejarah panjang

yang mencatat perubahan Kristen dari sebuah iman menuju agama. Pada

awal-awal kemunculan Kristen yang ditandai dengan nubuwat Yesus hingga

penyalibannya, tidak ada sebutan ‘Agama Kristen’ Umat Kristiani pada masa itu

hanya memiliki “keimanan Kristen”23, yakni kebenaran Kristen yang diyakini umat Kristen. Ini yang kemudian dikenal dengan keyakinan atau keimanan

Kristen. Kata iman telah menjadi sebutan pada keyakinan umat kristiani pada

abad awal agama ini lahir hingga menjadi sebuah agama yang hanya digunakan

sebagai sebutan dalam komunitas kecil dan kemudian kata Kristen digunakan

sebagai sebutan agama dalam umat tersebut.

22

Smith, The Meaning and End of Religion, 52.

23

(17)

9

Smith mendefinisikan ulang bagaimana konsep agama itu terbentuk.

Berdasarkan penelitianya konsep ‘agama’ di negara Barat maupun negara lainya

memiliki prosesnya masing-masing sehingga terbentuk suatu kesatuan yang

tersistem dengan baik. Hal ini yang membuat Smith berpendapat bahwa semua

agama tanpa terkecuali pernah mengalami proses yang dinamakan ‘reifikasi’.

Dalam agama Islam Smith menemukan keunikan tersendiri dari

penyebutan al-Isla>m. Istilah Islam terlebih dulu ada dalam Alquran24 sejak awal kemunculanya yang mempunyai arti berserah diri.25 Kata ‘islam’ diartikan sebagai wujud kepatuhan, keikatan, komitmen dan kerelaan seseorang untuk hidup sesuai

dengan perintah Tuhan. Smith menjelaskan bahwa Islam mempunyai pemahaman

yang berbeda. Pemeluk agama Islam sendiri pada mulanya menerjemahkan Islam

sebagai wujud ketakwaan seseorang, kata ini muncul dalam Alquran dan

digunakan untuk menyebutkan sistem keimanan yang hanya dilakukan dalam

sebuah komunitas kecil. Baru pada era moderen, akhir abad 19 hingga abad 20

istilah agama sebagai sebuah identitas muncul dan banyak agama telah memiliki

sebuah istilahnya masing-masing sehingga terjadi perubahan dalam

menerjemahkan kata ‘islam’ diartikan sebagai sebuah lembaga yang telah

tersistematis.26

Mengkritisi pemikiran Smith tentang proses reifikasi yang terjadi pada

Agama, Asad, dalam tulisanya Reading a Moderen Classic, beliau berpendapat

bahwa terdapat dua gagasan yang muncul bersamaan terkait proses reifikasi yang

24

al-Qur’a>n, 3:19.

25

Smith, 102.

26

(18)

10

terjadi dalam kehidupan keagamaan. Hal tersebut adalah adanya tingkat sistem

yang tinggi pada doktrin dan praktik keagamaan sehingga dalam bagian tertentu

dapat membuat suatu kata menjadi sebuah istilah yang berbeda.27 Dua gagasan tersebut yang menjadi tolak ukur munculnya proses reifikasi terbangun. Metode

Smith membuktikan keberadaan reifikasi melalui replika yang dipaparkan dalam

eksperimennya.

Sistem iman atau kepercayaan pada masa klasik tidak mementingkan

sebuah istilah nama atau sebutan tertentu pada keimanan mereka, yang ada

hanyalah cara bagaimana mereka mengekspresikan keagamaan mereka tanpa

sebutan khusus. Seiring dengan pengalaman keagamaan yang berlangsung

berabad-abad terjadilah perubahan pada sistem sosial dan keagamaan. Argumen

Smith menunjukkan bahwa konsep ‘agama’ adalah sebuah penemuan yang

dikontruksi manusia. Agama merupakan hasil ciptaan manusia karena proses

sejarah dan tradisi yang dimiliki oleh pemeluk agama masing-masing.

F. Telaah Kepustakaan

Kajian tentang konsep kenabian dalam Agama Islam dan Khonghucu

bukan kajian baru. Berdasarkan telaah penulis, kajian-kajian tentang kenabian

banyak membahas tentang (1) nabi (2) konsep kenabian dalam perspektif kitab

suci (3) konsep kenabian dalam agama dan (4) hubungan kenabian dengan

kehidupan keagamaan. Satu per satu akan saya jelaskan di bawah ini.

27

(19)

11

Kajian tentang sejarah kenabian sudah banyak dikaji oleh banyak

ilmuwan. Djaelani,28 Haekal,29 Subhani30, Mubarak31 dan Wijaya32 banyak menulis sejarah kenabian dalam agama Islam. Kajian mereka lebih banyak

menjelaskan perjalanan Nabi Muhammad sebelum dan sesudah diangkat menjadi

nabi, menggambarkan kepribadian serta profil nabi melalui pencitraan yang

terpapar dalam hadits-hadits. Disisi lain, Kusumohamidjodjo33, Matakin34 dan Sugianto35 menjelaskan tentang sejarah filsafat para nabi dalam sejarah Khonghucu, sejarah perkembangan agama Khonghucu serta bagaimana kisah nabi

sebelum dan sesudah masa kelahiranya hingga beliau menerima wahyu dari

Tuhan dan menebarkan ajaran suci kepada manusia.

Kajian lain dilakukan oleh Ash-Shabuniy36 dan Ing,dkk37 yang mengkaji konsep kenabian dalam Kitab Suci, Kajian mereka terpusat pada konsep nabi

menurut kitab suci dengan berbagai persoalan yang ada, mencakup kajian

kenabian yang diambil dari dalil yang kuat serta penjabaran yang luas dari

beberapa tokoh-tokoh muslim kotemporer dan dasar-dasar falsafahnya.

28

Bisri M. Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, (Yogyakarta: Buana pustaka, 2004).

29

Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, terj., Audah, Ali, (Bogor: Litera Antar Nusa, 2009).

30

Ja’far Subhani, Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw, terj., Muhammad Hasyim dan Meth Kieraha, (Jakarta: Lentera, 1996).

31

Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005).

32

Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian, (Bandung: Mizan, 2016).

33

Budiono Kusumohamidjodjo, Sejarah Filsafat Tiongkok, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010).

34

MATAKIN, Riwayat Hidup Nabi Khongcu, (tp., tt.).

35

Junaidy Sugianto, Nabi Khung Ce, (Malang: Madani, 2014).

36

Muhammad Ali Ash-Shabuniy, Kenabian dan Para Nabi, terj., Arifin Jamian Maun (Surabaya: Bina Ilmu, 1993).

37

(20)

12

Penelitian lain tentang konsep kenabian dalam agama dilakukan oleh

Ing.,dkk38 dan Prasetyo39 yang membahas konsep keimanan dalam kehidupan keagamaan, universalitas fenomena wahyu beserta substansinya dan nabi dalam

agama Khonghucu yang meliputi pokok-pokok ajaran atau dasar yang menjadikan

manusia berbudi pekerti luhur yang terdapat dalam dalil-dalil keberagamaan.

Penelitian terakhir tentang hubungan kenabian dengan kehidupan

keagamaan dilakukan oleh Asad40, Smith41, Nahrawi42, dan Tanggok43. Menurut mereka ‘agama’ telah mengalami proses yang sangat panjang. Suatu komunitas

keagamaan tertentu telah memiliki sebuah tradisi lebih awal daripada istilah

keagamaan itu sendiri. Para pemeluk agama hanya sibuk mengekspresikan

bagaimana cara mereka beribadah kepada Tuhan. Kemudian istilah keagamaan itu

muncul setelah suatu komunitas tertentu mengakui komunitas lain karena

hubungan kerjasama sehingga suatu agama tersebut terbentuk dan terkodifikasi

dengan baik.

Berbeda dari penelitian yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini

membahas tentang perbandingan konsep kenabian dalam Agama Islam dan

Khonghucu. Adapun perbedaan dari kajian dan penelitian diatas adalah penelitian

ini lebih memfokuskan konsep kenabian dalam Islam dan Khonghucu, proses

reifikasi yang terjadi dalam Islam dan Khonghucu serta perbedaan yang terdapat

38

Tjhie Tjay Ing.,dkk, 50 th Sebagai XUESHI, (Solo: Matakin, 2013).

39

Sigit Tri Prasetyo, “Konsep Keimanan dalam Agama Khonghucu” (Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Tasawuf Terapi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, 2008).

40

M. Nahar Nahrawi, Memahami Khonghucu Sebagai Agama, (Jakarta: Gramedia, 2003).

43

(21)

13

didalamnya. Selain itu, dilakukan analisis perubahan konsep kenabian dalam

Islam dan Khonghucu perspektif reifikasi sesuai dengan kerangka teori dan

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Oleh karena itu

penelitian-penelitian tersebut akan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian-penelitian ini.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif, yaitu penelitian

yang tidak mengadakan perhitungan. Menurut Bogdan dan Taylor, metode

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati,

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara utuh.44

Sedangkan analisa data secara keseluruhan menggunakan metode

deskriptif-analisis yaitu menjelaskan pokok-pokok persoalan dan menganalisis

data yang diperoleh secara teliti,45 yang bertujuan untuk mengetahui konsep nabi dalam Agama Islam dan Khonghuchu. Data-data yang telah terkumpul

dari berbagai sumber akan di analisis dengan menggunakan metode analisis

isi (content analysis) dengan menekankan pada proses perolehan data yang

terkumpul dari sekian banyak sumber.46 Data yang terkumpul kemudian disusun secara sistematis untuk menemukan konsep yang komprehensif.

2. Pendekatan

44

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 2-3.

45

S. Nasution, Metode Researc Pendekatan Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 106.

46

(22)

14

Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan ini adalah mencakup

dua pendekatan, teologis dan komparatif. Adapun metode pendekatan yang

diambil adalah sebagai berikut:

a) Teologis

Suatu pendekatan yang normatif dan subjektif terhadap agama

adalah pendekatan teologis. Pada umumnya, pendekatan ini dilakukan dari

dan oleh penganut suatu agama dalam usahanya menyelidiki agama lain.

Dengan demikian, pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan atau metode

tekstual, atau pendekatan kitabi maka ia selalu menampakkan sifatnya yang

apologis dan deduktif.47

Untuk mengetahui bagaimana konsep nabi, penulis menggunakan

metode tekstualis yang mana didalamnya terdapat dalil-dalil kitab suci

sebagai dasar dan penguat ajaran yang dibawakan dalam Agama Islam dan

Khonghucu.

b) Perbandingan atau Komparatif

Dalam metode ini agama secara umum atau gejala-gejala agama

diperbandingan antara satu dengan yang lainya. Terdapat beberapa cara

dalam membandingkanya tersebut, menurut Ake Hultkranz, yang

dibandingkan adalah fungsi-fungsi unsur agama dalam konteks budaya.

Menurut Lewis, yang dikutip oleh Nuriz, perbandingan bisa berupa

perbandingan terbatas maupun perbandingan tak terbatas.48

47

Zakiyah Drajat dan Rosihon Anwar, Pengantar studi Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), 73.

48

(23)

15

Dalam pendekatan ini akan menekankan perbandingan konsep

Nabi dalam pandangan Agama Islam dan Khonghucu, yang didalamnya

terdapat persamaan dan perbedaan dalam hal prinsip dan pandangan, dan

adapun landasan dasar dalam pembahasanya akan membawa dalil atau teks

Kitab Suci dari masing-masing Agama.

3. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

melalui dokumen dan dari wawancara atau secara gabungan dari padanya.49 Pada metode pengumpulan data melalui dokumen yang didapat dari majalah,

jurnal, internet dan menemui bukti-bukti berupa teks di perpustakaan kampus

dan perpustakaan Kelenteng Boen Bio Surabaya. Adapun teks yang dimaksud

adalah data yang diperoleh dari buku, catatan, rekaman, berita dan sebagainya

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.50

Pengumpulan data yang lainnya yakni dengan metode wawancara.

Pada metode ini dilakukan dengan para Tokoh dan Rohaniawan umat

Khonghucu seperti, Bapak Oesman Arif dan Bapak Budi Suniarto ketika

mengikuti pelatihan Sekolah Dialog Islam dan Khonghucu untuk Perdamaian

pada bulan Maret lalu di Griya Gusdurian, Purwokerto dan Bapak Liem Tiong

Yang di Kelenteng Boen Bio Surabaya pada bulan April lalu, untuk membantu

memberikan pengajaran singkat dan informasi tentang konsep, riwayat Nabi

Kongzi serta ajaran sucinya.

49

Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif ; edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 234.

50

(24)

16

Dalam metode-metode yang diambil ini, bukan berarti sekedar

membanding-bandingkan agama, akan tetapi metode-metode ini dilakukan

untuk mengkaji agama secara luas dan ilmiah.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini memiliki lima bab dimana setiap bab mengandung subab

yang mempunyai keterkaitan dengan bab lainya. Bab-bab tersebut merupakan satu

kesatuan dalam isi Pembahasan. Untuk itu, perlunya kita mengetahui sistematika

pembahasan yang diantaranya sebagai berikut:

Bab pertama adalah bab pendahuluan yang bertujuan untuk

mengantarkan pembahasan ini secara keseluruhan. Adapun isi dari bab ini adalah

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah

kepustakaan, kerangka teori, metode penelitian, serta sitematika pembahasan.

Dilanjutkan dengan bab kedua memuat sejarah kenabian dalam agama

Islam dan Khonghucu yang meliputi sejarah kenabian dari awal kelahiranya

hingga perkembanganya pada masa sekarang.

Pada bab ketiga memuat tentang konsep nabi dalam Agama Islam dan

Khonghucu dalam tinjauan teologi dan studi komparatif, yang meliputi pengertian

nabi, konsep, serta teks-teks kitab suci yang menjadi landasan dasar dari pokok

ajaran yang menjadi dasar dalam kronologi adanya perbedaan konsep kenabian

dalam Islam dan Khonghucu.

Selanjutnya, bab keempat memuat tentang apa saja yang menjadi

perbedaan serta persamaan-persamaan yang ada pada konsep kenabian Islam dan

(25)

17

telah diperoleh dari Agama Islam dan Khonghucu, dengan menggunakan teori

reifikasi Wilfred Cantwell Smith untuk menjelaskan terjadinya peralihan makna

dalam pemaknaan ‘Nabi’.

Dan bab kelima adalah penutup, yang mana penulis menyajikan

(26)

BAB II

SEJARAH KENABIAN DALAM AGAMA ISLAM DAN KHONGHUCU

Dalam Agama Islam maupun Khonghucu, memiliki sejarah kenabian

dalam menyampaikan ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sejarah

penyebarannya Islam mempunyai keyakinan bahwa Nabi Muhammad bukanlah

satu-satunya Nabi yang dikirim Allah kepada umat manusia. Terdapat nabi-nabi

terdahulu sebelum Nabi Muhammad yang telah dipilih Allah sebagai Nabi dan

mereka memberi petunjuk kepada umat manusia untuk beribadah hanya kepada

Allah.

Sejarah yang lain, dalam Khonghucu meyakini adanya makhluk suci,

atau Yang Maha Roh, Maha Menembusi yaitu Tian Yang Maha Esa. Untuk

membuat perubahan pada diri manusia, Tian berkenan memberikan firman-Nya

kepada manusia suci, yaitu para Rajasuci dan Nabi Purba untuk menebarkan

ajaran-Nya kepada manusia beribu tahun yang lalu sebelum lahirnya Nabi

Kongzi. Tian Yang Maha Esa akhirnya memilih Nabi Kongzi sebagai penerus

ajaran Nabi-nabi terdahulu dan menebarkan ajaran suci.

A. Sejarah Nabi-Nabi Terdahulu dalam Islam

Dalam Islam para nabi adalah perantara Allah, pemberi petunjuk yang

Allah janjikan kepada A>dam dan keturunannya.1 A>dam adalah seorang nabi sekaligus manusia pertama yang diciptakan oleh Allah yang lahir tanpa ayah

1

(27)

19

maupun ibu.2 Dia diciptakan dari tanah3, menjadi nenek moyang bagi seluruh umat manusia yang semakin lama semakin berkembang dan bertambah

jumlahnya.4 Para ahli menyebutkan tentang keistimewaan nabi A>dam dibanding dengan makhluk lainya adalah, dia diciptakan dan ditiupkan ruh oleh Allah

sendiri.5 A>dam diberi akal, sehingga dia diajarkan tentang nama-nama sesuatu6 dan Allah memerintahkan para malaikat agar bersujud kepadanya.7

Dalam sejarah Islam manusia ditandai dengan hadirnya para nabi, jumlah

nabi hampir mendekati 124.000 tetapi sejarah kenabian datang pada akhir

beberapa masa dan manusia menemukan ajaranya. Sebelum Nabi Muhammad

terdapat nabi-nabi terdahulu,8 beliau juga bukanlah nabi pertama bagi bangsa Arab. Adapun nabi pertama di Arab adalah Ibra>hi>m kemudian putranya Isma>i>l a.s.9 Adapun nama-nama nabi yang diabadikan Tuhan dalam Alquran ada 25.10

Delapan belas diantaranya disebut dalam surat al-An’a>m ayat 83 s/d 86 adalah

Ibra>hi>m, Isha>q, Ya’ku>b, Nu>h, Da>ud, Sulaima>n, Ayyu>b, Yu>suf, Mu>sa>, Ha>ru>n, Zakariyya>, Yah}ya>, I>sa>, Ilyasa‘, Isma>i>l, Ilya>s, Yu>nus dan Lu>th. Sedangkan tujuh

diantaranya disebutkan dalam surat lain, diantaranya A>dam, Idri>s, Sha>lih, Syu‘aib,

Hu>d, Z|ulkifli, dan Muh}ammad.

2

Rafi’udin dan In’am Fadhali, Lentera Kisah 25 Nabi-Rasul (Jakarta: Kalam Mulia, 1977), 1. 3

al-Qur’a>n, 38:71. 4

al-Qur’a>n, 30:20. 5

Rafi’udin dan In’am Fadhali, Lentera Kisah 25 Nabi-Rasul, 8. 6

Mahmoud M. Ayoub, Islam: Antara Keyakinan & Praktik Ritual, (Yogyakarta: AK Group, 2004), 21.

10

(28)

20

Nabi yang besar menurut Islam ada lima diantaranya Nu>h, Ibra>hi>m,

Mu>sa>, I>sa>, dan Muh}ammad,11 karena cobaan sebagai nabi yang mereka pikul

sangat berat mereka disebut U>>>>>lul ‘Azmi, yakni orang-orang yang mempunyai kemauan yang teguh.12 Allah telah mengisahkan kepada kita sebagian nabi-nabi sekaligus berbagai rintangan yang menghadang dalam menyampaikan ajaran,

sebagai bentuk peneladanan kepada para U>lul ‘Azmi. Allah berfirman dalam Q.S. al-Ah}qa>f:35. Kita dapat mengambil pelajaran hidup dari apa yang telah

dikisahkan Allah tentang para nabi-Nya, mereka merupakan teladan yang agung

dalam hal kesabaran dan ketabahan.13

Sejarah banyak mengkisahkan tentang bagaimana penyebaran dakwah

Nabi Nu>h yang telah mengalami pengalaman pahit, banyak dari kaumnya yang

ingkar dari ajaranya. Atas pengaduan Nu>h kepada Allah tentang keingkaran

kaumnya, Allah memberikan adzab berupa banjir bandang dimana-mana. Oleh

sebab itu Nabi Nu>h diperintahkan untuk membuat kapal yang besar, terbuat dari

kayu paku.14 Kegigihan Nabi Nu>h untuk mengajak kaumnya agar beriman terhadap ajaranya terus dilakukan, akan tetapi beliau tidak berhasil mengajak

anaknya untuk beriman sehingga Allah mengadzabnya,15 begitu pula istrinya yang tetap kafir tidak beriman.16 Setelah peristiwa banjir bandang terjadi, tidak ada

yang tersisa sekalipun, kaum yang ingkar terhadap Nabi Nu>h pun hancur,17

kecuali orang-oarang yang mau beriman dan berada dalam kapal Nabi Nu>h hingga

11

Ayoub, Islam: Antara Keyakinan & Praktik Ritual, 20. 12

Fachruddin, Ensiklopedia al-Qur’an II, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 200. 13

(29)

21

berlabuh diatas bukit. Nabi Nu>h disebut sebagai nenek moyang para nabi karena

hanya kaumnyalah yang selamat dari bencana besar, beliau hidup ditengah

kaumnya selama 950 tahun,18 sebagaimana dalam Alquran.19

Kisah yang juga sering diceritakan adalah kisah Nabi Ibra>hi>m yang

selamat dari kobaran api,20 beliau adalah seorang yang senantiasa menghadapkan dirinya kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, menuju agama yang

benar.21 Nabi Ibra>hi>m merupakan orang pertama yang membangun Ka’bah di Makkah. Ka‘bah adalah rumah ibadah yang dibangun untuk menyembah Tuhan

Yang Maha Esa, tempat pertama bagi agama Ibra>hi>m.22 Dalam masa dakwahnya

nabi Ibrahim pernah menjadi pemberontak melawan penyembahan matahari,

bintang dan bulan, dia selalu mencari sebuah kebenaran akan Tuhan, beliau juga

orang yang pertama memerangi pemujaan terhadap berhala.23 Karena perjuangan Nabi Ibra>hi>m yang luar biasa beliau disebut sebagai bapak para nabi, karena

keturunanya kelak akan menjadi teladan24 dan kepadanya kitab suci diturunkan.25

Dikisahkan bahwa Nabi Mu>sa> adalah nabi yang menerima wahyu dan

menghadap Allah secara langsung.26 Salah satu mukjizatnya yang sangat terkenal dalam dunia sejarah adalah bisa selamat menyeberangi lautan bersama para

pengikutnya yang beriman.27 Kemudian Nabi I>sa> datang dengan ajaranya,

18

Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1989), 89. 19

Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah, (Bandung: Mizan, 1989), 104. 23

al-Qur’a>n, 21:60. 24

(30)

22

penciptaan I>>>sa> disisi Allah sama dengan penciptaan A>dam.28 Adapun sebagai

tanda kebesaran Tuhan yang diberikan kepada I>sa>, beliau dapat membuat burung

dari tanah, menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penyakit sopak, dan

menghidupkan kembali orang mati.29 Beliau membawa kabar gembira bahwa

akan datang seorang rasul yang bernama Ah}mad (Muh}ammad).30 Nabi Muh}ammad telah diutus bagi seluruh umat manusia, beliau diyakini sebagai

rahmat bagi semesta alam, dan namanya telah disebutkan dalam Kitab Taurat dan

Injil.31 melalui beliau Allah mengubah sejarah.32

Pesan yang disampaikan semua Nabi senantiasa menganjurkan untuk

selalu bertakwa dan menyembah hanya kepada Allah. Takwa merupakan

terciptanya “kesadaran ketuhanan” (rabbaniyyah) yaitu kesadaran bahwa “Tuhan Maha Hadir” atau selalu hadir dalam kehidupan keseharian seorang muslim.

Dengan demikian, Takwa menuntut seseorang untuk senantiasa menjaga diri dari

perbuatan jahat dan tercela lainya.33

B. Riwayat Nabi Muhammad

Sejarah mencatat bahwa Nabi Ibra>hi>m adalah nenek moyang Nabi

Muh}ammad, karena Muh}ammad merupakan keturunan Ibra>hi>m a.s. Perkawinan

Ibra>hi>m a.s dengan Siti Hajar membuahkan Ismail As, sedang perkawinan dengan

Siti Sarah melahirkan Isha>q As. Isma>i>l As melahirkan banyak keturunan, silsilah

28

al-Qur’a>n, 3:59. 29

al-Qur’a>n. 3: 49, 5:110. 30

al-Qur’a>n, 61:6. 31

al-Qur’a>n, 7:157, 61:6. 32

Ayoub, Islam: Antara Keyakinan & Praktik Ritual, 20. 33

(31)

23

kebawah selanjutnya adalah Nabit, Yashjub, Tasyrah, Nahur, Muqawwa>m, Udad,

Adna>n, Mu‘ad, Niza>r, Mudar, Ilya>s, Mudrika, Khuzaymah, Kinana, Al-Nadr,

Malik, Fihr, Galib, Lu‘ay, Ka’ab, Murra>, Kila>b, Qushay, ‘Abdul Manaf

(al-Mugira), Ha>syim (Amr), ‘Abdul Mut}a>lib (Shaiba), sampai ‘Abdulla>h.34 Sebagai

leluhur nabi Muh}ammad, nabi Ibra>hi>m dan Isma>i>l memiliki peran besar dalam

sejarah Arabia dan Islam.35

Dari garis silsilah, ‘Abdul Mutalib adalah kakek Nabi, beliau diberi oleh

Allah sepuluh orang putra yang sangat disegani oleh bangsa Quraish. Salah satu

putranya yang sangat dia sayangi ialah ‘Abdullah, ayah Nabi Muhammad.

‘Abdullah dikenal berbudi luhur, disegani, dan dihormati oleh semua penduduk

Makkah baik yang berasal dari kabilah Quraish maupun dari kabilah lain.36 Ketika ‘Abdullah cukup umur beliau dikawinkan dengan seorang putri yang sangat

terkemuka dikalangan kaumnya, Aminah ibunda nabi.37

Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah pada hari senin tanggal dua

belas,38 waktu fajar39, bulan Ra>bi’ al-Awwa>l40, bertepatan dengan 20 April,41

tahun 570 M.42 Beliau dilahirkan dari keluarga yang bersih dan mempunyai

34

Bisri M. Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2004), 1-4. 35

Ja’far Subhani, Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw, terj., Muhammad Hasyim dan Meth Kieraha, (Jakarta: Lentera, 1996), 49.

36

Bisri M. Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 20. 37

Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, terj. Bey Arifin dan Yunus Ali Muhdhar (Surabaya: Bina Ilmu, 2008), 57.

38

Habib Zain, Mengenal mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan secara Terpadu, (Bandung: Al-Bayan, 1998), 33.

39

Para sejarawan berbeda pendapat tentang kelahiran Nabi Muhammad mengenai waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Ada yang berpendapat pada waktu subuh, siang dan malam. Lihat Aksin Wijaya, Sejarah Kenabian, (Yogyakarta: Mizan, 2016), 310.

40

Ayoub, Islam: Antara Keyakinan & Praktik Ritual, 26. 41

An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah, 57. 42

(32)

24

silsilah terhormat, menjadi pusat segala keutamaan orang-orang Arab.43 Ketika

hari ketujuh tiba, seekor domba disembelih ‘Abdul Mut}alib sebagai ungkapan rasa

syukur dan memberi nama cucunya “Muhammad” yang jarang dipakai orang

Arab, dengan alasan dia berharap kelak cucunya dipuji dilangit maupun dipuji

manusia di bumi.44 Dalam Alquran menyebut dua nama bagi nabi. Dalam Surah A>li ‘Imra>n ayat 138, Muh}ammad ayat 2, al-Fat ayat 29 dan al-Ah}za>b ayat 40

beliau disebut Muh}ammad sedangkan dalam surah as-S}af ayat 6 beliau disebut

Ah}mad. Kedua nama tersebut memiliki makna yang berdekatan, karena berasal

dari bahasa Arab, ‘h}amd’ yang berarti ‘terpuji’.45 Perbedaan ini sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa ibunda nabi telah menamainya “Ahmad” sebelum

kakeknya menamainya “Muhammad”.46

Ketika masa kecil, Nabi disusui ibunya hanya selama tiga hari, setelah itu

beliau disusui oleh Suwaibah, seorang budak wanita Abu Lahab selama empat

bulan, kemudian disusui oleh Halimah, seorang wanita badui47 Muh}ammad tinggal bersama keluarga Sa‘ad sampai usia lima tahun, beliau sangat menyayangi

dan menghormati Hali>mah dan keluarganya. Pada usia enam tahun, Ami>nah

mengajak Muhammad untuk berziarah ke makam ayahnya bersama rombongan

kafilah dagang dan Ummu ‘Aiman (Sahaya ‘Abdullah) yang sedang menuju

syam. Beliau memperlihatkan rumah dimana ‘Abdullah dirawat sewaktu sakit

43

Muhammad al-Ghazali, Sejarah perjalanan Hidup Muhammad, terj. Imam Muttaqien (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003), 51.

44

Subhani, Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw, 101. 45

Abdul Hamid Siddiqi, Sirah Nabi Muhammad Saw, (Bandung: Marja, 2005), 68. 46

Subhani, 102. 47

(33)

25

sampai meninggalnya, dan mereka tinggal di Madinah satu bulan kemudian

kembali ke Makkah.48

Dalam perjalanan pulang dari Madinah, mereka singgah di Abwa‘ yang

terletak 23 mil dari Madinah. Dan ditengah perjalanan Aminah tiba-tiba jatuh

sakit, tidak lama kemudian Aminah wafat dan dimakamkan di Abwa‘. Seusai

pemakaman ibunya Muhammad melanjutkan perjalananya pulang ke Makkah

menuju rumah kakeknya, beliau mengasuh Muhammad dengan penuh kasih

sayang sehingga merasa terhibur dari kesedihan karena wafatnya ibunya.49 Tidak

lama kemudian, kakeknya meninggal pada usia 80 tahun sedangkan Muhammad

berusia 8 tahun,50 sehingga sesuai dengan wasiat kakeknya pengasuhan Muh}ammad menjadi tanggung jawab AbuTalib. Selama dalam asuhan kakek dan

pamanya, Muhammad selalu berbakti, membantu meringankan kehidupa mereka,

dan melakukan pekerjaan mengembala kambing.51

Menginjak usia 12 tahun Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke

Syam. Abu Thalib sangat menyayangi Muhammad bahkan melebihi cinta

kasihnya terhadap anak-anaknya. Muhammad pun tinggal bersama pamannya dan

menerima apa yang ada, beliau biasa melakukan pekerjaan yang umum dilakukan

oleh remaja seusianya.52 Menginjak Muhammad usia 25 tahun, Abu Talib melihat

peluang usaha bagi keponakannya. Pengusaha kaya di Makkah mencari seorang

manajer yang mengelola bisnis dagang ke Syam. Abu Talib menemui Khadijah,

pengusaha kaya itu dan dimintanya pekerjaan tersebut untuk Muhammad. Untuk

48

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 38-39. 49

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 39. 50

Ibid.,41. 51

Ibid.,46. 52

(34)

26

pertama kalinya Muhammad memimpin kafilah dagang. Beliau menyusuri jalur

perdagangan utama Yaman, Madyan, Wadil Qurra dan tempat lainya, kafilah

dagangnya pun sukses besar dan memperoleh keuntungan banyak.53

Atas keberhasilan Muhammad dalam dagangnya, Khadijah sangat senang

padanya. Khadijah mendengar cerita akan keluhuran budi pekerti Muhammad

membuatnya semakin jatuh hati. Melalui Nufaisah, sahabat Khadijah

menyampaikan keinginginanya menikah dengan Muhammad. Kedua pihak

keluarga mendukung meraka dan Muhammad menikahi Khadijah.54 Khadijah adalah saudagar kaya di Makkah, dan tumbuh dikalangan keluarga terpandang.

Seusai cerai dengan suaminya yang kedua, Khadijah memprioritaskan mendidik

putra-putrinya, sehingga dia mencari orang yang menjualkan dagangannya dan

akhirnya bertemu dengan Muhammad.55

Menjelang usianya yang ke 39 tahun Muhammad sering mengasingkan

diri di Gua Hira>‘, tempat yang sunyi di puncak bukit batu, 6 km sebelah utara

Makkah.56 Pada usia 40 tahun, tepatnya pada malam 17 Ramadan tahun 610

Masehi, telah datang kepadanya sebuah wahyu melalui malaikat Jibri>l.57 Jibri>l

datang dan mengajari Muh}ammad membaca, “Iqra>‘!” (Bacalah !), sampai berulang tiga kali dan kemudian Jibril menuntun Muhammad membaca

ayat-ayat58 yang kemudian dikenal sebagai wahyu pertama Muhammad.59

53

Ibid., 59. 54

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 69. 55

Ibid., 58-59. 56

Ibid., 79. 57

Ibid., 81. 58

al-Qur’a>n, 96:1-5. 59

(35)

27

Khadijah adalah yang pertama mempercayai bahwa suaminya adalah

Rasu>lulla>h (utusan Allah), dia menceritakan kejadian yang dialami Muhammad di

Gua kepada Waraqah bin Naufal (saudara sepupunya), seorang Nasrani yang taat.

Waraqah membesarkan hati Khadijah dan dia yakin peristiwa itu merupakan

pengangkatan Muhammad sebagai utusan Allah. Setelah hampir dua tahun

setelahnya, turunlah wahyu yang kedua60 berisi perintah berdakwah,

memberitakan kebenaran dan mengajak kaumnya kepada agama Tauhid.61

Awal mula berdakwah Muhammad adalah dengan cara

sembunyi-sembunyi kepada keluarga terdekatnya, sehingga Allah memerintahkanya untuk

berdakwah secara terang-terangan kepada kerabatnya,62 kemudian Muhammad mengundang kerabat Bani Hasyim dalam perjamuan makan dirumahnya dan

mengajak mereka menyembah Allah serta meninggalkan berhala yang tiada

manfaat.63 Kemudian Nabi berdakwah secara terang-terangan kepada kaum

Quraisy, Nabi Muhammad mendapat perlakuan keras, berbagai intimidasi dan

teror terus menerus diterimanya dari kaum Quraisy tanpa terkecuali pamanya

sendiri Abu Lahab, bahkan namanya diabadikan dalam Alquran.64 Gangguan

terhadap pengikut Muhammad juga terus-menerus terjadi, bahkan ada yang

disiksa dan dipukuli hingga meninggal dan mati syahid. Merespon perlawanan

yang ada di Makkah, Muhammad menyarankan sebagian sahabat untuk hijrah ke

Habsy.65

60

al-Qur’a>n, 74:1-7. 61

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 87-91. 62

al-Qur’a>n, 26:214-216. 63

Ibid.,101. 64

al-Qur’a>n, 111:1-5. 65

(36)

28

Setelah sekian lama berdakwah, tekanan dari kaum Quraisy tidak mereda

dan semakin keras, hingga kemudian pamanya yang telah mengasuhnya dari kecil

dan selalu melindunginya dari ancaman kaum Quraisy, wafat. Sesaat beberapa

bulan kemudian, istri yang selalu setia menemani setiap perjuanganya, menyusul

wafat.66 Walaupun dalam kesedihan karena ditinggalkan orang yang dikasihi,

tidak membuat Nabi Muhammad lelah dalam berdakwah. Muh}ammad berdakwah

ke Thaif, di daerah pertanian yang subur bersama Zaid ibn Haris. Akan tetapi

masyarakat Tha>if menolak dan mengina dakwah nabi, hingga kemudian nabi

pulang ke Makkah. Sekembalinya dari Thaif, Muhammad menikahi ‘Aisyah putri

Abu Bakar. Dalam kultur Arab, perkawinan adalah salah satu tradisi untuk

mempererat persahabatan.67

Sekitar tahun 621 M, terjadi peristiwa Isra>‘ Mi’ra>j,68 sebagaimana dalam Alquran.69 Peristiwa ini begitu luhur dan agung, orang-orang Arab penduduk

Mekah tidak dapat memahami semua pengertian ini. Ketika peristiwa Isra>‘

Mi’ra>j itu disampaikan kepada mereka, merekapun meragukan peristiwa itu. Adapun orang yang pertama kali mempercayai peristiwa tersebut adalah

sahabatnya Abu bakar, oleh karenanya dia diberi gelar as-S}iddi>q.70

Permusuhan kaum Quraisy kepada nabi Muhammad dan umatnya

semakin menjadi-jadi, maka turunlah perintah Allah untuk melaksanakan hijrah.71 Dengan segera nabi memberitahukan kepada umatnya untuk melaksanakan hijrah

66

Ibid.,116-117. 67

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 120. 68

Ibid.,123. 69

al-Qur’a>n, 17:1. 70

Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, terj., Audah, Ali, (Bogor: Litera Antar Nusa, 2009), 195.

71

(37)

29

ke Yasrib secara berkelompok-kelompok kecil, dan Nabi Muhammad bersama

Abu Bakar menyusul kemudian. Pengawasan ketat dilakukan oleh pemuda

Quraisy, mereka mengincar nyawa Muhammad, untuk itu nabi menyuruh Ali bin

Abi Thalib untuk tidur dirumahnya untuk mengelabuhi pemuda Quraisy, sehingga

Nabi dan Abu Bakar bisa menyeliap keluar dan bersembunyi di Gua selama tiga

malam. Setelah aman, mereka keluar dari Gua, memilih jalan yang jarang dilalui

manusia kemudian ke Madinah.72

Dua pekan kemudian, nabi tiba di Quba‘, sebuah desa perkebunan kurma

di luar kota Madinah. Beliau tinggal disana selama empat hari dan membangun

masjid sederhana. Di Quba‘ ini Muhammad mendapat perintah untuk s}alat

menghadap Ka‘bah.73 Di Quba ini, nabi bertemu Ali dan berjalan bersama menuju

Madinah. Nabi memasuki kota Yastrib, yang kemudian dikenal sebagai

‘Madinah’ pada tanggal 12 Ra>bi‘ al-Awwa>l atau bertepatan pada tanggal 24

September 622 M, saat itu orang-orang yang bersama nabi dari Makkah disebut

Muha>jirin yang artinya ‘orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Madinah’ dan

mereka yang menerima orang yang hijrah dari Makkah disebut Ansha>r yakni ‘orang yang menolong menuju kemenangan’.74

Sesampainya di sana mereka disambut dengan meriah oleh warga

Madinah dengan bacaan salawat. Banyak diantara mereka yang menawarkan

rumahnya sebagai tempat tinggal, akan tetapi Qaswa untanya berhenti sendiri

didepan rumah milik Sahal dan Suhail, anak yatim dari bani Najjar. Setelah dibeli

72

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 137. 73

al-Qur’a>n, 2:144. 74

(38)

30

rumah itu dibangun menjadi masjid. Nabi membangun rumah kecil bagi

keluarganya disisi masjid. Sekarang masjid itu menjadi masjid Nabawi di

Madinah, sedangkan rumah tinggalnya menjadi makam yang sekarang berada di

dalam masjid Nabawi.75

Langkah-langkah Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat Islam

di Madinah adalah: pertama, Nabi mengubah nama Yatsrib menjadi nama Madinah. Perubahan ini menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad dalam

membentuk sebuah masyarakat yang tertib dan maju.76 Kedua, beliau mendirikan sebuah masjid sebagai tempat melaksanakan ritual dan kegiatan sosial. Di masjid

ini Nabi memulai karirnya sebagai kepala agama sekaligus kepala pemerintahan.

Beliau mengajarkan praktek sosial yang tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan.

Masjid ini menjadi tempat bertolaknya negara, pusat pengendalian, tempat

komando militer, dan pusat pembinaan yang pertama.77 Ketiga, Nabi membentuk kegiatan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Persaudaraan

diharapkan mampu mengikat umat muslim dalam satu persaudaraan dan

keluargaan. Keempat, Nabi membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lainyang tidak beragama Islam, dan kelima, Nabi membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gannguan-gangguan yang dilakukan oleh musuh.78

Menurut ahli sejarah, dalam jangka waktu dua tahun di awal

kehijrahanya, nabi membentuk sebuah piagam yang mengatur hubungan

komunitas-komunitas yang ada di Madinah. Piagam tersebut disebut Piagam

75

Ibid., 141. 76

Jaih Mubarak, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), 48. 77

Syaikh Munir Muhammad Ghaban, Manhaj HarakiI, terj., Aunur Rafiq Shalih Tamhiq, 261. 78

(39)

31

Madinah. Piagam ini dijadikan sebuah dasar negara Islam pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, mengatur tentang kondisi sosial ekonomi, serta kehidupan

militer dan keagamaan penduduk Madinah.79 Menurut Akram Dhiyaudin Umari, isi piagam madinah secara umum dapat dibedakan menjadi dua: pertama, perjanjian Nabi dengan umat Yahudi dan kedua, perjanjian Nabi dengan kaum Muhajirin dan Anshar.80 Adapun undang-undang yang tertulis dalam piagam madinah memuat tentang dasar-dasar kekuasaan dan keutuhan suatu bangsa yang

dibangun secara bersama-sama atau dengan melibatkan semua komponen

masyarakat.81

Dalam sistem pemerintahan bidang agama di Madinah, nabi

membebaskan memeluk agama sesuai dengan kepercayaan dan keimananya

masing. Baik bagi seorang Muslim, Yahudi, atau Nasrani

masing-masing mempunyai kebebasan yang sama dalam menganut kepercayaan,

kebebasan yang sama menyatakan pendapat dan kebebasan yang sama pula

menjalankan propaganda agama, hanya kebebasanlah yang akan menjamin

dunia ini mencapai kebenaran dan kemajuannya dalam menuju kesatuan yang

integral dan terhormat.82

C. Keistimewaan Nabi Muhammad

Sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Fi>l:1-5 menjelang kelahiran

Muhammad, terdapat peristiwa yang diluar nalar manusia biasa. Pada saat itu,

79

Ghaban, Manhaj HarakiI, 261. 80

Akram Dhiyauddin Umari, Masyarakat Madani: Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 122.

81

Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UMM Press, 2004), 32. 82

(40)

32

Keberadaan Ka’bah menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang Makkah dan

sekitarnya, oleh karenanya, Makkah menjadi kota yang ramai dan banyak

dikunjungi. Melihat hal ini, Abrahah merasa iri dan berencana menggempur

Ka‘bah.83 Sebelum masuk ke kota Mekkah, pasukan tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.84

Sejumlah keajaiban juga mucul ketika Nabi Muhammad lahir, nabi

mengangkat kepalanya melihat ke arah langit, sebuah cahaya memancar

bersamanya ketika dia lahir. Seorang bidan, berkata: “ketika dia berada dalam

gendongan saya dan bersin, saya mendengar sebuah suara: “semoga Allah

memberikan rahmat-Nya padamu!” kemudian seluruh kaki langit tampak terang

sehingga saya dapat melihat puri-puri Yunani.85

Pada saat masa anak-anak, pertanda baik terus mengiringi Muhammad.

ibu asuhnya Halimah, merasa keberkahan selalu datang pada keluarganya sejak

saat beliau mengasuh dan menyusui nabi. Hewan ternaknya berkembang biak

dengan subur dan dia tidak pernah kekurangan harta. Pada saat nabi bermain

dengan anak dari keluarga Sa’ad, datanglah dua orang berbaju putih, mereka

membaringkan, membedah dada nabi dan mengembalikanya seperti semula.86

Peristiwa pembedahan dada ini dijelaskan nabi setelah kenabian.

Allah memperlihatkan kemuliaan Nabi-Nya melalui bacaan shalawat atas

dirinya, kemudian oleh malaikat, dan memberikan perintah kepada orang-orang

83

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 16. 84

Jabal Raudhatul Jannah, Mushaf Marwah: Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Untuk Wanita, (Bandung: JABAL, 2009), 601.

85

Qadi ‘Iyad Ibnu Musa al-Yahsubi, Sirah Muhammad Rasulullah I, (Jakarta: Raja Grafindo, 1999), 449.

86

(41)

33

beriman agar senantiasa bershalawat dan mengucap salam kehormatan kepada

Nabi sebagaimana dalam Alqur’an.87 Pengertian shalawat (doa) yang diberikan

Allah, para malaikat dan umatnya kepada Nabi, merupakan belas kasih Allah

terhadapnya. Bershalawat mempunyai arti memohonkan berkah atau anugerah

kebaikan kepada Allah melalui Nabi-Nya Muhammad, perintah ini menunjukkan

betapa mulia dan istimewanya Nabi Muhammad disisi-Nya.88

Dan Allah juga telah menunjukkan tanda-tanda kebesara-Nya melalui

kemuliaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad, dengan terjadinya peristiwa

Isra>‘ Mi’ra>j.89 Bagi umat muslim, tidak ada keraguan dalam peristiwa tersebut karena tertulis dalam Alqur’an. Perjalanan nabi dari Masjidil Haram menuju

Masjidil Aqsa, kemudian naik ke langit menuju S}idrat al-Munta>ha>90 sehingga turunlah perintah melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.91

Pada saat nabi berdakwah di Makkah, orang-orang yang meragukan

kenabianya meminta untuk memperlihatkan kepada mereka suatu tanda

(mu‘jiza>t)92 bahwa dia adalah utusan Allah, dan beliau pun memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan menjadi dua bagian sehingga mereka dapat

87

al-Qur’a>n, 33:56. 88

al-Yahsubi, Sirah Muhammad Rasulullah I, 52-56. 89

Secara Etimologis Isra berarti berjalan pada waktu malam. Sedangkan terminologi, yaitu perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerussalem (Palestina), dan Mi’raj secara Etimologis berarti tangga, alat untuk naik. Sedangkan secara terminologis menurut Islam, Mi’raj adalah perjalanan pribadi Nabi Muhammad naik ke atas langit ketujuh atau kenaikan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa, melalui beberapa tingkatan menuju tahta Tuhan. Dua kata tersebut digabungkan karena peristiwa tersebut terhubung satu sama lain. Lihat Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu al-Qur’an, (Wonosobo: Amzah, 2005), 125. 90

Istilah ini termaktub dalam al-Qur’an, 53:14. Shidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi di atas langit yang ke tujuh yang telah dikunjungi Nabi Muhammad ketika Isra’ Mi’raj. Lihat Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu al-Qur’an, 268.

91

al-Yahsubi, Sirah Muhammad Rasulullah I , 193-196. 92

(42)

34

melihatnya di Bukit Hira>‘, sebagaimana dalam Alquran.93 Peristiwa ini telah

terbukti dengan jelas, akan tetapi orang-orang Makkah yang ingkar tetap tidak

mempercayainya dan menuduh nabi berbuat sihir.94

Diantara mukjizat nabi yang paling berharga dan tidak dapat tertandingi

oleh hal apapun adalah Alquran. Allah melindungi dan menjaganya sepanjang

zaman.95 Tidak ada kerguan didalamnya,96dan nabi pernah bersabda bahwa

Alquran adalah kitab yang istimewa, keajaibanya tidak akan pernah pudar. Ketika

Jin mendengar Alquran, mereka berkata bahwa kitab Alquran sangat

mengagumkan, dan isinya memberikan petunjuk menuju jalan yang benar.97

D. Penghormatan kepada Nabi Muhammad

Umat Islam memiliki banyak perayaan hari-hari besar, diantara perayaan

tersebut adalah sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan kepada Nabi

Muhammad. Adapun hari-hari bersejarah tersebut adalah (a) Isra>‘ Mi’ra>j dan (b) Mauli>d Nabi.

1. Peristiwa Isra>‘ Mi’ra>j

Allah telah memperjalankan nabi Muhammad pada malam hari dari

Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsa Palestina, peristiwa tersebut

disebut Isra>‘ sebagaimana dalam Q.S al- Isra>‘ :1. Sedangkan Mi’ra>j adaalah naik ke langit dari Baitul Maqdis menuju S}idrat al-Munta>ha dengan

93

al-Qur’a>n, 54:1. 94

al-Yahsubi, 344-345. 95

al-Qur’a>n, 15:9. 96

al-Qur’a>n, 2:2. 97

(43)

35

mengendarai Bura>q98 dan ditemani oleh malaikat Jibril.99 Terjadinya peristiwa

Isra>‘ Mi’ra>j berlangsung ketika nabi berusia 51 tahun, dan perjalananya yang

menakjubkan itu membuat nabi semakin mengobarkan semangat perjuanganya

untuk menyerukan kepada umat manusia menuju jalan yang dikehendaki

Allah.100 Menurut tradisi Islam, Isra>‘ Mi’ra>j terjadi selama periode Makkah

yang terakhir, setahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah,101 dan diperingati pada setiap tanggal 27 Rajab.102

Isra>‘ Mi’ra>j merupakan suatu peristiwa yang besar yang dialami

Muhammad. ‘Abdul Quddus, seorang sufi berpendapat bahwa Isra>‘ merupakan suatu tujuan, bagi nabi peristiwa tersebut adalah cara Allah menunjukkan

kebesaran-Nya, seakan-akan perjalanan itu nyata adanya. Kisah ini diyakini

kebenaranya, setiap tahun terdapat hampir satu milyar kaum muslim di jutaan

surau dan masjid merayakan kisah perjalanan nabi ini.103 Dan Mi’ra>j nabi telah

berperan sebagai sumber inspirasi bagi berbagai generasi orang-orang suci dan

mistikus Muslim yang telas melukiskan kosmos Islam. Perjalanan Mi’ra>j ini

dikatakan sebagai tonggak gerakan dan doa dalam Shalat, yang merupakan

ritus pokok dalam Islam.104 Pembahasan mendalam serta berbagai penafsiran tentang perjalanan ke langit oleh para teolog menjadi sebuah inspirasi dan

98

Buraq ialah seekor binatang berkaki empat yang lebih besar daripada seekor keledai dan lebih kecil daripada seekor kuda. Hewan ini dikendarai oleh Nabi Muhammad ketika Mi’raj. Pada abad ke-17 para penyair dari Persia maupun Turki senang menggambarkan hewan tersebut dengan imajinasi yang fantastik. Lihat Annemarie Schimmel, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah, terj., Rahmani Astuti dan Ilyas Hasan (Bandung: Mizan, 1991), 232-235.

99

Rafi’udin dan In’am Fadhali, Lentera Kisah 25 Nabi-Rasul, 272. 100

Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad Saw, 129. 101

A. Syalabi, Sejarah & Kebudayaan Islam 1, (Jakarta: Al-Husna, 1997), 100. 102

Schimmel, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah, 220. 103

Fuad Hashem, Sirah Muhammad Rasulullah, 222. 104

(44)

36

karya dalam bidang seni dan puisi. Para penyair, khususnya didaerah Persia

melukiskan peristiwa penuh keajaiban ini melalui gambar-gambar yang

sedemikian fantastik dan agung dengan menggunakan segenap imajinasi untuk

saling berlomba antara satu sama lainya.105

2. Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw

Hari kelahiran Nabi disebut Mauli>d, berasal dari perkataan Arab, dan istilah lainya adalah Mila>d, yang mempunyai arti hari kelahiran.106 Pada hari itu, merupakan hari bersejarah bagi lahirnya Nabi Muhammad yang jatuh pada

hari ke-12 bersamaan dengan 23 April 571 Masehi. Pada zaman sahabat belum

ada perayaan kelahiran Nabi Muhammad, hingga pada masa tabi’in, umat

Islam mulai menyebar keseluruh dunia, dan mulai jauh dari ajaran dan

perjuangan nabi.107 Pada Akhir abad ke-7 hingga awal abad ke-8, rumah di

Makkah tempat Muhammad lahir diubah oleh Harun al-Rasyid penguasa

Dinasti Abbasiyyah pada masa itu, sehingga banyak orang yang datang

mengunjunginya saat melaksanakan ibadah haji.108 Hingga Kemudian pada kurun waktu 358 H/969 M, dinasti Fatimiyah yang memerintahi Mesir

menyelenggarakan perayaan maulid secara formal dan melibatkan institusi

negara. Dinasti ini pertama kali yang menyelenggarakan perayaan kelahiran

nabi Muhammad. Adapun fungsi dari perayaan ini diindikasikan sebagai upaya

105

Schimmel, 226. 106

Ibid., 200. 107

Mohd Mustaffa Bin Jusoh.Maulidurrasul”. MAIS. Nomor 2289-635X. Selangor, 3, 2014. 108

(45)

37

mengukuhkan legitimasi kekuasaan ahl al-bayt (keturunan nabi) melalui putri nabi, Fatimah pada masa itu.109

Peringatan Maulid Nabi kemudian dipopulerkan pada era Raja di Irbil,

Iraq bernama Sultan Mudzaffaruddin Abu Said al-Kukibri bin Zainuddin Ali

bin Biktikin (549-630 H), beliau adalah saudara ipar Sultan Salahuddin

al-Ayyub. Perayaan ini melibatkan banyak orang dalam jumlah besar, yang

berdatangan dari berbagai wilayah. Sultan Mudzaffar adalah salah seorang raja

yang agung, besar dan mulia. Dia memiliki riwayat hidup yang baik. Dan dia

telah memakmurkan masjid Jami' al Mudzaffari di Safah Qasiyun.110

Di Mesir, tradisi mawli>d terus berlangsung, para penguasa pada abad ke-14 dan 15 memperingati mawli>d pada malam menjelang 12 Ra>bi‘ al-Awwa>l dengan penuh kebesaran di pelataran benteng Kairo.111 Pada dekade terakhir,

sekitar abad ke sebelas hijriyah lahirlah sebuah karya yang diberi nama

al-Barzanji karya Syeikh Jaafar al-al-Barzanji, seorang Qadhi yang mengikuti

madzhab Maliki Madinah. Teks aslinya berbahasa Arab dan telah populer di

negeri-negeri Afrika pada abad ke-18.112 Dalam karyanya tersebut mengandung kisah Rasulullah semasa kelahiran sehingga wafatnya, dibacakan

dipersembahkan kepada orang ramai dengan cara yang menarik bagi

membangkitkan rasa kecintaan kepada Rasulullah dan perjuangannya.113

109

Al-Fikrah Mbs. “Narasi Perayaan dan Teks Maulid”. Al-Fikrah. Vol. 96. Gresik, 21, 2016. 110

Makruf Khozin, “Maulid al-Hafidz as-Suyuthi”. http://www.hujjahnu.com/2013/02/terjemah-kitab-maulid-al-hafidz-as.html (Senin, 03 Juli 2017, 13.54)

111

Schimmel, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah, 204. 112

Ibid., 214. 113

Gambar

  Tabel 1: Persamaan Konsep Nabi
  Tabel 2: Perbedaan Konsep Nabi

Referensi

Dokumen terkait

Peran kiai dalam dunia politik tersebut merupakan bagian dari meneladani Nabi yang bukan hanya berperan sebagai pemimpin agama, namun juga pemimpin masyarakat

Dalam konteks ini, penulis berkenan mengambil konsep pembinaan dan pertahanan keluarga yang ditawarkan dalam Islam yang sumbernya dari Al-Qur’an dan hadis yang

Kewajiban dalam meningkatkan karakter positif dan mengurangi karakter negatif tentunya menjadi kewajiban semua pihak baik dari individu, keluarga, masyarakat maupun

Keadilan yang harus diwujudkan dalam bentuk ini adalah refleksi dari tugas kekhalifahan manusia di muka bumi. Manusia dituntut untuk saling memperlakukan saudaranya dengan baik

Peran kiai dalam dunia politik tersebut merupakan bagian dari meneladani Nabi yang bukan hanya berperan sebagai pemimpin agama, namun juga pemimpin masyarakat

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa Islam memandang visi Islam akan realitas dan kebenaran tidak hanya berupa cara pandang terhadap dunia dengan proses

masalah aktual” yaitu mengungkap konsep riba dalam ekonomi Islam yang digali dari beberapa ayat Al Quran dan hadits Nabi saw dengan pendekatan integratif melewati.. suatu

Dari uraian diatas bahwa diperlukan lembaga pengawasan sebagaimana yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW. Tentunya dengan adanya lembaga ini dapat berfungsi sebagai