BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
4.1.1 Lokasi Sekolah
SMP N 9 Salatiga Jawa Tengah merupakan tempat yang dipilih oleh
penulis untuk melakukan penelitian. SMP N 9 terletak di alamat Jl. Pemuda 7-9
Salatiga 50711, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Prov.Jawa Tengah. SMP N 9
Salatiga berdiri pada tahun 1993 hingga sekarang tetap berdiri kokoh, dan
memiliki luas tanah 3000 m² dengan status kepemilikan pemerintah. SMP N 9
Salatiga salah satu sekolah yang cukup favorit di Salatiga dan sangat strategis.
Bila siswa yang orang tuanya tidak memiliki kendaraan pribadi, siswa bias
menggunakan angkotan umum unntuk berangkat kesekolah, karena setiap hari
angkotan umum melintasi sekolah tersebut, selain favorit dan strategis SMP N 9
Salatiga telah terakredetasi “A” sejak tahun 5 Oktober 1994 hingga sekarang tetap
dipertahankan.
SMP N 9 Salatiga dipimpin oleh kepala sekolah. Kepala sekolah dibantu
oleh staf admistrasi dan tenaga pengajar/guru sebanyak 48 orang diantaranya 3
guru BK dan 45 guru kurikulum beserta tenaga admistrasi. Di dalam tenaga
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah
A. Visi Sekolah
Visi : “ unggul dalam prestasi, optimis dalam berkarya imtaq dalam meraih
cita.
Indikator:
1. Terwujudnya peningkatan pengembangan kurikulum.
2. Terwujudnya peningkatan sumbardaya pendidik dan pendidikan.
3. Terwujudnya penata serana praserana sekolah kondusif dan asri.
4. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efisien, dinamis dan
inovatif.
5. Terwujudnya keseimbangan prestasi iptek dan imtaq.
6. Terwujudnya pribadi yang santun, berbudi luhur dan cinta tanah air.
7. Terwujudnya peningkatan kualitas kelulusan dalam bidang akademik
dan non akademik (olahraga, seni budaya, keterampilan, keagamaan
dan karya ilmiah remaja).
8. Terwujudnya program keorganisasian, kepemimpinan, dan
pengkaderan.
9. Terlaksananya pengembangan implemantasi pembelajaran MIPA
dalam bahasa inggris
10. Terwujudnya pembiasaan penggunaan bahasa inggris untuk
B. Misi Sekolah
a. Melaksanakan pengembangan kurikulum
1. Melaksanakan pengembangan kurikulum tingat satuan pendidikan.
2. Meleksanakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua
mata pelajaran.
3. Melaksanakan pengembangan silabus.
4. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
5. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian
b. Melaksanakan pengembangan pendidik dan tenaga pendidik
1. Melaksanakan pengembangan profesionalitas guru.
2. Melaksanakan pengembangan kompetensi dasar.
3. Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga
kependidikan lainnya.
c. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh
kegiatan sekolah.
1. Mengadakan media pembelajaran.
2. Mengadakan serana praserana pendidikan.
3. Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif.
d. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan melalui
e. Menumbuhkemangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama
yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik melalui
pelaksanaan program jumat taqwa sesuai agama yang dianut.
f. Membudayakan santun dalam bicara dan sikap serta menghargai
sesama dan cinta tanah air.
1. Membiasakan siswa mengucapkan salam kepada guru dan teman.
2. Melaksanakan upacara bendera heri senin dan hari besar nasional
lainya.
3. Melaksanakan kegiatan PASKIBRA dan pramuka.
g. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan standar ketuntasan dan
standar kelulusan.
1. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kriteria ketuntasan dan
kelulusan.
2. Menyiapkan siswa melalui bimbingan prestasi akademis dan non
akademis
3. Mengikuti kegiatan lomba prestasi akademis dan non akademis
h. Mengembangkan bakat siswa melalui bimbingankeorganisasian,
kepemimpinan dan pengkaderan.
1. Melaksanakan bimbingan keorganisasian melalui kegiatan
pramuka, PMR/UKS, PKS, latihan dasar kepemimpinan
2. Mengikuti kegiatan lomba prestasi dalam kegiatan pramuka,
i. Melaksanakan program pengembangan/implementasi pembelajaran
MIPA dalam bahasa inggris di kelas unggulan.
1. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru MIPA dan
bahasa inggris.
2. Mengadakan dan mengembangkan fasilitas pembelajaran.
j. Melaksanakan pembiasaan percakapan bahasa inggris bagi siswa dan
guru pada hari sabtu.
4.1.3 Subjek Penelitian
Tabel 4.1
Kondisi dan jumlah siswa lima (5) tahun terakhir.
No Tahun
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa yang diambil oleh peneliti untuk
mewakili atau yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas IX dengan
total seluruh siswa sebanyak 226, dan dengan melalui tehnik proporsional
random sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan cara undian. Cara
undian yaitu dilaksanakan dengan mengadakan undian terhadap subyek yang
diteliti yang desebut cara acak. Dari hasil undian dan acak peneliti memperoleh
4.1.4 Sarana Prasarana Sekolah
Tabel 4.2 Serana praserana sekolah
No Jenis Sarana
3. Ruang Perpustakaan 1 Ada, Kondisi Baik 4. Laboratorium IPA 1 Ada, Kondisi Baik 5. Laboratorium Bahasa 1 Ada, Kondisi Baik 6. Laboratorium TIK 1 Ada, Kondisi Baik
13. Ruang Kurikulum 1 Ada, Kondisi Kurang Baik
14. Ruang BP/BK 1 Ada, Kondisi Baik
15. Ruang UKS 1 Ada, Kondisi Kurang
Baik
16. Ruang Perangkat Musik 1 Ada, Kondisi Kurang Baik
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Pengumpulan Data Melalui Kuesioner
Penyebaran kuesioner kepada responden dilakukan pada tanggal 9
September 2013, guna mengetahui kemantapan pengembilan keputusan karir
siswa kelas IX SMP Negeri 9 Salatiga Jawa Tengah tahun ajaran 2013/2014.
Kuesioner disebarkan kepada responden sebanyak 226 siswa kemudian diambil
sampelnya sebanyak 57 siswa. Dari angket yang telah diberikan pada responden
diperoleh data hasil angket siswa SMP Negri 9 kelas IX.
Untuk mengetahui kemantapan pengambilan keputusan karir
masing-masing siswa dilakukan dengan bantuan program Windows Microsoft Excel.
Dari pengolahan data diperoleh data hasil analisis kemantapan pengambilan
keputusan karir.
4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Analisis Deskriptif Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir
Untuk mengukur tinggi rendahnya variabel kemantapan pengambilan
keputusan karier digunakan rumus interval sebagai berikut:
Pada masing-masing item kemantapan pengambilan keputusan karier, skor
tertinggi 4 dan skor terendah 1. Untuk mengukur tinggi rendahnya skor pada
variabel keputusan karier dibagi dalam empat ketegori yaitu kategori Sangat
skor maksimal yang diperoleh adalah 4 x 19 = 76 dan skor minimal 1 x 19 = 19,
sehingga diperoleh interval sebagai berikut :
(76-19) : 4 = 14,2 dan pembulatan menjadi 14.
Tabel 4.3
Kategori Variabel Kemantapan Pengambilan Keputusan Karier
Kategori Range Frekuensi Prosentase (%)
Tinggi 63-76 16 28,1 %
Berdasarkan hasil tabel 4.3 sebagian besar siswa kelas IX SMP Negeri 09
Salatiga memiliki skor kemantapan keputusan karier pada kategori sedang
(70,2%), dengan kelompok 24 laki-laki dan 16 perempuan, dengan rentang usia
13-15 tahun.
4.2.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Menurut M.Thayeb Manrihu (1992) ada tiga syarat pengambilan
keputusan yang baik, yaitu 1) Pemeriksaan dan pengenalan nilai-nilai pribadi. 2)
Pengetahuan dan pengguna informasi yang relevan (sebelum memutuskan). 3)
Pengetahuan dan penggunaan strategi untuk mengkonversikan informasi ini ke
akan gegabah dalam mengambil suatu keputusan yang berhubungan dengan masa
depan siswa itu sendiri.
Siswa tidak menggunakan fasilitas sekolah seperti layanan BK karena
tidak memahami fungsi dan kegunaan dari layanan BK tersebut. Kurang
berminatnya siswa untuk mencari informasi tentang jenis-jenis pendidikan
lanjutan ataupun informasi lain yang dapat mendukung dalam menentukan pilihan
karir nantinya, memungkinkan terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan
bisa saja akan terjadi.
Seperti yang diungkapkan oleh Munandir (1996), di sekolah, layanan
bimbingan diberikan untuk membantu siswa yang mengalami masalah, khususnya
berkenaan penyusunan rencana untuk masa depannya, jadi apabila siswa masih
belum mau datang ke ruangan BK hendaknya guru BK di sekolah mempunyai
program yang dapat membantu siswa dalam menentukan pilihan karir sehingga
siswa tidak salah dalam mengambil keputusan.
Secara teoritis, dalam penelitian ini banyak aspek yang ditinjau
berdasarkan kemantapan keputusan karir siswa yaitu dari segi usia yang menjadi
point utama. Menurut Donald Super, (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2004) yang
berpendapat bahwa mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karir
yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai
suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian
terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan
hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama
suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan,
sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor diluar individu,
seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan
kebudayaan, dan kesempatan yang muncul.
Hasil penelitian ini sependapat dengan pandangan Donald Super, (dalam
Winkel dan Sri Hastuti, 2004) berpendapat bahawa kemantapan pengambilan
keputusan karir yang diukur berdasarkan rentang usia dari saat lahir sampai umur
15 tahun mengatakan dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan
khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam stuktur
gambaran diri (self-concept structure) atau disebut masih dalam tahap/fase
pengembangan (Growth). Pada fase eksplorasi (eksploration) dengan rentang usia
15-24 tahun, anak atau individu memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi
belum mengambil keputusan yang mengikat. Hal di atas sependapat dengan hasil
penelitian ini yang pada siswa SMP Negri 9 Salatiga dengan rentang usia 13-15
tahun yang masih terkategori sedang (70,2%)dengan jumlah 40 siswa dalam
kemantapan pengambilan keputusan karirnya.
Hasil penelitian ini mendukung dalam penelitian Riyan Kawenggo (2010)
yang meneliti tentang kematangan karir siswa kelas IX SMPN 7 Gorontalo,
menjelaskan bahwa 70% dari total sampel sebanyak 120 siswa bingung dan
mengalami kesulitan dalam menentukan karir. Disamping itu juga mendukung
penelitian Nur Muzidin (2006) tentang perkembangan karir, menyatakan bahwa
kelas IX SMPN 6 Yogyakarta masih tergolong masih belum matang dalam