ekonomi yang seimbang” kata Gita.
APEC merupakan forum untuk 21 Paciic Rim ekonomi yang berupaya untuk mem promosikan perdagangan bebas dan kerja sama ekonomi di seluruh wilayah AsiaPasiik. APEC pertama didirikan pada tahun 1989 sebagai tanggapan terhadap bertumbuhnya saling ketergantungan antara ekonomi Asia Pasiik dan munculnya blokblok perdagangan regional di bagian lain dunia.
Pencapaian Bogor Goals
Bogor Goals merupakan citacita untuk mencapai perdagangan dan investasi bebas dan terbuka di kawasan APEC paling lambat pada 2020. Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mengatakan, ada tiga kerangka yang lebih besar dari citacita Deklarasi Bogor. Ketiga kerangka pencapaian tersebut yakni: strengthening the open multilateral trading system, enhancing trade and investment liberalization in Asia-Pacific, dan intensifying Asia-Pacific development cooperation.
Strengthening the Open Multilateral
2 OKTOBER 2013
GATRA
a
d
v
APEC melalui skema APEC Business Travel Card (ABTC).
Mesin Pertumbuhan Global
Indonesia sebagai ketua dan tuan rumah tahun 2013 mengusung tema “Resilient Asia Paciic, Engine of Global Growth” Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional lainnya Deny W. Kurnia mengatakan, tema tersebut ditopang oleh tiga prioritas, yaitu attaining the Bogor Goals (pencapaian Bogor goals), achieving sustainable growth with equity (mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang berkeadilan), dan promoting connectivity (mendorong konektivitas).
Dari ketiga prioritas tersebut kata Deny, Kementerian Perdagangan menjadi penanggung jawab substansi atas prioritas pertama. Namun, isu perdagangan tetap menjiwai penanganan kedua isu prioritas lainnya, karena kerjasama APEC pada dasarnya bertumpu pada dimensi perdagangan dan investasi dari seluruh aspek ekonomi. Di bawah prioritas Bogor Goals, agenda utama dan target capaian Indonesia pada APEC antara lain:
Pertama, kesepakatan APEC untuk memberikan dorongan politis dalam menyukseskan dan menyepakati Bali Package pada KTM WTO ke9 di Bali pada Desember 2013, kedua membangun pemahaman bersama bahwa agri-based products seperti CPO, karet alam, dan produk pertanian maupun kehutanan lainnya yg “eligible” juga dapat berkontribusi pada masalah lingkungan (termasuk pengembangan energi terbarukan) Trading System menjadi salah satu inti Deklarasi
Bogor dengan harapan dapat mendorong dan memastikan terbentuknya organisasi perdagangan dunia WTO (1995). Dimensi inilah yang membedakan APEC dengan semua kerja sama ekonomi regional lainnya di dunia, yaitu bahwa sesuai dengan semangat WTO, APEC selalu memberlakukan manfaat liberalisasi yang dilakukannya secara MFN (most favoured nation).
“Enhancing trade and investment liberalization in AsiaPacific, sebagai pilar kedua Deklarasi Bogor, merupakan metode bagi pencapaian Bogor Goals, yakni tercapainya perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka pada tahun 2010 di ekonomi maju (Australia, Canada, Japan, New Zealand, and the United States) serta tahun 2020 di ekonomi berkembang,” kata Iman menjelaskan.
Intensifying Asia-Pacific development cooperation, sebagai pilar ketiga dari Deklarasi Bogor, diarahkan untuk mengurangi tingkat kesenjangan pembangunan antar sesama anggota APEC, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta memanfaatkan sumber daya alam (SDA) secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Peningkatan SDM kata Iman, akan dicapai melalui peningkatan pendidikan, pelatihan, manajemen dan kemampuan teknis, pembangunan APEC Study Centre, kerja sama iptek, dan memberdayakan UKM. Upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di antara anggotaanggota APEC serta peningkatan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang merata, dianggap sangat penting dalam mendukung citacita pertumbuhan perdagangan dan investasi di kawasan.
Kerja sama yang dapat menunjang pe manfaatan SDA yang lebih efektif di kawasan, di antaranya akan dicapai melalui kerja sama pembangunan infrastruktur pada beberapa bidang utama seperti energi, transportasi, informasi, dan telekomunikasi. Melalui kerja sama APEC diharapkan dapat dicapai pertumbuhan pembangunan yang adil dan seimbang, selaras, dan berkesinambungan.
Sejak tercetusnya Bogor Goals, APEC telah menghasilkan sejumlah capaian dan kesepakatan. APEC yang mewakili 40% jumlah penduduk dunia (2,7 miliar penduduk), kini mewakili 44% perdagangan dunia (USD 17 triliun) dan 55% PDB dunia. Kinerja APEC dapat dilihat juga dari keberhasilan penurunan tarif yang signiikan dari ratarata tarif 17% tahun 1989 menjadi 5,8% tahun 2010; penurunan kemiskinan sebesar 35% dalam kurun 1999 2009; perbaikan tingkat employment sebesar 10,8% antara 1999 sampai 2009; peningkatan efektivitas dan eisiensi prosedur, waktu dan biaya eksporimpor melalui penyederhanaan prosedur bea dan cukai; dan mengurangi biaya dan menghemat waktu bagi pebisnis di
G
A
T
R
A
/
D
H
A
R
M
A
W
IJ
A
Y
A
N
T
O
Gita WIrjawan, Menteri Perdagangan