• Tidak ada hasil yang ditemukan

LSPro STD OPS 36 Ed.0 Rev.0 2014 Surat Perjanjian Tipe 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LSPro STD OPS 36 Ed.0 Rev.0 2014 Surat Perjanjian Tipe 5"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

BALAI SERTIFIKASI INDUSTRI

DENGAN

...

TENTANG

SERTIFIKASI PRODUK DAN PENGGUNAAN LISENSI,

SERTIFIKAT

DAN TANDA KESESUAIAN

(2)

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama : Triyoga I.W. Nurjaya

Jabatan : Kepala Balai Sertifikasi Industri

Alamat : Jalan Cikini IV No.15 Jakarta Pusat Kode Pos 10330

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Balai Sertifikasi Industri yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...(Nama Perusahaan)... yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dalam kedudukan dan kewenangan masing-masing tersebut di atas PARA PIHAK menerangkan sebagai berikut:

1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Balai Sertifikasi Industri yang berada di bawah naungan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementerian Perindustrian yang bergerak di bidang jasa sertifikasi, dalam hal ini bertindak sebagai pemberi sertifikat produk dan lisensi penggunaan tanda kesesuaian.

2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah ...(Nama Perusahaan)... yang bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan sertifikasi termasuk persyaratan produk dan penggunaan lisensi tanda kesesuaian.

3. Bahwa PARA PIHAK memerlukan kerjasama dalam rangka Sertifikasi Produk dan Penggunaan Lisensi, Sertifikat Produk dan Tanda Kesesuaian.

(3)

TUJUAN PERJANJIAN Pasal 1

Perjanjian ini bertujuan agar pemberian sertifikat produk dan penggunaan lisensi dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan skema yang ditetapkan serta menjaga integritas penggunaan tanda kesesuaian secara konsisten pada produk yang telah disertifikasi.

LINGKUP PERJANJIAN Pasal 2

Lingkup perjanjian ini meliputi:

1. Kesediaan PIHAK KEDUA untuk memenuhi ketentuan persyaratan sertifikasi, pemberian sertifikat dan penggunaan sertifikat;

2. Pemberian lisensi penggunaan tanda kesesuaian dari PIHAK PERTAMA

kepada PIHAK KEDUA sesuai ruang lingkup sertifikasi ;

3. Pengawasan penggunaan tanda kesesuaian sesuai dengan ketentuan dan tata cara penggunaan tanda kesesuaian;

4. Pelaksanaan tindakan koreksi yang diperlukan terhadap penyalahgunaan lisensi tanda kesesuaian.

PENGATURAN SERTIFIKASI Pasal 3

Ketentuan umum sistem sertifikasi produk mengacu pada SNI ISO/IEC 17065 tentang Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Untuk Lembaga Sertifikasi Produk Proses dan Jasa, PSN 304-2006 Penilaian Kesesuaian – Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Produk oleh Pihak Ketiga,PSN 305-2006 Sertifikasi Produk – Ketentuan umum Pelaksanaan Sertifikasi Produk oleh Pihak Ketiga, PSN 307-2006 Penilaian Kesesuaian – Pedoman bagi Lembaga Sertifikasi untuk melakukan Tindakan Koreksi terhadap Penyalahgunaan Tanda Kesesuaian atau Terhadap Produk Bertanda Kesesuaian namun Ternyata Berbahaya, Pedoman KAN 403-2011Penilaian Kesesuaian – Ketentuan Umum Penggunaan Tanda Kesesuaian Produk BerbasisSNI dan/atau Regulasi Teknis, serta ketentuan standar dan spesifikasi yang dicakup dalam dokumen Sertifikat Produk.

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4

(1)PIHAK PERTAMA berkewajiban:

(4)

b. menjamin agar setiap personel PIHAK PERTAMA menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi milik PIHAK KEDUA yang bersifat rahasia; c. memberikan informasi kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi perubahan

persyaratan sertifikasi, persyaratan produk dan persyaratan penggunaan Tanda Kesesuaian serta memberikan waktu kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan penyesuaian;

d. mengirimkan surat pemberitahuan kepada PIHAK KEDUA tiga bulan sebelum jatuh tempo untuk Surveilan dan enam bulan untuk Sertifikasi ulang;

e. melimpahkan sub-lisensi kepada pihak lain yang mendapat lisensi untuk ruang lingkup yang dimaksud dengan persetujuan PIHAK KEDUA, apabila lisensi PIHAK PERTAMA dicabut oleh pihak yang memberikan lisensi.

(2)PIHAK PERTAMA berhak:

a. melaksanakan evaluasi dan surveilan jika diperlukan sesuai skema sertifikasi di pabrik dan atau fasilitas produksi dalam rangka sertifikasi produk terhadap persyaratan produk yang dinyatakan PIHAK KEDUA, termasuk ketentuan pengambilan contoh;

b. memeriksa dokumentasi dan rekaman, alat, personil serta sub kontrak

PIHAK KEDUA;

c. mendapatkan data dan informasi dari PIHAK KEDUA mengenai daerah distribusi dan pemasaran produk yang tercakup dalam ruang lingkup Sertifikat Produk jika diperlukan;

d. menangguhkan atau mencabut lisensi penggunaan tanda kesesuaian, jika PIHAK KEDUA terbukti lalai atau gagal memenuhi syarat dan aturan sertifikasi produk serta ketentuan perjanjian ini;

e. mendapatkan laporan tentang keluhan terhadap PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan proses Sertifikat Produk;

f.melaksanakan surveilan (jika diperlukan) setiap tahun untuk mengetahui apakah PIHAK KEDUA melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan umum sertifikasi produk dan ketentuan khusus skema sertifikasi produk, sebagaimana dinyatakan dalam dokumen acuan sertifikasi produk.;

g. melakukan penyelidikan apabila terjadi pengaduan/keluhan berkaitan dengan penggunaan sertifikat produk oleh PIHAK KEDUA;

(5)

a. memenuhi dan menjamin setiap saat terhadap persyaratan sertifikasi produk yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA beserta skema sertifikasi yang ditetapkan dan regulasi yang berlaku di Indonesia;

b. menanggung seluruh biaya yang timbul akibat proses sertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. memproduksi dan mengendalikan kesesuaian produk secara terus menerus sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang diberikan oleh

PIHAK PERTAMA;

d. memberikan akses pelaksanaan evaluasi / audit dan pengambilan contoh uji serta surveilan (jika diperlukan) termasuk akses terhadap dokumen rekaman, peralatandan sub kontraktor yang relevan;

e. menerima surveilan sewaktu-waktu dalam rangka penyelidikan yang disebabkan adanya pengaduan atau indikasi lain atau informasi penyalahgunaan sertifikat atau tanda kesesuaian;

f.menerima penyaksian audit (withness) apabila diperlukan dalam rangka pemantauan proses sertifikasi dengan pembiayaan PIHAK PERTAMA; g. menghentikan penggunaan tanda kesesuaian pada produk dan publikasi

pada brosur atau iklan apabila terjadi pembatalan, penangguhan atau pencabutan Sertifikat Produk, mengembalikan sertifikat produk dan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;

h. memberikan data dan informasi mengenai daerah distribusi dan pemasaran produk yang tercakup dalam ruang lingkup Sertifikat Produk bila diperlukan oleh PIHAK PERTAMA;

i.menginformasikan kepada PIHAK PERTAMA apabila terjadi perubahan data administrasi, legalitas, sistem mutu, rencana modifikasi produk, proses produksi yang berkaitan dengan produk dalam ruang lingkup Sertifikat Produk;

j.memelihara rekaman semua keluhan/pengaduan pelanggan yang berkaitan dengan produk yang dicakup dalam Sertifikat Produk dan melakukan tindakan perbaikan yang sesuai untuk penyelesaian keluhan/pengaduan tersebut. Rekaman tersebut tersedia jika diperlukan oleh PIHAK PERTAMA.

k. menjaga reputasi Sertifikat Produk sedemikian rupa, sehingga tidak mengakibatkan reputasi PIHAK PERTAMA menjadi buruk atau tidak menggunakan sertifikat yang dianggap menyesatkan dan tidak sah oleh

PIHAK PERTAMA;

(4) PIHAK KEDUA berhak:

(6)

b. membubuhkan tanda kesesuaian pada produk sesuai ketetuan yang ditetapkan;

c. mendapatkan informasi tentang perubahan persyaratan sertifikasi tanda kesesuaian melalui media komunikasi serta brosur atau iklan apabila ada perubahan persyaratan penggunaan tanda kesesuaian (SNI);

PERUBAHAN PERSYARATAN SERTIFIKASI Pasal 5

(1) Apabila terjadi perubahan persyaratan sertifikasi, termasuk persyaratan produk (standar), maka PIHAK PERTAMA harus segera memberitahukan perubahan dimaksud kepada PIHAK KEDUA;

(2) PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang kesiapan untuk memenuhi perubahan dimaksud pada ayat (1);

(3) PIHAK PERTAMA dapat membekukan Sertifikat Produk bagi produk yang terkait pada ayat (1) apabila:

a. PIHAK KEDUA memberitahukan PIHAK PERTAMA bahwa dia tidak sanggup memenuhi perubahan yang dimaksud pada ayat (1) dalam periode waktu yang ditetapkan regulasi atau PIHAK PERTAMA;

b. Konfirmasi dari PIHAK KEDUA tentang pemenuhan perubahan dimaksud pada ayat (1) itu melampaui batas waktu yang ditetapkan regulasi atau

PIHAK PERTAMA;

c. Hasil dari evaluasi tidak dapat menunjukkan pemenuhan terhadap perubahan dimaksud pada ayat (1).

PENYALAHGUNAAN SERTIFIKASI Pasal 6

Apabila PIHAK KEDUA melakukan penyalahgunaan sertifikasi, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan dan ketentuan lain yang terkait pemberlakuan standar di Indonesia.

PENANGGUHAN SERTIFIKAT PRODUK Pasal 7

PIHAK PERTAMA dapat menangguhkan Sertifikat Produk untuk jangka waktu tertentu, apabila terjadi hal berikut ini :

a. PIHAK KEDUA melakukan perubahan yang menimbulkan ketidaksesuaian terhadap persyaratan produk;

(7)

ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan;

c. Surveilan tidak dapat dilakukan setelah diberikan surat peringatan;

d. penyalahgunaan Sertifikat Produk dan atau tanda kesesuaian yang tidak segera diatasi oleh PIHAK KEDUA dengan melakukan tindakan koreksi/perbaikan yang tepat;

e. pengaduan yang disampaikan kepada PIHAK PERTAMA tentang penyimpangan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, yang dapat dibuktikan penyimpangannya terhadap persyaratan sertifikasi.

PENCABUTAN SERTIFIKAT PRODUK Pasal 8

(1) Sertifikat Produk (SPPT SNI) dapat dicabut apabila terjadi hal berikut ini: a. Tindakan koreksi/perbaikan yang diambil oleh PIHAK KEDUA tidak

efektif dalam kasus penangguhan sertifikat;

b. Surveilan tidak dapat dilaksanakan setelah diberikan surat penangguhan Sertifikat Produk.

(2) Pencabutan Sertifikat Produk ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri.

(3) PIHAK KEDUA dapat mengajukan banding terhadap keputusan PIHAK PERTAMA tentang pencabutan sertifikatnya.

(4) Setelah pencabutan Sertifikat Produk, PIHAK KEDUA tidak berhak menggunakan sertifikat produk dan tanda kesesuaian.

PEMBATALAN SERTIFIKAT PRODUK Pasal 9

(1) Sertifikat Produk dibatalkan atas permintaan PIHAK KEDUA.

(2) Pembatalan Sertifikat Produk ditetapkan oleh Kepala Balai Sertifikasi Industri.

(3) Setelah pembatalan Sertifikat, PIHAK KEDUA tidak berhak menggunakan sertifikat produk dan tanda kesesuaian.

TANGGUNG GUGAT (LIABILITAS) Pasal 10

Penyelesaian masalah yang berkaitan dengan tanggung gugat produk dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan Indonesia.

(8)

Pasal 11

Dalam hal terjadi perselisihan antara PIHAK KEDUA dengan pihak lain apabila terkait dengan merek, paten, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang, dan perlindungan varietas tanaman, perselisihan dimaksud merupakan tanggungjawab penuh PIHAK KEDUA.

Pasal 12

Semua perselisihan yang mungkin timbul dalam kaitannya dengan perjanjian ini diselesaikan sesuai dengan prosedur penanganan perselisihan dan banding yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA) Pasal 13

(1) Pihak yang mengalami Force Majeure tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas segala akibat yang timbul karena suatu keadaan yang dianggap Force Majeure.

Pihak yang mengalami Force Majeure harus memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis disertai bukti yang layak dalam waktu selambat-lambatnya 7x24 jam setelah terjadinya Force Majeure dan PARA PIHAK

sepakat untuk menyelesaikan hak dan kewajiban yang seharusnya dilaksanakan secara musyawarah.

(2) Apabila dalam 7x24 jam sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada tanggapan dari Pihak penerima pemberitahuan dimaksud, Force Majeure tersebut dianggap telah disetujui. (3) Dalam hal PIHAK KEDUA mengalami Force Majeure, PIHAK PERTAMA

dapat menangguhkan sertifikat produk PIHAK KEDUA sementara waktu sampai PIHAK KEDUA menyatakan siap kembali untuk dilakukan proses sertifikasi.

(4) Selama kondisi Force Majeure PIHAK KEDUA tetap wajib memenuhi kewajibannya untuk membayar biaya pemeliharaan sertifikat produk, yang dibayarkan dikemudian hari bersama dengan tagihan biaya sertifikasi.

PENUTUP Pasal14

Perjanjian Penggunaan Sertifikat Produk ini dibuat rangkap dua, bermeterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan satu rangkap untuk PIHAK KEDUA.

(9)

Tanggal : ...

Atas nama

PIHAK PERTAMA,

(TRIYOGA I.W. NURJAYA )

Kepala Balai Sertifikasi Industri

Atas nama

PIHAK KEDUA,

( )

Periode Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal ... selama perusahaan masih memenuhi ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Balai Sertifikasi Industri, kecuali jika Sertifikat Produk dicabut oleh PIHAK PERTAMA

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas oleh penduduk di Kecamatan Pati adalah faktor tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan, dengan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik

Oleh kerana ini Kerajaan terpaksa terlibat secara lebih aktif dalam sektor korporat dengan mempergiatkan lagi syarikat-syarikat yang ditubuhkan oleh agensi amanah seperti Pernas,

Istilah endemik bagi suatu spesies, khususnya yang memiliki wilayah geografi yang sempit, memberi makna spesial bagi spesies tersebut. Contohnya, pakis binaya. Jenis ini hanya

Pengelolaan aset milik: Negara selain aset Negara yang berasal dari BPPN; Pemerintah Daerah; badan hukum yang dimiliki dan/atau didirikan oleh Negara selain Badan Usaha Milik

informan di atas yang menyatakan bahwa pelayanan di Bank BRI Unit Mapane masih lambat, dimana masyarakat harus menunggu lama dalam proses pelayanannya, dan selain itu juga

Pilih kategori(diisi) Nama layanan(diisi) Harga layanan(diisi) Deskripsi (kosong) Gambar (kosong) Featured (kosong) Show/hide(koso ng) Sistem akan menolak akses dan

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Keputusan Investasi Berdasarkan Penilaian Harga Saham (Studi