• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA SKPD 2012-2017 RENSTRA BAPERMASDES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENSTRA SKPD 2012-2017 RENSTRA BAPERMASDES"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah merupakan proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Seperti diketahui, pembangunan daerah merupakan salah satu sub sistem dari pembangunan nasional yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jati diri serta kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global. Dalam perspektif perencanaan pembangunan, Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya, politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel (Good Governance).

Urgensitas perencanaan daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi RPJPD untuk jangka waktu 20 tahun, RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun, Renstra SKPD jangka waktu 5 (lima) tahun dan RKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

(2)

selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Renstra SKPD, RKPD Kabupaten Batang dan sebagai acuan bagi seluruh stakeholders di Kabupaten Batang dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2012-2017.

Dalam perjalanan pembangunan jangka menengah yang menginjak tahun ke-2 dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 dimana berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan peninjauan ulang/ perubahan. Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pasal 50 dan juga pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pasal 282. Hal ini menjadi landasan hukum dalam melakukan Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa perubahan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila:

1. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tatacara penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 54 Tahun 2010.

Dijelaskan berikutnya bahwa Pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan pembangunan daerah (pasal 158), meliputi:

a. Pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

b. Pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan

c. Evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah.

(3)

target dan realisasi pada pendapatan asli daerah (PAD) disebabkan karena penetapan target yang terlalu rendah sehingga mudah untuk dicapai bahkan jauh melebihi target yang telah ditetapkan.

Sementara itu, evaluasi terhadap realisasi capaian program prioritas dalam Misi I-Misi IV, dimana masih terdapat variasi capaian yang masuk dalam kategori sedang dan rendah. Beberapa urusan pada Misi I- Misi IV yang masuk dalam kategori merah dengan capaian sangat rendah seperti urusan Komunikasi dan Informatika; Kesbangpolinmas; Energi dan Sumber Daya Mineral; Penataan Ruang; Kependudukan dan Catatan Sipil;serta Urusan Ketransmigrasian sehingga diperlukan penyesuaian target akhir tahun RPJMD (2017).

Demikian halnya evaluasi terhadap indikator makro yang dilihat dari Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Aspek Daya Saing, dimana terdapat beberapa indikator yang masuk dalam kategori hijau, dimana sebelum tahun akhir RPJMD (2017) target tersebut telah tercapai bahkan terlampaui. Hal ini terjadi karena penetapan target indikator yang rendah, sehingga mudah tercapai. Demikian halnya pada indikator yang masuk dalam kategori merah, yang realisasinya masih jauh dari target akhir RPJMD sehingga dibutuhkan usaha keras dalam pencapaiannya sehingga diperlukan penyesuaian terhadap target akhir RPJMD (2017) baik yang sudah tercapai di tahun 2013 maupun yang masih jauh dari target yang sudah ditetapkan.

2. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri.

(4)

3. Terjadi perubahan yang mendasar.

Kondisi perubahan yang mendasar pada Kabupaten Batang yang juga menjadi pertimbangan diperlukannya Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 adalah terjadinya perubahan SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Batang. Sebelumnya SOTK diatur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Batang yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Batang.

Bentuk perubahan mendasar lainnya adalah sangat pesatnya peningkatan atau penurunan pada beberapa realisasi capaian indikator pembangunan daerah, seperti halnya pada indikator pembangunan ekonomi yang dilihat dari pertumbuhan PDRB yang hanya memiliki realisasi 4,91 dari target yang ditetapkan 5,99 pada tahun 2013, sementara jika dibandingkan dengan target akhir tahun 2017 ditetapkan 9,19 artinya capaian target tahun berjalan masih rendah. Demikian halnya pada indikator lainnya seperti Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dimana realisasi pada tahun 2013 sebanyak 295.219 jiwa, dari target yang ditetapkan hanya 21.370 jiwa hal ini berarti jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial mengalami peningkatan, jika dibandingkan dengan tahun akhir 2017 harus mengalami penurunan menjadi 19.974 jiwa.

4. Merugikan kepentingan nasional.

(5)

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum Perubahan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah

Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan

Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965

Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

(6)

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589 );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

(7)

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2005–2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008

Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Nomor 9);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun

2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014

Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 07 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2011-2031

(Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2011 Nomor 7);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten

Batang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun

2007 Nomor 13 Seri E Nomor 7 );

22. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 02 Tahun 2012 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Batang

Tahun 2012–2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2012

Nomor 2);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 9 Tahun 2013 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3

Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang

(8)

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 517);

25. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011

tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman

Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana

Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri

dan Pemerintahan Daerah;

28. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi RI dan Menteri

Dalam Negeri RI Nomor 03 dan Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan

Sistem Inovasi Daerah;

29. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rencana

Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millenium Development Goals

Provinsi Jawa Tengah 2011-2015;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 11 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peratuan Daerah Kabupaten Batang tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Batang

Tahun 2012-2017.

1.3. Maksud dan Tujuan

Perubahan Renstra Bapermadesn Kabupaten Batang Tahun

2012-2017 disusun dengan maksud untuk melakukan penyesuaian terhadap target

baik anggaran dan indikator pembangunan daerah bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa serta memberikan arah sekaligus menjadi pedoman bagi

seluruh pemangku kepentingan baik bagi pemerintah, pemerintah daerah,

(9)

kesepakatan dan komitmen bersama guna mendukung terwujudnya visi dan

misi Pemerintahan Kabupaten Batang secara berkesinambungan

Adapun tujuan Perubahan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang adalah :

1. Memberikan penyesuaian arah sekaligus sebagai acuan bagi seluruh

pemangku kepentingan pembangunan daerah di bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa dalam rangka mendukung terwujudnya cita-cita dan

tujuan pembangunan daerah yang secara integral selaras dengan tujuan

pembangunan nasional sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan

daerah yang telah disepakati bersama setelah penetapan peraturan daerah

Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017;

2. Menjadi pedoman penyesuian dan penyusunan Renja SKPD, Kebijakan

Umum APBD (KUA) bidang pemberdayaan masyarakat dan desa, serta

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa pada APBD Kabupaten Batang untuk tahun berjalan

setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun

2012-2017;

3. Menjadi sarana untuk menampung aspirasi masyarakat dan membangun konsensus antar “stakeholders” dalam menentukan arah pembangunan Kabupaten Batang selama lima tahun mendatang dalam bidang bidang

pemberdayaan masyarakat dan desa, khususnya pada tahun berjalan

setelah penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun

2012-2017.

1.4. Hubungan Renstra Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana

yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka

keberadaan Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017

merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Batang khususnya dalam menjalankan agenda

pembangunan yang telah tertuang dalam RPJPD 2005-2025 dimana

(10)

kelanjutan pembangunan dari tahapan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Batang

Tahun 2005-2025 sehingga penyusunan dan penjabaran visi, misi dan program

Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Batang terpilih, berpedoman pada visi, misi dan

arah kebijakan yang termuat dalam RPJPD Kabupaten Batang Tahun

2005-2025.

Selain itu, Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah

ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 07 Tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batang Tahun

2011-2031 diacu sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan

yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Kabupaten Batang tanpa

mengesampingkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Dokumen

RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 juga digunakan sebagai

acuan pertimbangan dalam rumusan kebijakan dan prioritas pembangunan,

sehingga sinergitas pembangunan pada tingkat Provinsi Jawa Tengah dengan

Kabupaten Batang dapat terbangun. Demikian halnya dengan sinergitas

dokumen perencanaan ditingkat pusat/ nasional, Perubahan RPJMD

Kabupaten Batang mengacu dan melihat pada RPJP Nasional 2005-2025 dan

juga Rancangan Teknokratrik RPJMN 2015-2019 hal ini dikarenakan belum

terbitnya RPJMN 2015-2019. Demikian halnya untuk menjaga sinergitas

perencanaan dengan daerah kabupaten/kota sekitar, penyusunan Perubahan

RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 juga mengacu dokumen

perencanaan kab/kota sekitar yaitu Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan,

Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kendal.

Perubahan RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2012-2017 akan

menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD setelah penetapan

peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017 pada tahun

berjalan. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi

sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah

kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau

fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, yang disusun oleh

setiap SKPD di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(11)

Selanjutnya, untuk setiap tahun selama periode perencanaan setelah

penetapan peraturan daerah Perubahan RPJMD Batang Tahun 2012-2017

akan dijabarkan dalam bentuk RKPD Pemerintah Kabupaten Batang sebagai

acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja (Renja) SKPD. Dalam kaitan

dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka penjabaran RPJMD ke dalam RKPD

Kabupaten Batang untuk setiap tahunnya, akan menjadi pedoman bagi

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Kabupaten Batang pada setiap tahun anggaran.

Selengkapnya, hubungan antar dokumen diilustrasikan pada Gambar 1.1. berikut:

Sistem

Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merupakan

turunan langsung dari RPJMD Kabupaten Batang dan Renstra Kementerian

Dalam Negeri (Dirjen PMD) sedangkan dokumen lainnya memiliki hubungan

tidak langsung, Renstra Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi (Kemendesa) selanjutnya setiap tahunnya dijabarkan

didalam Renja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang dalam

(12)

Dokumen Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ini

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten Batang yang selanjutnya dipergunakan dalam penyusunan

Rencana Kerja (Renja) Badan untuk periode satu tahunan.

Dokumen renstra dan renja ini juga dipergunakan sebagai dasar

penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang setelah mendapat

pengesahan dari DPRD menjadi APBD Kabupaten Batang.

1.5. Sistematika Penulisan

Perubahan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten Batang Tahun 2012 – 2017 disusun dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, berisi Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan lainnya dan Sistimatika.

BAB II : Gambaran Pelayanan SKPD, mengurai tentang peran SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah, sumber daya SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, kinerja pelayanan SKPD, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD .

BAB III : Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, menyajikan identifikasi perrmasalahan dan perumusan isu strategis dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa.

BAB IV : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran , Strategis dan Kebijakan, memuat tentang Visi dan Misi SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang, Tujuan dan Sasaran, Strategis dan kebijakan.

BAB V : Rencana Program dan kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif, berisi rencana program dan kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok sasaran dan pendanaan Indikatif yang akan dilaksanakan lima tahun ke depan sesuai dengan kebijakan dalam RPJMD.

(13)

Kabupaten Batang berisi target-target yang ingin dicapai dalam kurun waktu lima tahun ke depan yang akan menjadi dasar penilaian keberhasilan pelaksanaan kinerja Badan.

BAB VII : Penutup, merupakan penutup dari dokumen renstra dan harapan kepada semua pihak yang berkepentingan agar menjadikan renstra ini sebagai penunjuk arah dan pedoman untuk melaksanakan pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa untuk periode 2012-2017.

(14)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2011 tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 4 Tahun 2008

tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis

Daerah dan Satpol PP Kabupaten Batang dan Peraturan Bupati Batang Nomor

56 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang, Bapermades

dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

pemberdayaan masyarakat dan desa. Untuk Melaksanakan tugas pokok

tersebut Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. penyusunan rumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan

desa;

b. penyusunan rencana teknis pelaksanaan kebijakan pemberdayaan

masyarakat dan desa;

c. pelaksanaan kebijakan pengembangan ekonomi masyarakat;

d. pelaksanaan kebijakan pengembangan desa / kelurahan dan sosial budaya

masyarakat;

e. pelaksanaan kebijakan pengembangan sumber daya alam, lingkungan dan

teknologi tepat guna;

f. pelaksanaan koordinasi bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

g. pembinaan dan fasilitasi pengembangan sumber daya manusia;

h. penyelenggaraan ketatausahaan dan rumah tangga;

i. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan;

j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas

dan fungsinya;

Dan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, Kepala Badan

(15)

a. menyusun dan merumuskan kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat

dan desa;

b. merencanakan program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat

dan desa;

c. mengkoordinasikan program dan kegiatan bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa dengan instansi atau lembaga terkait;

d. menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa;

e. mengendalikan dan mengarahkan program dan kegiatan bidang

pemberdayaan masyarakat dan desa;

f. mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna kelancaran

pelaksanaan tugas;

g. menyelenggarakan koordinasi, supervisi, sosialisasi dan fasilitasi serta

pengawasan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa;

h. merencanakan kebutuhan dan pengelolaan bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa;

i. menyelenggarakan pembinaan pegawai di lingkungan badan sesuai dengan

kewenangannya;

j. menyusun bahan kebijakan program legislasi daerah/ produk hukum daerah

dan menyelenggarakan urusan ketatausahaan serta rumah tangga badan;

k. mengevaluasi program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat

dan desa;

l. menyelenggarakan pengelolaan dan mempertanggungjawabkan

pelaksanaan tugas-tugas selaku pengguna anggaran dan pengguna barang

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

m. menyelenggarakan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan;

n. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan

masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

o. melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan

kebijakan;

p. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk

(16)

Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat,membawahkan :

1. Sub Bagian Program

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat membawahkan :

1. Sub Bidang Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

2. Sub Bidang Pengembangan Jaringan Penanggulangan Kemiskinan

d. Bidang Pengembangan Desa/Kelurahan dan Sosial Budaya Masyarakat,

membawahkan:

1. Sub Bidang Pengembangan Fasilitasi Desa/Kel. dan Kelembagaan

Masyarakat

2. Sub Bidang Pengembangan Sarana Prasarana dan Sosial Budaya

Masyarakat

e. Bidang Pengembangan SDA, Lingkungan dan TTG membawahkan :

1. Sub Bidang Fasilitasi Penataan Lingkungan dan Permukiman Perdesaan

2. Sub Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan SDA dan TTG

f. Unit Pelaksana Teknis Badan

g. Kelompok Jabatan Fungsional

2.2. Sumber Daya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

2.2.1. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM)

Jumlah aparatur Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Batang berjumlah 25 orang yang terdiri dari :

a. Jumlah PNS/PTT menurut struktur :

1. Kepala Badan : 1 orang

2. Sekretaris Badan : 1 orang

3. Kepala Bidang : 3 orang

4. Kepala Sub Bagian : 3 orang

5. Kepala Sub Bidang : 6 orang

(17)

b. Jumlah PNS/PTT menurut pendidikan :

c. Dari 25 personil Bapermades tersebut :

- PNS : 24 orang

2.2.2. Kondisi Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana kerja yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa Kabupaten Batang antara lain :

(18)

4 LCD 2

5 Scaner 1

E. Air Conditoner

1 AC. 7

2 Kipas Angin 5

F. Pesawat Telpon / Faximill

1 Telpon 1

2.3. Kinerja Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat dan desa pada prinsipnya merupakan

upaya penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses

pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan

masyarakat untuk dapat memperoleh dan mengelola factor-faktor produksi,

serta penguatan masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa

(19)

proses pengelolaan pembangunan perlu ditingkatkan agar tercipta

demokratisasi pengelolaan pembangunan pada tingkat masyarakat.

Untuk itu dalam rangka meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

proses pengelolaan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan

masyarakat, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Batang melaksanakan program-program utama pembangunan berbasis

masyarakat antara lain :

1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Program ini terdiri dari kegiatan Pendamping PNPM Mandiri

Perdesaan, Evaluasi kelembagaan masyarakat desa, Perlombaan

desa/Kelurahan dan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat

2) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

Program ini terdiri dari kegiatan Monev dan pelaporan ADD, Desa

Siaga, Fasilitasi Bansos/Hibah APBD Provinsi, Pendamping TMMD

dan Bhakti TNI, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM),

Padat Karya, Pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH),

Pendampingan kegiatan infrastruktur dan penataan lingkungan desa

dan Pembinaan Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan

Sanitasi (BP SPAMS).

3) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

Program ini terdiri dari kegiatan Lumbung Desa, Pasar desa, Usaha

Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), Gelar TTG Nasional,

Pelatihan TTG, Posyantekdes, dan Lomba/Gelar Inovasi TTG

4) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan

Program ini terdiri dari kegiatan Fasilitasi PKK, Fasilitasi pembinaan

PKK oleh Pokja, Sosialisasi PMTAS, Pelatihan masak PMTAS,

Operasional dan sarpras PMT-AS, Pokjanal Posyandu, Pelatihan kader

posyandu, Sarpras dan APE Posyandu, UP2K-PKK dan Program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Gender (P2MBG)

(20)

Program ini terdiri dari Pelatihan bagi aparatur pemerintah

desa/kelurahan dan Pendataan dan pengolahan data profil

desa/kelurahan

Disamping program-program di atas, Bapermades Kabupaten Batang

juga menfasilitasi penyaluran Bansos, Hibah dan Bantuan kepada

Pemerintah Desa/Kelurahan. Bantuan/Hibah tersebut disalurkan antara

lain kepada anggota masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga

masyarakat dan pemerintah desa sebagai upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat secara partisipatif dimana pengelolaan

bantuan/hibah direncanakan, dilaksanakan dan

dipertanggungjawabkan secara mandiri. Bantuan/Hibah yang difasilitas

oleh Bapermades antara lain :

a. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perdesaan

b. TMMD Sengkuyung dan Bhakti TNI

c. Bantuan Modal UP2K-PKK

d. Bantuan Modal UED-SP

e. Bantuan Rehab Pasar Desa

f. Padat Karya

g. PMT-AS

h. PMT Posyandu

i. APE Posyandu

j. Bantuan modal P2MBG

k. Bantuan Alat TTG

l. Pemugaran RTLH

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

2.4.1. Tantangan

1 Terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang tentu akan

memberikan dampak yang signifikan terhadap kebijakan

Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengimplementasi

(21)

penyesuaian-penyesuai berupa aturan-aturan pelaksana UU

tersebut.

2 Masih besarnya jumlah penduduk miskin, karena kurang

berkembangnya usaha ekonomi produktif keluaga miskin, yang

disebabkan oleh terbatasnya akses keluarga miskin dalam

memanfaatkan sumber daya pembangunan untuk

mengembangkan usaha perekonomiannya;

3 Belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan publikyang mengatur kehidupan

masyarakat, termasuk peran aktif dan kemandirian masyarakat

dalam pengelolaan pembangunan, karena belum efektifitasnya

pelaksanaan fungsi lembaga masyarakat (seperti LPMD/K) dalam

menggerakkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam

pembangunan;

4 Belum optimalnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan

sumber daya alam dan pelestarian lingkungan, karena

terbatasnya akses masyarakat dalam mengelola dan

memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal;

5 Masih relatif terbatasnya kemampuan pemerintah desa/kelurahan

dalam mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan

desa/kelurahan dalam rangka pemberian pelayanan dan

peningkatan keberdayaan masyarakat.

2.4.2. Peluang

1 Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku

kepentingan pembangunan antara lain DPRD, LSM, Lembaga

masyarakat tingkat desa/kelurahan;

2 Meningkatnya kualitas system perencanaan dengan

terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif;

3 Meningkatnya program kegiatan pemberdayaan masyarakat yang

(22)

4 Meningkatnya intensitas pendampingan kegiatan pemberdayaan

masyarakat baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat

desa/kelurahan SKPD terkait.

5 Pemantapan system pendataan profil desa/kelurahan sebagai

basis data dalam penyusunan rencana pembangunan di

desa/kelurahan dan daerah;

6 Pengembangan manajemen pembangunan partisipatif melalui

forum musyawarah perencananan pembangunan di setiap level

pemerintahan secara berjenjang dari bawah ke atas;

7 Meningkatkan koordinasi perencanaan pemberdayaan

masyarakat yang mantap, sinergi dan terpadu;

8 Pemantapan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan

(23)

BAB III

ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

SKPD

Sejalan dengan perubahan paradigma pembangunan dari

pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan yang bersifat top-down ke

pembangunan yang berorientasi pada manusia yang bersifat bottom up,

pemerintah melakukan pengembangan kebijakan dan program pembangunan

masyarakat yang memihak pada masyarakat melalui kebijakan dan program

pemberdayaan masyarakat dan desa.

Pemberdayaan masyarakat dan desa adalah upaya memampukan dan

memandirikan masyarakat dalam proses pembangunan untuk mencapai

kesejahteraan. Konsep ini sesuai dengan dasar pemikiran pemberian otonom

kepada Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014, dimana dikatakan bahwa untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Pemberdayaan memuat konsep

pembangunan yang diawali dari kebutuhan masyarakat (bottom up) yang

dalam kajian sehari-hari berorientasi pada masyarakat yang kurang beruntung

khususnya dari sudut pandang ekonomi.

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan

suatu alternatif strategi pengelolaan pembangunan yang mempersyaratkan

adanya keterlibatan langsung masyarakat, baik secara perorangan sebagai

warga masyarakat maupun secara melembaga, dalam seluruh proses

pengelolaan pembangunan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

maupun evaluasi hasil-hasil pembangunan.

Namun demikian Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Batang dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat

sebagai alternatif strategi pengelolaan pembangunan belum dapat

(24)

1. Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang perlu peningkatan kapasitas;

2. Sarana mobilitas yang kurang memadai;

3. Data informasi yang belum tepat dan akurat;

4. Sistem administrasi yang belum tertib;

5. Masih rendahnya pemahaman masyarakat dalam menerima informasi

dalam memanfaatkan program;

6. Kurang berfungsinya organisasi kelembagaan masyarakat;

7. Sistem kerja yang belum optimal;

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih.

Visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012 – 2017 adalah “Terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan profesional untuk penguatan ekonomi daerah dan pencapaian kesejahteraan

masyarakat batang” dengan misi :

1. Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi disemua tingkatan

demi terciptanya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik

yang prima;

2. Menciptakan iklim investasi yang baik dan mendukung usaha

pengembangan ekonomi yang beroientasi pada peningkatan lapangan

kerja yang luas bagi masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah;

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang peningkatan

ekonomi daerah dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat;

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia supaya dapat berpartisipasi

dalam pembangunan.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan, visi Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang 2012-2017adalah “Terwujudnya masyarakat dan desa yang mampu , mandiri dan

(25)

1. Meningkatkan kemampuan aparat desa/kelurahan, kelembagaan desa/

kelurahan dan menumbuhkembangkan sarana/prasarana serta sosial

budaya masyarakat;

2. Menumbuhkembangkan usaha ekonomi masyarakat dan jaringan

penanggulangan kemiskinan;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan yang berkelanjutan dan pendayagunaan teknologi

tepat guna;

Diharapkan dengan visi dan misi Badan tersebut akan turut

mendukung tercapainya visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih peiode

2012-2017 untuk mewujudkan birokrasi yang bersih demi terciptanya

kebangkitan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Batang.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Bapermades Provinsi Jawa Tengah

Capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa lima

tahun terakhir disatu sisi telah ikut mendukung tercapainya renstra Dirjen PMD

Kementerian Dalam Negeri maupun Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Provinsi Jawa Tengah, namun disisi lain capaian kinerja Badan tidak

mampu memenuhi sasaran renstra vertikal.

Untuk pengalokasian program/kegiatan pusat dari tahun ke tahun

selalu meningkat, namun demikian Pemerintah Daerah belum mampu

memenuhi pengalokasian dana pendampingan secara tepat jumlah namun

demikian pembangunan fasilitas/sarana dan prasarana masyarakat (sosial,

ekonomi, pendidikan, umum dan kesehatan) dari program ini dapat dipenuhi

dengan anggaran yang tersedia sesuai prioritas usulan dari masyarakat

sehingga mampu mengatasi permasalahan yang ada. Program PNPM Mandiri

Perdesaan misalnya, program ini dilakukan secara swakelola sehingga mampu

menumbuhkan partisipasi dan tanggungjawab masyarakat (dari aspek

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan) terhadap keberhasilan

program sangat tinggi sehingga dapat memberikan konstribusi dalam

mendukung visi dan misi Bupati dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat

(26)

Untuk perwujudan pembangunan kewilayahan, yang mengintegrasikan

program atau kegiatan pada SKPD terkait untuk mendukung percepatan

pembangunan pedesaan yang sesuai kondisi dan potensi desa sangat

mendukung pencapaian kinerja daerah sehingga capaian kinerja SKPD sedikit

banyak didukung adanya program dan kegiatan dari Kementerian maupun

Provinsi.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis.

Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Batang 2011-2031 memuat rencana struktur dan pola

ruang serta rencana kawasan strategis. Berdasarkan rencana struktur ruang,

maka akan berpengaruh pada kinerja pelayanan SKPD antara lain :

1. Sebagai faktor pendorong

Adanya rencana sistem jaringan prasarana energi dan jaringan transportasi

darat berupa jaringan jalan bebas hambatan akan membuka kesempatan

kerja dan peluang usaha produk-produk lokal bagi masyarakat sekitar yang

memiliki kreatifitas dan inovasi sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat .

Disamping itu juga dengan ada rencana tata ruang wilayah akan memacu

tingkat perkembangan desa dengan menggali potensi sumber daya desa

disesuaikan dengan karateristik desa.

2. Sebagai faktor penghambat

Rencana tata ruang wilayah juga akan menghambat apabila tidak

diantisipasi sedini mungkin seperti tingkat perkembangan desa . Desa akan

berkembang bilamana tingkat kemampuan dan kemandirian masyarakat,

tinggi, sumber daya manusia/tenaga terampil juga semangat masyarakat

(27)

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis SKPD

Rencana strategis yang disusun oleh Bapermades merupakan langkah

awal untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, yang dalam penyusunannya

perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik internal maupun

eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan memperhitungan

kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan

tantangan (threats) yang ada. Rencana strategis ini merupakan suatu proses

yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu

lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi yang ada baik sumberdaya

manusia maupun sumberdaya alam, kekuatan, kelemahan, peluang, dan

tantangan yang dihadapi. Rencana strategis disusun untuk jangka waktu lima

tahun, dan diimplementasikan kedalam rencana kerja (Renja) tahunan.

Analisi yang dipergunakan berdasarkan SWOT, antara lain :

1. Analisis lingkungan internal

a. Kekuatan (Strenghts)

- Eksistensi Bapermades sebagai SKPD yang membidangi

pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Tersedianya sumber daya manusia di Bapermades;

- Tersediannya anggaran untuk pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Tersedianya sarana prasarana;

- Terjalinnya kerjasama aparat pemerintah

b. Kelemahan (Weakness)

- Konsistensi aparat pelaksana relative masih kurang; - Perlunya peningkatan kapasitas aparatur PMD;

- Terbatasnya anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten untuk pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Kurangnya sarana mobilitas guna pelaksanaan tupoksi;

2. Analisis lingkungan eksternal

a. Peluang (Opportunities)

- Implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

- Adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan baik

(28)

- Komitmen kepala daerah dalam memajukan perekonomian

masyarakat;

- Adanya dukungan lembaga lain dalam meningkatkan pemberdayaan

masyarakat;

- Adanya dukungan dana dari APBN dan APBD provinsi dalam bidang

pemberdayaan masyarakat dan desa;

- Adanya petugas pendamping untuk program pemberdayaan

masyarakat dan desa;

- Adanya potensi SDA yang perlu dikembangkan/dikelola.

b. Ancaman (Threats)

- Masih tingginya angka kemiskinan;

- Kemandirian masyarakat dalam pembangunan masih kurang;

- Kurang berkembangnya usaha ekonomi produktif;

- Fungsi kelembagaan masyarakat belum efektif/optimal;

- Masih adanya program-program pemberdayaan masyarakat yang

kurang terintegrasi;

- Kurangnya kemampuan SDM perdesaan dalam mengembangkan

potensi yang ada;

- Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan

pembangunan masih kurang;

- Kurang berkembangnya kawasan perdesaan yang potensial;

- Kurangnya informasi dalam pemanfaatan TTG bagi masyarakat.

Dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di

Bapermades Kabupaten Batang, maka isu strategis yang muncul adalah sebagai

berikut :

- Fungsi lembaga masyarakat dalam menggerakan partisipasi dan kemandirian

masyarakat dalam pembangunan belum efektif;

- Kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam

pembangunan masih kurang;

(29)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

Batang.

4.1.1. Visi SKPD

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa visi merupakan rumusan

umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir perencanaan.

Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa

depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan

fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang.

Adapun visi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang

tahun 2012-2017 adalah

Terwujudnya masyarakat dan desa yang mampu , mandiri dan sejahtera

Rumusan visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Batang tahun 2012-2017 tersebut memiliki beberapa “kata kunci” yang perlu dijelaskan substansi filosofinya, yaitu :

a. Mampu , berarti upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-program

pembangunan agar kondisi kehidupan masyarakat mencapai

tingkat kemampuan yang diharapkan.

b. Mandiri, membangkitkan dan mengembangkan kekuatan pada

masyarakat agar mampu melepaskan diri dari ketergantungan,

ekploitas dan subordinasi.

c. Sejahtera, diartikan aman, sentosa dan makmur, mayarakat yang

dapat meningkati ketenangan dalam berperikehidupan, dapat

menunaikan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, dan dapat

menikmati hasilnya dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih

(30)

4.1.2. Misi SKPD

Misi merupakan penjabaran dan tindak lanjut dari visi. Misi dari

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan aparat desa/kelurahan, kelembagaan

desa/ kelurahan dan menumbuhkembangkan sarana/prasarana

serta sosial budaya masyarakat;

2. Menumbuhkembangkan usaha ekonomi masyarakat dan jaringan

penanggulangan kemiskinan;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber

daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan dan pendayagunaan

teknologi tepat guna;

4.2. Tujuan dan sasaran Jangka Menengah Bapermasdes

Tujuan yang merupakan implementasi pernyataan visi dan misi yang

berpijak pada isu-isu dan analisis strategis serta mengarahkan pada

perumusan sasaran, kebijakan program maupun kegiatan yang ingin dicapai di

masa yang akan datang dalam rangka merealisasikan misi.

4.2.1. Tujuan Misi 1

Meningkatkan peran kelembagaan dan mengembangkan partisipasi

serta keswadayaan masyarakat.

Dengan sasaran :

a. Meningkatnya peran kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.

b. Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam membangun desa

melalui pendayagunaan modal sosial masyarakat.

4.2.2. Tujuan Misi 2

Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat sehingga

mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan sasaran :

a. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat;

(31)

4.2.3. Tujuan Misi 3

Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif

diperdesaan dalam mengembangkan potensinya secara mandiri.

Dengan sasaran :

a. Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan

tanggung jawab dalam membangun diri dan lingkungannya;

b. Meningkatkan Kapasitas Pemerintahan desa/kelurahan.

Pernyataan keselarasan tujuan, sasaran, indikator dan program

pembangunan jangka menengah SKPD beserta indikator sasarannya disajikan

(32)

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

1) Peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat, ditempuh dengan

cara :

a. Penguatan peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah partisipasi

masyarakat dalam pembangunan;

b. Pengembangan manajemen pembangunan partisipatif;

c. Pemantapan sistem pendataan profil desa/kelurahan

d. Pengembangan kemampuan masyarakat dalam mengelola

pembangunan.

2) Pemantapan kehidupan sosial budaya masyarakat, ditempuh dengan cara :

a. Pemantapan nilai-nilai budaya dan penguatan lembaga adat;

b. Pemantapan ketahanan keluarga dan PKK.

3) Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat, ditempuh dengan cara :

a. Peningkatan keberdayaan keluarga miskin;

b. Pengembangan usaha ekonomi keluarga dan kelompok masyarakat;

c. Pengembangan lembaga keuangan mikro.

4) Peningkatan pemanfaatan TTG dalam peningkatan pemanfaatan SDA

yang berwawasan lingkungan, ditempuh dengan cara :

a. Pengembangan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan

pembangunan;

b. Pemasyarakatan dan pendayagunaan TTG.

5) Pemantapan penyelenggaraan pemdes/kelurahan, ditempuh dengan cara :

a. Pemantapan keuangan desa;

b. Pemantapan sistem administrasi pemdes;

(33)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Penjabaran program-program pembangunan Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa disesuaikan dengan arah kebijakan SKPD yang mengacu

pada visi dan misi Bupati Batang terutama misi 4 dalam RPJMD yaitu “Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan”

5.1. Rencana Program dan Kegiatan

5.1.1. Belanja Langsung

1) Urusan Wajib SKPD Non Urusan, yang terdiri dari :

a) Program/kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c) Program /Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

d) Program/Kegiatan Peningkatan Disiplin Aparatur

e) Program/Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

2) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Program ini terdiri dari :

a. Pendamping PNPM Mandiri Perdesaan

b. Evaluasi kelembagaan masyarakat desa

c. Perlombaan desa/Kel

d. Pelatihan KPM

3) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun

Desa

Program ini terdiri dari :

a. Monev dan pelaporan ADD

b. Desa Siaga

c. Fasilitasi Bansos/Hibah APBD Provinsi

(34)

f. Padat Karya

g. Pemugaran RTLH

h. Pendampingan kegiatan infrastruktur dan penataan

lingkungan desa

i. BP SPAMS.

4) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan

Program ini terdiri dari :

a. Lumbung Desa

b. Pasar desa

c. UED-SP

d. Gelar TTG Nasional

e. Pelatihan TTG

f. Posyantekdes

g. Lomba/Gelar Inovasi TTG

5) Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan

Program ini terdiri dari :

a. Fasilitasikegiatan PKK

b. Fasilitasi pembinaan PKK oleh Pokja

c. Sosialisasi PMTAS

d. Pelatihan masak PMTAS

e. Operasional dan sarpras PMT-AS

f. Pokjanal Posyandu

g. Pelatihan kader posyandu

h. Sarpras dan APE Posyandu

i. UP2K-PKK

j. P2MBG

6) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Program ini terdiri dari :

a. Pelatihan bagi aparatur pemerintah desa/kelurahan

(35)

5.1.2. Belanja Tidak Langsung

1. Gaji pegawai dan tunjangan PNS;

2. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa bidang Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa;

3. Bantuan Sosial bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

4. Hibah bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

5.2. Indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan pendanaan indikatif

Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran kegiatan dan

pendanaan indikatif Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten

(36)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Urusan Pemberdayaan masyarakat dan desa merupakan bagian dari misi

4 (empat) Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012-017 yaitu “Meningkatkan

kualitas sumber daya masyarakat supaya dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan”

Adapun tujuan dari misi 4 (empat) tersebut yang berkaitan dengan urusan

pemberdayaan masyarakat dan desa adalah “Peningkatan pemberdayaan masyarakat serta desa” , dengan sasaran antara lain :

1. Peningkatan peran kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan;

2. Peningkatan kapasitas pemerintah desa/kelurahan.

Dalam rangka mendukung terwujudnya visi dan misi Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Batang terpilih periode 2012-2017, Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang dalam Rencana Strategis SKPD tahun

2012-2017 melaksanakan pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat dan

desa dengan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah Kabupaten Batang yang telah ditetapkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017 terukur

(37)

BAB VI

PENUTUP

Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang tahun 2012-2017

merupakan penjabaran dari visi, misi serta program Bupati dan

Wakil Bupati baik yang telah berjalan selama dua tahun maupun akan dijalankan

3 (tiga) tahun mendatang sampai berakhirnya masa jabatan Bupati dan

Wakil Bupati. Dalam penyusunan Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang

tahun 2012-2017 mengacu pada Perubahan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2017 sekaligus merupakan pedoman,

landasan dan referensi dalam penyusunan program dan kegiatan Badan selama 5

(lima) tahun yang dijabarkan setiap tahunnya menjadi Rencana Kerja (Renja) Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang.

Kami menyadari bahwa Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah ini masih jauh dari sempurna, masukan dan saran selalu kami

harapkan demi kesempurnaan dokumen perencanaan ini di masa yang akan datang.

Atas segala bantuan moril maupun materiil dari semua pihak kami

sampaikan terima kasih dan semoga menjadi manfaat bagi peningkatan

pemberdayaan masyarakat dan desa khususnya maupun seluruh masyarakat

Kabupaten Batang.

Batang, Desember 2014

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Batang

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tabel 67D : Pola penyakit penderita rawat inap di Rumah Sakit umur 5 – 44 tahun Kota Depok.

Kepada peserta yang berkeberatan atas pengumuman tersebut di atas, diberikan kesempatan 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal pengumuman ini untuk mengajukan

The Membership axiom is trivial and all of the other axioms follow from the previous results contained in this subsection and the fact that their typed analogues are valid in

Sehubungan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap data kualifikasi yang masuk pada paket Pekerjaan Rehabilitasi Pasar Ikan Tanjungpandan (Lelang Ulang), dengan ini Kami

Tebing Tinggi Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus Evaluasi Administrasi, Teknik, Harga dan Kualifikasi untuk Paket tersebut di atas.. Sebagai

In the case of a student taking a distance learning course, this means, partner, family, social friends, work colleagues, managers, employer, all have an interest in your decision

HIMBAUAN : Bagi para peserta/penyedia barang dan jasa yang mengikuti lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,