• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled Document UTA Business Review

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Untitled Document UTA Business Review"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAP

Volume

I

Nomor

I

Halaman

1-89

Jakarta,

Juli

2014

ISSN 2356-0517

IIIA'{5

Jakarta

Business

Adm

Journal

,fiilrul$flffifiilrufl

COSPLATSEBAGAI SARANA

MEDIA

PROMOSI BISNIS

Bambang Leo Handoko

&

Dewangga Oktavianto

PENGARUH

IKLIM

ORGANISASI DAN

KEPEMIMPINAN KEPALA

SEKOLAH

TERHADAP

ETOS

KERJA

GURU SERTA

PEGAWAI

Syamsu Alang

PENGARUH

LINGKUNGAN

PEMASARAN

TERHADAP KINERJA

PEMASARAN

MELALUI

STRATEGI

PEMASARAN PADA USAHA JASA

LAUNDRY DI

JAKARTA

AdhiNugroho

Chandra

ANALISIS

KEPUASAN

PELANGGAN

PADA

ALFAMART

DARI DIMENSI

PELAYANAN

Ronnie Resdianto Masman

ANALISIS I{ESENJANGAN

KUALITAS

PELAYANAN

DAN KEPUASAN

KONSUMEN

PENGUNJIJNG

MAL

KE,LAPA

GADING

ulkarnaen

PENGEMBANGAN USAIIA

KECIL

DAN

N{ENENGAII: FAKTOR

UTAMA

AGAR

TETAP

RESISTEN

DARI KRISIS

Widadja Hartono

PENGART'H

KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL DAN LEYERAGE TERHADAP

MANAJEMEN

LABA

Hendrik Elisa Sutejo Samosir

STUDI

TENTANG

PENGARUH

HARI PERDAGANGAN

TERIIADAP

RETARN

SAHAM

LQ-45

PADA

BURSA

EFEK INDONESIA

Christina Natalia Hutagalung

&

Lidya Primta Surbakti
(2)

UTA Business Review adalah media resmi

untuk publikasi ilmiah,

yang memuat

irtikel

mengenai hasi lpenelitian, kajian dan pemikiran tentang administrasi Lisn-is, secara khusus untuk bidang bisnis. Diterbitkan secara teratur dua

kalidalam

setahun, yaitu bulan Januari dan Juli oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

UTA

Business Review

is

the

offrcial

media

for

scientific

publications,

which

consisj

of

articles about

the

results

of

research, study and thoughts about business

administation,

especially business. Regularly published

two

times

in

a year,

in

January and July

by

the Faculty of Economics and Business, universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

SUST]NAN PBNGT]RUS

JT]RNAL

Pelindung

PenanggungJawab

PemimpinRedaksi

Deu,an Redaksi

Dr.

Virgo

Simamor4

MBA

Sihar Tambun, SE.,M.Si.,

Ak.

Dr.

Sylvia Sari Rosalina,

M.Si

Prof.

Dr

Gindo Sitorus,

MM.

Catarina Cori Pradnya

paramitL

S.A.B.,

M.

Si Drs. Suwarno,

Msi

Drs. Dody Astia Budy,

M.Si

Tsabita Karima

M.AB

(3)

DAFTAR ISI

COSPLATSEBAGAI SARANA

MEDIA

PROMOSI BISNIS

i

t:':i bang Leo Handoko

&

Dewangga oktavianto ... ...

l-8

PE.\GARUH

IKLIM

ORGANISASI DAN

KEPEMIMPINAN KEPALA

SEKOLAH TERIIADAP

ETOS

KERJA

GURU SERTA

PEGAWAI

S'. arnsu Alang

9

-23

P E

\GARTIH LINGKUNGAN

PEMASARAN

TERIIADAP KINERJA

PE}IASARAN

MELALUI

STRATEGI PEMASARAN

MELALUI

STRATEGI

PE}IASARAN

PADA USAHA JASA LAI.INDRY

DI JAKARTA

.{'Jhi Nugroho Chandra

24-30

.{\ALISIS

KEPUASAN PELANGGAN PADA

ALFAMART DARI DIMENSI

PELAYANAN

R.onnie Resdianto Masmans

3l

-48

.{\ALISIS

KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN DAN

KEPUASAN

KONSUMEN

PENGIJNJI.ING

MAL KELAPA GADING

Zulkarnaen

49-68

PENGEMBANGAN USAHA

KECIL

DAN

MENENGAH

(UKM): FAKTOR

UTAMA AGAR TETAP

RESISTEN

DARI

KRISIS

\\'idjaja

Hartono

...

69

_75

PENGAR{'H KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

DAN

LEVERAGE

TERHADAP MANA.IEMEN LABA

Hendrik Elisa Sutejo Samosir

76-89

STUDI

TENTANG

PENGARUH

HARI

PERDAGANGAN

TERHADAP

RETURN

SAHAM

LQ-45 PADA

BTJRSA

EFEK II\DONESIA

(4)

PENGARUH

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL

DAN LEVERAGE

TERHADAP

MANAJEMEN LABA

Hendril< Elisa Sutejo Samosir

Fakultas Ekonomi HKBP Nommensen Medan Emai I : hendrik. 2007 @yuhoo.com

ABSTRACT

The objective

of

this

study

is to

examine

the

in/luence

of

institutional

ownership c leverage

to

earnings nxanagement. This study tal<es sample

from

companies

in

the

consung

goods sector

at

the

Jakarta

Stock Exchange,

which

were

published

in

financial

report

fras

2008-2011. The nrcthod

of

analysis

of

this

research used

multiple

regression

analysis.Tc

results

of

this

study show

that

(t)

institutionol

ownership

had not

significant

influence n. earnings management, (2) leverage had not significant influence

to

earnings management

(3)

simuttaneously

of

institutional

ownership

and

leverage

had

not

significant

influence

n

earnings

ruanagement.

This

results shows

that

there

are

more

factors

that

motit',v

management to perfornt earnings managenxent

Key words:

Institutional

Ovnership, Leverage and Earnings Management

ABSTRAK

Tujuan

dari

penelitian

ini

adalal-r

untuk

menguji pengaruh kepernilikan institusional dan

leveragi

terhadap manajemen laba. Penelitian

ini

mengambil sampel

dari

perusahaan

jr

sektor barang konsumsi

di

Bursa Efek Jakarta,yang diterbitkan dalam laporan keuangan

20i!-201L Metodi

apalisis penelitian

ini

menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian

::r

menunJuiukkarr bahwa

(1)

kepemilikan

institusional

memiliki

pengaruh

yang

tidak

signi

gnifikm

terhadip manajemen laba, (2) pengaruh berpengaruh tidak signifikan terhadap manajemen

lar

dan

(3)

secara bersamaan

dari

institusi kepemilikan dan leverage berpengaruh

tidak

signifil:an

terhadap

manajemen

laba.

Hasil

ini

nrenuniukkan

bahwa

ada lebih

banyak

faktor

1ary mernotivasi manajetnen untuk melakukan mana.iemen laba

Kata kunci: Kelembagaan Kepemilikan, Leverage dan Manajernen Laba

I.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan dalam suatu perusahaan paaa

suatu periode akuntansi

yang

dapat digunakan

untuk

member

garnbaran

tentang

kinequ perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangku posisi keuangan,

kinerja,

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfa.e bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.Informasi tentang laba merupakel sebuah patokan

bagi calon

investor maupun pemegang saham

untuk

melakukan investasi

d

suatu perusahaan sebab laba mencerminkan

nilai

perusahaan. Sehingga laba yang

tinggi

dapa membuat investor

tertarik

untuk

berinvestasi akan

tetapi

apakah laporan keuangan terseb:.s

benar-benar memberi informasi laba yang seharusnya dan bukan hasil dari manajemen laba?

Menurut Rahmawati (2OlZ) manajemen laba adalah

pilihan

manajer tentang kebijakar akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan khusus. Para manajer

memiliki

fleksibilitas

untus memilih diantara beberapa cara alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus mernilih opsi-opsi

lh,o

r:--,F

m*;r

-:mli;:

lhlm::'..

iltlrr--.

iltmd.t : 'H;-=l

lhtr'-

_. ;fllDtr-lllG.L "l ;

ipxl :

=

j

jffi-:--,-illr;,':

lpf

*:".:--5!r;:

t}lt;i*.

.

qp,TJ--lllf-iJt" * l

mfi..l--f:=l

llE..u' ; :'

(5)

I

ada dalam perlakuan akuntansi yang sama.Terdapat dua perspektif

mengenai manajemen

:''

Pertama, manajemen

laba

dikatakan suatu tindakan

yang

positif

ata-u tindakan yang

"'lrusnya

dilakul<an manajemen sebab tindakan

ini

dituju[an

untuk

memuaskan pemegang

'::lr'

Kedua, nrana.iemen laba dikatakan sebagai tindakan yang negatif atau tindakan yang

':"

seharusnya dilakukan

oleh

manajemen_sebab manajemen laba

menyebabkan terjadinya

'

:-''rsi informasi dalam laporan keuangan sehingga memLerikan informasi

yun!

,n.nyesatkan

-.

pengguna laporan keuangan.

Fenomena adanya

praktik

manajemen laba pernah

terjadi

di

pasar

modal

Indonesia, "slrsnya pada errriten manufaktur

di

Bursa Efek Jakarta. Conioh kasus te4adi

;;.

pT Kimia

-:ra

Tbk.

Berdasarkan

hasil

pemeriksaan Bapepam (Badan Pengarvas p"asar'Modal, ZOOZ),

-:i'oleh bukti

bahwa terdapat kesalahan p.nyu;iun dalam laporan keuangan

pT Kirnia

Fanna

'"'

berupakesalahan

dalam penilaian

p"rr"diuun

barang

jadi

dan

liesalahan pencatatan

j-'ualan,

dimana

darnpak kesalatran tersebut rnengakibatkaln oversraredlaba pada laba bersih :"k. tahun yang berakhir

3l

Desember 2001

sebeir

Rp

32,7

miliar.

Selain

pr. rimia

Farma, ::rajemen laba

juga

terjadi

di

PT. Bakrie Brothers

ruk

leNnn).

Berbeda o"ngan

pT. Kimia

-;lra

yang

melakukan

nranajemen

laba

dengan

maffipulasi

nilai

perseoiaal,

pT.

Bakrie

':hers

Tbk

(BNBR)

melakukan manajem.,i

lubu

,.lului

perubaian

metode

akuntansi.

'

i:rn

ingga

PT.Bakrie

Brothers

Tbk (BNBIU

berhasil

meningkaikan

nilai

ekuitas

senilai

3,9

rupiah.

Peningkatan

nilai

ekuitas

ini

terjadi kareni

perubahan

metode

pencatatan ':stasi perusahaan dari equity ntethod menjadifair value method.

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap. Kesengajaan

:'rk.tidak

mengungkapkan mengakibatkan

informasi menjadi

tidak

benar-utu,

,"nyesatkan

:: tidak

relevan. Praktik-praktil< manajemen laba dapat "memengaruhi relevansi penyajiarr

-:ran

keuangan sehingga laporan keuangan

tidak membantu

bahkln

aapat m"nyesatkan para

''::rakainya dalam

mengevaluasi

peristiwa

masa

lalu,

masa

kini

atau

masa

d.pun

karena

:rajer perusahaan, tidak menggambarkan dengan

jujur

transaksi serta

peristi*u

tuinryu. Kepemilikan institusional merupakan

su[a,,

p.rusahaan yang

dimiliki

oleh institusiatau

'

:]baga (perusahaan asuransi,

bank,

perusahaan

lnvestasi

dan

[epe.ilikan

institusi

lain). -'nurut

Brigharn

dan

Houston (2006)

hubungan keagenan

terjadi ketika

satu atau

lebih

:ividu

yang disebut sebagai

principai

menyerva

individu

atau organisasi

lain

yang disebut

-'a$ai

agen untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kJwenangan uniuk

membuat

-'rutusan kepada

agen

tersebut.

Dalam

penelitian

yung dilakukan

ot.n

Tarjo

(200g)

;nyirnpulkan dalam

kaitannya dengan kepemilikan, terda-pat

dua

masalah

kealenan

yaitu ''salah keagenan antara rnanajer dengan pemegang saham

dan

masalah

keallnan

antara

'::negang

saham

mayoritas

dengan pemegang saham

minoritas. Masalah kefgenan

yang

-"i1alna

terjadi

apabila.manajer sebagai pengelola perusahaan

merniliki

informasi-yang lebih

irgkap

sebab

sebagai

pengelola

pirusaha-an,

manajer

Iebih

mengetahui t<onoisi tentang

-:rusahaan dibandingkan dengan

pemegang

saham.

Manajer

rn.*itit

i

kewajiban

untuk --nlampaikan inform_asi tersebut kepada para pemegang sah-am, namun terkadang

informasi

:ng

disampaikan

oleh

manajer

tidak

menggambarkin

fondisi

perusahaan

yun!

iru.narnya.

'lasalah keagenan

:ham

yang kedua terjadi apabila-adanya konsentrasi kepemilikan

yaitu

pemegang

mayoritas,

sehingga

pemegang

saharn mayoritas

tersebut dapat

rnengendalikan

- rnajemen.

Akibatnya

pemegang

sahim

mayoritas

memiliki

kendali

i..huJuf

pemegang

'ram

minoritas' Pemegang saham mayoritas dapat mengambil tindakan yang meiguntungt<an -"megang

saham mayoritas

itu

sendiri untuk mencapai tujuannya termasuk dingan-melakukan :rnajemen laba.

Manajernen laba dapat diatasi dengan menerapkan pengelolaan perusahaan yang baik

:ood

corporate

governance).

Melalui

p-ngelolaan

p.ruruhuun

yang baik

diharapkan para
(6)

sehingga pemegang saham mayoritas

tidak

akan mengambil tindakan

yang

menguntungkar. pemegang saham mayoritas

itu

sendiri dan para pemegang saham minoritas

juga tidak

merasl

dirugikan.

Akan

tetapi

berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Ujiyantho

dan Pramuk:

(2007),

Wulandari

dan Ay'u

(2010) rnenyimpulkan

bahrva

tidak

terdapat

pengaruh yang signifikan antara kepernilikan institusional terhadap manajernen laba dengan kata lain, variabe. kepemilikan institusional ga-eal menurunkan manajemen laba.

Kebijakan

hutang (leverage) merupakan salah satu

alternatif

pendanaan perusahaar

melalui

hutang.

Akan

tetapi,

keberadaan hutang

yang cukup

besar

mencerminkan

bahn': kinerja saham suatu perusahaan kurang bagus. Menurut

Tarjo

(2008) terdapat hubungan antar3

leverage

dengan manajemen

laba.

Perusahaan

yang dalam kondisi

sedang membutuhka:. pendanaan

maka akan

berupaya

untuk menarik kreditur. Upaya

ini

dilakukan

denga:

melakukan

manajemen

laba.

Hasil

penelitian

menyatakan

bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara leverage dengan manajemen laba seperti penelitian yang dilakukan oleh Tarjc (2008), Wulandari dan

Ayu

(2010),

Mitani

(2010) dan

Alves

(2012) namun berdasarkan hasi.

penelitian

Indrasrvari

(2010)

mengatakan bahwa

tidak

terdapat pengaruh

yang cukup

kua: antara leverage dengan manajemen laba.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian

ini

adala: sebagai

berikut:

(l)

Apakah kepemilikan

institusional secara

parsial

berpengaruh

signifika:

terhadap manajemen laba? (2) Apakah leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhada:

manajemen

laba?

(3)

Apakah kepemilikan institusional

dan

leverage

secara

simulta: berpengaruh

signifikan

terhadap manajemen laba? Penelitian

ini

diharapkan dapat menamba:: wawasan dan pengetahuan mengenai manajemen laba. Penelitian

inijuga

diharapkan Penelitiai

ini

diharapkan dapat mernberikan manfaat bagi para manajer sebagai dasar untuk pengambila;' keputusan. Selain

itu,

penelitian

ini

diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi para investc: sebelum melakukan investasi untuk rnelakukan analisa terhadap laporan keuangan agar tidai.

terfokus

pada

data

akuntansi

yang

tercantum

dalam

laporan

keuangan

saja

tetapi

jug:. diperlukan interpretasi dari data dalam laporan keuangan tersebut.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Teori

Keagenan (Agency Tlteory)

Para manajer

diberi

kekuasaan

oleh

para

pemilik

perusahaan,

yaitu

pemegang sahan:

untuk

membuat keputusan, dimana

hal

ini

rnenciptakan

potensi

konflik

kepentingan yang

dikenal

sebagai

teori

keagenan (agency theory). Hubungan keagenan

terjadi ketika

satu ataL

lebih individu yang

disebut

sebagai

principalnenyewa individu

atau

organisasi

lain

yang disebut sebagai agen

untuk

rnelakukan sejumlah

jasa

dan mendelegasikan kewenangan untul: membuat keputusan kepada agen tersebut. Hubungan keagenan utama terjadi antara pemegans saham dengan manajer dan manajer dengan pemilik hutang.

Menurut

Rahmarvati

(2012) dalam

teori

keagenan menyatakan

bahwa

praktil.:

manajemen

laba

dipengaruhi

oleh

adanya

konflik

kepentingan

antara

manajemen denga:

pemilik

yang trnbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingka: kemakmuran yang dikehendakinya. Anthony dan Govindarajan (2004) menjelaskan bahwa teor.

keagenan

menunjukkan

hubungan

antara

pernilik atau prinsipal

dengan

manajer, diman:

pemilik

atau prinsipal

mempekerjakan

agen

untuk

melakukan berbagai pekerjaan

atas

kepentingan

pemilik

atau prinsipal,

termasuk memberikan

otoritas

pendelegasian untul:

membuat suatu

keputusan.

Pemilik atau prinsipal

tidak

memiliki informasi yang

cuku:

mengenai

kinerja

manajer. Sebaliknya, manajer

memiliki

informasi

mengenai

kapasitas.

lingkungan pekerjaan,

serta

perusahaan

secara menyeluruh.

Hal

ini

menimbulka::

ket idaksei m bangan i nformas i, yang d i narnakan asi metri i nformasi.

(7)

-

I

\Ianajemen Laba

Para manajer

rnerrtiliki fleksibilitas untuk mernilih

diantara

beberapa cara

alternatif

':t

tnencatat transaksi sekaligus

nienrilih

opsi-opsi yang ada

dalam

p.ilukuun

akuntansi

-

srrrla'

Fleksibilitas

ini

yan,e climaksudkan untul<-rnemungkinkan

para

manajer untuk

'rrrtk&r

manajenren

laba'

Schipper

(2004) yang

nlenyatakan

bahrva manajemen laba

--''pakan suatu intervensi dengan tujuan teftentudalam

pror.,

pelaporan keuangan eksternal,

..i

ntemperoleh beberapa keuntungan privat.

Pada hakekatnya

terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba menurut

'::

dan Zittlnrerman (1986) yang dikenal sebagaiieori akuntansi

positif

'(positive accosnting

'r')'

1-erdapat

tiga

hipotesis dalam

teori

akuntansi

positif

dengan

forniula dari

Watts dan :lerntan dalanr Rahmawati (2012:) :

llte

bonu's

plon

h1'p.othesrs. Manajer perusahaan yang

memiliki

program bonus yang

terkait

':3ngan angka-angka akuntansi cenderung

,,itrt-

mernilih

'prJsedur

aliuntansi

yang

:rrc'n$SeSer reported.

earnings

dari

fufitre

period ke

cnrrent

period

(menaikkan laba

yan!

.: i I aporkan sekarang).

Tlte dcbt covenant hypothesis.Perusahaan yang terancam melangg

ar accounting-based debt

:orenanl

cenderung untuk

memilih

prosedur akuntansi yang menggeser reported earnings :eri

future

period

ke

cutent

period

(menaikkan laba yang dilaporkan sekarang).

Hal

ini jilakLrkan

untuk

menghindari

kedekatan terhadap

debi covenant

dan

untuk

mendapatkan

suku

bunga pinjarnan

yang lebih

rendah, kareria semakin

rendah

rasio

leverage

maka sernakin rendah pLrla resiko kebangkrutan perusahaan.

')ol.itical

co.sl h1'polhesrs. Sernakin be.sar

political cost

yang dihadapi suatu perus ahaan, :rtaka manajer c.enderung untul< rnernilih piosedur akuntansi

lung *.nunggrnpon

reported :ctrnings dari utrrent

periodkefuttn'e

periocl(menurunkan laUa yang dilap"o"rkan sekaiang).

Banyak alasan bagi para ntanajer untuk melakukan manajemen-laba.'berikut

ini

adalah

-':3rapa

motivasi

manajemen laba menurut Scott (2002) dalam S-isrvantaya (2007):

-

Bonus Plan Motivations

Healy (1985) telah melnbuktikan

secara

empiris

bahrva manajer mempunyai informasi

:rtside atas Iaba bersih perusahaan sebelum melakukan manajernei laba.

uialy

mernprediksi tnanajenren akan secara oportunistik mengelola laba bersih

untuk

memaksimalkan bonus

stau

kontpensasi

mereka

berdasarkan

program

kompensasi

atau bonus yang

telah

d irencanakan oleh perusahaan.

'

Debt Covenant Motivations

\{anajemen

laba dengan

tujuan untuk

memenuhi

perjanjian

hutang

timbul dari

kontrak hutang

jangka

panjang. Perjanjian hutang bertujuan

untuk

melinduigi

pernberi pinjaman terhadap tindakan manajer.

.

Political

Motivations

Perusahaan )'ang secara

politik

cukup terpandang

di

mata

publik,

akan sangat mudah untuk diarnati' Beberapa perusahaan seperti ini-mengin'ginkan mengelola laba

unfuk menurunkan

t'isibilitasnya.

Hal

ini

terutama

diperlukat

paoa periode

kemakmuran mereka dengan tnenggunakan prosedur

dan

praktik-praktik

akuntinsi yang

nreminimalkan laba

bersih

nrereka.

:

Taxalion Motit,ations

Motivasi

pajak barangkali merupakan motivasi manajernen laba yang paling jelas. Namun dentil<ian,

otoritas pajak

cenderung

untuk

memaksaian aturan akuntansi

mereka sendiri untuk menghitung pendapatan kena pajak. Derrgan dernikian akan mengurangi kesernpatan perusahaan

untuk

rnelakukan rnanuver.

Secira umum

(8)

e.

Changes of CEO Motivations

Hipotesis program bonus meniprediksi bahwa menjelang pengunduran

diri,

CEO yang lar':::

akan menggunakan strategi yang memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus merel.::

Disamping

alasan tersebut,

CEO yang

mernpunyai

kinerja buruk akan

melakuk"-manajenren

laba

untuk

memaksimalkan

laba

mereka

untuk

mencegah

atau

menun:.

pern berhentian mereka.

f.

Initial

Public Offirings

Informasi akuntansi

keuangan

yang

dimasukkan

dalam

prospektus bermanfaat sebag"

surnber informasi.

Pasar merespon secara

positif

peramalan

laba

sebagai

tanda

nil= perusahaan.

Hal ini

menimbulkan kemungkinan bahrva manajer perusahaan yang akan g.

public

mungkin mengelola prospektusnya dengan harapan untuk memperoleh harga

saha:-yang lebih tinggi.

Selain terdapat

motivasi

manajer melakukan manajemen laba, terdapat

pula

bentui.-bentuk manajemen laba yang dikemukakan oleh Rahmawati (2012), yaitu sebagai berikut:

a.

Taking

a

bath,

merupakan pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara menjadika: laba perusahaan pada periode berjalan mefrjadi sangat ekstrim rendah (bahkan

rugi)

ata-sangat ekstrim

tinggi

dibandingkan dengan laba pada periode sebelumnya

atau

sesudahnr:

b.

Income

minimization, merupakan

suatu

pola

manajemen

laba yang

dilakuka-dengancara menjadikan

laba

pada laporan keuangan periode

berjalan

lebih

rendah da:

pada

laba

sesungguhnya,

hal

ini

biasanya

dilakukan

pada

saat tingkat

rasr: profitabilitas perusahaan sangat tinggi agar tidak mendapat perhatian secara politis.

c.

Income

ntaximization,merupakanpolamanajemelabayangdilakukan dengan

tujuan untuk

memper:

leh

bonus yang

jauh

lebih besar, meningkatkan keuntungan, dan untuk menghindari da:.

pelanggaran atas kontrak hutang

jangka

panjang.

d.

inconte snxoothing, merupakan pola manajemen laba oleh manajer dengan menaikkan ata-menurunkan laba

untuk

mengurangi

fluktuasi

laba yang dilaporkan sehingga perusahaa:.

terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi. 2.3

Kepemilikan Institusional

Salah satu mekanisme Corporate Governance yang dapat digunakan untuk mengatas

tata kelola perusahaan yang buruk adalah kepemilikan institusional. Sebab investor institusiona seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dana pensiun dan lernbaga-lembag" lain akan melakukan pengawasan yang lebih optimal terhadap manajemen.

Menurut

Griffin

dan Ebert (2010) menyatakan bahrva kepemilikan institusional adala: kepemilikan

oleh

investor besar seperti usaha dana yayasan dan dana pensiun, yang membe.:

saham korporasi dalam

jumlah

besar.

Dari

definisi

tersebut, dengan

demikian

dapa:

disimpulkan bahwa kepernilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan ole:. investor besar seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan dana pensiun, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain.

Menurut Madura (2007) pemegang saham yang paling

aktif

adalah investor institusional

(institutional

investors) atau lembaga keuangan yang membeli sejumlah besar saham. Jika suatu investor institusional

yakin

bahwa perusahaan

dikelola

dengan

buruk,

maka investor tersebu: dapat mencoba untuk bertemu dengan eksekutif perusahaan dan menyatakan ketidakpuasannya. Investor tersebutjuga dapat mencoba berkolaborasi dengan investor institusional lain yang juga

memiliki

sejumlah besar saham perusahaan.

Hal ini

memberikan kekuasaan yang

lebih

besar

untuk

melakukan negosiasi karena eksekutif

perusahaan

kemungkinan

besar

akan

mendengarkan

investor institusional

yang

secara

kolektif merniliki

sejumlah

besar saham

perusahaan.

Investor

institusional

tidak

mencoba mendikte bagaimana perusahaan seharusnl,a

ifim:

'm;*

i'ttrs::*"

-'ll[mii,,tu'

,.-tkr*," "

lffil.,,ttt' -"

-,ffi--.,r.

'lllllll;,* -

..-il

-'l

t-'[llltiiL *

{ir.

'

,:

fltl|j

:-'iFirrp- '

Jl,r,r,*..

,i!Ll:- *: !i'l, ,,b .. .,

rllu;

trfi

,,{dllb "r.,

r,,* "

-

,illL.-i,r n

-,:

-

:_..,-<a

(9)

-..ola oleh para manajer. Melainkan, mereka mencoba untuk memastikan bahwa perusahaan

:-:ambil

keputusan untuk kepentingan seluruh pemegang saham.

Menurut Gideon (2005) dalarn Ujiyantho dan Prarnuka(2007) kepemilikan institusional

.

.iliki

kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara

'.:if

sehingga

dapat

mengurangi

manajemen

laba. Sebab para investor

institusional

-:-retahui

dengan baik mengenai penerapan standar akuntansi dengan sangat baik. Persentase

-'.,:n

tertentu yang

dimiliki

oleh institusi

dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan

--:lgitfl

yang

tidak

menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak

--:jemen. Menurut teori

agensi, agent atau rnanajer harus bertindak secara rasional untuk

-:rtingan

principal

atau pemiliknya. Manajer harus menggunakan keahlian, kebijaksanaan,

,,J baik dan tingkah laku

yang

wajar

dalam mengelola perusahaan.

Akan

tetapi,

dalam '.liknya

justru timbul

masalah. Masalah

ini timbul

karena adanya

konflik

kepentingan antara -:.iernen perusahaan dengan pernilik perusahaan (pemegang saham).

: -

Konsep

Hutang

Risiko keuangan adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham

-,:

sebagai

hasil dari

keputusan

untuk

mendapatkan pendanaan

melalui

hutang.

Secara

.rptual menurut Brigham dan Houston (2006) pemegang saham akan menghadapi sejumlah

'.

r

inhererr

pada

operasi

perusahaan,

yaitu risiko

bisnis yang didefinisikan

sebagai

jrkpastian

yang inheren pada proyeksi laba operasi masa depan.

Jika

sebuah perusahaan

,

igunakan

hutang, rnaka

hal

ini

akan mengkonsentrasikan

risiko

bisnis

pada pemegang .-::rn biasa.

Rasio /everage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal -..pun asset. Rasio

ini

dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak ,- )'ang digambarkan oleh rnodal sendiri (equity). Menurut Harahap (2011) Perusahaan yang

'.

.. mestinya

memiliki

komposisi modal

yang lebih

besar daripada hutang. Rasio

ini

juga

.rggap sebagai bagian dari rasio solvabilitas. Leverage yang digunakan dalam penelitian ini -. , ah perbandingan antara utang dan ekuitas yang menunjukkan berapa bagian modal yang " --.nakan

untuk

menjamin utang. Ukuran

ini

berhubungan dengan keberadaan

dan

ketat

.:in/&

suatu

persetujuan

utang. Dalam debt

covenant hypothesls, perusahaan cenderung

..k

menurunkan

rasio

hutang/ekuitas dengan

cara

meningkatkan

laba

sekarang dengan -.-:sgeser

dari

laba

periode berikutnya Perusahaan

yang

terancam melanggar

accounting-:d

debt covenant cenderung

untuk rnemilih

prosedur akuntansi yang menggeser reported ,urigs dari

future

periodke

curuent

period

(rnenaikkan laba yang dilaporkan sekarang). Hal Jilakukan untuk menghindari kedekatan terhadap kovenan hutang dan untuk mendapatkan

.'..r

bunga pinjaman yang

lebih

rendah, seperti yang diungkapkan

oleh

Rahmawati (2012)

:::akin

rendah

rasio

hutang/ekuitas maka semakin rendah

pula

resiko

kebangkrutan yang

.

rdapi perusahaan.

-

!

Hipotesis

:

5.1

Pengaruh

Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba

Salah satu rnekanisme Corporate Governance yang dapat digunakan untuk mengatasi

-'.

kelola perusahaan yang buruk adalah kepernilikan institusional. Menurut

Griffin

dan Ebert

-

l0)

kepemilikan

institusional adalah kepemilikan

oleh

investor besar seperti usaha dana

-..isan dan dana pensiun, yang membeli saham korporasi dalam

jumlah

besar.

Menurut

teori

keagenan (agency theory),

agent

atau manager harus bertindak secara

",:onal untuk kepentingan

principal

atau pemegang saham.

Akan

tetapi dalam kenyataannya,

'

:najer

sering

kali

mementingkan kepentingannya

sendiri,

hal

ini

terjadi

karena kurangnya

,entif untuk

para

manajer.

Selain

itu,

manajer

rnemiliki

inforrnasi

lebih

banyak tentang

" j:r.rsahaan secara keseluruhan dibandingkan

principal

atau

pemegang saham.

Perbedaan

(10)

Untuk

itu,

investor institusional

memiliki

peranan penting untuk mengarvasi manajeme:

dalam

mengelola

perusahaan

dan

mencegah

terjadinya manajemen

laba

(earnirt::

managenrcnr).

Hal

ini terjadi karena investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusa: sehingga mereka

tidak

akan mudah peraaya terhadap manipulasi laba.Hal

ini

se.jalan

deng"-penelitian yang dilakukan

oleh Mitani

(2010) dan

Alves

(2012)

yang

menyatakan

[3lr'.:

perusahaan dengan kepemilikan oleh investor institusional yang lebih

tinggi

akan menguran: adanya manajemen laba. Dengan dernikian, dalam

penelitian

ini

diajukan

hipotesis dengt-rumusan sebagai berikut:

Hl

:

Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

2.5.2

Pengaruh Leverage

terhadap Manajemen Laba

Leverage

rlerupakan

salah satu

alternatif

pendanaan perusahaan

memalui

hutat-.:.

Dengan semakin besarnya rasio leverage mengakibatkan

risiko

yang ditanggung oleh pemi.:'-rnodal juga akan semakin meningkat.

Dalam

teori

akuntansi

positif

menurut Watts dan Zimmerman terdapat debt

coven;':

hypothesis

yaitu

perusahaan cenderung

untuk

menurunkan

rasio

hutang/ekuitas dengan ca.-i

meningkatkan laba sekarang dengan menggeser laba periode berikutnya. Menurut Rahmasa:

(2012)

Motivasi

perusahaan melakukan

ini

adalah

untuk

menghindari kovenan hutang

d:-untuk mendapatkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah.

Dalam debt

covenant

hypothesis, perusahaan cenderung

untuk

menurunkan ras.: hutang/ekuitas dengan cara meningkatkan laba sekarang dengan menggeser

dari

laba

peric;:

berikutnya.

Hal

ini

dilakukan untuk menghindari kedekatan terhadap debt covenarel dan unt-'. mendapatkan

suku

bunga pinjaman

yang lebih

rendah,

karena semakin rendah

ras.: hutang/ekuitas maka sernakin rendah pula resiko kebangkrutan perusahaan.

Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Tarjo

(2008) )'a..4

menyatakan bahwa leverage

memiliki

pengaruh

signifikan

terhadap manajemen laba. Deng:-demikian, dalam penelitian

ini

diajukan hipotesis dengan rumusan sebagai berikut:

H2

:

Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

III.METODE PENELITIAN

3.1

Definisi

Operasional dan

Pengukuran Variabel

Adapun

definisi

operasional

dan

pengukuran

variabel yang akan

digunakan dala:-penelitian

ini

yaitu sebagai berikut :

a.

Kepemilikan Institusional

Menurut

Griffin

dan Ebert

(2010).

kepemilikan institusional adalah kepemilikan ole

-investor besar seperti usaha dana yayasan dan dana pensiun, yang membeli saham korporas dalam

jumlah

besar. Besarnya persentase

kepemilikan

institusional

dalam

penelitian

i:

diukur

dengan membagi

jumlah

saham yang

dimiliki

oleh institusi

dengan

total

seluru-saham yang beredar dalam perusahaan.

Variabel independen kepemilikan Institusional dalam penelitian

ini

menggunakan ska.:

nominal.

Skala data

diukur

dengan menggunakan

variabel

dummy dengan kategorin-., adalah bagi perusahaan yang

memiliki

kepemilikan institusional diatas 50% masuk

kedala:

kategori

I

(satu) dan perusahaan yang

timemiliki

kepemilikan institusional dibawah 50:, masuk kedalam kategori 0 (nol).

b.

Leverage.

Menurut

Harahap

(2011)

rasio

leverage menggambarkan seberapa

jauh

perusaha:-dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan

ol::

ekuitas. Leverage dalam

penelitian

ini

akan

diukur

dengan menggunakan

debt

to

equ::, ratio.

.,rllli$-

T[-

qng-$Elr

(11)

DER

=

T otalD ebt

T

otal

E

quity

x

1000/o

Keterangan:

DER

:

Debt to EquiDt Ratio

[otol

debt

= Total hutang perusahaan

Total ec1uit1.,

:

Jumlah ekuitas perusahaan

\lanajernen laba

Menurut

Schipper (2004) nranajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan

:ertentu dalarn

proses pelaporan

keuangan

eksternal,

untuk

memperoleh- beberapa ieuntungan

privat.

Manajemen laba diukur dengan cliscretionct,y

nrcruil.,

model ntodifi'ed 'rones (1991). Manajernen laba

(earnings

rnangenrcnt)

diukur

d.ngun proksi discretionary .tccruals

(DA)

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

\lengukrrr Total Accrual

(TA;)

l-Ai,

-

NIi, - CFOir

\ lengukur lrlon discretionary

Accrual

(NDAir)

\DAit:

or(1/Air-r)

+

Pr(AREVit -AREC,t/Ait-r ) + 0z(ppEit/Ait-r)

*

eit

\ lengLrkur Discretionary Accructl (DAit)

),Ai,

-TAit-NDAit

{eterangan:

:

Total akrual perusahaan i pada tahun t

= Laba bersih (net income) perusahaan

i

pada tahun t

:

Kas dari operasi

(cashflox,from

operation) perusahaan i pada tahun t

:

Non discretionary accrual perusahaan

i

pada tahun

t

= Di,scretionaty accrual perusahaan

i

pada tahun

t

:

Pendapatan perusahaan

i

pada tahun t dikurangi pendapatan tahun

t-l

:

Aktiva

tetap perusahaan i pada tahun t

= Konstanta = Koefisien regresi

:

Total aktiva perusahaan

i

pada tahun

t-l

:

Error

tern, perusahaan

i

pada tahun t

Variabel

dependen manajemen laba dalam

penelitian

ini

menggunakan skala rasiol.

l'lenurut

Padlnantyo

(20i0)

adapun indikasi suatu perusahaan melaliukan manaiemen laba

.,dalah sebagai be rikut:

.

/

Total

accrzrals perusahaan

=

0

(nol)

maka

perusahaan

tersebut

tidak

melakukan manajemen laba.

:)

Total accnrals perusahaan

:

positif

atau negatif

(TA<0

atau

TA>0)

maka perusahaan

tersebut rnelakukan manajemen laba.

-

i

Populasi dan Sampel

Populasi

penelitian

ini

adalah semua perusahaan

di

sektor industri

barang konsumsi

= terdaftar

di

PT. Bursa Efek Indonesia

(BEI).

Sampel yang digunakan dalam pJnelitian ini

":lr

semua perusahaan

di

sektor industri barang konsumii tahun

2008

-20lL

pengumpulan

rel

dilakukan

dengan cara convenience

santpling. Berikut

ini

adalah

kriteria

pemilihan

:el

dalarn penelitian

ini,

antara lain:

Jata

yang

dipilih

merupakan

data

sekunder

.i rvw. idx.co. id.

yang

d

iperoleh

dari

sullber

yaitu

?erusahaan sektor

industri

barang konsumsi yang telah go

pttblic

atau terdaftar

di

Bursa

:fek

Indonesia

(BEI)

sejak periode 2008

-20fi

Perusahaarr tersebut tidak mengalani delisting selama periode penelitian.

i)erusahaan tersebut tidak rnengalarni kerugian selama periode penelitian. l-,{ i,

\

Ii, '-.Fo;1

\DA,t

)-A,.11

lREVi,

.) PEir

r.F,

{i,-r

(12)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian

ini

menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau

tidak

langsung

dari

sumber utama (perusahaan), dalam bentuk yang sudah

jadi

atau dokumen

Data

sekutrder

tersebut berupa laporan

keuangan

dari

sernua perusahaan

sektor

barang

konsumsi yang terdaftar

di

Bursa

Efek

Indonesia

untuk

periode tahun

2008

sampai denga:.

tahun 2011. Data yang

digunakan dalarn penelitian

ini

diperoleh

dari

sumbernya yaitu

r.vrvrv.idx.co. id.

3.4

Teknik Analisis

Data

Teknis analisis dan

uji

hipotesis, prosedur yang dilakukan dibantu dengan menggunaka:. program komputer yaitu,SP,S,S

20.0forwindows

dan Microsoft Excel2007. Teknis analisis dat" dalam penelitian

ini

dilakukan dengan

uji

statistik

deskriptif,

uji

analisis regresi berganda da:

uji

asurnsi

klasik.

Uji

regresi berganda digunakan

untuk

mengetahui keakuratan hubungar antara manajemen

laba (variabel

dependen) dengan

kepemilikan instirusional

dan leveragt sebagai variabel yang mempengaruhinya (variabel independen).

IV.

HASIL

DAN

PEMBAHASAN

4.1

Hasil

Penelitian

Dari

hasil rnenunjukkan hasil

nilai VIF

untuk semua variabel independen masih lebii. kecil

dari

l0(VIF<10)dantidakadavariabel

independenyangmernilikinilai

tolerance kurang

dari

0,10

sehingga

dapat

disimpulkan bahwa

model

regresi

dalam

penelitian

ini

tidai: mengandung multikolinearitas.

Dari

hasil

Tabel

uji

autokorelasi tersebut diketahui bahwa

nilai

Durbin

Watson

(D\\'

sebesar 2,160.

Nilai

tersebut akan dibandingkan dengan

nilai

Tabel dengan

nilai

signifikans:

5%, Oleh

karena

nilai DW

2,160

lebih

besar

dari

batas atas

(du)

1,7053 dan kurang dari

.l-1,7053 (4-du), maka

H0

tidak

dapat

ditolak yang

menyatakan

bahwa

tidak

terdapa: autokorelasi.

Hasil

uji

Spearntan rnenunjukkan bahwa kepemilikan institusional

(INST)

dan leverag, (DER) masing-masing 0,989 dan 0,504. Karena tingkat signifikansi variabel independen di atas

tingkat

kepercayaan

5%

(probabilitas

>

0,05)

maka dapat disimpulkan bahwa model regres:

tidak mengandung adanya heterokedastisitas.

Hasil

pengujian One Sample Kolmogorov Sntirnov diatas menunjukkan

nilai

0,219

ata-nilai

signifikansi

>

0,05

(diatas

0,05). Maka

hipotesis

Ho

diterima

atau

nilai

residual telar:

terdistribusi normal.

Persamaan regresi berganda sebagai berikut:

DACC

=

0,080

-

0,0581n51

-

0,008p6p

Dari

persarnaan diatas diketahui bahwa konstanta sebesar 0,080 menyatakan bahwa

jika

kepemilikan institusional dan leverage bernilai konstan, maka manajemen laba bernilai sebesar

0.080. Artinya

jika

kepemilikan

institusional

dan leverage

bernilai

konstan, maka manajemer. laba akan meningkat sebesar 0,080.

Kepemilikan

institusional

yang

merupakan

variabel

dummy

dalam

penelitian

ini mempunyai koefisien regresi sebesar -0,058 menyatakan bahwa setiap penambahan 10lo saham

oleh investor institusional atau kepemilikan institusional (dengan asumsi bahwa

nilai

koefisier:

variabel

lain

tetap atau

tidak

berubah),

maka akan

mengurangi

tindakan

manajemen laba

sebesar 0,058 dengan kata

lain

semakin mendekati

nol.

Namun sebaliknya,

jika

kepemilikan saham

oleh

investor institusional (kepemilikan institusional)

turun

1o% (dengan asumsi bahrva

nilai

koefisien

variabel

lain

tetap

atau

tidak

berubah),

maka

manajemen

laba

diprediksi mengalarni peningkatan sebesar 0,058 dengan kata lain semakin jauh dari nol.

Leverage mempunyai

koefisien regresi

sebesar

-0,008

menyatakan

bahwa

setiap

penambahan 1o/o debt

to

equity

ratio

(dengan asumsi bahrva

nilai

koefisien variabel lain tetap

ltllll

ilfl--. rll.- - :

-.

1l'r

{!J-:-ilrF

a

'ab.

(13)

-.

tidak

berubah), maka akan mengurangi manajemen laba sebesar 0,008 dengan kata lain

'

rkin

rnendekati nol. Namun sebaliknya, jika debt to eqttity

ratio

turun sebesar

l%

(dengan

:lsi

bahwa

nilai

koefisien variabel

lain

tetap atau

tidak

berubah). maka rnanajemen laba

:.lilisi

akan mengalatni perringkatan sebesar 0,008 dengan kata lain semakin

mlnjauh

dari

Tabel

1.

Hasil Signifikansi Simultan

(Uji

F)

ANOVAN

Model F Sig.

Regress ion

I

Res id ual

Total

1.412 .249o

a. Dependent Variabel: DACC b. Predictors: (Constant), DER, INST

Sumber: data diolah

:sarkan hasil

uji

simultan

(uji

F) menunjukkan bahr.va

nilai'F

sebesar

l,4lZdengan

tingkat :lkansi sebesar 0,249. Karena tingkat signifikansi

>

0,05 (diatas 0,05) maka hfuotesisHa

-,.: dan Ho diterima. Maka dapat disirnpulkan bahrva kepemilikan institusional dan leverage

-'. simultan tidak

rnemiliki

pengaruh secara signifikan terhadap rnanajemen laba.

Tabel

2.

Hasil Signifikansi Parsial

(Uji 0

Coefficientsu

Model

T

S ig.

(Constant)

1

INST

DER

2.t 45

-1.534

-.70 8

035 129 481

a. Dependent Variabel: DACC

Sttntber: data diolah

\.ariabel kepemilikan

institusional

(INST)

merupakan variabel

dunmy

dimana apabila .rkan institusional perusahaan diatas 50% maka masuk kedalam

kategori

I

(satu) dan

, kepemilikan

instit;sional

perusahaan dibawah

s}%maka

termasuk ke dalam kategori 0

."

rriabel kepemilikan institusional berdasarkan hasil

uji

pada

Tabel2

menunjukkan nilai

"

-rrrsi 0,129. Karena

nilai

signifikansi

>

0,05 (diatas 0,05) maka hipotesis

i{o

diterima

::'tesis Ha ditolak. Artinya

bahwa

kepemilikan institusional

(fNST) tidak

memiliki --.::

yang

signifikan

terhadap

manajemen

laba.

Dengan

kata lain,

dapat disimpulkan ,-epernilikan

oleh

investor institusional gagal mengurangi tindakan manajernen iaba di

'

-.ihaan

di

sektor industri barang konsurnsi.

'ariabel

leverage

(DER)

berdasarkan

hasil

uji

pada

Tabel

2

menunjukkan

nilai

".,rsi

0,481. Karena

nilai

signifikansi

>

0,05 maka hipotesis Ho diterima Oan Ua ditolak. ralrrva leverage (DER)

tidak rnerniliki

pengaruh yang

signifikan

terhadap manajemen -.igan kata

'

lain tingkat

leverage yang

tinggi

belum tentu dapat mempengaruhi adanya [image:13.595.120.331.164.287.2]
(14)

Tabel 3.

Hasil

Pengujian Koefisien

Determinasi

(R2)

b

o et summa Mode

I

R R Square Adjusted R Square

I .17 5u .03 I .009

a. Predictors: (Constant), DER, INST b. Dependent Variabel:

DACC

Sumber: data diolah

Berdasarkan

Tabel

3

diketahui bahwa

nilai

koefisien determinasi (R2)

dari

R

Squ.;-:

sebesar 0,031.

Hal

ini

menunjukkan bahwa pengaruh

kepemilikan

institusional

(INST)

c::

leverage

(DER)

terhadap manajemen laba

(DACQ

adalah sebesar

3,lyo.

Sedangkan sisan;.: yaitu96,9yo dipengaruhi faktor lain yang tidak

diteliti

dalam penelitian

ini

seperi

political

cc: hypothesis dan bonus

plan

hypotliesrs seperti yang dijelaskan dalam

teori

akuntansi pos::.: Qtositive accounting theory) serta mekaniame coiporate governance.

V.

PEMBAHASAN

Dalam

penelitian

ini

pengaruh

variabel

independen

yaitu

kepemilikan

institusio;i: danleverage terhadap manajemen laba pada

23

perusahaan

di

sektor industri barang konsum: yang terdaftar

di

Bursa

Efek

Indonesia

(BEI)

pada tahun

2008

sampai dengan tahun 20.

secara

parsial maupun simultan

tidak

mempunyai pengaruh

yang

signifikan

terhad::

manajemen

laba. Karena tingkat signifikansi

lebih

besar daripada

0,05

maka

hal

i:.

membuktikan bahwa kepemilikan institusional dan leverage

tidak

mempunyai pengaruh 1,ar.; signifi kan terhadap manajemen laba.

Kepemilikan institusional yang dianggap sebagai sophisticated investor dengan

juml::

kepemilikan yang

cukup signifikan

dianggap sebagai suatu

alat monitoring

terhadap prakte. manajemen laba ternyata belum mampu mengatasi adanya praktek manajemen laba, menuru:

Cornett,

et

al.

(2006) dalam Ujiyantho dan

Pramuka

(2007)

yang

menyatakan bahri,

kepemilikan

institusional akan membuat manajer merasa

terikat untuk

memenuhi target lab,

dari

para investor, sehingga mereka akan tetap cenderung

terlibat

dalam tindakan manipulas laba.

Apabila

dilihat dari

sample dalam

penelitian

ini,

sebagian besar perusahaan

di

sektc:

industri

barang konsumsi

memiliki

jumlah

kepemilikan

institusional

yang

cukup besar

ata-diatas

50o/o, akan

tetapi

kepemilikan

ini

terdiri dari

beberapa

investor institusional

yan;

memiliki

kepemilikan

saham

yang

kisarannya

dibawah

50%.

Dengan

kata lain,

jumlai. kepemilikan yang

cukup

besar

ini

hanya merupakan hasil penjumlahan saham

dari

beberap: investor. OIeh karena

itu

pengawasan

dari

investor tersebut

menjadi kurang kuat,

sehinge: kepemilikan institusional tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Hasil penelitian

i:

membuktikan bahwa

jumlah

kepemilikan institusional yang cukup besar

tidak

dapat menja: suatu patokan bahwa perusahaan tersebut

tidak

melakukan manajemen laba.

Oleh

karena

i:*

investor harus lebih cermat dan tidak terpaku pada data keuangan perusahaan saja.

Menurut

Rahmawati

(2012) dalam debt

covenant hypothesrs, perusahaan cenderur.; untuk menurunkan rasio hutang/ekuitas (DER) dengan cara meningkatkan laba sekarang denga-menggeser

dari

laba

periode berikutnya. Perusahaan

yang

terancam melanggar accounting-based debt covenant cenderung

untuk memilih

prosedur akuntansi yang menggeser reporte.:

earnings

dari

future period ke

cuwent

period

(menaikkan laba

yang dilaporkan

sekarang

Untuk

menghindari kebangkrutan perusahaan.

Akan

tetapi berbeda dengan hasil penelitian

i:

yang membuktikan bahwa leverage (DER)

tidak

memiliki

pengaruh yang

signifikan

terhade: manajernen

laba.

Hasil

penelitian

ini

mendukung

hasil

penelitian

dari

Suryatiningsih

d:-M

lllk.

.

lh:

".:--rfi[trr"'

'rD

,;[,- ,_

,l8l

(15)

Siregar

(2008), Indraswari (2010) dan Al-Fayoumi,

Buzayed

dan Alexander (2010)

yang

membuktikan

bahwa_

tidak

terdapat

pengaruh

yang signifikan

antara

lererige

ternaOa[ rtanajemen laba. Hasil penelitian

ini

membantah hasil

p.n.Iitiun

yang dilakukan

ollh

Guna dan

i{erau'aty (2010), wulandari dan

Ayu

(2010), Ivtitani

lzoioy

oan

Alves

(zot2)

yang ::tenyatakatr bahu'a leverage

memiliki

pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Menurut Lee (1999),

Bao

and

Bao,

(2004)

dan Wasilah

(2005)

dalam

Tarjo

(200g) ':tanajelnen

laba

pada umumnya

dilakukan

oleh

manajemen dengan

iujuan

untuk

menarik :erhatian

kreditur. Akan

tetapi,

di

sisi lain kreditur

menginginkan-laporan keuangan laporan ::euar$Eh yang lebih dapat dipercaya, oleh karena

itu

kreditur rneningkatkun p.ngu*usan

yang

:bih

ketat

dan

melakukan tekanan kepada manajer sehingga

manajei

tiJak

memiliki

::esempatan untuk melakukan manajemen

laba.

Saat

risiko

perusahaan

tinggi

yang ditunjukan :engan rasio hutang yang

tinggi,

maka manajemen akan berupaya untuk rnenya3lt<an laporan "euangan

yang

menyajikan

laba yang lebih stabil, artinya

manajemen tidai< melakukan

:anajemen laba.

hal

ini

dilakukan untuk

menurunkan

risiko

plersepsian

kreditur

atau

"etidakpastian

yang mungkin

akan

diterima oleh kreditur, maka kreditur

akan

berusaha

::eningkatkan

pengawasan

dan

berusaha

mencari

infotmasi yang lebih lanjut

mengenai -:anajemen. Pernyataan tersebut mendukung

hasil

penelitian

ini lung

rn"nyutukun bahwa

.l"erage

tidak

rnemiliki

pengaruh

yang

signifikan terhadap

,unu;.*.n

laba.

Tidak

:nifikannya

leverage terhadap manajemen laba

juga

dapat disebabkan karena penggunaan

''rlus

pengukuran leverage yang berbeda

yaitu

menggunakan debt

to

equity

rario',

sedingkan

.',sil

penelitian yang

dilakukan

Guna dan Herarvaty

(2010),

WulanaariOan

Ayu (20t0fdan

"stuti (2004) menyatakan bahwa leverage berpengaruh

positif

signifikan terhadap manajemen

::a

rnenggunakan pengukuran leverage dengan debt

to

asset ratio.

Dalam

pengujian koefisien determinasi

nilai R

Square adalah sebesar 0,031. Artinya -:ngaruh variabel independen yang

terdiri

dari kepemilikan institusional dan leverage terhadap

-''najemen laba

sebesar

0,031

atau

3,lYo.

Hal

ini

berarti

bahwa

secara beisama-sama

:':emilikan

institusional

dan leverage dapat mempengaruhi manajemen laba hanya sebesar

'

3l

atau

3,lyo.

Apabila

dilihat

dari sample dalam

pen"litian ini,

seLagian besar perusahaan di

:'.tor.industri

barang konsumsi

memilikijumlah

liepemilikan

institu;onal

yang cukup

besar

-''r

diatas 50Yo, akan tetapi kepemilikan

ini

terdiri dari

beberapa investor instltusional yang

'

::niliki

kepemilikan

saham

yang

kisarannya

dibarvah

50%.

Dengan

kata lain, jumla[

-:emilikan

yang cukup besar

ini

hanya merupakan hasil penjumlahan saharn

dari

beberapa

.'.stor'

Oleh

karena

itu

pengawasan

dari

investor tersebut menjadi kurang

kuat,

sehingga

':emilikan

institusional tidak dapat mengurangi tindakan manajernen laba.

Hisil

penelitian ini

'

':nbuktikan

bahwa

jumlah

kepernilikan institusional yang

"rkrp

besar

tidak

dapat menjadi

::u

patokan bahwa perusahaan tersebut

tidak

melakukan manajemen laba. Oleh karena itu,

"

.'stor harus lebih cermat dan tidak

terpaku pada data keuangan ferusahaan saja.

Sebagaimana

kepemilikan

institusional,

hasil

penelitian

ini juga

memtuktikan

bahwa

'

':

to

equity

ratio

yang

tinggi

dalam suatu perusahaan bukan berarti dapat menjadi faktor

'

':ta

bagi

perusahaan

untuk

melakukan

manajemen

laba

karena

dalam

penelitian

ini

-

::unjukkan

bahwa perusahaan dengan debt to

"qitty

ratio

yangtinggi

justru

akan cenderung

-:-'eurangi

tindakan manajemen laba. Para investor

juga

perlu GUit',

""irut

sebab perusahaan

".-Jal

debt

to

equity

ratio

yang

tinggi

belum tentu

terindikasi

manajemen laba, sebaliknya

-

'-sahaan

dengan

debt

to

equity

ratio

yang rendah bukan

berarti

menjadi

faktor

penentu

"-'\a

perusahaan

tidak

terindikasi manajemen laba sebab dalam penelitian

ini

membuktikan

..

-:\'a

pengaruh leverage terhadap manajemen laba.
(16)

masih terdapat banyak pengaruh

dari faktor

lain yang

tidak

diteliti

dalam penelitian

ini

seperi

political

cost

hypothesrs

dan

bonus

plan

hypothesls

seperti

yang

dijelaskan dalam

teori akuntansi positif (positive accounting theory) serta mekaniame corporate governance.

VI.

KESIMPULAN

Setelah melakukan

analisis data

dan

pengujian

hipotesis

pengaruh

kepemilikan

institusional

dan

leverage

terhadap manajemen

iuUu dapat disimpulfan bahwa

secara

menyeluruh

atau simultan,

kepernilikan institusional

dan

leverage

menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,249> 0,05 Maka dapat disimpulkan bahwa

kepemilikai

institusional dan

leverage secara simultan tidak

memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Secara parsial, kepemilikan institusional menghasilkan tingkat

signifikansi0,l29

>

0,05

artinya bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terf,adap manajemen laba.

Leverage

menghasilkan

tingkat signifikansi 0,481

>

0,05 artinya

bahwa

levirage

tidak

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Melalui

uji

koefisien determinasi

nilai

R Square diketahui sebesar 0,031 artinya bahwa kepemilikan institusional dan leverage mempunyai pengaruh sebesar 0,031 atau

3,lyo

terhadap

manajernen laba.

Adapun keterbatasan dalam penelitian

ini

yaitu, penelitian

ini

hanya menggunakan data

laporan keuangan selama

4

tahun berturut-turut,

yaitu

tahun

4

tahun, r"i.,inggu iJntang waktu pengamatannya

relatif

pendek. Sampel yang digunakan dalam penetitian

ini

hanya mJncakup pada perusahaan

di

sektor

industri

barang konsumsi dan

tidak meneliti

perusahaan

di

sektor lainnya yang memungkinkan terjadinya manajemen laba dan hanya menggunak an

2

variabel independen, yaitu kepemilikan institusional dan leverage.

DAFTAR PUSTAKA

Al

Fayoumi, Abuzayed dan Alexander. 2010. Ownership Structure and Earnings Managentent

in

Emerging

Markets:

The Case of Jordan.

International

Research

Jouinal of

iinance

and Economics

Alves,

Sandra.

2012.

Ownership

Structure and Earnings

Management:

Evidence

front

Portugal. Australian Accounting Business and Finance

Journal

Yolume 6.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory

(feori

Akuntansi). Jakarta: Salemba Empat.

Brigharn

dan

Houston. 2006.

Fundamentals

of

Financial

Management

Dasar-dasar

Manajemen Keuangan,Buku

I

Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham

dan

Houston. 2006.

Fundamentals

of

Financial

Mrnog"n

unt

Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku

2

Edisi 10. Jakarta: salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2006.

Aplikasi

Analisis

Mulrivariate

dengan

Progrant

SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Griffin,

Ricky

W dan Ebert, Ronald J. 2010. Bisnis, Edisi

Ketujuh.

Jakarta:pT Indeks.

Guna dan Herawaty' 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi

Auditor, Kualitas

Audit

dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba.

Jurnal

Bisnis dan Akuntansi

Vol.

l,

No.

l,

April

2010, Hal 53

-

6g.

Harahap, Sofyan

Syafri.

2010. Analisis

Kritis

atas

Laporan Keuangan. Jakarta:

pT RajaGrafindo Persada.

Harahap, Sofyan

Syafri.

2011. Teori Akuntansi,

Edisi

Revisi 2011. Jakarta:

pT

RajaGrafindo

Persada.

Herawati dan Baridrvan. 2007. Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar perjanjian Utang. Sintposium Nasional Akuntansi X,Unhas Makasar

26

-28-Juli

ZO07-.
(17)

ttttp://www'bakrie-brothers.cont/mediarelation/detail733/bnbr-dongkrak-nilai-investasi :,wp://juna.idichaniago.tttordpress.cont)

dari:

http://wwru.standford.edu

Indraswari'

2010.

Penga.uh

Stutm

Internasional,

Diversifikasi operasi

dan

Legal origin

Terhadap Manajemen

Laba (Studi

Perusahaan

Asia

yang

Terdaftar

Di

NySE).

S i mp o s i unt N as i on al A kun t ans

i

X/{

pu rwo kerto.

\asmir.

2012. Analisis Laporan Keuangon. Jakarta:

pr.

RajaGrafindo persada.

l'ladura, Jeff. 2007 . Introcluction

to

Buiiness- (Pengantar Bisnis). Jakarta: Salemba Empat.

''litani'

Hidetaka.

2010.

Additional

Evide-r",

"o,

Earn'r:igs Management

and

corporate Governance. Financial Research and Training Center Discussiin

paper

Series.

''rdtnantyo,

Sri.20l0.

Analisis

Manajemen Laba

pida

Laporan Keuangan perbankan Syariah

(Studi

pada

Bank

Syariah

Mandiri

dan

Bank

Muamalat

IndJnesia).

aeneqt Jurnal

Manajemen dan Bisnis, Surakarta.

:

rhmawati.

2012. Teori Akuntansi Keuangan. yogyakarta:

GRAHA ILMU.

:

srvantaya,

I

Gede' 2007' Mekanisme

CirporateGourrnonr"

dan Manajernen Laba Studi pada

Perusahaan-perusahaan

yang Terdaftar

di

Bursa

Efek

Jakarta.

Tesis Universitas Diponegoro

: "bramanyam,

K'R

dan

Wild,

John. J

.2olo.

Analisis Laporan Keuangan Financial Statement analysis. Jakarta: Salemba Ernpat.

'':r1'atiningsih

dan

Siregar. 2008.

Pengaruh Skema

Bonus Direksi

terhadap Aktivitas

Manajemen Laba (S-tudi Empiris pada Badan Usaha

Milik

Negara;

rerioae Tahun 2003

-2006.

Sintposiunt Nasional Akuntansi

XI,

pontianak.

-=rjo'

2008'

Pengaruh Konsentrasi

Kepemilikan Institusional

dan

Leverage

terhadap Manajemen Laba, Ni-lai Pemegang Saham serta

Cost

of

Equity

Capital.

simposium N as io nal A kun t ans i XI,p ont i anak.

ilantho dan

Pramuka.

2007. Mekanisme

Corporate

Governance, Manajemen

Laba

dan

Kinerja

Keuangan

(Studi

Pada Perusahaan

go

publik

Sektor

i,aunualtr.j .

sintposium Nasional Akuntansi

X

,IJnhas Makas ar 26 _

Zt

luf i.

":er,

Husein. 2011. Metode Penelitian

untuk

Skripsi

dan

Tesis

Bisnis. Jakarta:

pT. RajaGrafindo persada.

':iandari

dan

Ayu.2010.

Pengaruh

Sistem

Hukum

terhadap

Manajemen

Laba

dengan

Kepernilikan Institusional sebagai Variabel Pemoderasi: Studi perb'andingan Inggris dan

Gambar

Tabel 1. Hasil Signifikansi Simultan (Uji F)ANOVAN

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian membuktikan bahwa efektivitas dewan komisaris, efektivitas komite audit dan kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang besar terhadap

Namun, penelitian ini tidak membuktikan besarnya kepemilikan institusional dapat mengurangi agresivitas pajak perusahaan sektor property, real estate, dan konstruksi

Penelitian ini membuktikan bahwa tata kelola perusahaan (konsentrasi pemilik, kepemilikan institusional, dan kehadiran Komite CSR dalam struktur organisasi manajemen

Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam struktur kepemilikan perusahaan maka semakin mendorong penggunaan prinsip

Hasil menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijikan Utang Perusahaan, variabel Kepemilikan Institusional tidak

Berdasarkan pengujian moderasi pada ukuran perusahaan, didapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh antara kepemilikan institusional,

bahwa besar pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 12,4 persen,

Hal ini berarti bahwa semakin besar struktur kepemilikan saham dalam perusahaan baik dari kepemilikan institusional, publik maupun manajerial, maka akan semakin mendorong perusahaan