Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 1 No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016
P
ERKEMBANGAN
N
ILAI
T
UKAR
P
ETANI
D
AN
I
NFLASI
/
D
EFLASI
P
EDESAAN
A.
PERKEMBANGAN
NILAI
TUKAR
PETANI
*)*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.
1.Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 sebesar 94,90 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Mei 2016 masih mengalami
penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Namun dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen yang disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani.
2.Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 sebesar 102,42 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Mei 2016 lebih baik
dibandingkan tahun dasar 2012. Dan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Mei 2016 naik sebesar 0,64 persen.
3.NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 sebesar 94,75 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Mei 2016 juga masih mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Tapi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan Mei 2016 naik sebesar 0,40 persen.
4.NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 sebesar 102,19 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Mei 2016 lebih baik
dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen.
5.Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan Mei 2016 sektor yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan April 2016 yaitu sektor hortikultura, perkebunan rakyat, perikanan tangkap. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yaitu sektor tanaman pangan, peternakan, perikanan dan perikanan budidaya.
6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani. Pada bulan Mei 2016 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, sandang, bahan makanan, transportasi dan komunikasi, kesehatan dan perumahan, sedangkan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami deflasi.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 2
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114.74 115.59 0.74
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121.36 121.80 0.36 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.52 126.10 0.46
134.74 135.27 0.39
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112.75 112.86 0.10
112.86 113.21 0.31
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal
1. Nilai Tukar Petani (NTP)
NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM).
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten di Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 sebesar 94,90 persen, menunjukkan daya beli petani secara umum masih menurun dibanding tahun dasar 2012. Sedangkan bila di bandingkan dengan bulan April 2016, NTP Mei 2016 naik sebesar 0,37 persen. Begitu juga untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 naik sebesar 0,64 persen.
Tabel 1
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan April 2016 – Mei 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 3
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114.59 115.47 0.77
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121.43 121.88 0.37 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.54 126.13 0.47
134.94 135.49 0.41
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112.89 112.99 0.09
112.96 113.32 0.32
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal
Kenaikan NTP dan NTUP bulan Mei 2016 tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani, baik Ib secara umum maupun Ib BPPBM.
Tabel 2
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan
April 2016 - Mei 2016, serta Persentase Perubahannya (2012=100)
NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan Mei 2016 sebesar 94,75 persen, menunjukkan daya beli petani secara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada tahun dasar 2012, dan bila dibandingkan dengan bulan April 2016, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen. Begitu juga dengan NTUP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan Mei 2016 juga mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen.
Pada bulan Mei 2016 Indeks yang diterima petani (It) naik sebesar 0,77 persen yaitu dari 114,59 persen pada bulan April 2016 menjadi 115,47 persen pada bulan Mei 2016. Begitu juga dengan Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 4
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 123.59 121.98 -1.30
123.71 121.65 -1.66
122.74 124.33 1.30
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 123.41 124.07 0.54 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.79 126.62 0.67
136.76 137.73 0.71
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116.84 117.03 0.16
113.33 114.11 0.69
2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan
sebesar 1,24 persen. Sedangkan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok bibit sebesar 0,32 persen.
2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan
Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima (It) petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar (Ib) petani baik untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya.
Tabel 3
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan April 2016 - Mei 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 5 Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan Mei 2016 NTP tanaman pangan mengalami penurunan dibanding tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan dengan besaran nilai tukar petani tanaman pangan kurang dari 100. Bila dibandingkan dengan bulan April 2016 Nilai tukar petani tanaman pangan pada bulan Mei 2016 mengalami penurunan 1,83 persen yaitu dari 100,15 persen menjadi 98,31 persen. Sedangkan untuk Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sektor tanaman pangan pada bulan Mei 2016 juga mengalami penurunan sebesar 1,46 persen yaitu dari 105,77 persen pada bulan April 2016 menjadi 104,23 persen pada bulan Mei 2016.
Penurunan NTP sektor tanaman pangan pada bulan Mei 2016 disebabkan oleh It secara umum mengalami penurunan sedangkan Ib mengalami kenaikan, baik Ib secara umum maupun Ib BPPBM. It secara umum mengalami penurunan sebesar 1,30 persen atau dari 123,59 persen menjadi 121,98 persen, sedangkan Ib secara umum yang mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen.
3. Nilai Tukar Petani Hortikultura
NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura juga cukup berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan Mei 2016 sebesar 112,02 persen, lebih tinggi dibanding bulan April 2016 yaitu 111,35 persen atau mengalami
kenaikan 0,61 persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan Mei 2016 juga mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen atau dari 120,93 persen menjadi 122,12 persen. Kenaikan NTP dan NTUP sektor hortikultura disebabkan kenaikan It lebih tinggi daripada kenaikan Ib secara umum.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 6
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 135.49 136.60 0.82
136.71 134.07 -1.93
134.64 138.52 2.88
135.22 135.08 -0.10
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121.68 121.94 0.21 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.20 125.62 0.33
133.36 133.63 0.21
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112.04 111.86 -0.17
106.28 106.55 0.25 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura April 2016 - Mei 2016 serta
Persentase Perubahannya (2012=100)
4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)
Pada bulan Mei 2016, Indeks NTP Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan sebesar 86,81 persen, lebih tinggi dibanding bulan April 2016 yaitu 85,12 persen atau naik 1,98 persen. Indeks NTUP Sektor Perkebunan Rakyat juga naik dari 92,49 persen pada bulan April 2016 menjadi 94,55 persen di bulan Mei 2016 atau naik 2,23 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 7
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 103.85 106.23 2.30
103.85 106.23 2.30
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.00 122.37 0.31 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.57 126.06 0.39
134.44 134.85 0.30
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112.28 112.36 0.07
115.33 115.37 0.04
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh
Kenaikan It dipengaruhi terutama oleh naiknya harga beberapa komoditi hasil perkebunan di Sumatera Selatan seperti kelapa sawit dan karet. Selanjutnya, kenaikan Ib terjadi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,39 persen dan Ib untuk Pengeluaran BPPBM sebesar 0,07 persen. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga terjadi pada sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sedangkan Ib BPPBM kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok transportasi.
Tabel 5
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Rakyat April 2016 – Mei 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 8
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 119.70 119.85 0.12
113.72 113.67 -0.04
105.98 106.13 0.14
117.12 118.93 1.55
142.71 141.15 -1.09
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 115.25 115.66 0.36 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.21 125.82 0.48
134.38 134.85 0.35
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 107.93 108.20 0.25
108.79 109.55 0.71
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN (NTUP) 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh
NILAI TUKAR PETANI (NTP) 5. Nilai Tukar Peternak
Sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan daya beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. NTP Sektor peternakan pada bulan Mei 2016 mengalami penurunan sebesar 0,24 persen, begitu juga NTUP turun
sebesar 0,13 persen.
Tabel 6
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak April 2016 - Mei 2016 serta
Persentase Perubahannya (2012=100)
Penurunan NTP dan NTUP ini disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima (It) peternak relatif lebih rendah yaitu sebesar 0,12 persen dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar (Ib) peternak secara umum yaitu sebesar 0,36persen. Sedangkan Ib BPPBM juga mengalami
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 9
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 118.48 118.50 0.01
116.75 117.21 0.39
120.20 119.78 -0.35
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119.61 119.91 0.26 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124.93 125.29 0.29
129.96 130.03 0.05
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 109.37 109.57 0.18
110.59 110.59 0.00
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Kenaikan It terjadi pada kelompok unggas dan ternak kecil yaitu masing-masing naik 1,55 persen dan 0,14 persen, sedangkan pada kelompok ternak besar dan hasil ternak terjadi penurunan
sebesar0,04 persen dan 1,09 persen. Pada unggas dan ternak kecil, kenaikan harga tertinggi secara berurut terjadi pada komoditi ayam ras pedaging dan. Pada hasil ternak dan ternak besar penurunan
harga tertinggi secara berurut masing-masing pada telur ayam ras dan sapi potong. Kenaikan Ib secara umum didukung oleh kenaikan yang terjadi pada kelompok konsumsi rumah tangga terutama sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan BPPBM pada sub kelompok bibit.
6. Nilai Tukar Nelayan
Sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.
Tabel 7
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan April 2016 - Mei 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 10 NTN sektor perikanan pada bulan Mei 2016 sebesar 98,82 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 99,06 persen berarti NTP mengalami penurunan sebesar 0,24 persen. NTUP sektor perikanan juga turun sebesar 0,17 persen atau dari 108,33 persen pada bulan April 2016 menjadi 108,15 persen pada bulan Mei 2016.
Penurunan NTP dan NTUP sektor perikanan pada bulan Mei 2016, disebabkan kenaikan It secara umum lebih rendah daripada kenaikan Ib baik secara umum maupun Ib BPPBM. It mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen, sedangkan Ib secara umum naik 0,26 persen. Kenaikan It terjadi pada kelompok perikanan tangkap sedangkan kelompok perikanan budidaya mengalami penurunan. Sedangkan Ib pada bulan Mei 2016 terjadi kenaikan pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,29 persen dari 124,93 pada bulan April 2016 mejadi 125,29 pada bulan Mei 2016, sedangkan kelompok Ib BPPBM secara umum juga mengalami kenaikan 0,18 persen dari 109,37 pada April 2016 turun menjadi 109,57 pada Mei 2016.
7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan
Sektor Perikanan sejak bulan April 2016 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sektor Perikanan Tangkap, terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.
NTN Usaha Penangkapan pada bulan Mei 2016 sebesar 98,08 persen, hal ini menunjukkan daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012, tapi bila dibandingkan dengan bulan April 2016 NTN sektor usaha penangkapan ikan naik sebesar 0,14 persen, dan NTUP juga naik sebesar 0,29 persen pada bulan Mei 2016.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 11
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116.75 117.21 0.39
131.03 132.16 0.86
106.97 106.97 0.00
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119.20 119.50 0.25 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 124.82 125.21 0.32
129.99 130.06 0.06
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 107.87 107.98 0.10
105.23 105.23 0.00
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN (NTUP)
2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi
2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.2. Transportasi
2.2.3. Penambahan Barang Modal 2.2.4. Upah Buruh
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Tabel 8
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap April 2016 – Mei 2016
serta Persentase Perubahannya (2012=100)
8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya
NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan budidaya (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib).
NTN Usaha Budidaya pada bulan Mei 2016 sebesar 99,54 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 100,15 persen berarti NTN turun sebesar 0,61 persen. Sedangkan NTUP usaha Budidaya juga mengalami penurunan 0,60 persen atau dari 108,42 persen menjadi 107,77 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 12
April'2016 Mei'2016 % Mei’16 thd April'16
(2) (3) (4)
1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120.20 119.78 -0.35
120.22 119.79 -0.35
118.25 118.25 0.00
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.01 120.33 0.26 2.1. Konsumsi Rumah Tangga 125.04 125.37 0.27
129.93 129.99 0.05
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110.86 111.14 0.25
110.59 110.59 0.00
2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.1.3. Perumahan 2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 2.2.4. Transportasi
2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
Sementara itu, Ib secara umum sektor perikanan budidaya pada bulan Mei 2016 terjadi
kenaikan sebesar 0,26 persen dari 120,01 persen pada April 2016 menjadi 120,33 persen pada bulan Mei 2016. Kenaikan Ib terjadi baik pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,27 persen, sedangkan Ib BBBM juga naik 0,25 persen. Kenaikan Ib BPPBM tertinggi pada bulan Mei 2016 untuk konsumsi rumah tangga adalah sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sedangkan untuk kelompok Ib BPPBM kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk, obat-obatan dan pakan.
Tabel 9.
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya April 2016 - Mei 2016 serta
Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Selatan No. 33/06/16/Th.XVIII, 1 Juni 2016 13
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
Perumahan Sandang
B. INFLASI/DEFLASIPEDESAAN
Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.
Inflasi/Deflasi pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan sebelumnya. Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung mengalami peningkatan. Pada bulan Mei 2016 Perubahan IHK pedesaan menunjukkan terjadinya
inflasi pedesaan, dimana pada bulan sebelumnya mengalami deflasi. IHK bulan Mei 2016 sebesar 126,10 persen, sedangkan bulan sebelumnya 125,52 berarti terjadi inflasi sebesar 0,46 persen.
Inflasi terjadi pada enam sub kelompok, yaitu sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, sandang, bahan makanan, transportasi dan komunikasi, kesehatan dan perumahan yang masing – masing naik sebesar1,24 persen, 0,43 persen, 0,39 persen, 0,20 persen, 0,18 persen dan 0,02 persen. Sedangkan untuk sub kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami penurunan sebesar dan 0,10 persen.
Tabel 10