• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan KPK 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Keuangan KPK 2013"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

I.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Uraian Catatan

TA 2013 TA 2012

Anggaran Realisasi (Neto)

% Real.

Angg. Realisasi

1 2 3 4 5 6

PENDAPATAN B.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 58.756.665.000 122.556.123.049 208.58 40.441.123.534

JUMLAH PENDAPATAN 58.756.665.000 122.556.123.049 208.58 40.441.123.534

BELANJA NEGARA B.2

BELANJA TRANSAKSI KAS B.2.1 703.876.268.000 465.831.958.792 66.18 335.574.887.523

Rupiah Murni

Belanja Pegawai B.2.1.1 242.906.465.000 227.383.117.479 93.61 192.409.373.009

Belanja Barang B.2.1.2 324.308.035.000 140.238.872.120 43.24 115.283.364.629

Belanja Modal B.2.1.3 134.861.768.000 97.501.083.577 72.30 27.417.697.313

Pinjaman dan Hibah

Belanja Pegawai 0 0 0 0

Belanja Barang B.2.1.2 1.703.500.000 645.249.252 37.88 464.452.572

Belanja Modal B.2.1.3 96.500.000 63.636.364 65.94 0

BELANJA TRANSAKSI NON KAS B.2.2 0 913.154.450 0 0

Belanja Pegawai Non Kas 0 0 0 0

Belanja Barang Non Kas B.2.2 0 11.421.800 0 0

Belanja Modal Non Kas B.2.2 0 901.732.650 0 0

(5)

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 2

II. NERACA

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

NERACA

PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

(dalam rupiah)

Nama Perkiraan Catatan 2013 2012

ASET

Aset Lancar C.1

Kas dan Bank

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 582.997.500 3.757.620

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 75.000.000 0

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 612.817.808 3.500.396

Jumlah Kas dan Bank 1.270.815.308 7.258.016

Piutang

Piutang Bukan Pajak C.1.4 501.567.745.604 516.903.016.873 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Piutang

Bukan Pajak C.1.5 (30.252.843.810) (30.306.317.535)

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.1.6 0 0

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Bagian

Lancar TP/TGR C.1.7 0 0

Jumlah Piutang (Bersih) 471.314.901.794 486.596.699.338

Uang Muka Belanja C.1.8 897.247.292 527.083.403

Persediaan C.1.9 29.716.663.603 26.135.356.185

Jumlah Aset Lancar 503.199.627.997 513.266.396.942

Aset Tetap C.2

Tanah C.2.1 128.390.705.000 119.363.101.000

Peralatan dan Mesin C.2.2 224.881.586.890 202.377.424.782

Gedung dan Bangunan C.2.3 129.000.060 129.000.060

Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.2.4 82.568.038.322 65.089.219.713 Aset Tetap Lainnya C.2.5 50.559.530.114 47.079.496.449

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 33.747.108.771 0

Akumulasi Penyusutan Aset tetap (181.407.816.819) 0

Jumlah Aset Tetap 338.868.152.338 434.038.242.004

Aset Lainnya C.3

Aset Tak berwujud C.3.1 28.775.595.567 16.453.417.052

Aset Lain-lain C.3.2 604.024.396 1.161.224.396

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (596.862.312) 0

Jumlah Aset Lainnya 28.782.757.651 17.614.641.448

JUMLAH ASET 870.850.537.986 964.919.280.394

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek C.4

Utang Kepada Pihak Ketiga C.4.1 5.535.057.237 3.171.908.147

Uang Muka Dari KPPN C.4.2 582.997.500 3.757.620

Pendapatan yang Ditangguhkan C.4.3 687.817.808 3.500.396

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 6.805.872.545 3.179.166.163

(6)

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 3

Nama Perkiraan Catatan 2013 2012

EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar C.5

Cadangan Piutang C.5.1 471.314.901.794 486.596.699.338 Cadangan Persediaan C.5.2 29.716.663.603 26.135.356.185 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran

Utang Jangka Pendek C.5.3 (5.535.057.237) (3.171.908.147) Barang/jasa yang masih harus diterima C.5.4 897.247.292 527.083.403

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 496.393.755.452 510.087.230.779

Ekuitas Dana Investasi C.6

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C.6.1 338.868.152.338 434.038.242.004 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C.6.2 28.782.757.651 17.614.641.448

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 367.650.909.989 451.652.883.452

JUMLAH EKUITAS DANA 864.044.665.441 961.740.114.231

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 870.850.537.986 964.919.280.394

Jakarta, 31 Desember 2011 Sekretaris Jenderal

Komisi Pemberantasan Korupsi,

(7)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 4

III.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Dasar Hukum

Rencana Strategis

A. PENJELASAN UMUM

A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan 233/PMK.05/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar.

8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non-Anggaran dan Neraca pada Bagan Akun Standar.

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

A.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH KPK

RENCANA STRATEGIS

KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen yang dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Berdasarkan Pasal 6 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002, tugas KPK meliputi: melakukan koordinasi dan supervisi terhadap upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang berwenang, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Visi

(8)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 5 Misi

a) Melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan TPK.

b) Melakukan supervisi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan TPK.

c) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK. d) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan TPK.

e) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Fokus Area

Fokus pelaksanaan tugas KPK pada Renstra KPK 2011-2015 adalah sebagai berikut:

1) Penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan Aparat Penegak Hukum (APGAKUM).

Pengertian Grand Corruption adalah tindak pidana korupsi yang memenuhi salah satu atau lebih kriteria berikut:

a) Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi;

b) Melibatkan aparat penegak hukum;

c) Berdampak luas terhadap kepentingan nasional; d) Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir.

Penguatan APGAKUM dilakukan melalui Koordinasi dan Supervisi.

2) Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan nasional (national interest), meliputi:

a) Ketahanan pangan plus;

b) Ketahanan energi dan lingkungan; c) Penerimaan negara;

d) Bidang infrastruktur.

3) Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).

4) Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham integritas.

5) Persiapan Fraud Control.

Tujuan Strategis

Efektivitas dan Efisiensi Pemberantasan (Pencegahan dan Penindakan) Korupsi

Sasaran Strategis

1) Keberhasilan Penanganan Grand Corruption.

2) Efektivitas Penanganan Perkara Korupsi oleh APGAKUM. 3) Meningkatnya Kinerja pada Sektor Strategis.

(9)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 6 5) Terbangunnya Integritas di Sektor Politik.

6) Terbangunnya Konsep Fraud Control sebagai Sistem Pemberantasan Korupsi yang Terintegrasi.

7) Terwujudnya Integritas Organisasi KPK.

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Untuk pencapaian tujuan dan sasaran KPK, strategi yang digunakan adalah: 1) Pencegahan yang terintegrasi

Pencegahan dilakukan secara terintegrasi dalam satu ”paket pencegahan KPK” yakni dalam rangka membangun Sistem Integritas Nasional (SIN) sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase.

Pencegahan diawali dengan kajian komprehensif terhadap sistem atau peraturan atau prosedur pada fokus area yang potensial/rawan terjadi korupsi, kemudian diberikan rekomendasi/saran perbaikan, dan dipantau implementasinya oleh KPK hingga tuntas. Secara paralel, dilakukan juga pendidikan dan kampanye tentang SIN kepada K/L dan CSO untuk mengubah mindset dan perilaku mereka, dan dilakukan internalisasi dan impementasi pondasi dan pilar-pilar integritas nasional pada fokus area secara bertahap (sesuai fase) untuk memperkuat SIN.

Pencegahan yang terintegrasi juga mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi pencegahan berupa kegiatan pelaksanaan koordinasi dengan instansi yang melaksanakan usaha-usaha pencegahan korupsi serta supervisi layanan publik.

2) Penindakan yang terintegrasi

Penindakan yang dilakukan terhadap grand corruption sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase, dengan pembangunan kasus (case building) yang bersumber dari:

a) Pengaduan masyarakat yang potensial mengandung grand corruption. b) Proaktif investigasi

Penanganan kasus non grand corruption bisa dilakukan: a) Ditangani oleh KPK.

b) Dilimpahkan kepada instansi penegak hukum lain dengan mekanisme koordinasi dan supervisi secara berjenjang.

3) Pencegahan dan Penindakan yang terintegrasi

Terhadap fokus area yang telah dilakukan penindakan, akan dilakukan perbaikan (recovery) melalui pencegahan. Atau sebaliknya, penindakan akan dilakukan apabila pencegahan yang dilakukan terhadap fokus area tidak efektif (belum berhasil).

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran KPK dalam melaksanakan tugas dengan fokus area periode 2011-2015 digambarkan dalam peta strategi sebagai berikut:

(10)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 7 Pendekatan

Penyusunan Laporan Keuangan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Tahun 2013 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

KPK merupakan satuan kerja dan tidak ada satuan kerja lain dibawah lembaga KPK.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

(11)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 8 Pendapatan

Belanja

Aset

Aset Lancar

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan LK KPK adalah sebagai berikut:

(1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.

(2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan pada lembar muka laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

(3) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusannya.

(12)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 9 Aset Tetap

Piutang Jangka Panjang

sebagai Bagian lancar TPA/TGR.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian, harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri, dan harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca per 31 Desember 2013 berdasarkan harga perolehan.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);

(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); (c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Untuk BM/KN yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap sebagaimana tersebut di atas dicatat didalam buku inventaris di luar pembukuan (ekstrakomptabel). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor:01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah.

c. Piutang Jangka Panjang

Piutang jangka panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, dan Piutang Jangka Panjang Lainnya.

(13)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 10 Aset Lainnya

Kewajiban

TP ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian negara/daerah.

TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar.

d. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan Piutang Jangka Panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud dan Aset Lain-lain.

Aset tak berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi

software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten,

goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.

Aset lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan sebagai Kemitraan Dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap KPK yang dihentikan dari penggunaan aktifnya.

(4) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Kewajiban diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

(14)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 11 Ekuitas Dana

Penyisihan Piutang Tak Tertagih

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

(5) Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang KPK. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.

(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Penyisihan piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga Dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

Tabel 3

Penggolongan Kualitas Piutang Menurut PMK Nomor 201/PMK.06/2010

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d tanggal jatuh tempo 0,5% Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Pertama tidak dilakukan pelunasan 10% Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Kedua tidak dilakukan pelunasan 50% Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan

Piutang Negara/DJKN

100%

Karena kekhasan jenis piutang KPK, maka kebijakan penggolongan kualitas piutang di KPK adalah:

a. Piutang Gratifikasi

(15)

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 12 Penyusutan Aset Tetap

b. Piutang Uang Pengganti

Piutang uang pengganti dikategorikan lancar dan macet. Piutang Uang Pengganti dikategorikan lancar dan disisihkan sebesar 0.5%, jika: 1.) Para terpidana mengangsur pembayaran Uang Pengganti, atau. 2.) Para terpidana masih/sedang menjalani pidana penjara, baik

pidana pokok maupun pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang Pengganti.

Piutang Uang Pengganti dikategorikan macet dan disisihkan sebesar 100%, jika:

1.) Para terpidana telah menjalani pidana penjara, baik pidana pokok maupun pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang Pengganti, atau.

2.) Para terpidana tersebut menyerahkan pernyataan mengenai tidak sanggup membayar uang pengganti.

(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2013 ini, KPK telah menerapkan penyusutan Barang Milik Negara berupa aset tetap. Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap, yang selanjutnya disebut Penyusutan Aset Tetap, adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset.

Penyusutan dilakukan terhadap Aset Tetap berupa: a. Gedung dan Bangunan

b. Peralatan dan Mesin c. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap.

(16)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 13 Realisasi PNBP

Rp122.556.123.049,00

B.

PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

B.1. Pendapatan Negara Dan Hibah

Realisasi PNBP KPK pada Tahun 2013 adalah sebesar Rp122.556.123.049,00 atau mencapai 208,58 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp58.756.665.000,00. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP KPK sampai dengan tanggal pelaporan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No Uraian Estimasi

Pendapatan Realisasi %

1 Pendapatan Penjualan Lainnya 500.000.000 0 0

2 Pendapatan dari Pemindahtanganan dari BMN Lainnya 10.000.000 15.050.000 150,50

3 Pendapatan Jasa Giro 6.000.000 346.425.134 5773,75 4 Pendapatan Hasil Denda 6.655.000.000 6.750.000.000 101,43 5 Pendapatan Ongkos Perkara 665.000 482.000 72,48 6 Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK 2.000.000.000 0 0 7 Pendapatan Uang Sitaan TPK 19.965.000.000 22.400.158.244 112,20 8 Pendapatan Gratifikasi 3.000.000.000 1.548.619.812 51,62 9 Pendapatan Uang Pengganti TPK 26.620.000.000 90.965.447.061 341,72

10 Pendapatan hasil pengembalian uang Negara 0 35.900.000 0

11 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 0 177.816.285 0

12 Penerimaan kembali Belanja Pegawai TAYL 0 120.847.847 0

13 Penerimaan kembali Belanja Lainnya TAYL 0 192.579.666 0

14 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi (TP/TGR) 0 2.797.000 0

15 Pendapatan Anggaran Lain-lain 0 0 0

Jumlah 58.756.665.000 122.556.123.049 208,58

(17)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 14 Realisasi Belanja Kas

Rp465.831.958.792,00

Tabel 5

Rincian Realisasi PNBP Fungsional TA 2013 dan 2012

Jenis Pendapatan TA 2013 TA 2012 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Pendapatan Jasa Giro 346.425.134 4.155.687.948 (3.809.262.814) (91,66)

Pendapatan Hasil Denda 6.750.000.000 4.500.000.000 2.250.000.000 50,00 Pendapatan Ongkos

Perkara 482.000 312.000.0 170.000 54,49 Pendapatan Uang Sitaan

TPK 22.400.158.244 11.506.765.450 10.893.392.794 94,67

Pendapatan Gratifikasi 1.548.619.812 2.518.735.878 (970.116.066) (38,52)

Pendapatan Uang Pengganti

TPK 90.965.447.061 16.539.520.000 74.425.927.061 449,99 Pendapatan Penjualan Hasil

Lelang TPK 0 708.554.000 (708.554.000) (100,00) Pendapatan Hasil

Pengembalian Uang Negara 35.900.000 0 35.900.000 0

JUMLAH 122.047.032.251 39.929.575.276 82.117.456.975 205,66

Tabel 6

Rincian Realisasi PNBP Umum TA 2013 dan 2012

Jenis Pendapatan TA 2013 TA 2012 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Penjualan aset lainnya yang

berlebih/rusak/ dihapuskan 15.050.000 0 15.050.000 0

Denda Keterlambatan Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah 177.816.285 37.295.323 140.520.962 376,78 Penerimaan Kembali Belanja

Lainnya TAYL 192.579.666 233.699.479 (41.119.813) (17,60) Pelunasan Ganti Rugi atas

Kerugian yang Diderita Oleh

Negara 2.797.000 156.813.693 (154.016.693) (98,22) Pendapatan Anggaran Lain-lain 0 3.148.400 (3.148.400) (100,00) Penerimaan kembali Belanja

Pegawai TAYL 120.847.847 80.591.363 40.256.484 49,95

JUMLAH 509.090.798 511.548.258 (2.457.460) (0,48)

B.2. Belanja Negara

Belanja Negara terdiri dari belanja transaksi kas dan belanja transaksi non kas. Belanja transaksi kas adalah belanja yang telah dianggarkan dalam DIPA KPK, sedangkan belanja transaksi non kas adalah belanja yang berasal dari hibah langsung dalam bentuk barang/jasa yang tidak masuk dalam DIPA KPK.

B.2.1. Belanja Transaksi Kas

(18)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 15 Realisasi belanja rupiah murni setelah dikurangi pengembalian belanja adalah sebesar Rp465.123.073.176,00 atau 66,25 persen dari anggarannya sebesar Rp702.076.268.000,00. Sedangkan realisasi belanja hibah adalah sebesar Rp708.885.616,00 atau 39,38 persen dari anggarannya sebesar Rp1.800.000.000,00. Hibah berasal dari Worldbank untuk proyek Supporting The Indonesian Corruption

Eradication Commission's Prevention Strategy. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan

hibah ini adalah :

a. Sosialisasi penggunaan dana BOS di Kota Palembang dan Biak Numfor

b. Sosialisasi dengan menggunakan mobil layanan Masyarakat di Sumut, Solo, DIY, Jawa Timur dan Bali

c. Monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dana BOS di Palembang, DIY, Jabotabek, dan Biak Numfor

d. Pembuatan perangkat sosialisasi berupa buku saku dan film animasi, dan

e. Pendiidikan dan pelatihan Certified Integrity Officer di Malaysia untuk 28 pegawai KPK

Anggaran dan realisasi belanja TA 2013 menurut program dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut program TA 2013

Kode Program Anggaran Realisasi Belanja %

093.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya KPK 499.910.085.000 342.185.996.337 68,45

093.01.06 Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi 203.966.183.000 123.645.962.455 60,62

Jumlah 703.876.268.000 465.831.958.792 66,18

Sedangkan menurut jenis belanja, rincian anggaran dan realisasinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 (Rupiah Murni dan Hibah)

Kode Jenis

Belanja Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja %

51 Belanja pegawai 242.906.465.000 227.383.117.479 93,61 52 Belanja Barang 326.011.535.000 140.884.121.372 43,21 53 Belanja Modal 134.958.268.000 97.564.719.941 72,29

JUMLAH 703.876.268.000 465.831.958.792 66,18 Tabel 9

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 per jenis Belanja (Rupiah Murni)

Kode Jenis

Belanja Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja %

51 Belanja Pegawai 242.906.465.000 227.383.117.479 93,61 52 Belanja Barang 324.308.035.000 140.238.872.120 43,24 53 Belanja Modal 134.861.768.000 97.501.083.577 72,30

(19)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 16 Pengembalian Belanja

Rp2.847.772.630,00

Tabel 10

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 Per jenis belanja (Hibah)

Kode Jenis

Belanja Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja %

51 Belanja pegawai 0 0 0,00 52 Belanja Barang 1.703.500.000 645.249.252 37,88 53 Belanja Modal 96.500.000 63.636.364 65,94

JUMLAH 1.800.000.000 708.885.616 39.38

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Grafik 1

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 (Rupiah Murni dan Hibah)

Realisasi belanja TA 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp130.257.071.269,00 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 11

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2013 dan 2012 (Rupiah Murni dan Hibah)

Kode Jenis

Belanja Jenis Belanja

Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

51 Belanja pegawai 227.383.117.479 192.409.373.009 34.973.744.470 18,18 52 Belanja Barang 140.884.121.372 115.747.817.201 25.136.304.171 21,72 53 Belanja Modal 97.564.719.941 27.417.697.313 70.147.022.628 255,85

JUMLAH 465.831.958.792 335.574.887.523 130.257.071.269 38.82

Pengembalian Belanja

(20)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 17

Belanja Uraian Jenis Belanja Pengembalian Realisasi

5115 Belanja Gaji dan Tunjangan Pokok Pegawai Non PNS 1.683.537.955 5212 Belanja Barang Non Operasional 391.513.600 5221 Belanja Jasa 2.024.385 5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 189.046.727 5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 581.649.963

JUMLAH 2.847.772.630

Pengembalian belanja yang terkait dengan belanja pegawai diantaranya disebabkan oleh: (i) pegawai yang keluar dari KPK tidak pada akhir bulan (tanggal 30 atau 31), sehingga gaji yang telah dimintakan ke kas negara tidak dapat ditransfer seluruhnya ke pegawai yang keluar tersebut. (ii) pemutakhiran data penghasilan instansi asal bagi para PNS yang dipekerjakan, sehingga tunjangan yang terlanjur dibayarkan dikembalikan ke kas negara.

Pengembalian Belanja Barang Non Operasional diantaranya berasal dari kegiatan perekaman persidangan oleh beberapa universitas di daerah, sedangkan pengembalian belanja perjalanan dinas disebabkan terutama oleh penggunaan metode langsung (SPM-LS Bendahara) untuk perjalanan dinas.

B.2.1.1 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp227.383.117.479,00 dan Rp192.409.373.009,00. Kenaikan realisasi belanja pegawai antara lain disebabkan oleh kenaikan struktur gaji, pembayaran insentif tidak tetap bulanan, pergeseran tingkat kompetensi dari para pegawai dan penambahan pegawai sepanjang Tahun 2013. Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 13

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2013 dan 2012

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp %

Realisasi Belanja Bruto 229.066.655.434 193.160.734.859 35.905.920.575 18,59 Pengembalian Belanja 1.683.537.955 751.361.850 932.176.105 124,06

(21)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 18 Belanja Barang

Rp140.884.121.372,00

B.2.1.2 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp140.884.121.372 dan Rp115.747.817.201,00. Realisasi Belanja Barang TA 2013 sebesar Rp140.884.121.372 terdiri dari Rupiah Murni sebesar Rp140.238.872.120,00 dan Hibah sebesar Rp645.249.252,00. Kenaikan Belanja Barang TA 2013 antara lain disebabkan kenaikan Belanja barang Operasional, Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, dan Belanja Perjalanan Dinas. Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel berikut ini

Tabel 14

Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan 2012 (Rupiah Murni dan Hibah)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp % Belanja Barang Operasional 28.956.872.661 16.979.473.333 11.977.399.328 70,54 Belanja Barang Non

Operasional 25.258.421.390 30.592.435.776 (5.334.014.386) (17,44) Belanja Jasa 42.196.000.521 30.943.172.822 11.252.827.699 36,37 Belanja Pemeliharaan 8.623.849.184 6.098.485.653 2.525.363.531 41,41 Belanja Perjalanan Dinas 37.013.212.291 31.833.581.678 5.179.630.613 16,27

Realisasi Belanja Bruto 142.048.356.047 116.447.149.262 25.601.206.785 21,99 Pengembalian Belanja 1.164.234.675 699.332.061 464.902.614 66,48

Realisasi Belanja Neto 140.884.121.372 115.747.817.201 25.136.304.171 21,72

Tabel 15

Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan 2012 (Rupiah Murni)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp % Belanja Barang

Operasional 28.770.614.861 16.979.473.333 11.791.141.528 69,44 Belanja Barang Non

Operasional 25.199.759.076 30.435.316.871 (5.235.557.795) (17,20) Belanja Jasa 42.019.639.558 30.732.488.620 11.287.150.938 36,73 Belanja Pemeliharaan 8.623.849.184 6.098.485.653 2.525.363.531 41,41 Belanja Perjalanan Dinas 36.789.244.116 31.736.932.213 5.052.311.903 15,92

(22)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 19 Belanja Modal

Rp97.564.719.941,00

Tabel 16

Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan 2012 (Hibah)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp % Belanja Barang Operasional 186.257.800 0 186.257.800 0,00 Belanja Barang Non

Operasional 58.662.314 157.118.905 (98.456.591) (62,66) Belanja Jasa 176.360.963 210.684.202 (34.323.239) (16,29) Belanja Pemeliharaan 0 0 0,00 Belanja Perjalanan Dinas 223.968.175 96.649.465 127.318.710 131,73

Realisasi Belanja Bruto 645.249.252 464.452.572 180.796.680 38,93

Pengembalian Belanja 0 0 0 0,00

Realisasi Belanja Neto 645.249.252 464.452.572 180.796.680 38,93

B.2.1.3 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA. 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp97.564.719.941,00 dan Rp27.417.697.313,00. Realisasi Belanja Modal TA 2013

sebesar Rp97.564.719.941,00 terdiri dari realisasi Rupiah Murni sebesar Rp97.501.083.577,00 dan Hibah sebesar Rp63.636.364,00. Kenaikan Belanja Modal antara lain disebabkan kenaikan Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Gedung dan Bangunan, dan Belanja Modal Lainnya. Rincian Belanja Modal disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 17

Perbandingan Belanja Modal TA 2013 dan 2012 (Rupiah Murni dan Hibah)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp % Belanja Modal Tanah 9.027.604.000 0 9.027.604.000 0,00 Belanja Modal Peralatan dan

Mesin 39.400.799.317 21.447.081.270 17.953.718.047 83,71 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 35.890.536.355 1.551.703.382 34.338.832.973 2.212,98 Belanja Modal Jaringan 0 0 0 0 Belanja Modal Fisik Lainnya 13.245.780.269 4.418.912.661 8.826.867.608 199,75

Realisasi Belanja Bruto 97.564.719.941 27.417.697.313 70.147.022.628 255,85

Pengembalian Belanja 0 0 0 0

(23)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 20

Tabel 18

Perbandingan Belanja Modal TA 2013 dan 2012 Rupiah Murni

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp % Belanja Modal Tanah 9.027.604.000 0 9.027.604.000 0,00 Belanja Modal Peralatan dan

Mesin 39.400.799.317 21.447.081.270 17.953.718.047 83,71 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 35.890.536.355 1.551.703.382 34.338.832.973 2.212,98 Belanja Modal Jaringan 0 0 0 0 Belanja Modal Fisik Lainnya 13.182.143.905 4.418.912.661 8.826.867.608 198,31

Realisasi Belanja Bruto 97.501.083.577 27.417.697.313 70.147.022.628 255,61

Pengembalian Belanja 0 0 0 0

Realisasi Belanja Neto 97.501.083.577 27.417.697.313 70.147.022.628 255,61

Tabel 19

Perbandingan Belanja Modal TA 2013 dan 2012 Hibah

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun) TA 2013 TA 2012 Rp % Belanja Modal Tanah 0 0 0 0,00 Belanja Modal Peralatan dan

Mesin 0 0 0 0,00 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 0 0 0 0,00 Belanja Modal Jaringan 0 0 0 0,00 Belanja Modal Fisik Lainnya 63.636.364 0 63.636.364 0,00

Realisasi Belanja Bruto 63.636.364 0 63.636.364 0,00

Pengembalian Belanja 0 0 0 0

Realisasi Belanja Neto 63.636.364 0 63.636.364 0,00

Pada realisasi belanja modal tanah Tahun 2013 terdapat realisasi belanja sebesar Rp7.000.000.000,00 untuk pembayaran ganti rugi pembebasan/pengadaan tanah untuk pembangunan gedung KPK. Pembebasan tanah tersebut masih dalam proses sengketa antara KPK dengan pemilik tanah sehingga uang ganti rugi masih dititipkan di PN Jakarta Selatan.

B.2.2. Belanja Transaksi Non Kas

Realisasi belanja transaksi non kas TA 2013 sebesar Rp913.154.450,00 terdiri belanja barang sebesar Rp11.421.800,00 dan belanja modal sebesar Rp 901.732.650,00. Belanja transaksi non kas tersebut merupakan realisasi penerimaan hibah langsung berupa barang yang berasal dari:

(24)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 21 2. Pemerintah Jerman/GIZ (Reg No. 70745701) sebesar Rp11.421.800,00

berdasarkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL-BJS) Nomor: 60004 tanggal 27 Desember 2013 dan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS) Nomor: SP3HL-BJS-468/PU.6/2013 tanggal 12 Desember 2013. 3. Pemerintah Jerman/GIZ (Reg No. 70745701) sebesar Rp741.642.400,00

berdasarkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL-BJS) Nomor: 60007 tanggal 27 Desember 2013 dan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS) Nomor: SP3HL-BJS-468/PU.6/2013 tanggal 12 Desember 2013.

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Penyelamatan Keuangan & Kekayaan Negara yang Berasal Dari Fungsi Pencegahan yang Dimiliki Oleh KPK pada sektor hulu migas

Penyelamatan keuangan & kekayaan negara dari sektor hulu migas dari Tahun 2009 sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp186.629.439.310.000,00 dan USD1.570.358.610,00 berasal dari inventarisasi aset KKKS, koreksi pembebanan

Investment Credit Suban Phase II, penempatan dana Abandonment and Site

Restoration (ASR) ke rekening bersama BPMIGAS – KKKS, pembayaran pajak migas

yang tertunggak, dan penyelamatan atas dugaan penyimpangan alokasi gas bumi Program Amurea II. Sedangkan khusus untuk Tahun 2013 terdapat penyelamatan keuangan Negara dari sector hulu migas sebesar USD74,629.71 yang berasal dari penempatan dana ASR dan sebesar USD757.623,62 yang berasal dari Penyelamatan atas Dugaan Penyimpangan Alokasi Gas Bumi Program Anumera II. 2. Hibah yang diterima KPK

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang dicantumkan dalam DIPA adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan, sedangkan hibah dalam bentuk barang/jasa cukup dicantumkan dalam LRA dan diungkap dalam CaLK.

a. Hibah Dalam Bentuk Uang

Hibah dalam bentuk uang berasal dari World Bank untuk Proyek Governance Partnership Facility: Supporting The Indonesian Corruption Eradication Commission's Corruption Prevention Strategy dengan nomor register 71120201.

Kegiatan yang dibiayai dengan hibah ini adalah :

1. Sosialisasi penggunaan dana BOS di Kota Palembang dan Biak Numfor 2. Sosialisasi dengan menggunakan mobil layanan Masyarakat di Sumut, Solo,

DIY, Jawa Timur dan Bali

3. Monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dana BOS di Palembang, DIY, Jabotabek, dan Biak Numfor

4. Pembuatan perangkat sosialisasi berupa buku saku dan film animasi, dan 5. Pendiidikan dan pelatihan Certified Integrity Officer di Malaysia untuk 28

pegawai KPK

Pelaksana proyek hibah ini adalah Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.

(25)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 22 dalam DIPA KPK TA 2013 adalah sebesar Rp1.800.000.000,00. Sedangkan realisasi sebesar Rp708.885.616,00 atau 39,38 persen.

b. Hibah dalam Bentuk Barang/Jasa 1) Hibah dalam bentuk barang

Pada tahun 2013 KPK menerima hibah barang dari GIZ – Project Support for Anti Corruption Clearing House of CEC. Berdasarkan the Implementation Agreement for Technical Cooperation Projects antara Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit/GIZ Gmbh (sebelumnya bernama Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit/GTZ) dan KPK tanggal 21 September 2007, KPK memperoleh hibah dalam bentuk barang dan jasa berupa peralatan multimedia, buku perpustakaan, server, buku memahami untuk membasmi, plakat, software, BI LHKPN. Periode proyek hibah ini adalah 6 tahun dari Januari 2007 s.d Desember 2015, dengan proyek keseluruhan adalah EUR2.000.000,00.

2) Hibah dalam bentuk jasa

Hibah dalam bentuk jasa merupakan hibah yang diterima KPK berupa kegiatan yang pelaksanaan dan pengelolaan dananya dilakukan oleh negara donor. Hibah dalam bentuk jasa yang diterima KPK tahun 2013 adalah sebagai berikut:

a) Uni Eropa – Strengthening the Rule of Law and Security in Indonesia

Berdasarkan Financing Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan

The European Commission pada tanggal 23 Juni 2008, KPK menerima hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek Strengthening the Rule of Law and Security in Indonesia Programme: Support to the fight agains corruption in Indonesia dengan nomor registrasi 70775701. Kegiatan yang dibiayai dengan hibah ini adalah penguatan koordinasi dan supervisi, penguatan kapasitas SDM penegak hukum melalui pelatihan, dan kampanye serta penguatan implementasi, monitoring, dan evaluasi strategi nasional anti korupsi. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah United Nation Office on Drugs and Crime

(UNODC).

Periode proyek hibah ini adalah 3 tahun dari november 2009 s.d September 2012 dan diperpanjang s.d 19 November 2014, dengan nilai proyek keseluruhan adalah EUR12,000,000.00.

b) Norway - Strengthening the Capacity of Anti-Corruption Institutions in Indonesia

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Teknis antara KPK dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) tanggal 4 Februari 2011, KPK menerima hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek

Strengthening the Capacity of Anti-Corruption Institutions in Indonesia

dengan nomor register 71431901, berupa pelaksanaan kampanye anti korupsi dan pelaksanaan pelatihan anti korupsi. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah United Nation Office on Drugs and Crime

(UNODC).

Periode proyek hibah ini adalah 3 tahun dari 2010 s.d 2012 dan diperpanjang s.d 4 Februari 2014, dengan nilai proyek keseluruhan adalah USD2,180,000.00.

(26)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 23

Sulawesi (SIPS)

Berdasarkan Memorandum of Understanding antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kanada pada tanggal 14 Mei 2009, KPK menerima hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek The Support to Indonesia’s Island Integrity Program for Sulawesi (SIPS)

dengan nomor register 70876401, berupa perbaikan dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah pada Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara serta 9 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Perbaikan dan peningkatan kapasitas pemda pada provinsi tersebut di atas diutamakan pada pelayanan publik, pengadaan barang dan jasa, serta administrasi kependudukan melalui penelitian, seminar, workshop, training, dan implementasinya. Pelaksana proyek (implementing agency) adalah Cowater International.

Periode proyek hibah ini adalah 5 tahun dari Desember 2009 s.d 14 Mei 2016 dengan nilai proyek keseluruhan adalah CAD11,000,000.00. d) USAID – Strengthening Integrity and Accountability Program 1

Berdasarkan USAID Agreement No. 497-026 tanggal 30 September 2009, KPK menerima hibah berupa bantuan penelitian untuk road map,

kampanye pembuatan film K vs K, bantuan court monitoring, e-learning

gratifikasi, dan pengembangan SDM KPK. Pelaksana proyek (implementing agency) adalah Management System International (MSI). Periode proyek hibah ini adalah 3 tahun dari Januari 2011 s.d Januari 2013, dengan kemungkinan diperpanjang selama 2 tahun s.d 2015, dengan nilai proyek keseluruhan adalah USD289,880,000.00.

3. Pengelolaan Tunjangan Hari Tua (THT) Pimpinan dan Pegawai KPK

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2006 tentang Hak Keuangan, Kedudukan Protokol, dan Perlindungan Keamanan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 15 Ayat (3a) Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber daya Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi, Pimpinan, Penasihat, dan Pegawai KPK diberikan Tunjangan Hari Tua (THT). THT tersebut dikelola pihak ketiga dan akan dibayarkan kepada pimpinan/pegawai saat pimpinan/pegawai selesai menjalani tugas di KPK. Sampai dengan 31 Desember 2013, THT 523 peserta dengan nilai sebesar Rp30.409.286.221,00 dikelola dengan metode syariah oleh PT BNI Life, sedangkan THT 314 peserta dengan nilai sebesar Rp21.585.542.570,00 dikelola dengan metode konvensional oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

4. Jaminan Pemeliharaan/Garansi Bank

Berdasarkan Surat dari DIrjen Perbendaharaan nomor S-9284/PB/2013 tanggal 20 Desember 2013 tentang perlakuan akuntansi atas Jaminan Pemeliharaan/Garansi Bank.

(27)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 24

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1 Aset Lancar

C.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp582.997.500,00 dan Rp3.757.620,00 merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan dibawah tanggungjawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum

dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per 31 Desember

2013.

Berdasarkan surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-9298/PB/2013 tanggal 20

Desember 2013, KPK diberikan dispensasi penggunaan sisa UP tahun anggaran 2013 untuk membiayai kegiatan penanganan kasus tindak pidana korupsi pada awal bulan

Januari 2014 sebesar Rp600.000.000,00. Dengan demikian, KPK tidak menyetorkan

sisa UP tersebut ke kas negara, namun akan diperhitungkan dengan pemberian UP TA

2014. Dari dispensasi sebesar Rp600.000.000,00, telah terealisasi sebesar

Rp17.002.500,00 untuk pembayaran kegiatan pada akhir tahun 2013.

C.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp75.000.000,00 dan Rp0,00 yang mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggungjawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Saldo kas sebesar Rp75.000.000,00 berasal dari uang rampasan terpidana Rustam S Pakaya yang diterima Bendahara Penerimaan pada tanggal 31 Desember 2013 sore dan telah disetor ke Kas Negara tanggal 2 Januari 2014.

C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Kas lainnya dan setara kas per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp612.817.808,00 dan Rp3.500.396,00 merupakan kas berada di bawah

tanggungjawab Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2013, adalah sebagai berikut:

Tabel 20

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

Pengembalian THT Pegawai dari

Jiwasraya Rp 3.489.698

Hadiah Ramon Magsaysay Rp 609.328.110

Total Rp 612.817.808

Pengembalian THT pegawai dari Jiwasraya sebesar Rp3.489.698,00 telah disetorkan ke rekening kas negara pada tanggal 3 Januari 2014.

(28)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 25

Sementara (USD) dan akan dipergunakan KPK untuk membiayai kegiatan pemberantasan korupsi di Tahun 2014.

C.1.4 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp501.567.745.604,00 dan Rp516.903.016.873,00 yang merupakan semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal laporan keuangan.

Rincian Piutang Bukan Pajak KPK per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 21

Rincian Piutang Bukan Pajak per Akun

Piutang Pendapatan Gratifikasi Rp 202.096.691

Uang Pengganti Rp 501.190.734.109

Biaya Perkara Rp 880.000

Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL Rp 174.034.804

J u m l a h Rp 501.567.745.604

Piutang Pendapatan Gratifikasi sebesar Rp202.096.691,00 merupakan gratifikasi yang telah ditetapkan menjadi milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2013 belum ada penyetoran ke kas Negara, selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 4. Uang pengganti sebesar Rp501.190.734.109,00 merupakan uang yang harus dibayar terpidana sehubungan dengan korupsi yang dilakukannya.

Biaya perkara sebesar Rp880.000,00 merupakan biaya yang dikenakan terhadap para terpidana sehubungan dengan perkara yang disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL per 31 Desember 2013 sebesar Rp174.034.804,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 22

Rincian Piutang Bukan Pajak-Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL

No Penyedia Barang/Jasa (rupiah) Jumlah

1. PT Personil Alih Daya 3.722.570

2. PT Dinamika Inti Perkasa 3.815.352

3. PT Asuransi Reliance Indonesia 166.496.882

T o t a l 174.034.804

Sampai dengan laporan ini selesai disusun, PT Personil Alih Daya, PT Dinamika Inti Perkasa, dan PT Asuransi Reliance Indonesia telah membayar kewajibannya ke kas negara.

C.1.5 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Pendek per 31 Desember 2013

dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp30.252.843.810,00 dan

Rp30.306.317.535,00 merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

(29)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 26

Uang Muka Belanja Rp897.247.292,00

Tabel 23

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Uang Pengganti

No Kualitas Jumlah

Debitur Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 27 473.354.175.220 0.50% 2.366.770.876

2 Macet 10 27.836.558.889 100.00% 27.836.558.889

T o t a l 501.190.734.109 30.203.329.765

Tabel 24

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Gratifikasi

No Kualitas Jumlah

Debitur Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 38 154.520.862 0.5% 772.604

2 Macet 8 47.575.829 100.0% 47.575.829

T o t a l 202.096.691 48.348.433

Tabel 25

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Biaya Perkara

No Kualitas Jumlah

Debitur Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 44 587.500 0.50% 2.938

2 Macet 20 292.500 100.00% 292.500

T o t a l 880.000 295.438

Tabel 26

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Penerimaan atas Belanja Lainnya TAYL

No Kualitas Jumlah

Debitur Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 3 174.034.804 0.5% 870.174

T o t a l 174.034.804 870.174

C.1.6 Uang Muka Belanja

Uang Muka Belanja per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp897.247.292,00 dan Rp527.083.403,00. Uang Muka Belanja merupakan pengeluaran belanja yang dilakukan atas pekerjaan/jasa pada periode tertentu yang dibayarkan pada awal perikatan.

Saldo Uang Muka Belanja per 31 Desember 2013 sebesar Rp897.247.292,00 merupakan pembayaran untuk:

 Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235373 s.d 18

Desember 2014 sebesar Rp32.150.484,00

 Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235374 s.d 18

Desember 2014 sebesar Rp718.874.660,00

 Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0231508 s.d 18

Desember 2014 sebesar Rp5.194.824,00

 Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235337 s.d 18

(30)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 27

Persediaan

Rp29.716.663.603,00

Aset tetap

Rp338.868.152.338,00

 Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235336 s.d 18

Desember 2014 sebesar Rp53.303.865,00

C.1.7 Persediaan

Persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp29.716.663.603,00 dan Rp26.135.356.185,00. Persediaan merupakan jenis aset

dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 27 Rincian Persediaan

JENIS PERSEDIAAN 2013 2012

Barang Konsumsi Rp 1.338.370.996 1.581.777.286

Amunisi Rp 408.379.235 408.379.235

Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 130.302.738 127.798.538

Suku Cadang Rp 6.556.500 6.958.500

Pita Cukai, Materai dan Leges Rp 1.851.500 567.000

Persediaan untuk dijual/diserahkan ke

masyarakat Rp 27.607.341.537 23.960.492.589

Bahan Baku Rp 197.899.400 30.905.800

Persediaan Untuk Tujuan strategis/berjaga-jaga Rp 8.499.353 2.562.105

Persediaan Lainnya Rp 17.462.344 15.915.132

Total Rp 29.716.663.603 26.135.356.185

C.2 Aset Tetap

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp338.868.152.338,00 dan Rp434.038.242.004,00 merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas. Rincian Aset Tetap KPK adalah sebagai berikut:

Tabel 28 Rincian Aset Tetap

No Aset 31 Des 2013 31 Des 2012 Kenaikan

(Penurunan)

1 Tanah 128.390.705.000 119.363.101.000 9.027.604.000

2 Peralatan dan Mesin 224.881.586.890 202.377.424.782 22.504.162.108

3 Gedung dan Bangunan 129.000.060 129.000.060 0

4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 82.568.038.322 65.089.219.713 17.478.818.609

5 Aset tetap lainnya: 50.559.530.114 47.079.496.449 3.480.033.665

6 KDP 33.747.108.771 0 33.747.108.771

Jumlah 520.275.969.157 434.038.242.004 86.237.727.153

Akumulasi Penyusutan (181.407.816.819) 0

Jumlah 338.868.152.338 434.038.242.004

(31)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 28

Tanah

Rp128.390.705.000,00

Realisasi Belanja Modal TA 2013 97.564.719.941

Penambahan:

Reklas ekstrakomtabel gedung dan bangunan ke Intrakomtabel

gedung dan bangunan 33.717.077

Hibah Langsung Barang dari GIZ 901.732.650

Reklas Masuk Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK 103.000.000

Pengurangan:

Reklas Belanja Modal ke Aset Lainnya (12.238.942.515)

Reklas Belanja Modal ke Aset Lainnya dari Hibah (38.236.000)

Reklas Keluar Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK (88.264.000)

Mutasi penambahan Aset 2013 86.237.727.153

Posisi aset tetap pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap pada SIMAK BMN dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 29

Rincian Aset Tetap di Neraca dan SIMAK BMN

No. Uraian Aset Tetap dalam

Neraca (Rp) Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp) Selisih (Rp)

1. Tanah 128.390.705.000 128.390.705.000 0

2. Peralatan dan

Mesin 224.881.586.890 224.881.586.890 0

3. Gedung dan

Bangunan 129.000.060 129.000.060 0

4. Jalan, Irigasi,

dan Jaringan 82.568.038.322 82.568.038.322 0

5. Aset tetap

lainnya: 50.559.530.114 50.559.530.114 0

6 KDP 33.747.108.771 33.747.108.771 0

Jumlah 520.275.969.157 520.275.969.157 0

Akumulasi Penyusutan (181.407.816.819) (181.407.816.819) 0

Nilai Buku Aset Tetap 338.868.152.338 338.868.152.338 0

C.2.1 Tanah

Nilai tanah per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp128.390.705.000,00 dan Rp119.363.101.000,00 merupakan nilai tanah yang terletak di Jl. H.R. Rasuna Said No. 565 Guntur Setiabudi Jakarta Selatan dengan luas 8.294 m2. Tanah tersebut diperoleh dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Nomor BAST-02/KN/2009 tanggal 17 Februari 2009. Pada tanggal 2 November 2010, KPK telah menerima Sertifikat Hak Pakai No. 155 atas tanah tersebut dari Badan Pertanahan Nasional.

(32)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 29 2012 adalah sebesar Rp224.881.586.890,00 dan Rp202.377.424.782,00. Sedangkan nilai buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutannya adalah sebesar Rp58.110.395.781,00

Mutasi nilai Peralatan dan Mesin dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saldo per 31 Desember 2012 202.377.424.782

Mutasi Masuk:

Realisasi belanja modal dari Rupiah Murni 39.400.799.317

Realisasi belanja modal dari Hibah GIZ 582.181.400

Jumlah Mutasi Masuk 39.982.980.717

Mutasi Keluar:

Belanja modal peralatan dan mesin yg menjadi jaringan 17.478.818.609

Jumlah Mutasi Keluar (17.478.818.609)

Saldo per 31 Desember 2013 224.881.586.890

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2013 (166.771.191.109)

Nilai Buku Per 31 Desember 2013 58.110.395.781

Transaksi belanja modal berupa penambahan dari pembelian peralatan surveillance, peralatan penunjang operasional gedung, peralatan rumah tangga, kendaraan operasional, peralatan perkantoran dan peralatan server berupa LAN.

Perbandingan realisasi belanja modal Peralatan dan Mesin dengan mutasi penambahan asetnya adalah sebagai berikut:

BM Peralatan dan Mesin dari Rupiah Murni dan hibah Rp 39.982.980.717

Mutasi penambahan aset Rp 22.504.162.108

Selisih Rp 17.478.818.609

Selisih sebesar Rp17.478.818.609,00 merupakan belanja peralatan dan mesin yang menjadi jaringan.

C.2.3 Gedung dan Bangunan

Nilai Perolehan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp129.000.060,00 dan Rp129.000.060,00. Sedangkan nilai buku Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp123.000.057,00 yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya sebesar Rp6.000.003,00.

Tabel 30

Tabel Penyusutan Akumulasi Gedung Dan Bangunan

No Jenis Aset Tetap Manfaat Masa Nilai Bruto Penyusutan Akm.

Tempat Kerja 50 22,900,000 687,000 458,000 1,145,000 21,755,000

2 Tugu/Tanda Batas 50 106,100,060 2,733,001 2,122,002 4,855,003 101,245,057

(33)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 30

Perbandingan realisasi belanja modal Gedung dan Bangunan apabila dibandingkan dengan mutasi penambahan asetnya adalah sebagai berikut:

BM Gedung dan Bangunan Rp 35.890.536.355

Mutasi penambahan asset Rp 0

Selisih Rp 35.890.536.355

Selisih sebesar Rp35.890.536.355,00 menjadi realisasi aset tetap dalam renovasi sebesar Rp2.143.427.584,00 dan realisasi Kontruksi Dalam Pengerjaan sebesar Rp33.747.108.771,00

C.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai perolehan Jaringan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp82.568.038.322,00 dan Rp65.089.219.713,00. Sedangkan nilai buku Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp67.937.412.615,00 yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya sebesar Rp14.630.625.707,00.

Tabel 31

Tabel Penyusutan Jalan, Irigasi Dan Jaringan

No Jenis Aset Tetap Manfaat Masa Nilai Bruto Penyusutan Akm.

1 Instalasi Pertanahan 30 81.934.959.810 11.598.473.987 2.731.165.327 14.329.639.314 67.605.320.496

2 Jaringan Telpon 20 633.078.512 269.332.467 31.653.926 300.986.393 332.092.119

Jumlah 82.568.038.322 11.867.806.454 2.762.819.253 14.630.625.707 67.937.412.615

C.2.5 Aset Tetap Lainnya

Nilai perolehan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp50.559.530.114,00 dan Rp47.079.496.449,00 terdiri dari Aset Tetap Dalam Renovasi sebesar Rp48.977.322.936,00 dan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp1.582.207.178,00. Tidak ada penyusutan untuk Aset Tetap Lainnya.

C.2.5.1 Aset Tetap Dalam Renovasi

Saldo Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp48.977.322.936,00 dan Rp46.678.953.275,00.

Saldo per 31 Desember 2012 46.678.953.275

Penambahan:

- Realisasi dari belanja Gedung dan Bangunan 2.143.427.584

- Reklas ekstrakomtabel gedung dan bangunan ke Intrakomtabel gedung

dan bangunan 33.717.077

- HIbah dari GIZ 121.225.000

Pengurangan (0)

Saldo per 31 Desember 2013 48.977.322.936

(34)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 31

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Rp33.747.108.771,00

URAIAN

Aset Renovasi Gedung KPK Kuningan Rp 44.823.731.637

Aset Renovasi Gedung Uppindo Rp 1.921.730.041

Aset Renovasi Gedung Wisma Pertamina Rp 99.841.500

Aset Renovasi Gedung Meneg BUMN Rp 324.622.300

Gedung dan Bangunan dalam renovasi Rp 16.018.750

Aset Renovasi Rutan Guntur Rp 1.791.378.708

JUMLAH Rp 48.977.322.936

Posisi aset tetap dalam renovasi pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap dalam renovasi pada SIMAK BMN dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Uraian Aset Tetap dalam

Neraca (Rp) Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp) Selisih (Rp)

Aset Tetap Dalam

Renovasi 48.977.322.936 48.977.322.936 0

Tidak terdapat selisih antara pencatatan Aset Tetap Dalam Renovasi pada neraca dan SIMAK BMN.

C.2.5.2 Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp1.582.207.178,00 dan Rp400.543.174,00. Rincian Aset Tetap Lainnya Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2012 400.543.174

Penambahan:

Realisasi Belanja Aset Tetap Lainnya 1.006.837.754

Reklas Masuk (Buku) 33.055.605

Reklas Masuk Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK 103.000.000

Hibah Langsung Barang dari GIZ 160.090.250

Pengurangan

Reklas Keluar (Buku) (33.055.605)

Reklas Keluar Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK (88.264.000)

Saldo per 31Desember 2013 1.582.207.178

Dari tabel di atas terlihat adanya mutasi masuk dan keluar dari buku. Hal ini disebabkan pembelian buku pada TA 2012 tercatat dalam satu paket. Padahal dalam paket tersebut terdapat beberapa judul, sehingga pada TA 2013, pembelian paket buku dimaksud dicatat per masing-masing judul.

Penambahan Aset Tetap Lainnya tersebut diperoleh dari belanja Modal Fisik lainnya.

C.2.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

(35)

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 32

Nilai Buku Aset Lainnya Rp28.782.757.651,00

Aset Tak Berwujud Rp28.775.595.567,00

C.3 Aset Lainnya

Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp29.379.619.963,00 dan Rp17.614.641.448,00 merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tetap.

Aset Lainnya pada tanggal pelaporan tersebut terdiri dari :

Tabel 32 Rincian Aset Lainnya

No. Aset 31 Desember 2013 31 Desember 2012

1. Aset Tak Berwujud 28.775.595.567 16.453.417.052

2. Aset Lain - lain 604.024.396 1.161.224.396

Jumlah 29.379.619.963 17.614.641.448

Akumulasi Penyusutan (596.862.312) 0

Nilai Buku Aset Lainnya 28.782.757.651 17.614.641.448

C.3.1 Aset tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp28.775.595.567,00 dan Rp16.453.417.052,00. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud di KPK berupa perangkat lunak yang digunakan untuk menunjang operasional kantor.

Mutasi nilai Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saldo per 31 Desember 2012 16.453.417.052

Penambah

Realisasi belanja Modal Fisik Lainnya dari Rupiah Murni 13.182.143.905

Realisasi belanja Modal Fisik Lainnya dari Hibah 63.636.364

Jumlah realisasi Belanja Modal Fisik Lainnya 13.245.780.269

Hibah Langsung Barang dari GIZ 38.236.000

Reklas Masuk Aset Lainnya hasil dari Audit BPK 45.000.000

Pengurang

Mutasi Ke Aset Tetap Lainnya (1.006.837.754)

Nilai Buku Per 31 Desember 2013 28.775.595.567

Daftar Rincian Mutasi Aset Tak Berwujud sepanjang TA 2013 adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2012 16.453.417.052

Penambahan:

- Software Computer Forensic 1 unit 27.725.500

- Pemeliharaan aplikasi Elo 315.700.000

- Pengadaan Software computer forensic 256.190.000

- Software google earth 4.730.000

- Software business inteligent 159.500.000

- Pembangunan Aplikasi KWS 27.000.000

- Pengadaan Software computer forensic 111.743.500

Gambar

Tabel 3 Penggolongan Kualitas Piutang Menurut PMK Nomor 201/PMK.06/2010
Tabel 4 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Tabel 6 Rincian Realisasi PNBP Umum TA 2013 dan 2012
Tabel 7 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut program TA 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Hasil Pupuk Cair.. Setelah komposter dibuat maka kompester di distribusikan ke rumah tangga dengan 1 rumah tangga akan mendapatkan 1 buah komposter

dipercaya antara variable X (Stres Kerja) dengan variable Y (Kinerja), yang pada. akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan dari

Lembaga ini merupakan lembaga masyarakat yang mandiri, artinya jika sudah tidak ada lagi dana stimulan dari pemerintah, lembaga ini akan tetap survive dan mampu

Spesies tumbuhan maupun hewan yang ditemukan, dituliskan dengan pensil pada Lembar pengamatan 1 dan 2 yang telah tersedia oleh setiap anggota kelompok.. Selanjutnya setiap

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan ridho-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pendampingan dalam Meningkatkan Cakupan Obat

Padahal Badan Amil Zakat ini menjadi pusat dari penerapan Peraturan Daerah ini karena disitulah tempat pengelolaan dana zakat yang telah dikumpulkan untuk dikelola dan

Hasil analisis data dengan menggunakan perhitungan uji sensitivitas adalah dapat disimpulkan bahwa penurunan harga adalah variabel yang paling sensitif

1) Satuan pendidikan terakreditasi A atau B / Berkinerja A atau B / Perguruan tinggi yang sudah terakreditasi/ Badan Usaha/Industri, SMK yang sudah terakreditasi,