• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian KARSINOMA MEDIASTINUM | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengertian KARSINOMA MEDIASTINUM | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KARSINOMA MEDIASTINUM

1. Pengertian

Karsinoma mediastinum merupakan suatu kondisi dimana timbulnya hiperplasia sel-sel jaringan (tulang, penyokong) pada area tertentu (mediastinum) secara progresif dalam bentuk jaringan longgar yang menimbulkan manifestasi tumor (pembesaran) pada mediastinum.

2. Patofisiologi

Sebagaimana bentuk kanker /karsinoma lain, penyebab dari timbulnya karsinoma jaringan mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga berbagai faktor predisposisi yang kompleks berperan dalam menimbulkan manifestasi tumbuhnya jaringan / sel-sel kanker pada jaringan mediastinum.

Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk menimbulkan manifestasi klinik. Adakalanya berbagai bentuk karsinoma sulit terdeteksi secara pasti dan cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai pemeriksaan akurat untuk menentukan masalah adanya kanker pada suatu jaringan.

Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang berproliferasi maka secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan sekitarnya; pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti prostalandin, radikal bebas dan protein-protein reaktif secara berlebihan sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel kanker terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang relatif lemah.

Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang longgar mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih mudah untuk pecah dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.

Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik menyebabkan penekanan (direct pressure/indirect pressure) serta dapat menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi seperti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah.

Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.

3. Tanda dan Gejala

 Mengeluh sesak nafas, nyeri dada unilateral, nyeri dan sesak pada posisi tertentu (menelungkup)

 Sekret berlebihan

 Batuk dengan atau tanpa dahak

 Riwayat kanker pada keluarga atau pada klien  Pernafasan tidak simetris

 Unilateral Flail Chest  Effusi pleura

 Egophonia pada daerah sternum

 Pekak/redup abnormal pada mediastinum serta basal paru  Wheezing unilateral/bilateral

(2)

4. Penatalaksanaan

Tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami karsinoma mediastinum meliputi tindakan operatif dan konservatif. Tindakan konservatif terdiri atas : a. Pengurangan gejala-gejala dasar, seperti penurunan gejala sesak nafas, koreksi

gangguan keseimbangan gas.

b. Koreksi/perbaikan kondisi umum serta pencegahan komplikasi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi, cairan dan elektrolit serta aktivitas merupakan langkah yang perlu iambil secara terpadu untuk meningkatkan fungsi dasar dan perbaikan kondisi umum klien.

c. Adaptasi biologis dan psikologis

d. Pengngunaan obat-obatan : Berbagai citostatika mungki digunakan dalam terapi kausatif seperti : tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard, dan penggunaan zat-zat lainnya seperti atabrine atau penggunaan talc poudrage e. Citostatic intra pleura :

Zat-zat yang digunakan biasanya :

 Mustargen 0,4 mg per kg berat badan digunakan dosis 20-40 mg dalam 100 cc larutan garam.

 Theothepa 20-50 mg intra pleura  Atabrine 250 mg dalam 10 cc aquades  Fluoro uracil dan mitomycine

f. Radiasi

Radiasi pada tumor justru menimbulkan effusi pleura disebabkan oleh karena kerusakan aliran limphe dari fibrosis. Akan tetapi beberapa publikasi terdapat laporan berkurangnya cairan setelah radiasi pada tumor mediastinum.

5. Proses Keperawatan Pengkajian

Identitas :

Umur : Karsinoma cenderung ditemukan pada usia dewasa Jenis kelamin : Laki-laki lebih bersesiko daripada wanita

Riwayat Masuk

Keluhan utama yang sering muncul saat masuk adalah adanya sesak nafas dan nyeri dada yang berulang tidak khas; mungkin disertai/tidak disertai dengan batuk atau batuk darah. Pada beberapa kasus sering dilaporkan keluhan infeksi lebih menjadi sebab klien melakukan kunjungan ke profesional kesehatan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu yang relatif lama dan berulang, adanya riwayat tumor pada organ lain, baik pada diri sendiri maupun dari keluarga.

Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita

Pengkajian

1. Sistem Integumen Subyektif :

-Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat/normal

2. Sistem Pulmonal

Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, nyeri dada berulang

(3)

Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru, terdengar suara nafas abnormal unilaeral/bilateral, egophoni

3. Sistem Cardiovaskuler Subyektif : sakit kepala

Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun, asidosis ringan/berat

4. Sistem Neurosensori

Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran Obyektif : letargi

5. Sistem Musculoskeletal Subyektif : lemah, cepat lelah

Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan, flail chest

6. Sistem genitourinaria Subyektif :

-Obyektif : produksi urine menurun/normal,

7. Sistem digestif

Subyektif : mual, kadang muntah

Obyektif : konsistensi feses normal/diare

Studi Laboratorik :

Hb : menurun/normal

Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal

Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal

Rencana Keperawatan

1. Ketidakefektifan Pola Nafas b.d adaptasi fisik tidak adekuat sekunder terhadap penekanan jaringan paru oleh sel tumor

Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas, Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii, cyanosis, leukositosis

Tujuan :

Anak akan mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan : Suara nafas paru relatif bersih

Laju nafas dalam rentang normal

Tidak terdapat batuk, cyanosis, haluaran hidung, retraksi

Tindakan keperawatan

Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas

R : Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan Lakukan Phisioterapi dada secara terjadwal

R : Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi Berikan Oksigen lembab, kaji keefektifan terapi

R : Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru

Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare)

(4)

Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks

R : Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru Lakukan suction secara bertahap

R : Membantu pembersihan jalan nafas

Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam

R : Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan

2. Defisit Volume Cairan b.d : - Distress pernafasan - Penurunan intake cairan

- Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam, efek chemoteraphi

Karakteristik :

Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering, turgor kulit buruk, penurunan output urine.

Tujuan : Anak mendapatkan sejumlah cairan yang adekuat ditandai dengan : Intake adekuat, baik IV maupun oral

Tidak adanya letargi, muntah, diare Suhu tubuh dalam batas normal

Urine output adekuat, BJ Urine 1.008 – 1,020

Intervensi Keperawatan :

Catat intake dan output, berat diapers untuk output R : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output

Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line R : Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan

Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu

R : Evaluasi obyektif sederhana devisit volume cairan Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam

R : Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum

Diagnosa lain :

Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, muntah, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi/ proliferasi sel dan efek radiasi/chemoterapi

Perubahan rasa nyaman b.d sakit kepala, nyeri dada

Intoleransi aktivitas b.d distres pernafasan, latergi, penurunan intake, demam Kecemasan b.d hospitalisasi, distress pernafasan

Referensi :

(5)

PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 02 Januari 2002 Jam masuk : 13.20 WIB

Ruang : Penyakit Paru Laki-Laki No. Reg Med :

Pengkajian : 07 Januari 2002

A. Identitas

Nama Pasien : Tn. A

Umur : 30 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Sukoloro Lamongan

Penanggungjawab : Ny. S

Umur : 57 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Alamat : Sukoloro Lamongan

Hub. Dg klien : Orang tua

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Riwayat Masuk Rumah Sakit :

Klien datang dengan diantar oleh keluarganya setelah mengalami sesak nafas sekitar dua puluh hari yang lalu dimana klien menjadi terengah-engah bila melakukan aktivitas sehingga klien hanya dapat duduk dan tiduran saja di tempat tidur, sesak nafas yang dialami klien menjadi semakin terasa saat tidur melakukan kgiatan seperti jalan atau melakukan akivitas ringan, dan menjadi berkurang setelah klien istirahat;walaupun saat istirahat nafas masing dirasakan sesak. Rasa sesak seperti dada tertekan dan sempit pada bagian bawah. Rasa sesak dirasakan pada dadanya; klien tidak dapa menggambarkan rasa sesaknya; sesak teteap dirasakan oleh klien sehingga klien sering bangun. Klien kemudian berobat ke RS Lamongan dan diberitahu bahwa ada tumor pada paru dan dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing manis, gondok, dan penyakit kanker.

3. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga menyangkal adanya penyakit Kencing Manis yang diderita oleh keluarga klien, penyakit jantung.

4. Kebutuhan Dasar Khusus

a. Breath (pernafasan)

S ubyektif :

Sesak nafas, dada terasa nyeri Obyektif :

(6)

Tidak ditemukan tonjolan abnormal dada, Brust Pulmonal (-), Fremitus Fokal tidak simetris, menurun/redup pada area parasternalis sampai dengan midclavicula kanan dan pada seluruh lapang basal depan kiri. Tidak ditemukan nyeri tekan dada.

Perkusi ditemukan adanya pekak pada area :

P = pekak R = redup S = sonor

Auskultasi ditemukan suara napas :

F = Friction Rub V = Vesikuler

BV=Bronchovesikuler K= Konsolidasi

b. Blood (Kardiovaskuler)

Subyektif : Klien mengeluh pusing, lemas Obyektif :

Nadi 98 X/mnt, reguler kuat;TD : 130/80 mmHg, Suara Jantung S1S2 tanpa

suara tambahan, mur-mur/split (-), Kulit Pucat, CRT 1 detik.\, cyanosis (-)

c. Brain (Persyarafan)

Subyektif : -Obyektif :

GCS 15 (M 6 V 5 E 4), Refleks pupil (+) isokhor, gerak terkoordinasi

d. Bowel (Pencernaan)

Subyektif : Makan 3 X/hari, makan ½ porsi. Obyektif :

Mulut bersih, bibir lembab, lidah tidak tremor, pharing tidak hiperemis, pembesaran kel leher (-). Abdomen supel simetris, masa (-) skibala tidak teraba, pembesaran hati (-) limpha (-) ascites (-). Bising usus (+) tidak meningkat. b.a.b belum sejak dua hari yang lalu.

e. Bladder (Perkemihan)

Subyektif : kencing 5-6 kali dalam sehari,banyak (jumlah tidak terkaji; sekitar 2000 cc, Banyak minum, tidak nyeri pinggang

Obyektif :

Distensi kandung kemih (-)

f. Bone (Muskuloskeletal)

Subyektif : -Obyektif :

Kekuatan otot 4/4/4/4, atropi otot tidak ditemukan, deformitas ekstremitas tidak ditemukan, Kemampuan bergerak terkoordinasi.

(7)

Subyektif : -Obyektif :

Warna kulit pucat, cyanosis (-) Icterus (-), spider nevi/perdarahan kulit (-) lesi (-) oedema (-)

Data Laboratorium Tanggal 4 Januari 2002

Hb : 16, 7 mg%

Leukosit : 10,4 X 10 9/dl (4-7 X 109)

Hematocrit : 0,71/dl 0,40 – 0,47

Trombosit : 438 X 1012 150-350 X 1012

Glukosa Puasa: 73 mmol 70-100 mmol

Cholesterol : 183 100-240

Kreatinin : 1,26 < 1,50

BUN : 23 mg/dl 10-20 mg/dl

Bilirubin Total : 0,91 mg/dl < 10 mg/dl

AST : 30 U/l 42

ALT : 19 U/l 40

Alkali Phospat: 165 Protein Total : 7,8 mg/dl

Albumin : 4,2 mg/dl 3,2 – 4,5 mg/dl

Globulin : 3,6 mg/dl 2,6 – 3,6 mg/dl

Asam urat : 11,9 < 7,3

Analisa Darah

pH : 7,429 (7,35 – 7,54)

pCO2 : 18,9 mmol (25 – 45 mmol)

pO2 : 10,8 mmol ( 80 – 104 mmol)

HCO3 : 12,2 mmol (21 – 25 mmol)

O2 sat : 98,3 %

Elektrolit :

K : 4,30 mEq (3,8 – 5,0 mEq)

Na : 138 mEq (136 – 144 mEq)

Hitung Jenis Eosinofil : 3

Basofil :

-Stab : 61

Segmen :

-Monosit :

-Pemeriksaan Radiologik :

(8)

Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Nyeri dada, sesak nafas DO: Nafas cepat, RR 30 X/menit pola Tachipnea, Gambaran radiologi menunjukkan penimbunan cairan pleura

Petumbuhan sel kanker abnormal

Respon peningkatan produksi cairan

intrapleural

effusi

Potensial Komplikasi : Efusi

DS : Makan ½ porsi yang disajikan

DO : Sesak nafas, Diaphoresis, Asam Urat 11,9, Albumin 4,2 mg/dl

Sesak nafas

Beban Kebutuhan Psikologis energi >>

Kebutuhan energi >>

Resiko terhadap perubahan nutrisi :

kurang dari kebutuhan

DS : Sesak saat istirahat DO : Fungsional Class 1, Aktivitas tertoleransi : duduk, makan, minum di TT,

Desakan jaringan tumor, penambahan cairan pleura

Tekanan intrapulmonal >>

Pengembangan paru <<

Sesak

Intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan :

1. Potensial Komplikasi : Efusi

2. Intoleransi aktivitas b.d insufsiensi oksigenasi untuk Aktivitas sehari-hari 3. Resiko Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan katabolisme, intake

(9)

Rencana Perawatan

Potensial Komplikasi : Efusi Pleura

Tujuan : Pola nafas teratur, normopnea dan efusi dapat dikurangi dalam cairan pleura setiap hari

Efusi pleura sering terjadi pada kasus keganasan paru; sebagai faktor yang dapat memperberat kondisi klinis pasien

Kaji kadar AGD Evaluasi rutin konsentrasi HCO3, CO2 dan O2 merupakan

bentuk evaluasi objektif terhadap keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen efusi cukup banyak(> 100 ml)

Lakukan perawatan pra dan pasca torakocentesis

Torakocentesis mungkin dilakukan dalam kondisi emergensi. Beberapa pertimbangan mungkin dapat meghasillan keputusan untuk pemasangan WSD

Intoleransi aktivitas b.d insufsiensi oksigenasi untuk Aktivitas sehari-hari Tujuan : Kebutuhan Aktivitas terpenuhi dalam komplikasi minimal

Intervensi Rasional

Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

Peniaian tingkat aktivitas dapat dilakukan dengan patokan fungsional kelas

Terangkan kondisi obyektif dan limitasi yang harus dilakukan selama masa sesak

belum berkurang

Berbagai komplikasi aktivitas berlebih pada kondisi sakit meliputi : kelemahan, sinkope maupun peningkatan resiko trauma saat aktivitas

Bantu klien untuk memenuhi aktivitas sehari-hari

Memenuhi kebutuhan aktivitas sehai-hari (ADL)

Lakukan pemantauan tanda vital sebelum dan setelah

aktivitas tertentu

Salah satu bentuk penentuan fungsi optimal tubuh adalah tanda-tanda klinik yang muncul akibat stimulus terhadap ubuh; seperti aktivitas

Resiko Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan katabolisme, intake yang kurang

Tujuan : Tidak terjadi penurunan status nutrisi

Intervensi Rasional

Kaji kemampuan klien dalam memenuhi nutrisi;

suport keluarga dan dukungan finansial

Dasar pententuan tindakan keperawatan

Terangkan pentingnya nutrisi, tekankan bahaya

kurang nutrisi

Pendidikan kesehatan denganpenekanan khusus akan bahaya dan ancaman kesehatan/konsekuensi tidak memenui nutrisi yang adekuat memiliki efek yang lebih baik

(10)

nutrisi

Berikan reinforcemen akan pemenuhan nutrisi

Meningkatkan motivasi

Terangkan berbagai makanan pengganti yang baik bai

klien

Memfasilitasi pemenuhan nutrisi dari sumber-sumber lain diluar rumah sakit; mencegah kebosanan terhadap makanan tertentu

Tindakan Keperawatan

Dx Tgl/Jam Tindakan Perawat

7/1/02 08. 15

12.15

Memperkenalkan diri pada klien Membuat kesepakatan/kontrak

Melakukan Pengkajian : Pemeriksaan Fisik

Pengkajian Pemenuhan Nutrisi Pengkajian Pemenuhan Okigen Penilaian tingkat aktivitas klien

1 08/1/02

09.00 09.15

09.30

Melakukan pemeriksaan Fisik : Status Pernafasan Menerangkan berbagai tindakan yang mungkin dilakukan selama masa sakit

Menyiapkan klien untuk dilakukan pungsi pleura

2 08/1/02

13.00 Menerangkan pentingnya aktivitas

Menerangkan situasi yang memungkinkan untuk peingkatan aktivitas

Menganjurkan klien untuk hanya di TT dan melakukan aktivitas disekitar temapt tidur dengan pengawasan perawat/keluarga

Memberikan penertian pentingnya pembatasan aktivitas

Menganjurkan keluarga untuk membantu klien dan memantau aktivitas klien

3 08/1/02

12.40 Menganjurkan klien banyak makan

Menerangkan pentingnya makan yang banyak Memberikan reinforcemen positif setelah klien makan

Catatan Perkembangan

Tanggal 9 Januari 2002 Diagnosa 1 :

S : Masih sesak, nyeri dada (bagian sternum)

O : RR 28 X/mnt, Diaphoresis, Batuk (-), Sputum (+) bening jumlah sedikit,

Pekak basal paru dan parasternal, Suaran nafas lemah pada basal paru A : Belum teratasi

P : Persiapan pelaksanaan Pungsi Pleura : Informed Concent; kesiapan fisik Pemeriksaan Fisik,

I : Mengkaji fisik dan tanda vital, penyiapan informed concent Memberikan informasi tentang pelaksanaan

(11)

E : Menyatakan siap untuk dilakukan pungsi; tanda vital stabil setelah punsi, volume cairan pungsi 300 cc, warna keruh, meyatakan sangat haus namun nafas terasa agak enak, RR 20 X/mnt

Diagnosa 2 :

S : Sesak nafas, hanya di Tempat tidur saja

O : Klien hanya di tempat tiur, posisi duduk dengan tanpa sandaran (agak membungkuk), diaphoresis

A :maslah tetap

P :mengajarkan posisi rileks di tempat tidur

I :mengajarkan posisi duduk yang baik dengan sandaran (fowler/semi fowler) serta posisi tanpa sandaran (posisi memangku bantal)

E :Klien mengatakan lebih enak dengan posisi duduk karena capek berbaring terus disamping nafas terasa lebih longgar; menyatakan akan mempraktekkan hal-hal yang telah diajarkan

Diagnosa 3 :

S : Mengatakan makan habis ½ porsi, namun makan makanan lain O : BB tidak terkaji; nasi tinggal sedikit

A :masalah tetap

P : Terangkan jenis makanan pengganti nutrisi

Pastikan pada klien bahwa tidak ada pantangan mulak untuk penyakit klien Yakinkan akan pentingnya nutrisi

I : Menerangkan jenis makanan pengganti nutrisi

Meyakinkan pada klien bahwa tidak ada pantangan mulak untuk penyakit klien

Memberikan penguatan penjelasan akan pentingnya nutrisi E : Mengatakan akan mematuhi nasehat perawat

Tanggal 10 Januari 2002 Diagnosa 1 :

S : Masih sesak, nyeri dada (bagian sternum)

O : RR 28 X/mnt, Diaphoresis, Batuk (-), Sputum (+) bening jumlah sedikit,

Pekak basal paru dan parasternal, Suara nafas lemah pada basal paru, berkurang dari manifestasi hari sebelumnya

A : Belum teratasi

P : kaji tanda vital; pernafasan, pantau AGD I : Mengkaji fisik dan tanda vital

Merawat dareah luka paska pungsi pleura

E : Menyatakan masih sesak walaupun terasa agak longgar

Diagnosa 2 :

S : Sesak nafas, hanya di Tempat tidur saja

O : Klien hanya di tempat tidur, posisi duduk dengan tanpa sandaran (agak membungkuk) dengan bersandar pada bantal, diaphoresis

A :maslah teratasi sebagian

P :mengajarkan posisi rileks di tempat tidur I :mengajarkan posisi rileksasi

(12)

Diagnosa 3 :

S : Mengatakan makan habis ¾ porsi, makan makanan lain O : BB tidak terkaji; nasi tinggal sedikit

A :masalah teratasi sebagian P : Ukur Antropometri

Ukur nilai protein

Membantu pemenuhan nutrisi

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14001:2004 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasi kebijakan lingkungan

gorong+gorong, pe#&amp;uangan atau struktur $ainn'a, untuk pe#&amp;uangan &amp;a(an 'ang tak.. terpakai dan tana( (u#us, untuk peker!aan sta&amp;i$isasi $ereng dan

Sampel ubi gajah yang akan diuji secara kuantitatif dipersiapkan melaui  proses destilasi dengan pelarut air. Sianida dalam sampel ubi gajah memiliki.. kelarutan

perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang; Kedua, perlindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para pencipta dan/atau pemilik hak

Dalam perencanaan ukuran Punch, penampangnya tergantung pada bentuk benda kerja sedangkan panjangnya disesuaikan dengan langkah gerak, tinggi pegas dan ketebalan

Muhammadiyah mulai melebarkan sayapnya pada tahun 1920 terhitung ketika 6 tahun dari berdirinya Sekolah Dasar Muhammadiyah di Kudus pertama kalinya sebagai

Pendekatan secara koheren yang harus dilakukan untuk mengelola Big Data yang dimiliki oleh sebuah perusahaan supaya data tersebut dapat menghasilkan nilai dandiberikan kepada