INSTRUMEN PENELITIAN TESIS
ALAWAU AMANO (Suatu Kajian Antropologi Terhadap Makna Pelaksanaan Upacara Adat Kematian Dalam Masyarakat Nolloth) Oleh: Mersye Natalia Pattipeiluhu
A. Bentuk dan Sifat Wawancara
Teknik pengumpulan data ialah wawancara terbuka (Instructured Interview). Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan wawancara dalam pedoman dibawah ini merupakan pedoman umum, dalam arti akan ada pengembangan pertanyaan di lapangan sesuai dengan data yang diperoleh.
B. Informan
Informan dalam Penelitian ini meliputi unsur Tokoh Masyarakat, Raja, dan Pemuka/Tua-Tua Adat.
C. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini diarahkan untuk menjawab dua tujuan pokok yang ingin dicapai melalui penelitian ini, yaitu: (1). Mendeskripsikan upacara adat kematian alawau amano, dan (2). Mendeskripsikan makna pelaksanaan upacara adat kematian alawau amano.
I. Beberapa pertanyaan yang dikedepankan untuk menjawab persoalan di atas antara lain :
2. Mengapa saudara mengikuti atau terlibat dalam pelaksanaan upacara alawau amano?
3. Kapan upacara alawau amano dilaksanakan?
4. Apakah semua orang meninggal yang meninggal harus dilaksanakan upacara adat kematian?
5. Kenapa harus dilaksanakan upacara alawau amano? 6. Apakah semua warga tahu upacara alawau amano? 7. Siapa saja yang terlibat dalam upacara alawau amano?
8. Apakah upacara alawau amano merupakan upacara yang sangat penting? 9. Apa yang membuatnya penting?
10.Bagaimana kalau tidak dilaksanakan upacara? 11.Apakah ada akibat yang akan didapat?
12.Apa akibatnya?
13.Mengapa muncul pemahaman yang demikian?
14.Apakah ada keluarga yang tidak melaksanakan upacara ini? 15.Apakah akibat yang didapat adalah hukuman dari leluhur?
16.Apakah saudara mengetahui bentuk pelaksanaan upacara alawau amano? 17.Bila ya, bagaimana bentuk pelaksanaannya?
21.Menurut saudara, apakah sebelum melaksanakan upacara alawau amano, perlu melakukan persiapan-persiapan?
22.Siapa saja yang harus melakukan persiapan-persiapan? 23.Apa sajakah yang harus dipersiapkan?
24.Pada pelaksanaan upacara alawau amano, adakah syarat-syarat yang harus saudara penuhi?
25.Bila ya, syarat-syarat apa saja?
26.Apakah ada hukuman yang didapatkan? 27.Siapa yang memberi hukuman?
28.Apa saja hukuman yang di dapatkan?
29.Mengapa muncul pemahaman yang demikian?
30.Apa saja material yang dipakai dalam upacara alawau amano? 31.Apakah material yang dipakai bisa ditemui?
32.Bagaimana kalau salah satu material tidak dipersiapkan? 33.Mengapa muncul pemahaman demikian?
34.Menurut saudara, apa itu sebenarnya upacara alawau amano? 35.Apa makna upacara alawau amano?
36.Apakah setiap peserta upacara alawau amano harus berasal dari negeri Nolloth saja?
39.Acara adat apa sajakah yang perlu dilaksanakan upacara adat alawau amano?
40.Bila ya, mengapa? 41.Bila tidak, mengapa?
42.Menurut saudara, apakah tete-nene moyang turut hadir dalam pelaksanaan upacara alawau amano?
43.Bila ya, mengapa? 44.Bila tidak, mengapa?
45.Menurut saudara, apakah peran tete-nene moyang atau leluhur sangat penting dalam pelaksanaan upacara alawau amano?
46.Bila ya, mengapa? 47.Bila tidak, mengapa?
48.Menurut saudara, siapakah tete-nene moyang atau leluhur itu?
49.Menurut saudara dimanakah tete-nene moyang atau leluhur itu berada? 50.Pernahkah saudara bertemu dengan tete-nene moyang atau leluhur? 51.Bila ya, dalam wujud seperti apa?
52.Bila tidak, mengapa?
53.Menurut saudara, apakah ada cara untuk memanggil tete-nene moyang atau leluhur?
Pertanyaan Bagi Pemuka/Tua-Tua Adat
1. Apakah anda mengetahui sejarah dari upacara alawau amano? bila ya bagaimana kisahnya? darimana sumbernya? dan bila tidak mengapa? 2. Bagaimana pandangan anda sebagai Tua-Tua Adat dalam menyikapi
pelaksanaan upacara alawau amano?
3. Apa peran dari anda terkait dengan pelaksanaan upacara alawau amano? 4. Apakah ada syarat untuk menjadi seorang juru bicara dalam upacara
alawau amano?
Lampiran 1
Gambar 5. Juru bicara memimpin upacara Alawau Amanosambil memegang material.
Gambar 6. Juru bicara membagikan material ritus Alawau Amano kepada yang mewakili
untuk dibagikan kepada masyarakat.
Gambar 7. Penghargaan pertama diberikan
Gambar 9. Sirih pinang yang siap dibagikan kepada ibu-ibu.
Gambar 11. Isteri tuan kerja sementara memegang material yang akan dipakai dalam
upacara dulang tarbai.
Gambar 12. Sebelum material dibagikan para pelayan jenasah berdoa terlebih dahulu.