PSAK 50 (R
EVISI
2014)
INSTRUMEN KEUANGAN:
PENYAJIAN
5
0
Perkembangan Pengaturan Instrumen Keuangan
PSAK LAMA sd Th 1998
PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan kewajiban lancar
PSAK 50 Sekuritas
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
PSAK 31 Akuntansi Perbankan PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek
Tertentu
PSAK 51 Akuntansi Kuasi Organisasi
PSAK 55 Akuntansi Instrumen
Deivatif dan Aktivitas Lindung Nilai PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi
Hutang Piutang Bermasalah
PSAK Revisi 2006
PSAK 50 Instrumen Keuangan
Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 55 Instrumen Keuangan
Pengakuan dan Pengukuran
PSAK Revisi 2010 IAS 1 Jan 2009 PSAK 50 Penyajian
PSAK 55 Pengakuan dan Pengukuran PSAK 60 Pengungkapan
PSAK 50, 55, 60 Revisi 2014
3
Instrumen Keuangan 50,55,60
• Definisi
• Pemisahan liabilitas dan ekuitas
• Instrumen keuangan majemuk.
• Saham treasuri, bunga, dividen,
kerugian/keunntungan
• Saling hapus atas aset dan liabilitas
• Definisi dan klasifikasi
• Derivatif melekat
• Pengakuan dan penghentian pengakuan
• Pengukuran awal, pengukuran
selanjutnya, reklasifikasi, penurunan nilai.
• Lindung Nilai
Instrumen Keuangan
IAS 32
IAS 39
IFRS 7
PSAK 50
PSAK 55
PSAK 60
Kelas instrumen
keuangan dan tingkat pengungkapan Signifikansi instumen terhadap kinerja
Sifat dan cakupan
risiko –
PSAK 50
•
PSAK 50 merupakan adopsi dari IAS 32
Financial Instrument:
Presentation
•
PSAK revisi 2006 baru berlaku 2008 ditunda penerapan
2010
•
PSAK revisi 2010 merevisi PSAK 50 (sebelumnya mengenai
instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan yang
diterbitkan tahun 2006).
•
PSAK 50 (revisi 2010) diadopsi dari IAS 32 versi Oktober
2009.
•
PSAK 50 (2014)
–
Penghapusan pengaturan pajak penghasilan terkait
dividen
–
Penambahan persyaratan saling hapus aset dan liabilitas
keuangan
–
Penyesuaian definisi nilai wajar sesuai PSAK 68
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang
tidak material
PSAK 50 (2006)
•
Merubah PSAK 50 Akuntansi investasi efek
tertentu mengatur penyajian dan
pengukuran
•
PSAK 50 (revisi 2006) mengatur tentang
instrumen keuangan: penyajian dan
pengungkapan.
•
Perubahan menyeluruh instrumen
keuangan karena sebelumnya hanya
mengatur investasi efek tertentu, tidak
termasuk bentuk instrumen keuangan yang
lain.
PSAK 50 (2010)
•
PSAK 50 (revisi 2010) mengatur tentang penyajian
instrumen keuangan.
•
Pengaturan tentang pengungkapan instrumen
keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan.
–
Ruang lingkup & Definisi (puttable instrument)
–
Penyajian :
• Liabilitas dan ekuitas
• Instrumen keuangan majemuk
• Saham treasuri
• Bunga, dividen, keuntungan dan kerugian
• Saling hapus aset dan liabilitas keuangan
•
Pengaturan baru :
puttable
instrumen; Kewajiban
Isi PSAK 50 – Revisi 2014
•
Tujuan, Ruang Lingkup dan Definisi
•
Penyajian
–
Liabilitas dan Ekuitas
–
Instrumen Keuangan Majemuk
–
Saham yang Diperoleh Kembali
–
Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan
–
Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas
Keuangan (revisi 2013)
•
Pedoman Penerapan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari PSAK 50
•
Contoh Ilustrasi, melengkapi tetapi bukan merupakan
bagian dari PSAK 50
Ruang Lingkup
•
Diterapkan semua entitas untuk semua jenis instrumen keuangan
kecuali
– kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama.
– hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur dalam PSAK 24
– kontrak asuransi, namun berlaku untuk derivative yang melekat pada kontrak asuransi jika PSAK 55 mensyaratkan mencatat kontrak derivatif secara terpisah.
– instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup kontrak asuransi karena instrumen keuangan tersebut mengandung fitur partisipasi tidak mengikat.
– instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran berdasarkan PSAK 53
•
Diterapkan pada kontrak pembelian dan penjualan item non
keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau
instrumen keuangan lainnya, atau dengan mempertukarkan
instrumen keuangan seolah-olah instrumen keuangan.
Klasifikasi Instrumen Keuangan
10
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas
entitas lain
Kewajiban kontraktual
Kas
Kontrak
diselesaikan
dengan instrumen
ekuitas entitas
Hak
kontraktual
Instrumen
ekuitas entitas
lain
Aset Keuangan
Liabilitas keuangan
kontrak yang diselesaikan
dengan instrumen ekuitas
entitas
Ekuitas
11
Instrumen Keuangan
•
setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► liabilitas keuangan atau
► instrumen ekuitas entitas lain. ►Aset Keuangan
Kas
Instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas lain
Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi untung; atau
Kontrak yang akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas
• nonderivatif
• derivatif
►liabilitas Keuangan
Kewajiban kontraktual:
• untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
• untuk mempertukarkan aset
keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas;
kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
• non derivatif; atau
Definisi Nilai Wajar
•
nilai wajar adalah harga yang akan diterima
untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
•
nilai wajar adalah harga yang akan diterima
untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu
liabilitas dalam
transaksi teratur
antara
pelaku pasar
pada
tanggal pengukuran
.
•
“...the price that would be received to sell an
asset or transfer a liability in an orderly
transaction between market participants at the
measurement date.”
•
Penerbit instrumen keuangan pada saat
pengakuan awal mengklasifikasikan
instrumen tersebut atau komponennya
sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai
dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas
keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas.
•
Instrumen instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua
kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi:
a) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual
untuk:
i. menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau ii. mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas–
par 16
b)
jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut
merupakan:
i. nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi
penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi
Jual
• Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (
puttable instrument
) adalahinstrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang atau kematian atau purna karya dari
pemegang instrumen.
• Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (
puttable instrument
) adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnyauntuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang atau kematian atau purna karya dari
pemegang instrumen.
15
• kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut. (par 13)
• Diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur berikut:
– Memberikan hak kepada pemegangnya bagian prorata atas aset neto entitas pada saat dilikuidasi
– Instrumen berada dalam kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh instrumen lain
– Selain bentuk instrumen keuangan (lihat definisi)
•
Instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi
entitas penerbit untuk menyerahkan kepada entitas lain bagian
prorata aset neto hanya pada saat likuidasi. (par 16C)
•
Kewajiban timbul karena likuidasi pasti terjadi dan berada di luar
kendali atau tidak pasti terjadi namun berdasarkan opsi dan
pemegang instrumen.
•
Diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh
fitur:
– Memberikan hak bagian prorata aset neto enttitas
– Instrumen berada pada kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain.
– Seluruh instrumen berada pada kelas subordinat instrumen lain harus memiliki kewajiban kontraktual identik untuk menyerahkan bagian prorata aset neto pada saat likuidasi
Reklasifikasi Instrumen
•
Entitas mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai
instrumen ekuitas (sejak tanggal ketika instrumen memiliki
seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang ditetapkan.
•
Entitas mereklasifikasi instrumen keuangan sejak tanggal
ketika instrumen tidak lagi memiliki seluruh fitur atau
memenuhi kondisi di paragraf tersebut.
Contoh: Jika entitas menebus seluruh instrumen tanpa opsi
jual yang diterbitkan dan setiap instrumen yang mempunyai
fitur opsi jual yang masih beredar memiliki seluruh fitur dan
memenuhi semua kondisi di paragraf 13 dan 14, maka
entitas mereklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi
jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal ketika entitas
menebus instrumen tanpa opsi jual.
Penyelesaian Kontijensi
•
Instrumen keuangan dapat mensyaratkan entitas untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain tergantung
pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti di masa depan (kontiijensi).
•
Instrumen dengan penyelesaian kontijensi adalah
liabilitas keuangan,
kecuali
jika:
–
Bagian dari ketentuan penyelesaian kontijensi adalah tidak sah
–
Penerbit dapat disyaratakan untuk menyelesaikan kewajiban
hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi
Pilihan Penyelesaian
•
Jika instrumen keuangan
derivatif memberi
kepada salah satu pihak pilihan cara
penyelesaian
(misalnya penerbit atau pemegang
instrumen dapat memilih penyelesaian secara
neto dengan kas atau mempertukarkan saham
dengan kas), maka instrumen tersebut adalah
aset keuangan atau liabilitas keuangan
,
kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang
ada menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
–
Contoh: opsi saham yang memberi pilihan kepada
penerbit untuk menentukan penyelesaian secara neto
dengan kas atau mempertukarkan sahamnya dengan
sejumlah kas.
Penyelesaian Kontijensi
•
Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan
bagi penerbit, kecuali jika:
–
bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang
mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui
penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk
menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut
berupa liabilitas keuangan) adalah tidak sah (
not
genuine); atau
–
penerbit disyaratkan untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan kas atau dengan penyerahan aset keuangan lain
(atau jika tidak, untuk menyelesaikannya sebagaimana
jika instrumen tersebut merupakan liabilitas keuangan)
hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi; atau
–
instrumen tersebut memiliki seluruh fitur dan memenuhi
Instrumen Keuangan Majemuk
•
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif
mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan
untuk
menentukan
apakah instrumen tersebut
mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas
.
Komponen tersebut
diklasifikasikan secara
terpisah
sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
ketentuan di paragraf 11.
•
Entitas
mengakui secara terpisah
komponen
instrumen keuangan yang:
–
menimbulkan
liabilitas keuangan bagi entitas
; dan
–
memberikan opsi
bagi pemegang instrumen untuk
mengkonversi instrumen keuangan tersebut
menjadi instrumen ekuitas
dari entitas yang
bersangkutan.
•
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif
mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan
untuk
menentukan
apakah instrumen tersebut
mengandung
komponen liabilitas dan ekuitas
.
Komponen tersebut
diklasifikasikan secara
terpisah
sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan,, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
ketentuan di paragraf 11.
•
Entitas
mengakui secara terpisah
komponen
instrumen keuangan yang:
–
menimbulkan
liabilitas keuangan bagi entitas
; dan
–
memberikan opsi
bagi pemegang instrumen untuk
mengkonversi instrumen keuangan tersebut
menjadi instrumen ekuitas
dari entitas yang
Instrumen Keuangan Majemuk
Contoh:
•
Obligasi
atau instrumen serupa dapat dikonversi
oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan
jumlah yang telah ditetapkan merupakan
instrumen keuangan majemuk. Dari sudut
pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua
komponen:
–
liabilitas keuangan
(perjanjian kontraktual untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain); dan
–
instrumen ekuitas
(opsi beli yang memberikan hak
Saham Treasuri
•
Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka
instrumen tersebut (
saham treasuri
)
dikurangkan dari
ekuitas
.
•
Keuntungan atau kerugian
yang timbul dari pembelian,
penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas
entitas tersebut
tidak diakui dalam laba rugi
.
•
Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh
entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam
kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan
atau diterima
diakui secara langsung di ekuitas
.
23
• Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara
terpisah, dalam Iaporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
• Entitas mengungkapkan sesuai dengan PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi jika saham treasuri diperoleh oleh Pihak-pihak-Pihak-pihak berelasi.
• Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara
terpisah, dalam Iaporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
Bunga, Deviden, Kerugian dan
Keuntungan
•
Bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian yang
terkait dengan instrumen keuangan atau
komponen yang merupakan liabilitas keuangan
diakui sebagai pendapatan atau beban
dalam laba rugi
.
•
Distribusi kepada pemegang instrumen
ekuitas didebit oleh entitas secara
langsung ke ekuitas
, setelah dikurangi
dampak pajak penghasilan terkait.
•
Biaya transaksi yang timbul dari transaksi
Pajak Dividen
•
Pajak penghasilan yang terkait dengan distribusi
kepada pemegang instrumen ekuitas dan biaya
transaksi dicatat sesuai dengan PSAK 46: Pajak
Penghasilan.
•
Entitas umumnya menanggung berbagai biaya dalam
penerbitan atau perolehan kembali instrumen ekuitasnya.
•
Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas dicatat
sebagai pengurang ekuitas (setelah dikurangi dampak pajak
penghasilan), sepanjang biaya tersebut merupakan biaya
tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan transaksi ekuitas, namun diabaikan jika tidak dapat
diatribusikan secara langsung.
•
Biaya transaksi ekuitas yang diabaikan tersebut diakui
sebagai beban.
Saling Hapus
•
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:
– saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan sating hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
– berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
•
Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak
memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak boleh
melakukan saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas
terkait (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan
dan Pengukuran paragraf 36).
•
Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan
paragraf 13B-13E untuk
Saling Hapus - PA
•
Untuk memenuhi kriteria saling hapus, entitas saat ini harus
memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk
melakukan saling hapus. Ini berarti bahwa hak saling hapus:
– harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan; dan
– harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai berikut:
• situasi bisnis yang normal;
• peristiwa kegagalan; dan
• peristiwa kepailitan atau kebangkrutan dari entitas dan seluruh pihak lawan.
Saling Hapus - PA
• Kriteria bahwa entitas 'memiliki intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan‘:
a. aset keuangan dan liabilitas keuangan yang memenuhi syarat untuk saling hapus disampaikan pada saat yang bersamaan untuk dilakukan pemrosesan;
b. setelah aset keuangan dan liabilitas keuangan disampaikan untuk diproses, para pihak berkomitmen untuk memenuhi kewajiban penyelesaian;
c. tidak ada potensi arus kas yang timbul dari aset dan liabilitas untuk berubah; d. aset dan liabilitas yang diagunkan dengan efek akan diselesaikan dengan
pengalihan efek atau sistem yang sejenis (sebagai contoh, pengiriman dibandingkan dengan pembayaran), sehingga jika pengalihan efek gagal, pemrosesan piutang atau hutang terkait yang sekuritasnya diagunkan juga akan gagal (dan sebaliknya); e. setiap transaksi yang gagal, sebagaimana diuraikan dalam (d), akan disampaikan
kembali untuk diproses sampai transaksi yang gagal tersebut diselesaikan;
f. penyelesaian dilakukan melalui institusi penyelesaian yang sama (sebagai contoh, bank penyelesaian, bank sentral atau penyimpanan efek sentral), dan terdapat fasilitas kredit intraday yang akan memberikan jumlah cerukan yang cukup untuk memungkinkan proses pembayaran
Tanggal Efektif dan Penarikan
•
Entitas menerapkan Pernyataan secara
prospektif untuk periode yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2015, kecuali par
07,26 PA41 berlaku secara prospektif.
•
Pernyataan ini menggantikan PSAK 50
(2010)
Pedoman Aplikasi
31
• Kas untuk kas (penyelesaian neto dengan kas)
• Saham untuk Saham (penyelesaian neto dengan saham) • Kas untuk saham (penyelesaian fisik bruto
• Pilihan penyelesaian
Kontrak forward membeli atau menjual saham
Pembelian atau Penerbitan opsi beli saham
Pembelian atau Penerbitan Opsi jual saham
Entitas tanpa ekuitas atau ekuitas tertentu
Pemisahan Instrumen keuangan majemuk saat pengakuan awal
Pemisahan instrumen keuangan majemuk yang memiliki fitur derivati melekat ganda
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 08
Ilustrasi:
PT XYZ menerbitkan 1000 lembar obligasi yang dapat
dikonversi dengan nilai nominal Rp 200.000 pada awal tahun
2013. Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun dengan
pembayaran bunga 7 persen setiap akhir Desember. Setiap
obligasi dapat dikonversi menjadi 100 lembar saham dengan
nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk obligasi sejenis adalah
9 persen.
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 09
Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
PV nilai nominal =
= Rp
119.253.465
PV pembayaran bunga =
62.802.860
PV komponen liabilitas
Rp 182.056.325
= Rp
119.253.465
62.802.860
PV komponen liabilitas
Rp 182.056.325
Komponen ekuitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
Nilai wajar obligasi pada tanggal penerbitan
Rp
200.000.000
Dikurangi: nilai wajar komponen liabilitas pada
tanggal penerbitan
182.056.325
Nilai wajar komponen ekuitas pada tanggal
penerbitan
17.943.675
Rp
Pencatatan jurnal atas transaksi:
Kas
200.000.000
Utang obligasi
182.056.325
10
Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai
maturity
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Utang obligasi
200.000.000
Kas
200.000.000
Kondisi 2: Obligasi dikonversi saat
maturity
Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675
Utang obligasi
200.000.000
Saham biasa
50.000.000
Agio saham – biasa
167.943.675
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 dapat
ditransfer ke akun agio saham – biasa.
TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 11
Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum
maturity
Utang yang Dapat Dikonversi (contoh)
Daftar Amortisasi Obligasi
Tanggal Kas dibayarkan Beban bunga Amortisasi diskonto Nilai tercatat
01/01/2013 182,056,325
31/12/2013 14,000,000 16,385,069 2,385,069 184,441,394
31/12/2014 14,000,000 16,599,725 2,599,725 187,041,120
31/12/2015 14,000,000 16,833,701 2,833,701 189,874,821
Obligasi dikonversi menjadi saham pada tanggal 31 Desember 2015
Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675
Utang obligasi
189.874.821
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
13
PT DEF menerbitkan
500
lembar saham biasa dengan nilai par
Rp
100
dan nilai wajar Rp 600, serta
200
lembar saham preferen dengan
nilai par
Rp 200
dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum
Rp 400.000
.
Kas
400.000
Saham preferen (
200
x
Rp 200
)
40.000
Agio saham preferen (
160.000
–
40.000
)
120.000
Saham biasa (
500
x
Rp 100
)
50.000
Agio saham biasa (
240.000
–
50,000
)
190.000
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
PT DEF menerbitkan
500
lembar saham biasa dengan nilai par
Rp
100
dan nilai wajar Rp 600, serta
200
lembar saham preferen dengan
nilai par
Rp 200
dan nilai wajar
tidak diketahui
yang dijual dengan
lump sum
Rp 400.000
.
Kas
400.000
Saham preferen (
200
x
Rp 200
)
40.000
Agio saham preferen (
100.000
–
40.000
)
60.000
Saham biasa (
500
x
Rp 100
)
50.000
Agio saham biasa (
300.000
–
50,000
)
250.000
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Saham Treasuri (contoh)
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 200 pada harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan,
perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
Ekuitas
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan
beredar
Rp
4.000.00
0
Agio saham biasa
6.000.00
0
Laba ditahan
20.000.0
00
Total ekuitas
30.000.0
Saham Treasuri (contoh)
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi
saham sebanyak 5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Saham treasuri 3.500.000
Kas
3.500.000
Saham treasuri 3.500.000
Kas
3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan
dan 15.000 beredar
Rp4.000.000
Agio saham biasa
6.000.000
Laba ditahan
20.000.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 1.000
Kas 500.000
Saham treasuri 350.000 Agio saham treasuri 150.000 Kas 500.000
Saham treasuri 350.000 Agio saham treasuri 150.000
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 600.
Kas 300.000
Agio saham treasuri50.000
Saham treasuri 350.000 Kas 300.000
Agio saham treasuri50.000
Saham treasuri 350.000
Agio Saham Treasuri
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp 550.
Kas
550.000
Agio saham treasuri 100.000
Laba ditahan
50.000
Saham treasuri
700.000
Kas
550.000
Agio saham treasuri 100.000
Laba ditahan
50.000
35
Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas
dividen Rp 200 atas 200.000 saham yang terutang pada tanggal
12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada
tanggal 22 Juni.
Tanggal pengumuman (2 Juni)
Laba ditahan
40.000.000
Utang dividen
40.000.000
Tanggal pencatatan (22 Juni) No entry
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen 40.000.000
Kas
40.000.000
Tanggal pengumuman (2 Juni)
Laba ditahan
40.000.000
Utang dividen
40.000.000
Tanggal pencatatan (22 Juni) No entry
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen 40.000.000
Kas
40.000.000
Dividen Properti (contoh)
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa
investasinya dalam bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan
mengumumkan dividen properti tanggal 12 Desember 2012, untuk
didistribusikan tanggal 22 Januari 2X13 kepada pemegang saham yang
tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman, sekuritas
tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa
investasinya dalam bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan
mengumumkan dividen properti tanggal 12 Desember 2012, untuk
didistribusikan tanggal 22 Januari 2X13 kepada pemegang saham yang
tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman, sekuritas
tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)
Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian 100.000.000 Investasi ekuitas 100.000.000
Laba ditahan 200.000.000
Utang dividen properti 200.000.000
Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian 100.000.000 Investasi ekuitas 100.000.000
Laba ditahan 200.000.000
Utang dividen properti 200.000.000
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Utang dividen properti 200.000.000
Investasi ekuitas 200.000.000 Utang dividen properti 200.000.000
PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham
biasa sebesar Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa
pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai
pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal
.
PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham
biasa sebesar Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa
pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai
pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal
.
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 100.000.000
Agio saham biasa120.000.000
Utang dividen
220.000.000
Tanggal pembayaran
Utang dividen
220.000.000
Kas
220.000.000
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan
10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham
tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp
300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan
10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham
tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp
300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta Agio saham biasa 20 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta Saham b 40 juta
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par
Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW
mengumumkan
30 persen
dividen saham, maka perusahaan
menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang
saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka
pencatatannya adalah:
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par
Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW
mengumumkan
30 persen
dividen saham, maka perusahaan
menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang
saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka
pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan (600 ribu x Rp 200) 120 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta Saham biasa 120 juta
Share Split
Untuk mengurangi nilai pasar saham.
No entry
untuk pencatatan
share split
.
Mengurangi nilai pasar
dan
meningkatkan jumlah
saham.
Ekuitas sebelum 2-for-1 split
Ekuitas sesudah 2-for-1 split
Saham biasa, 2 juta lembar
dengan nilai par Rp 200 Rp 400 juta Saham biasa, dengan nilai par 4 juta Rp 100lembar Rp 400 juta
Laba ditahan Rp200 juta Laba ditahan Rp200 juta
44
Perbandingan Dividen Saham,
Share Split,
dan Dividen
Kas
Dampak pada Pengumuman dividen kas Pembayaran dividen kas
Pengumuman dan distribusi
Dividen
saham kecil saham besarDividen Share split
Laba ditahan Berkurang Tetap Berkuranga Berkurangb Tetap
Modal saham Tetap Tetap Bertambahb Bertambahb Tetap
Agio saham Tetap Tetap Bertambahc Tetap Tetap
Jumlah ekuitas Berkurang Tetap Tetap Tetap Tetap
Working capital Berkurang Tetap Tetap Tetap Tetap
Jumlah aset Tetap Berkurang Tetap Tetap Tetap Jumlah saham
47
Penyajian Ekuitas
48
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
PSAK 50:
ILUSTRASI
Asumsi-asumsi
Tanggal Kontrak
1 Feb 20X2
Tanggal Jatuh Tempo
31 Jan 20X3
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 20X2
Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 20X2 Rp110
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 20X3
Rp106
Fixed forward price yang harus dibayar 31 Jan 20X3
Rp104
Nilai kini dari forward price pada 1 Feb 20X2
Rp100
Jumlah saham berdasarkan kontrak berjangka
1.000
Nilai wajar kontrak berjangka pada 1 Feb 20X2
Rp0
Nilai wajar kontrak berjangka 31 Desember 20X2
Rp6.300
Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Januari 20X3
Rp2.000
Contoh 1 & 2
•
Kontrak pembelian berjangka atas saham akan
diselesaikan neto secara tunai tidak ada saham milik
entitas yang diserahterimakan dalam penyelesaian
kontrak ini.
•
Pada 1 Februari 20X2, Entitas A menyepakati sebuah
kontrak dengan Entitas B untuk menerima pembayaran
sejumlah nilai wajar dari 1.000 saham biasa Entitas A
yang beredar sampai dengan 31 Januari 20X3 dengan
menyerahkan kas sejumlah Rp104.000 (atau Rp104 per
saham) pada 31 Januari 20X3.
•
Kontrak tersebut akan diselesaikan netto secara tunai.
•
Entitas A mencatat ayat-ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari 2002
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1
Februari 2002 adalah Rp100
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah
nol
Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan karena nilai wajar derivatif
sama dengan nol dan tidak ada kas yang dibayarkan atau diterima.
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat
menjadi Rp110, akibatnya nilai wajar kontrak berjangka meningkat
menjadi Rp6.300
Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar kontrak berjangka
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan
Kas)
Pembelian
Penjualan
Dr Aset forward
Cr Keuntungan Rp 6.300Rp 6.300 Dr Kerugian Cr Liabilitas Berjangka
Rp 6.300
31 Januari 2003
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham turun
menjadi Rp106. Nilai wajar dari kontrak berjangka adalah
Rp2.000 atau (Rp106 x 1000 – Rp104.000).
Pada hari yang sama, kontrak tersebut diselesaikan neto secara
tunai. Entitas A berkewajiban untuk menyerahkan Rp104.000
kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan
Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A, jadi Entitas B harus
membayar selisihnya sebesar Rp2.000 kepada Entitas A.
• Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak berjangka (Rp4.300=Rp6.300-Rp2.000)
• Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan
Kas)
Pembelian
Penjualan
Dr Kerugian
Cr Aset forward Rp 4.300Rp 4.300 Dr Liabilitas forward Cr Keuntungan Rp 4.300Rp 4.300 Dr Kas
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a) dengan
pengecualian bahwa penyelesaiannya dilakukan secara neto
dengan saham. Ayat-ayat jurnal yang dibuat Entitas A sama
dengan butir (a) di atas, kecuali untuk mencatat penyelesaian
kontrak berjangka tersebut, yaitu:
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan
Saham)
31 Januari 2003
Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban
menyerahkan sahamnya yang bernilai Rp104.000 (Rp104 x 1000)
kepada Entitas B, dan Entitas B berkewajiban menyerahkan saham
Entitas A senilai Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A. Jadi
Entitas B harus menyerahkan saham senilai Rp2.000
(Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas A, atau sama dengan 18,9 lembar
saham (Rp2000/Rp106)
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka.
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan dengan penyerahan kas dan saham
Entitas A yang nilai dan jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar oleh Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104.
• Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000 secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar saham beredar
entitas A kepada entitas A setelah satu tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
• 1 Februari untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah satu tahun yang dibukukan sesuai nilai wajarnya Rp100.000 yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat PSAK 55 Paragraf PA79).
• 31 Desember 2002 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas pada nilai pelunasan/ penebusan saham.
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan dengan penyerahan kas dan saham
Entitas A yang nilai dan jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar oleh Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104.
• Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000 secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar saham beredar
entitas A kepada entitas A setelah satu tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
• 1 Februari untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah satu tahun yang dibukukan sesuai nilai wajarnya Rp100.000 yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat PSAK 55 Paragraf PA79).
• 31 Desember 2002 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas pada nilai pelunasan/ penebusan saham.
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
Cr Liabilitas Rp 100.000Rp 100.000 Tidak ada jurnal Dr Beban Bunga
•
Pada 31 Januari 2003 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi
beban yang dihitung menggunakan metode bunga efektif atas
liabilitas pada nilai pelunasan/penebusan saham.
•
Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham Entitas A
secara kas.
•
Pada 31 Januari 2003 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi
beban yang dihitung menggunakan metode bunga efektif atas
liabilitas pada nilai pelunasan/penebusan saham.
•
Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham Entitas A
secara kas.
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
Pembelian
Penjualan
Dr Beban Bunga
Cr Liabilitas Rp 340 Rp 340 Tidak ada jurnal Dr Liabilitas
•
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai,
neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas
dengan saham) menjadikan kontrak pembelian kembali
berjangka (
forward repurchase contract
) sebagai aset
keuangan atau liabilitas keuangan.
•
Jika
alternatif
yang
dipilih
adalah
dengan
mempertukarkan kas dengan saham (butir (c) di atas),
maka Entitas A harus membukukan liabilitasnya untuk
menyerahkan kas sebagai utang, seperti ilustrasi pada
butir (c) di atas.
•
Jika tidak, maka Entitas A memperlakukan kontrak
berjangka tersebut sebagai sebuah derivatif.
•
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai,
neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas
dengan saham) menjadikan kontrak pembelian kembali
berjangka (
forward repurchase contract
) sebagai aset
keuangan atau liabilitas keuangan.
•
Jika
alternatif
yang
dipilih
adalah
dengan
mempertukarkan kas dengan saham (butir (c) di atas),
maka Entitas A harus membukukan liabilitasnya untuk
menyerahkan kas sebagai utang, seperti ilustrasi pada
butir (c) di atas.
•
Jika tidak, maka Entitas A memperlakukan kontrak
berjangka tersebut sebagai sebuah derivatif.
Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang harus dibukukan atas
hak yang timbul dari pembelian atau penerbitan opsi beli atas saham
milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai, (b) neto
dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas dengan saham milik
entitas. Contoh ini juga mendiskusikan efek dari pilihan penyelesaian
(lihat butir (d) di bawah):
Asumsi-asumsi:
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal
Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise
Entitas A, Pihak Pertama
Entitas B, Pihak Kedua
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002
Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003
Rp104
Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003
Rp102
Jumlah lembar saham menurut kontrak
1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002
Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002
Rp3.000
Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003
Rp2.000
Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas B kewajiban untuk menyerahkan, dan Entitas A hak
untuk menerima, nilai wajar dari 1000 lembar saham biasa Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 atas kas senilai Rp102.000 (Rp102 x 1000) yang akan diterimanya pada tanggal 31 Januari 2003, jika Entitas A
menggunakan hak tersebut. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan haknya, maka tidak terjadi
pembayaran. Jurnal yang dibukukan oleh Entitas A adalah sebagai berikut:
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
1 Februari 2002
Harga per lembar saham ketika kontrak disepakati pada 1 Februari 2002 adalah Rp100. Nilai wajar awal dari kontrak pada 1 Februari 2002 adalah
Rp5.000, yaitu sejumlah yang harus dibayarkan oleh Entitas A pada Entitas B. Pada tanggal itu, opsi tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu, karena harga exercise/strike price Rp102 melebihi harga pasar per lembar saham (Rp100) sehingga tidaklah ekonomis jika Entitas A mengexercise opsinya. Dengan kata lain, opsi beli tersebut dalam posisi tidak untung.
Pembelian
Penjualan
Dr Aset Opsi Beli
Cr Kas Rp 5.000Rp 5.000 Dr Kas Cr Kewajiban opsi beli
Rp 5.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat
menjadi Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp3.000, dimana
nilai intrinsiknya menjadi Rp2000 ([Rp104-Rp102] X 1000), dan yang
Rp1.000 adalah nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat penurunan
dalam nilai wajar opsi beli.
Pembelian
Penjualan
Dr Kerugian
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
•
31 Januari 2003
•
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham masih Rp104.
Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp2.000 yang keseluruhannya
merupakan nilai intrinsik ([Rp104-Rp102] x 1000) karena tidak ada
lagi nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat penurunan dalam
nilai wajar opsi beli.
•
Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan
kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas B
berkewajiban menyerahkan Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp102.000
(Rp102 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas A berhak
menerima selisih sebesar Rp2.000 secara tunai. Untuk mencatat
penyelesaian kontrak.
Pembelian
Penjualan
Dr Kerugian
Cr Aset Opsi beli Rp 1.000Rp 1.000 Dr Kewajiban opsi beli Cr Keuntungan Rp 1.000Rp 1.000 Dr Kas
Cr Aset opsi beli Rp 2.000Rp 2.000 Dr Kas Cr Kewajiban opsi beli
Rp 2.000
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan
pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan dalam bentuk
serah terima saham. Jurnal yang harus dibuat oleh Entitas A sama
dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk pencatatan penyelesaian
kontrak, yaitu:
Saham untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan
Saham)
31 Januari 2003
Entitas A melaksanan opsi belinya dan kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas B berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai
Rp104.000 (Rp104 x 1.000) kepada Entitas A dan menerima saham Entitas A senilai Rp102.000 (Rp102 X 1000) dari Entitas A, sehingga Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sebanyak 19.2 lembar saham (Rp2.000/Rp104) .Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Penyelesaian ini dianggap sebagai transaksi Saham yang Diperoleh Kembali (jadi tidak ada keuntungan atau kerugian).
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
Cr Aset opsi beli Rp 2.000Rp 2.000 Dr Ekuitas Cr Kewajiban opsi beli
Rp 2.000
•
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a),
dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan melalui
penerimaan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan dan
penyerahan kas yang nilainya telah ditetapkan, jika Entitas A
menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas,
harga exercise per lembar saham ditetapkan sebesar Rp102.
•
Entitas A berhak menerima 1.000 lembar saham beredarnya atas
kas sejumlah Rp102.000 (Rp102 x 1.000) yang diserahkannya,
jika Entitas A menggunakan opsinya.
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
1 Februari 2002
Untuk mencatat kas yang dibayarkan atas hak untuk membeli
kembali saham Entitas A setelah satu tahun dengan harga yang
telah ditetapkan. Premi yang dibayarkan dibukukan sebagai ekuitas.
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang dibukukan karena tidak ada kas yang
diserahterimakan dan karena kontrak memberi hak untuk menerima
saham milik Entitas A dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan
menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka kontrak
tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas.
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut
diselesaikan secara bruto. Entitas B berkewajiban menyerahkan
1000 lembar saham Entitas A atas kas sebesar Rp102.000 yang
diterimanya.
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset keuangan.
• Opsi beli tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan dengan cara lain, kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Entitas A
mengakui sebuah aset derivatif sebagaimana yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset keuangan.
• Opsi beli tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan dengan cara lain, kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Entitas A
mengakui sebuah aset derivatif sebagaimana yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
D. Pilihan Penyelesaian
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan
saham, atau dengan mepertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan.
• Opsi tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lain yang diterimanya.
• Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana
• penyelesaian tersebut dilakukan.
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan
saham, atau dengan mepertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan.
• Opsi tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lain yang diterimanya.
• Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana
Asumsi
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002
Rp100
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Des 2002
Rp95
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Jan 2003 Rp95
Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima pada 31 Januari
2003 Rp98
Jumlah lembar saham menurut kontrak
1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002
Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002
Rp4.000
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003
Rp3.000
• Kontrak pembelian opsi yang akan diselesaikan neto secara tunai.
• Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas A sebuah hak untuk menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk membeli, nilai wajar dari 1000 lembar saham
Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 dengan strike price Rp98.000 (atau Rp98 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas A menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan opsinya, maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan ayat jurnal sebagai berikut:
• Kontrak pembelian opsi yang akan diselesaikan neto secara tunai.
• Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi Entitas A sebuah hak untuk menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk membeli, nilai wajar dari 1000 lembar saham
Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 dengan strike price Rp98.000 (atau Rp98 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas A menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak menggunakan opsinya, maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan ayat jurnal sebagai berikut:
A. Penyelesaian Neto dengan Kas
1 Februari 2002
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002 adalah Rp100
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah 5.000
• Pada tanggal tersebut opsi tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu karena exercisenya lebih rendah dari harga pasar.
• Tidak ekonomis jika entitas menggunakan opsinya, posisi opsi tersebut tidak mengutungkan.
Pembelian
Penjualan
Dr Aset Opsi Jual
Cr Kas Rp 5.000Rp 5.000 Db. Kas Cr Kewajiban opsi jual
Rp 5.000
31 Desember 2003
• Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham turun
menjadi Rp95. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp4.000,
dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp3.000 ([Rp98-Rp95] x 1000)
dan Rp1.000 merupakan nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat
penurunan dalam nilai wajar opsi beli..
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan
Kas)
Pembelian
Penjualan
Dr Kerugian
31 Januari 2003
•
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham tetap
Rp95. Nilai wajar dari opsi beli tersebut turun menjadi
Rp3.000, yaitu sebesar nilai intrinsiknya ([Rp98-Rp95] x 1000)
karena nilai
waktunya telah habis. Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi.• Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan secara tunai. Entitas B berkewajiban
menyerahkan Rp98.000 kepada Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp95.000 (Rp95 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas B harus membayar selisih sebesar Rp3.000 pada Entitas A.
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan
Kas)
Pembelian
Penjualan
Dr Kerugian
Cr Aset opsi jual Rp 1.000Rp 1.000 Dr Liabilitas opsi jual Cr Keuntungan Rp 1.000Rp 1.000 Dr Kas
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan
pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan dengan saham. Entitas A membukukan jurnal yang sama seperti jurnal pada butir (a), kecuali:
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan dengan saham. Akibatnya, Entitas A berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp98.000 kepada Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan saham miliknya senilai Rp95.000 (Rp95 x 1.000) pada
Entitas B, sehingga akhirnya Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sama dengan 31.6 (Rp3.000/Rp95) lembar saham pada Entitas A.
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto
dengan Saham)
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan kas yang nilainya telah ditetapkan atas penyerahan saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan, jika Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga exercise per lembar
ditetapkan sebesar Rp98.
• Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp98.000 (Rp98 x 1000) pada Entitas A sebagai pengganti 1.000 lembar saham Entitas A yang diterimanya, jika Entitas A menggunakan opsinya.
• Entitas A berkewajiban membayar Rp98.000 secara tunai sebagai pengganti 1.000 lembar saham beredar Entitas A yang diterimanya jika Entitas B
menggunakan opsinya.Dicatat Untuk nilai kini kewajiban penyerahan Rp98.000 dalam satu tahun, yakniRp95.000, sebagai liabilitas.
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik
Bruto)
Pembelian
Penjualan
Dr Ekuitas
Cr Kas Rp 5.000Rp 5.000 Dr Kas Cr Ekuitas Rp 5.000Rp 5.000 Dr Ekuitas
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang harus dibukukan pada 31 Desember 2002
karena serah terima kas tidak terjadi dan karena kontrak
memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam
jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang
nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi
definisi instrumen ekuitas.
Entitas A mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan
metode bunga efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan
saham.
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik
Bruto)
Pembelian
Penjualan
Tidak ada jurnal Dr Beban bunga
31 Januari 2003
Mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan saham.
Entitas A menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai untuk 1.000 lembar saham Entitas
A yang diterimanya.
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya, dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai kepada Entitas B sebagai pengganti
Pembelian
Penjualan
Dr Beban bunga
Cr Ekuitas Rp 250Rp 250 Dr Kas
Cr Ekuitas Rp 98.000Rp 98.000 Dr. Liabilitas Cr Kas Rp 98.000Rp 98.000
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto
dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dan saham)
menjadikan opsi jual sebagai liabilitas keuangan.
Jika alternatif yang digunakan adalah mempertukarkan kas
dengan saham (butir (c) di atas), Entitas A membukukan
liabilitasya untuk menyerahkan kas sebagaimana ilustrasi pada
butir (c) di atas. Jika tidak, Entitas A akan membukukan opsi jual
tersebut sebagai liabilitas derivatif.
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto
dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dan saham)
menjadikan opsi jual sebagai liabilitas keuangan.
Jika alternatif yang digunakan adalah mempertukarkan kas
dengan saham (butir (c) di atas), Entitas A membukukan
liabilitasya untuk menyerahkan kas sebagaimana ilustrasi pada
butir (c) di atas. Jika tidak, Entitas A akan membukukan opsi jual
tersebut sebagai liabilitas derivatif.
D. Pilihan Penyelesaian
•
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto
dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dan saham)
menjadikan opsi jual tersebut sebagai aset keuangan.
•
Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas karena
tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A
menerbitkan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan
sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang
diterimanya.
•
Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai dengan ilustrasi
pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat
penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian
tersebut dilakukan.
•
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto
dengan saham, atau dengan mempertukarkan kas dan saham)
menjadikan opsi jual tersebut sebagai aset keuangan.
•
Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas karena
tidak dapat diselesaikan selain dengan cara Entitas A
menerbitkan saham dalam jumlah yang telah ditetapkan
sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang
diterimanya.
•
Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai dengan ilustrasi
pada butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat
penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
•
Laporan posisi keuangan
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat
Dikonversi
•
Pada 1 Januari 1999, Entitas A menerbitkan sebuah 10% -
debenture
yang dapat dikonversi dengan nilai nominal Rp1.000
dan jatuh tempo pada 31 Desember 2008.
Debenture
ini dapat
dikonversi menjadi saham biasa Entitas A dengan harga konversi
Rp25 per lembar. Bunga dibayar tunai tiap setengah tahun. Pada
tanggal penerbitannya, Entitas A dapat menerbitkan instrumen
utang berjangka sepuluh tahun dengan tingkat bunga kupon 11
persen.(
Debenture
– obligasi tanpa jaminan)
Komponen Liabilitas
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar Rp50 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% 597 Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun dengan tingkat bungadiskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan 343
Total 940
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000 – total hasil dan Rp940 – hasil alokasi di atas) 60
Total hasil yang diperoleh 1,000 Komponen Liabilitas
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar Rp50 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% 597 Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun dengan tingkat bungadiskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan 343
Total 940
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000 – total hasil dan Rp940 – hasil alokasi di atas) 60
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat
Dikonversi
• Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikonversi tersebut memiliki nilai wajar Rp1.700.
• Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang debenture untuk membeli
kembali debenture tersebut dengan harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal pembelian kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang yang tidak dapat dikonversi berjangka lima tahun dengan tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.
81
Komponen Liabilitas: N. Tercatat Perb Wajar
Nilai kini dari 10 pembayaran bunga tengah tahunan sebesar Rp50, yang di diskonto pada 11 dan 8% 377 405 Nilai kini dari Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun dan
didiskonto pada 11 dan 8%, bungamajemuk tengah tahunan 585 676 962 1,081 (119)
Kompnen Ekuitas 60 619 (559)
Total 1022 1700 (678)
Komponen Liabilitas: N. Tercatat Perb Wajar
Nilai kini dari 10 pembayaran bunga tengah tahunan sebesar Rp50, yang di diskonto pada 11 dan 8% 377 405 Nilai kini dari Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun dan
didiskonto pada 11 dan 8%, bungamajemuk tengah tahunan 585 676 962 1,081 (119)
Kompnen Ekuitas 60 619 (559)
Total 1022 1700 (678)
Dr Komponen Liabilitas Rp962
Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119
Cr Kas Rp1.081
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas Dr Ekuitas Rp619
Cr Kas Rp619
Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen ekuitas Dr Komponen Liabilitas Rp962
Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119
Cr Kas Rp1.081
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas Dr Ekuitas Rp619
Cr Kas Rp619