• Tidak ada hasil yang ditemukan

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "12 Media Bina Ilmiah ISSN No"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

_____________________________________________

Volume 10, No. 1, Januari 2016 http://www.lpsdimataram.com

ANALISIS KEBUTUHAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT

Oleh Sri Sukarni

Dosen pada Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstract: English is one of the subjects recorded in UNTB curriculum and as a compulsory subject to be learned by non English department students. In choosing teaching material, need analysis is conducted because need analysis is the process to collect information about students’ needs based on necessities, lacks and wants. This study aimed to analyze needs of English for UNTB students. The result of the need analysis will be useful in English for Specific Purposes (ESP) since ESP characteristics are designed to meet specified needs of the learners and related in content that is in its theme and topics to particular disciplines, occupations and activities. Method of the study is survey and instrument of the study is questionnaires. Based on research finding showed students’ needs 1). linguistics component is integrated with language skills; 2). learning is more emphasized on language skills and 3). teaching material is related to students’ field interest and preparation to work or professional lives of the students.

Keywords: need analysis, English for Specific Purposes, teaching material PENDAHULUAN

Perkembangan dan persaingan yang semakin cepat menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia global. Disamping menghasilkan lulusan yang cerdas, perguruan tinggi juga dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan ilmunya dalam kehidupan masyarakat/ dunia kerja. Agar para lulusan mampu bersaing untuk memasuki dunia kerja, maka inovasi kurikulum dan materi ajar yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia kerja perlu dikembangkan. Disamping itu juga kompetensi komunikasi perlu dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat dunia terutama komunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun tertulis.

Status pengajaran bahasa Inggris dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu sebagai bahasa pertama, kedua dan asing (Dubin dan Olshtain, 1986). Sebagai bahasa pertama, bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Sebagai bahasa kedua bahasa Inggris dipergunakan sebagai alat pembelajaran di sekolah dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Sebagai bahasa asing bahasa Inggris digunakan untuk pembelajaran di sekolah.

Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia diselenggarakan sebagai bahasa asing yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar telah dimulai sejak pertengahan tahun 1994. Dalam pelaksanaannya di Sekolah Dasar, pengajaran bahasa Inggris diselenggarakan

sebagai muatan lokal yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami keterangan lisan dan tertulis serta ungkapan sederhana. Di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi bahasa Inggris sudah diberi status sebagai bahasa asing pertama yang wajib diajarkan.

Di perguruan tinggi bahasa Inggris merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh mahasiswa non program studi bahasa Inggris. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat berkomunikasi, membaca dan memahami

literature dalam bahasa Inggris. Sebagai Mata

Kuliah Dasar Umum pada non program studi bahasa Inggris, arah pembelajaran bahasa Inggris untuk non program studi bahasa Inggris berbeda dengan bahasa Inggris pada program studi bahasa Inggris.

Di Universitas Nusa Tenggara Barat bahasa Inggris diajarkan dengan jumlah beban 2 sks dan ditempuh pada semester gasal atau genap tergantung pada kurikulum pada tiap-tiap fakultas. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pembelajaran bahasa Inggris ditujukan untuk kepentingan mahasiswa selama kuliah ataukah untuk kepentingan lulusan di dunia kerja? Pertanyaan ini berkaitan dengan materi ajar bahasa Inggris yang diajarkan; apakah reading text yang disajikan sama untuk semua mahasiswa padahal mahasiswa belajar pada program studi yang berbeda. Misalnya apakah mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat mempelajari topik

reading text bahasa Inggris yang sama dengan

(2)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 1, Januari 2016

berbeda karena topik dan istilah yang digunakan pada disiplin ilmu tiap program studi berbeda. Untuk menjawab pertanyaan ini maka pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa non program studi bahasa Inggris perlu dianalisis sehingga ditemukan bahasa Inggris seperti apa yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mahasiswa.

English for Specific Purposes (ESP) adalah

bahasa Inggris untuk tujuan khusus. ESP bertujuan agar pembelajar mampu menguasai bahasa Inggris pada bidang yang mereka pelajari dan biasa dikenal sebagai mata kuliah Bahasa Inggris bagi mahasiswa non program studi bahasa Inggris. Sysoyev (2000) mengatakan…..when taking into

account information about the students, goals , and objectives, teachers need to determine which aspect of ESP learning will be included, emphasized, integrated and used as a core of the course to address students’ need and expectation.

Pernyataan tersebut berimplikasi bahwa ESP didesain untuk menyiapkan pembelajar bahasa Inggris yang digunakan dalam disiplin ilmu dan pekerjaan tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Misalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Seni; mereka harus memahami bahasa Inggris yang berhubungan dengan Ilmu Seni, atau jika mereka mahasiswa Fakultas Ilmu Kehutanan maka mereka harus memahami bahasa Inggris untuk diterapkan pada Ilmu Kehutanan. Gambaran ini menyatakan bahwa materi ajar ESP membantu pemahaman pembelajar terhadap bahasa Inggris sesuai disiplin ilmu pembelajar dan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja.

Why does the learner need to learn a foreign language? Pertanyaan yang diajukan oleh Hutchinson dan Waters (1987) tersebut mengawali munculnya English for Specific Purposes (ESP). Jawaban atas pertanyaan ini akan berkisar pada siapa para pembelajar tersebut dan kebutuhan bahasa apa yang mereka perlukan. Jawaban ini akan berpengaruh juga pada materi ajar ESP. Selanjutnya Hutchinson dan Waters mengatakan bahwa ESP merupakan pendekatan pengajaran bahasa Inggris dimana materi dan metodenya mengarah pada pertanyaan mengapa pembelajar ingin belajar bahasa Inggris.

Robinson (1991) memberikan kriteria ESP yaitu pertama ESP berorientasi pada tujuan. Artinya peserta didik belajar bahasa Inggris semata-mata karena kebutuhannya, baik untuk kebutuhan akademik maupun untuk kebutuhan dunia kerja. Yang kedua adalah ESP berdasarkan

need analysis yang bertujuan untuk mengetahui

sasaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Hutchinson (1987) yang mengatakan bahwa

kesesuaian antara kebutuhan mahasiswa terhadap bahasa Inggris dengan materi ajar dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Hal ini berimplikasi pada materi ajar ESP sebagaimana dikatakan oleh Thomas A Upton (2012) yang mengatakan materials for ESP reflect

the specific language needs that are being addresses and have much in comment with general ESL/EFL materials, but there are important distinction as well. Selanjutnya Zhuoin Sun (2010)

menekankan bahwa dalam pengembangan materi ESP…..teaching materials did attract students

interest in language learning. Dari pendapat

tersebut tersimpul suatu makna bahwa materi ESP dimulai dari identifikasi kebutuhan yang mengarah pada kebutuhan pembelajar, dan program pembelajaran.

Setelah dipahami bahwa ESP berawal dari pertanyaan Why does the learner need to learn a

foreign language? Demikian pula untuk mencapai

keuntungan ganda pada pembelajaran ESP maka terlebih dahulu perlu dianalisis kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat.

Menururt Nunan (1988:75) analisis kebutuhan adalah proses untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pembelajar. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu harus diketahui perbedaan antara target needs dan

learning needs. Hutchinson and Waters (1987:

54-56) mengklasifikasikan needs ke dalam target

needs (apa yang peserta didik perlukan untuk

dapat berkomunikasi pada target situasi) dan

learning needs ( apa yang peserta didik perlukan

untuk belajar). Selanjutnya target needs dibagi lagi menjadi:

a. Necessities: aspek bahasa apakah yang

diperlukan peserta didik agar dapat berfungsi secara efektif sesuai sasaran.

b. Lacks: Apa yang belum dikuasai peserta

didik.

c. Wants: apa yang ingin dipelajarai oleh peserta

didik

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apa kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat?

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei karena tujuan penelitian ini ingin mengetahui kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa UNTB. Stephen & William (1982:128) mengatakan bahwa surveys are the most used

(3)

_____________________________________________

Volume 10, No. 1, Januari 2016 http://www.lpsdimataram.com gathering information to assess needs and set

goals. Selanjutnya Floyd (1996) menyatakan “the main way of collecting information is by asking people questions; their answer constitute the data to be analyzed. Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat berjumlah 83 orang dan menjadi sample penelitian.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Alasan pemilihan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data karena informasi yang dibutuhkan dapat dikontrol melalui pertanyaan penelitian. Materi dalam kuesioner mengacu pada Hutchinson and Waters (1987) yang mengarah kepada target needs dan learning needs. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dalam bentuk jumlah dan persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian

1. Profil Pembelajar

Pada bagian ini profil pembelajar menjelaskan tentang usia dan lamanya pembelajar belajar bahasa Inggris.

Tabel 1. Usia Pembelajar

usia jumlah % 21-25 tahun 45 54,21 26-30 tahun 27 32,53 31-35 tahun 8 9,63 36 – 40 tahun 3 3,61

Tabel 2. Lamanya Pembelajar Belajar Bahasa Inggris

2. Sikap Pembelajar terhadap bahasa Inggris Untuk mengukur sikap pembelajar terhadap bahasa Inggris, penulis mengukur melalui pertanyaan tentang penting tidaknya bahasa Inggris bagi para pembelajar dan ketepatan waktu mengumpulkan tugas.

Tabel 3. Bahasa Inggris penting untuk dipelajari

Tabel 4. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas

3. Minat Pembelajar terhadap keterampilan Bahasa Inggris, materi ajar dan gaya belajar Pada bagian ini penulis mendeskripsikan minat pembelajar terhadap empat keterampilan bahasa yaitu listening, speaking, reading dan

writing.

Tabel 5. Minat untuk mendengarkan lagu, berita, film dalam bahasa Inggris

Tabel 6. Minat untuk membaca buku, surat kabar, majalah, jurnal dalam bahasa Inggris

Tabel 7. Minat untuk berbicara dalam bahasa Inggris dengan keluarga di rumah, teman, dosen, wisatawan asing

Tabel 8. Minat untuk menulis paragraf sederhana, surat, cerita dalam bahasa Inggris

Tabel 9. Materi ajar pengetahuan kebahasaan terintegrasi dengan keterampilan bahasa

tahun jumlah % 5 21 25,30 6 12 14,45 7 22 26,50 8 28 33,73 Kategori jumlah % Sangat setuju 55 66,26 Setuju 20 24,09 Kurang setuju 5 6,02 Tidak setuju 3 3,61 Kategori jumlah % Tepat waktu 70 84,33

Tidak tepat waktu 13 15,66

Jawaban jumlah % Selalu 5 6,02 Kadang-kadang 47 56,62 Jarang 11 13,25 Tidak pernah 20 24,09 Jawaban jumlah % Selalu 12 14,45 Kadang-kadang 21 25,30 Jarang 28 33,73 Tidak pernah 22 26,30 Jawaban jumlah % Selalu 0 0 Kadang-kadang 32 38,55 Jarang 40 48,19 Tidak pernah 11 13,25 Jawaban jumlah % Selalu 6 7,22 Kadang-kadang 23 27,71 Jarang 12 14,45 Tidak pernah 42 50,60 Jawaban jumlah % Sangat setuju 45 54,21 Setuju 31 37,34 Kurang Setuju 5 6,02 Tidak Setuju 2 2,40

(4)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com Volume 10, No. 1, Januari 2016

Tabel 10. Dosen menggunakan metode ceramah

Tabel 11. Pembelajar lebih aktif dalam pembelajaran

Tabel 12. Tugas Mandiri/ Kelompok dan dipresentasikan

Tabel 13. Keterampilan bahasa yang mana yang paling saudara suka

Tabel 14. Topik materi dalam pembelajaran keterampilan bahasa

b. Pembahasan

Data tentang usia pembelajar pengalaman belajar bahasa Inggris menunjukkan bahwa usia 21-25 yang paling banyak yaitu 45 orang (54,21%) dan diketahui 28 orang (33,73%) memiliki pengalaman belajar bahasa Inggris selama 8 tahun. Dengan lama belajar selama 8 tahun diasumsikan bahwa pembelajar telah memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris dan menguasai bahasa Inggris umum sehingga mudah untuk mempelajari bahasa Inggris dengan tujuan khusus (English for Specific Purposes).

Data tentang sikap pembelajar terhadap bahasa Inggris menunjukkan 55 orang (66,26%)

mengatakan bahasa Inggris penting dan 70 orang (84,33%) mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini berdampak pada minat/motivasi belajar bahasa Inggris.

Minat pembelajar terhadap bahasa Inggris dilihat dari aktivitas pembelajar pada keterampilan bahasa, ketertarikan pada materi ajar dan gaya belajar. Pada keterampilan listening frekwensi pembelajar untuk mendengarkan lagu, cerita, berita, film dalam bahasa Inggris menunjukkan frekwensi kadang-kadang merupakan pilihan jawaban yang paling banyak dipilih oleh 47 orang (56,62%). Minat untuk berbicara dalam bahasa Inggris menunjukkan 40 orang (48,19%) jarang; 32 orang (38,55) kadang-kadang. Untuk melatih keterampilan berbicara ada 42 mahasiswa (50,60%) mengatakan sangat setuju tugas mandiri/kelompok dipresentasikan dalam bentuk seminar agar tercipta tanya-jawab dalam bahasa Inggris. Dari keempat keterampilan bahasa, keterampilan berbicara sangat diminati oleh mahasiswa sebesar 72,28% atau 60 orang. Pada aktivitas reading minat untuk membaca buku, surat kabar, majalah, jurnal menunjukkan 28 orang (33,73%) jarang membaca. Minat untuk menulis paragraf sederhana, surat, cerita dalam bahasa Inggris menunjukkan 42 orang (50,60%) tidak pernah. Untuk topik bacaan, sebanyak 31 orang (37,34%) memilih topik yang berkisar pada disiplin ilmu dan 35 orang (42,16%) memilih topik yang berkisar pada pekerjaan. Sebanyak 45 mahasiswa (54,21%) memilih sangat setuju apabila pengetahuan kebahasaan terintegrasi dengan keterampilan bahasa. Dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas, sebanyak 47 mahasiswa ( 56,62%) tidak setuju dosen menggunakan metode ceramah, tetapi 50 orang mahasiswa (60,24%) sangat setuju apabila pembelajar diberi prioritas untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

PENUTUP a. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa tenggara Barat agar para pembelajar dapat menerapkan bahasa Inggris sebagai disiplin ilmu yang dipelajari dan diterapkan di dunia kerja. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa UNTB adalah:

1. Pengajaran materi pengetahuan kebahasaan menyatu dengan keterampilan bahasa

2. Pengajaran bahasa lebih difokuskan pada keterampilan bahasa

3. Topik bahan ajar dipilih sesuai dengan disiplin ilmu dan kebutuhan di masyarakat

Jawaban jumlah % Sangat setuju 3 3,61 Setuju 8 9,63 Kurang Setuju 25 30,12 Tidak Setuju 47 56,62 Jawaban jumlah % Sangat setuju 50 60,24 Setuju 23 27,71 Kurang Setuju 5 6,02 Tidak Setuju 5 6,02 Jawaban jumlah % Sangat setuju 42 50,60 Setuju 28 33,73 Kurang Setuju 8 9,63 Tidak Setuju 5 6,02

Keterampilan bahasa jumlah %

Listening 10 12,04 Speaking 60 72,28 Reading 10 12,04 Writing 3 3,61 Topik jumlah % Kegiatan sehari-hari 7 8,43

Sesuai dengan disiplin ilmu 31 37,34

Ipteks 10 12,04

Yang berhubungan dengan pekerjaan

(5)

_____________________________________________

Volume 10, No. 1, Januari 2016 http://www.lpsdimataram.com

sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja dan menunjang keterampilan bahasa. b. Saran

Temuan penelitian tentang analisis kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat berimplikasi pada pengembangan materi ajar bahasa Inggris. Oleh karena itu perlu ditinjau kembali silabus dan materi ajar bahasa Inggris yang telah diterapkan selama ini.

DAFTAR PUSTAKA

Floyd J. Fowler, Jr.,1996. Survey Research

Methods-Second Edition. Sage Publication, Inc. Newbury Park, California

Dubin, Fraida and Elite Olshtain, 1986. Course

Design: Developing Programs and Materials

For Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press

Hutchinson, Tom. and Alan. Waters. 1987. English

for Specific Purposes: A Learning-Centered Approach. Cambridge: University Press

Nunan, David. 1988. Syllabus Design. New York: Oxford University Press

Robinson, P.C. 1991. ESP Today: A Practitioner’s

Guide. Englewood Cliffs, NJ: Prentice

Hall, Inc

Stephen Isaac and William B Michael., 1982.

Handbook In Research And Evaluation-Second Edition. Edits Publisher: San

Diego, California

Sun, Zhuomin. 2010. Language Teaching Materials and Learner Motivation.

Journal of Language Teaching and Research, Vol 1 No 6 pp. 889-892

Sysoyev, Pavel V.2000. Developing for an English

for Specific Purposes Course Using a Learner Centered Approach: A Russian Experience. Available at http://iteslj.org/Techniques/Sysoyev-ESP.html. Diakses pada 9 April 2015 Upton, Thomas A. 2012. Current Issues in ESP

Materials. Taiwan International ESP

Gambar

Tabel 10. Dosen menggunakan metode ceramah

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti Berita Acara Evaluasi Penawaran Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan Buku Identifikasi Karakteristik Potensi Daerah Dalam Pengembangan Pembangunan Desa

Key im- plications of the current study are that: (1) the combined effect of the seven dimensions —that is, the integrated PLI model as a whole— had a

Private Sub Form_Unload(Cancel As

Dokumen Pengadaan dapat diambildalam bentuk srlftcopy di Sekretariat ULP Kabupaten Muara Enim, dengan membawa CDRW kosong Demikian disampaikan untuk menjadi pethatian.

Nama Nama Field Tipe Size Keterangan.. Id Pelanggan Id Text 12

Maka melihat keadaan tersebut, perlu bagi Kafe Ritual untuk menjadikan media internet sebagai sarana penyebaran informasi dan promosi.. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka

Pada hari ini, senin tanggal dua puluh tiga bulan september tahun dua ribu tiga belas, Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan pada Pemerintah Kabupaten Mandailing

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang atau dapat diwakilkan dengan membawa surat kuasa dari Direktur/Pimpinan