PANDUAN UMUM
PENGARUS UTAMAAN GENDER (PUG)
P2DTK
NATIONAL MANAGEMENT CONSULTANT
TAHUN 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR ISTILAH GENDER...
BAB I
PENDAHULUAN ...
1.1. Latar Belakang ...
1.2. Tujuan dan Sasaran ...
1.3. Landasan/Dasar hukum Pengarus Utamaan Gender (PUG) .
BAB II
STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) P2DTK
2.1. PUG Sebagai Kerangka Kerja...
2.2. Penetapan indikator Gender...
2.3. Integrasi Isu Gender ...
BAB III
DATA GENDER DAN KEBERHASAILAN PUG ...
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN KEGIATAN RESPONSIF
GENDER...
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI...
BAB VI
PENUTUP ...
DAFTAR PUSTAKA ...
DAFTAR ISTILAH GENDER
Gender adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan perempuan
dan laki-laki dalam hal peran, tanggung jawab, fungsi, hak, sikap dan perilaku yang telah dikonstruksikan oleh sosial dan budaya yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman. Perbedaan tersebut tidak jarang memunculkan permasalahan atau isu gender.
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Seks
melekat secara fisik sebagai alat reproduksi. Seks adalah kodrat/ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal.
Stereotype/citra Baku : adalah pe label an terhadap suatu jenis kelamin yang
seringkali bersifat negative dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidak adilan.Misalnya, perempuan hanya cocok kerja jadi sekretaris,guru, dsb
Subordinasi/penomorduaan : yaitu anggapan bahwa satu jenis kelamin dianggap
lebih rendah atau dinomorduakan dibanding jenis kelamin yang lain.Misalnya perempuan hanya pantas jadi pengurus rumah tangga dan urusan dapur
.
Beban Ganda/ double burden : adalah adanya perlakuan terhadap salah satu
jenis kelamin, dimana salah satu jenis kelamin bekerja lebih keras dibanding jenis kelamin yang lain.
Marginalisasi/peminggiran : adalah kondisi atau proses peminggiran sistemik
terhadap salah satu jenis kelamin , yang berakibat pada kemiskinan. Misalnya mekanisasi pertanian, menyebabkan kaum laki-laki kehilangan pekerjaan mencangkul dll
Diskriminasi Gender/ketidakadilan gender : adalah tindakan atau perlakuan
yang berbeda karena alasan jenis kelamin dan merugikan salah satu jenis kelamin.
Isu gender merupakan permasalahan yang diakibatkan karena adanya
kesenjangan atau ketimpangan gender yang berimplikasi adanya diskriminasi terhadap salah satu pihak (perempuan dan laki-laki). Dengan adanya diskriminasi terhadap perempuan dalam hal akses dan control atas sumberdaya, kesempatan, status, hak, peran dan penghargaan, akan tercipta kondisi yan tidak adil gender.
Pengarus Utamaan Gender adalah Strategi yang dilakukan secara rasional dan
sistematis untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki untuk memberdayakan perempuan mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dari seluruh kebijakan, program, kegiatan di berbagai bidang kehidupan pembangunan nasional dan daerah.
Netral Gender adalah Kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak
memihak kepada salah satu jenis kelamin.
Bias Gender adalah Pandangan dan sikap yang lebih mengutamakan salah satu
jenis kelamin daripada jenis kelamin lainnya sebagai akibat pengaturan dan
3
kepercayaan budaya yang lebih berpihak kepada jenis kelamin tertentu. Misalnya, lebih berpihak kepada laki-laki daripada kepada perempuan atau sebaliknya.
Kesetaraan Gender adalah Kesamaan kondisi dan posisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, social budaya, pendidikan, pertahanan, keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil yang dampaknya seimbang.
Keadilan Gender adalah perlakuan adil bagi perempuan dan laki-laki dalam
keseluruhan proses kebijakan pembangunan nasional, yaitu dengan mempertimbangkan pengalaman, kebutuhan, kesulitan, hambatan sebagai perempuan dan sebagai laki-laki untuk mendapat akses dan manfaat dari usaha-usaha pembangunan; untuk ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan (seperti yang berkaitan dengan kebutuhan, aspirasi) serta dalam memperoleh penguasaan (kontrol) terhadap sumberdaya (seperti dalam mendapatkan/ penguasaan keterampilan, informasi, pengetahuan, kredit, dll.).
Analisis Gender Mengidentifikasi isu-isu gender yang disebabkan karena adanya
pembedaan peran serta hubungan social antara perempuan dan laki-laki. Karena pembedaan-pembedaan ini bukan hanya menyebabkan adanya pembedaan diantara keduanya dalam pengalaman, kebutuhan, pengetahuan, perhatian, tetapi juga berimplikasi pada pembedaan antara keduanya dalam memperoleh akses dan manfaat dari hasil pembangunan; berpartisipasi dalam pembangunan serta penguasaan terhadap sumberdaya.
Analisis gender Merupakan langkah awal dalam rangka penyusunan program dan kegiatan yang responsif gender untuk analisis gender diperlukan data gender, yaitu data kuantitatif maupun kualitatif yang sudah terpilah antara laki-laki dan perempuan. Data gender ini kemudian disusun menjadi indikator gender.
Sensitif Gender (gender sensitive) adalah kemampuan dan kepekaan seseorang
dalam melihat atau menilai hasil dan aspek kehidupan dari perspektif gender/kepentingan perempuan dan laki-laki secara setara dan adil
Responsif Gender adalah Perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap
perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dan kulturan dalam mencapai kesetaraan gender.
Perencanaan yang Responsif Gender adalah perencanaan yang dibuat oleh
seluruh lembaga pemerintah, organisasi profesi, masyarakat dan lainnya yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek seperti: peran, akses, manfaat dan control yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki. Hal ini berarti bahwa perencanaan tersebut perlu mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunannya maupun dalam pelaksanaan kegiatan. Sehingga perencanaan ini akan terkait dalam perencanaan kebijakan maupun perencanaan program sampai operasionalnya di lapangan.
Kebijakan/ Program Responsif Gender adalah Kebijakan/program yang responsif
gender berfokus kepada aspek yang memperhatikan kondisi kesenjangan dan kepada upaya mengangkat isu ketertinggalan dari salah satu jenis kelamin.
Gender Budget adalah Sebuah pendekatan yang digunakan untuk melihat dan
menyusun anggaran sebagai sebuah kesatuan yang tidak memisahkan item-item yang berhubungan dengan perempuan. Selain dapat digunakan untuk melihat sekilas jarak antara kebijakan dan sumberdaya gender budget yang merupakan sebuah pendekatan umum untuk memastikan bahwa uang masyarakat digunakan berdasarkan kesetaraan gender. Isunya bukan apakah kita mengeluarkan uang yang sama pada masalah yang berkaitan dengan perempuan dan laki-laki tapi apakah pengeluaran itu mencukupi kebutuhan perempuan dan laki-laki.
.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pengarusutamaan Gender yang tertuang dalam Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 mengamanatkan kepada seluruh Menteri, Kepala Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengintegrasikan gender pada setiap tahapan proses pembangunan yaitu mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi seluruh kebijakan, program dan kegiatan nasional, provinsi dan kabupaten/kota pada semua bidang pembangunan termasuk pembangunan dibidang KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN INFRASTRUKTUR
Selain itu, Pengarus Utamaan Gender (PUG) merupakan salah satu upaya pencapaian 8 target MDGs. ( mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan peremuan (no.4)
PUG merupakan strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan melalui pengembangan kebijakan dan program . Dalam pelaksanaan PUG, pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki
Tujuan pelaks
akan m ndap embangunan
yaitu :
embangunan • Berpartisipasi yang sama dalam proses pembangunan, termasuk
ngambilan keputusan
trol yang sama atas sumberdaya pembangunan
u program P2DTK Panduan ini bukanlah
telah pelaksanaa
Dengan demikian, tujuan dari panduan umum PUG P2DTK ini adalah :
) membangun persamaan persepsi tentang definisi PUG dalam kegiatan P2DTK
Acuan untuk mengintegrasikan isu gender dalam bidang kegiatan (sub dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program menjadi perhatian utama.
anaan PUG itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa perempuan atkan dan memperolah
e hak-hak dasar dalam proses p
• Memperoleh akses yang sama kepada sumberdaya p proses pe
Memiliki kon •
• Memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan
1.2. Tujuan dan Sasaran
Panduan ini disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi pelak dalam pelaksanaan kegiatan yang responsive gender .
sesuatu yang terpisah dari mekanisme keprograman yang ada dalam P2DTK, namun menjadi pelengkap dalam mendukung
n mekanisme program P2DTK.
(1 (2).
proyek) : pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
(3) Memberi acuan umum PUG bagi proses pendampingan kegiatan P2DTK di lapangan
ra Pelaku Program P2DTK baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah
der (PUG)
al,
pasi peremepuan dalam kegiatan
• Adanya musyawarah Khusus perempuan
• Adanya keharusan keterwakilan perempuan dalam pertemuan dan musyawarah perencanaa dan kegiatan
• Adanya keharusan memasukkan usulan perempuan sebagai daftar usulan prIoritas (PTP 2: Forum-forum, hal 24)
Indikator monev P2DTK NMC( Dok NMC/Buku II,nov 2009):
Sasaran :
Pa
sebagaiman tercantum dalam Manual Pelaku P2DTK.
1.3.Landasan/Dasar Hukum Pengarus Utamaan Gen
− Instruksi Presiden No 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasion
− Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah.
− Dokumen PAD P2DTK:
• Key Policy (c) hal 16) mendukung partisi
pengembangan perdamaian( ..supporting women’s participation in peace building exercise
• Annex : Perfomance Indicator :Jumlah Perempuan peserta Pelatihan ex combatan,dan dukungan pada perempuan rentan dan korban konflik.
− PTP (Petunjuk Teknis Pelaksanaan ) P2DTK
−
BAB II
.1. PUG sebagai Kerangka Kerja
kan suatu pendekatan atau perspektif alam keseluruhan kegiatan.
gender melalui roses-proses penentuan alokasi sumberdaya yang proposional atau
n kegiatan responsive gender kerja PUG adalah :
sasaran (target) yang terukur terkait kebutuhan perempuan dan laki laki secara seimbang
. Penyusunan program dan kegiatan berdasarkan analisis gender. Analisis salah terkait kesenjangan gender. Analisis tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, faktor penyebab masalah, menentukan prioritas masalah dan menilai mana masalah yang dihadapi
.4. Penetapan Indikator Gender
output dan outcome program nis kelamin . dikator gender dalam P2DTK yaitu :
. 30% Perempuan sebagai pemanfaat program . 30% perempuan sebagai peserta pelatihan
rtisipasi dalam perencanaan program
ber : Dokumen Indikator kinerja NMC 2009)
STRATEGI PENGARUS UTAMAAN GENDER (PUG) P2DTK
2
PUG bukanlah suatu upaya yang terpisah dalam perencanaan program dan kegiatan bidang/sub proyek, namun merupa
d
Harus dipahami bahwa kegiatan PUG bukanlah tujuan, melainkan merupakan sebuah “kerangka kerja” untuk mewujudkan kesetaraan
p
berkeadilan bagi perempuan dan laki-laki.
Dengan demikian, PUG sebagai Kerangka Kerja akan diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang disebut denga
Adapun prinsip dari Kerangka
a. Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (outcome) dan dampak (impact) atas alokasi sumber daya (input) pada keseimbangan kebutuhan antara perempuan dan laki-laki
b. Menentukan c
gender merupakan telaah ma
perempuan.
2
Penetapan indikator gender terkait dengan indikator P2DTK..
Indikator yang ditetapkan mengunakan basis data terpilah menurut je In 1 2 3. 30% perempuan berpa (sum
8
2.5. Integrasi Isu Gender
Integrasi isu gender dalam kegiatan P2DTK adalah upaya memasukan perspekif giatan
AT ORGANISASI/kelembagaan (forum, komite, UPK, TPK dll)
d) TINGKAT BENEFICIERIES/pemanfaat ( jumlah pemanfaat perempuan dan laki-laki yang seimbang)
e) KETERSEDIAAN DATA DAN INFORMASI ( Adanya Data Terpilah dalam SIM)
f) MONEV DAN SUSTAINABLE ( adanya indicator monitoring gender) gender dalam seluruh tahapan kegiatan.
integrasi isu gender tersebut , harus mampu memasuki keseluruhan level ke yaitu :
a) TINGKAT KEBIJAKAN (pedoman, PTP, manual bidang, monev dll) b) TINGK
c) TINGKAT INDIVIDU ( adanya capacity building bagi pelaku )
BAB III
DATA GENDER DAN KEBERHASILAN PUG
Yang dimaksud data gender adalah data terpilah , yaitu data yang dirinci menurut jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, misalnya data tingkat pendidikan perempuan dan laki-laki, tingkat pendapatan perempuan dan laki-laki, tingkat
mpuan dan laki-laki dll.
ang dilakukan oleh BPS,
instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas anwil HAM & PerUU, Dinas Tenaga Kerja; serta data
4. Laporan kegiatan , dll
putusan bagi para pembuat eputusan (decision makers). Dalam konteks perencanaan responsif gender, data
engetahui potensi dan kelemahan SDM dan dapat menentukan er, untuk mengetahui berbagai permasalahan isu gender serta untuk mengukur ada tidaknya kesenjangan gender.
5. Sebagai bahan evaluasi dampak atas pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan/subkegiatan yang responsif gender
partisipasi perempaun dan laki-laki, jumlah pemanfaat pere
Data ini menjadi penting dikumpulkan, untuk mengetahui keberhasilan program PUG.
Data dapat diperoleh melalui berbagai sumber antara lain: 1. Hasil sensus dan survey y
2. Hasil Registrasi,dari Pendidikan, BKKBN, K
dari LSM/Organisasi masyarakat. 3. Profile Kabupaten/desa
M k
anfaat data terpilah adalah untuk membuat ke
digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan kegiatan dan subkegiatan. Secara terperinci manfaat data gender adalah sbb :
1. Sebagai bahan untuk menyusun kegiatan dan subkegiatan yang responsif gender.
2. Untuk mengetahui kondisi dan situasi perempuan dan laki-laki di berbagai bidang pembangunan.
3. Untuk m
kebijakan yang tepat.
4. Sebagai alat untuk melakukan analisis gend
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PERENCAAAN RESPONSIF GENDER
Hal pokok dalam perencanaan yang responsif gender adalah penyusunan kegiatan/subkegiatan yang mempertimbangkan perbedaan kebutuhan, pengalaman,
spirasi d
a an kesulitan yang dihadapi perempuan dan laki-laki.
kan mengetahui kesenjangan rakat baik laki-laki maupun
/Subkegiatan
am bidang Kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.Data pembuka ntitatif atau yang kualitatif, il kajian, hasil pengamatan,
laki terhadap sumber daya ?. an Salah satu motode analisis gender yang dapat digunakan untuk penyusunan perencanaan yang responsif gender yaitu mengunakan Gender Analysis Pathway
GAP).. (
GAP merupakan metode analisis gender untuk mengetahui kesenjangan gender dengan melihat aspek akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yang diperoleh
ki-laki dan perempuan. la
Dengan pengunaan analisis model GAP, perencana a gender dan permasalahan gender yang dihadapi masya perempuan.
Adapun langkah-langkah analisis model GAP adalah:
Langkah 1. Analisis Program/Kegiatan
Pada langkah ini dilakukan pengenalan tujuan program dan kerangka kegiatan yang akan dilakukan (sasaran, waktu, dll)
Langkah 2. Menyajikan Data Terpilah
Penyajian data terpilah ini sangat penting untuk melihat apakah ada kesenjangan ender dal
g
wawasan tersebut bisa berupa data statistik yang kua isalnya hasil survei, hasil FGD, review pustaka, has m
atau hasil intervensi kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan yang sedang dilakukan.
Langkah 3. Mengenali Faktor Kesenjangan Gender
Menemukenali isu gender di dalam proses perencanaan kebijakan/program/ kegiatan/subkegiatan dengan menganalisis data pembuka wawasan dan dengan cara memperhatikan 4 faktor kesenjangan gender yaitu (1) Akses (2) Kontrol (3) Partisipasi dan (4) Manfaat.
Agar kesenjangan gender tersebut dapat dikenali, maka pertanyaan kunci yang diajukan difokuskan pada;
• Apakah proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan memberi-kan akses yang sama antara perempuan dan laki-laki terhadap sumber daya ? • Apakah penyusunan kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan memberikan
kontrol yang sama antara perempuan dan
laki-• Apakah penyusunan kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan memberik partisipasi yang sama antara perempuan dan laki-laki ?
• Apakah hasil kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan memberikan manfaat yang sama terhadap perempuan dan laki-laki
Langkah 4. Menemukenali Sebab Kesenjangan Gender dari faktor internal.
terkait dengan produk hukum, kebijakan, pemahaman gender yang masih
eksternal
ada proses perencanaan, misalnya kondisi asyarakat yang menjadi sasaran (target group) yang belum kondusif, budaya
angkah 6. Reformulasi Tujuan
erumuskan kembali tujuan program/kegiatan/subkegiatan yang sesuai dengan
angkah 7. Menyusun Rencana Usulan dan Kegiatan
dengan merujuk pada isu gender ang telah teridentifikasi (langkah 3-5) dan sesuai dengan tujuan
Baseline Data (pengukuran hasil)
ngukur kemajuan (progress) elaksanaan kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan. Data dasar yang dimaksud
diungkapkan pada ngkah 2.
Gender (pengukuran hasil)
gai pengukuran hasil kegiatan (kuantitatif a atau berkurang. Memperhatikan apakah telah terjadi perubahan perilaku dan nilai dari para
perencana kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan baik dalam internal lembaga atau ekstrenal.
• Memperhatikan apakah terjadi pe lasi gender di dalam rumah tangga, masyarakat dan dalam kelembagaan program..
Menemukenali isu gender yang menyebabkan terjadinya isu gender, misalnya terbatas/kurang diantara pengambil keputusan, perencana dan juga political wiil dari pembuat kebijakan.
Langkah 5. Menemukenali Sebab Kesenjangan Gender dari factor
Menemukenali isu gender di p m
patriakhi, gender stereotype (laki-laki yang selalu dianggap sebagai kepala keluarga
dan pekerjaan tertentu yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan )
L
M
hasil indentifikasi/analisis pada langkah 1 agar menjadi responsif gender dan menjadi rencana aksi kedepan.
L
Menyusun rencana aksi yang responsif gender y
kebijakan/program/kegiatan/subkegiatan yang telah direformulasi sesuai langkah 6.
Langkah 8.
Menetapkan data dasar yang dipilih untuk me p
dapat diambil dari data pembuka wawasan seperti yang telah la
Langkah 9. Indikator
Hal yang dilakukan untuk penetapan indikator gender meliputi: • Menetapkan indikator gender seba
maupun kualitatif).
• Memperhatikan apakah kesenjangan gender sudah tidak ad •
rubahan re
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Sasaran monitoring kegiatan responsif gender adalah dokumen–dokumen erencanaan seperti Hasil Musyawarah perempuan,Hasil kajian teknis, hasil
njadi bahan monitoring.
) Persiapan : mengumpulkan, memilah dan menyajikan data yang terkait dengan
pelaksanaan monitoring untuk menjawab pertanyaan yang udah tersedia pada instrumen monitoring.
Di bawah ini adalah format sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring dan evaluasi mulai perencanaan, pelaksanaan dan pe
C
MONITORING KEGIATAN RESPONSIF GENDER P2DTK
p
musyawarah perenkingan dan pendanaan serta hasil musyawarah perencanaan lainnya. Selain itu dokumen proses dan hasil kegiatan me
Ada dua kegiatan yang harus dilakukan dalam monitoring yaitu: (1
kegiatan responsif gender pada kegiatan/sub kegiatan. (2). Pelaksanaan, yaitu s dari tahap rtanggungjawaban.
ONTOH
FORMULIR
Bidang Pendidikan /Kesehata /infrastruktur NamaKegiatan Pertanyaan
Jawaban
Ket
Ya
Tidak
Apakah penyusunan kegiatan/sub kegiatan sudah mengunakan analisis gender? Apakah kegiatan/sub kegiatan tersedia dokumen terkait gender ?Apakah dokumen dijadik dasar untuk menyusun
an tan kerangka acuan kegia (KAK)/TOR?
Apakah isu gender dipertimbangkan dalam penyusunan TOR? Apakah subkegiatan menjawab isu kesenjangan gender?
Apakah input (a
dan input lainya) rasion nggaran
al
13
yang ada pada TOR untuk mengurangi kese gender? njangan emberi i-laki? apakah tujuan kegiatan/subkegiatan secara jelas akan m manfaat kepada perempuan dan lak Apakah pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan sudah melibatkan partisipasi laki-laki dan perempuan dalam
pengambilan keputusan ? Apakah pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan sudah memperhatikan penerima manfaat laki-laki dan perempuan?
.
BAB V
anduan umum PUG dalam P2DTK merupakan acuan garis besar yang bisa isesuaikan dengan dinamika lapangan.
emahaman yang memadai tentang konsep gender dari para pendamping kegiatan onsultan) dan juga pelaku program P2DTK secara keseluruhan, akan menjadi enentu bagi keberhasilan proses PUG di P2DTK.
PENUTUP
P d P (k p15
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Pelaksanaan Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam embangunan Nasional.
epmendagri No.15/2008 tentang Pedoman umum Pelaksanaan Pengarusutamaan
ahan Informasi gender , Apa itu gender ?, UNIFEM , 1994 umpulan tulisan tentang gender , 2009, Badan PP NAD
anduan Gender dalam perencanaan Partisipatif, Kantor Menteri Negara Peranan erempuan, 2002.
ll P K
Gender Dalam Pembangunan di Daerah.
Kantor Menteri Negara Peranan Wanita, 1998, Profile Wanita Indonesia B K P P d