NEGOSIATOR 22 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
MODUL
03
TEKNIK DAN TAKTIK NEGOSIASI
29 JP ( 1305 menit)
Pengantar
Modul teknik dan taktik negosiasi dibahas dengan tujuan agar peserta pelatihan memahami dan terampil menerapkan teknik dan taktik negosiasi.
Standar Kompetensi
Memahami dan terampil menerapkan teknik dan taktik negosiasi.
Kompetensi Dasar
1. Memahami teknik dan taktik Negosiasi.
Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan teknik negosiasi;
b. Menjelaskan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah sosial;
c. Menjelaskan teknik dan taktik negosiasi/persuasi terhadap masalah percobaan bunuh diri;
d. Menjelaskan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah penyanderaan;
e. Menjelaskan indikasi keberhasilan negosiasi;
f. Menjelaskan kewajiban Polri dalam menangani unjuk rasa; g. Menjelaskan cara pendekatan apabila tidak ada respon dari
2. Terampil menerapkan teknik dan taktik negosiasi.
Indikator Hasil Belajar:
a. Mensimulasikan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah sosial;
b. Mensimulasikan teknik dan taktik negosiasi/persuasi terhadap masalah percobaan bunuh diri;
c. Mensimulasikan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah penyanderaan.
Materi Pelajaran
1. Pokok bahasan:
Teknik dan Taktik negosiasi.
Sub pokok bahasan:
a. Teknik negosiasi;
b. Teknik dan Taktik negosiasi terhadap masalah sosial;
c. Teknik dan Taktik negosiasi/persuasi terhadap masalah percobaan bunuh diri;
d. Teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah penyanderaan; e. Indikasi keberhasilan negosiasi;
f. Kewajiban Polri dalam menangani unras;
g. Pendekatan apabila tidak ada respon dari massa.
2. Pokok bahasan:
Simulasi penggunaan Teknik dan Taktik negosiasi.
Sub pokok bahasan:
a. Simulasi penggunaan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah unjuk rasa;
b. Simulasi penggunaan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah percobaan bunuh diri;
c. Simulasi penggunaan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah penyanderaan.
NEGOSIATOR 24 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
Metode ini digunakan pelatih untuk menjelaskan materi teknik dan taktik negosiasi
2. Tanya jawab.
Metode ini digunakan pelatih untuk menguji Indikator hasil belajar dan memberi penekanan isi/materi.
3. Simulasi
Metode ini digunakan untuk mensimulasikan materi tentang :
a. Penggunaan teknik dan taktik negosiasi terhadap unras;
b. penggunaan teknik dan taktik negosiasi/persuasi terhadap upaya bunuh diri;
c. Penggunaan teknik dan taktik negosiasi terhadap penyanderaan.
Alat/media, bahan, dan Sumber belajar
1. Alat/media a. White board; b. LCD; c. Laptop; d. Laser point; e. Pengeras suara; f. Papan Flipcat. 2. Bahan: a. ATK; b. Kertas Flipcat. 3. Sumber belajar:
a. Undang-Undang No.9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (KMPDU);
b. Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Aasai Manusia (HAM);
c. Undang-Undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;
d. Undang-undang No. 7 Tahun 2012 tentang Konflik Sosial; e. Perkabaharkam Tahun 2013 tentang Tata Cara Negosiasi;
f. Modul Psikologi Massa dan Negosiator Pembentukan Bintara Tugas Umum Tahun 2017.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal: 15 menit.
a. Pelatih/instruktur melakukan pencairan (permainan, bernyanyi, kegiatan yang menarik);
b. Pelatih/instruktur menyampaikan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar.
2. Tahap inti : 1275 menit Tahap inti 1: 425 menit
a. Pelatih/instruktur menjelaskan materi teknik dan taktik negosiasi unjuk rasa, bunuh diri dan penyanderaan;
b. Pelatih/instruktur memberikan materi skenario kasus tentang masalah unjuk rasa;
c. Peserta pelatihan melaksanakan diskusi dan mensimulasikan dengan memainkan perannya (role play) sesuai dengan skenario;
d. Pelatih/instruktur mengawasi kegiatan simulasi penanganan unjuk rasa dan memberikan feed back serta menyempurnakan; e. Pelatih/instruktur mengevaluasi dan menyimpulkan hasil
simulasi.
Tahap Inti 2 : 425 menit
a. Pelatih/instruktur memberikan materi skenario kasus tentang masalah percobaan bunuh diri;
b. Peserta pelatihan melaksanakan diskusi dan melaksanakan simulasi dan memainkan perannya sesuai dengan skenario; c. Pelatih/Instruktur mengawasi kegiatan simulasi penanganan
percobaan bunuh diri dan memberikan feed back serta menyempurnakannya;
d. Pelatih/Instruktur mengevaluasi dan menyimpulkan hasil simulasi.
NEGOSIATOR 26 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
Tahap Inti tiga : 425 menit
a. Pelatih/Instruktur memberikan materi skenario kasus tentang masalah penyanderaan;
b. Peserta pelatihan mendiskusikan dan mensimulasikan perannya sesuai dengan skenario;
c. Pelatih/Instruktur mengawasi kegiatan simulasi penanganan penyanderaan dan memberikan feed back serta menyempurnakannya;
d. Pelatih/Instruktur mengevaluasi dan menyimpulkan hasil praktik penanganan penyanderaan.
3. Tahap Akhir: 15 menit.
a. Penguatan materi.
Pelatih/instruktur memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum;
b. Cek penguasaan materi.
Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta pelatihan;
c. Learning point.
Pelatih/instruktur merumuskan learning point/koreksi dan kesimpulan dari materi yang disampaikan kepada peserta latihan.
Tagihan/Tugas
Secara kelompok peserta pelatihan mengumpulkan laporan pelaksanaan simulasi teknikdan taktik negosiasi.
Lembar Kegiatan
SKENARIO SIMULASI
Petunjuk kerja:
1. Bacalah dengan seksama skenario di bawah ini!
3. Koordinasikan tugas dan tanggungjawab sesuai peran masing-masing! 4. Buatlah laporan singkat hasil pelaksanaan negosiasi!
KASUS UNJUK RASA
Pada hari ini rabu tanggal 14 Maret 2018 pukul 09.00 WIB seorang laki-laki datang di Polres Jakarta Selatan menyampaikan kepada anggota Polri bahwa rencana mereka akan melaksanakan kegiatan unjuk rasa yang akan dilaksanakan didepan kantor KPU dan Mahkamah Konstitusi Jakarta, menuntut agar pilkada di beberapa daerah diulangi karena disinyalir terdapat kecurangan dan money politik, massa diperkirakan kurang lebih 5000 orang. Sebagai pemimpin lapangan adalah Abdullah, umur 35 tahun, laki-laki, alamat jalan Ciputat Raya No 40 Rt 010/09 Jakarta Selatan, Pekerjaan Wiraswasta, Jabatan Korlap
Rute yang akan dilewati, jalan Ciputat Raya, jalan Simatupang, jalan Antasari, jalan Sudirman. Massa akan bergerak menggunakan ranmor roda 2 dan roda 4.
Setelah laporan pemberitauan diterima langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh tim negosiator untuk menghadapi unjuk rasa tersebut. (Diskusikan dan Simulasikan)
KASUS BUNUH DIRI
Piket jaga Polres Jakarta Selatan menerima telepon yang dilaporkan oleh seorang penelopon yang mengaku bernama Jonny umur 31 tahun, sopir angkot jenis kelamin laki-laki, melaporkan bahwa dijalan Juanda ada seorang perempuan berteriak-teriak dari atas sebuah gedung dan mengancam akan melompat dari gedung tersebut. Setelah menerima laporan tersebut, Kapolres memerintahkan tim negosiator ke TKP untuk melakukan negosiasi dengan pelaku bunuh diri tersebut.
Buat langkah-langkah negosiasi yang akan dilakukan oleh tim negosiator terhadap kasus tersebut (diskusikan dan simulasikan)
KASUS PENYANDERAAN
Pada hari Jumat seorang ibu yang mengaku bernama Julaiha, umur 25 tahun, ibu rumah tangga, alamat tempat tinggal perumahan cirendeu permai blok A No.52 Pasar Jumat Jakarta Selatan melaporkan kepada Kepolisian Polres Jakarta Selatan bahwa anak perempuannya yang bernama Siti Aminah 7 tahun, perempuan, diculik dirumahnya pada saat sedang bermain didepan rumah. Pelaku telah menelepon dan meminta uang tebusan sebesar dua ratus juta rupiah sebagai tebusan dan tidak
NEGOSIATOR 28 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
boleh memberitahukan kepada Polisi. Polisi melacak nomor telepon pelaku dan mendapatkan alamat rumah pelaku. Kapolres memerintahkan tim tindak reskrim polres Jakarta Selatan dan tim negosiator ke TKP.
Peritah : Lakukan langkah-langkah negosiasi sebelum dilakukan tindakan tegas dan terukur (diskusikan dan simulasikan)
Bahan Bacaan
POKOK BAHASAN
TEKNIK DAN TAKTIK NEGOSIASI
1. Teknik Negosiasi.
Dalam proses negosiasi, pihak – pihak yang berselisih seringkali menggunakan berbagai taktik agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Arbono (2005) menyarankan beberapa taktik sebagai berikut :
a. Membuat Agenda.
Taktik ini harus digunakan karena dapat memberikan waktu kepada pihak – pihak yang berselisih. Setiap masalah yang ada secara berurutan dan mendorong mereka untuk mencapai kesepakatan atas seluruh paket perundingan.
b. Bluffing.
Taktik klasik yang sering digunakan para negosiator, bertujuan mengelabui lawan berundingnya dengan membuat distorsi kenyataan yang ada dan membangun suatu gambaran yang tidak benar. Contoh, pihak pengusaha menunjukkan bahwa mereka tidak peduli sama sekali dengan ancaman pihak pekerja untuk melakukan pemogokan bila perundingan gagal ( pada hal sebenarnya mereka khawatir bila pemogokan terjadi).
c. Membuat tenggang waktu (Deadline).
Taktik ini digunakan bila salah satu pihak yang berunding ingin mempercepat penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan twenggang waktu kepada lawannya untuk segera mengambil keputusan. Contoh, pihak pengusaha menyatakan kepada pihak pekerja, bila paket PHK yang ditawarkan tidak diambil sekarang, maka paket PHK yang akan diberikan berikutnya akan lebih rendah dari yang ditawarkan saat ini.
d. Good Guy Bad Guy.
Taktik ini digunakan dengan cara menciptakan tokoh jahat dan baik pada salah satu pihak yang berunding. Tokoh jahat ini berfungsi untuk menekan pihak lawan sehingga pandangan – pandangannya selalu ditentang oleh pihak lawannya , sedangkan tokoh baik ini yang akan menjadi pihak yang dihormati oleh pihak lawannya karena kebaikannya. Sehingga pendapat – pendapat yang dikemukakan untuk menetralisir pendapat tokoh jahat sehingga dapat diterima oleh lawan berundingnya.
e. The Art of Concecion.
Taktik ini diterapkan dengan cara selalu meminta konsesi dari lawan berunding atas permintan pihak lawan berunding yang akan dipenuhi. Contoh, Pihak pengusaha sepakat untuk memberikan kanaikan gaji yang diminta pihak pekerja sepakat untuk mendukung pihak pengusaha mengurangi jumlah pekerja.
f. Intimidasi.
Taktik ini dilakukan bila salah satu pihak membuat ancaman kepada lawan berundingnya agar menerima penawaran yang ada, dan menekankan konsekwensi yang akan diterima bila tawaran ditolak. Contoh, pihak pekerja mengancam bahwa bila permintaan kenaikan gaji mereka tidak dipenuhi oleh pihak pengusaha, maka mereka akan melakukan pemogokan selama 1 bulan.
2. Teknik dan Taktik Negosiasi Terhadap Masalah Sosial
a. Tahap-tahap dasar negosiasi
1) Membangun rasa saling percaya diantara kedua belah pihak.
2) Menciptakan kejernihan dengan komunikasi yang baik. 3) Menciptakan saling pengertian.
4) Melakukan tindakan secara bersama – sama.
b. Teknik dan taktik negosasi terhadap penanganan unjuk rasa 1) Menemui dan/atau menghubungi pimpinan/koordinator
lapangan untuk diajak bernegosiasi. 2) Menerapkan prinsip dasar negosiasi.
3) Menentukan tempat untuk proses negosiasi yang nyaman.
NEGOSIATOR 30 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
5) Mengendalikan diri dan tidak terpancing emosi dan 6) Mengatur waktu bernegosiasi yang tepat untuk mengulur
dan/atau mempercepat.
( Anggota Polri dan Polwan sedang melaksanakan negosiasi terhadap pengunjuk rasa)
3. Teknik dan Taktik Negosiasi Terhadap Percobaan Bunuh Diri
a. Gejala-gejala Bunuh Diri 1) Kehilangan motivasi. 2) Berubahnya nafsu makan.
3) Perubahan dalam tidur-terlalu sedikit-terlalu banyak. 4) Cemas/mudah marah/Kemarahan yang tidak terkontrol. 5) Mengucilkan diri.
6) Kurangnya rasa ketertarikan/minat. 7) Merasa putus asa, tidak berdaya, apatis. 8) Perubahan penampilan, kinerja.
9) Merasa terpojok, tidak ada jalan keluar. 10) Meningkatnya penggunaan zat kimia/alkohol. b. Motivasi Bunuh Diri
1) Kehilangan orang yang dicintai. 2) Masalah hubungan (Kekasih). 3) Masalah keuangan.
4) Pengangguran.
5) Untuk menghindari atau mengakhiri rasa sakit. 6) Menghukum orang lain atau diri sendiri.
c. Respon Polisi
1) Mendengarkan. 2) Menunjukkan empati. 3) Memberikan hiburan 4) Menghindari gangguan. 5) Membiarkan ungkapan emosi
d. Tanda-tanda Isyarat Verbal Tidak Langsung 1) Saya tidak sanggup lagi.
2) Saya tidak bisa menahan rasa sakit ini. 3) Saya tidak kuat lagi.
4) Saya sudah lelah hidup.
5) Tak seorangpun yang membutuhkan saya lagi. 6) Anda akan lebih baik tanpa saya.
7) Hidup ini sudah tidak ada gunanya lagi. e. Tanda-tanda Isyarat Verbal Langsung
1) Saya akan bunuh diri 2) Saya berharap mati saja 3) Saya akan segera mati
4) Saya akan segera mengakhirinya 5) Saya akan melakukan bunuh diri
f. Teknik dan taktik negosiasi/persuasi dalam penanganan percobaan bunuh diri
a. Mengupayakan dapat menemui dan/atau kontak langsung dengan objek (pelaku) untuk diajak bernegosiasi.
b. Melakukan komunikasi efektif.
c. Menerapkan prinsip dasar negosiasi/persuasi.
d. Berupaya mengendalikan dan menguasai perasaan serta pikiran objek (pelaku). dan
e. Mengulur waktu bernegosiasi agar objek (pelaku) dapat dipengaruhi sehingga mengurungkan niatnya.
NEGOSIATOR 32 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
Tim negosiator Polwan melaksanakan negosiasi terhadap pelaku percobaan bunuh diri )
4. Teknik dan Taktik Negosiasi Terhadap Masalah Penyanderaan
a. Jenis-jenis situasi penyanderaan dan cara penanganannya 1) Situasi instrumental
Ciri – cirinya
a) Sandra ditahan sebagai alat penukar pemenuhan tuntutan kepada polisi/ negosiator.
b) Orientasi pada tujuan. c) Tuntutan jelas.
d) Berfikir rasional.
e) Memerlukan polisi untuk memfasilitasi.
f) Ada kesadaran untuk mempertahankan hidup sandera demi menghindarkan serangan taktis polisi.
Cara Penanganannya a) Pengepungan b) Negosiasi
c) Penampilan kekuatan polisi yang lebih besar untuk menunjukkan keinginan polisi menggunakan kekerasan jika dipandang perlu.
d) Penyediaan waktu yang cukup
e) Mendorong dan memfasilitasi penyerahan damai. 2) Situasi ekspresif
Ciri-cirinya
a) Ada ungkapan ekspresif yang emosional. b) Tidak ada tuntutan/tidak jelas.
c) Pikiran tidak rasional.
d) Terutama disebabkan oleh kemarahan atau frustasi.
e) Tidak memerlukan polisi.
f) Orang yang ditahan adalah korban (fokus dari kemarahan).
Cara Penanganannya a) Ulur waktu.
b) Bangun kepercayaan.
c) Gunakan keterampilan mendengarkan aktif.
d) Kurangi profil polisi untuk menunjukkan niat damai. e) Menggunakan alternatif pemecahan masalah tanpa
kekerasan.
f) Hindari tehnik manipulasi kecemasan. 3) Resiko tinggi
Ciri-cirinya
a) Pelaku melakukan tindakan kekerasan disengaja didepan polisi.
b) Sandera dikenali dan dipilih khusus.
c) Ada riwayat masa lalu antara pelaku dan korban yang melibatkan polisi.
d) Ada ancaman langsung atau tindakan kekerasan nyata terhadap korban digabungkan dengan tidak adanya tuntutan jelas.
e) Kejadian serupa sebelumnya.
f) Pelaku mengalami berbagai tekanan hidup.
g) Latar belakang budaya untuk melakukan kekerasan (contoh harakiri di Jepang).
h) Tidak ada sistem pendukung (keluarga, teman). i) Verbalisasi niat untuk bunuh diri.
j) Penyandera memberikan wasiat. k) Tidak ada respon dari subyek. Cara Penanganannya
a) egera melaporkan situasi kepada komandan. b) Tetap melakukan negosiasi.
c) Persiapkaan untuk segera melaksanakan tindakan taktis (keputusan diambil oleh komandan insiden).
NEGOSIATOR 34 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
b. Prosedur Pembebasan Sandera
Prosedur operasi pembebasan sandera yang berlaku secara konvensional mempertimbangkan urutan sebagai berikut : 1) Pengepungan, Isolasi dan upaya Negosiasi.
2) Perintah untuk menyerah.
3) Penggunaan zat kimia untuk memaksa menyerah. 4) Penggunaan sniper untuk melumpuhkan pelaku. 5) Penyerangan oleh pasukan Taktis.
Prosedur tersebut berjalan secara Hierarkhis dan upaya pertama sampai dengan terakhir. Jika upaya ketiga, keempat dan kelima telah dilaksanakan dan gagal, maka sulit untuk mengulangi upaya pertama (Negosiasi) dan kedua.
Mengulangi upaya pertama merupakan dasar bagi keberhasilan pembebasan sandera. Jika upaya pertama gagal, maka upaya berikutnya dapat dijalankan. Hal inilah yang menjadi dasar pentingnya penanganan sandera melalui metoda Negosiasi. Bila metoda Negosiasi dijalankan, hasil minimal yang dapat diperoleh adalah penguluran waktu yang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan infromasi, tentang situasi penyanderaan dan penyusunan strategi operasi pembebasan sebaik mungkin. Sedangkan keuntungan maksimal yang dapat diperoleh dan Negosiasi yang berhasil adalah terselamatkannya sandera dan pelaku tanpa jatuh korban.
c. Barang-barang penukar dalam kasus sandera 1) Barang – barang yang boleh ditukar
a) Minuman b) Makanan
c) Alat transportasi d) Uang
e) Liputan media
2) Barang-barang yang tidak boleh a) Senjata
b) Obat-obatan
c) Pertukaran sandera d) Melepaskan tahanan
d. Teknik dan taktik dalam penanganan penyanderaan
dengan penyandera (pelaku dan/atau pimpinan pelaku) untuk diajak bernegosiasi.
2) Melakukan komunikasi efektif.
3) Menerapkan prinsip dasar negosiasi.
4) Berupaya mengendalikandan menguasai perasaan serta pikiran penyandera (pelaku dan/atau pimpinan pelaku). 5) Mengulur waktu bernegosiasi agar penyandera (pelaku
dan/atau pimpinan pelaku) dapat dipengaruhi. 6) Menghindari jatuhnya korban dari sandera.
( Negosiasi terhadap pelaku penyanderaan)
5. Indikasi Keberhasilan Negosiasi
a. Indikasi keberhasilan negosiasi terhadap masalah sosial yang melibatkan massa meliputi:
1) Masalah sosial yang melibatkan massa batal dilaksanakan.
2) Menurunnya eskalasi massa, baik secara kualitas maupun kuantitas.
3) Terhindar jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda serta kerusakan fasilitas umum.
b. Indikasi keberhasilan negosiasi terhadap percobaan bunuh diri meliputi:
1) Percobaan bunuh diri tidak terlaksana.
2) Jika percobaan bunuh diri tetap terlaksana, pelaku terhindar dari kematiann
3) Terhindar jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda serta kerusakan fasilitas umum.
NEGOSIATOR 36 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
c. Indikasi keberhasilan negosiasi terhadap penyanderaan meliputi:
1) Sandera berhasil dibebaskan.
2) Pelaku penyaderaan dapat ditahan dan
3) Terhindar jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda serta kerusakan fasilitas umum.
6. Kewajiban petugas Polri dalam menangani unras.
a. Mengamankan pelaku dari gangguan pihak lain
b. Mengamankan agar kegiatan Unras tidak mengganggu kepentingan pihak lain.
c. Mencegah terjadinya Tindak Pidana.
d. Mencegah supaya tidak berkembang menjadi kerusuhan. e. Menghormati Hak Asasi Manusia.
f. Melakukan tindakan sesuai hukum dan prosedur yang berlaku.
7. Pendekatan apa bila tidak ada respon dari massa
a. Melanjutkan usaha sampai mendapatkan respon melalui percakapan.
b. Mengusulkan/mencari cara agar massa dapat merespon nego, selanjutnya melakukan dialog.
c. Bersifat menenangkan/mendinginkan situasi dan jangan mengacau khususnya pertanyaan nego kepada massa.
Rangkuman
1. Tim negosiator dalam melaksanakan teknik dan taktik negosiasi baik terhadap penanganan unjuk rasa, percobaan bunuh diri maupun masalah penyanderaan harus memahami prinsip-prinsip dasar negosiasi, sehingga pelaksanaan negosiasi dapat berjalan dengan lancar.
2. Kewajiban petugas Polri dalam menangani unras. a. Mengamankan pelaku dari gangguan pihak lain
b. Mengamankan agar kegiatan Unras tidak mengganggu kepentingan pihak lain.
c. Mencegah terjadinya Tindak Pidana.
d. Mencegah supaya tidak berkembang menjadi kerusuhan. e. Menghormati Hak Asasi Manusia.
f. Melakukan tindakan sesuai hukum dan prosedur yang berlaku.
3. Teknik dan taktik negosasi terhadap penanganan unjuk rasa a. Menemui dan/atau menghubungi pimpinan/koordinator
lapangan untuk diajak bernegosiasi. b. Menerapkan prinsip dasar negosiasi.
c. Menentukan tempat untuk proses negosiasi yang nyaman. d. Melakukan komunikasi efektif.
e. Mengendalikan diri dan tidak terpancing emosi dan
f. Mengatur waktu bernegosiasi yang tepat untuk mengulur dan/atau mempercepat.
4. Teknik dan taktik negosiasi/persuasi dalam penanganan percobaan bunuh diri
a. Mengupayakan dapat menemui dan/atau kontak langsung dengan objek (pelaku) untuk diajak bernegosiasi.
b. Melakukan komunikasi efektif.
c. Menerapkan prinsip dasar negosiasi/persuasi.
d. Berupaya mengendalikan dan menguasai perasaan serta pikiran objek (pelaku). dan
e. Mengulur waktu bernegosiasi agar objek (pelaku) dapat dipengaruhi sehingga mengurungkan niatnya.
5. Teknik dan taktik dalam penanganan penyanderaan
a. Upayakan dapat menemui dan/atau kontak langsung dengan penyandera (pelaku dan/atau pimpinan pelaku) untuk diajak bernegosiasi.
b. Melakukan komunikasi efektif.
c. Menerapkan prinsip dasar negosiasi.
d. Berupaya mengendalikandan menguasai perasaan serta pikiran penyandera (pelaku dan/atau pimpinan pelaku).
e. Mengulur waktu bernegosiasi agar penyandera (pelaku dan/atau pimpinan pelaku) dapat dipengaruhi.
NEGOSIATOR 38 HPP-LAT BINTARA FT. SABHARA
Latihan
1. Jelaskan teknik negosiasi !
2. Jelaskan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah sosial !
3. Jelaskan teknik dan taktik negosiasi/persuasi terhadap masalah percobaan bunuh diri !
4. Jelaskan teknik dan taktik negosiasi terhadap masalah penyanderaan !
5. Jelaskan indikasi keberhasilan negosiasi !
6. Jelaskan kewajiban Polri dalam menangani unjuk rasa !