PANDUAN
PANDUAN
S
SIIS
ST
TE
EM PE
M PERK
RKADER
ADERAN
AN
IIK
KATAN MAH
ATAN MAHAS
ASIIS
SWA
WA MU
MUHAM
HAMMA
MADI
DIY
YAH
AH
( S
( S P
P I
I I M
I M M
M ))
DEWAN PIMPINAN DAERAH DEWAN PIMPINAN DAERAH IKATA
IKATAN MN M AHASISAHASISWA WA MUHAMMADIYAH JAWA TENGAHMUHAMMADIYAH JAWA TENGAH
Sekretariat: Jl. Singosari 33 Semarang T (024) 8314823 F (024) 8417060 Sekretariat: Jl. Singosari 33 Semarang T (024) 8314823 F (024) 8417060
2009 2009
BA BAB B II
POLA DASAR STRATEGI PERKADERAN POLA DASAR STRATEGI PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
A.
A. PENDAHUPENDAHULUANLUAN
Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan kekaderan Ikatan Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan kekaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, diperlukan sebuah rumusan dasar mengenai pokok-pokok arah Mahasiswa Muhammadiyah, diperlukan sebuah rumusan dasar mengenai pokok-pokok arah
kekadera
kekaderan dalam IMM yang akan menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasann dalam IMM yang akan menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasan
konseptual strategi kekaderan IMM. konseptual strategi kekaderan IMM.
Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan strategis berkenaan Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan strategis berkenaan dengan sistem perkaderan IMM mengenai latar belakang, tujuan, arah, sasaran, landasan, dengan sistem perkaderan IMM mengenai latar belakang, tujuan, arah, sasaran, landasan, kurikulum, metode, komponen serta pengorganisasian perkaderan di lingkungan IMM. Dari kurikulum, metode, komponen serta pengorganisasian perkaderan di lingkungan IMM. Dari seluruh rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam jati diri seluruh rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam jati diri kader IMM serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah satu Organisasi Otonom kader IMM serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah dan bagian dari gerakan kepemudaan nasional dalam perannya sebagai
Muhammadiyah dan bagian dari gerakan kepemudaan nasional dalam perannya sebagaicaractercaracter
builder
builder generasi muda, terutama mgenerasi muda, terutama m ahasiswa.ahasiswa.
Pola dasar strategi perkaderan disusun sebagai upaya optimalisasi proses kekaderan IMM Pola dasar strategi perkaderan disusun sebagai upaya optimalisasi proses kekaderan IMM
secara na
secara nasional sertsional serta pedoman baku dalam pelaksanaan perkaderan IMM a pedoman baku dalam pelaksanaan perkaderan IMM di setiadi setiap komponen danp komponen dan
jenja jenjang.ng.
B. LATAR BELAKANG B. LATAR BELAKANG
Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan. Pilihan gerakan pada bidang Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan. Pilihan gerakan pada bidang dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sejak awal pendiriannya merupakan fenomena baru dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sejak awal pendiriannya merupakan fenomena baru
dalam lingkup pergerakan Islam di negeri ini. dalam lingkup pergerakan Islam di negeri ini.
Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan dikembangkannya, Muhammadiyah Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan dikembangkannya, Muhammadiyah harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin
menyempumak
menyempumakannya. Kekuatan ini akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akanannya. Kekuatan ini akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akan tampil menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian Muhammadiyah membutuhkan tampil menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian Muhammadiyah membutuhkan
kader-kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut. kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Ada tiga jalur proses kaderisasi yang ditempuh Muhammadiyah dalam rangka Ada tiga jalur proses kaderisasi yang ditempuh Muhammadiyah dalam rangka mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu : (1) jalur pendidikan formal, melalui mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu : (1) jalur pendidikan formal, melalui
lembaga
lembaga-lembaga formal yang dimiliki Muhammadiyah, (2) Jalur informal, berupa penanaman-lembaga formal yang dimiliki Muhammadiyah, (2) Jalur informal, berupa penanaman misi di lingkungan keluarga, dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, (3) Jalur Program misi di lingkungan keluarga, dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, (3) Jalur Program khusus Badan Pendidikan Kader dan Organisasi-organisasi Otonom. Ketiga jalur ini diharapkan khusus Badan Pendidikan Kader dan Organisasi-organisasi Otonom. Ketiga jalur ini diharapkan
bisa menjadi "pemasok" kader
bisa menjadi "pemasok" kader--kader yang akan melestarikkader yang akan melestarikan khittah gerakannya.an khittah gerakannya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian dari organisasi otonom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian dari organisasi otonom Muhammadiyah dengan basis anggota yang relatif homogen : Mahasiswa. Sebagai wahana Muhammadiyah dengan basis anggota yang relatif homogen : Mahasiswa. Sebagai wahana kaderisasi, IMM diharapkan dapat menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas kaderisasi, IMM diharapkan dapat menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas
intelektual, kapasitas moral dan peran sosial yang memadai. intelektual, kapasitas moral dan peran sosial yang memadai.
Untuk mencapai kualifikasi kekaderan seperti demikian, IMM dituntut untuk Untuk mencapai kualifikasi kekaderan seperti demikian, IMM dituntut untuk menyelenggarakan program perkaderan dengan strategi perencanaan yang serius dan kerangka menyelenggarakan program perkaderan dengan strategi perencanaan yang serius dan kerangka kerja yang jelas. Dengan demikian, kurikulum dan metode menjadi acuan utama guna kerja yang jelas. Dengan demikian, kurikulum dan metode menjadi acuan utama guna
pencapa
pencapaian hasil yang optimal. Sehingga dari proses kaderisasi yang dikembangkan IMM dapatian hasil yang optimal. Sehingga dari proses kaderisasi yang dikembangkan IMM dapat
lahir kader
lahir kader--kader yang rnemahami benar mkader yang rnemahami benar m isi dan citisi dan citaa--cita Muhammadiyah.cita Muhammadiyah.
C. ARAH DAN TUJUAN PERKADERAN C. ARAH DAN TUJUAN PERKADERAN
Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam Muhammadiyah orientasi kekaderan Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam Muhammadiyah orientasi kekaderan IMM diarahkan pada terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi IMM diarahkan pada terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi yang ditekuninya, kritis, logis, trampil dan progresif. Kualitas kader yang demikian yang ditekuninya, kritis, logis, trampil dan progresif. Kualitas kader yang demikian
ditransformasikan dalam tiga lahan aktualitas, yakni : persyarikatan, ummat dan bangsa. ditransformasikan dalam tiga lahan aktualitas, yakni : persyarikatan, ummat dan bangsa.
Secara substansial, arah perkaderan IMM adalah penciptaan sumber daya manusia yang Secara substansial, arah perkaderan IMM adalah penciptaan sumber daya manusia yang
memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman,
yang berakhlak karimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggung jawab dan
memiliki komitmen dan kompetensi perjuangan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagai sebuah proses organisasional, perkaderan IMM diarahkan pada upaya transformasi ideologis dalam bentuk pembinaan dan pengembangan kader, baik kerangka ideologis maupun
teknis manajerial.
Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses perkaderan diarahkan dalam rangka
transformasi dan regenerasi kepemimpinan IM M di setiap level kepemimpinan.
D. SASARAN DAN TARGET PERKADERAN
Sesuai dengan masing-masing komponen dan jenjang, sasaran perkaderan IMM adalah
mahasiswa, anggota, calon pimpinan, pimpinan dan calon instruktur.
Target perkaderan diproyeksikan untuk terbentuknya sumber daya kader struktural dan
fungsional yang profesional.
Target perkaderan utama adalah terinternalisasikannya nilai-nilai perjuangan, visi dan misi IMM dan sekaligus terciptanya kader pimpinan yang memiliki kompetensi dan wawasan yang
sesuai dengan level/tingkatan kepemimpinan masing-masing. Sementara target perkaderan
khusus diproyeksikan pada terbentuknva pengelola perkaderan (instruktur) yang profesional. Sedangkan target perkaderan pendukung adalah meningkatnya kualitas sumber daya kader
menurut minat, bakat, profesi, ketrampilan dan keahlian pada bidang tertentu.
E. LANDASAN PERKADERAN
1. Landasan Nilai/Etik :
Adalah landasan yang mengatur secara normatif dan mendasar seluruh pelaksanaan kegiatan perkaderan IMM, yaitu: A1-Qur'an dan As-Sunnah yang secara operasional dijabarkan dalam Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah.
2. Landasan Hukum :
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No 8 th 1985 tentang keormasan.
3. Landasan Formal Organisasi :
1. Keputusan PP M uhammadiyah tentang Qaidah Ortom
2. Keputusan Muktamar IX IMM di Medan
3. Program Kerja DPP IM M Bidang Kader.
F. KURIKULUM PERKADERAN
Materi perkaderan IMM dikembangkan dalam lima kelompok materi, masing-masing: 1. Materi Pokok Ideologi
2. Materi Pokok Keorganisasian/Kepemimpinan 3. Materi Pokok W awasan
4. Materi Pokok Terapan 5. Materi Suplemen
Dari kelima kelompok itu dikembangkan silabi untuk masing-masing komponen dan jenjang
yang dibangun dengan pendekatan Muatan N asional dan M uatan Lokal yang dikemas secara ideal dan dinamis.
G. PRINSIP METODE PERKADERAN
Dalam rangka menciptakan proses perkaderan seperti yang diharapkan, ketetapan metode merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan. Meskipun tidak berdiri sendiri, metode turut
menentukan proses.
M etode perkaderan IM M dibangun dan dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip : 1. Internalisasi Ideologi
2. Orientasi visi dan misi
3. Pengembangan wawasan, minat dan bakat.
5. Proses akhlak al-Karimah
Keberhasilan suatu metode yang dipakai dipengaruhi antara lain faktor materi, narasumber dan media yang digunakan. Efektifitas suatu metode bukan hanya tergantung pada metode itu
sendiri, melainkan ditunjang dan membutuhkan daya dukung faktor lain.
Pada dasarnya metode perkaderan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi
setempat, sepanjang memenuhi standar mutu yang diharapkan.
H. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN
Komponen dan jenjang perkaderan dalam IMM terbagi sebagai berikut :
1. Komponen Pra Perkaderan
Yaitu suatu komponen awal yang berfungsi untuk mengenalkan dan memasyarakatkan IMM sekaligus sebagai wahana rekruitmen anggota serta sebagai persiapan untuk memasuki perkaderan Darul Arqam Dasar (DAD). Komponen pra perkaderan ini selanjutnya disebut
M asa Ta'aruf yang disingkat Masta.
2. Komponen P erkaderan Utama
Yaitu komponen utama yang bersifat wajib dan merupakan komponen pokok perkaderan IMM. Komponen ini bersifat mengikat dan secara struktural menjadi prasyarat tertentu.
Secara berjenjang, perkaderan utama terdiri dari tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
a. Darul Arqam Dasar (DAD )
b. Darul Arqam M adya (DA M ) dan c. Darul Arqam Paripurna (DAP) 3. Komponen Perkaderan Khusus
Yaitu komponen perkaderan yang ditujukan dalam rangka mendukung komponen utama dengan pendekatan khusus. Komponen ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kemampuan, ketrampilan dan kecakapan khusus. Komponen perkaderan khusus terdiri dari :
a. Latihan Instruktur Dasar (LID)
b. Latihan Instruktur Madya (LIM)
c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)
4. Komponen Perkaderan Pendukung
Yaitu komponen perkaderan yang dilaksanakan untuk meningkatkan potensi kader sesuai dengan minat, bakat, ketrampilan, keahlian dan kemampuan dalam rangka mendukung keberhasilan proses kaderisasi ikatan. Komponen perkaderan pendukung dilaksanakan secara
integral dengan pelaksanakan aktivitas dan program organisasi itu sendiri. Kom ponen perkaderan pendukung terdiri dari :
a. Perkaderan Pendukung Pokok
Adalah perkaderan yang dilaksanakan secara sistematik yang diatur, dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing bidang. Sebagai contoh : Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Penelitian dan penulisan karya Ilmiah, pendidikan wanita dan
lain-lain.
b. Perkaderan pendukung tambahan
Adalah semua bentuk dan proses kaderisasi yang tidak diatur secara khusus (terbuka dan bebas). Sebagai contoh adalah kelompok studi, penokohan kader, forum kajian dan
lain-lain.
I. SIFAT PERKADERAN IMM
Sifat perkaderan yang dilaksanakan IM M diproyeksikan masing-masing dalam rangka :
1. Pengembangan Karir Kepemimpinan
2. Pengembangan Keinstrukturan
3. Pengembangan Wawasan
4. Pengembangan Ketrampilan
5. Pengembangan P rofesi
J. PENGORGANISASIAN KEGIATAN
Dalam rangka optimalisasi proses perkaderan guna terciptanya eks trainer dengan kualifikasi yang diharapkan, perlu didukung dengan sistem manajemen perkaderan yang tepat.
Sistem manajemen dimaksud dalam rangka mengatur pelaksanaan jalinan program perkaderan, sinkronisasi, legalitas pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban masing-masing level
kepemimpinan.
Pengorganisasian perkaderan IM M terbagi sebagai berikut :
1. Tanggung jawab jalur perkaderan utama
a. Darul Arqam Dasar (DAD) oleh Pimpinan Komisariat
b. Darul Arqam Madya (DA M) oleh Pimpinan Cabang
c. Darul Arqam Paripurna (DAP) oleh Dewan Pimpinan Daerah.
2. Tanggung jawab jalur perkaderan khusus
a. Latihan Instruktur Dasar (LID) oleh Pimpinan Cabang
b. Latihan Instruktur Madya (LIM) oleh Dewan Pimpinan Daerah c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP) oleh Dewan Pimpinan Pusat
3. Tanggung jawab jalur Perkaderan P endukung
Diserahkan kepada masing-masing struktur kepemimpinan atau bidang yang
melaksanakannya, baik secara mandiri atau proyek bersama berdasarkan atas asas
mashlahat, manfaat bersama, strategis dan tidak mengorbankan prinsip gerakan. Perkaderan pendukung (sesuai hasil Lokakarya Nasional dan Tanwir) terbagi dua yaitu perkaderan pendukung pokok dan perkaderan pendukung tambahan. Perbedaan yang mendasar dari dua hat itu adalah perkaderan pendukung pokok memiliki silabi (guide line), akan tetapi untuk perkaderan pendukung tambahan hanya mencantumkan nama kegiatannya akan tetapi
bentuk dan guide linenya disesuaikan dengan kondisi masing-masing level institusi.
Setiap pelaksanaan perkaderan secara struktural dilaporkan kepada pimpinan di atasnya. Operasionalisasi pelaksanaan bisa didelegasikan kepada panitia yang dibentuk tersendiri dibawah
pengawasan pimpinan yang bertanggung jawab.
K. SISTEM EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Setiap komponen dan jenjang disertai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi
perkaderan dilaksanakan dalam dua bidang.
1. Evaluasi Program :
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya introspeksi pencapaian tujuan perkaderan, baik menyangkut tujuan instruksional maupun target kurikuler. Guna memastikan ukuran pencapaian maka diperlukan instrumen standar mengenai aspek yang diukur. Standarisasi
instrumen-instrumen keberhasilan perkaderan menjadi tanggung jawab program.
2. Evaluasi pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya introspeksi menyangkut manajemen perangkat keras, baik berupa fasilitas, maupuan sumberdaya manusia yang terlibat dalam
proses perkaderan.
3. Tidak lanjut
Yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas perkaderan dan melestarikan
hubungan silaturrahim dengan ekstrainer. Tindak lanjut bisa dilaksanakan secara variatif sesuai dengan kebutuhan, misalnya penugasan, penggarapan program, transformasi kader
dan lain-lain.
L. PENUTUP
Sebagai pedoman pokok, rumusan pedoman perkaderan ini hanya berisi masalah bersifat
garis besar yang akan menjadi pedoman umum secara nasional.
Dalam rangka operasional dan teknis, masing-masing struktur pimpinan IMM hendaknya mengantisipasi problematika internal dan kebutuhan lokalnya. Dengan demikian, sistem
perkaderan ini bisa diberlakukan secara dinamis.
BAB II
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
A. PENDAHULUAN
Setiap institusi perkaderan dalam melakukan proses perkaderannya secara sistematis senantiasa berorientasi kepada kualitas output yang ideal. Dalam rangka itu maka berbagai
konsep disiapkan guna menunjang pencapaian hasil yang diharapkan.
Sistem yang dirumuskan secara konseptual tidak akan mencapai sasaran tanpa sistem-sistem penyelenggara yang terencana, terarah, terorganisir, berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). Untuk itu, diperlukan sebuah rumusan pedoman penyelenggaraan IMM secara
nasional.
Rumusan pedoman penyelenggaraan perkaderan ini merupakan seperangkat konsep aplikatif yang disiapkan sebagai guidance operasional perkaderan. Konsep-konsep itu kemudian diturunkan secara teknis dalam masing-masing komponen dan jenjang yang operasionalnya di
lapangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Pedoman penyelenggara perkaderan IMM merupakan rumusan yang menyangkut :
1. Tujuan Penyelenggaraan
2. Pengorganisasian : Organisasi dan Tugas
3. Langkah Penyelenggaraan
4. Evaluasi
5. Sarana, prasarana dan dana.
B. TUJUAN PENYELENGGARAAN
Dalam rangka mencapai tujuan pada umumnya, maka perlu dipahami tujuan penyelenggaraan perkaderan yang dilaksanakan di lingkungan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dengan memahami tujuan penyelenggaraan perkaderan, diharapkan setiap pimpinan
penyelenggara perkaderan dapat memahami, memperoleh pegangan, memiliki kemampuan dan
ketrampilan rnemadai dalam berbagai lingkup dan tahapannya.
Perlu dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya perkaderan di lingkungan IMM adalah
sebagai berikut :
1. Terlaksananya perkaderan secara terorganisir, terencana, terprogram, berkesinambungan,
efektif dan efisien.
2. Perkaderan yang dilaksanakan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.
3. Perkaderan dapat didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
4. Komponen dan jenjang perkaderan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan khusus
masing-masing.
C. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersusun hirarkis sebagai berikut :
1. Penanggung jawab :
Yaitu struktur pimpinan Ikatan yang bertanggung jawab langsung secara keseluruhan terhadap penyelenggaraan perkaderan. Penanggung jawab program diserahkan kepada
pimpinan Ikatan sesuai dengan jenis, komponen dan jenjangnya.
2. Tim Instruktur
Yaitu tim yang bertugas memandu dan memegang kendali orientasi, materi dan kualitas acara
perkaderan sebagai proses melahirkan eks trainer yang ideal. Tim instruktur adalah kelompok instruktur yang dari segi keinstrukturan dan perkaderan memenuhi persyaratan sebagai
pengelola dengan tugas khusus disamping tugas umum . Tim Instruktur terdiri dari :
2.1.Master Of Training
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memimpin dan secara umum bertanggung jawab
atas pelaksanaan keinstrukturan.
Yaitu seseorang yang mendapat tugas memandu keinstrukturan dalam aspek pelaksanaan
syariat Islam dan akhlaq karimah.
2.3. Anggota tim instruktur
Yaitu sekelompok orang yang secara bersama-sama menjalankan tugas keinstrukturan dan masing-masing bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tertentu dari materi perkaderan, hal mana menurut spesifikasinya tersebut ia mengarahkan kepada tujuan
yang diharapkan.
3. Nara S umber
Nara sumber dalam kegiatan perkaderan IMM adalah para ahli yang kompeten dalam
bidang-bidang yang disajikan dalam proses perkaderan.
Diharapkan nara sumber yang dilibatkan dalam perkaderan IMM adalah mereka yang memiliki
komitmen perjuangan Islam yang jelas, menguasai materi, bisa dijadikan contoh,
berpengalaman dan sesuai dengan kepentingan perkaderan.
4. Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana dalam perkaderan IMM adalah tim petugas bersifat teknis yang bertugas
menjadi penanggung jawab pelaksana perkaderan sesuai kepentingan teknis.
D. PENYELENGGARAAN
Yang dimaksud dengan penyelenggaraan perkaderan adalah menyangkut perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Perencanaan berupa serangkaian proses pra pelaksanaan perkaderan dan merupakan tahap
persiapan. Dalam setiap level kepemimpinan IMM perkaderan harus direncanakan secara
menyeluruh baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pelaksanaan adalah merupakan tahap pokok proses perkaderan, penyerapan kurikulum,
yang tercermin di acara.
Dalarn tahap ini tim instruktur bertugas menyusun dan melaksanakan rangkaian acara berupa :
1. Pembukaan
2. Pelaksanaan kurikulum
3. Pengenalan awal
4. Pengarahan umum dan dialog.
5. Penerapan kurikulum, pengelolaan kelas, pengembangan peserta
6. Pelaksanaan tugas dan wewenang instruktur.
7. Pengembangan kegiatan, keaktifan dan partisipasi peserta.
8. Evaluasi akhir.
9. Penutupan.
Tindak lanjut (follow up) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebagai tindakan pasca perkaderan dalam rangka menciptakan kondisi yang mengikat peserta dan mendukung
optimalisasi tujuan perkaderan.
Tindak lanjut penyelenggaraan perkaderan dapat b erupa :
1. Laporan penyelenggaraan secara menyeluruh.
2. Pelulusan peserta dan penyerahan syahadah
3. Pemantauan ekstrainer : aktivitas & prestasi 4. Pendataan ekstrainer & potensinya.
5. Pengembangan kegiatan
E. EVALUASI
Guna mengukur tingkat keberhasilan acara, sesuai pelaksanaan pengkaderan harus diikuti
dengan evaluasi dalam rangka melakukan introspeksi atas acara tersebut.
K ategori evaluasi penyelenggaraan menyangkut 2 hal :
1. Penyajian materi
Yaitu evaluasi yang menyangkut teknis penyampaian materi, suasana belajar.
2. Pengelolaan
Yaitu evaluasi yang menyangkut aktifitas peran setiap bagian yang terlibat dalam proses
pelaksanaan perkaderan. Guna mengukur tingkat akurasi evaluasi hendaknya ditetapkan
F. SARANA, PRASARANA DAN DANA
Dalam operasionalisasinya, kegiatan perkaderan tidak bisa dilepaskan dari faktor pendukung
berupa sarana, prasarana dan dana. Kelengkapan tersebut sangat penting dan turut menentukan kualitas proses dan hasil sebuah perkaderan. Oleh karena itu setiap perkaderan hendaknya
memperhatikan betul-betul aspek-aspek sarana, prasarana dan dana ini.
Pada prinsipnya sarana, prasarana dan dana yang digunakan dalam kegiatan perkaderan
harus memperhatikan asas hemat, manfaat dan tidak berlebihan (mubazir).
Sarana penyelenggaraan perkaderan antara lain berupa administrasi, alat kegiatan belajar
mengajar, alat transportasi, konsumsi dan lain-lain.
Prasarananya antara lain berupa gedung, ruangan untuk belajar, ibadah, tidur, makan,
mandi/WC, olah raga, evaluasi, sidang, kantor/sekretariat dan lain-lain.
Dana penyelenggaraan perkaderan diharapkan berasal dari dana mandiri (SWP-SWO),
kerjasama, bantuan kas PTM, Muhammadiyah dan amal usahanya, Pemerintah, serta pihak lain
yang halal dan tidak mengikat.
G. PENUTUP
D emikian pedoman penyelenggaraan perkaderan Ikatan M ahasiswa M uhammadiyah sebagai
panduan dalam melaksanakan kegiatan perkaderan. Diharapkan dengan pedoman ini
pelaksanaan perkaderan bisa dilakukan secara terpadu, terarah, efektif dan efesien.
Demikian keberhasilan penyelenggaraan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan. Namun demikian, faktor manusia sebagai subjek pelaku sangat menentukan keberhasilan, kedisiplinan dan keaktifan penyelenggaraan dan pengelolaannya. Antara keduanya harus terjadi
BAB III
KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
I. PENGERTIAN
Komponen perkaderan di lingkungan IMM adalah seperangkat kelembagaan perkaderan yang menjadi ciri khas dan terprogram, baik utama, khusus maupun pendukung. Sedangkan jenjang perkaderan adalah stratifikasi pentahapan perkaderan menurut tingkat kualifikasi peserta
dan level kepemimpinan penyelengga.
II. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN UTAMA
1. DARUL ARQAM
1.1. UMUM
a. Pengertian
Darul Arqam adalah bagian utama sistem perkaderan IMM yang diselenggarakan
dalam kesatuan waktu tertentu dan berjenjang.
Nama Darul Arqam asalnya berarti rumah Arqam, dinisbatkan kepada pemilik Arqam Ibn Abil Arqam yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Sebagai tempat perkaderan Islam di masa-masa pertama. Dari Darul Arqam itulah lahir tokoh-tokoh Islam generasi pertama seperti Abu Bakar, Ali Ibnu Thalib, Aisyah, dan
lain-lain.
b. Jenjang
Darul Arqam memiliki tiga jenjang, yaitu : 1. Darul Arqam Dasar (DAD )
2. Darul Arqam Madya (DA M )
3. Darul Arqam Paripurna (DAP) c. Tujuan
Perkaderan Darul Arqam ditujukan dalam rangka membentuk karakter dan meningkatkan mutu kader sehingga tercapai kualifikasi Profil Kader Ikatan dengan
wawasan tertentu sesuai dengan jenjang stratifikasinya.
1.2. Darul Arqam Dasar
a. Pengertian
Yaitu perkaderan utama tingkat pertama dari tiga tingkat perkaderan, dan
merupakan prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat Komisariat.
b. Peserta
Prasyarat peserta
1. M emenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelengara.
2. Karakteristik Umum Peserta a. Sudah mengenal IMM
b. Berada dalam tahap usia dewasa awal.
c. Jenjang pendidikan tinggi relatif masih rendah.
d. Sifat, persepsi, motivasi masih beragam.
Jumlah peserta Darul Arqam Dasar hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak
terlalu banyak. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 5.
c. Penanggung jawab
Darul Arqam Dasar dilaksanakan di bawah tanggung jawab Pimpinan Komisariat
IMM.
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Dasar adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan
Komisariat IM M .
e. Instruktur
Instruktur DAD adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri dari
sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
f. Tujuan
Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat komisariat dan cabang serta internalisasi dasar-dasar Islam dan meletakkan dasar pemahaman
intelektualitas.
g. Target
1. Intemalisasi nilai-nilai ideologis
2. M enumbuhkan wacana intelektual
3. Terbentuknya kader yang siap menjadi pimpinan di tingkat Komisariat dan
Cabang.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel kurikulum dan silabi. i. Sifat
Darul Arqam Dasar dilaksanakan dengan pendekatan persuasif edukatif.
j. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktek 4. Penugasan 5. Terapi P sikologis k. Waktu
Darul Arqam Dasar diselenggarakan dalam satuan waktu 4 (empat) hari 4 (empat) malam atau 96 jam.
A lokasi waktu 96 jam dibagi dalam :
1.a. Materi wajib 1 : 15 x 1,5 jam = 22,5 jam
1.b. Materi suplemen dan muatan lokal : 8 x 1,5 jam = 12 jam
1.c. Paket =20,5 jam
1.d. Istirahat = 61 jam
l. Evaluasi
Aspek yang dinilai
1) Pengam atan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :
1.a. Tertib Ibadah
1.b. Patisipasi kehadiran
1.c. S ikap (akhlaq al karimah)
2) Penilaian aktifitas, menyangkut
2.1. Tingkat keseriusan
2.2. Daya tangkap dan daya tanggap.
2.3. Ketrampilan.
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PK IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian
diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.
1.3. Darul Arqam Madya (DAM)
a. Pengertian
Yaitu perkaderan utama tingkat kedua dari tiga tingkat perkaderan, dan merupakan
prasyarat bagi calon pimpinan IM M tingkat Cabang.
b. Peserta
Prasyarat Peserta
1. Telah lulus Darul Arqam Dasar (DAD)
2. M endapat mandat dari pimpinannya.
3. M emenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara.
Karakteristik umum peserta :
1. Sudah mengenal IMM dan Muhammadiyah lebih jauh.
2. Jenjang Pendidikan tinggi relatif telah cukup.
Jumlah peserta Darul Arqam Madya hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak terlalu banyak tetapi dapat mengakomodir potensi Pimpinan Komisariat yang ada di
wilayah PC penyelenggara. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 7 c. Penanggung jawab
Darul A rqam M adya dilaksanakan dibawah tanggung jawab Pimpinan Cabang IMM .
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Madya adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan
Cabang IMM.
e. Instruktur
Instruktur DAM adalah Tim Instruktur yang dibentuk oleh DPD IMM dan terdiri dari
sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training 3. 5 orang anggota instruktur
f. Tujuan
Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi
kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat daerah.
g. Target
1. Terbentuknya visi intelektual kader.
2. Terbentuknya kader yang siap menjadi P impinan tingkat Cabang & daerah.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel kurikulum dan silabi
i. Sifat
Darul A rqam M adya dilaksanakan dengan pendekatan edukatif andragogik.
j. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktek 4. Penugasan 5. Tes k. Waktu
Darul Arqam Madya diselenggarakan dalam satuan waktu 5 (lima) hari 5 (lima) malam
atau 120 jam.
Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :
1. Materi Wajib 15 x 1,5 jam : 52,5 jam 2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 16,5 jam
3. Paket : 24,5 jam
4. Istirahat : 58 jam
l. Evaluasi
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PC IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan
pada aspek esensi dan teknis operasional.
1.4. Darul Arqam Paripurna (DAP)
a. Pengertian
Yaitu perkaderan utama tingkat ketiga dari tiga tingkatan perkaderan, dan merupakan
prasy arat bagi calon pimpinan IMM tingkat pusat.
b. Peserta
Prasyarat peserta :
1. Telah lulus Darul Arqam Madya (DAM)
2. M endapat mandat dari pimpinannya
Karakteristik umum peserta :
1. M emiliki motivasi dan bakat kepemimpinan yang kuat.
2. Memiliki wawasan ke-Islaman dan keM uhammadiyahan yang luas.
3. Peka dan tanggap terhadap perkembangan politik dan kemasyarakatan.
Peserta Darul Arqam Paripurna (DAP) diharapkan dapat mengakomodir potensi seluruh
DP D , baik skala nasional maupun regional. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 :
10.
c. Penanggung jawab
Darul Arqam Paripurna berada dalam tanggung iawab Dewan Pimpinan Daerah IMM. DPD
IMIM dapat melaksanakan Darul Arqam Paripurna tingkat nasional maupun regional.
d. Pelaksana
Panitia pelaksana Darul Arqam Paripurna adalah panitia yang dibentuk oleh Dewan
Pimpinan Daerah IMM .
e. Instruktur
Instruktur Darul Arqam Paripurna adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan terdiri dari sekurang-kurangnya :
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur DAP adalah minimal telah lulus latihan
Instruktur III dan atau pernah menjadi Pimpinan DPP IMM.
f. Tujuan
Meningkatkan mute anggota IMM hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai
wawasan tingkat nasional. Spesifikasi orientasi DAP adalah pada penguatan wawasan
kepemimpinan.
g. Target
1. Terbentuknya kemampuan peran sosial kemasyarakatan.
2. Terbentuknya kader yang siap menjadi Pimpinan tingkat Nasional.
h. Kurikulum
Lihat pada tabel dan silabi.
i. Sifat
Darul Arqam Paripurna dilaksanakan dengan pendekatan liberatif emansipatoris.
j. Metode 1. Ceramah 2. D iskusi /seminar 3. Praktek 4. Problem solving 5. Studi Kasus 6. Observasi 7. Penugasan 8. Dialektika Forum 9. Tes k. Waktu
Darul Arqam Paripurna diselenggarakan dalam satuan waktu 7 (tujuh) hari 7 malam atau 168 jam.
Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :
1. Materi wajib 15 x 1,5 jam : 39 jam
2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 36 jam
3. Paket : 25,5 jam
4. Istirahat : 87 jam
l. Evaluasi
1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPD IMM sebagai
penanggung jawab perkaderan. 2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan
III. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN KHUSUS
1. LATIHAN INSTRUKTUR (LI)
1.1. Umum
a. Pengertian
Latihan Instruktur adalah perkaderan khusus yang menjadi fasilitas didik resmi dan
disusun secara berjenjang seba gai upaya untuk meningkatkan kualifikasi kader secara bertahap agar memperoleh kompetensi dalam m engelolah perkaderen Ikatan.
b. Dasar P emikiran
IMM sebagai organisasi kader memerlukan kader-kader yang mempunyai kualifikasi
tertentu untuk mengelola lembaga-lembaga perkaderan yang dilaksanakan Ikatan
sesuai dengan jenjang kompetensinya. c. Jenjang
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang memiliki kelayakan untuk mengelola perkaderan di masing-masing level kepemimpinan sesuai dengan jenjang
kompetensinya.
1.2. Jenjang Latihan Instruktur (LI)
1.2.1. Latihan Instruktur Dasar (LID)
a. Pengertian
Latihan Instruktur Dasar (LID) adalah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat Cabang, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam
lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Komisariat.
b. Tujuan
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi menjadi pemandu Masta, dan perkaderan di tingkat Kom isariat.
c. Peserta
Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat. Syarat peserta LI Dasar, yaitu :
1. Telah lulus Darul Arqam Dasar (DAD)
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
3. Lulus T es.
d. Penangung jawab
Penganggung jawab program adalah P impinan Cabang IM M .
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan Cabang IMM.
f. Instruktur
Instruktur LID adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri
dari sekurangkurangnya
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LID adalah minimal telah lulus
Latihan Instruktur Madya.
g. Kurikulum
Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.
h. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Simulasi 4. Workshop 5. Penggasan 6. Observasi 7. Studi Kasus 8. Dinamika kelompok 9. Roll playing
i. Waktu
Diselenggarakan dalam waktu 4 (empat) hari 4 (empat) malam atau 96 jam. Alokasi waktu 96 jam dibagi dalam :
1. Kegiatan belajar mengajar : 41 jam 2. Kegiatan terstruktur . 12 jam 3. Kegiatan tidak terstruktur : 26 jam j. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik
1. Pre test dan post test.
2. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,
Menyangkut :
2.1. Tertib Ibadah
2.2. Partisipasi kehadiran
2.3. Sikap (akhlaq al karimah)
3. Penilaian aktifitas menyangkut
3.1. Tingkat keseriusan.
3.2. Daya tangkap dan daya tanggap.
3.3. Ketrampilan
3.4. Kepemimpinan
3.5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim I nstruktur bersama PC IMM
sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang
dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.
2.2.2. Latihan Instruktur Madya (LIM) a. Pengertian
Latihan Instruktur Madya (LIM) adalah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat Daerah, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam
lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Daerah IMM.
b. Tujuan
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi menjadi instruktur perkaderan di tingkat Daerah.
c. Peserta
Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat.
Syarat peserta LIM, yaitu :
1. Telah lulus Latihan Instruktur Dasar.
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
d. Penangung jawab
Penganggung jawab program adalah Dewan Pimpinan Daerah IMM.
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh D PD IM M .
f. Instruktur
Instruktur LIM adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh DPD IMM dan terdiri
dari sekurang-kurangny a :
1. 1 (satu) prang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training 3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LIM adalah minimal telah lulus
Latihan Instruktur Paripurna.
g. Kurikulum
h. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Simulasi 4. Gladi 5. Penugasan 6. Observasi 7. Studi Kasus i. Waktu
LIM Diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144 jam.
Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :
a. K egiatan belajar mengajar : 51 jam b. Kegiatan terstruktur : 56 jam
c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam j. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :
1. Pre test dan post test.
2. P engamatan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :
1. Tertib Ibadah
2. Partisipasi kehadiran
3. S ikap (akhlaq al karimah)
3. Penilaian aktifitas menyangkut :
1. Tingkat keseriusan
2. Daya tangkap dan daya tanggap
3. Ketrampilan
4. Kepemimpinan
5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditent ukan oleh Tim Instruktur bersama DPD
IM M sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perk ad eran yang
dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.
3.2.3. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)
a. Pengertian
Latihan Instruktur Paripurna (LIP) adalah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat Pusat, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam lingkup
wilayah kepemimpinan Pimpinan Pusat IM M .
b. Tujuan
Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan
kompetensi menjadi instruktur perkaderan di tingkat Nasional dan R egional.
c. Peserta
Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat. Syarat peserta LIP, yaitu :
1. Telah lulus Latihan Instruktur Madya.
2. Mendapat mandat dari pimpinannya.
d. Penangung jawab
Penganggung jaw ab program adalah Dewan Pimpinan Pusat IMM atau
dilimpahkan kepada DPD.
e. Pelaksana
Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh DPP IMM.
f. Instruktur
Instruktur LIP adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan terdiri
1. 1 (satu) orang Master Of Training
2. 1 (satu) orang Imam Training
3. 5 (lima) orang anggota instruktur.
Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LIP adalah minimal telah lulus
Latihan Instruktur Paripurna.
g. Kurikulum
Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.
h. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Simulasi 4. Gladi 5. Penugasan/Observasi 6. Studi Kasus 7. Waktu
LIP diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144 jam.
Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :
a. K egiatan belajar mengajar : 51 jam b. Kegiatan terstruktur : 56 jam
c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam
i. Evaluasi
1. Evaluasi peserta
a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :
a. Pre test dan post test.
b. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,
menyangkut : 1. Tertib lbadah
2. Partisipasi kehadiran
3. S ikap (akhlaq al karimah) c. Penilaian aktifitas menyangkut
1. Tingkat keseriusan
2. D aya tangkap dan daya tanggap
3. Ketrampilan
4. Kepemimpinan
5. Kemandirian.
b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPP IMM
sebagai penanggung jawab perkaderan.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan.
BAB IV
TINDAK LANJUT PERKADERAN
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
A. PENDAHULUAN
IMM menetapkan pola perkaderan sebagai upaya pokok aktivitas kelembagaan yang menjadi urat nadi kegiatan. Segala bentuk kegiatan IMM pada dasarnya direfleksikan dalam
bentuk-bentuk konstruk perkaderan yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia muda, khususnya mahasiswa.
K egiatan resmi perkaderan dalam setiap komponen dan jenjang tidak berakhir dalam satuan
waktu tertentu yang terbatas dan insidental. Upaya itu mesti dilanjutkan dengan program pasca latihan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kualitas anggota secara kontinue dan
terprogram. Hal m i merupakan konsekuensi logis komitmen kekaderan IMM.
Disadari bahwa mengandalkan pembinaan kualitas kader melalui perkaderan utama saja tidak cukup dan sangat terbatas. Dengan demikian setiap struktur kepemimpinan IMM
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses tindak lanjut perkaderan di lingkungannya.
B. PRINSIP FOLLOW UP
Proses tindak lanjut (follow up) perkaderan dilaksanakan dengan prinsip fleksibel dan
dinamis.
C. SIFAT DAN FUNGSI
Tindak lanjut perkaderan dilaksanakan dengan sifat
1. Silaturrahim, baik secara personal maupun kelompok.
2. Jaringan informal kualitatif, baik antara personal maupun profesional.
3. Promosi dan transformasi kader di kawasan persyarikatan, Um mat dan bangsa.
D. MATERI DAN BENTUK TINDAK LANJUT
Materi tindak lanjut (follow up) perkaderan herupa
1. Pendalaman ke-Islaman, keMuhammadiyahan, keilmuan, kemanusiaan, dan kelndonesiaan.
2. Pengembangan materi khusus profesional.
3. Kajian masalah kontemporer Bentuk pembinaan 1. Study W awasan 2. Penugasan 3. Kunjungan lapangan. 4. Pemagangan 5. Monitoring 6. Silaturrahim 7. Dll. E. PENANGGUNG JAWAB 1. Organisasi
Tindak lanjut perkaderan secara organisasional berada dalam tanggung jawab Bidang Kader
masing-masing level pimpinan.
2. Fungsional
S ecara fungsional tanggung jawab terletak pelatih di setiap level kepemimpinan.
F. KOMPONEN DAN JENJANG PENGKADERAN PENDUKUNG
Komponen dan jenjang perkaderan pendukung terbagi menjadi :
1. Perkaderan pendukung pokok :
Jenis- jenis perkaderan pendukung pokok :
a. Pelatihan Mubaligh.
b. Pendidikan P olitik
c. Pelatihan pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.
e. Pelatihan Tarjih
f. Pelatihan Ketrampilan
g. Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
2. Perkaderan Pendukung Tambahan
Lampiran 1
MATERI PERKADERAN FORMAL IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
DARUL ARQAM
Alokasi Waktu Materi KBM
ALOKASI WAKTU/JAM
KELOMPOK JENIS MATERI
DAD DAM DAP
IDEOLOGIS Risalah Islamiah
KeMuhammadiyahan Ibadah Dakwah 9 4,5 3 1,5 6 3 3 3 6 3 -KEORGANISASIAN KEPEMIMPINAN Keilmuan Manajemen Sistem perkaderan Administrasi Permusyawaratan Kewirausahaan 4,5 3 -1,5 1,5 -4,5 4,5 3 3 1,5 3 4,5 3 3 -1,5 WAWASAN Sosiologi Antropologi
Sejarah Perjuangan Umat
Islam Filsafat Politik Pancasila -3 1,5 -2,5 2,5 1,5 3 1,5 1,5 1,5 1,5 -3 3 -TERAPAN Logika Komunikasi Teknik N egosiasi Retorika Metode Penelitian N etwork Planning 1,5 -3 -1,5 1,5 -3 1,5 1,5 1,5 1,5 S U P L E M E N Kapita Selekta Muatan Lokal -* 1,5. * 1,5 * Jumlah 34,5 52,5 39 Catatan
Lampiran 2
LATIHAN INSTRUKTUR
Alokasi Waktu Materi KBM
ALOKASI WAKTU
KELOMPOK JENIS MATERI
LIM LIP
IDEOLOGIS Risalah Islamiah
Kemuhammadiyahan Keimanan 5 5 3 5 4 3 KEORGANISASIAN – KEPEMIMPINAN Manajemen Umum Sistem P erkaderan Administrasi Manajemen Pelatihan 2 1 3 1 2 1 3 1
WAWASAN Metodologi Perubahan Sosial
Filsafat Manusia Filsafat A gama Filsafat Pendidikan
Psikologi
Analisa Pendekatan S istem
2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2
TERAPAN Manajemen Kelas
Dinamika K elompok Keinstrukturan
Pola Belajar Orang Dewasa Monitoring dan Evaluasi Pengenalan Potensi Diri
2 2 3 -1 2 2 2 3 2 2 2 S U P L E M E N Kebijakan Pendidikan Nasional Rekayasa Sumberdaya Manusia Muatan Lokal -2 * 2 2 -JUMLAH 96 51 Catatan
Lampiran 3
DARUL ARQAM
Alokasi Waktu Kegiatan Terstruktur
ALOKASI WAKTU/JAM JENIS KEGIATAN
DAD DAM DAP
Shalat Berjamaah Kuliah Singkat Tadarus Olah Raga Refleksi Wawancara Test T ertulis Penulisan Makalah Seminar
G ladi (Lagu-Lagu K epanitiaan, Dll) Survai Investigasi Resensi Buku 2,5 2 3 1,5 0,5 1 1 -2 -4,5 4 5 2,5 1 1 1 1 3 2 2 -3 6 6 10,5 3,5 2 1 3 3 20 -5 3 -Jumlah 12,5 28 63 LATIHAN INSTRUKTUR
Alokasi Waktu Kegiatan Terstruktur
Alokasi Waktu JENIS MATERI LIM LIP Shalat Berjamaah Kuliah Singkat Tadarus Olah Raga Refleksi Wawancara Test T ertulis Penulisan Makalah Seminar Gladi Keinstrukturan Survai/Observasi Apresiasi 3,5 3,5 4 2 1 1 1 3 4 3 1,5 1,5 6 6 6 3 2 1 3 7 12 4 3 3 JUMLAH 29 56
Lampiran 4
SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG
A. DARUL ARQAM DASAR
JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM
Risalah Islamiah Ibadah Dakwah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Administrasi Permusyawaratan
Sejarah Perjuangan Umat
Islam di Indonesia Filsafat Logika Muatan Lokal Hakekat Islam Tauhid Al Qur’an Akhlak Islam
Sirah Nabi Muhammad Islam D an P eradaban
Filsafat Ibadah Islam
Ibadah Praktis Harian Metodologi Dakwah Islam
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Gerakan Pembaharuan Di Indonesia Kepribadian Muhammadiyah
Sejarah Pendirian IMM Kepemimpinan IMM
Khittah dan Identitas IMM
Sistem K epemimpinan Islam Teori Leadership
Administrasi Organisasi M usyawarah D alam Islam Perjuangan Islam Di Indonesia
Dakwah Islam Dalam Masyarakat–
Indonesia
Membangun Logika Ilmiah
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 * Catatan
Lampiran 5
SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG
B. DARUL ARQAM MADYA
JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM
Risalah Islamiah Ibadah Dakwah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Administrasi Kewirausahaan Sosiologi Antropologi Sejarah Perjuangan Umat Filsafat Politik Komunikasi Retorika Metodologi penelitian Kapita selekta Muatan Lokal
Faham Agama Dalam M uhammadiyah
Ijtihad Dalam Islam Problema D unia Islam Jihad Dalam Islam Perbandingan Madzhab Pola K ebijakan Tarjih
Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah IMM Dakwah dan Tantangan Global (Pemurtadan)
Metode ijtihad tarjih
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Warga
Muhamma-diyah
Khittah Perjuangan M uhammadiyah IMM dan Gerakan Mahasiswa Nasional
IMM dan Transformasi Kader dalam Muhammadiyah IM M dan Transformasi Kader dalam Masyarakat Pola Kepemimpinan M uhammadiyah
Pola K epemimpinan Mahasiswa
Manajemen Organisasi Muhammadiyah
Sistem P erkaderan IMM
Sistem Perkaderan Muhammadiyah Administrasi D alam P andangan Islam Manajemen W iraswasta
W irausaha dalam Islam
Wirausaha Sukses (teori dan Pengalaman) Sosiologi Masyarakat Indonesia
Antropologi Budaya
Arah Perjuangan Muhammadiyah Kini dan Nanti
Epistimologi Islam
Aliran-aliran Filsafat Filsafat Pancasila
Kebijakan P olitik Nasional
Dasar-dasar komunikasi Komunikasi Massa Retorika dakwah
Metodologi penelitian ilmiah * * 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 * * Catatan
Lampiran 6
SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG
C. DARUL ARQAM PARIPURNA
JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM
Risalah Islamiah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Kewirausahaan Sosiologi Antropologi Filsafat Komunikasi Retorika Metodologi penelitian Network P lanning Kapita selekta
Perjuangan Politik Umat Islam Indonesia Islam dan Kecenderungan Masa Depan Konsep Masyarakat Islam
G erakan Pemikiran Islam di Indonesia
Muhammadiyah dan Rekayasa Pemberdayaan
Umat
Ideologi Politik P erjuangan M uhammadiyah Kebijakan Politik Kem ahasiswaan
Metodologi Pemahaman IMM (Visi Intelektual,
Kultural dan M anajerial) Akhlaq Kepemimpinan
Pengembangan Manajemen Persyarikatan Profil Kader IMM
Pola dan Arah T ransformasi Kader IMM Kebijakan Ekonomi Nasional
Rekayasa Sosial Masyarakat Masa D epan Religius K ebudayaan
Filsafat Kekuasaan dalam Islam Filsafat G erakan (H arakah) Islamiah Politik Komunikasi dan Komunikasi Politik M oral Politik
Retorika Dakwah
M etodologi Penelitian Sosial
Teori dan P raktek Networking Planning
* 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 * Catatan
Lampiran 7
SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG
A. LATIHAN INSTRUKTUR DAERAH
JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM
Risalah Islamiah Ibadah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Administrasi Perubahan Sosial Filsafat Psikologi Keinstrukturan Sumber Daya Muatan Lokal
Pemahaman dan P endalaman M ateri Tentang Hakekat Islam dan P risip-Prinsip Dasar Al Islam Pemahaman dan Pendalaman Dan Penertiban Praktek Ibadah Sehari-Hari
Wawasan Tentang Praktek Ibadah Sehari-Hari Menurut Pendirian Berbagai Madzhab
Pemahaman dan P endalaman M ateri Tentang Keyakinan Hidup Islami Menurut Muhammadiyah Filosofi G erakan Muhammadiyah
Reinterpretasi Pola dan Arah Gerakan IMM Tingkat Komisariat-Cabang-DP D
Manajemen Umum Manajemen Pelatihan Manajemen Kelas
Analisa Pendekatan S istem
Kajian Materi Perkaderan DAD dan DAM Administrasi U mum
Metodologi Perubahan Sosial Masyarakat Berkembang Filsafat Manusia Filsafat A gama Filsafat Pendidikan Psikologi Umum Psikologi P erkembangan Dinamika K elompok Teori dan P raktek
Analisa Peran
M onitoring dan E valuasi Pengenalan Potensi Diri
Rekayasa S umberdaya M anusia
* 5 2 3 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 * Jumlah 43 Catatan
Lampiran 8
SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG
B. LATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL
JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM
Risalah Islamiah Ibadah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Administrasi Perubahan Sosial Filsafat Psikologi Keinstrukturan Pendidikan Sumber Daya Muatan Lokal
Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang Hakekat Islam dan Prisip-Prinsip Pergerakan Al
Islam
Kajian Masalah-masalah K ontemporer
Pemahaman dan Pendalaman Dan Penertiban
Praktek Ibadah Sehari-Hari
Wawasan Tentang Praktek Ibadah Sehari-Hari
Menurut Pendirian Berbagai Madzhab
Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang
Strategi Perjuangan Muhammadiyah Kontemporer
Profil Pimpinan Muhammadiyah (Analisis Masa
Depan)
Reinterpretasi Pola dan Arah Gerakan IMM Tingkat
DPD dan Skala Nasional Manajemen P ersonalia
Manajemen Pelatihan Manajemen Kelas
Analisa Pendekatan S istem
Kajian Materi Perkaderan IMM, D AM dan DAP Administrasi P ersonalia
Metodologi Perubahan Sosial Masyarakat Maju Filsafat Islam tentang M anusia
Filsafat Islam tentang K ehidupan Filsafat Pendidikan Islam
Psikologi Sosial
Psikologi Orang Dewasa
Psikologi Massa
Dinamika K elompok
Analisa Proses dan dinamika Keinstrukturan
M onitoring dan E valuasi Pengenalan Potensi Diri
Kebijakan Pendidikan Nasional Rekayasa S umberdaya M anusia
* 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 Catatan
W a k t u 1 5 0 1 8 0 1 2 0 1 2 0 1 8 0 1 2 0 1 5 0 1 8 0 S U B . P O K O K B A H A S A N - P e n g e r t i a n - T u j u a n p e n g k a d e r a n - K o m p o n e n & j e n j a n g p e r k a d e r a n - P o k o k - p o k o k p e r k a d e r a n - P o k o k - p o k o k p e r k a d e r a n t k I - A s p e k p e n g e m b a n g a n p e s e r t a - P e n g e r t i a n m a n a j e m e n - T a h a p - t a h a p p r o s e s p e l a k s a n a a n p e r k a d e r a n - U r a i a n m a n a j e m e n p e r k a d e r a n - P e n g e r t i a n - U r a i a n p e n d e k a t a n a n d r a g o g i d a n p a e d a g o g i - U r a i a n t e n t a n g j e n i s - j e n i s m e t o d a a n d r a g o g i d a n p a e d a g o g i - P e n g e r t i a n k u r i k u l u m - U n s u r - u n s u r k u r i k u l u m - A s a s k u r i k u l u m - U r a i a n k u r i k u l u m p e r k a d e r a n t k I - P e n g e r t i a n - F u n g s i e v a l u a s i - T e k n i k e v a l u a s i - P e n g a n t a r - T u j u a n d a n f u n g s i - P r i n s i p - p r i n s i p p e l a k s a n a a n D i n a m i k a K e l o m p o k - P e n g e r t i a n - T u j u a n p e n g k a d e r a n - P o k o k - p o k o k p e r k a d e r a n t k I I - A s p e k p e n g e m b a n g a n p s t - U r a i a n k u r i k u l u m p e r k a d e r a n t k I I - W o r k s h o p P O K O K B A H A S A N S i s t m P e r k a d e r a n I M a n a j e m e n d a n P e r k a d e r a n T e o r i B e l a j a r d a n P e m b e l a j a r a n A n a t o m i K u r i k u l m I S i s t e m e v a l u a s i D i n a m i k a K e l o m p o k S i s t e m P e r k a d e r a n I I A n a t o m i K u r i k u l u m I I T U J U A N M A T E R I P E N U N J A N G P e s e r t a m e m i l i k i p e m a h a m a n d a n p e n g u a s a a n p o k o k - p o k o k p e r k a - d e r a n t k I d a n m a m p u m e n e r a p k a n n y a P e s e r t a m e m i l i k i p e n g e t a h u a n d a n p e n g u a s a a n t e n t a n g m a n a j e m e n p e r k a d e r a n d a n m a m p u m e n e r a p k a n n y a P e s e r t a m e n g u a s a i m e t o d e - m e t o d e y a n g d i g u n a k a n d a l a m p e r k a d e r a n t k I P e s e r t a m e n g u a s a i g a r i s b e s a r m a t e r i d a n t u j u a n k u r i k u l u m p e r k a d e r a n t k I P e s e r t a m e n g u a s a i d a n m a m p u m e n g k l a s i f i k a s i k a n s i s t e m e v a l u a s i p e r k a d e r a n P e s e r t a m e m i l i k i p e n g e t a h u a n t a n t a n g v a r i a s i d i n a m i k a k e l o m p o k d a n m a m p u m e n e r a p k a n n y a P e s e r t a m e m i l i k i p e m a h a m a n d a n p e n g u a s a a n s e r t a m e n e r a p k a n s i s t e m p e n g k a d e r a n t k I I P e s e r t a m e m i l i k i p e n g e t a h u a n d a n w a w a s a n d a n k e t r a m p i l a n t e n t a n g k u r i k u l u m p e n g k a d e r a n t k I I T U J U A N M A T E R I P e s e r t a d a p a t m e n g u a s a i p o k o k - p o k o k p e n g k a d e r a n I M M d a n m a m p u m e n e r a p k a n n y a M e m b e n t u k k e m a t a n g a n s i k a p , k e l u a s a n p e n g e t a h u a n d a n k e t r a m p i l a n d a l a m m e n g e l o l a p e r k a d e r a n M e m b e n t u k k e m a t a n g a n s i k a p , k e l u a s a n p e n g e t a h u a n d a n k e t r a m p i l a n d a l a m p e n g g u n a a n m e t o d e p e r k a d e r a n P e s e r t a m e m i l i k i p e m a h a m a n d a n p e n g u a s a a n t e n t a n g k u r i k u l u m p e r k a d e r a n P e s e r t a m e m i l i k i p e n g e t a h u a n & p e m a h a m a n t e n t a n g s i s t e m p e n g k a d e r a n d a l a m I k a t a n P e s e r t a m e m a h a m i d a n m e n g u a s a i s e r t a m a m p u m e n e r a p k a n P e s e r t a d a p a t m e n g u a s a i p o k o k - p o k o k p e r k a d e r a n I M M d a n m a m p u m e n e r a p k a n n y a M e m b e n t u k k e m a t a n g a n s i k a p . K e l u a s a n p e n g e t a h u a n d a n k e t r a m p i l a n d a l a m m e n g e l o l a p e r k a d e r a n M A T E R I T U J U A N M A T E R I I N D U K M A T E R I I N D U K N O