• Tidak ada hasil yang ditemukan

spi-imm.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "spi-imm.pdf"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PANDUAN

S

SIIS

ST

TE

EM PE

M PERK

RKADER

ADERAN

AN

IIK

KATAN MAH

ATAN MAHAS

ASIIS

SWA

WA MU

MUHAM

HAMMA

MADI

DIY

YAH

AH

( S

( S P

P I

I I M

I M M

M ))

DEWAN PIMPINAN DAERAH DEWAN PIMPINAN DAERAH IKATA

IKATAN MN M AHASISAHASISWA WA MUHAMMADIYAH JAWA TENGAHMUHAMMADIYAH JAWA TENGAH

Sekretariat: Jl. Singosari 33 Semarang T (024) 8314823 F (024) 8417060 Sekretariat: Jl. Singosari 33 Semarang T (024) 8314823 F (024) 8417060

2009 2009

(2)

BA BAB B II

POLA DASAR STRATEGI PERKADERAN POLA DASAR STRATEGI PERKADERAN

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

A.

A. PENDAHUPENDAHULUANLUAN

Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan kekaderan Ikatan Dalam rangka membentuk satu kesatuan gerakan, arah serta wawasan kekaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, diperlukan sebuah rumusan dasar mengenai pokok-pokok arah Mahasiswa Muhammadiyah, diperlukan sebuah rumusan dasar mengenai pokok-pokok arah

kekadera

kekaderan dalam IMM yang akan menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasann dalam IMM yang akan menjadi pedoman pelaksanaan dan sekaligus landasan

konseptual strategi kekaderan IMM. konseptual strategi kekaderan IMM.

Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan strategis berkenaan Rumusan dasar yang dimaksud memuat petunjuk-petunjuk pokok dan strategis berkenaan dengan sistem perkaderan IMM mengenai latar belakang, tujuan, arah, sasaran, landasan, dengan sistem perkaderan IMM mengenai latar belakang, tujuan, arah, sasaran, landasan, kurikulum, metode, komponen serta pengorganisasian perkaderan di lingkungan IMM. Dari kurikulum, metode, komponen serta pengorganisasian perkaderan di lingkungan IMM. Dari seluruh rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam jati diri seluruh rumusan tersebut dapat dipahami kerangka ideologis yang terbangun dalam jati diri kader IMM serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah satu Organisasi Otonom kader IMM serta profil kader yang diharapkannya, sebagai salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah dan bagian dari gerakan kepemudaan nasional dalam perannya sebagai

Muhammadiyah dan bagian dari gerakan kepemudaan nasional dalam perannya sebagaicaractercaracter

builder

builder generasi muda, terutama mgenerasi muda, terutama m ahasiswa.ahasiswa.

Pola dasar strategi perkaderan disusun sebagai upaya optimalisasi proses kekaderan IMM Pola dasar strategi perkaderan disusun sebagai upaya optimalisasi proses kekaderan IMM

secara na

secara nasional sertsional serta pedoman baku dalam pelaksanaan perkaderan IMM a pedoman baku dalam pelaksanaan perkaderan IMM di setiadi setiap komponen danp komponen dan

 jenja  jenjang.ng.

B. LATAR BELAKANG B. LATAR BELAKANG

Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan. Pilihan gerakan pada bidang Muhammadiyah sering disebut sebagai gerakan pembaharuan. Pilihan gerakan pada bidang dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sejak awal pendiriannya merupakan fenomena baru dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar sejak awal pendiriannya merupakan fenomena baru

dalam lingkup pergerakan Islam di negeri ini. dalam lingkup pergerakan Islam di negeri ini.

Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan dikembangkannya, Muhammadiyah Guna mencapai cita-cita gerakan yang telah dirintis dan dikembangkannya, Muhammadiyah harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin harus memiliki kekuatan pendukung, penggerak dan pelangsung gerakan, bahkan bila mungkin

menyempumak

menyempumakannya. Kekuatan ini akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akanannya. Kekuatan ini akan menjadi basis pendukung yang pada saatnya akan tampil menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian Muhammadiyah membutuhkan tampil menjadi kekuatan inti gerakan. Dengan demikian Muhammadiyah membutuhkan

kader-kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut. kader untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Ada tiga jalur proses kaderisasi yang ditempuh Muhammadiyah dalam rangka Ada tiga jalur proses kaderisasi yang ditempuh Muhammadiyah dalam rangka mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu : (1) jalur pendidikan formal, melalui mengusahakan lahirnya kader-kader yang diharapkan, yaitu : (1) jalur pendidikan formal, melalui

lembaga

lembaga-lembaga formal yang dimiliki Muhammadiyah, (2) Jalur informal, berupa penanaman-lembaga formal yang dimiliki Muhammadiyah, (2) Jalur informal, berupa penanaman misi di lingkungan keluarga, dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, (3) Jalur Program misi di lingkungan keluarga, dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, (3) Jalur Program khusus Badan Pendidikan Kader dan Organisasi-organisasi Otonom. Ketiga jalur ini diharapkan khusus Badan Pendidikan Kader dan Organisasi-organisasi Otonom. Ketiga jalur ini diharapkan

bisa menjadi "pemasok" kader

bisa menjadi "pemasok" kader--kader yang akan melestarikkader yang akan melestarikan khittah gerakannya.an khittah gerakannya.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian dari organisasi otonom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan bagian dari organisasi otonom Muhammadiyah dengan basis anggota yang relatif homogen : Mahasiswa. Sebagai wahana Muhammadiyah dengan basis anggota yang relatif homogen : Mahasiswa. Sebagai wahana kaderisasi, IMM diharapkan dapat menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas kaderisasi, IMM diharapkan dapat menghasilkan komunitas kader-kader yang memiliki kualitas

intelektual, kapasitas moral dan peran sosial yang memadai. intelektual, kapasitas moral dan peran sosial yang memadai.

Untuk mencapai kualifikasi kekaderan seperti demikian, IMM dituntut untuk Untuk mencapai kualifikasi kekaderan seperti demikian, IMM dituntut untuk menyelenggarakan program perkaderan dengan strategi perencanaan yang serius dan kerangka menyelenggarakan program perkaderan dengan strategi perencanaan yang serius dan kerangka kerja yang jelas. Dengan demikian, kurikulum dan metode menjadi acuan utama guna kerja yang jelas. Dengan demikian, kurikulum dan metode menjadi acuan utama guna

pencapa

pencapaian hasil yang optimal. Sehingga dari proses kaderisasi yang dikembangkan IMM dapatian hasil yang optimal. Sehingga dari proses kaderisasi yang dikembangkan IMM dapat

lahir kader

lahir kader--kader yang rnemahami benar mkader yang rnemahami benar m isi dan citisi dan citaa--cita Muhammadiyah.cita Muhammadiyah.

C. ARAH DAN TUJUAN PERKADERAN C. ARAH DAN TUJUAN PERKADERAN

Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam Muhammadiyah orientasi kekaderan Sebagai salah satu bagian dari gerakan kader dalam Muhammadiyah orientasi kekaderan IMM diarahkan pada terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi IMM diarahkan pada terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi yang ditekuninya, kritis, logis, trampil dan progresif. Kualitas kader yang demikian yang ditekuninya, kritis, logis, trampil dan progresif. Kualitas kader yang demikian

ditransformasikan dalam tiga lahan aktualitas, yakni : persyarikatan, ummat dan bangsa. ditransformasikan dalam tiga lahan aktualitas, yakni : persyarikatan, ummat dan bangsa.

Secara substansial, arah perkaderan IMM adalah penciptaan sumber daya manusia yang Secara substansial, arah perkaderan IMM adalah penciptaan sumber daya manusia yang

memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman,

(3)

yang berakhlak karimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggung jawab dan

memiliki komitmen dan kompetensi perjuangan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.

Sebagai sebuah proses organisasional, perkaderan IMM diarahkan pada upaya transformasi ideologis dalam bentuk pembinaan dan pengembangan kader, baik kerangka ideologis maupun

teknis manajerial.

Dalam tahapan yang lebih praktis, akumulasi proses perkaderan diarahkan dalam rangka

transformasi dan regenerasi kepemimpinan IM M di setiap level kepemimpinan.

D. SASARAN DAN TARGET PERKADERAN

Sesuai dengan masing-masing komponen dan jenjang, sasaran perkaderan IMM adalah

mahasiswa, anggota, calon pimpinan, pimpinan dan calon instruktur.

Target perkaderan diproyeksikan untuk terbentuknya sumber daya kader struktural dan

fungsional yang profesional.

Target perkaderan utama adalah terinternalisasikannya nilai-nilai perjuangan, visi dan misi IMM dan sekaligus terciptanya kader pimpinan yang memiliki kompetensi dan wawasan yang

sesuai dengan level/tingkatan kepemimpinan masing-masing. Sementara target perkaderan

khusus diproyeksikan pada terbentuknva pengelola perkaderan (instruktur) yang profesional. Sedangkan target perkaderan pendukung adalah meningkatnya kualitas sumber daya kader

menurut minat, bakat, profesi, ketrampilan dan keahlian pada bidang tertentu.

E. LANDASAN PERKADERAN

1. Landasan Nilai/Etik :

Adalah landasan yang mengatur secara normatif dan mendasar seluruh pelaksanaan kegiatan perkaderan IMM, yaitu: A1-Qur'an dan As-Sunnah yang secara operasional dijabarkan dalam Khittah Perjuangan Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup

Muhammadiyah.

2. Landasan Hukum :

1. Pancasila

2. UUD 1945

3. UU No 8 th 1985 tentang keormasan.

3. Landasan Formal Organisasi :

1. Keputusan PP M uhammadiyah tentang Qaidah Ortom

2. Keputusan Muktamar IX IMM di Medan

3. Program Kerja DPP IM M Bidang Kader.

F. KURIKULUM PERKADERAN

Materi perkaderan IMM dikembangkan dalam lima kelompok materi, masing-masing: 1. Materi Pokok Ideologi

2. Materi Pokok Keorganisasian/Kepemimpinan 3. Materi Pokok W awasan

4. Materi Pokok Terapan 5. Materi Suplemen

Dari kelima kelompok itu dikembangkan silabi untuk masing-masing komponen dan jenjang

yang dibangun dengan pendekatan Muatan N asional dan M uatan Lokal yang dikemas secara ideal dan dinamis.

G. PRINSIP METODE PERKADERAN

Dalam rangka menciptakan proses perkaderan seperti yang diharapkan, ketetapan metode merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan. Meskipun tidak berdiri sendiri, metode turut

menentukan proses.

M etode perkaderan IM M dibangun dan dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip : 1. Internalisasi Ideologi

2. Orientasi visi dan misi

3. Pengembangan wawasan, minat dan bakat.

(4)

5. Proses akhlak al-Karimah

Keberhasilan suatu metode yang dipakai dipengaruhi antara lain faktor materi, narasumber dan media yang digunakan. Efektifitas suatu metode bukan hanya tergantung pada metode itu

sendiri, melainkan ditunjang dan membutuhkan daya dukung faktor lain.

Pada dasarnya metode perkaderan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi

setempat, sepanjang memenuhi standar mutu yang diharapkan.

H. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN

Komponen dan jenjang perkaderan dalam IMM terbagi sebagai berikut :

1. Komponen Pra Perkaderan

Yaitu suatu komponen awal yang berfungsi untuk mengenalkan dan memasyarakatkan IMM sekaligus sebagai wahana rekruitmen anggota serta sebagai persiapan untuk memasuki perkaderan Darul Arqam Dasar (DAD). Komponen pra perkaderan ini selanjutnya disebut

M asa Ta'aruf yang disingkat Masta.

2. Komponen P erkaderan Utama

Yaitu komponen utama yang bersifat wajib dan merupakan komponen pokok perkaderan IMM. Komponen ini bersifat mengikat dan secara struktural menjadi prasyarat tertentu.

Secara berjenjang, perkaderan utama terdiri dari tingkatan-tingkatan sebagai berikut:

a. Darul Arqam Dasar (DAD )

b. Darul Arqam M adya (DA M ) dan c. Darul Arqam Paripurna (DAP) 3. Komponen Perkaderan Khusus

Yaitu komponen perkaderan yang ditujukan dalam rangka mendukung komponen utama dengan pendekatan khusus. Komponen ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

kemampuan, ketrampilan dan kecakapan khusus. Komponen perkaderan khusus terdiri dari :

a. Latihan Instruktur Dasar (LID)

b. Latihan Instruktur Madya (LIM)

c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)

4. Komponen Perkaderan Pendukung

Yaitu komponen perkaderan yang dilaksanakan untuk meningkatkan potensi kader sesuai dengan minat, bakat, ketrampilan, keahlian dan kemampuan dalam rangka mendukung keberhasilan proses kaderisasi ikatan. Komponen perkaderan pendukung dilaksanakan secara

integral dengan pelaksanakan aktivitas dan program organisasi itu sendiri. Kom ponen perkaderan pendukung terdiri dari :

a. Perkaderan Pendukung Pokok

Adalah perkaderan yang dilaksanakan secara sistematik yang diatur, dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing bidang. Sebagai contoh : Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Kewirausahaan, Pelatihan Penelitian dan penulisan karya Ilmiah, pendidikan wanita dan

lain-lain.

b. Perkaderan pendukung tambahan

Adalah semua bentuk dan proses kaderisasi yang tidak diatur secara khusus (terbuka dan bebas). Sebagai contoh adalah kelompok studi, penokohan kader, forum kajian dan

lain-lain.

I. SIFAT PERKADERAN IMM

Sifat perkaderan yang dilaksanakan IM M diproyeksikan masing-masing dalam rangka :

1. Pengembangan Karir Kepemimpinan

2. Pengembangan Keinstrukturan

3. Pengembangan Wawasan

4. Pengembangan Ketrampilan

5. Pengembangan P rofesi

J. PENGORGANISASIAN KEGIATAN

Dalam rangka optimalisasi proses perkaderan guna terciptanya eks trainer dengan kualifikasi yang diharapkan, perlu didukung dengan sistem manajemen perkaderan yang tepat.

(5)

Sistem manajemen dimaksud dalam rangka mengatur pelaksanaan jalinan program perkaderan, sinkronisasi, legalitas pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban masing-masing level

kepemimpinan.

Pengorganisasian perkaderan IM M terbagi sebagai berikut :

1. Tanggung jawab jalur perkaderan utama

a. Darul Arqam Dasar (DAD) oleh Pimpinan Komisariat

b. Darul Arqam Madya (DA M) oleh Pimpinan Cabang

c. Darul Arqam Paripurna (DAP) oleh Dewan Pimpinan Daerah.

2. Tanggung jawab jalur perkaderan khusus

a. Latihan Instruktur Dasar (LID) oleh Pimpinan Cabang

b. Latihan Instruktur Madya (LIM) oleh Dewan Pimpinan Daerah c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP) oleh Dewan Pimpinan Pusat

3. Tanggung jawab jalur Perkaderan P endukung

Diserahkan kepada masing-masing struktur kepemimpinan atau bidang yang

melaksanakannya, baik secara mandiri atau proyek bersama berdasarkan atas asas

mashlahat, manfaat bersama, strategis dan tidak mengorbankan prinsip gerakan. Perkaderan pendukung (sesuai hasil Lokakarya Nasional dan Tanwir) terbagi dua yaitu perkaderan pendukung pokok dan perkaderan pendukung tambahan. Perbedaan yang mendasar dari dua hat itu adalah perkaderan pendukung pokok memiliki silabi (guide line), akan tetapi untuk perkaderan pendukung tambahan hanya mencantumkan nama kegiatannya akan tetapi

bentuk dan guide linenya disesuaikan dengan kondisi masing-masing level institusi.

Setiap pelaksanaan perkaderan secara struktural dilaporkan kepada pimpinan di atasnya. Operasionalisasi pelaksanaan bisa didelegasikan kepada panitia yang dibentuk tersendiri dibawah

pengawasan pimpinan yang bertanggung jawab.

K. SISTEM EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Setiap komponen dan jenjang disertai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi

perkaderan dilaksanakan dalam dua bidang.

1. Evaluasi Program :

Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya introspeksi pencapaian tujuan perkaderan, baik menyangkut tujuan instruksional maupun target kurikuler. Guna memastikan ukuran pencapaian maka diperlukan instrumen standar mengenai aspek yang diukur. Standarisasi

instrumen-instrumen keberhasilan perkaderan menjadi tanggung jawab program.

2. Evaluasi pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya introspeksi menyangkut manajemen perangkat keras, baik berupa fasilitas, maupuan sumberdaya manusia yang terlibat dalam

proses perkaderan.

3. Tidak lanjut

Yaitu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas perkaderan dan melestarikan

hubungan silaturrahim dengan ekstrainer. Tindak lanjut bisa dilaksanakan secara variatif sesuai dengan kebutuhan, misalnya penugasan, penggarapan program, transformasi kader

dan lain-lain.

L. PENUTUP

Sebagai pedoman pokok, rumusan pedoman perkaderan ini hanya berisi masalah bersifat

garis besar yang akan menjadi pedoman umum secara nasional.

Dalam rangka operasional dan teknis, masing-masing struktur pimpinan IMM hendaknya mengantisipasi problematika internal dan kebutuhan lokalnya. Dengan demikian, sistem

perkaderan ini bisa diberlakukan secara dinamis.

(6)

BAB II

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERKADERAN

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

A. PENDAHULUAN

Setiap institusi perkaderan dalam melakukan proses perkaderannya secara sistematis senantiasa berorientasi kepada kualitas output yang ideal. Dalam rangka itu maka berbagai

konsep disiapkan guna menunjang pencapaian hasil yang diharapkan.

Sistem yang dirumuskan secara konseptual tidak akan mencapai sasaran tanpa sistem-sistem penyelenggara yang terencana, terarah, terorganisir, berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). Untuk itu, diperlukan sebuah rumusan pedoman penyelenggaraan IMM secara

nasional.

Rumusan pedoman penyelenggaraan perkaderan ini merupakan seperangkat konsep aplikatif yang disiapkan sebagai guidance operasional perkaderan. Konsep-konsep itu kemudian diturunkan secara teknis dalam masing-masing komponen dan jenjang yang operasionalnya di

lapangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

Pedoman penyelenggara perkaderan IMM merupakan rumusan yang menyangkut :

1. Tujuan Penyelenggaraan

2. Pengorganisasian : Organisasi dan Tugas

3. Langkah Penyelenggaraan

4. Evaluasi

5. Sarana, prasarana dan dana.

B. TUJUAN PENYELENGGARAAN

Dalam rangka mencapai tujuan pada umumnya, maka perlu dipahami tujuan penyelenggaraan perkaderan yang dilaksanakan di lingkungan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dengan memahami tujuan penyelenggaraan perkaderan, diharapkan setiap pimpinan

penyelenggara perkaderan dapat memahami, memperoleh pegangan, memiliki kemampuan dan

ketrampilan rnemadai dalam berbagai lingkup dan tahapannya.

Perlu dipahami bahwa tujuan diselenggarakannya perkaderan di lingkungan IMM adalah

sebagai berikut :

1. Terlaksananya perkaderan secara terorganisir, terencana, terprogram, berkesinambungan,

efektif dan efisien.

2. Perkaderan yang dilaksanakan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.

3. Perkaderan dapat didukung dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.

4.  Komponen dan jenjang perkaderan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan khusus

masing-masing.

C. PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersusun hirarkis sebagai berikut :

1. Penanggung jawab :

Yaitu struktur pimpinan Ikatan yang bertanggung jawab langsung secara keseluruhan terhadap penyelenggaraan perkaderan. Penanggung jawab program diserahkan kepada

pimpinan Ikatan sesuai dengan jenis, komponen dan jenjangnya.

2. Tim Instruktur

Yaitu tim yang bertugas memandu dan memegang kendali orientasi, materi dan kualitas acara

perkaderan sebagai proses melahirkan eks trainer yang ideal. Tim instruktur adalah kelompok instruktur yang dari segi keinstrukturan dan perkaderan memenuhi persyaratan sebagai

pengelola dengan tugas khusus disamping tugas umum . Tim Instruktur terdiri dari :

2.1.Master Of Training

Yaitu seseorang yang mendapat tugas memimpin dan secara umum bertanggung jawab

atas pelaksanaan keinstrukturan.

(7)

Yaitu seseorang yang mendapat tugas memandu keinstrukturan dalam aspek pelaksanaan

syariat Islam dan akhlaq karimah.

2.3. Anggota tim instruktur

Yaitu sekelompok orang yang secara bersama-sama menjalankan tugas keinstrukturan dan masing-masing bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tertentu dari materi perkaderan, hal mana menurut spesifikasinya tersebut ia mengarahkan kepada tujuan

yang diharapkan.

3. Nara S umber

Nara sumber dalam kegiatan perkaderan IMM adalah para ahli yang kompeten dalam

bidang-bidang yang disajikan dalam proses perkaderan.

Diharapkan nara sumber yang dilibatkan dalam perkaderan IMM adalah mereka yang memiliki

komitmen perjuangan Islam yang jelas, menguasai materi, bisa dijadikan contoh,

berpengalaman dan sesuai dengan kepentingan perkaderan.

4. Panitia Pelaksana

Panitia pelaksana dalam perkaderan IMM adalah tim petugas bersifat teknis yang bertugas

menjadi penanggung jawab pelaksana perkaderan sesuai kepentingan teknis.

D. PENYELENGGARAAN

Yang dimaksud dengan penyelenggaraan perkaderan adalah menyangkut perencanaan,

pelaksanaan dan tindak lanjut.

Perencanaan berupa serangkaian proses pra pelaksanaan perkaderan dan merupakan tahap

persiapan. Dalam setiap level kepemimpinan IMM perkaderan harus direncanakan secara

menyeluruh baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Pelaksanaan adalah merupakan tahap pokok proses perkaderan, penyerapan kurikulum,

yang tercermin di acara.

Dalarn tahap ini tim instruktur bertugas menyusun dan melaksanakan rangkaian acara berupa :

1. Pembukaan

2. Pelaksanaan kurikulum

3. Pengenalan awal

4. Pengarahan umum dan dialog.

5. Penerapan kurikulum, pengelolaan kelas, pengembangan peserta

6. Pelaksanaan tugas dan wewenang instruktur.

7. Pengembangan kegiatan, keaktifan dan partisipasi peserta.

8. Evaluasi akhir.

9. Penutupan.

Tindak lanjut (follow up) adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebagai tindakan pasca perkaderan dalam rangka menciptakan kondisi yang mengikat peserta dan mendukung

optimalisasi tujuan perkaderan.

Tindak lanjut penyelenggaraan perkaderan dapat b erupa :

1. Laporan penyelenggaraan secara menyeluruh.

2. Pelulusan peserta dan penyerahan syahadah

3. Pemantauan ekstrainer : aktivitas & prestasi 4. Pendataan ekstrainer & potensinya.

5. Pengembangan kegiatan

E. EVALUASI

Guna mengukur tingkat keberhasilan acara, sesuai pelaksanaan pengkaderan harus diikuti

dengan evaluasi dalam rangka melakukan introspeksi atas acara tersebut.

K ategori evaluasi penyelenggaraan menyangkut 2 hal :

1. Penyajian materi

Yaitu evaluasi yang menyangkut teknis penyampaian materi, suasana belajar.

2. Pengelolaan

Yaitu evaluasi yang menyangkut aktifitas peran setiap bagian yang terlibat dalam proses

pelaksanaan perkaderan. Guna mengukur tingkat akurasi evaluasi hendaknya ditetapkan

(8)

F. SARANA, PRASARANA DAN DANA

Dalam operasionalisasinya, kegiatan perkaderan tidak bisa dilepaskan dari faktor pendukung

berupa sarana, prasarana dan dana. Kelengkapan tersebut sangat penting dan turut menentukan kualitas proses dan hasil sebuah perkaderan. Oleh karena itu setiap perkaderan hendaknya

memperhatikan betul-betul aspek-aspek sarana, prasarana dan dana ini.

Pada prinsipnya sarana, prasarana dan dana yang digunakan dalam kegiatan perkaderan

harus memperhatikan asas hemat, manfaat dan tidak berlebihan (mubazir).

Sarana penyelenggaraan perkaderan antara lain berupa administrasi, alat kegiatan belajar

mengajar, alat transportasi, konsumsi dan lain-lain.

Prasarananya antara lain berupa gedung, ruangan untuk belajar, ibadah, tidur, makan,

mandi/WC, olah raga, evaluasi, sidang, kantor/sekretariat dan lain-lain.

Dana penyelenggaraan perkaderan diharapkan berasal dari dana mandiri (SWP-SWO),

kerjasama, bantuan kas PTM, Muhammadiyah dan amal usahanya, Pemerintah, serta pihak lain

yang halal dan tidak mengikat.

G. PENUTUP

D emikian pedoman penyelenggaraan perkaderan Ikatan M ahasiswa M uhammadiyah sebagai

panduan dalam melaksanakan kegiatan perkaderan. Diharapkan dengan pedoman ini

pelaksanaan perkaderan bisa dilakukan secara terpadu, terarah, efektif dan efesien.

Demikian keberhasilan penyelenggaraan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan. Namun demikian, faktor manusia sebagai subjek pelaku sangat menentukan keberhasilan, kedisiplinan dan keaktifan penyelenggaraan dan pengelolaannya. Antara keduanya harus terjadi

(9)

BAB III

KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

I. PENGERTIAN

Komponen perkaderan di lingkungan IMM adalah seperangkat kelembagaan perkaderan yang menjadi ciri khas dan terprogram, baik utama, khusus maupun pendukung. Sedangkan  jenjang perkaderan adalah stratifikasi pentahapan perkaderan menurut tingkat kualifikasi peserta

dan level kepemimpinan penyelengga.

II. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN UTAMA

1. DARUL ARQAM

1.1. UMUM

a. Pengertian

Darul Arqam adalah bagian utama sistem perkaderan IMM yang diselenggarakan

dalam kesatuan waktu tertentu dan berjenjang.

Nama Darul Arqam asalnya berarti rumah Arqam, dinisbatkan kepada pemilik Arqam Ibn Abil Arqam yang digunakan oleh Rasulullah SAW. Sebagai tempat perkaderan Islam di masa-masa pertama. Dari Darul Arqam itulah lahir tokoh-tokoh Islam generasi pertama seperti Abu Bakar, Ali Ibnu Thalib, Aisyah, dan

lain-lain.

b. Jenjang

Darul Arqam memiliki tiga jenjang, yaitu : 1. Darul Arqam Dasar (DAD )

2. Darul Arqam Madya (DA M )

3. Darul Arqam Paripurna (DAP) c. Tujuan

Perkaderan Darul Arqam ditujukan dalam rangka membentuk karakter dan meningkatkan mutu kader sehingga tercapai kualifikasi Profil Kader Ikatan dengan

wawasan tertentu sesuai dengan jenjang stratifikasinya.

1.2. Darul Arqam Dasar

a. Pengertian

Yaitu perkaderan utama tingkat pertama dari tiga tingkat perkaderan, dan

merupakan prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat Komisariat.

b. Peserta

Prasyarat peserta

1. M emenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelengara.

2. Karakteristik Umum Peserta a. Sudah mengenal IMM

b. Berada dalam tahap usia dewasa awal.

c. Jenjang pendidikan tinggi relatif masih rendah.

d. Sifat, persepsi, motivasi masih beragam.

Jumlah peserta Darul Arqam Dasar hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak

terlalu banyak. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 5.

c. Penanggung jawab

Darul Arqam Dasar dilaksanakan di bawah tanggung jawab Pimpinan Komisariat

IMM.

d. Pelaksana

Panitia pelaksana Darul Arqam Dasar adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan

Komisariat IM M .

e. Instruktur

Instruktur DAD adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri dari

sekurang-kurangnya :

1. 1 (satu) orang Master Of Training

2. 1 (satu) orang Imam Training

(10)

f. Tujuan

Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat komisariat dan cabang serta internalisasi dasar-dasar Islam dan meletakkan dasar pemahaman

intelektualitas.

g. Target

1. Intemalisasi nilai-nilai ideologis

2. M enumbuhkan wacana intelektual

3. Terbentuknya kader yang siap menjadi pimpinan di tingkat Komisariat dan

Cabang.

h. Kurikulum

Lihat pada tabel kurikulum dan silabi. i. Sifat

Darul Arqam Dasar dilaksanakan dengan pendekatan persuasif edukatif.

 j. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktek 4. Penugasan 5. Terapi P sikologis k. Waktu

Darul Arqam Dasar diselenggarakan dalam satuan waktu 4 (empat) hari 4 (empat) malam atau 96 jam.

A lokasi waktu 96 jam dibagi dalam :

1.a. Materi wajib 1 : 15 x 1,5 jam = 22,5 jam

1.b. Materi suplemen dan muatan lokal : 8 x 1,5 jam = 12 jam

1.c. Paket =20,5 jam

1.d. Istirahat = 61 jam

l. Evaluasi

Aspek yang dinilai

1) Pengam atan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :

1.a. Tertib Ibadah

1.b. Patisipasi kehadiran

1.c. S ikap (akhlaq al karimah)

2) Penilaian aktifitas, menyangkut

2.1. Tingkat keseriusan

2.2. Daya tangkap dan daya tanggap.

2.3. Ketrampilan.

1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PK IMM sebagai

penanggung jawab perkaderan

2. Evaluasi Pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian

diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

1.3. Darul Arqam Madya (DAM)

a. Pengertian

Yaitu perkaderan utama tingkat kedua dari tiga tingkat perkaderan, dan merupakan

prasyarat bagi calon pimpinan IM M tingkat Cabang.

b. Peserta

Prasyarat Peserta

1. Telah lulus Darul Arqam Dasar (DAD)

2. M endapat mandat dari pimpinannya.

3. M emenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara.

Karakteristik umum peserta :

1. Sudah mengenal IMM dan Muhammadiyah lebih jauh.

2. Jenjang Pendidikan tinggi relatif telah cukup.

(11)

Jumlah peserta Darul Arqam Madya hendaknya dibatasi sedemikian rupa agar tidak terlalu banyak tetapi dapat mengakomodir potensi Pimpinan Komisariat yang ada di

wilayah PC penyelenggara. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 : 7 c. Penanggung jawab

Darul A rqam M adya dilaksanakan dibawah tanggung jawab Pimpinan Cabang IMM .

d. Pelaksana

Panitia pelaksana Darul Arqam Madya adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan

Cabang IMM.

e. Instruktur

Instruktur DAM adalah Tim Instruktur yang dibentuk oleh DPD IMM dan terdiri dari

sekurang-kurangnya :

1. 1 (satu) orang Master Of Training

2. 1 (satu) orang Imam Training 3. 5 orang anggota instruktur

f. Tujuan

Membentuk karakter dan kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi

kader IMM yang mempunyai wawasan tingkat daerah.

g. Target

1. Terbentuknya visi intelektual kader.

2. Terbentuknya kader yang siap menjadi P impinan tingkat Cabang & daerah.

h. Kurikulum

Lihat pada tabel kurikulum dan silabi

i. Sifat

Darul A rqam M adya dilaksanakan dengan pendekatan edukatif andragogik.

 j. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktek 4. Penugasan 5. Tes k. Waktu

Darul Arqam Madya diselenggarakan dalam satuan waktu 5 (lima) hari 5 (lima) malam

atau 120 jam.

Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :

1. Materi Wajib 15 x 1,5 jam : 52,5 jam 2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 16,5 jam

3. Paket : 24,5 jam

4. Istirahat : 58 jam

l. Evaluasi

1.  Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama PC IMM sebagai

penanggung jawab perkaderan.

2. Evaluasi Pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan

pada aspek esensi dan teknis operasional.

1.4. Darul Arqam Paripurna (DAP)

a. Pengertian

Yaitu perkaderan utama tingkat ketiga dari tiga tingkatan perkaderan, dan merupakan

prasy arat bagi calon pimpinan IMM tingkat pusat.

b. Peserta

Prasyarat peserta :

1. Telah lulus Darul Arqam Madya (DAM)

2. M endapat mandat dari pimpinannya

(12)

Karakteristik umum peserta :

1. M emiliki motivasi dan bakat kepemimpinan yang kuat.

2. Memiliki wawasan ke-Islaman dan keM uhammadiyahan yang luas.

3. Peka dan tanggap terhadap perkembangan politik dan kemasyarakatan.

Peserta Darul Arqam Paripurna (DAP) diharapkan dapat mengakomodir potensi seluruh

DP D , baik skala nasional maupun regional. Rasio peserta dengan instruktur diharapkan 1 :

10.

c. Penanggung jawab

Darul Arqam Paripurna berada dalam tanggung iawab Dewan Pimpinan Daerah IMM. DPD

IMIM dapat melaksanakan Darul Arqam Paripurna tingkat nasional maupun regional.

d. Pelaksana

Panitia pelaksana Darul Arqam Paripurna adalah panitia yang dibentuk oleh Dewan

Pimpinan Daerah IMM .

e. Instruktur

Instruktur Darul Arqam Paripurna adalah tim instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan terdiri dari sekurang-kurangnya :

1. 1 (satu) orang Master Of Training

2. 1 (satu) orang Imam Training

3. 5 (lima) orang anggota instruktur.

Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur DAP adalah minimal telah lulus latihan

Instruktur III dan atau pernah menjadi Pimpinan DPP IMM.

f. Tujuan

Meningkatkan mute anggota IMM hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai

wawasan tingkat nasional. Spesifikasi orientasi DAP adalah pada penguatan wawasan

kepemimpinan.

g. Target

1. Terbentuknya kemampuan peran sosial kemasyarakatan.

2. Terbentuknya kader yang siap menjadi Pimpinan tingkat Nasional.

h. Kurikulum

Lihat pada tabel dan silabi.

i. Sifat

Darul Arqam Paripurna dilaksanakan dengan pendekatan liberatif emansipatoris.

 j. Metode 1. Ceramah 2. D iskusi /seminar 3. Praktek 4. Problem solving 5. Studi Kasus 6. Observasi 7. Penugasan 8. Dialektika Forum 9. Tes k. Waktu

Darul Arqam Paripurna diselenggarakan dalam satuan waktu 7 (tujuh) hari 7 malam atau 168 jam.

Alokasi waktu 120 jam dibagi dalam :

1. Materi wajib 15 x 1,5 jam : 39 jam

2. Materi suplemen dan muatan lokal 8 x 1,5 jam : 36 jam

3. Paket : 25,5 jam

4. Istirahat : 87 jam

l. Evaluasi

1. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPD IMM sebagai

penanggung jawab perkaderan. 2. Evaluasi Pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan. Penilaian diarahkan

(13)

III. KOMPONEN DAN JENJANG PERKADERAN KHUSUS

1. LATIHAN INSTRUKTUR (LI)

1.1. Umum

a. Pengertian

Latihan Instruktur adalah perkaderan khusus yang menjadi fasilitas didik resmi dan

disusun secara berjenjang seba gai upaya untuk meningkatkan kualifikasi kader secara bertahap agar memperoleh kompetensi dalam m engelolah perkaderen Ikatan.

b. Dasar P emikiran

IMM sebagai organisasi kader memerlukan kader-kader yang mempunyai kualifikasi

tertentu untuk mengelola lembaga-lembaga perkaderan yang dilaksanakan Ikatan

sesuai dengan jenjang kompetensinya. c. Jenjang

Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang memiliki kelayakan untuk mengelola perkaderan di masing-masing level kepemimpinan sesuai dengan jenjang

kompetensinya.

1.2. Jenjang Latihan Instruktur (LI)

1.2.1. Latihan Instruktur Dasar (LID)

a. Pengertian

Latihan Instruktur Dasar (LID) adalah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat Cabang, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam

lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Komisariat.

b. Tujuan

Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan

kompetensi menjadi pemandu Masta, dan perkaderan di tingkat Kom isariat.

c. Peserta

Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat. Syarat peserta LI Dasar, yaitu :

1. Telah lulus Darul Arqam Dasar (DAD)

2. Mendapat mandat dari pimpinannya.

3. Lulus T es.

d. Penangung jawab

Penganggung jawab program adalah P impinan Cabang IM M .

e. Pelaksana

Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh Pimpinan Cabang IMM.

f. Instruktur

Instruktur LID adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh PC IMM dan terdiri

dari sekurangkurangnya

1. 1 (satu) orang Master Of Training

2. 1 (satu) orang Imam Training

3. 5 (lima) orang anggota instruktur.

Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LID adalah minimal telah lulus

Latihan Instruktur Madya.

g. Kurikulum

Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.

h. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Simulasi 4. Workshop 5. Penggasan 6. Observasi 7. Studi Kasus 8. Dinamika kelompok 9. Roll playing

(14)

i. Waktu

Diselenggarakan dalam waktu 4 (empat) hari 4 (empat) malam atau 96 jam. Alokasi waktu 96 jam dibagi dalam :

1. Kegiatan belajar mengajar : 41 jam 2. Kegiatan terstruktur . 12 jam 3. Kegiatan tidak terstruktur : 26 jam  j. Evaluasi

1. Evaluasi peserta

a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik

1. Pre test dan post test.

2. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,

Menyangkut :

2.1. Tertib Ibadah

2.2. Partisipasi kehadiran

2.3. Sikap (akhlaq al karimah)

3. Penilaian aktifitas menyangkut

3.1. Tingkat keseriusan.

3.2. Daya tangkap dan daya tanggap.

3.3. Ketrampilan

3.4. Kepemimpinan

3.5. Kemandirian.

b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim I nstruktur bersama PC IMM

sebagai penanggung jawab perkaderan.

2. Evaluasi Pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang

dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

2.2.2. Latihan Instruktur Madya (LIM) a. Pengertian

Latihan Instruktur Madya (LIM) adalah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat Daerah, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam

lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Daerah IMM.

b. Tujuan

Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan

kompetensi menjadi instruktur perkaderan di tingkat Daerah.

c. Peserta

Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat.

Syarat peserta LIM, yaitu :

1. Telah lulus Latihan Instruktur Dasar.

2. Mendapat mandat dari pimpinannya.

d. Penangung jawab

Penganggung jawab program adalah Dewan Pimpinan Daerah IMM.

e. Pelaksana

Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh D PD IM M .

f. Instruktur

Instruktur LIM adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh DPD IMM dan terdiri

dari sekurang-kurangny a :

1. 1 (satu) prang Master Of Training

2. 1 (satu) orang Imam Training 3. 5 (lima) orang anggota instruktur.

Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LIM adalah minimal telah lulus

Latihan Instruktur Paripurna.

g. Kurikulum

(15)

h. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Simulasi 4. Gladi 5. Penugasan 6. Observasi 7. Studi Kasus i. Waktu

LIM Diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144  jam.

Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :

a. K egiatan belajar mengajar : 51 jam b. Kegiatan terstruktur : 56 jam

c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam  j. Evaluasi

1. Evaluasi peserta

a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :

1. Pre test dan post test.

2. P engamatan saat berlangsungnya kegiatan, menyangkut :

1. Tertib Ibadah

2. Partisipasi kehadiran

3. S ikap (akhlaq al karimah)

3. Penilaian aktifitas menyangkut :

1. Tingkat keseriusan

2. Daya tangkap dan daya tanggap

3. Ketrampilan

4. Kepemimpinan

5. Kemandirian.

b. Penentuan kelulusan ditent ukan oleh Tim Instruktur bersama DPD

IM M sebagai penanggung jawab perkaderan.

2. Evaluasi Pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perk ad eran yang

dilakukan. Penilaian diarahkan pada aspek esensi dan teknis operasional.

3.2.3. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)

a. Pengertian

Latihan Instruktur Paripurna (LIP) adalah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan tenaga-tenaga instruktur tingkat Pusat, yang memiliki kewenangan mengelola perkaderan utama dalam lingkup

wilayah kepemimpinan Pimpinan Pusat IM M .

b. Tujuan

Terciptanya tenaga-tenaga instruktur yang mempunyai kualifikasi dan

kompetensi menjadi instruktur perkaderan di tingkat Nasional dan R egional.

c. Peserta

Peserta adalah anggota dan pimpinan IMM yang telah memenuhi syarat. Syarat peserta LIP, yaitu :

1. Telah lulus Latihan Instruktur Madya.

2. Mendapat mandat dari pimpinannya.

d. Penangung jawab

Penganggung jaw ab program adalah Dewan Pimpinan Pusat IMM atau

dilimpahkan kepada DPD.

e. Pelaksana

Pelaksana program adalah panitia yang dibentuk oleh DPP IMM.

f. Instruktur

Instruktur LIP adalah tim Instruktur yang ditetapkan oleh DPP IMM dan terdiri

(16)

1. 1 (satu) orang Master Of Training

2. 1 (satu) orang Imam Training

3. 5 (lima) orang anggota instruktur.

Persyaratan untuk dapat menjadi instruktur LIP adalah minimal telah lulus

Latihan Instruktur Paripurna.

g. Kurikulum

Kurikulum dan silabi ditentukan secara tersendiri.

h. Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Simulasi 4. Gladi 5. Penugasan/Observasi 6. Studi Kasus 7. Waktu

LIP diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) hari 6 (Enam) malam atau 144  jam.

Alokasi waktu 144 jam dibagi dalam :

a. K egiatan belajar mengajar : 51 jam b. Kegiatan terstruktur : 56 jam

c. Kegiatan tidak terstruktur : 37 jam

i. Evaluasi

1. Evaluasi peserta

a. Aspek yang dinilai meliputi aspek apektif, kognitif dan psikomotorik :

a. Pre test dan post test.

b. Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan,

menyangkut : 1. Tertib lbadah

2. Partisipasi kehadiran

3. S ikap (akhlaq al karimah) c. Penilaian aktifitas menyangkut

1. Tingkat keseriusan

2. D aya tangkap dan daya tanggap

3. Ketrampilan

4. Kepemimpinan

5. Kemandirian.

b. Penentuan kelulusan ditentukan oleh Tim Instruktur bersama DPP IMM

sebagai penanggung jawab perkaderan.

2. Evaluasi Pelaksanaan

Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan penyelenggara yang menyangkut pelaksanaan keseluruhan kegiatan perkaderan yang dilakukan.

(17)

BAB IV

TINDAK LANJUT PERKADERAN

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

A. PENDAHULUAN

IMM menetapkan pola perkaderan sebagai upaya pokok aktivitas kelembagaan yang menjadi urat nadi kegiatan. Segala bentuk kegiatan IMM pada dasarnya direfleksikan dalam

bentuk-bentuk konstruk perkaderan yang dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya

manusia muda, khususnya mahasiswa.

K egiatan resmi perkaderan dalam setiap komponen dan jenjang tidak berakhir dalam satuan

waktu tertentu yang terbatas dan insidental. Upaya itu mesti dilanjutkan dengan program pasca latihan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kualitas anggota secara kontinue dan

terprogram. Hal m i merupakan konsekuensi logis komitmen kekaderan IMM.

Disadari bahwa mengandalkan pembinaan kualitas kader melalui perkaderan utama saja tidak cukup dan sangat terbatas. Dengan demikian setiap struktur kepemimpinan IMM

bertanggung jawab untuk melaksanakan proses tindak lanjut perkaderan di lingkungannya.

B. PRINSIP FOLLOW UP

Proses tindak lanjut (follow up) perkaderan dilaksanakan dengan prinsip fleksibel dan

dinamis.

C. SIFAT DAN FUNGSI

Tindak lanjut perkaderan dilaksanakan dengan sifat

1. Silaturrahim, baik secara personal maupun kelompok.

2. Jaringan informal kualitatif, baik antara personal maupun profesional.

3. Promosi dan transformasi kader di kawasan persyarikatan, Um mat dan bangsa.

D. MATERI DAN BENTUK TINDAK LANJUT

Materi tindak lanjut (follow up) perkaderan herupa

1. Pendalaman ke-Islaman, keMuhammadiyahan, keilmuan, kemanusiaan, dan kelndonesiaan.

2. Pengembangan materi khusus profesional.

3. Kajian masalah kontemporer Bentuk pembinaan 1. Study W awasan 2. Penugasan 3. Kunjungan lapangan. 4. Pemagangan 5. Monitoring 6. Silaturrahim 7. Dll. E. PENANGGUNG JAWAB 1. Organisasi

Tindak lanjut perkaderan secara organisasional berada dalam tanggung jawab Bidang Kader

masing-masing level pimpinan.

2. Fungsional

S ecara fungsional tanggung jawab terletak pelatih di setiap level kepemimpinan.

F. KOMPONEN DAN JENJANG PENGKADERAN PENDUKUNG

Komponen dan jenjang perkaderan pendukung terbagi menjadi :

1. Perkaderan pendukung pokok :

Jenis- jenis perkaderan pendukung pokok :

a. Pelatihan Mubaligh.

b. Pendidikan P olitik

c. Pelatihan pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

(18)

e. Pelatihan Tarjih

f. Pelatihan Ketrampilan

g. Pelatihan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah

2. Perkaderan Pendukung Tambahan

(19)

Lampiran 1

MATERI PERKADERAN FORMAL IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

DARUL ARQAM

Alokasi Waktu Materi KBM

ALOKASI WAKTU/JAM

KELOMPOK JENIS MATERI

DAD DAM DAP

IDEOLOGIS Risalah Islamiah

KeMuhammadiyahan Ibadah Dakwah 9 4,5 3 1,5 6 3 3 3 6 3 -KEORGANISASIAN KEPEMIMPINAN Keilmuan Manajemen Sistem perkaderan Administrasi Permusyawaratan Kewirausahaan 4,5 3 -1,5 1,5 -4,5 4,5 3 3 1,5 3 4,5 3 3 -1,5 WAWASAN Sosiologi Antropologi

Sejarah Perjuangan Umat

Islam Filsafat Politik Pancasila -3 1,5 -2,5 2,5 1,5 3 1,5 1,5 1,5 1,5 -3 3 -TERAPAN Logika Komunikasi Teknik N egosiasi Retorika Metode Penelitian N etwork Planning 1,5 -3 -1,5 1,5 -3 1,5 1,5 1,5 1,5 S U P L E M E N Kapita Selekta Muatan Lokal -* 1,5. * 1,5 * Jumlah 34,5 52,5 39 Catatan

(20)

Lampiran 2

LATIHAN INSTRUKTUR

Alokasi Waktu Materi KBM

ALOKASI WAKTU

KELOMPOK JENIS MATERI

LIM LIP

IDEOLOGIS Risalah Islamiah

Kemuhammadiyahan Keimanan 5 5 3 5 4 3 KEORGANISASIAN – KEPEMIMPINAN Manajemen Umum Sistem P erkaderan Administrasi Manajemen Pelatihan 2 1 3 1 2 1 3 1

WAWASAN Metodologi Perubahan Sosial

Filsafat Manusia Filsafat A gama Filsafat Pendidikan

Psikologi

Analisa Pendekatan S istem

2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2

TERAPAN Manajemen Kelas

Dinamika K elompok Keinstrukturan

Pola Belajar Orang Dewasa Monitoring dan Evaluasi Pengenalan Potensi Diri

2 2 3 -1 2 2 2 3 2 2 2 S U P L E M E N Kebijakan Pendidikan Nasional Rekayasa Sumberdaya Manusia Muatan Lokal -2 * 2 2 -JUMLAH 96 51 Catatan

(21)

Lampiran 3

DARUL ARQAM

Alokasi Waktu Kegiatan Terstruktur

ALOKASI WAKTU/JAM JENIS KEGIATAN

DAD DAM DAP

Shalat Berjamaah Kuliah Singkat Tadarus Olah Raga Refleksi Wawancara Test T ertulis Penulisan Makalah Seminar

G ladi (Lagu-Lagu K epanitiaan, Dll) Survai Investigasi Resensi Buku 2,5 2 3 1,5 0,5 1 1 -2 -4,5 4 5 2,5 1 1 1 1 3 2 2 -3 6 6 10,5 3,5 2 1 3 3 20 -5 3 -Jumlah 12,5 28 63 LATIHAN INSTRUKTUR

Alokasi Waktu Kegiatan Terstruktur

Alokasi Waktu JENIS MATERI LIM LIP Shalat Berjamaah Kuliah Singkat Tadarus Olah Raga Refleksi Wawancara Test T ertulis Penulisan Makalah Seminar Gladi Keinstrukturan Survai/Observasi Apresiasi 3,5 3,5 4 2 1 1 1 3 4 3 1,5 1,5 6 6 6 3 2 1 3 7 12 4 3 3 JUMLAH 29 56

(22)

Lampiran 4

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

A. DARUL ARQAM DASAR

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM

Risalah Islamiah Ibadah Dakwah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Administrasi Permusyawaratan

Sejarah Perjuangan Umat

Islam di Indonesia Filsafat Logika Muatan Lokal Hakekat Islam Tauhid Al Qur’an Akhlak Islam

Sirah Nabi Muhammad Islam D an P eradaban

Filsafat Ibadah Islam

Ibadah Praktis Harian Metodologi Dakwah Islam

Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Gerakan Pembaharuan Di Indonesia Kepribadian Muhammadiyah

Sejarah Pendirian IMM Kepemimpinan IMM

Khittah dan Identitas IMM

Sistem K epemimpinan Islam Teori Leadership

Administrasi Organisasi M usyawarah D alam Islam Perjuangan Islam Di Indonesia

Dakwah Islam Dalam Masyarakat–

Indonesia

Membangun Logika Ilmiah

1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 * Catatan

(23)

Lampiran 5

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

B. DARUL ARQAM MADYA

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM

Risalah Islamiah Ibadah Dakwah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Administrasi Kewirausahaan Sosiologi Antropologi Sejarah Perjuangan Umat Filsafat Politik Komunikasi Retorika Metodologi penelitian Kapita selekta Muatan Lokal

Faham Agama Dalam M uhammadiyah

Ijtihad Dalam Islam Problema D unia Islam Jihad Dalam Islam Perbandingan Madzhab Pola K ebijakan Tarjih

Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah IMM Dakwah dan Tantangan Global (Pemurtadan)

Metode ijtihad tarjih

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Warga

Muhamma-diyah

Khittah Perjuangan M uhammadiyah IMM dan Gerakan Mahasiswa Nasional

IMM dan Transformasi Kader dalam Muhammadiyah IM M dan Transformasi Kader dalam Masyarakat Pola Kepemimpinan M uhammadiyah

Pola K epemimpinan Mahasiswa

Manajemen Organisasi Muhammadiyah

Sistem P erkaderan IMM

Sistem Perkaderan Muhammadiyah Administrasi D alam P andangan Islam Manajemen W iraswasta

W irausaha dalam Islam

Wirausaha Sukses (teori dan Pengalaman) Sosiologi Masyarakat Indonesia

Antropologi Budaya

Arah Perjuangan Muhammadiyah Kini dan Nanti

Epistimologi Islam

Aliran-aliran Filsafat Filsafat Pancasila

Kebijakan P olitik Nasional

Dasar-dasar komunikasi Komunikasi Massa Retorika dakwah

Metodologi penelitian ilmiah * * 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 * * Catatan

(24)

Lampiran 6

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

C. DARUL ARQAM PARIPURNA

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM

Risalah Islamiah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Kewirausahaan Sosiologi Antropologi Filsafat Komunikasi Retorika Metodologi penelitian Network P lanning Kapita selekta

Perjuangan Politik Umat Islam Indonesia Islam dan Kecenderungan Masa Depan Konsep Masyarakat Islam

G erakan Pemikiran Islam di Indonesia

Muhammadiyah dan Rekayasa Pemberdayaan

Umat

Ideologi Politik P erjuangan M uhammadiyah Kebijakan Politik Kem ahasiswaan

Metodologi Pemahaman IMM (Visi Intelektual,

Kultural dan M anajerial) Akhlaq Kepemimpinan

Pengembangan Manajemen Persyarikatan Profil Kader IMM

Pola dan Arah T ransformasi Kader IMM Kebijakan Ekonomi Nasional

Rekayasa Sosial Masyarakat Masa D epan Religius K ebudayaan

Filsafat Kekuasaan dalam Islam Filsafat G erakan (H arakah) Islamiah Politik Komunikasi dan Komunikasi Politik M oral Politik

Retorika Dakwah

M etodologi Penelitian Sosial

Teori dan P raktek Networking Planning

* 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 * Catatan

(25)

Lampiran 7

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

A. LATIHAN INSTRUKTUR DAERAH

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM

Risalah Islamiah Ibadah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Administrasi Perubahan Sosial Filsafat Psikologi Keinstrukturan Sumber Daya Muatan Lokal

Pemahaman dan P endalaman M ateri Tentang Hakekat Islam dan P risip-Prinsip Dasar Al Islam Pemahaman dan Pendalaman Dan Penertiban Praktek Ibadah Sehari-Hari

Wawasan Tentang Praktek Ibadah Sehari-Hari Menurut Pendirian Berbagai Madzhab

Pemahaman dan P endalaman M ateri Tentang Keyakinan Hidup Islami Menurut Muhammadiyah Filosofi G erakan Muhammadiyah

Reinterpretasi Pola dan Arah Gerakan IMM Tingkat Komisariat-Cabang-DP D

Manajemen Umum Manajemen Pelatihan Manajemen Kelas

Analisa Pendekatan S istem

Kajian Materi Perkaderan DAD dan DAM Administrasi U mum

Metodologi Perubahan Sosial Masyarakat Berkembang Filsafat Manusia Filsafat A gama Filsafat Pendidikan Psikologi Umum Psikologi P erkembangan Dinamika K elompok Teori dan P raktek

Analisa Peran

M onitoring dan E valuasi Pengenalan Potensi Diri

Rekayasa S umberdaya M anusia

* 5 2 3 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 * Jumlah 43 Catatan

(26)

Lampiran 8

SILABI MATERI PERKADERAN PER JENJANG

B. LATIHAN INSTRUKTUR NASIONAL

JENIS MATERI ASPEK BAHASAN JAM

Risalah Islamiah Ibadah Kemuhammadiyahan Ke-IM M-an Manajemen Sistem P erkaderan Administrasi Perubahan Sosial Filsafat Psikologi Keinstrukturan Pendidikan Sumber Daya Muatan Lokal

Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang Hakekat Islam dan Prisip-Prinsip Pergerakan Al

Islam

Kajian Masalah-masalah K ontemporer

Pemahaman dan Pendalaman Dan Penertiban

Praktek Ibadah Sehari-Hari

Wawasan Tentang Praktek Ibadah Sehari-Hari

Menurut Pendirian Berbagai Madzhab

Pemahaman dan Pendalaman Materi Tentang

Strategi Perjuangan Muhammadiyah Kontemporer

Profil Pimpinan Muhammadiyah (Analisis Masa

Depan)

Reinterpretasi Pola dan Arah Gerakan IMM Tingkat

DPD dan Skala Nasional Manajemen P ersonalia

Manajemen Pelatihan Manajemen Kelas

Analisa Pendekatan S istem

Kajian Materi Perkaderan IMM, D AM dan DAP Administrasi P ersonalia

Metodologi Perubahan Sosial Masyarakat Maju Filsafat Islam tentang M anusia

Filsafat Islam tentang K ehidupan Filsafat Pendidikan Islam

Psikologi Sosial

Psikologi Orang Dewasa

Psikologi Massa

Dinamika K elompok

Analisa Proses dan dinamika Keinstrukturan

M onitoring dan E valuasi Pengenalan Potensi Diri

Kebijakan Pendidikan Nasional Rekayasa S umberdaya M anusia

* 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 Catatan

(27)
(28)

   W   a    k    t  u    1    5    0    1    8    0    1    2    0    1    2    0    1    8    0    1    2    0    1    5    0    1    8    0    S    U    B .    P    O    K    O    K    B    A    H    A    S    A    N       -   P  e   n   g   e   r    t    i  a  n       -   T  u    j  u  a   n   p   e   n   g    k  a    d  e   r   a   n       -   K  o   m   p   o   n   e   n    &    j  e  n    j  a  n   g   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n       -   P  o    k  o    k  -  p   o    k  o    k  p   e   r    k  a    d  e   r   a   n       -   P  o    k  o    k  -  p   o    k  o    k  p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I       -   A  s   p   e    k  p   e   n   g   e   m    b  a   n   g   a   n   p   e   s   e   r    t  a       -   P  e   n   g   e   r    t    i  a  n   m   a   n   a    j  e  m   e   n       -   T  a    h  a   p   -   t  a    h  a   p   p   r   o   s   e   s   p   e    l  a    k  s  a   n   a   a   n   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n       -   U  r   a    i  a  n   m   a   n   a    j  e  m   e   n   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n       -   P  e   n   g   e   r    t    i  a  n       -   U  r   a    i  a  n   p   e   n    d  e    k  a    t  a  n   a   n    d  r  a   g   o   g    i    d  a   n   p   a   e    d  a   g   o   g    i       -   U  r   a    i  a  n    t  e  n    t  a  n   g    j  e  n    i  s   -   j  e  n    i  s  m   e    t  o    d  a   a   n    d  r  a   g   o   g    i    d  a   n   p   a   e    d  a   g   o   g    i       -   P  e   n   g   e   r    t    i  a  n    k  u   r    i    k  u    l  u  m       -   U  n   s   u   r   -  u   n   s   u   r    k  u   r    i    k  u    l  u  m       -   A  s   a   s    k  u   r    i    k  u    l  u  m       -   U  r   a    i  a  n    k  u   r    i    k  u    l  u  m   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I       -   P  e   n   g   e   r    t    i  a  n       -   F  u   n   g   s    i  e   v   a    l  u  a   s    i       -   T  e    k  n    i    k  e   v   a    l  u  a   s    i       -   P  e   n   g   a   n    t  a  r       -   T  u    j  u  a   n    d  a   n    f  u  n   g   s    i       -   P  r    i  n  s    i  p   -  p   r    i  n  s    i  p   p   e    l  a    k  s  a   n   a   a   n    D    i  n  a   m    i    k  a    K  e    l  o  m   p   o    k       -   P  e   n   g   e   r    t    i  a  n       -   T  u    j  u  a   n   p   e   n   g    k  a    d  e   r   a   n       -   P  o    k  o    k  -  p   o    k  o    k  p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I    I       -   A  s   p   e    k  p   e   n   g   e   m    b  a   n   g   a   n   p   s    t       -   U  r   a    i  a  n    k  u   r    i    k  u    l  u  m   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I    I       -   W  o   r    k  s    h  o   p    P    O    K    O    K    B    A    H    A    S    A    N    S    i  s    t  m    P  e   r    k  a    d  e   r   a   n    I    M  a   n   a    j  e  m   e   n    d  a   n    P  e   r    k  a    d  e   r   a   n    T  e   o   r    i    B  e    l  a    j  a  r    d  a   n    P  e   m    b  e    l  a    j  a   r   a   n    A  n   a    t  o   m    i    K  u   r    i    k  u    l  m    I    S    i  s    t  e   m   e   v   a    l  u  a   s    i    D    i  n  a   m    i    k  a    K  e    l  o  m   p   o    k    S    i  s    t  e   m    P  e   r    k  a    d  e   r   a   n    I    I    A  n   a    t  o   m    i    K  u   r    i    k  u    l  u  m    I    I    T    U    J    U    A    N    M    A    T    E    R    I    P    E    N    U    N    J    A    N    G    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   m   a    h  a   m   a   n    d  a   n   p   e   n   g   u   a   s   a   a   n   p   o    k  o    k  -  p   o    k  o    k  p   e   r    k  a   -   d  e   r   a   n    t    k    I    d  a   n   m   a   m   p   u   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n   n   y   a    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    d  a   n   p   e   n   g   u   a   s   a   a   n    t  e  n    t  a  n   g   m   a   n   a    j  e  m   e   n   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    d  a   n   m   a   m   p   u   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n   n   y   a    P  e   s   e   r    t  a   m   e   n   g   u   a   s   a    i  m   e    t  o    d  e   -  m   e    t  o    d  e   y   a   n   g    d    i  g  u   n   a    k  a   n    d  a    l  a  m   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I    P  e   s   e   r    t  a   m   e   n   g   u   a   s   a    i  g   a   r    i  s    b  e   s   a   r   m   a    t  e  r    i    d  a   n    t  u    j  u  a   n    k  u   r    i    k  u    l  u  m   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I    P  e   s   e   r    t  a   m   e   n   g   u   a   s   a    i    d  a   n   m   a   m   p   u   m   e   n   g    k    l  a  s    i    f    i    k  a   s    i    k  a   n   s    i  s    t  e  m   e   v   a    l  u  a   s    i   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    t  a  n    t  a  n   g   v   a   r    i  a  s    i    d    i  n  a   m    i    k  a    k  e    l  o  m   p   o    k    d  a   n   m   a   m   p   u   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n   n   y   a    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   m   a    h  a   m   a   n    d  a   n   p   e   n   g   u   a   s   a   a   n   s   e   r    t  a   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n   s    i  s    t  e  m   p   e   n   g    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I    I    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    d  a   n   w   a   w   a   s   a   n    d  a   n    k  e    t  r  a   m   p    i    l  a  n    t  e  n    t  a  n   g    k  u   r    i    k  u    l  u  m   p   e   n   g    k  a    d  e   r   a   n    t    k    I    I    T    U    J    U    A    N    M    A    T    E    R    I    P  e   s   e   r    t  a    d  a   p   a    t  m   e   n   g   u   a   s   a    i  p   o    k  o    k   -  p   o    k  o    k  p   e   n   g    k  a    d  e   r   a   n    I    M    M    d  a   n   m   a   m   p   u   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n   n   y   a    M  e   m    b  e   n    t  u    k    k  e   m   a    t  a  n   g   a   n   s    i    k  a   p ,    k  e    l  u  a   s   a   n   p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    d  a   n    k  e    t  r  a   m   p    i    l  a  n    d  a    l  a  m   m   e   n   g   e    l  o    l  a   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    M  e   m    b  e   n    t  u    k    k  e   m   a    t  a  n   g   a   n   s    i    k  a   p ,    k  e    l  u  a   s   a   n   p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    d  a   n    k  e    t  r  a   m   p    i    l  a  n    d  a    l  a  m   p   e   n   g   g   u   n   a   a   n   m   e    t  o    d  e   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   m   a    h  a   m   a   n    d  a   n   p   e   n   g   u   a   s   a   a   n    t  e  n    t  a  n   g    k  u   r    i    k  u    l  u  m   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m    i    l    i    k    i  p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    &   p   e   m   a    h  a   m   a   n    t  e  n    t  a  n   g   s    i  s    t  e  m   p   e   n   g    k  a    d  e   r   a   n    d  a    l  a  m    I    k  a    t  a  n    P  e   s   e   r    t  a   m   e   m   a    h  a   m    i    d  a   n   m   e   n   g   u   a   s   a    i   s   e   r    t  a   m   a   m   p   u   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n    P  e   s   e   r    t  a    d  a   p   a    t  m   e   n   g   u   a   s   a    i  p   o    k  o    k   -  p   o    k  o    k  p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    I    M    M    d  a   n   m   a   m   p   u   m   e   n   e   r   a   p    k  a   n   n   y   a    M  e   m    b  e   n    t  u    k    k  e   m   a    t  a  n   g   a   n   s    i    k  a   p .    K  e    l  u  a   s   a   n   p   e   n   g   e    t  a    h  u   a   n    d  a   n    k  e    t  r  a   m   p    i    l  a  n    d  a    l  a  m   m   e   n   g   e    l  o    l  a   p   e   r    k  a    d  e   r   a   n    M    A    T    E    R    I    T    U    J    U    A    N    M    A    T    E    R    I    I    N    D    U    K    M    A    T    E    R    I    I    N    D    U    K    N    O

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan industri skala kecil dan menengah seringkali lebih ditentukan oleh karakteristik produk atau jasa yang dihasilkanya.Seorang Wirausaha tidak asal dalam

Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang

Tata guna lahan pada tapak sendiri meliputi jalan masyarakat yang pada awalnya merupakan jalan kedaraan tambang, bekas kolam pengendapan, area reklamasi PT Arutmin Indonesia,

Bagaimana membaca dapat menjadi hal yang menyenangkan dan dapat menarik minat baca anak, sementara anak sudah tidak tertarik dengan buku yang sifatnya visual

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi akademik terhadap produktivitas sekolah di SD Negeri Kecamatan Tebas mencapai 37,0%

Melalui Paskah , kita dihantar menjadi anak-anak Allah yang hidup merdeka, yang mampu bersyukur, hingga mampu mengajak umat lainnya untuk membangun persaudaraan sejati, menjadi

speech functions spoken by Lennox, and whether the addressee replies or does not reply. the Lennox’s utterances with

Kolom Pencarian Berita, dapat digunakan untuk menampilkan hasil pencarian berita yang terdapat pada sistem ini sesuai dengan kata kunci yang diberikan oleh user. Masuk,